PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA...

145
PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh : SUMIATI PARAMBAN NIM : 1113081000076 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA...

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Kasus Pada Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh :

SUMIATI PARAMBAN

NIM : 1113081000076

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

ii

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Kasus Pada Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Sumiati Paramban

NIM : 1113081000076

Dibawah bimbingan

Pembimbing

Dr. Suhendra,. MM

NIP:197112062003121001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 8 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa :

1. Nama : Sumiati Paramban

2. NIM : 1113081000076

3. Program Studi : Manajemen

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai” (Studi Kasus pada Pusdiklat Pegawai

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Maret 2018

1. Hemmy Fauzan, SE., MM (_____________________)

NIP. 197608222007011014 Penguji I

2. Lili Supriyadi, MM (_____________________)

NIP. 1650505 198903 1 005 Penguji II

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sumiati Paramban

NIM : 1113081000076

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Manajemen

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Mei 2018

(Sumiati Paramban)

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 25 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

5. Nama : Sumiati Paramban

6. NIM : 1113081000076

7. Program Studi : Manajemen (Sumber Daya Manusia)

8. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

9. Judul Skripsi : “Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai” (Studi Kasus pada Pusdiklat Pegawai

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut

diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Mei 2018

1. Ela Patriana, Ir., MM ( )

NIP. 19690528200801201 Ketua

2. Dr. Suhendra,. MM ( )

NIP.197112062003121001 Sekretaris

3. Lili Supriyadi, MM ( )

NIP. 19600505 1989031005 Penguji Ahli

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Sumiati Paramban

Tempat, Tanggal Lahir : Balambano, 27 Agustus 1995

Alamat : DSN. BALAMBANO rt.001 rw. 000

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Handphone : 085396166530

E-mail : [email protected]

Pendidikan formal

2013 – 2018 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010 – 2013 : SMA NEGERI 1 WASUPONDA

2007 – 2010 : SMP NEGERI 1 NUHA

2001 – 2007 : SDN 259 BALAMBANO

Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Tato.p

2. Ibu : Ria

3. Alamat : DSN. BALAMBANO rt 001 rw 000

4. Handphone : 085342844672

Pengalaman Bekerja

2017 Praktek Kerja Lapangan di Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan

dan kebudayaan

vii

ABSTRACT

The development of the times at this time goes so fast. One area that is quite

influential is the field of Human Resources that can be developed skills and

competencies through the institution Pusdiklat Employees Ministry of Education

and Culture. In this research, researchers had the opportunity to conduct

research on Pusdiklat Pegawai Ministry of Education and Culture. The purpose

of this study is to explain the influence of work discipline and job satisfaction on

the performance of Pusdiklat Employees Employees Ministry of Education and

Culture. This type of research is quantitative. Population in this research is

employee Pusdiklat Employee Ministry of Education and Culture. The data were

collected using simple random sampling which was distributed to 55 respondents.

Data collection techniques in this study are questionnaires and library data. The

method used is multiple linear regression, with the help of SPSS 22 software. The

results of this study indicate that the effect of work discipline and job satisfaction

affect simultaneously and significantly to employee performance as indicated by

the level of significance F <α (0,000 <0.05) and R-square of 0.663. This means

that the contribution of the influence of work discipline and job satisfaction is

66.3%. While the remaining 33.7%, explained by other variables outside this

study. Partially, work discipline has a significant effect on employee performance

of 0.311 and job satisfaction has a significant effect on employee performance of

0.000.

Keywords: Work Discipline, Job Satisfaction, Employee Performance

viii

ABSTRAK

Perkembangan zaman pada saat ini berjalan dengan begitu cepat. Salah satu

bidang yang cukup mempengaruhi adalah bidang Sumber Daya Manusia

yang dapat dikembangkan keterampilan dan kompetensi melalui instansi

Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada penelitian

kali ini, peneliti berkesempatan melaksanakan penelitian pada Pusdiklat

Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menjelaskan pengaruh disiplin kerja dan kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini adalah pegawai Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Pengambilan data menggunakan simple random sampling yang

didistribusikan kepada 55 responden. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah kuesioner dan data pustaka. Metode yang digunakan

adalah regresi linear berganda, dengan bantuan software SPSS 22. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh disiplin kerja dan kepuasan kerja

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja pegawai seperti

yang ditunjukkan oleh tingkat signifikansi F < α (0,000 <0,05) dan R-square

sebesar 0,663. Artinya kontribusi pengaruh disiplin kerja dan kepuasan kerja

adalah 66,3%. Sedangkan sisanya 33,7%, dijelaskan oleh variabel lain diluar

penelitian ini. Secara parsial, disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai sebesar 0,311 dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai sebesar 0,000.

Kata Kunci : Disiplin Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja Pegawai

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi umat, keluarga

dan sahabatNya.

Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan izin dan

ketetapan dai Allah SWT. Namun penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

dukungan dan doa dari orang-orang terdekat penulis. Untuk itulah, peulis akan

menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak-pihak tersebut, yang

diantaranya adalah :

1. Allah SWT, Terima kasih sudah mendengar do’a-do’a hambanya.

2. Untuk kedua orang tua tercinta Bapak dan Mama yang selalu memberikan

semangat dan doa untuk cepat-cepat menyelesaikan perkuliahan (lulus).

Secuil persembahan kecil sebagai bukti pengabdian untuk Papa dan Mama

yang selalu sabar dalam segala hal.

3. Saudara-saudara kandungku (Suriyanti, Sinta, Feni, Ayu, Alif dan Sofyan)

yang selalu menyemangati dalam menjalani perkuliahan selama ini di

perantauan.

4. Keponakan ku yang lucu dan baik hati (Aan, Reyhan, Annisa, Al dan

Khaliga) .

x

5. Andriawan yang selalu memberikan dukungan, doa dan selalu menjadi

tempat curhat selama LDR-an.

6. Untuk tante Emi dan om Ketut yang selalu memberikan dukungan.

7. Bapak Ade Suherlan selaku dosen PA yang baik hati dan selalu

memberikan kebaikan kepada peneliti.

8. Bapak Dr. Suhendra,. MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi,terima kasih

telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulisan skripsi

ini.

9. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku kepala prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

10. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu baru dan

pengalaman baru kepada peneliti.

11. Bapak dan ibu pegawai yang ada dikantor Pusdiklat Kemdikbud yang

telah membantu peneliti selama magang dan melakukan penelitian

dikantor tersebut.

12. Sahabat – sahabat Anti Mainstream Nur Rahma Tiara Shinta dan Adelima

Karnila yang selama kuliah menemani dalam suka dan duka.

13. Sahabat Baper’s Kingdom Kevin Arasy, Dimas Nugraha yang selalu

memberikan support dan setia mendampingi selama kurang lebih 3 tahun.

Dan juga buat Alvika Rachma putri yang sudah aku anggap sebagai

saudara sendiri dan sudah setia mendampingi disegala keadaan dari awal

masuk UIN Jakarta sampai wisuda.

xi

14. Sahabat Tiya Intan Permatasari yang juga setia mendampingi disegala

keadaan dan mendewasa bersama.

15. Teman-teman Manajemen angkatan 2013, khususnya manajemen SDM

yang sudah seperti keluarga, doa terbaik dariku untuk kalian semua.

16. Teman-teman kosan (Alfiani, Noniki, Martha, Santi dan Fitri) yang sudah

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi

Akhir kata, penulis memahami bawasannya tak ada satupun di dunia

iniyang sempurna, tak ter kecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun

guna memberikan koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk

penulisan berikutnya.

Jakarta, Mei 2018

Sumiati Paramban

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 12

BAB II ............................................................................................................................... 14

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 14

A. Landasan Teori ...................................................................................................... 14

1. Manajemen Sumber Daya Manusia .................................................................. 14

2. Perilaku Organisasi ........................................................................................... 18

B. Disiplin Kerja ........................................................................................................ 19

1. Pengertian Disiplin Kerja .................................................................................. 19

2. Macam-Macam Disiplin Kerja .......................................................................... 21

3. Pendekatan Disiplin Kerja ................................................................................ 22

4. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja ............................................... 24

5. Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja ...................................................... 25

6. Indikator-Indikator Kedisiplinan ....................................................................... 28

C. Kepuasan Kerja ..................................................................................................... 33

1. Pengertian Kepuasan Kerja ............................................................................... 33

xiii

2. Variabel-Variabel Kepuasan Kerja ................................................................... 34

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ........................................ 36

4. Dimensi kepuasan kerja .................................................................................... 39

5. Teori Tentang Kepuasan Kerja ......................................................................... 40

D. Kinerja................................................................................................................... 44

1. Pengertian Kinerja ............................................................................................ 44

2. Jenis-Jenis Kinerja ............................................................................................ 46

3. Aspek-Aspek Kinerja ........................................................................................ 47

4. Indikator-Indikator Kinerja ............................................................................... 48

5. Kegunaan Penilaian Kinerja.............................................................................. 48

6. Syarat-Syarat Penilaian Kinerja ........................................................................ 50

E. Keterkaitan Antar Variabel ................................................................................... 51

1. Hubungan Antara Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai .................................... 51

2. Hubungan Antara Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai ........................ 52

F. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 53

G. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 55

H. Perumusan Hipotesis ............................................................................................. 56

BAB III ............................................................................................................................. 57

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................ 57

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 57

B. Metode Penelitian Sampel .................................................................................... 57

1. Penelitian Populasi ............................................................................................ 57

2. Penelitian Sampel .............................................................................................. 58

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 59

1. Data Primer ....................................................................................................... 59

2. Data Sekunder ................................................................................................... 61

D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 61

1. Uji Kualitas Data ............................................................................................... 61

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 62

3. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................................... 66

4. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 67

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 69

BAB IV ............................................................................................................................. 72

xiv

ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 72

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 72

1. Sejarah Singkat Perusahaan .............................................................................. 72

2. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 74

3. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 74

B. Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 75

1. Karakteristik Responden ................................................................................... 75

2. Uji Kualitas Data ............................................................................................... 79

3. Deskripsi Statistik ................................................................................................ 83

C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 88

1. Uji Normalitas ................................................................................................... 88

2. Uji Multikolinieritas .......................................................................................... 89

3. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................................... 91

D. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 93

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t ) ......................................................................... 93

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...................................................................... 95

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................ 96

E. Uji Koefisiensi Determinasi .................................................................................. 98

BAB V .............................................................................................................................. 99

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 99

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 99

B. Saran ..................................................................................................................... 99

1. Bagi Perusahaan ................................................................................................ 99

2. Bagi Akademisi ............................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 101

LAMPIRAN .................................................................................................................... 103

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian .............................................................................. 104

Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden ..................................................................... 110

Lampiran 3 : Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data ......................................................... 115

1. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Disiplin Kerja (X1) ................................. 115

2. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kepuasan Kerja (X2) .............................. 117

3. Lampiran Uji Validitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y) ........................ 119

Lampiran 4 : Hasil uji SPSS-Uji asumsi klasik .......................................................... 121

xv

1. Hasil Uji Normalitas Metode Grafik ............................................................... 121

2. Hasil Uji Normalitas Metode Statistik ............................................................ 121

3. Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................................. 122

4. Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Grafik ....................................................... 122

5. Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Statistik .................................................... 123

Lampiran 5 : Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis ................................................................ 124

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................................... 124

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .......................................................... 124

3. Hasil Analisis Linier Berganda ....................................................................... 124

4. Hasil Analisis Koefisien Determinan R Square .............................................. 124

Lampiran 6 : Hasil Wawancara ................................................................................... 125

Lampiran 7: Jumlah Pegawai Pusdiklat Kemdikbud .................................................. 126

Lampiran 8: Standar Penilaian Kinerja PNS ............................................................... 127

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Penilaian Kinerja Pegawai Pusdiklat Kemdikbud ...................................... 6

Tabel 1.2 Absensi Pegawai Pusdiklat Kemdikbud .................................................... 8

Tabel 1.3 Indikator Rendahnya Kepuasan Kerja ....................................................... 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 53

Tabel 3.1 Skala Likert ................................................................................................ 60

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian................................................................. 69

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .......................................................................... 75

Tabel 4.2 Usia Responden.......................................................................................... 76

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir ................................................................................... 77

Tabel 4.4 Masa Kerja ................................................................................................. 78

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas ........................................................................... 80

Tabel 4.6 Hasil Uj Reliabitas ..................................................................................... 83

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Variabel Disiplin Kerja ............................ 84

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Kepuasan Kerja .......................................................... 85

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Kinerja Pegawai.......................................................... 87

Tabel 4.10 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ..................................................... 89

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................................... 90

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 92

Tabel 4.13 Hasil Uji t ................................................................................................. 93

Tabel 4.14 Hasil Uji F ................................................................................................ 95

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 96

Tabel 4.16 Hasil Uji R2 ............................................................................................. 98

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 55

Gambar 4.1 Uji Normalitas Secara Grafik (P-Plot) ................................................... 88

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 91

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuisioner Penelitian ........................................................ 104

Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden .............................................. .110

Lampiran 3: Hasil Uji SPSS-Kualitas Data ......................................... .115

Lampiran 4: Hasil Uji SPSS- Uji Asumsi Klasik ................................ .121

Lampiran 5: Hasil Uji SPSS- Uji Hipotesis ......................................... .124

Lampiran 6: Hasil Wawancara ............................................................. .125

Lampiran 7: Jumlah Pegawai Pusdiklat Kemdikbud ............................ 126

Lampiran 8: Standar Penilaian Kinerja PNS ......................................... 127

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2015 Tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tugas

pokok KEMDIKBUD (kementerian pendidikan dan kebudayaan) adalah

menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pendidikan anak usia

dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat,

serta pengelolaan kebudayaan untuk membantu presiden dalam

menyelenggarakan pemerintah negara. Untuk mencapai tujuan tersebut,

maka dibutuhkan sumber daya aparatur atau yang lebih dikenal ASN

(aparatur sipil negara) yang berkualitas. Maka dari itu MENDIKBUD

membentuk Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

yang mempunyai visi yaitu “Terwujudnya ASN Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan yang profesional dan berkarakter melalui pelatihan yang

berkelanjutan”.

Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan

dalam setiap organisasi karena disamping sumber daya manusia sebagai

kekuatan tapi juga merupakan faktor penentu utama dalam tercapainya

tujuan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus memiliki

kompetensi yang tinggi dan professional. Hal tersebut akan tercapai

melalui peningkatan dalam berbagai aspek yang mencakup aspek

2

ekonomi, aspek budaya dan aspek intelektual. Sumber daya itu antara lain

sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta sumber daya manusia (pegawai).

Pegawai merupakan salah satu aset terpenting di dalam suatu

organisasi. Oleh sebab itu, di Pusdiklat Kemdikbud seorang pegawai

sebagai perencana dan pelaksana pembangunan perlu dibina dan

dikembangkan, agar memiliki kemampuan, berdedikasi dan berdisiplin

tinggi serta berprestasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

sehingga peranan pegawai akan semakin terasa penting, karena pada

hakekatnya pegawailah yang jadi pemikir, perencana dan pelaksana

pembangunan melalui organisasi yang dijalankan dimana mereka bekerja

untuk lebih berproduktif terhadap tugas-tugas yang dikerjakan. Untuk itu

sebagai pegawai juga dituntut untuk mempunyai sikap mental, tekad dan

semangat, kedisiplinan serta memiliki kinerja yang tinggi agar apa yang

dilaksanakan dalam tugas berjalan sesuai dengan rencana dan kebutuhan

organisasi.

Dalam hal ini peneliti juga telah melakukan wawancara dan

observasi kepada beberapa pegawai yang bekerja dikantor Pusdiklat

Kemdikbud. Berdasarkan hasil pra penelitian tersebut maka peneliti

memperoleh berbagai fenomena data dan informasi terkait variabel

peneliti. Salah satu informasi yang peneliti peroleh adalah bahwa dikantor

Pusdiklat Kemdikbud memiliki pegawai yang berjumlah 120 orang .

3

Tercapainya tujuan suatu lembaga atau organisasi tidak hanya

tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap,

tetapi justru lebih tergantung pada manusia (pegawai) yang melaksanakan

pekerjaan tersebut. Oleh karena itu pada lingkungan Pusdiklat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pegawai yang

berkualitas adalah pegawai yang melaksanakan pekerjaannya dan mampu

memberikan hasil kerja yang baik atau mempunyai disiplin tinggi yang

dibutuhkan oleh instansi untuk mencapai tujuan dan hasil produksi yang

tinggi. Untuk itu Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) berupaya mendapatkan pegawai yang terlibat dalam kegiatan

yang tentunya dapat menciptakan kinerja yang baik dalam mencapai target

yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan seseorang

dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Adapun pengertian kinerja, yang

dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya “Manajemen Prestasi”

yaitu: “Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi

kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan

penggunaan peralatan kantor”. (Dharma,1991:105). Setiap organisasi atau

intansi dalam melaksanakan program yang diarahkan selalu berdaya guna

untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu caranya adalah

meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai dapat bekerja dengan baik bila

memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang

baik.

4

Kinerja pegawai merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Strategi

peningkatan kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan kinerja

pegawai agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar strategi

peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka perusahaan perlu

mengetahui sasaran kinerja. Seorang pegawai dapat dikatakan

memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai

dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan

perusahaan. Tuntutan-tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh

setiap pegawai ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri pegawai

dan jika tidak dapat diatasi maka pegawai tersebut akan mengalami

penurunan semangat kerja dan disiplin kerja. Untuk mencapai kinerja

yang tinggi pimpinan perusahaan harus memperhatikan kepuasan kerja

dan disiplin kerja.

Setiap individu tentunya memiliki kualitas dan kuantitas yang

berbeda-beda, begitupun dengan pegawai dikantor Pusdiklat Kemdikbud.

Untuk melihat kualitas dan kuantitas dari masing-masing pegawai maka

perusahaan tentunya melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah penilaian secara periodik

pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tujuan

penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau

ketidakberhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil dan untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh

5

Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam melaksanakan

tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain

pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan,

pendidikan dan pelatihan, serta pemberian penghargaan. Penilaian

kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011. Unsur-unsur yang dinilai dalam

melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah kesetiaan, prestasi

kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama prakarsa dan

kepemimpian.

Adapun standar-standar atau nilai-nilai pelaksanaan pekerjaan

adalah rata-rata dari nilai sub-sub unsur penilaian. Hasil penilaian

pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam daftar penilaian pelaksanaan

pekerjaan yaitu: amat baik (91-100), baik (76-90), cukup (61-75), sedang

(51-60) dan kurang (50 kebawah). Dikantor Pusdiklat Kemdikbud tentu

mengharapkan agar para pegawainya memiliki hasil kerja yang berkualitas

dan memperoleh nilai dalam predikat amat baik yaitu 91-100.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti

memperoleh data penilaian kinerja pegawai pada tahun 2016 yaitu sebagai

berikut:

6

Tabel 1.1

Data Penilaian Kinerja Pegawai Pusdiklat Kemdikbud Tahun 2016

Skor Banyaknya Pegawai Persentase

91-100 18 Pegawai 15,25 %

76-90 100 Pegawai 84,75 %

61-75 - -

51-60 - -

50 kebawah - -

Total 118 Pegawai 100 %

Sumber: Data Subbagian Kepegawaian Pusdiklat Kemdikbud

Berdasarkan tabel 1.1 tentang penilaian kinerja pegawai pada tahun

2016 diatas, yang menunjukkan bahwa penilaian kinerja pegawai masih

belum sesuai dengan target yang diharapkan kantor Pusdiklat Kemdikbud

yaitu mendapatkan skor nilai sangat baik, karena hasil penilaian yang

diperoleh pegawai masih banyak yang belum mencapai angka 91 keatas

yaitu sebanyak 100 pegawai sedangkan pegawai yang sudah masuk dalam

kategori penilaian kinerja sangat baik hanya 18 pegawai. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja pegawai Pusdiklat Kemdikbud masih perlu

ditingkatkan agar dapat mencapai target sesuai harapan kantor Pusdiklat

Kemdikbud.

Dalam kaitan memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan,

maka Pusdiklat Pegawai Kementerian dan Kebudayaan sangat

membutuhkan pegawai yang memiliki komitmen dan disiplin yang tinggi

7

dalam melakukan suatu pekerjaan. Disiplin kerja merupakan salah satu

komponen yang turut menentukan baik buruknya kinerja seseorang.

Pegawai yang disiplin dalam bekerja akan cenderung untuk melakukan

segala aktivitasnya sesuai dengan tata aturan, standar maupun tugas dan

tanggung jawab yang menjadi kewajibannya. Kepatuhan terhadap

peraturan maupun standar kerja yang telah ditetapkan oleh manajemen

merupakan jaminan keberhasilan pencapaian tujuan oleh individu dalam

organisasi yang bersangkutan yang paa gilirannya akan mempengaruhi

standar kinerja organisasi tersebut.

Menurut Rivai (2011) disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mentaati

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Untuk memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan oleh

Pusdiklat Kemdikbud tersebut maka pegawai dituntut untuk memiliki

disiplin yang tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan. Akan tetapi

peraturan tersebut tidak sepenuhnya diikuti oleh pegawai-pegawai

terutama dalam hal kehadiran dikantor. Pernyataan tersebut didukung oleh

hasil pra penelitian yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara

kepada beberapa pegawai yang bekerja dipusdiklat kemdikbud

menyatakan bahwa kedisiplinan dikantor tersebut dinilai masih belum

maksimal terutama dalam hal kehadiran. Menurut mereka hal tersebut

8

terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah karena faktor macet di

pagi hari terutama bagi pegawai yang tinggal lumayan jauh dari kantor

atau karena pegawai tersebut memang kurang disiplin. Hasil wawancara

tersebut juga didukung dengan data kehadiran pegawai yang peneliti

dapatkan dari hasil penerapan finger print yang diberikan oleh bagian

kepegawaian. Berikut adalah data rekapitulasi absensi pegawai pada tahun

2016.

Tabel 1.2

Absensi Pegawai Tahun 2016

Sumber: Data Subbagian Kepegawaian Pusdiklat Kemdikbud

Bulan Jumlah

pegawai

Total

keterlambatan

Total tepat

waktu

Rata-rata kurang

jam kerja

Januari 120 46 74 1:44 jam

Februari 120 26 94 2:09 jam

Maret 120 33 87 1:32 jam

April 120 51 69 1:35 jam

Mei 120 36 84 2:08 jam

Juni 120 62 58 0:48 jam

Juli 120 45 75 1:38 jam

Agustus 120 63 57 1:26 jam

September 120 71 49 1:38 jam

Oktober 120 53 67 1:18 jam

November 120 63 57 1:06 jam

Desember 120 46 74 1:13 jam

9

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, maka dapat diketahui bahwa tingkat

keterlambatan dikantor Pusdiklat Kemdikbud cukup tinggi yaitu pada bulan

september sebanyak 71 pegawai dan paling sedikit pada bulan Februari yaitu

sebanyak 26 pegawai. Akan tetapi untuk nilai rata-rata kurang jam kerja yang

paling tinggi berada pada bulan Februari yaitu sebanyak 2 jam 9 menit kemudian

tertinggi kedua yaitu pada bulan Mei sebanyak 2 jam 8 menit dan yang paling

rendah diantara beberapa bulan tersebut yaitu bulan Juni dengan total rata-rata 48

menit. Maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa diantara pegawai

tersebut yang masih kurang disiplin dalam hal kehadiran padahal setiap pegawai

telah diberikan toleransi waktu 30 menit dari batas waktu yang telah ditetapkan

kantor yaitu 7:30 sehingga batas waktu maksimal kedatangan adalah 08:00.

Kemudian pegawai yang datang terlambat dapat mengganti kekurangan jamnya

setelah jam pulang yang telah ditentukan oleh kantor.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah kepuasan

kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya

dan merupakan peranan penting dalam rangka menciptakan kinerja yang

optimal. Ketika seseorang mendapatkan kepuasan dalam bekerja maka ia

akan berupaya semaksimal mungkin dengan kemampuannya untuk

menyelesaikan pekerjaannya, sehingga produktivitas dan kinerja pegawai akan

meningkat secara optimal. Menurut Winardi (2004: 137) kepuasan kerja

merupakan sebuah kondisi akhir (end stated) yang timbul karena tercapainya

tujuan tertentu sebagaimana yang diharapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil

observasi yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara kepada 10

10

orang pegawai maka diperoleh informasi bahwa terdapat permasalahan

mengenai rendahnya kepuasan kerja pegawai yang diukur dengan indikator

kepuasan kerja menurut Winardi (2004:143) dan disajikan dalam tabel 1.3 sebagai

berikut.

Tabel 1.3

Indikator rendahnya kepuasan kerja pada Pusdiklat Kemdikbud

Indikator kepuasan

kerja menurut Winardi

(2014)

Pertanyaan

Jawaban

Ya

(%)

Tidak

(%)

Gaji Apakah gaji yang bapak/ibu terima

sudah sesuai dengan beban kerja

bapak/ibu?

70% 30%

Pekerjaan itu sendiri Apakah bapak/ibu mampu

menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan sesuai dengan target?

50%

50%

Promosi

Apakah setiap pegawai yang

memiliki hasil kinerja yang baik

mendapatkan kesempatan yang sama

untuk promosi jabatan?

60%

40%

Supervisi Apakah supervisor selalu mengawasi

pekerjaan pegawai sampai selesai?

20% 80%

Rekan kerja

Apakah bapak/ibu menjalin

keakraban dengan rekan kerja baik

didalam maupun diluar kantor?

70%

30%

Sumber :Hasil wawancara,2018

Berdasarkan tabel 1.3 diatas diperoleh informasi bahwa dari 5 indikator

tersebut yang paling berpengaruh terhadap menurunnya kepuasan kerja pegawai

dapat dilihat pada angka persentase jawaban tidak. Indikator supervisi menduduki

11

peringkat pertama yang memiliki angka persentase tertinggi diantara indikator-

indikator lainnya yaitu 80% menjawab tidak dan 20% menjawab iya, dimana

hubungan antara atasan dan bawahan masih rendah sehingga menyebabkan

kurangnya komunikasi pada saat pegawai melakukan pekerjaan.

Kemudian indikator yang kedua adalah indikator pekerjaan itu sendiri

dengan angka persentase 60% yang menjawab tidak dan 40% yang menjawab iya,

dimana pegawai sering tidak yakin untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan sesuai target karena beberapa diantara mereka menduduki jabatan yang

tidak sesuai dengan kemampuan kerjanya sehingga dalam penyelesaian pekerjaan

selalumemerlukan bantuan baik dari atasan maupun rekan kerjanya.

Sedangkan untuk indikator promosi memiliki persentase 40% yang

menjawab tidak dan 60% yang menjawab iya. Dan indikator yang terakhir adalah

indikator gaji dan rekan kerja memiliki persentase yang sama yaitu 50% yang

menjawab iya dan 50% lainnya menjawab tidak.

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka permasalahan

yang akan dibahas adalah adakah “PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN

KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS

PADA PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

12

1. Secara parsial adakah pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai

Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?

2. Secara parsial adakah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?

3. Secara simultan adakah pengaruh disiplin kerja dan kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap

kinerja pegawai Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja pegawai Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja dan

kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Pusdiklat Pegawai

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemudian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya :

13

1. Bagi Perusahaan

Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan atau rekomendasi bagi pimpinan Pusdiklat Pegawai

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam merumuskan

kebijaksanaan tentang disiplin kerja dan kepuasan kerja guna

meningkatkan kinerja pegawai.

2. Bagi Lembaga Pendidikan dan Akademisi

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi

bagi peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian selanjutnya

dibidang manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat melakukan suatu perbandingan

antara pengetahuan teoritis dengan praktek yang diterapkan oleh

Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

terhadap disiplin kerja dan kepuasan kerja yang mempengaruhi

kinerja dari pegawainya.

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan

bidang strategis dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia

harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional

untuk mengelolah orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan

pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan

mengelolahnya.

Menurut Simamora dalam (Sutrisno,2016:5) manajemen

sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan,

penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota

organisasi atau kelompok pekerja.

Menurut Dessler dalam (Sutrisno,2016:5), manajemen

sumber daya manusia merupakan suatu kebijakan dan praktik yang

dibutuhkan seseorang yang menjalankan aspek “orang” atau

sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi

perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian.

Sedangkan menurut (Hasibuan, 2017:10), manajemen

sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien

15

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

b. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan

mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini

berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting dan dominan

dalam manajemen. MSDM mengatur dan menetapkan program

kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut

(Hasibuan, 2017:14)

Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang

efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job

description, job spesification, job requirement, dan job

evaluation.

Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan

berdasarkan asas the right man in the right place and the right

man in the right job.

Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi,

dan pemberhentian.

Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia

pada masa yang akan datang.

Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

perkembangan perusahaan pada khususnya.

16

Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan

sejenis.

Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh

Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi

karyawan.

Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.

Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.

c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif

serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

membantu terwujudnya tujuan.

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganusasi semua

karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan

organisasi.

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, mau

bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu

tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan

agar menaati semua peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja

sesuai dengan rencana.

17

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan

orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis

teoritis, konseptual, dan moal karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan.

Kompensasi adalah pemberian jasa langsung dan tidak

langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan

jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk menyatukan kepentingan

perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama

yang serasi dan saling menguntungkan.

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar

mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan

kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik maka

sulit terwujudnya tujuan yang maksimal.

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

suatu perusahaan.

18

2. Perilaku Organisasi

a. Definisi Perilaku Organisasi

Davis et.al. dalam (Umar:2013) mendefinisikan perilaku

organisasi sebagai suatu telaah dan penerapan pengetahuan tentang

bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi. Perilaku

organisasi adalah sarana manusia bai keuntungan manusia.

Menurut Veithzal Rivai, Zainal, dkk (2014:171) Perilaku

organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek

tingkah laku manusia dalam suatu kelompok tertentu. Hal ini

meliputi aspek yang ditimbulkan oleh perilau organisasi tehadap

manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh

manusia tehadap organisasi.

Sedangkan menurut Robbins (2006) perilaku organisasi

adalah sutau bidang yang menyelidiki dampak perorangan,

kelompok dan struktur pada perilakudalam organisasi dengan

maksud menerakan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki

keefektifan organisasi.

b. Permasalahan Dalam Perilaku Organisasi

Menurut Robbins dalam Umar (2013), permasalahan pokok dalam

perilaku organisasi dapat terbagi dua yaitu:

Permasalahan pokok individu dalam organisasi seperti

karakteristik biografis seperti usia, jenis kelamin, status

keluarga dan masa kerja, kemampuan intelektual dan

19

kesehatan fisik, kepribadian, seperti stress, kesadaran diri dan

sikap berbudaya, belajar, persepsi seperti kepuasan kerja dan

inisiatif pengambilan keputusan, nilai, sikap dan keputusn

kerja, motivasi.

Permasalahan pokok kelompok dalam organisasi seperti

interaksi kelompok, perilaku kelompok, sumber daya anggota

kelompok, struktur kelompok, kondisi eksternal kelompok, tim

kerja, komunikasi, kepemimpinan, keleluasan dan politik,

konflik, perundingan dan perilaku antar kelompok.

B. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Secara umum kedisiplinan seseorang dapat dilihat dari

perilaku orang tersebut dalam menjalankan tugasnya. Secara

lebih mendalam kedisiplinan memuat dimensi sikap yang

melibatkan mental seseorang. Adapun beberapa pendapat para ahli

tentang definisi kedisiplinan antara lain :

Menurut Rivai (2011) disiplin kerja adalah suatu alat untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah

suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Hasibuan (2017:193) bahwa Kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan

20

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini

adalah sikap seseorang yang secara suka rela mentaati semua

peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan

kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, perbuatan seseorang

yang sesuai dengan perusahaan baik tertulis maupun tidak.

Menurut Singodimedjo dalam (Sutrisno,2015:86),

mengatakan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan

untuk mematuhi dan menaati norma-norma yang berlaku

disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat

tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi

penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan demikian disiplin sangatlah baik bagi individu yang

bersangkutan maupun oleh organisasi.

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang

ada pada diri karyawan tehadap peraturan dan ketetapan perusahaan.

Dengan demikian apabila peraturan atau ketetapan yang ada dalam

perusahaan itu diabaikan, atau sering dilanggar maka karyawan

mempunyai disiplin yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk

pada ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin

yang baik. Dalam arti yang lebih sempit dan lebih banyak dipakai,

disiplin berarti tindakan yang diambil dengan penyeliaan untuk

mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada karyawan. Bentuk

disiplin yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu:

21

Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan

perusahaan.

Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan

dalam melakukan pekerjaan.

Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi

dikalangan karyawan.

Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.

2. Macam-Macam Disiplin Kerja

Ada dua bentuk disiplin kerja (Mangkunegara, 2015:129-130),

yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.

a. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan

pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan

yang telah digariskan perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk

menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,

pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan

perusahaan. Pemimpin berusaha mempunyai tanggung jawab

dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif.

Begitu pula pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami

semua pedoman kerja serta peraturan yang ada dalam organisasi.

22

Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang

berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua sistem yang

ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka

diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.

b. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan

pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan

untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang

berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang

melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk

memperbaiki pegawai pelanngar, memelihara peraturan yang

berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.

3. Pendekatan Disiplin Kerja

Ada tiga pendekatan disiplin, yaitu pendekatan disiplin modern,

disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan. (Mangkunegara,

2015:130-131)

a. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan

sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman.

Pendekatan ini berasumsi :

Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan

bentuk hukuman secara fisik.

23

Melindungi tuduhan yang benar diteruskan pada proses

hukum yang berlaku.

Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan

atau prasangka harus diperbaiki dengan mendapatkan fakta-

faktanya.

Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah

pihak terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin

dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak

pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya

harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawainya.

Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman

yang lebih keras.

Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar

kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

24

c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :

Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua

pegawai.

Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku.

Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

tehadap perbuatannya.

4. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja

Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dengan

memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal.

(Mangkunegara, 2015:131-132)

a. Pemberian peringatan

Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan

surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian

perngatan adalah agar pegawa yang bersangkutan menyadari

pelanggaran yang telah dilakukannya. Disamping itu pula surat

peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memberikan penilaian kondite pegawai.

b. Pemberian sanksi harus segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan

sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku.

25

Tujuannya, aga pegawai yang bersangkutan memahami sanksi

pelanggaran yang berlau diperusahaan. Kelalaian pemberian sanksi

akan memperlemah disiplin yang ada. Disamping itu, memberi

peluang pelangga untuk mengabaikan disiplin perusahaan.

c. Pemberian sanksi harus konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus

konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai

peraturan-peraturan yang berlau diperusahaan. Ketidakonsistenan

pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya

diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian sanksi harus impersonal

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak

membeda-bedakan pegawai, tua-muda, pria-wanita tetap

diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku

untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaan yang sesua dengan

peraturan yang berlaku diperusahaan.

5. Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja

Beberapa teknik dalam melasanakan disiplin kerja sebagai berikut.

(Mangkunegara, 2015:132-137)

a. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin

Mungkin manajer jarang bisa memberi alasan bahwa

kegagalan dalam menyelesaikan suatu proyek atau pekerjaan

26

disebabkan oleh bawahan yang gagal dalam tugas mereka.

Tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan jauh lebih banyak

terletak pada manajer dibandingkan pada mereka yang

dimanajemeni. Pelatihan yang kuang sempurna atau tidak ada

pelatihan sama sekali, tingkah laku yang tidak pantas, kebiasaan

kerja yang kurang baik, atau kesalahan-kesalahan lain dari

bawahan hendaknya pertama-tama diatasi dengan usaha penuh

pengertian guna memperbaikinya.

b. Teknik disiplin pencegahan yang efektif

Perusahaan dan perseroan besar memelihara disiplin taat

asas dengan menstandardisasikan kaidah-kaidah dan tingkah laku

dasar dan memaklumkannya bagi para karyawan dan penyelia

mereka. Disamping itu mereka mengadakan program-program

pelatihan khusus disetiap tingkat manajemen. Kelompok-kelompok

yang terdiri dari kira-kira 15 orang dihadapkan pada persoalan-

persoalan yang khas yang telah dialami oleh organisasi dimasa

lampau. Persoalan ini berkisar dari kemangkiran sampai pada

pencurian milik perusahaan. Para anggota bagian industri atau

bagian personalia hadir pada kursus-kursus itu, tetapi hanya

sebagai pembantu untuk memberikan interpretasi perjanjian

pemburuhan yang berlaku, kebijakan, kaidah-kaidah, dan

peraturan-peraturan.

27

Kursus ini dipimpin oleh anggota-anggota manajemen

menengah yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman

dilapangan. Tujuan konferensi-konferensi kelompok ialah untuk

meningkatkan keakraban para manajer dengan kebijakan sekarang

dan untuk bertukar fikiran mengenai bagaimana menggunakan

disiplin kolektif secara efektif, bukan disiplin dengan hukuman.

c. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri

Tak dapat disangkal lagi bahwa teknik disiplin yang paling

penting dipelajari oleh seorang manajer ialah teknik

mendisiplinkan diri. Kita semua mempunyai kesukaan dan

kebencian terhadap orang, kebiasaan, kaidah, peraturan, dan

pekerjaan kita. Disiplin diri ialah usaha seseorang untuk

mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan yang tidak mereka

senangi, dan usaha seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu.

Belajar menerima orang yang tidak anda sukai dan

mengajarkan pekerjaan yang tidak anda senangi hanyalah dua

contoh dari disiplin manajerial, dan dilakukan dengan cara

belajarlah untuk tidak mudah tersinggung atau marah jika

seseorang mengkritik anda daripada membalas dengan serangan

kata-kata, lebih baik menyatakan penyelesaian. Berikut beberapa

cara untu mengubah diri :

Percayalah bahwa anda dapat menghilangan kebiasaan lama

dan membentuk kebiasaan baru yang lebih konstruktif.

28

Pastikan bahwa anda memang benar-benar ingin berubah.

Untuk itu anda harus mengatakan pada diri anda bahwa

perubahan kebiasaan adalah penting bagi anda.

Tentukan pengorbanan apa saja yang anda berikan untuk

mencapai tujuan anda. Apakah pengorbanan itu seapadan

nilainya dengan tujuan yang hendak anda capai.

Berubahlah sedikit demi sedikit dan majulah berdasarkan

keberhasilan yang telah anda capai. Setiap kali anda berbuat

sesuatu untuk mencapai tujuan itu, satu langkah lebih dekat

bagi anda untuk mencapainya.

6. Indikator-Indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan pegawai dalam suatu organisasi, diantaranya: (Hasibuan,

2017:194-198)

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan dapat mempengaruhi kedisiplinan

karyawan. Tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini

berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada

karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan

bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin

dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu diluar

29

kemapuannya atau jauh dibawah kemampuannya maka

kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah

b. Teladan pemimpin

Teladan pemimpin sangat berperan dalam menentukan

kedisiplinan karyawan karena pemimpin dijadikan teladan dan

panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh

yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan

adanya teladan pemimpin yang baik, kedisiplinan bawahan pun

akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang

berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.

c. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi

kedisiplinan karyawan karena akan memberikan kepuasan dan

kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika

kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan

mereka akan semakin baik baik pula.

Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik,

perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar.

Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang

mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya beserta keluarga.

30

d. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan,

karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting

dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan

yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa

(pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya

kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam

memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua

bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan

kedisiplinan yang baik pula. Jadi kedisiplinan harus diterapkan

dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan

perusahaan baik pula.

e. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan

paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan

perusahaan. Dengan waskat berati atasan harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja

bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir ditempat

kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada

bawahannya yang mengalami kesulitan menyelesakan

pekerjaannya.

Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui

kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya,

31

sehingga konduite setiap bawahan dinilai objektif. Waskat bukan

hanya mengawasi moral kerja dan kedisiplinan karyawan saja,

tetapi juga haus berusaha mencari sistem kerja yang lebih efektif

untuk mewujudkan tujuan organisasi, karyawan, dan masyarakat.

Dengan sistem yang baik akan tecipta internal kontrol yang

mengurangi kesalahan-kesalahan dan mendukung kedisiplinan

serta moral kerja karyawan.

f. Sanksi hukuman

Berat/ ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan

ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi

human harus diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk

akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan.

Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat

supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah

perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap

tingkatan yang indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat

motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan.

g. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan

mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus

berani dan tegas, bertindak dan menghukum setiap karyawan yang

indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh

bawahan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan

32

hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui

kepemimpinannya oleh bawahan.

h. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama

karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu

perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun

horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group

relationship, dan coss relationship hendaknya harmonis.

Terciptanya human relationship yang serasi akan

mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini

akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,

kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan

kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

Selanjutnya menurut Rivai (2011), menjelaskan bahwa

disiplin kerja memiliki beberapa indikator diantaranya adalah

sebagai berikut:

Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk

mengukur kedisiplinan dan biasanya karyawan yang memiliki

disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.

Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada

peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan

selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan.

33

Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui

besarnya tanggung jawab karyawan dengan tugas yang

diarahkan kepadanya.

Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan

tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan

ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu

secara efektif dan efisien.

Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan

yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang

tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan

indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari

disiplin kerja karyawan.

C. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia

dalam sebuah orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para

pegawai/ karyawan. Keith Davis dalam (Mangkunegara, 2015:117)

mengemukakan bahwa “job statisfaction is the favorableness with

employees view their work”, (kepuasan kerja adalah perasaan

menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam

bekerja).

Kepuasan kerja adalah sikap umum tehadap pekerjaan seseorang

yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang

34

diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka

terima (Robbins, 2003:78) .

Menurut Handoko dalam (Sutrisno, 2015:75), kepuasan kerja

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseoang terhadap

pekerjaannya. Ini tampak dalam sikap positif karyawan tehadap

pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kepuasan

kerja, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah cara

individu merasakan pekerjaan yang dihasilkan dari sikap

individu tersebut terhadap berbagai aspek yang terkandung dalam

pekerjaan.

2. Variabel-Variabel Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti

turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran

organisasi perusahaan. Hal ini sesuai pendapat keith Davis dalam

(Mangkunegara, 2015:117-119) yang mengemukakan bahwa “job

satisfaction is related to a number of major employee variables, such a

turnover, absences, age, occupation, and size of organization in wich

employee works”.

35

a. Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai

yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas

biasanya turnovernya lebih tinggi.

b. Tingkat ketidakhadiran (absen) kerja

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

ketidakhadirannya (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja

dengan alasan yang tida logis dan subjektif.

c. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada

pegawai yang masih muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai

yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan

lingkungan pekerjaan. Sedangkan pegawai usia muda biasanya

mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga

apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat

kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka

menjadi tidak puas.

d. Tingkat Pekerjaan

Pegawai-pegawa yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih

tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki

tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai yang tigkat

pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang

36

baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam

bekerja.

e. Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan

pegawai. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan

pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi pegawai.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh

karyawan.Apabila karyawan puas dengan pekerjaannya, maka ia

akan bertahan untuk bekerja pada perusahaan tersebut.

Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis dapat

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik.

Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari diri pegawai

dan dibawa oleh setiap pegawai sejak mulai bekerja

ditempatnya bekerja. Sedangkan faktor ekstrinsik menyangkut

hal-hal yang berasal dari luar diri pegawai antara lain kondisi

fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan pegawai lain, sistem

penggajian dan lainnya. Pemahaman di atas sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan Mangkunegara (2017:120), faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

37

Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur,

jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa

kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap

kerja.

Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi,

pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan

finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan

hubungan kerja.

Selanjutnya menurut Gilmer dalam (Sutrisno, 2016:77-78), faktor-

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

Kesempatan untuk maju

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh

pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

Keamanan kerja

Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi

karyawan. Keadaan yang aman sangat memengaruhi perasaan

karyawan selama kerja.

Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang

orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah

uang yang diperolehnya.

38

Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manjemen yang baik adalah yang mampu

memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini

yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

Pengawasan sekaligus atasannya. Suvervisi yang buruk dapat

berakibat absensi dan turn over.

Faktor intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan

tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas

dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

Kondisi kerja

Termasuk disini kondisi tempat, ventilasi, penyiaran, kantin, dan

tempat parkir.

Aspek sosial dalam pekerjaan

Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi

dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas

dalam bekerja.

Komunikasi

Komunikasi yang lancar antakaryawan dengan pihak

manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya.

Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau

mendengar, memahami, dan mengaku pendapat atau prestasi

39

karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas

terhadap kerja.

Fasilitas

Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan

merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi

akan menimbulkan rasa puas.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja pegawai dalam organisasi harus mendapat

perhatian lebih dari perusahaan sehingga dapat memberikan

manfaat, khususnya untuk pimpinan organisasi. Pimpinan dapat

memperoleh informasi berupa kumpulan perasaan, harapan, dan

kepuasan kerja pegawai yang bersifat dinamik (cepat berubah)

sebagai langkah awal pimpinan untuk mengambil keputusan dalam

menangani berbagai masalah kepegawaian yang ada dalam

perusahaan.

4. Dimensi kepuasan kerja

Dalam Job Description Index (JDI) terdapat 5 dimensi penting

yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja (Winardi 2004, 216-217),

antara lain:

Gaji atau upah yang diterima, yaitu jumlah gaji atau upah yang

diterima dan kelayakan imbalan tersebut.

40

Pekerjaan, yaitu semua tingkat hingga dimana tugas-tugas

pekerjaan dianggap menarik dan memberikan peluang belajar dan

menerima tanggung jawab.

Peluang-peluang promosi, yaitu tersedianya peluang-peluang

untuk mencapai kemajuan dalam jabatan.

Supervisor, yaitu kemapuan sang supervisor atau atasan untuk

menunjukkan perhatian terhadap para karyawan.

Para rekan kerja, yaitu suatu tingkat hingga dimana para rekan

kerja bersikap bersahabat, kompeten, dan saling membantu.

5. Teori Tentang Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang

membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan

daripada beberapa orang yang lain. Teori ini juga mencari landasan

tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada

beberapa teori tentang kepuasan kerja.

Menurut Wibowo (2012) teori kepuasan kerja mengungkapkan

penyebab sebaian orang lebih puas tehadap pekerjaannya daipada

pekerjaan lain. Teori ini mencari landasan tentang proses perasaan

terhadap kepuasan kerja diantaranya :

a. Two Factor Theory

Teori dua faktor merupakan kepuasan kerja yang

menganjurkan bahwa statisfaction (kepuasan) dan dissatisfaction

(ketidakpuasan) merupakan bagian dari kelompok variabel yang

41

berbeda yaitu motivators dan Hygiene factors. Pada teori ini,

ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan

seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas pengawasan

dan hubungan dengan orang lain. Karena faktor ini mencegah

reaksi negatif, dinamakan sebagai hygiene atau maintenance

factors. Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkat dengan

pekerjaan itu sendiri seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam

pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan

diri dan pengakuan.

b. Value Theory

Konsep teori kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana

hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin

banyak orang menerima hasil akan merasa puas. Value Theory

memfokuskan pada hasil manapun yang menilai orang tanpa

memperhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasan dalam

pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang

dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan,

semain rendah kepuasan orang tersebut. Implikasi teori ini

mengudang perhatian pada aspek pekerjaan yang perlu diubah

untuk menempatkan kepuasan kerja. Secara khusus teori ini

menganjurkan bahwa aspek tersebut tidak harus sama berlaku

untuk semua orang, tetapi mungkin aspek nilai dari pekerjaan

tentang orang-orangmerasakan adanya pertentangan serius. Dengan

42

menekankan pada nilai-nilai, teori ni menganjurkan bahwa

kepuasan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh karena itu,

cara efektif untuk memuaskan pekerja adalah denganmenemukan

apa yang mereka inginkan.

Dalam suatu pekerjaan karyawan cenderung lebih

menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan

untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam

menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik

mengenai betapa baik mereka bekerja. Pendapat lain mengenai

teori kepuasan kerja dijelaskan menurut Veithzal Rivai (2010: 856-

857), pada dasarnya teori-teori tentang kepuasan kerja yang lazim

dikenal ada tiga macam yaitu:

a. Teori ketidaksesuaian (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan

menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan

kenyataan yang dirasakan. Apabila kepuasannya diperoleh

melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi

lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi

merupakan discrepancy yang positif. Kepuasan kerja

seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang

dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

43

b. Teori keadilan (Equity Theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas

atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan

(equity) dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja.

Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan

adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Setiap

orang akan membandingkan rasio input hasil dirinya

dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan itu

dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa

puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi

menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa

pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang akan

timbul ketidakpuasan.

c. Teori dua faktor (Two Factor Theory)

Menurut teori ini kepuasan dan ketidakpuasan kerja

merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan

terhadap pekerjaan itu bukan suatu variabel yang

kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan

menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator dan

dissatisfies. Satisfies adalah faktor-faktor atau situasi yang

dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri

dari: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada

kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh

penghargaan dan promosi. Dissatisfies (hygiene factors)

44

adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan,

terdiri dari: gaji/upah, pengawasan, hubungan antar pribadi,

kondisi kerja dan status.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kepuasan

kerja pada dasarnya hal yang bersifat individual. Setiap

individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda

sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.

Makin tinggi penilaian pada kegiatan didasarkan sesuai

dengan keinginan individu maka semakin tinggi kepuasan

terhadap kepuasannya tersebut. Dengan demikian kepuasan

merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas

perasaan sikap senang/tidak senang, puas atau tidak puas

dalam bekerja.

D. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai,

prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja

berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor”. (Dharma,1991:105)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2015:67). Kinerja sebagai hasil usaha seseorang yang memiliki

kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

45

Umam (2010:189) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja

yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau tugasnya dalam

periode tertentu, yang dihubungkan dengan ukuran nilai atau standar

tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja

Menurut Rivai (2003) Kinerja merupakan suatu fungsi dari

motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan

seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat

kemampuan tertentu. Lebih lanjut menurut Suyadi Prawirosentono

(2008), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam satu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika Suatu perusahaan

dalam mencapai tujuan ditetapkan harus melalui sarana organisasi

yang terdiri dari sumber daya yang berperan aktif dalam mencapai

tujuan perusahaan yang bersangkutan. Kinerja perorangan mempunyai

hubungan yang erat dengan kinerja lembaga atau perusahaan. Dengan

kata lain kinerja seseorang tinggi apabila dia mempunyai keahlian

yang tinggi,bersedia bekerja sesuai dengan upah atau gaji yang telah

disepakati.

Agar seseorang dapat mencapai kinerja yang tinggi tergantung

pada kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beraneka ragam,

46

kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kehadiran,

kesetiaan, ketangguhan dan inisiatif.

2. Jenis-Jenis Kinerja

Jenis kinerja terdiri atas tiga bagian, antara lain :

a. Kinerja strategik

Kinerja suatu perusahaan dievaluasi atas ketepatan

perusahaan dalam memilih lingkungannya dan kemampuan

adaptasi perusahaan bersangkutan atas lingkungan hidupnya

dimana dia beroperasi.

b. Kinerja administratif

Kinerja administratif berkaitan dengan kinerja

administrative perusahaan, termasuk di dalamnya tentang struktur

administrasi yang mengatur hubungan otoritas dan tanggung jawab

dari orang-orang yang menduduki jabatan atau bekerja pada unit-

unit kerja yang terdapat dalam organisasi.

c. Kinerja operasional

Kinerja ini berkaitan dengan efektivitas penggunaan setiap

sumber daya yang digunakan perusahaan, kemampuan mencapai

efektivitas penggunaan sumber daya manusia yang

mengerjakannya.

47

3. Aspek-Aspek Kinerja

Ada beberapa aspek dalam kinerja menurut Melayu S.P

Hasibuan dalam Mangkunegara (2005:18), aspek-aspek tersebut di

antaranya adalah:

a. Hasil kerja

yaitu kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melasanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya .

b. Kedisiplinan

yaitu kesadaran atau kesediaan seseorang untuk menaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku

diperusahaan.

c. Kreativitas

yaitu dapat dari kemampuan menerapkan kreatif dalam

memecahkan masalah.

d. Kerjasama

yaitu kemampuan karyawan dalam bekerja secara tim,

tanpa adanya konflik dan saling menghargai.

e. Kecakapan

yaitu terkait dengan unsur-unsur seperti kemampuan

menyelesaikan pekerjaan dengan strategi dan kemapuan mencari

cara untuk menyelesaikanpekerjaan rutin dengan lebih cepat.

48

4. Indikator-Indikator Kinerja

Menurut Dharma (2003:355), Indikator yang digunakan untuk

mengkaji kinerja pegawai sebagai berikut:

a. Kuantitas

yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari

proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah

keluaran yang dihasilkan.

b. Kualitas

yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat

kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan

dengan bentuk keluaran.

c. Ketepatan waktu

yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari

pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu

penyelesaian suatu kegiatan.

5. Kegunaan Penilaian Kinerja

Menurut veithzal (2004:315) kegunaan penilaian kinerja

ditinjau dari berbagai perspektif pengembangan perusahaan, khususnya

manajemen SDM, yaitu:

49

a. Perbaikan kinerja

Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan,

manajer dan spesialis personil dalam bentuk kegiatan untuk

meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan.

b. Penyesuaian kompensasi

Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan dalam

penyesuaian ganti-rugi, menentukan siapa yang dinaikkan upah-

bonus atau kompensasi lainnya.

c. Keputusan penempatan

Membantu dalam promosi, keputusan penempatan,

perpindahan,dan penurunan pangkat pada umunya didasarkan pada

masa lampau atau mengantisipasi kinerja.

d. Pelatihan dan pengembangan

Kinerja yang buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan

untuk latihan. Demkian juga, kinerja baik mencerminkan adanya

potensi yang belum digunakan dan harus dikembangkan.

e. Kesempatan kerja yang adil

Penilaian kinerja yang akurat terkat dengan pekerjaan dapat

memastikan bahwa keputusan penempatan internal tidak bersikap

diskriminatif.

f. Umpan balik ke SDM

Kinerja baik atau jelek diseluruh perusahaan, mengindikasikan

seberapa baik dapartemen SDM berfungsi. Perusahaan atau

50

organisasi tidak cukup hanya mempunyai sistem penilaian, tetapi

sistem tersebut harus efektif, diterima dan dapat digunakan dengan

baik. Dengan kondisi seperti itu, penilaian kinerja dapat

mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas

SDM yang berhubungan dengan analisis pekerjaan dan desain,

perencanaan SDM, struktur karyawan, orientasi dan penempatan,

pelatihan dan pengembangan dan perencanaan karir.

6. Syarat-Syarat Penilaian Kinerja

Menurut Simamora (1995:338) penilaian kinerja harus

berhubungan dengan aktivitas yang ada dala deskripsi pekerjaan.

Dalam melasanakan penilaian kinerja juga dibutuhkn penilaian yang

memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

a. Realibility (dapat dipercaya/diandalkan)

Pengukuran kinerja harus konsisten. Jenis konsistensi yang

paling penting dalam pengukuran kinerja adalah realibilitas para

penilai. Bila beberapa penilai yang berbeda menilai pekerja yang

sama, maka para penilai tersebut harus memiliki keputusan yang

relatif sama mengenai kualitas hasil kerja karyawan tersebut.

Sehingga para penilai tersebut haruslah mempunyai kesempatan

yang memadai untuk mengamati apa yang telah dikerjakan

karyawan dan kondisi dimana ia bekerja, sehingga data yang ada

juga dapat diandalkan.

51

b. Relevance (relevan)

Pengukuran kinerja harus dikaitkan pada bagaimana

karyawan melaksanakan pekerjaannya dan hasil kerja yang aktual

yang dihasilkan.

c. Sensitivity (sensitivitas)

Pengukuran harus dapat menunjukkan perbedaan antara

pelaksana kinerja yang baik dan buruk. Jika pelaksana yang baik

dinilai tidak berbeda dengan yang buruk maka sistem penilaian

tidak dapat digunakan untuk tujuan administrative apapun dan tida

membantu karyawan untuk berkembang..

d. Penilaian

Penilaian tersebut harus dapat diterima dan didukung oleh

orang-orang yang menggunaknanya sehingga sistem penilaian tidak

dianggap sebagai sesuatu yang merintangi namun sebagai suatu

cara untuk mempermudah pencapaian tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

E. Keterkaitan Antar Variabel

1. Hubungan Antara Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai

Menurut Hasibuan (2017:193), kedisiplinan adalah kesadaran

dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja menjadi suatu hal

yang diutamakan di dalam sebuah perusahaan, karena dengan adanya

kedisiplinan kehidupan perusahaan menjadi aman, tertib, lancar dan

52

tujuan perusahaan tercapai. Semakin baik disiplin kerja pegawai,

maka kinerja pegawai akan semakin meningkat. Sebaliknya, semakin

rendah disiplin kerja pegawai maka kinerja pegawai akan menurun.

2. Hubungan Antara Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Menurut Keith Davis dalam (Mangkunegara,2015:117)

kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong

yang dialami pegawai dalam bekerja. Kepuasan kerja memiliki peran

yang penting dan menonjol bagi setiap perusahaan, karena kepuasan

kerja memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja pegawai.

Sehingga kepuasan kerja pegawai harus diperhatikan, karena seorang

pegawai yang merasakan kepuasan kerja akan menunjukkan sikap

positif terhadap pekerjaannya. Sikap positif tersebut ditunjukkan

dengan semangat dan disiplin dalam bekerja, sehingga berdampa pada

peningkatan kinerja pegawai. Jadi semakin tinggi tingkat kepuasan

kerja yang dirasakan pegawai, maka akan berdampak positif dalam

peningkatan kinerja pegawai.

53

F. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Judul Persamaan dan

Perbedaan

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Ivonne A.S.

Sajangbati (2013)

Pengaruh motivasi,

disiplin kerja,dan

kepuasan kerja

terhadap kinerja

pegawai PT. POS

INDONESIA

(PERSERO)

CABANG BITUNG

Persamaan :

menggunakan

variabel disiplin

kerja dan kepuasan

kerja

Perbedaan:

menggunakan

variabel motivasi

kerja

Secara bersama

variabel

motivasi, disiplin

kerja dan

kepuasan kerja

berpengaruh

secara signifikan

terhadap kinerja

pegawai

2 Dwi Indria Novita

(2015)

Pengaruh Kompetensi

dan Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT.

RATU POLA BUMI

BANDAR

LAMPUNG TAHUN

2013

Persamaan:

menggunkan variabel

disiplin kinerja dan

Kinerja kayawan

Perbedaan:

menggunakan

variabel kompetensi

Kompetensi dan

disiplin kerja

mempunyai

pengaruh positif

yang signifikan

terhadap kinerja

karyawan

3 Windy J.Sumaki

Rita. N. Taroreh

Djurwati

Soepeno(2015)

Pengaruh disiplin

kerja, budaya

organisasi dan

komunikasi kerja

terhadap kinerja

karyawan (Studi Pada

PT. PLN (persero

wilayah suluttenggo

area manado)

Persamaan:

menggunakan

variabel disiplin

kerja dan kinerja

karawan

Perbedaan:

menggunakan

variabel budaya

organisasi dan

komunikasi

Secara simultan

disiplin kerja,

budaya

organisasi, dan

komunikasi

berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan

Secara parsial

disiplin kerja dan

komunikasi tidak

berpengaruh

tehadap kinerja

karyawan,

namun budaya

54

organisasi

berpengaruh

positif terhadap

kinerja karyawan

4 Agung Setiawan

(2013)

Pengaruh disiplin

kerja dan motivasi

kerja terhadap kinerja

karyawan (pada

rumah sakit umum

daerah kanjuruhan

malang)

Persamaan:

menggunakan

variabel disiplin

kerja dan kinerja

karyawan

Perbedaan:

menggunakan

variabel motivasi

kerja

Disiplin kerja

secara simultan

dan parsial tidak

berpengaruh

tehadap kinerja

karyawan

Motivasi

mempunyai

pengaruh

signifikan positif

tehadap kinerja

kayawan

5 Julita by paruru

S.L.H.V.Joyce

lapian

Hendra n. Tawas

(2013)

Pengaruh disiplin

kerja dan kemapuan

kerja terhadap kinerja

karyawan ( pt. Air

manado )

Persamaan:

menggunakna

variabel disiplin

kerja dan kinerja

karyawan

Perbedaan:

menggunakan

variabel kemampuan

kerja

Disiplin kerja

dan kemampuan

kerja

berpengaruh

positif dan

signifikan

tehadap kinerja

karyawan

6 Fika Laela

Qodarini

Rini Nugraheni

(2015)

Pengaruh disiplin

kerja, kepuasan kerja

dan gaya

kepemimpinan

terhadap kinerja

kayawan (studi pada

karyawan baian

produksi PT. Nyonya

Meneer Semarang)

Persamaan:

menggunakan varibel

disiplin kerja,

kepuasan kerja dan

kinerja karyawan

Perbedaan:

menggunakan

variabel gaya

kepemimpinan

Disiplin kerja,

kepuasan kerja

dan gaya

kepemimpinan

mempunyai

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap kienrja

karyawan

55

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, maka pengaruh dari

masing-masing variabel tersebut dapat digambarkan dalam model

paradigma seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Penelitian

= Secara Parsial

= Secara Simultan

Kinerja

(Y)

Disiplin Kerja

(X1)

Kesimpulan dan Saran

Metode Penelitian

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji Normalitas

Uji Multikolonieritas

Uji Heteroskedastisitas

Uji t

Uji F

Analisis Linear berganda

Koefisien Determinasi

Kepuasan Kerja

(X2)

56

H. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas, hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. H01 = Disiplin kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja pegawai (Y)

H1 = Disiplin Kerja Pegawai (X1) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap Kinerja Pegawai (Y).

2. H02 = Kepuasan Kerja Pegawai (X2) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Pegawai (Y).

H2 = Kepuasan Kerja Pegawai (X2) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y).

3. H03 = Disiplin Kerja Pegawai (X1) dan Kepuasan Kerja Pegawai

(X2) tidak berpengaruh simultan terhadap Kinerja Pegawai

(Y).

H3 = Disiplin Kerja Pegawai (X1) dan Kepuasan Kerja Pegawai

(X2) mempunyai pengaruh simultan terhadap Kinerja

Pegawai (Y).

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Fokus

Fokus penelitian ini berfokus pada menganalisis pengaruh

disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor

Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Dengan demikian, Variabel-variabel yang diteliti untuk di analisis

adalah disiplin kerja dan kepuasan kerja (X) dan pengaruhnya terhadap

kinerja pegawai sebagai variabel (Y).

2. Lokus

Lokus penelitian ini pada kantor Pusdiklat Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang beralamatkan di di

Jalan Raya Ciputat-Parung Km.19, Kel. Serua, Kec. Bojongsari, Depok

16517.

3. Waktu

Waktu yang diperlukan penelitian ini selama dua bulan

dilaksanakan sejak April 2017 sampai dengan Juni 2017.

B. Metode Penelitian Sampel

1. Penelitian Populasi

Menurut Sugiyono (2014:148) populasi aalah wilayah

generalisasi terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan

58

kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, total populasi pada

kantor Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) yang berjumlah 120 pegawai.

2. Penelitian Sampel

Menurut Sugiyono (2014:149) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel

probability sampling yang mana pengambilan sampel memberikan

peluang yang sama kepada setiap anggota populasi utnuk menjadi

sampel. Teknik probability sampling ini terdiri dari teknik simple

random sampling, sistematis sampling, profortioate stratified rando

sampling, disproportioate stratified random sampling, dan cluster

sampling. Dari beberapa jenis teknik simple randaom sapling yang

mana sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata (tigkat

pendidikan), agama, gender, ataupun jabatan yang ada dalam populasi.

Jumlah sampel ditentukan berdasarkan perhitungan dari rumus

Slovin dengan tingkat kesalahan yang ditoleransi sebesar 10% dengan

signifikansi sebesar 90%.

n = N

1+ N (e2)

Keterangan :

N : Ukuran Populasi

59

n : Ukuran Sampel

e : Margin of Error/Tingkat Kesalahan

n = 120

1+ 120 (0,12)

n = 54,5 dibulatkan menjadi 55

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh ukuran sampel

representative yang diperlukan peneliti adalah sebanyak 55 orang.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden.

Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan

responden mengenai kinerja yang dilihat dari disiplin kerja dan

kepuasan kerja. Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan

wawancara dengan beberapa pegawai Pusdiklat Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapatkan informasi yang

diinginkan.

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara

peneliti dengan narasumber. Dalam hal ini data yang diperoleh

dengan melakukan wawancara dengan beberapa pegawai Pusdiklat

60

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapatkan

informasi yang diinginkan.

b. Angket (questionnaire)

Angket (questionnaire) merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab.

Menurut Ghozali (2016:47) skala yang sering dipakai dalam

penyusunan Questionnaire adalah skala likert, yaitu skala yang

berisi lima tingkat referensi jawaban dengan pilihan sebagai

berikut.

Tabel 3.1

Skala Likert

No Jenis Jawaban Bobot

1 Sangat Tidak Setuju 1

2 Tidak Setuju 2

3 Kurang Setuju 3

4 Setuju 4

5 Sangat Setuju 5

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban bisa

diberikan skor. Sangat setuju diberikan skor 5, setuju diberikan skor 4,

ragu-ragu diberikan skor 3, tidak setuju diberikan skor 2, dan sangat

tidak setuju diberikan skor 1. Dalam hal ini yang menjadi responden

dalam pengisian angket adalah beberapa pegawai pada Pusdiklat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

61

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung, baik berupa keterangan maupun literature yang

berhubungan dengan penelitian dan bersikap melengkapi atau

mendukung data primer. Dalam hal ini data data sekunder yang

digunakan berasal dai penelitian kepustakaan yang dapat memberikan

landasan teori yang diperoleh dari buku-buku teks pendukung, jurnal-

jurnal ilmiah, internet serta sumber lainnya yang berkaitan dengan

objek yang diteliti.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka

peneliti menggunakan uji validitas dan reabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2016:52).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat utuk mengukur suatu

kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

62

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47).

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated measure atau pengukuran ulang: disini seseorang

akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan

jawabannya.

2) One shot atau pengukuran sekali saja: disini pengukurannya

hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha >0,70.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal (Ghozali, 2016:154). Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik dan analisis uji statistik. Dalam analisis

63

grafik, salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal. namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini

dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan

ploting data residual normal, maka garis yang menggambarkan

data sesunguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Sedangkan

dalam analisis uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan

melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adakah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2016:103). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi adalah sebagai berikut:

64

Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen.

Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi

adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi

antar variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena

adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel independen menjadi variabel

dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen

yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas

adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

65

Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang

masih dapa ditolerir. Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10

sama dengan tingkat kolinieritas 0,95. Walaupun

multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan

VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel

independen mana sajakah yang saling berkolerasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas

(Ghozali, 2016:134). Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Ada beberapa

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:

Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID.

Uji park, yaitu uji yang mengemukakan metode bahwa

variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel

independen yang dinyatakan dalam persamaan σ2i = αXiβ

66

Uji glejser,yaitu pengujian yang mengusulkan untuk meregres

nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Uji white, dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat

(U2i) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat

dan perkalian (interaksi) variabel independen.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode regresi linear yang digunakan untuk

memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variable dependen, bila

variable independen dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-

turunkan (Sugiyono, 2014:260).

Rumus linear berganda :

Y = a + β1X1 + β2X2 + e

Dimana:

Y : Kinerja Pegawai

a : Konstanta

β1 s/d β2 : Koefisien regresi

X1 : Disiplin Kerja

X2 : Kepuasan Kerja

e : Standar Error

67

b. Uji Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali (2016:95), koefisien determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien

determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan kedalam model. Setiap penambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable

independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan

untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi

mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai

Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model.

4. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

68

dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2016:97).

Cara melakukan uji t bisa dengan menggunakan quick look, yaitu

kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik

kritis menurut tabel. Cara lainnya bisa dengan membandingkan

nilai statistik t dengan titik krisis menurut tabel. Apabila nilai

statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel,

kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen.

b. Uji Statistik F (Uji Simultan)

Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat. Salah satu cara

melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil

perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih

besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesi alternatif

yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2012:98).

69

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini, vaiabel penelitian tebai dua yaitu

vaiabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel terikat atau dependen adalah vaiabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat,karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:97).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai.

2. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2014:96). Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua yaitu

disiplin kerja dan kepuasan kerja.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Disiplin kerja (X1)

(Rivai:2011)

Kehadiran Pegawai hadir tepat

waktu (1)

Pegawai meminta izin

apabila tidak masuk

kerja (2)

Ketaatan pada

peraturan kerja

Pegawai bekerja

sesuai standar kerja

yang ditetapkan (3)

Pegawai mengenakan

seragam sesuai

70

peraturan perusahaan

(4)

Likert

Ketaatan pada

standar kerja

Pegawai bekerja

sesuai standar kerja

yang ditetapkan (5)

Pegawai bertanggung

jawab atas tugas yang

diemban (6)

Tingkat

kewaspadaan tinggi

Pegawai teliti serta

penuh perhitungan

dalam bekerja (7)

Menggunakan

peralatan kantor

dengan hati-hati (8)

Bekerja etis

Pegawai bersikap

sopan selama berada

dikantor (9)

Pegawai memiliki

etika yang baik dalam

bekerja (10)

Kepuasan Kerja

(X2)

(Winardi:2004)

Gaji atau upah yang

diterima

Gaji yang pegawai

terima sudah sesuai

dengan beban

kerjanya (1-2)

Likert

Pekerjaan Pegawai melakukan

pekerjaan dengan

penuh rasa tanggung

jawab (3)

Pegawa

menyelesaikan

pekerjaan dengan

tepat waktu (4)

Peluang-peluang

promosi

Pegawai memiliki

peluang yang sama

untuk mencapai

kemajuan dalam

71

jabatan (5)

Hasil kerja yang baik

menghasilkan adanya

promosi (6)

Supervisor Gaya pemimpin (7-

10)

Rekan kerja Dukungan antar rekan

kerja (11-12)

Kinerja (Y)

(Dharma:2003)

Kuantitas Jumlah pekerjaan

yang selesai mencapai

target (1)

Likert

Pegawai berusaha

menjadi lebih baik

dalam melakukan

pekerjaan (2)

Kualitas Pegawai

menghasilkan

pekerjaan yang

berkualitas (4)

Pegawai mampu

menyelesakan

pekerjaan yang

menjadi tugas pokok

(5)

Ketepatan waktu Pegawai

menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu

(5)

Memaksimalkan

waktu dalam bekerja

(6)

72

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan atau Pusdiklat Pegawai Kemendikbud

semula adalah bagian dari Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. Pada awal 1970-an berkembang pemikiran untuk

membentuk suatu unit kerja dengan tugas dan fungsi khusus

peningkatan kompetensi sumber daya aparatur di lingkungan

Depdikbud. Pada 1975, dibentuklah unit kerja baru yang diberi nama

Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai. Pusdiklat Pegawai ditetapkan

sebagai organisasi sendiri yang berkedudukan langsung dibawah

Mendikbud. Sejak saat itu sampai dengan 1986, Pusdiklat berlokasi di

Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 41-42 yang berdekatan dengan

Kantor Wilayah Depdikbud DKI Jakarta (sekarang Dinas Pendidikan

Menengah dan Tinggi Pemerintah DKI Jakarta) dan Pusat Grafika

Indonesia (sebelum pindah ke Srengseng, Jakarta Selatan).

Sejak 1986 Pusdiklat resmi menempati lokasi yang sekarang

dengan alamat Jalan Raya Ciputat-Parung Km.19, Kel. Serua, Kec.

Bojongsari, Depok 16517. Pusdiklat Pegawai Kemendikbud telah dan

akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, baik di

dalam maupun di luar lingkungan Kemdikbud dan dengan SEAMEO

73

(South East Asian Minister of Education Organization). Pada 16-17

Agustus 2004, Pusdiklat Pegawai Kemendikbud menjadi rumah

tangga Regional Training Center (RETRAC) Governing Board

Meeting yang ketujuh. RETRAC merupakan salah satu bagian dari

SEAMEO Centers, berlokasi di Vietnam (Ho Chi Minh City).

Sejak 1999, Kepala Pusdiklat Pegawai Kemendikbud adalah

anggota dari RETRAC Governing Board. Keanggotaan Kepala

Pusdiklat Pegawai Kemendikbud dalam RETRAC Governing Board

tidak bersifat ex officio. Pegawai Pusdiklat Pusdiklat sekarang telah

berusia lebih dari empat dasawarsa (tepatnya 42 tahun). Dalam usia

yang semakin dewasa itu, Pusdiklat Pegawai Kemendikbud telah

mengalami tiga kali perubahan organisasi. Sekalipun demikian, tugas

dan fungsinya relatif tidak berubah, yaitu menyelenggarakan dan

mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan pegawai di lingkungan

Kemendikbud berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri.

Perjalanan masih panjang dan masih banyak yang perlu dibenahi,

bukan hanya karena faktor-faktor internal, tetapi juga karena desakan

faktor-faktor eksternal. Pada saat yang sama, Pusdiklat Pegawai

Kemendikbud tetap berusaha konsisten dengan upaya peningkatan

mutu berkelanjutan sesuai dengan standar kinerja yang telah

ditetapkan. Pejabat, Widyaiswara dan Pegawai Pusdiklat Pegawai

Kemendikbud sadar bahwa upaya mencapai visi dengan

melaksanakan misi yang telah disepakati memerlukan tidak hanya

74

kerja keras, tetapi juga kerja yang lebih cerdas, tuntas dan

berintegritas.

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi : “Terwujudnya PNS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

yang Profesional dan Berkarakter melalui pelatihan yang

berkelanjutan”.

Misi :

Menyelenggarakan dan mengembangkan secara berkelanjutan

berbagai jenis pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur pendidikan

dan kebudayaan yang berkarakter dan berbasis kinerja.

Mewujudkan penatakelolaan layanan pelatihan sumber daya

aparatur pendidikan dan kebudayaan yang profesional dengan

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Mengembangkan jaringan kerja sama dengan stakeholder dan

organisasi di dalam dan luar negeri.

Mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif dan ABRI (Aman,

Bersih, Rapih, dan Indah).

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud

yang berlokasi di Jalan Raya Ciputat-Parung Km.19, Kel. Serua, Kec.

Bojongsari, Depok 16517 . Peneltian dilakukan untuk mengukur

75

apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel disiplin kerja dan

kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Waktu peneltian dimulai

dari Juli-Desember 2017.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Laki-laki 35 64%

Perempuan 20 36%

Total 55 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa responden dengan jenis

kelamin laki-laki berjumlah 35 atau 64 % responden dan dengan jenis

kelamin perempuan dengan jumlah 20 atau 36 % responden. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa responden dari penelitian ini di

dominasi oleh pegawai yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini

dikarenakan dalam pekerjaan ini dibutuhkan fisik dan mental yang

prima agar dapat bekerja dengan maksimal. .

76

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

30-35 2 4%

36-40 7 13%

41-45 9 16%

46-50 11 20%

51-55 20 36%

56-60 6 11%

Total 55 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa responden

dengan usia 30-35 tahun berjumlah 2 atau 4% responden,

responden dengan usia 36-40 tahun berjumlah 7 atau 13%

responden, responden dengan usia 41-45 tahun berjumlah 9 atau

16%, responden dengan usia 46-50 tahun berjumlah 11 atau 20%,

responden dengan usia 51-55 tahun berjumlah 20 atau 36%, dan

responden dengan usia 56-60 tahun berjumlah 6 atau 11%

77

responden. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden dari

penelitian ini di dominasi oleh pegawai yang berusia 51-55 tahun. Hal

ini dikarenakan dalam pekerjaan dibutuhkan loyalitas dan

kreatifitas yang baik sehingga pegawai tersebut dapat memajukan

perusahaan.

c. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik responden

berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Terakhir

Jumlah Persentase

SMA/Sederajat 15 27%

D3 1 2%

S1 29 53%

S2 10 18%

Total 55 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa responden dengan

lulusan SMA berjumlah 15 atau 27% responden, responden dengan

lulusan D3 berjumlah 1 atau 2% responden, responden dengan lulusan

S1 berjumlah 29 atau 53% responden, dan responden dengan lulusan

78

S2 berjumlah 10 atau 18% responden. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa responden dari penelitian ini di dominasi oleh

pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan S1. Hal ini

dikarenakan dalam pekerjaan ini dibutuhkan pegawai yang memiliki

pengetahuan dan pendidikan yang sesuai dengan standar dan baik

untuk kemajuan perusahaan, sehingga mayoritas pegawai memiliki

pendidikan S1.

d. Karakteristik Responden berdasarkan masa kerja

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik responden

berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Persentase

<10 tahun 5 9%

>10-20 tahun 9 16%

>20-30 tahun 29 53%

>30 tahun 12 22%

Total 55 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa responden dengan

masa kerja < 10 tahun berjumlah 5 atau 9% responden, responden dengan

79

masa kerja >10-20 tahun berjumlah 9 atau 16% responden, responden

dengan masa kerja >20-30 tahun berjumlah 29 atau 53% responden, dan

responden dengan masa kerja > 30 tahun berjumlah 12 atau 22%

responden. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden dari

penelitian ini di dominasi oleh pegawai yang memiliki masa kerja >20-30

tahun.. Hal ini dikarenakan dalam pekerjaan ini dibutuhkan pegawai yang

memiliki pengalaman kerja yang baik sehingga memudahkan pegawai

tersebut untuk beradaptasi dengan baik terhadap peraturan perusahaan.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan dengan

menggunakan Correlated Item Total Corelation. Dalam pengujian ini

menggunakan 30 responden untuk menentukan valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung

(tabel Correlated Item Total Correlation > r tabel (tabel product

moment) atau bernilai positif. Adapun hasil uji validitas terhadap

kuesioner yang diisi oleh responden dengan hasil sebagai berikut :

80

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Validitas

Disiplin kerja (X1)

Pernyataan Corrected item-

total

R Tabel Keterangan

DK1 0,626 0,361 Valid

DK2 0,595 0,361 Valid

DK3 0,731 0,361 Valid

DK4 0,686 0,361 Valid

DK5 0,592 0,361 Valid

DK6 0,556 0,361 Valid

DK7 0,629 0,361 Valid

DK8 0,758 0,361 Valid

DK9 0,582 0,361 Valid

DK10 0,659 0,361 Valid

81

Kepuasan Kerja (X2)

Pernyataan Corrected item-

total

R Tabel Keterangan

KK1 0,465 0,361 Valid

KK2 0,405 0,361 Valid

KK3 0,787 0,361 Valid

KK4 0,586 0,361 Valid

KK5 0,432 0,361 Valid

KK6 0,409 0,361 Valid

KK7 0,705 0,361 Valid

KK8 0,743 0,361 Valid

KK9 0,745 0,361 Valid

KK10 0,787 0,361 Valid

KK11 0,452 0,361 Valid

KK12 0,771 0,361 Valid

82

Sumber: Hasil output SPSS yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa

corrected item total dari setiap butir pernyataan yang

diberikan kepada responden lebih besar dari r tabel yaitu 0,361

yang berarti semua butir pernyataan dikatakan valid dan dapat

dilanjutkan ke penelitian berikutnya.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel

yang digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan

benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil

yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reliabilitas

Kinerja Pegawai (Y)

Pernyataan Corrected item-

total

R Tabel Keterangan

KP1 0,400 0,361 Valid

KP2 0,652 0,361 Valid

KP3 0,791 0,361 Valid

KP4 0,797 0,361 Valid

KP5 0,611 0,361 Valid

KP6 0,784 0,361 Valid

83

dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu

instrument dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki Cronbach

Alpha lebih dari 0,70 (Imam Ghozali, 2016:48).

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabitas

Variabel Cronbach Alpha N of Items

Disiplin Kerja 0,838 10

Kepuasan Kerja 0,843 12

Kinerja 0,763 6

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai

Cronbach Alpha dari seluruh variabel yang diujikan nilainya di

atas 0,70. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam

penelitian ini dinyatakan reliabel.

3. Deskripsi Statistik

a. Disiplin kerja

Variabel X1 pada peneltian ini diukur melalui 14

pertanyaan yang disebarkan ke 55 responden dan

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel disiplin kerja

tersebut. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pertanyaan paling

berpengaruh adalah indikator “bekerja etis” dengan pernyataan

“saya memiliki etika yang baik dalam bekerja” yang menjawab

84

“setuju” sebesar 82%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang

baik dan paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai adalah

bekerja secara etis, dimana pegawai yang memiliki etika baik

tentunya akan disenangi dan dihargai oleh rekan kerjanya

dikantor. Hasil tanggapan terhadap disiplin kerja dijelaskan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Variabel Disiplin Kerja

No. Pernyataan STS TS KS S SS Skor

1 Saya hadir dikantor tepat

waktu

0% 0% 0% 73% 23% 100%

2 Saya meminta izin

apabila tidak bisa masuk

kerja

0% 0% 0% 64% 36% 100%

3 Saya bekerja sesuai

dengan standar kerjan

yang ditetapkan

perusahaan

0% 0% 0% 73% 27% 100%

4 Saya selalu mengenakan

pakaian sesuai peraturan

perusahaan

0% 0% 7% 64% 29% 100%

5 Saya bekerja sesuai

dengan prosedur yang

telah ditetapkan

perusahaan

0% 0% 7% 65% 28% 100%

6 Saya melakukan semua

pekerjaan sesuai standar

kerja yang telah

ditentukan

0% 0% 0% 73% 27% 100%

7 Saya selalu teliti dan

penuh perhitungan dalam

bekerja

0% 0% 0% 76% 24% 100%

8 Saya selalu berhati-hati

dalam menggunakan

peralatan perusahaan

0% 0% 0% 81% 19% 100%

9 Saya bersikap sopan

selama berada dalam

0% 0% 2% 71% 27% 100%

85

kantor

10 Saya memiliki etika yang

baik dalam bekerja

0% 0% 0% 82% 18% 100%

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

b. Kepuasan Kerja

Variabel X2 pada peneltian ini diukur melalui 12

pertanyaan yang disebarkan ke 55 responden dan

mempresentasikan indikator-indikator dari variabel kepuasan kerja

tersebut. Hasil tanggapan terhadap kepuasan kerja pada tabel

menunjukkan bahwa pertanyaan paling berpengaruh adalah

indikator “gaji atau upah yang diterima” dengan pernyataan “gaji

saya sesuai dengan beban kerja saya” yang menjawab “setuju”

sebesar 91%. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang mereka terima

itu sudah cukup dan sesuai dengan beban kerja yang mereka

lakukan selama bekerja. Hasil tanggapan terhadap kepuasan kerja

dapat dijelaskan pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Kepuasan Kerja

No. Pernyataan STS TS KS S SS Skor

1 Sistem pemberian

gaji ditempat saya

bekerja sudah sesuai

0% 0% 7% 82% 11% 100%

2 Gaji saya sesuai

dengan beban kerja

saya

0% 0% 4% 91% 5% 100%

3 Saya berusaha untuk

melakukan pekerjaan

dengan penuh rasa

tanggung jawab

0% 0% 0% 64% 36% 100%

86

4 Saya mampu

menyelesaikan

pekerjaan yang

diberikan sesuai

target

0% 0% 7% 84% 9% 100%

5 Setiap pegawai

memiliki

kesempatan yang

sama untuk

dipromosikan

2% 2% 2% 71% 23% 100%

6 Hasil kerja yang baik

menghasilkan

adanya promosi

jabatan pada

pegawai

4% 2% 2% 75% 18% 100%

7 Supervisor saya

memperhatikan

keluhan atau

permasalahan yang

saya hadapi

4% 4% 9% 74% 9% 100%

8 Supervisor saya

memberikan

penjelasan tentang

penugasan secara

keseluruhan

2% 4% 13% 63% 18% 100%

9 Supervisor saya bisa

jadi panutan

bagaimana menjadi

seorang pemeriksa

profesional

0% 0% 25% 64% 11% 100%

10 Supervisor saya

senantiasa

mengawasi

pekerjaan saya

sampai selesai

0% 0% 25% 71% 4% 100%

11 Rekan kerja saya

dikantor ini

menyenangkan

0% 0% 0% 81% 19% 100%

12 Saya menjalin

keakraban dengan

rekan kerja saya baik

didalam maupun

diluar perusahaan

0% 0% 0% 82% 18% 100%

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

87

c. Kinerja Pegawai

Variabel Y pada peneltian ini diukur melalui 14 pertanyaan

yang disebarkan ke 55 responden dan mempresentasikan indikator-

indikator dari variabel kinerja pegawai tersebut. Hasil tanggapan

terhadap kinerja pegawai pada tabel menunjukkan bahwa pertanyaan

paling berpengaruh adalah indikator “kualitas” dengan pernyataan

“Saya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas” yang menjawab

“setuju” sebesar 91%. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai dapat

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan

yang dapat meningkatkan efisiensi dalam bekerja. Hasil tanggapan

terhadap kinerja pegawai dapat terlihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Kinerja Pegawai

No

. Pernyataan STS TS KS S SS Skor

1 Saya berhasil mencapa

target dalam

menyelesaikan pekerjaan

0% 0% 5% 86% 9% 100%

2 Selama bekerja, saya

berusaha lebih baik dari

rekan kerja yang lain

0% 0% 5% 82% 13

%

100%

3 Saya menghasilkan

pekerjaan yang berkualitas

0%

0%

4%

91%

5%

100%

4 Saya mampu

menyelesaikan semua

pekerjaan yang menjadi

tugas pokok

0%

0%

9%

76%

15

%

100%

5 Saya menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu

0%

0%

25%

66%

9%

100%

6 Saya memaksimalkan

waktu yang ada dalam

bekerja

0%

0%

11%

74%

15

%

100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

88

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, varibel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2016:154).

Gambar 4.1

Uji Normalitas Secara Grafik (P-Plot)

Sumber: Hasil output SPSS yang diolah, 2018

Dari gambar 4.1 gambar kurva normal P-Plot diatas dapat

dilihat bahwa penyebaran titik-titik di sekitar garis masih

mengikuti garis lurus dan tidak melebar terlalu jauh. Maka dapat

disimpulkan bahwa model asumsi sesuai dengan normalitas dan

data layak untuk digunakan.

89

Tabel 4.10

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 55

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.55740914

Most Extreme Differences Absolute .115

Positive .076

Negative -.115

Test Statistic .115

Asymp. Sig. (2-tailed) .065c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian

dengan metode one sample kolmogorov-smirnov (one sample K-S)

test dengan signifikansi 0,065 (Asymp. Sig. (2-tailed)) yang lebih

besar dari 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa nilai residual

terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan

melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance.

Model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai

VIF ≤ 10, dan nilai tolerance ≥ 0,1 (Ghozali, 2016: 103). Hasil

90

pengujian VIF dan Tolerance dari model regresi dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) -.791 3.865 -.205 .839

Disiplin

kerja .065 .063 .085 1.024 .311 .939 1.065

Kepuasan

kerja .401 .040 .831 10.011 .000 .939 1.065

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.11 di atas terlihat bahwa nilai Variance

Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF disiplin kerja adalah

1,065 dan nilai VIF kepuasan kerja adalah 1,065. Hal ini menunjukkan

tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai VIF lebih

dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antara

variabel independen dalam model regresi. Dilihat dari nilai tolerance

disiplin kerja adalah 0,939 dan nilai tolerance kepuasan kerja adalah

0,939. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,1 atau sama dengan nilai

VIF ≥ 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas

91

dari penilaian tolerance karena memiliki nilai tolerance lebih besar dari

0,1.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas

dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

a. Uji Heterokedastisitas Secara Grafik

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara SPREID dan ZPRED dimana residual (Y

prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Hasil

pengujian dengan metode scatterplot :

92

Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa titik titik menyebar

secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka pada

sumbu Y. Hal ini dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas

pada model regresi.

b. Uji Heterokedastisitas Statistik

Uji Glejser, yaitu pengujian yang mengusulkan untuk

meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.361 2.603 .907 .369

Disiplin kerja -.002 .043 -.007 -.049 .961

Kepuasan kerja -.021 .027 -.111 -.782 .438

a. Dependent Variable: Abs_Res

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.12, terlihat bahwa signifikansi dari

variabel disiplin kerja adalah 0,961 > 0,05 dan variabel kepuasan

kerja adalah 0,438 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas terhadap data penelitian.

93

D. Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen,

adapun hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t )

Tabel 4.13

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.791 3.865 -.205 .839

Disiplin kerja (X1) .065 .063 .085 1.024 .311

Kepuasan kerja

(X2) .401 .040 .831 10.011 .000

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai (Y)

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Hasil hipotesis dalam

pengujian dapat dilihat pada tabel 4.13, berdasarkan tabel 4.13 hasil uji

t di atas untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen

adalah sebagai berikut :

94

a. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Dari hasil uji t pada tabel 4.13 diketahui nilai signifikan

untuk pengaruh variabel disiplin kerja (X1) terhadap kinerja

pegawai (Y) adalah 0,311 > 0,05 dan nilai t hitung 1,024 < t tabel

2,006. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1

ditolak, berarti variabel disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai Pusdiklat Kemdikbud. Hasil tersebut

diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Agung Setiawan

(2013) yaitu berjudul “pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan (pada rumah sakit umum daerah

kunjuruhan malang)” dimana hasil penelitiannya menyatakan

bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Dari hasil uji t pada tabel 4.13 diketahui nilai signifikan

untuk pengaruh variabel kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja

pegawai (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 10.011

> t tabel 2,006. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

H2 diterima, berarti variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai Pusdiklat Kemdikbud. Nilai positif

menjelaskan adanya pengaruh yang searah, yaitu apabila kepuasan

kerja meningkat maka kinerja pegawai pun akan meningkat. Hasil

tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Fika Laela

Qodarini dan Rini Nugraheni (2015) yang berjudul “pengaruh

95

disiplin kerja, kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan (studi pada karyawan baian produksi PT. Nyonya

Meneer Semarang) dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa

kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan kepuasan kerja yang

diterapkan sudah baik. Dapat dilihat dari gaji yang pegawai terima

karena itu sudah sesuai dengan beban kerja mereka.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Tabel 4.14

Uji Statistik F (Uji Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 258.004 2 129.002 51.215 .000b

Residual 130.978 52 2.519

Total 388.982 54

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai (Y)

b. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja (X2), Disiplin kerja (X1)

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik

F digunakan untuk memenuhi semua pengaruh variabel independen yang

di uji pada tingkat signifikan 5%. Hasil uji koefisien signifikan simultan

dapat dilihat pada tabel 4.14 Nilai F hitung yang diperoleh 51.215

sedangkan nilai F tabel sebesar 3,17 maka dapat diketahui nilai F hitung

96

51.215 > F tabel 3,17 dengan tingkat signifikan 0,000 karena tingkat

signifikan < dari 0,05. maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel

kinerja pegawai pada pusdiklat kemdikbud. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa variabel disiplin kerja dan kepuasan kerja secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap variabel kinerja

pegawai.

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah

dilakukan sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang

terlibat di dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik

tersebut. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian

signifikansi model dan interpretasi model regresi.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di

atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut.

Tabel 4.15

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.791 3.865 -.205 .839

Disiplin kerja (X1) .065 .063 .085 1.024 .311

Kepuasan kerja (X2) .401 .040 .831 10.011 .000

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai (Y)

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di

atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut :

97

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = -791 + 0,065 X1+ 0,401 X2 + e

Dimana :

Y : Kinerja Pegawai

a : intercept (konstanta)

b1 : Koefisien regresi untuk X1

b2 : Koefisien regresi untuk X2

X1 : Disiplin Kerja

X2 : Kepuasan Kerja

e : Nilai residu

Berdasarkan tabel 4.15, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar -791 artinya jika variabel disiplin kerja (X1),

kepuasan kerja (X2) adalah 0, maka kinerja pegawai yang

dihasilkan nilainya adalah -791 dengan asumsi variabel-vaiabel lain

dapat mempengaruhi kinerja pegawai dianggap tetap.

2. Koefisien regresi variabel disiplin kerja (X1) sebesar 0,065

menyatakan bahwa setiap penambahan variabel disiplin kerja (X1)

sebesar satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai Pusdiklat

Kemdikbud.

3. Koefisien regresi variabel kepuasan kerja (X2) sebesar 0,401

menyatakan bahwa setiap penambahan variabel kepuasan kerja

(X2) sebesar satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai

Pusdiklat Kemdikbud.

98

4. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan Ivonne A.S.

Sajangbati (2013) Pengaruh motivasi, disiplin kerja,dan kepuasan

kerja terhadap kinerja pegawai pt. pos indonesia (persero) cabang

bitung” dimana penelitiannya juga menggunakan metode regresi

berganda dengan hasil bahwa disiplin kerja dan kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

E. Uji Koefisiensi Determinasi

Menurut Ghozali (2016:95) Koefisien determinasi (R2) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen.

Tabel 4.16

Hasil Uji R2

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .814a .663 .650 1.58708

a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja (X2), Disiplin kerja (X1)

Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2018

Dari tabel diatas, dapat kita lihat dari nilai R Square adalah

sebesar 0,663 atau 66,3%, yang artinya variabel kinerja pegawai dapat

dijelaskan sebesar 66,3% oleh disiplin kerja dan kepuasan kerja.

Selisihnya sebesar 33,7% (100% – 66,3%) dijelaskan oleh faktor atau

variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis

regresi ini, seperti motivasi, kompensasi, kepemimpinan, kompetensi

dan lain-lain.

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai

analisis pengaruh disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji pada variabel disiplin kekrja (X1) secara parsial,

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan terhadap variabel

kinerja pegawai (Y)

2. Berdasarkan hasil uji pada variabel kepuasan kerja (X2) secara parsial,

menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan terhadap variabel

kinerja pegawai (Y)

3. Kedua variabel independen yaitu disiplin kerja (X1) dan kepuasan

kerja (X2) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap

variabel kinerja karyawan (Y)

B. Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari kesimpulan diatas, saran

yang dapat disampaikan adalah :

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan atau masukan ataupun sebagai bahan pertimbangan

untuk tetap meningkatkan kinerja pegawai, karena dengan

100

meningkatnya kinerja pegawai maka visi, misi, dan tujuan perusahaan

bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian ini,

didapat beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti, yaitu:

a. Pada variabel disiplin kerja, faktor yang mempengaruhi tingkat

disiplin kerja adalah pegawai memiliki etika yang baik dalam

bekerja.. Untuk itu Pusdiklat Kemdikbud harus memberikan arahan

yang lebih baik lagi kepada pegawainya sehingga mereka dapat

meningkatkan kemampuan dalam melakukan pekerjaan.

b. Pada variabel kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi tingkat

kepuasan kerja pegawai adalah gaji yang diterima pegawai. Untuk

itu Pusdiklat Kemdikbud harus bisa mempertahankan hal tersebut.

c. Pada variabel kinerja pegawai, faktor yang mempengaruhi tingkat

kinerja pegawai adalah pegawai menghasilkan pekerjaan yang

berkualitas. Untuk itu, Pusdiklat Kemdikbud dapat memberikan

motivasi dan semangat kepada pegawai agar dapat memanfaatkan

waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan untuk

menunjang hasil kerja yang baik.

2. Bagi Akademisi

Bagi kalangan akademisi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki tema

berkenaan dengan disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai.

101

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, 2001. Psikologi Industri, Edisi Keempat. Cetakan ke-6. Yogyakarta:

Liberty.

Dessler, Gary. 1979. Human Behavior: Improving Performance at Work.

Virginia: Reston Publishing Company, Inc.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS

23”.Edisi 8, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016.

Hasibuan, Melayu S.P 2017. Manajemen sumber daya manusia, Cet. Delapan

Belas. Remaja Rosdakarya

Hasibuan, Melayu S.P. 1989. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah.

Jakarta: CV Haji Masagung.

http://pusdiklat.kemdikbud.go.id/

http://www.pa-selayar.go.id/doc/penilaian%20kinerja%20pns.pdf

http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2010/53TAHUN2010PP.htm

https://massofa.wordpress.com/2013/05/20/penilaian-dan-jenis-jenis-kinerja-

organisasi/

Husnan, Suad. “Perencanaan Perusahaan”, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1991.

Keith Davis, (1985), Human Behavior at Work: Organizational Behaviot”.

New Delhi: tata McGraw-Hill Publishing Company.

Mangkunegara, A. Prabu, 2001, Manajemen Sumberdaya Perusahaan, Cet.

Ketiga, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, A. Prabu. “manajemen sumber daya manusia perusahaan”. PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.

Novita, Dwi Indriani .“pengaruh kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan pada PT. RATU POLA BUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN

2013”.Vol.01, NO.1,2015.

Paruru, By Julita.“pengaruh disiplin kerja dan kemampuan kerja terhadap kinerja

karyawan pada PT.AIR MANADO”.Vol.5,NO.1,2016.

Peraturan Pemerintah NO.46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil.

102

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang

Kemdikbud.

Qodarini, Fika Laela dan Nugraheni, Rini. “analisis pengaruh disiplin kerja,

kepuasan kerja, dan gaya kepemimpinana terhadap kinerja karyawan pada

karyawan bagian produksi PT. NYONYA MANEER SEMARANG”. Vol.4,

NO.3,2015.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi/Veithzal Rivai, Zainal,

dkk. –Ed,3-Cet.11.-Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Wexley, K.N. dan Yukl,

G.A., (1997), “Organizational Behavior and Personnel Psychology”.

Richard D. Irwin.

Rivai, Veithzal., Ella Januari Sagala. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

untuk Perusahaan. Jakarta: Penerbit PT. Rajagrafindo Persada.

Sajangbati, Ivonne A.S.“pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG

BITUNG”.Vol. 1 NO.4, 2013.

Setiawan, Agung “pengaruh disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja

karyawan pada RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN

MALANG”Vol.1 NO.4,2013.

Sujamaki, Windy J. “pengaruh disiplin kerja, budaya organisasi, dan komunikasi

terhadap kinerja karyawan PT. PLN (PERSERO) WILAYAH

SULUTTENGGO MANADO”Vol.3, 2015.

Umar, Husein. “desain penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan”, Rajawali

Pers. Jakarta 2013.

Wibowo. “Manajemen Kinerja”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.

103

LAMPIRAN

104

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

SURAT PERMOHONAN PENYEBARAN KUESIONER

Jakarta, 27 Desember 2017

Kepada Yth:

KAPUSDIKLAT

Dra. Garti Sri Utami, M.Ed

Pusdiklat Pegawai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Jalan Raya Ciputat-Parung Km.19, Kel. Serua, Kec. Bojongsari, Depok

(16517)

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa semester IX Program Studi Strata Satu Manajemen SDM

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pusdiklat Pegawai Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan kepuasan

kerja terhadap kinerja pegawai, maka dibutuhkan pendapat dan penilaian dari

responden untuk melengkapi penelitian ini. Namun sebelum itu, saya ingin

memohon izin dari Ibu Dra. Garti Sri Utami, M.Ed selaku Kapusdiklat untuk

dapat menyebarkan kuesioner penelitian saya kepada seluruh pegawai Pusdiklat

Pegawai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya berharap hasil dari

penelitian ini dapat bermanfaat dan bias menjadi salah satu referensi bagi

perusahaan kedepan.

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Hormat saya,

Sumiati Paramban

105

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Jakarta, 27 Desember

2017

Kepada Yth:

Bapak/Ibu Calon Responden

Pusdiklat Pegawai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Jalan Raya Ciputat-Parung Km.19, Kel. Serua, Kec. Bojongsari, Depok

(16517)

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa semester IX Program Studi Strata Satu Manajemen SDM

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pusdiklat Pegawai Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan kepuasan

kerja terhadap kinerja pegawai, maka dibutuhkan pendapat dan penilaian dari

responden untuk melengkapi penelitian ini. Bersama ini, saya memohon kesediaan

dan partisipasi Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner penelitian ini. Saya

berharap didalam pengisian kuesioner nanti, Bapak/Ibu bisa mengisinya secara

jujur dan objektif. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan sangat berarti bagi saya

sebagai bahan untuk menyusun laporan penelitian. Perlu juga untuk Bapak/Ibu

ketahui, bahwasanya sumber informasi dari kuesioner ini akan terjamin

kerahasiaannya. Kemudian, saya berharap hasil dari penelitian ini dapat

bermanfaat dan bisa menjadi salah satu referensi bagi perusahaan kedepan.

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu atas partisipasi

dan kesediannya dalam mengisi kuesioner penelitian saya.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Hormat saya,

Sumiati Paramban

106

LEMBAR KUESIONER

Petunjuk Pengisian :

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan objektif.

2. Keterangan pilihan

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

3. Berikan tanda ceklist () pada jawaban pilihan anda.

4. Berikan jawaban tulis pada pertanyaan yang terdapat titik-titik (................)

5. Jika ingin memperbaiki jawaban yang salah, beri tanda silang (x) dikotak

yang salah, kemudian beri tanda ceklist () pada kotak yang benar.

6. Apabila anda mengalami kesulitan dalam pengisian kuesioner ini, silakan

bertanya langsung kepada peneliti guna mendapatkan penjelasan.

7. Dimohon agar seluruh pernyataan diisi.

A. Data Responden

1. Nama : ............................................................................

2. Jenis Kelamin : ............................................................................

3. Usia : ............................................................................

4. Jabatan Saat Ini (Divisi) : ..............................................................................

5. Masa Kerja Keseluruhan: ..............................................................................

6. Pendidikan Terakhir : ............................................................................

7. No. Handphone :.............................................................................

107

B. Pernyataan yang berhubungan dengan Disiplin Kerja

Berikan tanda ceklist () pada kolm yang sesuai.

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Saya hadir dikantor tepat waktu

2 Saya meminta izin apabila tidak bisa

masuk kerja

3 Saya bekerja sesuai dengan standar

kerjan yang ditetapkan perusahaan

4 Saya selalu mengenakan pakaian

sesuai peraturan perusahaan

5 Saya bekerja sesuai dengan standar

kerja yang ditetapkan perusahaan

6 Saya bertanggung jawab atas tugas

yang saya kerjakan

7 Saya selalu teliti dan penuh

perhitungan dalam bekerja

8 Saya selalu berhati-hati dalam

menggunakan peralatan perusahaan

9 Saya bersikap sopan selama berada

dalam kantor

10 Saya memiliki etika yang baik dalam

bekerja

C. Pernyataan yang berhubungan dengan Kepuasan Kerja

Berikan tanda ceklist () pada kolom yang sesuai.

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Sistem pemberian gaji ditempat saya

bekerja sudah sesuai

2 Gaji saya sesuai dengan beban kerja

saya

3 Saya berusaha untuk melakukan

pekerjaan dengan penuh rasa

tanggung jawab

4 Saya mampu menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan sesuai

108

target

5 Setiap pegawai memiliki kesempatan

yang sama untuk dipromosikan

6 Hasil kerja yang baik menghasilkan

adanya promosi jabatan pada

pegawai

7 Supervisor saya memperhatikan

keluhan atau permasalahan yang

saya hadapi

8 Supervisor saya memberikan

penjelasan tentang penugasan secara

keseluruhan

9 Supervisor saya bisa jadi panutan

bagaimana menjadi seorang

pemeriksa profesional

10 Supervisor saya senantiasa

mengawasi pekerjaan saya sampai

selesai

11 Rekan kerja saya dikantor ini

menyenangkan

12 Saya menjalin keakraban dengan

rekan kerja saya baik didalam

maupun diluar perusahaan

D. Pernyataan yang berhubungan dengan Kinerja Pegawai

Berikan tanda ceklist () pada kolom yang sesuai.

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Saya berhasil mencapa target dalam

menyelesaikan pekerjaan

2 Selama bekerja, saya berusaha lebih

baik dari rekan kerja yang lain

3 Saya menghasilkan pekerjaan yang

berkualitas

4 Saya mampu menyelesaikan semua

pekerjaan yang menjadi tugas pokok

109

5 Saya menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu

6 Saya memaksimalkan waktu yang ada

dalam bekerja

110

Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden

1. Tabulasi Jawaban Disiplin Kerja

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

4 4 5 4 4 4 4 3 4 4

5 4 4 5 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 4 5 4 4 4 4

4 4 5 5 4 4 4 4 4 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 3 5 4 3 4

5 5 5 5 4 4 5 5 5 5

5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 5 4 4 4 4

5 5 5 5 4 5 5 5 5 4

5 4 5 4 4 5 4 5 5 5

4 4 4 5 3 4 4 3 4 4

5 5 5 5 5 5 4 5 4 4

5 4 4 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 5 3 4 3 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 4 5 4 4 5

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 3 4 4 4 5 4

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5

4 5 4 4 4 3 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 4 4 4 5 5 4 4

5 5 4 5 4 4 5 4 5 4

5 5 5 5 5 5 4 5 5 4

5 5 4 3 4 4 3 3 4 3

111

4 4 4 4 4 4 5 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 5 4 5 5 5 4

4 4 5 4 5 5 5 5 5 5

5 3 5 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

5 5 4 4 4 5 5 4 5 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

5 4 4 4 4 5 5 5 4 5

5 4 4 4 5 4 4 4 5 4

4 4 5 5 4 4 4 4 5 5

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 5 5 5 4 5 3

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

2. Tabulasi Jawaban Kepuasan Kerja

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12

4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4

112

4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4

4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4

4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4

5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4

4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

4 4 5 4 4 4 3 2 2 3 4 3

5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4

4 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4

4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4

4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4

5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4

3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4

4 3 4 3 5 2 1 2 3 3 2 1

4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4

4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5

4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5

4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5

4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4

4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4

4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4

113

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5

3. Tabulasi Jawaban Kinerja Pegawai

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6

4 4 3 3 3 3

5 4 4 5 4 4

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 3 3

4 5 4 5 4 5

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 5

5 5 5 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 4 4

5 5 5 5 4 5

5 3 3 3 3 4

5 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 3

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 4

4 5 4 5 2 4

4 4 3 4 3 4

4 4 4 4 3 3

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4

4 4 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 4

114

3 3 3 3 4 4

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 3 4

3 3 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 3 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 5

4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

4 4 5 5 4 5

4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 3 5

4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 4

4 4 4 4 3 3

4 4 4 4 4 4

4 5 4 5 4 5

4 4 4 4 4 4

115

Lampiran 3 : Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data

1. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Disiplin Kerja (X1)

Correlations

DK_

1

DK_

2

DK_

3

DK_

4

DK_

5

DK_

6

DK_

7

DK_

8

DK_

9

DK_

10

SKOR_TOT

AL

DK_1 Pearson

Correlati

on

1 .358 .279 .378

* .149 .222 .292

.481

**

.518

** .292 .626**

Sig. (2-

tailed) .052 .136 .039 .431 .238 .117 .007 .003 .117 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_2 Pearson

Correlati

on

.358 1 .472

**

.446

* .352 .150

.382

*

.384

* .169 .197 .595**

Sig. (2-

tailed) .052 .008 .014 .056 .430 .037 .036 .373 .297 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_3 Pearson

Correlati

on

.279 .472

** 1

.523

**

.451

*

.391

*

.515

**

.384

* .171

.515*

* .731**

Sig. (2-

tailed) .136 .008 .003 .012 .033 .004 .036 .367 .004 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_4 Pearson

Correlati

on

.378

*

.446

*

.523

** 1 .316 .336

.442

* .299 .236 .442* .686**

Sig. (2-

tailed) .039 .014 .003 .089 .070 .015 .108 .209 .015 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_5

Pearson

Correlati

on

.149 .352 .451

* .316 1

.398

* .349

.473

** .000 .349 .592**

Sig. (2-

tailed) .431 .056 .012 .089 .029 .059 .008

1.00

0 .059 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_6 Pearson

Correlati

on

.222 .150 .391

* .336

.398

* 1

-

.074

.452

* .293 .204 .556**

116

Sig. (2-

tailed) .238 .430 .033 .070 .029 .697 .012 .116 .280 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_7 Pearson

Correlati

on

.292 .382

*

.515

**

.442

* .349

-

.074 1

.430

*

.386

* .451* .629**

Sig. (2-

tailed) .117 .037 .004 .015 .059 .697 .018 .035 .012 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_8 Pearson

Correlati

on

.481

**

.384

*

.384

* .299

.473

**

.452

*

.430

* 1

.509

** .430* .758**

Sig. (2-

tailed) .007 .036 .036 .108 .008 .012 .018 .004 .018 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_9 Pearson

Correlati

on

.518

** .169 .171 .236 .000 .293

.386

*

.509

** 1 .386* .582**

Sig. (2-

tailed) .003 .373 .367 .209

1.00

0 .116 .035 .004 .035 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DK_10 Pearson

Correlati

on

.292 .197 .515

**

.442

* .349 .204

.451

*

.430

*

.386

* 1 .654**

Sig. (2-

tailed) .117 .297 .004 .015 .059 .280 .012 .018 .035 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SKOR_TOT

AL

Pearson

Correlati

on

.626

**

.595

**

.731

**

.686

**

.592

**

.556

**

.629

**

.758

**

.582

**

.654*

* 1

Sig. (2-

tailed) .000 .001 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

117

2. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kepuasan Kerja (X2)

KK

_1

KK

_2

KK_

3

KK

_4

KK

_5

KK

_6

KK

_7

KK

_8

KK

_9

KK_

10

KK_

11

KK_

12

SKOR_TO

TAL

KK_1 Pearson

Correla

tion

1 .58

4** .135

.17

6

-

.03

5

.20

2

.17

6

.41

0*

.18

4 .135 .202 .192 .465**

Sig. (2-

tailed)

.00

1 .477

.35

2

.85

3

.28

4

.35

2

.02

4

.33

1 .477 .284 .309 .010

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_2 Pearson

Correla

tion

.58

4** 1 .036

.25

5

.25

5

.37

3*

.14

2

.17

5

.08

4 .036

-

.057 .141 .405*

Sig. (2-

tailed)

.00

1 .850

.17

4

.17

4

.04

3

.45

5

.35

6

.65

7 .850 .764 .457 .026

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_3 Pearson

Correla

tion

.13

5

.03

6 1

.42

5*

.25

5

.22

9

.42

5*

.56

3**

.61

3**

1.00

0**

.373

*

.544

** .787**

Sig. (2-

tailed)

.47

7

.85

0

.01

9

.17

4

.22

3

.01

9

.00

1

.00

0 .000 .043 .002 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_4 Pearson

Correla

tion

.17

6

.25

5

.425

* 1

.28

0

.13

5

.40

0*

.41

1*

.29

8

.425

* .135

.521

** .586**

Sig. (2-

tailed)

.35

2

.17

4 .019

.13

4

.47

7

.02

9

.02

4

.11

0 .019 .477 .003 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_5 Pearson

Correla

tion

-

.03

5

.25

5 .255

.28

0 1

.33

7

.40

0*

.00

0

.14

9 .255 .135

.521

** .432*

Sig. (2-

tailed)

.85

3

.17

4 .174

.13

4

.06

9

.02

9

1.0

00

.43

2 .174 .477 .003 .017

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_6 Pearson

Correla

tion

.20

2

.37

3* .229

.13

5

.33

7 1

.16

9

.06

9

.07

5 .229 .148 .176 .409*

Sig. (2-

tailed)

.28

4

.04

3 .223

.47

7

.06

9

.37

3

.71

6

.69

2 .223 .436 .353 .025

118

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_7 Pearson

Correla

tion

.17

6

.14

2

.425

*

.40

0*

.40

0*

.16

9 1

.45

6*

.62

1**

.425

* .337

.711

** .705**

Sig. (2-

tailed)

.35

2

.45

5 .019

.02

9

.02

9

.37

3

.01

1

.00

0 .019 .069 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_8 Pearson

Correla

tion

.41

0*

.17

5

.563

**

.41

1*

.00

0

.06

9

.45

6* 1

.74

8**

.563

** .185

.519

** .743**

Sig. (2-

tailed)

.02

4

.35

6 .001

.02

4

1.0

00

.71

6

.01

1

.00

0 .001 .329 .003 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_9 Pearson

Correla

tion

.18

4

.08

4

.613

**

.29

8

.14

9

.07

5

.62

1**

.74

8** 1

.613

** .201

.565

** .745**

Sig. (2-

tailed)

.33

1

.65

7 .000

.11

0

.43

2

.69

2

.00

0

.00

0 .000 .287 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_10 Pearson

Correla

tion

.13

5

.03

6

1.00

0**

.42

5*

.25

5

.22

9

.42

5*

.56

3**

.61

3** 1

.373

*

.544

** .787**

Sig. (2-

tailed)

.47

7

.85

0 .000

.01

9

.17

4

.22

3

.01

9

.00

1

.00

0 .043 .002 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_11 Pearson

Correla

tion

.20

2

-

.05

7

.373

*

.13

5

.13

5

.14

8

.33

7

.18

5

.20

1

.373

* 1

.415

* .452*

Sig. (2-

tailed)

.28

4

.76

4 .043

.47

7

.47

7

.43

6

.06

9

.32

9

.28

7 .043 .022 .012

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

KK_12 Pearson

Correla

tion

.19

2

.14

1

.544

**

.52

1**

.52

1**

.17

6

.71

1**

.51

9**

.56

5**

.544

**

.415

* 1 .771**

Sig. (2-

tailed)

.30

9

.45

7 .002

.00

3

.00

3

.35

3

.00

0

.00

3

.00

1 .002 .022 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

119

SKOR_TO

TAL

Pearson

Correla

tion

.46

5**

.40

5*

.787

**

.58

6**

.43

2*

.40

9*

.70

5**

.74

3**

.74

5**

.787

**

.452

*

.771

** 1

Sig. (2-

tailed)

.01

0

.02

6 .000

.00

1

.01

7

.02

5

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .012 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

3. Lampiran Uji Validitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y)

KP_1 KP_2 KP_3 KP_4 KP_5 KP_6 SKOR_TOTAL

KP_1 Pearson

Correlation 1 .113 .270 .136 .079 .233 .400*

Sig. (2-tailed) .552 .150 .473 .676 .216 .029

N 30 30 30 30 30 30 30

KP_2 Pearson

Correlation .113 1 .609** .601** .075 .362* .652**

Sig. (2-tailed) .552 .000 .000 .694 .049 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

KP_3 Pearson

Correlation .270 .609** 1 .561** .402* .422* .791**

Sig. (2-tailed) .150 .000 .001 .028 .020 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

KP_4 Pearson

Correlation .136 .601** .561** 1 .271 .603** .797**

Sig. (2-tailed) .473 .000 .001 .148 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

KP_5 Pearson

Correlation .079 .075 .402* .271 1 .463* .611**

Sig. (2-tailed) .676 .694 .028 .148 .010 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

KP_6 Pearson

Correlation .233 .362* .422* .603** .463* 1 .784**

Sig. (2-tailed) .216 .049 .020 .000 .010 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

SKOR_TOTAL Pearson

Correlation .400* .652** .791** .797** .611** .784** 1

Sig. (2-tailed) .029 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

120

Uji Realiabilitas

1. Hasil Uji Realiabilitas Untuk Variabel Disiplin Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.838 10

2. Hasil Uji Realiabilitas Untuk Variabel Kepuasan Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.843 12

3. Hasil Uji Realiabilitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.763 6

121

Lampiran 4 : Hasil uji SPSS-Uji asumsi klasik

1. Hasil Uji Normalitas Metode Grafik

2. Hasil Uji Normalitas Metode Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 55

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.55740914

Most Extreme Differences Absolute .115

Positive .076

Negative -.115

Test Statistic .115

Asymp. Sig. (2-tailed) .065c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

122

3. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) -.791 3.865 -.205 .839

Disiplin kerja .065 .063 .085 1.024 .311 .939 1.065

Kepuasan

kerja .401 .040 .831 10.011 .000 .939 1.065

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai

4. Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Grafik

123

5. Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Statistik

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.361 2.603 .907 .369

Disiplin kerja -.002 .043 -.007 -.049 .961

Kepuasan kerja -.021 .027 -.111 -.782 .438

a. Dependent Variable: Abs_Res

124

Lampiran 5 : Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 257.653 2 128.826 51.009 .000b

Residual 131.329 52 2.526

Total 388.982 54

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai (Y)

b. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja (X2), Disiplin kerja (X1)

3. Hasil Analisis Linier Berganda

4. Hasil Analisis Koefisien Determinan R Square

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .814a .662 .649 1.58920

a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja (X2), Disiplin kerja (X1)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 47.873 15.847 3.021 .004

Disiplin kerja (X1) -.249 .202 -.164 -1.237 .222

Kepuasan kerja (X2) .406 .206 .305 2.061 .064

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 47.873 15.847 3.021 .004

Disiplin kerja (X1) -.249 .202 -.164 -1.237 .222

Kepuasan kerja (X2) .406 .206 .305 2.061 .064

a. Dependent Variable: Kinerja pegawai (Y)

125

Lampiran 6 : Hasil Wawancara

Indikator kepuasan

kerja menurut Winardi

(2014)

Pertanyaan

Jawaban

Ya

(%)

Tidak

(%)

Gaji Apakah gaji yang bapak/ibu terima

sudah sesuai dengan beban kerja

bapak/ibu?

70% 30%

Pekerjaan itu sendiri Apakah bapak/ibu mampu

menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan sesuai dengan target?

50%

50%

Promosi

Apakah setiap pegawai yang

memiliki hasil kinerja yang baik

mendapatkan kesempatan yang

sama untuk promosi jabatan?

60%

40%

Supervisi Apakah supervisor selalu

mengawasi pekerjaan pegawai

sampai selesai?

20% 80%

Rekan kerja

Apakah bapak/ibu menjalin

keakraban dengan rekan kerja baik

didalam maupun diluar kantor?

70%

30%

126

Lampiran 7: Jumlah Pegawai Pusdiklat Kemdikbud

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-Laki 85

2. Perempuan 35

Total 120

127

Lampiran 8: Standar Penilaian Kinerja PNS

No Nilai Kategori

1 91-100 Amat baik

2 76-90 Baik

3 61-75 Cukup

4 51-60 Sedang

5 50 kebawah Kurang