PENGARUH PENAMBAHAN ASAM ITAKONAT DAN N,N .../Pengaruh...asam itakonat (IA) dan...
Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN ASAM ITAKONAT DAN N,N .../Pengaruh...asam itakonat (IA) dan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENAMBAHAN ASAM ITAKONAT DAN
N,N’-METILENBISAKRILAMIDA TERHADAP
KARAKTERISTIK HIDROGEL κ-KARAGINAN
Disusun oleh :
CITA KURNIAWATI
M0307005
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dr. rer. nat. Atmanto Heru Wibowo, M.Si
Dipertahankan di depan Tim
Anggota Tim Penguji :
1. Drs. Mudjijono, Ph.D
NIP. 19540418 198601 1001
2. Dr. Desi Suci Handayani, M.Si
NIP. 19721207 199903
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini dibimbing oleh :
Pembimbing I
Dr. rer. nat. Atmanto Heru Wibowo, M.Si
NIP. 19740813 200003 1001
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada:
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
Drs. Mudjijono, Ph.D
19540418 198601 1001
1.....................................................
Dr. Desi Suci Handayani, M.Si
19721207 199903 2001
2.....................................................
Disahkan oleh
Ketua Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dr. Eddy Heraldy, M. Si
NIP. 19640305 200003 1002
1.....................................................
2.....................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH
PENAMBAHAN ASAM ITAKONAT DAN N,N’-METILENBISAKRILAMIDA
TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL κ-KARAGINAN” ini adalah
benar-benar karya saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juli 2012
Cita Kurniawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGARUH PENAMBAHAN ASAM ITAKONAT DAN N,N’-
METILENBISAKRILAMIDA TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL κ-
KARAGINAN
CITA KURNIAWATI
Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan pengaruh penambahan asam itakonat (IA) dan N,N’-metilenbisakrilamida (MBA) terhadap karakteristik hidrogel κ-karaginan. Hidrogel κ-karaginan disintesis melalui graftingkopolimerisasi asam itakonat (IA) ke dalam κ-karaginan, menggunakan kalium persulfat (KPS) sebagai inisiator radikal bebas dan N,N’-metilen bisakrilamida (MBA) sebagai agen pengikat silang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan monomer IA dan agen pengikat silang MBA terhadapswelling capacity dan ketahanan termal hidrogel κ-karaginan serta untuk mengetahui pengaruh pH media swelling terhadap swelling capacity hidrogel κ-karaginan. Gugus-gugus fungsi di dalam hidrogel κ-karaginan diidentifikasidengan spektra FTIR. Pengaruh penambahan IA dan MBA diamati melalui kemampuan swelling hidrogel κ-karaginan dan ketahanan termal hidrogel κ-karaginan yang diidentifikasi menggunakan TG-DTA. Hidrogel κ-karaginandengan penambahan MBA diuji swelling dengan variasi pH media swelling, yaitu dari 3 hingga 12.
Karakterisasi dengan menggunakan FTIR mengindikasikan terbentuknyahidrogel κ-karaginan, yang ditandai dengan munculnya serapan C=O ester pada daerah 1726 cm-1 dan hilangnya serapan C=C pada daerah 1627 cm-1. Uji swellingdari hidrogel menunjukkan bahwa swelling capacity hidrogel κ-karaginan tanpa adanya MBA lebih tinggi daripada hidrogel κ-karaginan dengan MBA. Penambahan IA menyebabkan kenaikan swelling capacity hidrogel κ-karaginandengan titik optimum pada massa asam itakonat 1 gram. Uji swelling pada variasi pH dari media swelling menunjukkan bahwa swelling capacity optimum pada kondisi asam dicapai pada pH 4, sedangkan pada kondisi basa dicapai pada pH 10. Karakterisasi menggunakan TG-DTA menunjukkan penambahan MBA tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ketahanan termal hidogel κ-karaginan. Penambahan IA menyebabkan penurunan ketahanan termal hidrogel κ-karaginan.
Kata kunci: κ-karaginan, asam itakonat, hidrogel, swelling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
EFFECT OF ITACONIC ACID AND N,N’-METHYLENEBISACRYLAMIDE
ADDITION TO THE CHARACTERISTICS OF κ-CARRAGEENAN
HYDROGEL
CITA KURNIAWATI
Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
The research of determination of the effect of itaconic acid (IA) and N, N'-methylenebisacrylamide (MBA) addition to the characteristics of κ-carrageenan hydrogel has done. Hydrogel from κ-carrageenan synthesized by grafting copolymerization of itaconic acid (IA) onto κ-karaginan, using potassium persulfate (KPS) as a free radical initiator and N,N'-methylenebisacrylamide(MBA) as crosslinking agent. The aims of this study are to determine the effect of IA and MBA addition on the swelling capacity and thermal resistance of κ-carrageenan hydrogel and to determine the effect of pH of swelling medium to the swelling capacity of κ-carrageenan hydrogels. The functional groups within the κ-carrageenan hydrogels was identified by FTIR spectra. The effect of adding IA and MBA was observed through swelling capacity and thermal resistance of κ-carrageenan hydrogel. Swelling capacity was identified by swelling measurementsand thermal resistance was identified by TG-DTA thermogram. Swelling capacity of κ-carrageenan hydrogel with MBA addition was determined in various pH of swelling medium from 3 to 12.
FTIR spectra indicated the formation of κ-carrageenan hydrogel, which is marked by the presence of C=O of esther absorption on 1726 cm-1 and the absence of C=C stretching on 1627 cm-1. Swelling measurements showed that the swelling capacity of κ-carrageenan hydrogel without MBA is higher than κ-carrageenan hydrogel with MBA. The addition of IA increased the swelling capacity of κ-carrageenan hydrogel with the optimum point on the 1 gram itaconic acid mass. Swelling measurements on the variation of pH from swelling medium showed that the optimum swelling capacity is achieved under acidic conditions at pH 4, whereas under alkaline conditions is achieved at pH 10. TG-DTA showedthe addition of MBA does not have a significant influence on thermal resistance of κ-carrageenan hydogel, while the addition of IA decrease thermal resistance of κ-carrageenan hydrogel.
Keywords : κ-carrageenan, itaconic acid, hydrogel, swelling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan”
(Amsal 1:7)
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka”
(Pengkhotbah 3:11a)
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”
(1 Petrus 5:7)
“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang
menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum”
(Mahatma Gandhi)
“Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri”
(Ibu Kartini)
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh”
(Confusius)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus.
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Ayah dan Ibu tercinta, atas segala doa, kasih sayang serta dukungan yang tak
pernah putus mengiringi setiap langkahku.
Mas Andre dan Mas Bela tersayang, atas segala doa dan dukungannya.
Dyta, saudara sekaligus sahabat tersayang, atas segala doa, dukungan dan
semangat yang membangkitkan.
Sahabat-sahabat terbaikku, atas segala tawa, tangis, canda, bantuan, dukungan,
nasihat, semangat dan kebersamaan selama ini.
Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Mahaesa yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun menyelesaikan karya ini. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya karya ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Eddy Heraldy, M.Si, selaku Ketua Jurusan Kimia
Fakultas MIPA UNS
2. Bapak Dr. rer. nat. Atmanto Heru Wibowo, M.Si, selaku
Pembimbing Skripsi
3. Ibu Prof. Dra. Neng Sri Suharty, M.S, Ph.D selaku Pembimbing
Akademik
4. Bapak Drs. Mudjijono, Ph.D selaku Penguji I yang telah
memberikan saran dan ketersediaannya untuk menjadi penguji
5. Ibu Dr. Desi Suci Handayani, M.Si selaku Penguji II yang telah
memberikan saran dan ketersediaannya untuk menjadi penguji
6. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan dukungannya
7. Teman-teman seperjuangan Ariadne Eldisinta Luna Putri dan Siwi
Aji Wijayanti atas semangat dan dukungannya
8. Berbagai pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan bimbingan, kritik dan saran
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat karya yang lebih baik. Namun
penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang telah ada.
Surakarta, Juli 2012
Cita Kurniawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………..………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. ii
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………….. iii
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………….. iv
HALAMAN ABSTRACT………………………………………………….... v
HALAMAN MOTTO………………………………………………………... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………... vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah……………………….……………..…… 3
2. Batasan Masalah……………………………………………… 4
3. Rumusan Masalah…………………………………………..… 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………..... 5
D. Manfaat Penelitian………………………………………..…......... 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Polimer……………………………………………………….. 6
2. Hidrogel……………………………………………………… 7
3. Grafting Kopolimerisasi……………………………………... 8
4. κ-Karaginan………………………………………………….. 9
5. Asam Itakonat………………………………………………... 10
6. N, N’-metilenbisakrilamida………………………………….. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Kalium Persulfat……………………………………………... 12
8. Swelling……………………………………………………… 13
B. Kerangka Pemikiran…………………...………………………….. 13
C. Hipotesis………………………………………………………...… 14
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian……..……………………………………...…... 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….. 16
C. Alat dan Bahan
1. Alat…………………………………………………………... 16
2. Bahan………………………………………………………… 17
D. Prosedur Penelitian
1. Sintesis hidrogel tanpa MBA………………………………… 17
2. Sintesis hidrogel dengan MBA………………………………. 17
3. Karakterisasi hidrogel
a. Identifikasi hidrogel dengan Fourier Transform Infra Red
(FTIR)……………………………………………………. 18
b. Penentuan swelling capacity dengan Uji Swelling……… 18
c. Analisis termal menggunakan Thermogravimetri-
Differential Thermal Analysis…………………………… 18
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data………………………….. 18
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Sintesis Hidrogel dari κ-Karaginan……………………………… 20
B. Karakterisasi Hidrogel κ-Karaginan
1. Karakterisasi menggunakan FTIR…………………………… 22
2. Analisis Termal Menggunakan TG-DTA……………………. 26
3. Swelling capacity
a. Pengaruh penambahan MBA…………………………….. 28
b. Pengaruh penambahan asam itakonat……………………. 29
c. Pengaruh perubahan pH………………………………….. 31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sifat-Sifat Asam Itakonat………………………………………….. 11
Tabel 2. Sifat-Sifat N,N′-Metilenbisakrilamida…………………………...... 12
Tabel 3. Data Hasil Analisis Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan FTIR... 24
Tabel 4. Data Hasil Analisis Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan FTIR... 25
Tabel 5. Data Penentuan Pengaruh Penambahan MBA…………………….. 41
Tabel 6. Data Penentuan Pengaruh Penambahan Asam Itakonat…………… 41
Tabel 7. Data Penentuan Pengaruh Perubahan pH………………………….. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Mekanisme Hidrasi Hidrogel………………..………………… 8
Gambar 2. Mekanisme Grafting Kopolimerisasi untuk Kopolimer Poli(A)
g-Poli(B)…………………..…………………………………… 9
Gambar 3. Struktur κ-Karaginan…...……………………………………… 10
Gambar 4. Struktur Asam Itakonat………...………………………………. 11
Gambar 5. Struktur N, N’-Metilenbisakrilamida…...……………………... 12
Gambar 6. Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat Tanpa MBA dengan Massa
Asam Itakonat: (a) 0 g; (b) 0,5 g; (c) 1 g; (d) 1,5 g; (e) 2 g dan
(f) 2,5 g………………………………………………………... 20
Gambar 7. Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan MBA dengan Massa
Asam Itakonat: (a) 0 g; (b) 0,5 g; (c) 1 g; (d) 1,5 g; (e) 2 g dan
(f) 2,5 g………………………………………………………… 21
Gambar 8. Spektra FTIR (a) κ-Karaginan, (b) Asam Itakonat dan (c)
Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat………………………………... 23
Gambar 9. Spektra FTIR (a) Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat Tanpa MBA
dan (b) Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan MBA………… 24
Gambar 10 Reaksi yang Mungkin Terjadi pada Sintesis Hidrogel κ-
Karaginan-Itakonat dengan MBA……………………………... 25
Gambar 11. Reaksi yang Mungkin Terjadi pada Sintesis Hidrogel κ-
Karaginan-Itakonat Tanpa MBA……………………………... 26
Gambar 12. Kurva TG-DTA dari κ-Karaginan……………………………... 26
Gambar 13. Kurva TG-DTA dari Asam Itakonat…………………………… 27
Gambar 14. Kurva TG-DTA dari Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat…………. 27
Gambar 15. Kurva TG-DTA dari Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat…………. 28
Gambar 16. Kurva Pengaruh Penambahan MBA terhadap Swelling
Capacity Hidrogel κ-Karaginan………………………………... 29
Gambar 17. Kurva Pengaruh Penambahan Massa Asam Itakonat terhadap
Swelling Capacity Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat……………. 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar 18. Kurva Pengaruh pH terhadap Swelling Capacity Hidrogel κ-
Karaginan-Itakonat…………………………………………….. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bagan Alir Cara Kerja………………………………………... 37
Lampiran 2. Pembuatan Larutan HCl dan NaOH………………………….. 40
Lampiran 3. Data Pengukuran Uji Swelling................................................... 41
Lampiran 4. Contoh Penghitungan Swelling Capacity…………………….. 42
Lampiran 5. Spektra FTIR…………………………………………………. 43
Lampiran 6. Termogram TG-DTA…………………………………………. 47
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Penurunan % Berat……………………... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir ini, penelitian mengenai hidrogel telah banyak
dilakukan. Hal ini dikarenakan hidrogel dapat dimanfaatkan di berbagai bidang
seperti kesehatan, farmasi, bioteknologi, pertanian serta industri makanan.
Menurut Saboktakin (2010), hidrogel merupakan polimer tiga dimensi yang
terikat silang, di mana strukturnya terdiri dari homo atau hetero kopolimer yang
mempunyai sifat hidrofilik, dengan kemampuannya untuk menyerap sejumlah
besar air. Kiatkamjornwong et al. (2002) menyatakan bahwa hidrogel mempunyai
daya absorpsi dengan kemampuan beberapa kali lipat dibandingkan dengan
beratnya sendiri dan tidak mudah melepaskannya.
Hidrogel berbahan dasar dari alam sangat menarik untuk diteliti karena
dapat meningkatkan sifat-sifat mekanik dari polimer alam. Di samping itu, adanya
bahan alami akan lebih menjamin biodegradabilitas dari suatu material. Oleh
karena sifatnya yang biokompatibel, biodegradabel dan non-toksik, maka
polisakarida dapat dijadikan sebagai bahan pilihan penyusun hidrogel.
Karaginan merupakan suatu polisakarida hasil ekstraksi getah rumput laut
dalam air atau larutan alkali dari alga merah (Rhodophyceae). Menurut
Wuriningtyas dan Chandra (2008), produksi karaginan di Indonesia sekitar 4000 -
4500 ton, untuk ekspor sekitar 3200 - 3500 ton dan sisanya dipasarkan di dalam
negeri. Karaginan merupakan salah satu polisakarida yang dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan hidrogel. Dafader et al. (2009) telah berhasil mensintesis
hidrogel dari κ-karaginan dan akrilamida melalui radiasi gamma. Sintesis hidrogel
juga telah dilakukan oleh Sadeghi et al. (2012) dengan cara grafting campuran
asam akrilat (AA) dan N-isopropilakrilamida (NIPAM) ke dalam κ-karaginan.
Willke dan Vorlop (2001) menyatakan bahwa asam itakonat (IA)
merupakan suatu senyawa hidrofil yang berasal dari fermentasi karbohidrat oleh
jamur. Asam organik tak jenuh dikarbonat ini dapat dengan mudah dimasukkan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam polimer, dan dapat berfungsi sebagai pengganti asam akrilik atau
metakrilat. Asam itakonat dapat dimanfaatkan dalam pembuatan hidrogel.
Betancourt et al. (2009) telah memanfaatkan asam itakonat dalam mensintesis
hidrogel melalui polimerisasi dengan etilen glikol. Jiang et al. (2010) juga telah
berhasil mensintesis hidrogel dari poliuretan dan asam itakonat.
Menurut Pourjavadi et al. (2005), salah satu metode untuk mensintesis
hidrogel adalah dengan grafting kopolimerisasi monomer vinil ke dalam
polisakarida. Grafting kopolimerisasi dari monomer seperti akrilonitril, asam
akrilat dan akrilamida ke dalam polisakarida seperti pati, selulosa dan turunannya
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Polimerisasi memerlukan suatu zat yang dapat menginisiasi terjadinya
reaksi polimerisasi yang disebut inisiator. Bhattacharya et al. (2009) membedakan
inisiator berdasarkan sistem kerjanya dalam menginisiasi reaksi polimerisasi,
yaitu yang bekerja secara redoks, yang bekerja dengan pembentukan radikal bebas
dan yang bekerja secara enzimatis.
Selain inisiator, grafting kopolimerisasi juga memerlukan suatu agen
pengikat silang yang berfungsi untuk menghasilkan ikatan silang dalam struktur
polimer. Menurut Saptono (2008), ikatan silang sangat berperan dalam
menentukan elastisitas. Ikatan silang berfungsi sebagai pengikat bentuk (shape
memory) yang memungkinkan terjadinya deformasi elastis dalam jumlah sangat
besar. Tanpa adanya ikatan silang, deformasi plastis akan lebih mudah terjadi.
Agen pengikat silang akan menentukan derajat ikat silang dalam suatu polimer, di
mana derajat ikat silang akan mempengaruhi swelling capacity dan kemampuan
absorbsinya. Swelling capacity juga dipengaruhi oleh lingkungan seperti suhu dan
kelembaban udara. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi swelling capacity
adalah ukuran partikel, luas permukaan dan besar pori material absorben serta pH
media swelling.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian untuk
mengetahui pengaruh penambahan monomer dan agen pengikat silang terhadap
karakteristik hidrogel dari karaginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
a. Pembentukan radikal bebas sulit dikendalikan pada saat proses inisiasi
kimia melalui reaksi asam itakonat dengan oksidator kalium persulfat.
Pengendalian pembentukan radikal bebas dapat dilakukan dengan
terminasi dan menggunakan inisiasi radiasi menggunakan foton γ dari
kobalt-60, di mana inisiasi ini lebih terkontrol. Namun inisiasi radiasi sulit
dilakukan karena keterbatasan dalam penyediaan alat serta besarnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk proses iradiasi.
b. Reaksi asam itakonat dan κ-karaginan dapat dilakukan pada suhu rendah
sehingga tidak memerlukan energi yang besar untuk pemanasan. Namun
penggunaan inisiator dalam reaksi tersebut memerlukan suhu yang tinggi.
Pemanasan dengan suhu tinggi dapat mengatasi hal tersebut, tetapi apabila
pemanasan dilakukan dengan suhu yang terlalu tinggi dapat terjadi
kerusakan pada reaktan.
c. Karakterisasi hidrogel hasil sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan
FTIR, AFM, TG-DTA dan uji swelling. Data yang diperoleh dapat
memberikan gambaran mengenai gugus-gugus fungsi, permukaan,
ketahanan termal dan kemampuan swelling hidrogel κ-karaginan. Tetapi
karakterisasi menggunakan AFM sulit untuk dilakukan karena kesulitan
melakukan preparasi sampel dan biaya yang harus dikeluarkan cukup
besar.
d. Swelling capacity dipengaruhi oleh kondisi pH media swelling dan ukuran
partikel. Uji swelling yang dilakukan pada hidrogel κ-karaginan dengan
ukuran partikel yang berbeda dapat mengetahui pengaruh ukuran partikel
terhadap swelling capacity, namun hal ini sulit dilakukan karena ukuran
partikel hidrogel κ-karaginan yang hampir sama. Pengaruh pH media
swelling terhadap swelling capacity hidrogel κ-karaginan dapat diketahui
dengan melakukan uji swelling hidrogel κ-karaginan pada pH media
swelling yang berbeda. Namun uji swelling ini memerlukan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
swelling dengan pH asam hingga basa, sehingga harus dilakukan
pembuatan media swelling dengan pH asam dan basa.
2. Batasan Masalah
a. Pembentukan radikal bebas dinisiasi melalui reaksi asam itakonat dengan
oksidator kalium persulfat dikendalikan dengan terminasi melalui
penambahan metanol, etanol dan hidroquinon. Karena penambahan
metanol lebih sering digunakan dalam sintesis hidrogel, maka di dalam
penelitian ini digunakan metanol (Kurniadi, 2010; Pourjavadi et al., 2005;
Sadeghi dan Yarahmadi, 2011).
b. Suhu thermostatic bath optimum untuk sintesis hidrogel adalah 50 - 80 ºC
(Kurniadi, 2010; Jiang et al., 2010; Isiklan et al., 2010) sedangkan suhu
optimum kalium persulfat dalam mengisiasi adalah 70 ºC (Pourjavadi et
al., 2005) sehingga suhu thermostatic bath yang digunakan sebesar 70 ºC.
c. Analisis yang digunakan adalah FTIR, TG-DTA dan uji swelling, di mana
data yang diperoleh dapat menggambarkan karakteristik hidrogel dari κ-
karaginan (Sadeghi et al., 2011).
d. Pengaruh kondisi swelling yang dipelajari adalah pH media swelling, di
mana media swelling dengan pH asam dibuat dari larutan HCl dan media
swelling dengan pH basa dibuat dari larutan NaOH (Pourjavadi, et al.,
2005).
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh penambahan asam itakonat terhadap swelling
capacity dan ketahanan termal hidrogel dari κ-karaginan?
b. Bagaimana pengaruh penambahan N,N’-metilenbisakrilamida terhadap
terhadap swelling capacity dan ketahanan termal hidrogel dari κ-
karaginan?
c. Bagaimanakah pengaruh pH media swelling terhadap swelling capacity
hidrogel dari κ-karaginan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah:
a. Mengetahui pengaruh penambahan asam itakonat terhadap swelling
capacity dan ketahanan termal hidrogel dari κ-karaginan.
b. Mengetahui pengaruh penambahan N,N’-metilenbisakrilamida terhadap
swelling capacity dan ketahanan termal hidrogel dari κ-karaginan.
c. Mengetahui pengaruh kondisi pH media swelling terhadap swelling
capacity hidrogel dari κ-karaginan.
D. Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah:
a. Dapat memberikan pengetahuan mengenai pembuatan hidrogel dari κ-
karaginan.
b. Dapat memberikan informasi pemanfaatan bahan alam sebagai bahan
dasar pembuatan hidrogel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Polimer
Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari pengulangan unit
yang kecil dan sederhana. Unit ulang dari polimer biasanya sama atau hampir
sama dengan monomernya. Polimer yang terbentuk bisa lurus, membentuk
cabang, dan membentuk ikatan silang. Panjang rantai suatu polimer ditentukan
melalui jumlah unit ulang dalam rantai, biasanya dinyatakan dengan derajat
polimerisasi (DP).
Proses polimerisasi oleh Flory dan Carothers dalam Radiman (2004)
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu polimerisasi kondensasi (step-reaction
polymerization) dan polimerisasi adisi (chain-reaction polymerization).
Polimerisasi kondensasi merupakan polimerisasi bertahap yang didasarkan pada
reaksi antara dua pusat aktif sehingga terbentuk senyawa baru dan hasil samping.
Bila molekul pereaksi memiliki dua gugus fungsi atau lebih, reaksi dapat berjalan
lebih lanjut membentuk rantai polimer yang panjang. Polimerisasi adisi
didasarkan pada pemutusan ikatan rangkap pada substrat. Pada polimerisasi adisi
biasanya terjadi reaksi rantai dengan melibatkan radikal bebas atau ion di
dalamnya. Polimerisasi ionik, polimerisasi radikal, dan polimerisasi Ziegler-Natta
termasuk ke dalam polimerisasi adisi (Stevens, 2001).
Radiman (2004) mengklasifikasi polimer dalam beberapa kategori.
Berdasarkan asalnya, polimer dibagi menjadi tiga macam, yaitu polimer alam,
polimer sintetik, dan polimer semisintetik. Polimer alam merupakan polimer yang
terbentuk di alam seperti protein dan polisakarida. Polimer alam biasanya dapat
terdegradasi dengan mudah. Polimer sintetik merupakan polimer buatan, hasil
sintesis manusia. Polimer semisintetik adalah polimer hasil sintetik manusia,
tetapi bahan dasarnya berasal dari polimer alam. Contoh polimer semisintetik
adalah selulosa asetat yang berasal dari selulosa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Hidrogel
Hidrogel merupakan polimer tiga dimensi yang terikat silang, di mana
terdiri dari kopolimer hidrofilik yang memiliki kemampuan untuk menyerap
sejumlah besar air. Seperti pernyataan Rosiak dalam Tamat et al. (2005), bahwa
hidrogel mempunyai kemampuan mengembang (swelling) dalam air, tetapi tidak
larut dalam air serta mempunyai kemampuan mempertahankan bentuk asalnya.
Karadag et al. (2001) menyebutkan bahwa hidrogel dapat diaplikasikan secara
luas dalam biomedicine, bioengineering, farmasi, pengobatan pada hewan,
industri makanan, dan agrikultura. Hidrogel digunakan sebagai sistem pelepasan
terkontrol pada obat, produksi organ buatan dan lensa kontak, serta sebagai
absorben dalam aplikasi lingkungan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak
diinginkan seperti air limbah dalam sanitasi, agrikultura dan industri.
Sifat hidrofilik dari hidrogel dipengaruhi oleh adanya gugus hidroksil,
gugus karboksilat, gugus amida, atau gugus hidrosulfit, sedangkan ketidaklarutan
dalam air dipengaruhi oleh struktur tiga dimensi dari hidrogel. Kemampuan
hidrogel untuk mengembang dalam air merupakan hasil dari keseimbangan antara
kekuatan sebar pada rantai hidrat dengan kekuatan kohesi yang tidak mencegah
penetrasi air ke dalam hidrogel (Kroschwitz, 1992).
Tamat et al. (2005) membedakan hidrogel berdasarkan asal-usulnya
menjadi hidrogel alami dan hidrogel sintetik. Komponen utama hidrogel sintetik
adalah monomer/polimer sintetik. Ditinjau dari sifat biologisnya, hidrogel dapat
bersifat biodegradabel (dapat dicerna oleh alam), non-biodegradabel (tidak dapat
dicerna oleh alam) dan bio-erodibel (dapat terkikis oleh alam). Hidrogel
biodegradabel umumnya berasal dari senyawa alami, misalnya karbohidrat dan
derivatnya yang mudah dicerna oleh enzim. Sementara itu, hidrogel non-
biodegradabel biasanya terbentuk dari senyawa sintetik. Hidrogel bio-erodibel
adalah salah satu jenis hidrogel yang turut terkikis dalam proses pemakaiannya.
Menurut Elliot (2004), ikatan utama hidrogel adalah gugus hidrofilik
karena terdiri dari gugus asam karboksilat (-COOH) yang mudah menyerap air.
Ketika hidrogel dimasukkan dalam air atau pelarut akan terjadi interaksi antara
polimer dengan molekul air. Interaksi yang terjadi adalah hidrasi. Mekanisme
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
hidrasi yang terjadi adalah ion dari zat terlarut dalam polimer seperti COO- dan
Na+ akan tertarik dengan molekul polar air seperti pada Gambar 1. Adanya ikatan
silang dalam hidrogel menyebabkan polimer tidak larut dalam air atau pelarut.
Gambar 1. Mekanisme Hidrasi Hidrogel (Elliott, 2004)
3. Grafting Kopolimerisasi
Kopolimerisasi merupakan suatu reaksi polimerisasi yang menggunakan
lebih dari satu jenis monomer. Seperti halnya polimerisasi biasa, mekanisme
kopolimerisasi dapat berlangsung melalui reaksi radikal bebas, reaksi
menggunakan inisiator ionik (kopolimerisasi anionik maupun kationik), dan
reaksi dengan katalis koordinasi seperti katalis Ziegler-Natta.
Menurut Radiman (2004), kopolimer (hasil kopolimerisasi) dibedakan
menjadi empat jenis. Jika dua unit monomer terikat berselang-seling dalam rantai
polimer maka produknya disebut kopolimer alterasi, sedangkan bila distribusinya
acak dikenal sebagai kopolimer acak. Jenis kopolimer ketiga adalah kopolimer
blok, yaitu jika terbentuk blok A dan blok B bersama. Jenis kopolimer keempat
disebut grafting kopolimer yang dapat terjadi jika satu unit ulang tercangkok
dengan rantai utama hanya mengandung satu macam kesatuan berulang.
Salah satu cara untuk mensintesa hidrogel dalam tahap preparasi adalah
melalui grafting kopolimerisasi. Tipe hidrogel yang paling banyak tersedia di
pasar komersial adalah grafting kopolimer pati–asam akrilat yang dipreparasi
melalui polimerisasi larutan (Kiatkamjornwong, 2007).
Athawale dalam Anah et al. (2010) menyatakan grafting kopolimer adalah
rantai makromolekular dengan satu spesies blok atau lebih yang disambungkan ke
rantai utama sebagai rantai sisi. Batang tubuh polimer utama, yaitu polimer (A)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang memiliki cabang-cabang rantai polimer (B) yang berasal dari titik yang
berbeda dan tercangkok pada sepanjang rantai utama, secara umum ditulis sebagai
poli(A)-grafting-poli(B) atau poli(A)-g-poli(B) seperti pada Gambar 2 (Mehr,
2005).
Gambar 2. Mekanisme Grafting Kopolimerisasi untuk Kopolimer Poli(A)-g-Poli(B) (Anah et al., 2010)
4. κ-Karaginan
Karaginan merupakan hasil ekstraksi getah rumput laut dalam air atau
larutan alkali dari alga merah (Rhodophyceae), yang termasuk senyawa golongan
polisakarida galaktan sulfat. Karaginan merupakan penyusun utama dinding sel
tanaman alga merah. Velde dan Ruiter (2005) menyebutkan bahwa struktur dasar
karaginan adalah ester sulfat kalium, natrium, kalsium, magnesium, atau amonium
dari polimer D-galaktosa yang terikat secara α-1,3 dan β-1,4. Berdasarkan
strukturnya, karaginan dibagi menjadi tiga jenis yaitu kappa (κ), iota (ι), dan
lamda (λ). Ketiga jenis karaginan tersebut mempunyai sifat kimia dan fisika yang
berbeda. Faktor penyebabnya adalah perbedaan jumlah dan letak gugus sulfat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
κ-Karaginan merupakan kopolimer linier yang disusun oleh residu D-
galaktosa-4-sulfat dengan ikatan α pada posisi 1,3 dan residu 3,6-anhidro-D-
galaktosa dengan ikatan β pada posisi 1,4. Beberapa satuan yang berikatan pada
posisi 1,4 kadang-kadang sebagai 3,6-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat, D-galaktosa-
2,6-disulfat atau D-galaktosa-6-sulfat. κ-Karaginan disusun oleh 38,1 % D-
galaktosa, 28,1 % 3,6-anhidro-D-galaktosa, dan 25-28 % sulfat sebagai OSO3Na.
Struktur κ-Karaginan ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur κ-Karaginan (Velde dan Ruiter, 2005)
5. Asam Itakonat
Asam itakonat pertama kali ditemukan pada tahun 1837 oleh Baup sebagai
hasil dekomposisi termal dari asam sitrat. Kemudian pada tahun 1932, Kinoshita
berhasil melakukan biosintesis asam itakonat dari karbohidrat dengan bantuan
fungi, Aspergillus itaconicus. Asam itakonat dihasilkan dari sumber daya alam
terbarukan, yakni dengan fermentasi molase, produk sampingan dari industri gula
(Bruna et al., 2005).
Willke dan Vorlop (2001) menyatakan bahwa asam itakonat (IA)
merupakan asam organik tak jenuh dikarbonat. Asam ini dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam polimer dan dapat berfungsi sebagai pengganti asam akrilik
atau metakrilat. Asam itakonat digunakan sebagai komonomer dalam resin dan
juga dalam pembuatan serat sintetis, sebagai pelapis, perekat, pengental dan
pengikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 4. Struktur Asam Itakonat (Bruna et al., 2005)
Struktur asam itakonat ditunjukkan oleh Gambar 4. Asam itakonat (IA)
merupakan suatu monomer vinil yang mengandung dua gugus karboksilat. Asam
itakonat dapat juga disebut dengan metilen butanedioat, asam metilen suksinat,
asam 3-karboksi-3-butanoat atau asam propilendikarboksilat. Tate (1981)
menyebutkan bahwa asam itakonat stabil pada keadaan asam, netral maupun
setengah basa pada suhu moderat. Sifat-sifat dari asam itakonat disajikan dalam
Tabel 1.
Tabel 1. Sifat-Sifat Asam Itakonat
Parameter Nilai
Rumus molekul C5O4H4
Berat molekul 130,1
Titik leleh 167-168 °C
Titik didih 268 °C
Kelarutan dalam air 83,103 g/L
Densitas 1,632 g/L (20 °C)
pH 2 (pada larutan air 80 mg/L)
pKa 3,84 dan 5,55
(Willke dan Vorlop, 2001)
6. N, N’-Metilenbisakrilamida
Reaksi pembentukan ikatan silang pada saat polimerisasi sangat penting
untuk menghasilkan jejaring polimer yang dapat menyerap air. Kemampuan
polimer dalam menyerap air sangat bergantung pada derajat ikat silang. N,N′-
metilenbisakrilamida (MBA) dapat bereaksi dengan gugus fungsi karboksil pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
rantai polimer sehingga terbentuk jejaring polimer. Sifat-sifat MBA dapat dilihat
dalam Tabel 2.
Tabel 2. Sifat-Sifat N,N′-Metilenbisakrilamida
Parameter Nilai
Rumus molekul C7H10N2O2
Berat molekul 154,17
Titik leleh 185 °C
Kelarutan dalam air 0,01-0,1 g/100 mL pada 18 °C
Densitas 1,235
(SNF Floerger, 2012)
Struktur MBA ditunjukkan oleh Gambar 5. MBA memiliki dua ikatan
rangkap yang reaktif, sehingga dapat tergabung ke dalam dua rantai yang berbeda
selama polimerisasi berlangsung (Salim dan Suwardi, 2009).
NH NH
O O
Gambar 5. Struktur N, N’-Metilenbisakrilamida (Wikipedia, 2012)
7. Kalium Persulfat (KPS)
Inisiator dibedakan berdasarkan sistem kerjanya dalam menginisiasi reaksi
polimerisasi. Menurut Bhattacharya et al. (2009), inisiator dibedakan menjadi
inisiator yang bekerja secara redoks, inisiator yang bekerja dengan pembentukan
radikal bebas maupun inisiator yang bekerja secara enzimatis. Untuk melakukan
grafting kopolimerisasi asam itakonat ke dalam karaginan diperlukan suatu
inisiator yang bekerja dengan pembentukan radikal bebas.
Kalium persulfat merupakan garam dengan rumus kimia K2S2O8 yang
berupa padatan kristal berwarna putih dan tidak berbau. Kalium persulfat biasa
digunakan sebagai inisiator radikal. Kalium persulfat bersifat higroskopis dan
harus disimpan di tempat yang kering.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kalium persulfat dapat dibuat dengan cara elektrolisis dari
campuran larutan kalium sulfat dan hidrogen sulfat dengan kepadatan arus tinggi.
Reaksinya : 2KHSO4K2S2O8 + H2
8. Swelling
Salah satu aplikasi dari hidrogel adalah sebagai absorben. Prinsip kerja
kebanyakan polimer adalah ikat silang (cross-linking) hidrofilik melalui proses
penggelembungan (swelling). Ketika air ditambahkan ke dalam polimer terjadi
interaksi antara polimer dengan pelarut yang melibatkan hidrasi dan pembentukan
ikatan hidrogen.
Kemampuan hidrogel dalam proses penggelembungan karena menyerap
air disebut swelling capacity. Swelling capacity dapat disebut juga sebagai
kapasitas absorpsi air. Menurut Buchholz et al. dalam Kurniadi (2010), kapasitas
absorpsi air (water absorption capacity/WAC) merupakan sifat penting dari
polimer absorben. Ada beberapa cara untuk mengukur WAC di antaranya metode
volumetrik yaitu dengan mengukur perubahan volume air sebelum dan sesudah
absorpsi, metode gravimetric dengan mengukur perubahan berat polimer
absorben, metode spektroskopi dengan mengukur perubahan spectrum UV
polimer dan metode microwave dengan dengan mengukur perubahan energi
absorpsinya.
Swelling dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor kimia dan
fisika. Faktor kimia seperti penambahan monomer, agen pengikat silang dan
perubahan pH media swelling dapat mempengaruhi swelling capacity. Sedangkan
faktor fisik seperti ukuran partikel, luas permukaan dan besar pori juga akan
menyebvabkan perubahan pada swelling capacity.
B. Kerangka Pemikiran
Hidrogel berbahan dasar dari alam sangat menarik digunakan karena dapat
meningkatkan sifat-sifat mekanik dari polimer alam. Oleh karena sifatnya
biokompatibel, biodegradabel dan non-toksik, maka polisakarida dapat menjadi
pilihan bahan penyusun hidrogel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
κ-karaginan merupakan salah satu polisakarida yang dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan hidrogel. Gugus hidroksil dan sulfat pada karaginan bersifat
hidrofilik sedangkan gugus 3,6-anhidro-D-galaktosa lebih hidrofobik. κ-karaginan
berasal memiliki gugus-gugus yang memungkinkan untuk terjadinya grafting
kopolimerisasi.
Asam itakonat yang merupakan suatu asam organik tak jenuh dikarbonat
dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam polimer dan dapat berfungsi sebagai
pengganti asam akrilik atau metakrilat. Asam itakonat memiliki dua gugus
karboksil yang bersifat hidrofilik. Penambahan asam itakonat akan meningkatkan
swelling capacity hidrogel dari κ-karaginan, karena meningkatnya hidrofilitas
(Pourjavadi et al., 2005).
Penambahan MBA sebagai agen pengikat silang dilakukan agar terbentuk
ikatan silang dalam hidrogel. Peningkatan konsentrasi MBA akan menurunkan
swelling capacity hidrogel dari κ-karaginan, karena terjadinya titik-titik ikatan
silang menyebabkan kepadatan jaringan polimer semakin besar sehingga ruang
tempat air masuk menjadi lebih kecil (Pourjavadi et al., 2005).
Pembuatan hidrogel dapat dilakukan melalui grafting kopolimerisasi asam
itakonat ke dalam karaginan dengan penambahan inisiator dan agen pengikat
silang. Gugus-gugus fungsi hidrogel dianalisis dengan FTIR, swelling capacity
diperoleh melalui uji swelling, dan ketahanan termalnya dianalisis dengan TG-
DTA.
Kondisi pH media swelling akan mempengaruhi swelling capacity
hidrogel dari κ-karaginan, karena pada pH yang berbeda akan terjadi perbedaan
interaksi antara hidrogel dengan lingkungan. Hal ini yang akan menyebabkan
kenaikan maupun penurunan swelling capacity hidrogel dari κ-karaginan (El-
Sayed et al., 2011).
C. Hipotesis
1. Penambahan asam itakonat akan meningkatkan swelling capacity dan
menurunkan ketahanan termal hidrogel dari κ-karaginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Penambahan N,N’-metilenbisakrilamida akan menurunkan swelling capacity
dan meningkatkan ketahanan termal hidrogel dari κ-karaginan.
3. Kondisi pH media swelling akan berpengaruh terhadap swelling capacity
hidrogel dari κ-karaginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental di
dalam laboratorium. Tahap pertama adalah sintesis hidrogel dengan merefluks
asam itakonat dalam beberapa variasi massa dan κ-karaginan dalam media
akuades dengan penambahan kalium persulfat kemudian dihilangkan kandungan
airnya. Tahap kedua adalah penentuan pengaruh penambahan agen pengikat
silang dengan menambahkan N,N’-metilenbisakrilamida dalam sintesis hidrogel
pada variasi massa asam itakonat. Selanjutnya dilakukan karakterisasi hidrogel
dengan FTIR, TG-DTA dan uji swelling.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sub Laboratorium Kimia FMIPA Universitas
Sebelas Maret pada bulan Januari-Juni 2012.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Seperangkat alat refluks
b. Termometer Alkohol 100 oC
c. Neraca analitik (Sartorius)
d. Peralatan gelas (Pyrex)
e. Stirrer dan Hot plate
f. Lumpang porselen
g. Oven (Hammer)
h. Pompa vakum
i. Seperangkat alat Fourier Tranform Infra Red (FT-IR) Shimadzu type FT-IR-
820431 PC
j. Seperangkat alat Thermogravimetric-Differential Thermal Analysis Shimadzu
type DTG 60H
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Bahan
a. κ-karaginan
b. Asam itakonat (E. Merck)
c. Kalium persulfat (E. Merck)
d. Metanol
e. Natrium hidroksida (E. Merck)
f. Asam klorida 37 % (E. Merck)
g. N,N’-metilenbisakrilamida (E. Merck)
h. Akuades
i. Kertas saring
j. Kertas pH universal
D. Prosedur Penelitian
1. Sintesis hidrogel tanpa MBA
Larutan asam itakonat (IA) dibuat dengan massa IA sebesar 0; 0,5; 1; 1,5;
2 dan 2,5 g masing-masing dalam volume 5 mL. Kemudian 1,0 gram κ-karaginan
dimasukkan ke dalam labu leher tiga beserta 35 mL akuades. Labu leher tiga
ditempatkan pada thermostatic bath dengan suhu 70 °C dan campuran diaduk
dengan magnetic stirer hingga homogen, lalu ditambahkan larutan IA. Campuran
distirer selama 15 menit dan setelah ditambahkan 0,2 g kalium persulfat yang
dilarutkan dalam 5 mL akuades, lalu direaksikan selama 60 menit. Setelah reaksi
selesai, hasil reaksi dibiarkan hingga mencapai suhu ruang lalu dituang pada
cawan dengan penambahan metanol 10 mL dan ditunggu hingga 24 jam,
kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50 °C selama 10 jam. Hidrogel
kering dihaluskan hingga menjadi bentuk serbuk.
2. Sintesis hidrogel dengan MBA
Larutan asam itakonat (IA) dibuat dengan massa IA sebesar 0; 0,5; 1; 1,5;
2 dan 2,5 g masing-masing dalam volume 5 mL. Kemudian 1,0 gram κ-karaginan
dimasukkan ke dalam labu leher tiga beserta 35 mL akuades. Labu leher tiga
ditempatkan pada thermostatic bath dengan suhu 70 °C dan campuran diaduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dengan magnetic stirer hingga homogeny, lalu ditambahkan larutan IA dan 0,1 g
MBA dalam 5 mL akuades. Campuran distirer selama 15 menit dan setelah
ditambahkan 0,2 g kalium persulfat yang dilarutkan dalam 5 mL akuades, lalu
direaksikan selama 60 menit. Setelah reaksi selesai, hasil reaksi dibiarkan hingga
mencapai suhu ruang lalu dituang pada cawan dengan penambahan metanol 10
mL dan ditunggu hingga 24 jam kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu 50 °C selama 10 jam. Hidrogel kering dihaluskan hingga menjadi bentuk
serbuk.
3. Karakterisasi hidrogel
a. Identifikasi hidrogel dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR)
Sampel dicampur dengan KBr, dibentuk pelet, ditempatkan pada wadah
sampel kemudian dianalisis dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR).
Pembacaan dilakukan dari 4000 – 400 cm-1 dengan resolusi setiap 2 cm-1.
b. Penentuan swelling capacity dengan Uji Swelling
Sampel (Wo) ditimbang (0,05 g) dan dibungkus dengan kertas saring yang
telah ditimbang beratnya (Wk), kemudian dimasukkan ke dalam 30 mL media
swelling. Setelah 24 jam, sampel diangkat dan diangin-anginkan hingga 15 menit
kemudian ditimbang (Wt).
Swelling capacity (g/g) = (Wt-Wo-Wk)/Wo
c. Analisis termal menggunakan Thermogravimetric-Differential Thermal
Analysis
Sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam pan aluminum kemudian
dianalisis dengan atmosfer N2 (gas nitrogen), heating rate 10 °C/menit dan gas
flow 50 mL/menit.
E. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
Data yang diperoleh dari analisa IR terhadap κ-karaginan, asam itakonat,
hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA dan hidrogel κ-karaginan-itakonat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dengan MBA adalah untuk mengamati perubahan gugus fungsi. Kemudian analisa
termal pada κ-karaginan, asam itakonat, hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa
MBA dan hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA dengan TG-DTA.
Uji swelling dilakukan pada hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA dan
hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA untuk mengetahui pengaruh
penambahan agen pengikat silang terhadap swelling capacity. Selanjutnya uji
swelling dilakukan pada hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA dengan
berbagai massa asam itakonat untuk mengetahui pengaruh penambahan asam
itakonat terhadap swelling capacity. Untuk mengetahui pengaruh kondisi pH
terhadap swelling capacity, uji swelling dilakukan pada media swelling dengan pH
berbeda dari 3-12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sintesis Hidrogel dari κ-Karaginan
Grafting kopolimerisasi pada κ-karaginan melalui proses polimerisasi
radikal bebas dengan inisiator kalium persulfat (K2S2O8) dalam kondisi tekanan
rendah yang dikondisikan menggunakan pompa vakum dilakukan untuk
mensintesis hidrogel dari κ-karaginan.
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Gambar 6. Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat Tanpa MBA dengan Massa Asam Itakonat: (a) 0 g; (b) 0,5 g; (c) 1 g; (d) 1,5 g; (e) 2 g dan (f) 2,5 g
Gambar 6 menunjukkan hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa penambahan
agen pengikat silang (N,N’-metilenbisakrilamida atau MBA). Hidrogel yang
dihasilkan terlihat keruh, rapuh dan mudah patah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Gambar 7. Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan MBA dengan Massa Asam Itakonat: (a) 0 g; (b) 0,5 g; (c) 1 g; (d) 1,5 g; (e) 2 g dan (f) 2,5 g
Sedangkan Gambar 7 menunjukkan hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan
penambahan MBA. Hidrogel κ-karaginan-itakonat yang diberi MBA menjadi
lebih keras dan lebih keruh namun mudah patah daripada hidrogel κ-karaginan-
itakonat tanpa MBA. Penambahan MBA berpengaruh terhadap sifat kelarutannya
di dalam air, yaitu hidrogel κ-karaginan-itakonat yang ditambah MBA lebih tidak
mudah larut dalam air.
Penggunaan κ-karaginan sebagai kerangka utama grafting karena
ketersediaannya yang melimpah di alam serta tersusun dari komponen-komponen
yang dapat dimodifikasi dengan cara grafting. Monomer yang ditambahkan
berupa asam itakonat yang memiliki gugus polar yaitu gugus karboksilat yang
dapat meningkatkan hidrofilitas. Hidrofilitas ini berpengaruh pada sifat
penyerapan air, di mana semakin besar hidrofilitasnya maka semakin besar pula
daya serapnya terhadap air. Asam itakonat juga memiliki ikatan rangkap yang
memungkinkan terjadinya kopolimerisasi grafting.
Reaksi kopolimerisasi grafting asam itakonat pada κ-karaginan
berlangsung pada media air. Hal ini dikarenakan asam itakonat dan κ-karaginan
dapat larut dengan baik dalam air. Air memiliki konstanta pemindahan rantai nol,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang menunjukkan bahwa air dapat mencegah terjadinya produk reaksi kompleks
yang diinisiasi oleh reaksi pemindahan rantai.
Tahap polimerisasi dimulai dengan pembentukan radikal yang terbentuk
dari pemanasan kalium persulfat pada suhu 70 °C. Radikal ini dapat menginisiasi
κ-karaginan menjadi reaktif. Unit lain atau monomer akan teraktivasi pula dan
bergabung melalui ikatan antar gugus reaktifnya, lalu secara kontinu bergeser ke
ujung rantai yang bebas (propagasi). Terminasi polimerisasi atau kopolimerisasi
dapat terjadi bila polimer atau kopolimer aktif bergabung membentuk rantai tak
aktif (a dead chain). Molekul pengikat silang (MBA) dapat masuk ke dalam
rantai-rantai secara simultan dan membentuk ikatan yang permanen antara rantai-
rantai tersebut (Kurniadi, 2010).
B. Karakterisasi Hidrogel κ-Karaginan
1. Karakterisasi Menggunakan FTIR
Karakterisasi gugus fungsi dari hidrogel κ-karaginan-itakonat dilakukan
dengan uji FTIR pada daerah bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Uji FTIR
dilakukan pada sampel κ-karaginan, asam itakonat, hidrogel κ-karaginan-itakonat
tanpa MBA dan hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA.
Spektra asam itakonat ditunjukkan oleh Gambar 8 (a), di mana terdapat
gugus-gugus spesifik pada 1307 (uluran C-O), 1408 (O-H tekuk), 1703 (uluran
C=O) dan 3635-2534 cm-1 (uluran O-H) yang mengarah pada gugus –COOH dan
1627 cm-1 yang mengarah pada C=C. Gambar 8 (b) menunjukkan spektra FTIR
dari κ-karaginan, di mana pada serapan 1072 (uluran C-O-C simetris) dan 1259
cm-1 (uluran C-O-C asimetris) membuktikan adanya ikatan glikosidik, sedangkan
ester sulfat ditunjukkan dengan adanya puncak pada 1377 (uluran O=S=O
asimetris), 1161 (uluran O=S=O simetris) dan 950-844 cm-1 (uluran S-O-C), yang
merupakan ciri khas dari κ-karaginan. Pita serapan yang melebar pada daerah
3100-3600 cm-1 disebabkan adanya vibrasi ulur dari gugus –OH.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 8. Spektra FTIR (a) κ-Karaginan, (b) Asam Itakonat dan (c) Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat
Gambar 8 (c) pada 1726 cm-1 menunjukkan adanya serapan C=O ester dari
hidrogel κ-karaginan-itakonat. Perbedaan serapan C=O karboksilat dengan C=O
ester, selain pada bilangan gelombangnya, juga ditandai dengan puncak yang
lebih tajam pada serapan C=O ester. Terbentuknya ester juga ditandai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
munculnya serapan C-O pada daerah 1192-1068 cm-1. Selain itu, hilangnya
serapan C=C pada 1627 cm-1 membuktikan terbentuknya kopolimer. Data analisis
FTIR dari κ-karaginan, asam itakonat dan hidrogel κ-karaginan-itakonat
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Hasil Analisis Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan FTIR
Bilangan Gelombang (cm-1)Jenis Vibrasi
κ-karaginan Asam Itakonat Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat
3429,43 3635,82-2534,46 3414-2615,47 O-H ulur
2954,95-2850,79 2951,09-2931,8 3005,1-2958,8 C-H ulur
- 1703,14 1726,29 C=O ulur
- 1627,92 - C=C ulur
1259,52-1072,42 1307,74 1192,01-1068,56 C-O ulur
731,02 725,23 734,88 -CH2- rocking
Gambar 9. Spektra FTIR (a) Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat Tanpa MBA dan (b) Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan MBA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 9 menunjukkan bahwa hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA
(a) dan hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA (b) terdapat perbedaan
spektra, karena penambahan MBA menyebabkan munculnya serapan C-N pada
1523 cm-1. Spektra tersebut menunjukkan adanya perbedaan daerah serapan
karena pengaruh gugus-gugus pada MBA. Perbedaan daerah serapan antara
hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA dan hidrogel κ-karaginan-itakonat
dengan MBA dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Hasil Analisis Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat dengan FTIR
Bilangan Gelombang (cm-1)Jenis Vibrasi
Hidrogel tanpa MBA Hidrogel dengan MBA
3412,08-2733,13 3414-2615,47 O-H ulur ( dan N-H ulur)
3105,39-2931,80 3005,1-2958,8 C-H ulur
1705,07 1726,29 C=O ulur
1217,08-1039,63 1192,01-1068,56 C-O ulur
734,88 771,53 -CH2- rocking
- 1523,76 C-N ulur
Reaksi yang mungkin terjadi pada sintesis hidrogel κ-karaginan-itakonat
dengan MBA dan sintesis hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA secara
berurutan ditunjukkan pada Gambar 10 dan Gambar 11.
O
OH
CH2OH
O
O
OH
H2C
+
(R-OH)
C
CH2
OH
O
CH2C
C
O
OH
C
NH
NH
C
OO
C
CH2
C
C
O
OR
CH2
OH
CH
CO
NH
NH
CO
HC
CH2
C
C
O
O
OH
OR
OO
SO4
O
Gambar 10. Reaksi yang Mungkin Terjadi pada Sintesis Hidrogel κ-Karaginan-
Itakonat dengan MBA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
O
OH
CH2OH
O
O
OH
H2C
+
(R-OH)
C
CH2
OH
O
CH2C
C
O
OH
C
CH2
C
C
O
OR
CH2
OH
C
CH2
C
C
O
O
OH
OR
OO
SO4
H2C
O
Gambar 11. Reaksi yang Mungkin Terjadi pada Sintesis Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat Tanpa MBA
2. Analisis Termal Menggunakan TG-DTA
Uji termal dengan menggunakan TG-DTA dilakukan pada empat sampel,
yaitu κ-karaginan, asam itakonat, hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA dan
hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA.
Gambar 12. Kurva TG-DTA dari κ-Karaginan
Gambar 12 menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat dari κ-karaginan
pada suhu 27 °C sampai 120 °C dengan penurunan berat sebesar 15 % yang
disebabkan adanya penguapan H2O secara endotermis. Kemudian pada suhu
220 °C sampai 320 °C terjadi penurunan berat sebesar 25 % karena terjadinya
dekomposisi κ-karaginan secara endotermis. Sedangkan pada suhu 480 °C sampai
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
0
20
40
60
80
100
120
0 200 400 600 800
DTA
(mik
rovo
lt)
% B
erat
Suhu (°C)
TGA
DTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
600 °C dengan penurunan berat sebesar 24 % terjadi degradasi κ-karaginan secara
endotermis.
Gambar 13. Kurva TG-DTA dari Asam Itakonat
Gambar 13 menunjukkan bahwa asam itakonat mengalami penurunan
berat yang cukup besar pada suhu 180 °C sampai 240 °C dengan penurunan berat
sebesar 89 % karena terjadi degradasi asam itakonat secara endotermis.
Gambar 14. Kurva TG-DTA dari Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat
-40
-30
-20
-10
0
10
0
20
40
60
80
100
120
0 200 400 600 800
DTA
(mik
rovo
lt)
% B
erat
Suhu (°C)
TGA
DTA
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
0
20
40
60
80
100
120
0 200 400 600 800
DTA
(mik
rovo
lt)
% B
erat
Suhu (°C)
TGA
DTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 14 menunjukkan bahwa hidrogel κ-karaginan-itakonat mengalami
penurunan berat pada suhu 27 °C sampai 120 °C dengan penurunan berat sebesar
6 % karena terjadi penguapan H2O secara endotermis. Kemudian pada suhu
160 °C sampai 200 °C terjadi penurunan berat sebesar 27 % yang disebabkan
terjadinya degradasi asam itakonat secara endotermis. Selanjutnya terjadi
penurunan berat sebesar 14 % pada suhu 220 °C sampai 320 °C karena
dekomposisi κ-karaginan secara endotermis. Sedangkan pada suhu 480 °C sampai
600 °C dengan penurunan berat sebesar 9 % terjadi degradasi κ-karaginan secara
endotermis.
Gambar 15. Kurva TG-DTA dari Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat
Penambahan MBA pada hidrogel κ-Karaginan-Itakonat tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kestabilan termal hidrogel. Hal ini dapat dilihat dari
Gambar 15, di mana kurva TG-DTA dari hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa
MBA dan hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan MBA memiliki kemiripan.
3. Swelling capacity
a. Pengaruh penambahan MBA
Penambahan MBA sebagai agen pengikat silang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penambahan MBA terhadap swelling capacity hidrogel κ-
0
20
40
60
80
100
120
0 200 400 600 800
% b
erat
Suhu (°C)
tanpa MBA
dengan MBA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
karaginan-itakonat. Penentuan pengaruh ini dilakukan dengan membandingkan
swelling capacity hidrogel κ-karaginan-itakonat tanpa MBA dan dengan MBA
pada pH 7 (netral).
Gambar 16. Kurva Pengaruh Penambahan MBA terhadap Swelling CapacityHidrogel κ-Karaginan-Itakonat
Pengaruh penambahan agen pengikat silang (MBA) ditunjukkan oleh
Gambar 16, di mana terlihat bahwa penambahan MBA pada hidrogel memberikan
swelling capacity yang lebih rendah dibandingkan dengan hidrogel yang tidak
diberi penambahan MBA. Hal ini terjadi sebagai akibat dari bertambahnya titik-
titik ikatan silang selama polimerisasi yang menyebabkan pembentukan jaringan
juga bertambah sehingga ruangan untuk tempat air yang masuk menjadi
berkurang, yang sesuai dengan penelitian Pourjavadi et al. (2005). Penambahan
agen pengikat silang sendiri berfungsi untuk meningkatkan sifat fisik hidrogel, di
mana melalui penambahan agen pengikat silang akan membuat hidrogel tidak
mudah larut dalam air.
b. Pengaruh penambahan asam itakonat
Penambahan monomer asam itakonat dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penambahan asam itakonat terhadap swelling capacity hidrogel κ-
karaginan-itakonat. Penentuan pengaruh ini dilakukan dengan membandingkan
0
10
20
30
40
0 1 2 3
Swel
ling
Capa
city
(g/g
)
Massa Asam Itakonat (g)
tanpa MBA
dengan MBA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
swelling capacity dari hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan massa asam itakonat
sebesar 0-2,5 g. Swelling dilakukan pada pH 7 (netral).
Gambar 17. Kurva Pengaruh Penambahan Massa Asam Itakonat terhadap Swelling Capacity Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat
Gambar 17 menunjukkan pengaruh penambahan massa itakonat terhadap
swelling capacity hidrogel κ-karaginan-itakonat. Swelling capacity meningkat
seiring dengan meningkatnya massa itakonat, namun kemudian menurun seiring
dengan peningkatan massa itakonat selanjutnya. Swelling capacity maksimum
terjadi pada hidrogel dengan massa itakonat 1 gram. Pourjavadi et al. (2005)
menyatakan kenaikan swelling capacity pada awal kenaikan massa monomer
terjadi karena semakin tinggi hidrofilitas dari hidrogel. Semakin tingginya
hidrofilitas hidrogel ini karena semakin banyak gugus hidrofil dalam hidrogel,
yaitu terjadi penambahan gugus karboksil yang berasal dari asam itakonat.
Penurunan swelling capacity terjadi karena semakin banyak asam itakonat akan
memperbesar kemungkinan terjadinya homopolimerisasi dan meningkatkan
viskositas media yang membatasi pergerakan dari radikal bebas dan molekul
monomer.
0
5
10
15
20
25
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Swel
ling
Capa
city
(g/g
)
Massa Asam Itakonat (g)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Pengaruh perubahan pH
Perubahan pH media swelling dapat mempengaruhi interaksi antara
hidrogel κ-karaginan-itakonat dengan lingkungan (media swelling), sehingga
mempengaruhi swelling capacity hidrogel κ-karaginan-itakonat. Penentuan
pengaruh perubahan pH ini dilakukan dengan membandingkan swelling capacity
hidrogel κ-karaginan-itakonat pada pH 3-12. Larutan pH 3-6 dibuat dari larutan
HCl dan larutan pH 8-13 dibuat dari larutan NaOH.
Gambar 18. Grafik Pengaruh pH terhadap Swelling Capacity Hidrogel κ-Karaginan-Itakonat
Pada Gambar 18, hidrogel menunjukkan perubahan swelling capacity pada
berbagai pH. Swelling capacity maksimum terjadi pada pH 4 dan pH 10. Di pH 3-
4, sebagian besar karboksilat terprotonasi menyebabkan swelling capacity
meningkat. Akan tetapi, pada pH 5-7 terjadi interaksi antar spesi ionik (ikatan
silang ionik) dan ikatan hidrogen yang menyebabkan terjadinya suatu ikatan
silang yang diikuti dengan penurunan swelling capacity. Pada pH 8-10, gugus
karboksilat terionisasi dan tolakan elektrostasik antar gugus karboksilat
menyebabkan peningkatan swelling capacity. Pada pH yang lebih tinggi (>10)
terjadi penurunan swelling capacity karena adanya “charge screening effect” dari
kelebihan Na+ di dalam media swelling yang akan melingkupi anion karboksilat
serta menghambat tolakan anion-anion, seperti yang diungkapkan oleh El-Sayed
et al. (2011).
0
5
10
15
20
25
30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Swel
ling
Capa
city
(g/g
)
pH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penambahan asam itakonat meningkatkan swelling capacity hidrogel dari κ-
karaginan dalam air dengan swelling capacity optimum sebesar 19,44 g/g
yang diperoleh pada penambahan asam itakonat sebanyak 1 g. Penambahan
asam itakonat juga menurunkan ketahanan termal hidrogel κ-karaginan.
2. Penambahan N,N’-metilenbisakrilamida menurunkan swelling capacity,
namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketahanan termal
hidrogel dari κ-karaginan.
3. Swelling capacity optimum hidrogel dari κ-karaginan terjadi pada pH 4 dan 10
dengan swelling capacity sebesar 27,49 g/g dan 25,13 g/g.
B. Saran
1. Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut dengan Scanning Electron
Microscopy (SEM) dan Surface Area Analyzer (SAA) untuk mengetahui
permukaan hidrogel.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi hidrogel sebagai absorben logam.