PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... ·...

175
PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis Disusun Oleh: Ahmad Muchtar 21150110000016 MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Transcript of PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... ·...

Page 1: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS

(Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos)

Tesis

Disusun Oleh:

Ahmad Muchtar

21150110000016

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan Judul`?θ“αiα

=kα″勤″ルα

わα力G″Os βレ″ ′′″所′″α″話α″rfaッα Иbαみ

GZθり yangditulisolehAhmadMuchtarcengttNIM2H50H0000016telahdittikallpada

Sidang Promosi Tesis olch Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan(FITK)UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Han Senin,12 Agustus 2019 dan telah diperbaiki scsuai saran‐

saran penttji SCbagd saall satt syarat untulc memperoleh geltt Magister pendidikcall

(M・Pd.)pada PrOgram Magister(S2)Pendidikan Agama lslalll.

Jakarta,12 Agllstus 2019

Ketua Prograln Magister PAI

NIP.196703282000031001

Penguii l i

Pro■ Dr.H.Amd Arid M.A2.NIP。 195601191986031003

PenguJ1 2

Dr.H.Sapiudin Shidiq.Ml△ 二NIP.196703282000031001

PenguJ1 3

Dr・ Zalmudin.M.A2.NIP。 195907051991031002

Tanggal

.`磁ずつ

Tanggal

:%勒イ・

Tanggal

物r.ャマ

多匂

Dik∝ahui olch

Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan

971031998032001

〓ヽ

Page 3: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

― ¬

I.EMBAR PENGESAⅡAN

PENGUJISEMINAR ⅡASIL PENELITIAN

Tesis dengall judul`IPθ“didittα″乃″力α′∠みα力CαοS“レ″Pθ″:Ltra“ ″α″脆

`ッα∠″カ

GZθりyallgditulisolchttadMuchtardenganNIN121150■ 000o016 telah dittikan pada

Sid“g Seminar Hasil Penelitian Tesis olch Fakultas IIIInll Tarbiyah dan Kcguruan(FITK)

uIN Syal・if Hidayatullah Jakarta pada haFi Kamis,18 Juli 201.Tesis ini telah dipelも aiki

scsuai sttall‐saran pengji sebagd sdall satu syartt untuk mengikuti Чiall Promosi Tesis.

Tanggal

Jakatta,18 Juli 2019

Tanda Tangan

Penguji

Nama

NIP

Penguji

Nama

NIP

1

Dr.FauZan,M.A.

197611072007011013

II

Dr.Ho Dimyathi,M・ Ag。

196407041993031003

ド.1,五ゞ 3に運娘虫史逮心ン

卜、

聟♀.1ィリ

Page 4: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

Nama

NIM

Plocli

Judul Tesis

LEMl13AR PENGESAHAN PEⅣIBIPIBING TESIS

Ahad Muchtar

21150110000016

Magister Pcndidikan Agalna lslam

Pendidikan Tarektt Abah caOS(Studi Pelnikiran dan KaFya Abah Gaos)

Tesis dcngan judul`ち ル″d=凛=鷺αF r″FCkα′ИιαみGαοs β

"″Pι″:たirα

“あ″&ψα Иbαλ

GZθりyang ditulis 91ch Ahmad Muchtar dengan NIM 2H50H0000016 telah dittikall pada

Sidang PrOmosi Tesis olch F〔 山ュhas mmu Tarbiyah dan Keguman(FITD UIN Sya五f

Hiday江Jlah JalcaFta pada Hari Senin,12 Agustus 2019 dan telah diperbdki sesuai saran‐

saran pcnmji sebagd sdah satu syartt unt■ k memper01ch gelar Magister Pendidikall

(M.Pd。)pada PF08Tanl Magister(S2)Pendidikan Agallla lslm。

JakaFta,14 Agus如 ,2o19

Doscn Pembimbing

Dr.Ho Akhmad SOdiq,M。な .

NIP. 197107091998031001

l

Page 5: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dj bawah ini,

Nama

Tempat/Tgl. LahirNIMJurusan/Prodi

.Iudul Tesis

Ahmad MuchtarJakafta, 79 Januai199221150t10000016

Magister Pendidikan Agama IslamPendidikan Tarekat Abah Gaos (Studi Pemikiran dan Karya Abah

Gaos)

Dosen Pembin-rbing : Dr. H. Akhmad Sodiq, M.A.

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan sayabefiangguttgiawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.pd).

Iakarta,4 luli 2019

NIPI。 21150110000016

iV

Page 6: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

v

ABSTRAK

Ahmad Muchtar (21150110000016). Pendidikan Tarekat Abah Gaos (Studi Pemikiran dan

Karya Abah Gaos)

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendidikan tarekat Abah Gaos melalui

pemikiran dan karyanya. Latar belakang penelitian ini bersumber dari realitas sosial yang

kurang perhatian dan tanggung jawab terhadap keluarganya akan pendidikan tarekat.

Padahal, pendidikan tarekat mengedepankan akhlak, moral dan etika. Akhlak yang menjadi

landasan hidup dan pokok kehidupan secara langsung dipraktikkan Rasulullah Saw.

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak dan sebagai suri teladan yang baik.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai pendidikan tarekat Abah Gaos

melalui pemikiran dan karyanya. Cara mengetahui proses pendidikan tasawuf itu dalam

bentuk tarekat, amaliyah dan ubudiyah di samping adakah yang dampak dan implikasi

terhadap ikhwan semua elemen.

Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan dalam penelitian ini. Pendekatan

kualitatif, yaitu penelitian atau data yang dikumpulkan melalui kata dan gambar, kemudian

disusun dalam bentuk kalimat. Berarti, penelitian ini berusaha untuk mngungkapkan

keadaan yang bersifat alamiah secara holistik. Keadaan atau obyek alamiah itu ditelusuri

sesuai tujuan agar bisa menjawab rumusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendekatan

kualitatif ini berdasarkan deskriptif, pendekatan ini berusaha mendeskripsikan gejala,

peristiwa dan kejadian dengan cara mengumpulkan pelbagai informasi informan yang telah

ditetapkan dan diarahkan, lalu informasi tersebut diolah untuk mendapatkan sebuah solusi

agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan, tepat, dan merasakan kepuasan personal.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik dokumnetasi, di

samping wawancara agar memperkuat hasil penelitian secara sempurna.

Nilai pendidikan tarekat Abah Gaos memberikan sumbangsi yang sangat besar,

nyata, dan terbuka bagi para ikhwan atau masyarakat. Dilihat dari sisi pemikirannya dan

karyanya, Abah Gaos tuangkan dalam bentuk lisan, petuah dan ceramahnya dalam

memberikan nilai serta substansi pendidikan tasawuf. Karya yang beliau tuangkan dalam

bentuk lembaran dan tulisan menjadi amal jariyah yang tak ternilai dalam perkembangan

keilmuan dan amaliyah TQN Pondok Pesantren Sirnarasa. Selain itu, ada proses seseorang

menikmati nilai-nilai pendidikan tarekat sebagaimana digambarkan beberapa karyanya

seperti zikir, khataman, tahlil, manaqiban, serta ubudiyah lainnya seperti menjalankan apa

yang guru/mursyid sampaikan bersasarkan syariat Islam. Hal tersebut bisa ditemukan dan

dinikmati orang yang menjalankannya serta menjawab keingintahuan ilmu dan dunia

tasawuf terutama berbasis tarekat melalui karya yang penulis deksripsikan secara

komprehensif.

Kata Kunci: Pendidikan Tarekat, Abah Gaos

Page 7: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

vi

ABSTRACT

Ahmad Muchtar (21150110000016). Abah Gaos Sufi Order Education (Gaos Thought and

Work Study)

This research was conducted to analyze the Abah Gaos sufi order education through

his thoughts and works. The background of this research comes from social reality that lacks

attention and responsibility towards his family for Sufism education. In fact, sufi order

education promotes morals, morals and ethics. Morals that are the basis of life and the

principal of life are directly practiced by the Prophet. The Prophet was sent to perfect morals

and as a good example.

The purpose of this study was to determine the value of Abah Gaos sufi order

education through his thoughts and works. How to know the process of Sufism education in

the form of tarekat, amaliyah and ubudiyah in addition to what are the impacts and

implications for the ikhwan of all elements.

The qualitative approach is the approach in this study. A qualitative approach,

namely research or data collected through words and images, then arranged in sentence form.

Means, this study seeks to express natural conditions holistically. The state or natural object

is traced according to purpose in order to answer the predetermined formula. This qualitative

approach is based on descriptive, this approach seeks to describe the symptoms, events and

events by collecting various informants information that has been set and directed, then the

information is processed to get a solution so that the problems revealed can be resolved,

appropriate, and feel personal satisfaction. To obtain data in this study, researchers used

documentary techniques, in addition to interviews to strengthen the results of the study

perfectly.

The value of Abah Gaos sufi order education gives a very large, real contribution and

is open to the brothers or the community. Viewed from the side of his thoughts and works,

Abah Gaos poured in oral form, advice and lectures in providing the value and substance of

Sufism education. The work that he poured in the form of sheets and writings became an

invaluable charity in the development of science and the practice of the TQN of Sirnarasa

Islamic Boarding School. In addition, there is a process for someone to enjoy the values of

tasawuf education as illustrated by some of his works such as zikir, khataman, tahlil,

manaqiban, and other ubudiyah such as carrying out what the teacher / murshid conveyed

based on Islamic law. This can be found and enjoyed by those who run it and answer the

curiosity of science and the world of Sufism, especially tarekat-based through works that

the authors describe comprehensively.

Keywords: Sufi Order Education, Abah Gaos

Page 8: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

vii

خلص امل

(و ومئخلفاته فكرية دراسة) الطريقة غوث أباه تعخليم(. 61101111111112) خمتار أمحد هذا ةخخلفي تأيت. وأعماهل أفاكره خالل من الطريقة اغوس أباه تعخليم تلحخليل ابلحث هذا إجراء تم تعخليم يعزز ، لواقعا يف. الصوفية تعخليم يف أرسته جتاه واملسؤويلة االهتمام إىل يفتقر اجتمايع واقع من ابلحث انليب الإرس تم. مبارشة انليب يمارسها احلياة ومبدأ احلياة أساس يه اليت األخالق. واألداب األخالق الطريقة .جيد وكمثال الكمال األخالق إىل

. وأعماهل أفاكره خالل من الطريقة اغوس آبا تعخليم قيمة حتديد هو ادلراسة هذه من الغرض اكن واآلثار ،اآلثار يه ما إىل باإلضافة الطريقة، والعمخلية، والعبادة، شلك يف الصوفية اتلعخليم عمخلية معرفة كيفية .العنارص مجيع من اإلخوان ىلع املرتتبة

من هامجع يتم اليت ابليانات أو ابلحث يه ، نوعية مقاربة. ادلراسة هذه يف انلهج هو انلويع انلهج الطبيعية الظروف عن لخلتعبري ادلراسة هذه تسىع ، يعين. مجخلة شلك يف ترتيبها يتم ثم ، والصور اللكمات خالل يعتمد. مسبقا حددةامل الصيغة ىلع اإلجابة أجل من لخلغرض وفقا الطبييع الاكئن أو احلالة تتبع يتم. يلك بشلك واألحداث واألحداث األعراض وصف إىل انلهج هذا يسىع حيث ، الوصيف الوصف ىلع انلويع انلهج هذا خلحصولل املعخلومات معاجلة تتم ثم ، وتوجيهها إعدادها تم اليت لخلمصربين املصتخلفة املعخلومات مجع خالل من خلحصولل. الشصيص بالرضا وشعورها ومالئمتها عنها الكشف تم اليت املشالكت حل يمكن حبيث حل ىلع نتائج تلعزيز املقابالت إىل باإلضافة ، الوثائقية اتلقنيات ابلاحثون استصدم ، ادلراسة هذه يف ابليانات ىلع

.مثايل بشلك ادلراسة أو لألخوة مفتوحة ويه وحقيقيا كبريا إسهاما الطريقة تعخليم قيمةحممد سيف اهلل مسخلول تقدم قيمة ريتوف يف وحمارضات ونصائح شفهيا شالك ه غوثآبا صب ، وأعماهل أفاكره من نظره لوجهة نظرا .املجتمع يف بثمن رتقد ال خريية مؤسسة وكتابات أوراق شلك يف سكب اذلي العمل أصبح. الصوفية تعخليم ومضمون اإلسالميةرسناراسا (Sirnarasa) مدرسة من طريقة القادرية وانلقشبندية (TQN) وممارسة العخلوم تطوير بعض من حيتض كما اتلعسف تعخليم بقيم ما شص يستمتع ليك عمخلية هناك ذلك، إىل باإلضافة. الصعود وفقا أو املرشد املعخلم نقخله ما تنفيذ مثل األخرى اذلكر، واخلتام، واتلهخليل، واملناقب، والعبودية مثل أعماهل فضولل ويستجيبون يديرونه اذلين أوئلك قبل من به واتلمتع هذا ىلع العثور يمكن. اإلسالمية لخلرشيعة .شامل بشلك املؤلفون يصفها اليت األعمال خالل من الطريقة خالل من سيما ال ، الصوفية واعلم العخلم

غوث أباه ،الطريقة تعخليم: املفتاحية اللكمات

Page 9: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini berpedoman

pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

Alif

Bā’

Tā’

Ṡā’

Jīm

Ḥā’

Khā’

Dāl

Żāl

Rā’

zai

sīn

syīn

Tidak dilambangkan

b

t

j

kh

d

ż

r

z

s

sy

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

Page 10: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

ix

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

هـ

ء

ي

ṣād

ḍād

ṭā’

ẓȧ’

‘ain

gain

fā’

qāf

kāf

lām

mīm

nūn

wāw

hā’

hamzah

yā’

g

f

q

k

l

m

n

w

h

`

Y

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

el

em

en

w

ha

apostrof

Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

مـتعددة

عدة

ditulis

ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Tā’ marbūṭah

Page 11: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

x

Semua tā’ marbūtah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal ataupun

berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang “al”).

Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa

indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki kata aslinya.

حكمة

علـة

كرامةاألولياء

ditulis

ditulis

ditulis

ḥikmah

‘illah

karāmah al-auliyā’

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

---- ---

---- ---

---- ---

Fatḥah

Kasrah

Ḍammah

ditulis

ditulis

ditulis

A

i

u

فع ل

ذ كر

ي ذهب

Fatḥah

Kasrah

Ḍammah

ditulis

ditulis

ditulis

fa‘ala

żukira

yażhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif

جاهلـية

2. fathah + ya’ mati

نسى تـ

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyyah

ā

tansā

Page 12: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xi

3. Kasrah + ya’ mati

كريـم

4. Dammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ī

karīm

ū

furūḍ

F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati

بـينكم

2. fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

أأنـتم

عدتا

لئنشكرتـم

ditulis

ditulis

ditulis

A’antum

U‘iddat

La’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf awal “al”

القرأن

القياس

ditulis

ditulis

Al-Qur’ān

Al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama Syamsiyyah

tersebut

Page 13: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xii

السماء

الشمس

ditulis

ditulis

As-Samā’

Asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

ذوىالفروض

أهل السـنة

ditulis

ditulis

Żawi al-furūḍ

Ahl as-sunnah

Page 14: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xiii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Sang pemilik

langit dan bumi beserta isinya. Sang pemberi limpahan rahmat, hidayah, inayah, nikmat dan karunia

kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam, sang

revolusioner sejati yang menuntun umatnya menuju jalan penuh keridhaan Allah swt. dan khotaman

nabiyyin yaitu baginda Nabi Muhammad saw. Dan kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’at

tabi’in, ulama salafussholih, para syuhada, para sholihin dan seluruh kaum muslimin serta muslimat

sampai kepada umatnya saat ini. Mudah-mudahan di akhirat kelak kita semua mendapatkan ridho

Allah swt. dan syafaat Nabi Muhammad saw. Amin.

Penyelesaian tesis ini merupakan prasyarat untuk menyelesaikan studi pada Program

Magister Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

dihadapi. Namun berkat dukungan dan doa dari berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat

terlewati. Meskipun demikian, penulisjuga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari

segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya, sehingga penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik

serta saran kepada pembaca demi memperbaiki tesis ini.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-

dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikandukungan berupa arahan, bimbingan, dan

lainnya selama proses penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya tersebut penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Prof. Dr. Hj. Amany

Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. beserta jajarannya.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Dr.

Sururin, M.Ag beserta jajarannya.

3. Ketua Program Magister Pendidikan Agama Islam, Bapak Dr. H. Sapiudin Shidiq, M. Ag.

beserta jajarannya, yang telah memberikan pelayanan akademik dengan memuaskan.

4. Pembimbing, Bapak Dr. H. Sapiudin Shidiq, M. Ag yang telah memberikan bimbingan,

arahan, wawasan dan nasehat dengan penuh kesabaran, ketekunan serta keikhlasan.

5. Seluruh Dosen Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu baik secara tersirat maupun tersurat kepada penulis.

6. Syeikh Muhammad Abdul Ghouts (Abah Gaos) selaku pendiri dan pengasuh Pondok

Pesantren Sirnarasa, Cisirri, Ciamis, Jawa Barat yang telah bersedia memberikan izin penulis

untuk melakukan penelitian.

7. Ustadz Ai Abdurrahman, KH. Irfan Zidni, MA, beserta para ust/ustdzah lainnya yang telah

bersedia memberikan informasi kepada penulis tentang semua permasalahan yang terdapat

dalam tesis ini.

8. Istriku tercinta Siti Charidatul Bahiyyah yang telah mendukung selesainya tesis dengan

pengorbanan waktu, pikiran, moril serta materil.

9. Anakku tercinta Hanin Mumtazah Muchtar yang selalu memberikan semangat, senyuman,

serta kebahagiaan disaat hati dan pikiran penulis sedang mendapat kesulitan, tantangan dan

hambatan.

10. Ayahanda H. Muhammad Naseh Abdurrahim, ibunda Hj, Mahmudah, kakanda Muhammad

Iqbal, Abdul Haq, Siti Aisyah, dan Fadhilah yang selalu memberikan kasih sayang, semangat,

pelajaran hidup, nasehat, dan dukungan lainnya baik dari segi moril maupun materil.

Page 15: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xiv

11. Ayah mertua H. Syamsuddin dan Ibu Mertua Hj. Zakiyah yang selalu memotivasi penulis

untuk selalu semangat dan menyelesaikan studinya.

12. Staff Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Muslikh Amrullah,

S.Pd. yang telah membantu dan memberikan layanan akademik dengan baik.

13. Seluruh sahabat seperjuangan dari prodi MPAI yang telah memberikan kenangan indah,

semangat dan motivasi saat berada di bangku perkuliahan kepada penulis.

14. Kepada seluruh teman, saudara/i yang tidak disebutkan namanya namun telah bersedia

menerima penulis dengan sangat ramah dan penuh kasih sayang selama penulis berada di

pesantren.

15. Kepada semua pihak yang ikut andil dan telah membantu penyelesaian tesis ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya kepada mereka yang telah penulis sebutkan, hanya do’a yang dapat dipanjatkan

kepada Yang Maha Kuasa, semoga Allah swt. yang membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda.

Amin.

Jakarta, 29 Juli 2019

Penulis,

Ahmad Muchtar

Page 16: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGUJI................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................... iii

PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................................. iv

ABSTRAK INDONESIA ..................................................................................... v

ABSTRAK INGGRIS ........................................................................................... vi

ABTRAK ARAB ................................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 11

D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 12

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 14

A. Teori Pendiidikan dan Tarekat ........................................................................ 14

1. Pendidikan .................................................................................................. 14

a. Definisi Pendidikan .......................................................................................... 15

b. Hakikat Pendidikan .......................................................................................... 19

c. Tujuan Pendidikan .......................................................................................... 20

2. Tarekat .................................................................................................. 22

a. Definisi Tarekat .......................................................................................... 23

b. Sejarah Perkembangan Tarekat .......................................................................... 25

c. Proses Mengikuti Tarekat................................................................................... 29

d. Mursyid Tarekat .......................................................................................... 30

3. Relasi DenganTasawuf ................................................................................... 31

a. DefinisiTasawuf .......................................................................................... 32

b. Ajaran Tasawuf ....................................................................................... 41

c. Tujuan Tasawuf ...................................................................................... 41

d. Langkah Menuju Kebersucian Jiwa ................................................................... 42

1) Tazkiyatun al-Nafs ........................................................................................ 42

2) Mujahadah dan Riyadhah ............................................................................. 44

e. Maqamat dan Ahwal .......................................................................................... 46

Page 17: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xvi

f. Perumpamaan Tasawuf dan Tarekat .................................................................. 48

g. Proses Spiritualisasi Pendidikan ......................................................................... 48

h. Urgensitas Pendidikan Tasawuf ......................................................................... 49

i. Tasawuf dan Pendidikan Dalam Sekolah ........................................................... 50

j. Tasawuf Modern .......................................................................................... 52

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ................................................................ 53

C. Kerangka Konsep ............................................................................................ 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 57

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 57

B. Desain Penelitian ............................................................................................. 58

C. Data dan Sumber Data ..................................................................................... 59

1. Sumber Primer ................................................................................. 55

2. Sumber Sekunder ................................................................................ 56

D. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 60

1. Wawancara......................................................................................................... 61

2. Pembacaan Naskah Kitab .................................................................................. 62

E. Tehnik Analisis Data........................................................................................ 63

1. Reduksi Data ...................................................................................................... 64

2. Penyajian Data ................................................................................................... 64

3. Verifikasi ........................................................................................................... 64

F. Uji Keabsahan Data ......................................................................................... 65

G. Analisis Hasil Penelitian .................................................................................. 65

BAB IV PENDIDIKAN TASAWUF ABAH GAOS .......................................... 67

A. Genealogi Pondok Pesantren Sirnarasa .......................................................... 67

1. Sejarah Lahir Pondok Pesantren ............................................................... 67

2. Tokoh Pendiri Pon-Pes ............................................................................. 68

3. Biografi Abah Gaos .................................................................................. 69

4. Profil Pon-Pes Sirnarasa dan Perkembangannya ...................................... 72

5. Abah Gaos Memimpin dan Mengembangkangnya................................... 75

6. Kontribusi Abah Gaos terhadap Pon-Pes & Masyarakat .......................... 76

a) Pendidikan Tarekat Sirnarasa ............................................................... 76

b) Letak Geografis .................................................................................... 76

c) Struktur Organisasi ............................................................................... 77

d) Sistem Pembelajaran Pesantren ............................................................ 77

e) Sarana dan Prasarana ............................................................................ 78

f) Sumber Dana ........................................................................................ 78

Page 18: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

xvii

g) Metodologi Penyebar Tarekat .............................................................. 78

h) Fokus dan Inti Ajaran Tarekat Abah Gaos ........................................... 79

i) Model Tarekat Sirnarasa ...................................................................... 79

j) Karya Abah Gaos ................................................................................. 81

k) Silsilah Abah Gaos ............................................................................... 82

l) Wakil Talqin Abah Gaos ...................................................................... 84

B. Pemikiran Tarekat Abah Gaos ......................................................................... 88

1. Pemikiran Kitab as-Syarhu al-Maysur li Miftahi as-Shudur .................... 88

2. Pemikiran as-Sunan al-Mardhiyyah fi al-‘Amaliyah al-Mursyidiyyah .... 90

3. Pemikiran al-Fath al-Jalil fi ‘Alamati al-Mursyid al-Kamil .................... 94

4. Pemikiran al-Fikratu al-Jadidah fi Fadhail al-Syuhur annaha min

Asmaillahi al-Husna ............................................................................ 98

C. Implementasi Tarekat Abah Gaos .................................................................... 101

1. Implementasi Kelembagaan ...................................................................... 101

2. Implementasi Individual ........................................................................... 101

a) Talqin .................................................................................................. 102

b) Dzikir Harian ...................................................................................... 105

c) Khotaman ............................................................................................ 110

d) Manaqib ............................................................................................. 116

e) Tawassul ............................................................................................. 117

f) Sholat Fardhu dan Sunnnah ................................................................ 120

g) Tanbih ................................................................................................. 122

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI ........................................ 126

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 126

B. Saran ................................................................................................................ 127

C. Implikasi ......................................................................................................... 128

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 129

LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 136

LAMPIRAN 2 ........................................................................................................ 151

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.................................................................................................................. 29

Tabel 2.2 .................................................................................................................. 56

Tabel 3.1.................................................................................................................. 58

Tabel 3.2.................................................................................................................. 61

Page 19: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siraj (2006: 433) mengatakan bahwa kehidupan manusia di

zaman modern yang penuh dengan gelimang materi, menyeret

siapapun yang tidak kuat untuk terus menjauh dari Sang Maha

Pencipta. Lingkungan, teman, kerabat dan semua yang ada di sekitar

menjadi sesuatu yang urgen dalam memberikan warna kehidupan

seseorang.

Di samping kehidupan modern itu penuh dengan tipu daya, tap

menurut peradaban dunia akhir-akhir ini tengah memasuki masa-masa

krisis bagi nilai kualitas nilai kemanusiaan. Hal ini ditandai dengan

fenomena perilaku dan pola pikir manusia yang semakin menjauh dari

eksistensi kemanusiaannya. Nilai-nilai kemanusiaan telah banyak

diabdikan dan dikorbankan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Supremasi rasionalisme, empirisme, positivisme dan

pragmatisme tampil dengan gagahnya di permukaan bumi ini, seraya

dianggap telah berhasil menggeser dogmatisme agama. Ilmu

pengetahuan dan filsafat dianggap lebih obyektif ketimbang agama

atau kepercayaan ungkap Sholihin (2005: 1). Inilah fenomena-

enomena yang terjadi di dunia ini. Dengan banyaknya kuantitasnya

manusia semakin lupa akan kualitas yang ada pada personalnya

sendiri.

Hal ini pula ditandai karena kurangnya perhatian dan tanggung

jawab diri sendiri terutaa dalam lingkup keluarga. Padahal,

pendidikan sendiri instrumen penting dalam membentuk pribadi

sesorang. Namun, kenyataanya yang terjadi malah menjadi-jadi bukan

meminimalisir atau mengurangi kejadian dan wabah tersebut.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan tekenologi saat ini

menyisakan beberapa persoalan yang perlu perhatian. Tidak

dipungkiri masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk menjadi alternatif penyelesaian

masalah kehidupan sehari-hari, namun pada kondisi lain ilmu

pengetahuan dan teknologi canggih tersebut kurang mampu

Page 20: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

2

menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. (Iskarim, 2016: 1).

Perkembangan teknologi saat ini, yang ditandai dengan hadirnya

zaman modern, termasuk di Indonesia diikuri oleh gejala dekadensi

moral yang benar-benar berada pada taraf memprihatinkan. Akhlak

mulia seperti kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong,

toleransi dan saling mengasihi sudah mulai terkikis oleh

penyelewengan, penipuan, permusuhan, penindasan, saling

menjatuhkan, menjilat, mengambil hak orang lain secara paksa dan

sesuka hati, dan perbuatan-perbuatan tercela yang lain. Kemerosotan

moral atau yang sering kita dengar dengan dekadensi moral sekarang

ini tidak hanya melanda kalangan dewasa, melainkan juga menimpa

kepada kalangan pelajar yang berperilaku di luar batas kesopanan dan

kesusilaan, semisal: mabuk-mabukan, tawuran, penyalahgunaan obat

terlarang, pergaulan seks bebas, bergaya hidup hedonis dan hippies di

Barat, dan lain sebagainya. Dengan begitu, bukan tanpa bukti untuk

mengatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga

memiliki konsekuensi logis terciptanya kondisi yang mencerminkan

kemerosotan akhlak. (Daulay, 2012: 141).

Masyarakat yang terkena dampak langsung warisan budaya

adalah masyarakat yang hidup dan berdomisili di pinggiran kota-kota

besar. Masyarakat ini disatu sisi telah kehilangan citra kedesaannya

dan disisi lain telah terpengaruh gaya hidup perkotaan yang serba

mahal dan mewah. Untuk bergaya hidup mewah mereka tidak mampu

sedangkan untuk kembali ke ke gaya pedesaan tidak mau. Akhirnya,

mereka selalu dalam depresi berat sehingga mereka terpaksa

melakukan pelbagai tindakan kriminal atau kejahatan. Menurut hasil

survei Ikatan Dokter Indonesia (IDI), melalui Persatuan Dokter

Spesialis Kesehatan Jiwa, pada tahun 2007 menyatakan bahwa 94%

masyarakat indonesia mengalami depresi ringan dan berat

(Khairunnas Rajab vol. XXVIII, 2013/1434: 76).

Dalam kaitan ini, Azra (1998: 100) menjelaskkan bahwa

kebudayaan modern yang berintikan liberalisasi, rasionalisasi efisinsi

secara konsisten terus melakukan proses pendangkalan kehidupan

spiritual. Liberalisasi yang terjadi di seluruh aspek kehidupan tak lain

adalah proses desakralisasi dan de-spritualisasi tata nilai kehidupan.

Page 21: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

3

Dalam proses semacam itu, agama yang sarat dengan nilai-nilai sakral

dan spritual perlahan tapi pasti terus tergusur dari berbagai aspek

kehidupan masyarakat. Kadang-kadang agama dipandang tidak

relevan dan signifikan dalam kehidupan. Akibatnya, sebagaimana

terlihat dalam gejala kehidupan umat manusia banyak modern,

kehidupan rohani semakin kering dan dangkal.

Kehiupan modern menurut Nashir (1997: 138) tampil dalam dua

wajah antagonistik. Disatu pihak modernisme telah berhasil

mewujudkan kemajuan yang spektakuler., khususnya dalam bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun kemakmuran fisik.

Sementara disisi lain ia telah menampilkan wajah kemanusiaan yang

buram berupa manusia modern berwujud kesengsaraan ruhaniah.

Gejala ini muncul sebagai akibat dari modernisasi yang didominasi

oleh nalar instrumental.

Dibalik kemajuannya pula, Nata (2011: 298) mengungkapkan

bahwa dunia modern menyimpan potensi yang dapat menghancurkan

martabat manusia, sehingga manusia kehilangan masa depannya,

merasa kesunyiannya, dan kehampaan spiritual ditengah laju

kehidupan modern.

Di antara permasalahan yang timbul diera modern sekarang ini,

di samping masalah-masalah lain, adalah krisis moral dan krisis

spiritual. Putra (2013: 45) mengatakan bahwa kedua krisis itu saling

berhubungan dan jalin-menjalin sehingga sulit dibedakan dan

dipisahkan. Krisis moral dianggap sebagai penyebabutama

merosotnya kehidupan sosial-keagamaan masyarakat modern. Akan

tetapi, di sisi lain bahwa krisis moral yang terjadi pada kehidupan

modern saat ini yang hampir merambah seluruh lini kehidupan

masyarakat Indonesie sebenarna berasal dan bermuara pada krisis

spiritual. Krisis tersebut ditandai dengan semakin banyaknya yang

mengalami kecemasan, kegelisahan, dan kehampaan eksistensial.

Akibatnya adalah merebaknya penyakit-penyakit spritual yang

berujung pada setres, frustasi hinga penururan martabat manusia serta

mengancam eksistensi manusia itu sendiri.

Page 22: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

4

Dengan begitu, persoalan yang timbul kemudian untuk

diselesaikan secara musyawarah mufakat melalui belbagi macam cara.

Semeestinya, manusia perlu menengok ungkapan Ali bin Abi Thalib

bahwa “perasaan puas apa yang ada di tangan (qana’ah) adalah

kekayaan yang tidak akan ada habisnya. (Syukur, 2002: 40). Dengan

begitu, manusia harus berusaha semaksimal mungkin untuk puas

terhadap apa yang telah Allah Swt limpahkan kepadanya baik berupa

nikmat, ujian maupun berupa cobaan. Di samping itu, manusia harus

bisa memaksimalkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya secara

komprehensif berlandaskan syariat Islam.

Perlu diketahui bahwa pada diri manusia ada potensi-potensi

atau kekuatan-kekuatan. Ada yang disebut dengan fitrah yang

cenderung kepada kebaikan. Ada yang disebut dengan nafsu yang

cenderung kepada keburukan (Jamil, 2004: 36).

Pendidikan juga merupakan sarana yang efektif mengatasi

masalah krisis akhlak. (Assegaf, 2011: 39). Dalam hal ini, pemerintah

Indonesia telah berusaha pada tahun 2009 melalui Mendiknas

menjadikan pendidikan karakter bangsa menjadi fokus dalam

pendidikan nasional. Namun, pendidikan pendidikan karakter

sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Sejak UU

pendidikan nasional tahun 1946 hingga UU Sisdiknas no. 20 tahun

2003, pendidikan karakter telah ada. (Gunawan, 2012: iii)

Di samping terkait dengan problem manusia modern, Ahmed

mengemukakan teori keseimbangan antara agama dengan dunia

melalui tarekat (Ahmed, 1992: 23). Beberapa pakar spritualitas

berusaha menawarkan nilai-nilai yang berhubungan dengan dimensi

spritual. Di antara nilai-nilai spritual itu, dalam Islam dikenal dengan

tarekat.

Istilah tarekat belum dikenal pada zaman Rasulullah Saw

maupun pada masa sahabat. Nama tarekat juga tidak ada dalam al-

Qur’an, tetapi substansi ajaran tarekat sangat dekat sekali dengan

kehidupan Rasulullah Saw. Spritualitas (tarekat) merupakan

fenomena yang menarik perhatian, bahkan banyak yang meramalkan

akan menjadi trend di abad ke XXI. Ramalan ini cukup beralasan

Page 23: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

5

karena sejak akhir abad XX mulai terjadi kebangkitan spritual

(spritual revival) di mana-mana. Munculnya gerakan spiritualitas ini

sebagai reaksi terhadap dunia modern yang terlalu menekankan hal-

hal yang bersifat material profan. Manusia ingin kembali menengok

dimensi spritualnya yang selama ini dilupakan. Salah satu gerakan

yang paling menonjol di akhir abad XX dan awal abad XXI ini adalah

gerakan New Age atau New Age Movement (Sholihin, 2005: 7).

Bertarekat adalah kehidupan rohani dan lebih tegas lagi bahwa

bertarekat adalah fitrah manusia (Proyek Pembinaan PTAIN

Sumatera Utara, 1981/1982: 15). Labib Mz, dkk menyebutkan bahwa

tarekat adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah

membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, menghias diri dengan

sifat-sifat terpuji, tidak mementingkan urusan dunia, merasa cukup

atas pemberian Allah atas dirinya disertai tawakal dan mahabbah

kepada Allah (Jurnal Paradigma Volume 2, Nomor 1, November 2015:

ISSN 2406-9787 diakses pada tanggal 06 April 2016 Pukul. 19.00

WIB). Dalam kajian ilmu tarekat, ada dua istilah kata yang memiliki

definisi yang berbeda, yaitu tarekat dan tarekat. Kata tarekat diambil

dari kata bahasa arab yaitu suf kata tarekat diartikan sebagai “cara

sufi” mendekatkan kepada Allah Swt yang disebut dengan Thuruq al-

Shufiyah. Sebagaimana telah diupayakan penjelasannya, bahwa

secara umum tujuan tarekat adalah mendekatkan diri tarekat yang

harus diamalkan dalam bimbingan seorang guru, itulah yang disebut

tarekat. Dengan kata lain, dapat dirumuskan bahwa tarekat adalah

seperangkat ilmu mendekatkan diri kepada Allah Swt, sedangkan

tarekat adalah suatu sistem untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt

yang salah satu unsur pokoknya adalah ilmu tarekat (Siregar, 2002:

264-265).

Pendidikan tarekat merupakan pendidikan yang mengajarkan

nilai-nilai tarekat. Nilai tarekat tersebut diwujudkan dengan akhlak,

etika atau moral. Dengan akhlak, ada beberapa hal yang hendaknya

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh

kebahagiaan yang optimal (Muhajir, (t.t.:). Ulul Albab: Islamic

Education Journal: 3). Dalam hal ini, tarekat yang memiliki nilai atau

akhlaq ini merupakan hasil dari pendidikan yang diajarakan oleh Allah

Page 24: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

6

terhadap Rasulullah Saw. Keberhasilan Rasulullah Saw sebagai

pembawa risalah itu diilustrasikan dengan mengintegrasikan antara

agama, akal, serta keceradasan jiwa yaitu dengan mengedepankan

akhlak. Hal ini digambarkan oleh Allah Swt dalam al-Qur’an surah al-

Qalam ayat 4 yang berbunyi:

(4وإنك لعىل خلق عظيم. )القلم :

Artinya: “Sesungguhnya engkau wahai Muhammad memiki

akhlak yang mulia. (QS. Al-Qalam: 4)

Di samping itu, perangai Rasulullah Saw dideskripsikan secara

lugas dan baik oleh Sayyidah Aisyah ra tatkala ia ditanya oleh seorang

yang bernama Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amir. Sebagaimana berikut:

ثنا مبارك ، عن السن ثنا هاشم بن القاسم ، قال : حد حدم ، عن سعد بن هشام بن عمر ، قال :

تيت عئشة ، فقلت : يا أ

أ

عليه وسلم ، قالت : ين بلق رسول اهلل صىل اهلل خبالمؤمنني ، أ

. )رواه أمحد(كن خلقه القرآنArtinya: “ Telah menceritkan kepada ku dari Hasyim bin al-

Qasim berkata; dari Mubarok, dari Hasan, dari Sa’ad bin

Bisyam bin ‘Amir; lalu ia datang kepada Aisyah ra dan berkata:

wahai Ummu al-Mu’minin, ceritkan kepadaku tentang akhlak

Rasulullah Saw, Aisyah ra menjawab; akhlaknya Rasulullah

Saw itu al-Quran. (HR. Ahmad bin Hanbal, 1998: 91) Hal ini pula diungkapan oleh Siraj (2006: 52) bahwa

meningkatkan kualitas akhlak yang mulia, diperlukan adanya

pendidikan karakter dengan khas sufistik, menurutnya solusi sufistik

bukan merupakan sesuatu penyikapan yang pasif atau apatis terhadap

kenyataan sosial, tapi sebalikmya, justru tarekat berperan besar dalam

mewujudkan sebuah revolusi moral dan karakter spiritual dalam

masyarakat dan hal ini merupakan ethical-basic bagi suatu formulasi

Page 25: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

7

sosial seperti dunia pendidikan, yang selama ini hanya mementingkan

akademik dan kecerdasan otak saja dan kurang memperhatikan aspek

kecerdasan emosi dan spiritual.

Pendidikan tarekat sangat urgen dan penting sekali di era

modern ini. Terlebih pendidikan itu sendiri merupakan aset paling

berharga dalam kehidupan dunia menuju akhirat. Dengan pendidikan,

manusia akan mengetahui hal-hal yang ada di muka bumi ini seperti

kebaikan, keburukan, zohir maupun bathin. Di samping itu,

Pendidikan itu penting bagi individu sebagaimana penting pula bagi

masyarakat. Melalui pendidikan, seseorang bisa mengembangkan

dirinya dan membentuk kelurarganya. Melalui pendidikan yang baik

pula manusia menjadi baik, terbentuk keluarga dan masyarakat yang

baik juga sebagaimana berkembangnya pemahaman, jalan serta nilai-

nilai positif dan nilai-nilai kemanusiaan (Dakhalallah, 2015: 12).

Adapun tujuan pendidikan adalah sampainya kesempurnaan

manusia. Sebab, Islam itu sendiri memberikan suri teladan terhadap

kesempurnaan agama (Muhammad Munir Mursi, 1987: 53). Hal ini

juga di ungkapkan pula oleh Armai Arief bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna,

peningkatan moral, tingkah laku yang baik, mengembangkan rasa

kepercayaan terhadap agama dan Tuhan, serta mengembangkan

intelegensi anak secara efektif agar mereka siap untuk mewujudkan

kebahagiaannya di masa mendatang (Arief, 2002: 24). Di samping itu,

Athiyah al-Abrasy menghendaki bahwa tujuan pendidikan Islam

sebagai manusia yang berakhlak mulia. (al-Abrasy, 1974: 15). Begitu

pula Ahmad D. Marimba mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah terbentuknya orang yang bekepribadian muslim

(Marimba, 1989: 39).

Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu dipahami secara

cermat dan baik terkait dengan hakikat pendidikan itu sendiri.

Dimana hakikat pendidikan adalah menyiapkan dan mendampingi

seseorang agar agar memperoleh kemajuan dalam menjalani

kesempurnaan. Kebutuhan manusia terhadap pendidikan beragam

seiring dengan beragamnya kebutuhan manusia. Ia membutuhkan

Page 26: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

8

pendidikan fisik untuk menjaga kesehatan fisiknya, ia membutuhkan

pendidikan etika agar dapat menjaga tingkah lakunya, ia butuh

pendidikan akal agar jalan pikirannya sehat, ia membutuhkan

pendidikan disiplin ilmu agar dapat mengenal alam, ia membutuhkan

pendidikan sosial agar membawanya mampu berosialisasi, ia

membutuhkan pendidikan agama untuk membimbing rohnya menuju

Allah Swt. Ia membutuhkan pula pendidikan akhlak agar perilakunya

seirama dengan akhlak yang baik (Anwar, 2010: 42-43).

Dengan begitu, pendidikan tarekat ini mempunyai peran yang

sangat signifikan dalam pendidikan. Pendidikan tassawuf yang

memiliki nilai akhlak, moral, dan etika tidak hanya mengedepankan

aspek kognitif (pengetahuan) peserta didik saja, melainkan aspek

afektif dan psikomotrik peserta didik. Akan tetapi, prinsip itu

sebagaimana yang diusungkan dalam kurikulum 2013 (K13) ini. Nilai-

nilai tarekat dalam pendidikan jauh lebih dari itu, mengajarkan,

mendidik, serta membiasakan peserta didik untuk selalu

menyeimbangkan antara zikir dan pikir, iman dan Islam, imtaq dan

iptek. Melalui aspek tersebut peserta didik untuk selalu

menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya.

Nilai-nilai pendidikan tarekat yang berlandaskan tarekat ini

digambarkan melalui pesantren yang didalamnya termasuk ustadz,

santri dan lain sebagainya. Kajian dan literasi tentang pesantren sudah

begitu banyak dan luas di seantoro nusantara bahkan dunia

internasional. Pesanten sebagaimana diungkapkan oleh Majid (1997:

15) seringkali diidentikkan dengan pondok atau asrama yang menjadi

tempat aktivitas belajar atau figur seorang kiai yang menjadi

pengasuh dalam memimpin sebuah pesantren. Unsur-unsur yang

berkaitan langsung dengan pesantren tersebut harus dipahami sebagi

bagian dari faktor penting dalam mendukung keberhasilan pesantren

dalam menancapkan kiprahnya dalam pergulatan pendidikan Islam di

Indonesia.

Menurut Dhofier (1994: 44), ada lima elemen dasar yang

berkaitan langsung dengan karakteristik dalam tradisi pesantren,

yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab kuning, dan kiai.

Page 27: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

9

lima unsur tersebut keterkaitan yang saling mendukung dan secara

filosfis tak bisa dipisahkan karena pesantren mencakup seluruh

aktivias yang bernilai ibadah dan kebaikan bagi kemshlahatan umat

semuanya.

Salah satu instrumen yang tidak bisa diabaikan bahkan hilang

dari pesantren ialah kiai. kiai memiliki figur dan peran yang sangat

besar dalam memajukan sebuah lembaga agama yaitu pesantren. Kiai

sebagai figur utama dalam menjalankan roda keagamaan yang

berkaitan langsung dengan pesantren. Posisi kiai memang dominan

karena ia memiliki pemegang estafet kedaulatan dalam kehidupan

santri sehingga harus mematuhi segala kebijakan-kebijakannya. Gelar

kiai sejatinya bukan berasal dari pengokohan sendiri melainkan dari

masyarakat sekitar yang memberikan gelar kehormatan kepada orang

tersebut. Kiai yang memiliki pesantren dan mendapatkan kepercayaan

orang sekitarnya ialah Abah Aos atau Gaos.

Abah Gaos memiliki peran dalam dunia pendidikan tarekat. Hal

ini dilihat melalui kontribusi beliau dalam tarekat meskipun

masyarakat kita beranggapan bahwa ajaran tarekat itu bersikap

eksklusif. Artinya, bahwa ajaran tarekat itu hanya dipraktikkan dan

diamalkan oleh orang-orang yang (sufi) mereka anggap sebagai bukan

manusia biasa, karena mereka itu telah menjadi waliyullah. Karena

itu, sebagian masyarakat memiliki persepsi bahwa seorang sufi adalah

orang yang hanya menghabiskan waktunya di masjid, beri’tikaf,

berdzikir, dan melakukan shalat-shalat sunnah. Atau mereka yang

menyendiri di gua, gunung, hutan dan dipinggir pantai untuk

melakukan kontemplasi. Atau mereka yang berpakaian lusuh

(sederhana), mereka yang menghabiskan siang dan malam dengan

melakukan ibadah, mereka yang berpenampilan awut-awutan dan

mereka mempunyai pola hidup anti dunia. Tidaklah demikian halnya

dengan seorang manusia pilihan oleh yaitu Syekh Muhammad Abdul

Gaos Saefullah Maslul al-Qodiri an-Naqsyabandi yang lebih akrab

dengan sebutan Abah Aos atau Gaos yang tinggal di kaki gunung

Sawal daerah Panjalu Ciamis Jawa Barat.

Page 28: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

10

Beliau merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam dunia

pendidikan tarekat sebagaiamana diungkapkan oleh al-Mathrudi

(2016:110) adalah KH. Muhammad Abdul Gaos atau sering dipanggil

“Abah Gaos”. Beliau merupakan murid dari Abah Anom. Beliau

adalah murid yang patuh terhadap sabda (petuah) guru. Bukan hanya

itu, beliau selalu mengikuti apa-apa yang menjadi sunnah gurunya

Abah Anom, sehingga sekarang apa yang beliau lakukan adalah apa

yang dilakukan oleh Abah Anom, kalau boleh kami katakan beliau

adalah copy paste dari Abah Anom.

Melalui penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan

september 2018, peneliti menemukan beberapa karya Abah Gaos

terkait dengan pendidikan tarekat melalui karyanya yang berjudul

majmu>’atu rasa>il. Kitab tersebut merupakan kumpulan lembaran-

lembaran karya Abah Anom yang berjudul sebagai berikut; Pertama,

as-Syarhu al-Maisur li Miftahi as-Shudur li Irsyadi ar-Ruhi al-

Maghrur. Kedua, al-Sunan al-Mardhiyyah fi al-‘Amaliyah al-

Mursyidiyyah. Ketiga, al-Fathu al-Jali>l fi> ‘Ala>ma>ti al-Mursyid al-

Ka>mil. Keempat, al-Fikrah al-Jadi>dah fi Fad{a>il as-Syuhu>r annaha> min

Asma>illahi al-Husna>. Dari hal tersebut, jika peneliti amati dan

mendalami lebih dalam selama proses pembelajaran di semester

kedua, peneliti menemukan beberapa distingsi pendidikan tasawauf

yang ditulis langsung oleh Abah Gaos. Berikut ini beberapa distingsi

dan penting penelitian ini untuk dijadikan sebuah tesis:

Pertama, karya ini merupakan hasil dari ijtihad (kesungguhan)

ulama Nusantara terhadap pendidikan tarekat. Pendidikan tarekat

yang diilustrasikan Abah Gaos melalui karyanya tersebut sudah

mendarah daging bagi salik yang ingin dekat dengan Allah.

Kedua, Abah Gaos memiliki transmisi (sanad) keilmuan yang

menyambung kapada Rasulullah Saw.

Ketiga, Sebagai seorang salik di jalan Allah beliau pun bisa

mengobati orang yang merasakan putus asa, pesimis, atau ingin

mencari keberkahan dalam keluarga, ingin lebih dekat dengan sang

pencipta, dan lain sebagainya melalui sholat, doa atau zikir.

Page 29: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

11

Berpijak pada latar belakang di atas, kajian tentang pendidikan

dan akhlak tarekat, akan dispesifikasikan pada pemikiran salah satu

tokoh intelektual dan tarekat Indonesia yaitu Abah Gaos. Sebagai

guru spritual Tariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya

ke-11, beliau begitu berkomitmen terhadap pendidikan tarekatnya

secara kental dan tampak melalui karya dan kontribusinya dalam

keagamaan maupun sosial, sehingga peneliti tertarik mengadakan

penelitian tesis dengan judul “Pendidikan Tarekat Abah Gaos;

Analisis Pemikiran dan Karya Abah Gaos”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian masalah di atas, oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pendidikan

Tarekat Abah Gaos” khsususnya tentang pendidikan tarekat yang

semakin mengkawatirkan dan terkikis secara perlahan-lahan. Maka,

dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Krisis spritual (nilai-nilai tarekat), moral dan karakter yang

merambah dikalangan dewasa maupun pelajar.

2. Pendidikan tarekat yang belum merata baik dari pemikiran,

pengamalan maupun karyanya.

3. Kurangnya kemampuan pendidik menginovasi pendidikan

tarekat.

4. Kurangnya implementasi pendidikan tarekat secara masif di

seluruh lapisan masyarakat.

5. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan pendidikan tarekat

secara utuh dan merata.

6. Pembinaan sosial-keagamaan belum mampu merubah

perilaku masyarakat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dengan adanya

keterbatasan sarana-prasarana, pikiran dan dana yang ada, kemudian

demi terfokusnya penelitian ini, maka peneliti hanya membatasi dan

membahas mengenai:

Page 30: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

12

1. Pemikiran terhadap pendidikan tarekat. Oleh karena itu,

yang akan diteliti adalah Pendidikan Tarekat Abah Gaos

melalui pemikiran dan karyanya.

2. Pendidikan secara struktural itu ada tiga, yaitu formal,

informal dan nonformal. Untuk itu, penelitian ini dibatasi

pada pendidikan formal yaitu Pondok Pesantren Sirnarasa

Desa Cisirri Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Sekaligus

membatasi pada implementasi pemikiran dan karya Abah

Gaos melalui karyanya baik berupa Pondok Pesantren

Sirnarasa maupun tulisan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan

masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan tarekat Abah Gaos secara pemikiran

dan karyanya?

2. Bagaimana implementasinya di Pondok Pesantren Sirnarasa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pendidikan tarekat Abah Gaos melalui

pemikiran dan karyanya.

2. Menganalisis implementasinya dalam bentuk karya yang

berbentukinstitusi maupun tulisan di Pondok Pesantren

Sirnarasa.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan diatas,

maka manfaat dalam penelitian ini dikategorikan dalam dua bagian,

yaitu manfaat akademik dan manfaat praktis.

1. Manfaat Akademik:

a. Memperluas gambaran yang jelas tentang pendidikan

tarekat.

Page 31: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

13

b. Menguji teori yang berkaitan dengan tarekat Islam.

c. Memperkaya khazanah keilmuan, wawasan, gagasan, teori

serta mengembangkan penelitian sebelumnya yang terkait

dengan pendidikan tarekat.

2. Manfaat Praktis:

a. Peneliti

Sebagai syarat pengambilan ijazah dan pembinaan terhadap

peneliti sendiri.

b. Pembaca

Memperkenalkan kepada pembaca bahwa pendidikan tarekat

merupakan pendidikan yang menyeimbangkan antara zikir

dan pikir, iman dan ilmu. Memberikan wawasan bahwa

lembaga pendidikan tarekat mengedepankan serta

menjunjung tinggi nilai-nilai agama bukan pada tataran

keilmuan (kognitif) saja, akan tetapi mengedepankan aspek

spiritual seseorang.

c. Lembaga

Memberikan wawasan kepada lembaga lain bahwa

pendidikan tarekat menjadi ikon dalam pengembangan

lembaga pendidikan

Page 32: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pendidikan dan Tarekat

1. Pendidikan

Disin akan sedikit diterangkan tentang pentingnya pendidikan

tarekat yang seharusnya di ajarkan sejak dini. Setiap agama pasti

memiliki cara untuk mencapai tingkat spiritualitas tersendiri, seberapa

penting sih sebenarnya tarekat itu sampai-sampai agama islam

menjelaskan hal tersebut secara tersurat dan tersirat dalam pedoman

umat Islam yaitu Al-Quran, sunnah, ijma’, dan qiyas.

Penulis akan membahas tentang aspek dalam pendidikan spiritual

yang ia di anggap sebagai salah satu jenis pendidikan yang

diunggulkan dalam sunnah nabawiyah yang suci karena ia memiliki

tujuan untuk mensucikan diri, meningkatkan akhlak (moral),

menyucikan badan, mengeksploitasi (mengerahkan) segala kekuatan

dan kemampuannya dalam hal kebaikan dan dan hal yang bermanfaat,

dan mememenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan cara-cara yang

halal dan disyariatkan.

Pendidikan tarekat bertujuan untuk menciptakan kesempatan untuk

mendengarkan suara hati ini, untuk mendapatkan kejelasan lebih besar

ke mengapa kita diciptakan dan apa misi yang unik mungkin. Pikiran,

hati, dan tubuh idealnya, ketiga elemen ini berinteraksi secar harmonis

satu sama lain tidak ada bagian dari individu baik diabaikan atau

ditolak.

Tarekat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

manusia terutama di zaman modern ini. Tarekat adalah kegiatan

individu dan manusia untuk mencapai ketenangan jiwa dan pikiran.

Banyak tulisan atau karya-karya yang menjelaskan tentang apa itu

tarekat, macam, metode dan tujuannya.

Untuk itu penulis akan membahas mulai dari definisi pendidikan,

hakikat pendidikan, tujuan pendidikan. Ditinjau dari tarekat, penulis

membahas definisi tarekat, sejarah perkembangan tarekat secara

singkat, dan apa itu murysid tarekat. Kemudian, relasi tarekat dengan

tasawuf berangkat dari definisi tasawuf itu sendiri, ajaran dan tujuan

tasawuf, langkah menuju kebersucian jiwa melalui tazkiyatun an-Nafs,

Page 33: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

15

mujahadah serta riyadhah, maqamat dan ahwal, perumpamaan

tasawuf dengan tarekat, proses spiritualisasi pendidikan, urgensitas

pendidikan tasawuf, tasawuf dan pendidikan dalam sekolah, tasawuf

modern. Untuk lebih mengerti apa yang telah disebutkan perhatikan

ungkapan serta argumentasi berikut ini.

a. Definisi Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, dikenal adanya tiga rangkaian istilah

yang sering digunakan untuk menunjuk pendidikan Islam secara

keseluruhan yang terdapat dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lim, dan

ta’dib yang dipakai secara bersamaan. (Naquib al-Attas, 1979: 157).

Namun, pendapat tersebut sama diungkapkan oleh Abdul Halim

(2002: 25) bahwa pendidikan pada umumnya mengacu kepada term

al-tarbiyah, al-ta’lim dan al-ta’dib.

Maksudnya ialah, ketiga term yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib

memiliki nilai yang sangat signifikan sekali. Mengapa memiliki nilai

signifikan, karena term tersebut memiliki tujuan yang sangat mulia

yaitu mendidik, mengajar, dan beretika seseorang berlandaskan apa

yang diajarkan oleh syariat Islam baik itu Quran, sunnah, ijma dan

qiyas.

Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam

praktek pendidikan Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-

ta’dib dan al-ta’lim jarang digunakan. Berikut ini penjelasan kosa kata

tersebut.

1) Al-Tarbiyah

Kata al-Tarbiyah dalam bahasa Arab berasal dari kata raba-

yarbu memiliki makna “tumbuh”, dan “berkembang”, tumbuh

(nasya’a) dan menjadi besar atau (tara’ra’a). Artinya pendidikan

(tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhan dan mendewasakan

peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.

Qurtubi seperti yang dikutip oleh Sahrodi (2005: 2) mengatakan

bahwa “Rabb” merupakan suatu gambaran yang diberikan kepada

suatu perbandingan antara Allah sebagai pendidikn dan manusia

sebagai peserta didik. Allah mengetahui dengan baik kebutuhan-

kebutuhan mereka yang dididik, sebab ia adalah pencipta mereka. Di

samping itu, pemeliharaan Allah tidak terbatas pada kelompok

Page 34: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

16

terntentu. Ia memperhatikan segala ciptaan-Nya. Karena itulah Ia

disebut sebagai Rabb al-‘Alamin. Al-Tarbiyah dalam bahasa Inggris

dikenal dengan education. el-Sherify (2000: 76) mengutip definisi

UNESCO dengan ungkapan:

)طبقا تلعريف ايلونسكو( تعليم منظم ومقصود، يهدف إىل نقل املعرفة وإكساب ياة.املهارات انلافعة يف لك مناشط احل

Artinya: “sesuai dengan definisi UNESCO bahwa pendidikan

merupakan pembelajaran yang terorganisir dan terfokuskan,

bertujuan untuk mentransfer pengetahuan dan memperoleh

keterampilan-keterampilan yang bermanfaat bagi seluruh aspek

kehidupan.”

Tarbiyah sebagaimana digambarkan dalam firman Allah Swt

sebagai berikut:

واخفض هلما جناح اذلل من الرمحة وقل رب ارمحهما كما ربياين صغريا.

Artinya: “dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua

dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “wahai Tuhanku,

kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah

mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra: 24)

Jadi, lafadz “tarbiyah” dalam al-Quran dimaksudkan sebagai

proses pendidikan. Namun terminologi tersebut tidak sebatas aspek

tertentu saja sebagaimana yang didefinisikan sarjana Barat. Al-Quran

mendeskripsikan kata “tarbiyah” secara menyeluruh, komprehensif

dan bersifat umum. Sebab, al-Quran lebih dahulu memaknai secara

detail dan lebih mendalam seperti aspek kognitif, afektif, dan

psikomotrik. Bahkan, merespon, apresiasi serta mengasuhnya

merupakan hal yang direpresentasikan Allah dalam ayat tersebut.

2) Al-Ta’lim

Al-Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal

dari akar kata ‘allama. Istilah tarbiyah diterjemahkan dengan

pendidikan, sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran.

(Rahman, 2001: 60). Dalam Al-Quran Allah Swt mengajarkan Nabi

Page 35: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

17

Adam nama-nama-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam salah

satu kalamnya:

وعلم آدم األسمآء لكها.

Artinya: dan Dia (Allah) Swt mengajarkan Nabi Adam nama-

nama (benda-benda) seluruhnya. (QS>. Al-Baqarah: 31)

Dengan penjelasan di atas, kata ta’lim/’allama dalam al-Quran

ditujukan sebagai proses pengajaran dan pemberian informasi kepada

peserta didik. Lalu kata tersebut menggambarkan transfer informasi

dan pengetahuan dari satu individu ke individu lainnnya.

3) Al-Ta’dib

Kata ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’diban yang

mempunyai arti antara lain: membuatkan makanan, melatih akhlak

yang baik, sopan santun, dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik.

Kata addaba yang merupakan asal kata dari ta’dib disebut juga

muallim, yang merupakan sebutan orang yang mendidik dan mengajar

anak yang sedang tumbuh dan berkembang. (Munardji, 2004: 45)

Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan

merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap

negara. Menurut Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan

segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses

pembelajaran. Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa peserta didik adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan tertentu.

Dengan demikian pendidikan merupakan segala daya upaya dan

semua usaha membuat masyarakat dapat mengembangkan potensi

peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

Page 36: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

18

pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan spiritual dan

emosional, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang

diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara.

Bendara Raden Tumenggung Harya Suwardi Soerjaningrat

yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara (1961: 2)

mengatakan bahwa usaha pendidikan (tari) ditujukkan pada (a)

halusnya pribadi, (b) cerdasnya otak, dan (c) sehatnya badan. Ketiga

usaha ini akan menjadikan lengkap bagi setiap manusia. Dengan

begitu, pendidikan adalah usaha membentuk manusia secara

menyeluruh baik lahir maupun batin, yaitu cerdas, sehat dan berbudi

pekerti luhur. Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidik harus

memiliki tiga konsep sikap yang utuh, yakni ing ngarsa sung tuladha,

ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Artinya, sebagai

pendidik harus mampu menjadi tauladan bagi peserta didiknya,

pendidik juga mampu menjaga keseimbangan, mendorong, dan

memberikan motivasi bagi peserta didiknya.

Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang mendapat awalan

‘pen’ dan akhiran ‘an’ mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan

sebagainya). Jika dilihat dalam kamus bahasa Indonesia pendidikan

artinya proses perubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok

orang dalam ussaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan latihan proses, perbuatan dan cara mendidik. (Tim

Penyusun, 2008: 352).

Pendidikan sebagaimana diungkapkan (Endarmoko, 2006:156).

adalah bimbingan, didikan, edukasi, kuliah, kursus, pelatihan,

pemberadaban, pembibitan pencerahan, penggemblengan,

penggodokan, penyadaran, tuntunan,; pelajaran sekolah.

Hujjatul Islam Imam Ghazali mengatakan bahwa pendidikan itu

terletak pada pengajaran moral religius tanpa mengabaikan urusan

dunia. (Ramayulis, Ciputat: 2005).

Sedangkan menurut Yasin (2008: 16) melalui istilah-istilah

pendidikan dari berbagai bahasa bahwa pendidikan adalah kegiatan

yang di dalamnya terdapat a) proses pemberian pelayanan untuk

menuntun perkembangan peserta didik, b) proses untuk mengeluarkan

atau menumbuhkan potensi yang terpendam dalam diri peserta didik,

c) proses memberikan sesuatu yang kepada peserta didik sehingga

Page 37: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

19

tumbuh menjadi besar, baik fisik maupun non-fisiknya, d) proses

penanaman moral atau proses pembentukan sikap, perilaku dan

melatih kecerdasan intelektual peserta didik.

Dari berbagai definisi diatas, kesimpulan yang bisa dipetik ialah

sebagai berikut: pendidikan bukan hanya sekedar mengajar dan

mendidik saja, akan tetapi segala perbuatan yang mengantarkan orang

lain itu menjadi tau, ingat, bertambah dan lebih baik dari aspek iman

dan ilmu, zikir dan fikir serta imtaq dan iptek.

b. Hakekat Pendidikan

Secara formal, pendidikan itu dilaksanakan sejak usia dini

sampai perguruan tinggi. Adapun secara hakiki pendidikan

dilakukakn seumur hidup sejak lahir hingga dewasa. Waktu kecil pun

dalam UU 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan anak usia dini

yang notabene anak-anak kecil sudah didasari dengan pendidikan

yang mengajarkan nilai-nilai moral yang baik agar dapat membentuk

kepribadian dan potensi diri sesuai dengan perkembangan anak.

Dalam PP 27 tahun 1990 bab 1 pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa

sekolah untuk peserta didik yang masih kecil adalah salah satu bentuk

pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan

dasar (Harianti, 1996: 12). Di samping itu, terdapat 6 fungsi

pendidikan (Depdiknas, 2004: 4), yaitu:

1) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada

anak.

2) Mengenalkan anak pada dunia sekitarnya.

3) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik.

4) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan

berosisialisasi.

5) Mengembang keterampilang, kreativitas, dan kemampuan

yang dimiliki ank

6) Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.

Dari ungkapan di atas, hakekat pendidikan merupakan hal

mendasar yang mengarahkan manusia menjadi terdidik melalui ilmu,

pengetahuan serta perilaku yang diajarkan dalam dan luar kelas, serta

yang terampil berkreasi, dan berinovasi berdasarkan standar nilai

pendidikan.

Page 38: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

20

c. Tujuan Pendidikan

Tujuan merupakan salah satu komponen pendidikan. kompenen

tersebut harus ada, jika komponen tersebut tidak ada maka pendidikan

pun tidak akan berjalan sebagaima mestinya. Oleh karena itu, ada

beberapa hal yang harus diketahui sebelum membahasa tujuan

pendidikan:

1) Fungsi Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan sebenarnya sudah terlingkup pengertian

pendidikan sebagai usaha sadar, yang berarti usaha tersebut

mengalamai permulaan dan akhirnya. Ada usaha yang terhenti karena

mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha

tersebut belum disebut berakhir. Karena pada umumnya, suatu usaha

baru berakhir kalau utjuan akhir telah tercapai. Dari uraian

sebelumnya, maka fungsi tujuan pendidikan yang dimaksudkan

sebagai berikut:

a) Mengakhiri dan mengarahkan tujuan.

b) Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk

mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan baru maupun

tujuan lanjutan dan tujuan pertama.

c) Memberi nilai pada usaha-usaha itu. (Djumransyah, 2006:

117)

Sedangkan menurut Said (1989: 104) mengatakan bahwa

tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya

ber sifat normatif, yaitu sebagai berikut:

a) Tujuan Pendidikan memberikan arah pada proses yang

bersifat edukatif.

b) Tujuan pendidikan tidak selalu memberikan arah pada

pendidikan, tetapi harus mendorong atau memberikan

motivasi sebaik mungkin. Jika dinilai, dihargai, dan

diinginkan, maka tujuan adalah nilai. Oleh karena itu, tujuan

pendidikan bukanlah menunjuk kepada sesuatu yang nyata,

dan tujuan pendidikan merupakan garis finish dalam suatu

Page 39: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

21

perlombaan yang hendak dicapai oleh para pesertanya pada

proses pendidikan.

c) Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan

pedoman menyediakan kriteria-kriteria dalam menilai

proses pendidikan.

John Dewey sebagaiamana dikutip oleh Barnadib (2002: 61-62)

memiliki pandangan terkait tujuan pendidikan yaitu memberikan

nilai-nilai bagi peserta didik sebagai pegangan dalam hidupnya.

Dewey memandang bahwa sekolah merupakan lingkungan

masyarakat kecil, dan cerminan daripadanya. Ini merupakan bentuk

kehati-hatian dalam pengelolaan sekolah terhadap masyarakat.

Setidaknya, sekolah jangan hanya sebagai ‘menara gading’ yang

menjulang jauh di atas masyarakat. Keduanya perlu saling

berinteraksi secara positif. Pandangan ini perlu dipegang dengan

teguh disertai harapan terwujud, meskipun realisasinya tidak semata

hasil terjemahan harfiah.

Naquib al-Attas megutarakan tujuan pendidikan untuk

mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi

aktualitas aktif dan nyata. (Zuhairini, 2004: 29). Hal senada

diungkapkan oleh Nata (2001: 86) bahwa tujuan pendidikan menurut

Naquib al-Attas adalah mengembalikan manusia kepada fitrahnya,

bukan pengembangan intelektual atas dasar manusia sebagai warga

suatu negara yang kemudian identitas kemanusiaannya diukur sesuai

dengan perannya dalam kehidupan bernegara, terlebih suatu negara

yang dianggap sekuler. Kecenderungan al-Attas terhadap hal tersebut

dapat dilihat ketika ia merumuskan tujuan ilmu yang hampir mirip

dengan rumusan tujuan akhir pendidikan al-Ghazali.

Dengan begitu, tujuan pendidikan bisa didefinisikan untuk

mencerdaskan kehidupan manusia, untuk memanusiakan manusia

serta menjadikan manusia itu baik secara zohir maupun bathin, baik

secara akhlak maupun keilmuan, serta baik dalam aspek dunia dan

akhiratnya.

2) Strategi Perumusan Tujuan Pendidikan

Page 40: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

22

Ada beberapa cara yang dapan dijadikan menentukan cara yag

paling baik menentukan tujuan pendidikan. Menurut para ahli

pendidikan John S. Brubacher yang dikutip oleh Djumransyah (2006:

120-121) dalam menentukan tujuan pendidikan dapat ditempuh

dengan tiga pendekatan terpadu, yang mencakup:

a) A history analysis of social institutions approach

Pendidikan melalui analisis histori lembaga-lembaga sosial

adalah suatu pendekatan yang berorientasi kepada realita yang sudah

ada dan telah tumbuh sepanjang sejarah bangsa itu. Pandangan hidup,

kenyataan hidup, tata sosial, dan kebudayaan menjadi pusat orientasi

yang akan diwarisi.

b) A sociological analysis of current life approach

Pendekatan ini adalah pendekatan yang berdasarkan pada

analisis tentang kehidupan yang aktual. Dengan pendekatan tersebut,

dapat dilukiskan kenyataan kehiduapn ini melalui analisis deskriptif

tentang seluruh kehidupan masyarakat, baik aktifitas anak-anak,

orang dewasa, dan motivasi mereka terhadap aktifitas tersebut,

bahkan tentang minat dan tujuan aktifitas tersebut.

c) Normative philoshopy approach

Pendekatan ini melalui nilai-nilai filsafat normatif, seperti

filsafat negara dan moral. Proses pendidikan, pada dasarnya

melestarikan kebudayaan dan mewariskan nilai-nilai yang hidup

sebagai pandangan hidup dan filsafat hidup sebagai eksitensi bangsa

dengan kebudayaan.

Pendekatan melalui ketiga aspek di atas tersebut secara terpadu

sangat diperlukan dalam mencapai tujuan yang lebih baik dan

realistis. Perencaan melalui pendekatan ini sebagai acuan dalam

standar perumusan pendidikan.

2. Tarekat

Perlu dipahami bahwa dalam ajaran tarekat tidak dibenarkan

meninggalkan syariat, bahkan pelaksanaan tarekat merupakan

Page 41: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

23

pelaksanaan syariat agama. Oleh karena itu, melakukan tarekat tidak

bisa sembarangan. Orang yang bertarekat haruslah dibimbing oleh

seorang guru yang disebut mursyid (pembimbing) atau syekh. Syekh

inilah yang bertanggung jawab terhadap murid-muridnya yang

melakukan tarekat. Ia mengawasi murid-muridnya dalam kehidupan

lahiriah serta rohaniah dan pergaulan sehari-hari. Bahkan ia menjadi

“perantara” antara murid dengan Tuhan dalam beribadah. Karena itu,

seorang syekh hruslah sempurna suluknya dalam syariat dan hakikat

menurut al-Qur’an, al-Hadits dan ijma’. Ad-din nasiha “Agama adalah

nasihat yang baik”. hadits ini pula yang menjadi dasar bahwasanya

dalam menjalankan tarekat haruslah ada seorang guru yang terpercaya,

ibaratnya hadits haruslah ada rawi atau sanad yang jelas

kredibilitasnya.

Tarekat bukanlah sebuah ajaran ataupun kelembagaan yang

tidak mengajarkan syariat Islam itu sendiri. melainkan semua tindak

tanduk tarekat berlandaskan syariat Islam mulai dari ujung kaki hingga

ujung kepala, lahiriah maupun bathiniah, rasional dan irasional. Itu

semua merupakan ajaran Islam.

Dari argumen-argumen tersebut, tarekat merupakan landasan

hidup dan kehidupan yang tidak bisa dianggap remeh. Sangat

mendalam apalagi berkontribusi bagi akhlak seseorang. Untuk lebih

jelasnya, akan dipaparkan terkait tarekat dan yang terkait dengannya.

a. Definisi Tarekat

Tarekat berasal dari kata “thariqat” menurut bahasa artinya jalan,

cara, garis, kedudukan, keyakinan, dan agama. Tarekat adalah

pelaksanaan takwa dan segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada

Allah Swt, seperti usaha untuk melewati berbagai jenjang dan maqam,

setiap maqam memiliki tarekat tersendiri. (Alaydrus, 2006: 76). Said

(2005: 1) mengutip kamus modern Dictionary Arabic-English

karangan Alias dan Edward Elias menyatakan bahwa thariqat ialah

way (cara atau jalan), method dan system of belief (metode dan sistem

kepercayaan).

Pandangan para ulama tasawuf terhadap tarkat ialah jalan aau

petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang

dibawa oleh Rasulullah dan yang dicontohkan oleh beliau dan para

Page 42: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

24

sahabatnya serta tabi’in, tabi’it tabi’in dan terus bersambung hingga

kepada para guru, ulama, kiai secara bersamung hingga sekarang ini.

Tarkat merupakan suatu jalan yang ditempuh oleh para ahli tasawuf

atau kaum mutashawwifin untuk mencapai tujuan. Al-Aziz (2000: 32).

Arti tarekat sebagai jalan atau metode praktis yang berupa

petunjuk dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan yang diyakini

berasal dari Nabi, lalu kemudian berkembang menjadi perkumpulan-

perkumpulan dalam bentuk pendidikan kerohanian yang terorganisir

di bawah bimbingan seorang syekh dengan sejumlah murid yang

belajar kepadanya. Tarekat sebagai jalan untuk mendekatkan diri

kepada Tuhan, maka orang yang melakukan tarekat sesungguhnya

tidak dibenarkan untuk meninggalkan syari’at, bahkan pelaksanaan

tarekat merupakan pelaksanaan syari’at agama. Oleh karena itu,

melakukan tarekat tidak bisa sembarangan. Orang yang bertarekat

harus dibimbing oleh guru atau syekh yang disebut marsyid. Syekh

inilah yang bertanggung jawab memberikan bimbingan dan

mengawasi murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah dan rohaniah,

terutama dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan berdasarkan al-

Qur’an, sunnah Rasul dan ijma. (Islam: 1994: 66).

Tarekat dapat disebut sebagai sebuah madhab sufistik yang

mencerminkan suatu produk pemikiran dan doktrin mistik teknikal

untuk menyediakan metode spiritual tertentu bagi mereka yang

menghendaki jalan mistik menuju ma’rifat billah. Tarekat menjadi

sebuah disiplin mistik yang secara normatif doktrinal meliputi sistem

wirid, zikir, do’a, etika tawassul, ziarah, dan sejenisnya sebagai jalan

spiritual sufi. Dengan perkataan lain, tarekat itu mensistematisasikan

ajaran tasawuf (sufistik). (Riyadi, 2014: 360).

Untuk dapat melaksanakan tarekat dengan baik, seorang murid

hendaknya mengikuti jejak guru atau marsyidnya, melaksanakan

perintah dan mengikuti anjurannya. Seorang murid tidak boleh

mencari-cari keringanan dalam melaksanakan amaliah yang sudah

ditetapkan oleh mursyidnya dan harus mengekang hawa nafsunya

untuk menghindari dosa atau noda yang dapat merusak amal. Ia juga

harus memperbanyak wirid, zikir, doa dan memanfaatkan waktu

seefektif dan seefisien mungkin. Biasanya seorang pengikut tarekat

agar dapat melaksanakan aktivitas tarekat dengan baik, ia dimasukkan

Page 43: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

25

ke suatu tempat khusus yang dinamakan ribat (tempat belajar),

zawiyah atau khanqah yang merupakan tempat ibadah kaum sufi. Di

tempat inilah amaliah tarekat dilaksanakan, baik berupa zikir, wirid,

ratib, musik, dan mengatur cara bernafas pada waktu melaksanakan

zikir tertentu.

b. Sejarah Perkembangan Tarekat

Pada abad ke-3 dan ke-4 H, periode sufi awal, tasawuf masih

merupakan fenomena individual yang menekankan hidup asketis

untuk sepenuhnya meneladani perikehidupan spiritual Nabi

Muhammad saw. Selanjutnya, menginjak abad ke-5 dan ke-6 H, para

elit sufi concern untuk melembagakan ajaran-ajaran spiritual mereka

dalam sebuah sistem mistik praktikal agar mudah dipelajari dan

dipraktikkan oleh para pengikut mereka. (Mulyati,2004: 6). Sistem

mistik tersebut pada prinsipnya berisi ajaran tentang maqamat, sebuah

tahapan-tahapan yang secara gradual diikuti dan diamalkan para sufi

untuk sampai ke tingkat ma„rifat, dan ahwal, yaitu kondisi psiko-

spiritual yang memungkinkan seseorang (salik) dapat merasakan

kenikmatan spiritualsebagai manifestasi dari pengenalan hakiki

terhadap Allah swt. (Atjeh, 1986: 71). Kondisi demikian, pada

akhirnya (abad ke-6 dan ke-7 H.), melembaga sebagai sebuah

kelompok atau organisasi atau ordo sufi yang terdiri dari syekh, murid,

dan doktrin atau ajaran sufi yang selanjutnya dikenal dengan ta'ifah

sufiyyah, dan lebih teknis lagi sebagai tarekat. (Trimingham, 1973: 3).

Dengan demikian, tarekat dapat disebut sebagai sebuah madhab

sufistik yang mencerminkan suatu produk pemikiran dan doktrin

mistik teknikal untuk menyediakan metode spiritual tertentu bagi

mereka yang menghendaki jalan mistik menuju ma‟rifat billah. (Atjeh,

1986: 4). Tarekat merupakan fenomena ganda, di mana pada satu sisi,

menjadi sebuah disiplin mistik yang secara normatif doktrinal meliputi

sistem wirid, zikir, do‟a, etika tawassul, ziarah, dan sejenisnya sebagai

jalan spiritual sufi, sementara pada sisi yang lain merupakan sistem

interaksi sosial sufi yang terintegrasi dalam sebuah tata hidup sufistik

untuk menciptakan lingkungan psiko-sosial sufi sebagai kondisi yang

menekankan kesalihan individual dan komunal yang tujuannya adalah

tercapainya kebahagiaan hakiki, dunia akhirat. Kedua sisi tarekat

Page 44: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

26

tersebut (normatif doktrinal dan institusional) tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Doktrin tarekat, terutama aspek teosofiknya, dapat

direformasi dan reformulasi terkait dengan upaya kontekstualisasi agar

tarekat mampu memberi seperangkat kurikulum spiritual bagi para

murid. Sementara itu, institusi tarekat, sebagai wahana sosialisasi dan

aktualisasi doktrin sufi, dapat dimodifikasi dan dikembangkan sesuai

dengan prinsip-prinsip organisasi modern menjadi sebuah ikatan sosial

organis sufistik yang memungkinkan kelangsungan dan

perkembangannya ke depan.

Dari sisi organisasi, tarekat yang semula merupakan ikatan

sederhanadan bersahaja antara guru dan murid, (al-Kimasykhanawiy,

2001: 31) berpotensi untuk berkembang baik struktural maupun

fungsional. Secara struktural, misalnya, terdapat suatu ordo tarekat

yang mengembangkan jaringan- jaringan seperti pendidikan, ekonomi,

perdagangan, pertanian, dan bahkan sistem dan struktur politik.

Struktur tarekat tersebut bermanifestasi dalam sebuah asosiasi-asosiasi

yang pada akhirnya memperbesar tubuh atau organisasi tarekat yang

bersangkutan. Salah satu contoh dari perkembangan institusi atau

organisasi tarekat sebagaimana menurut Harun Nasution secara garis

besar melalui tiga tahap yaitu tahap khanaqah, tahap tariqah dan tahap

ta‟ifah.

1) Tahap Khanaqah

Tahap khanaqah (pusat pertemuan sufi), dimana syekh

mempunyai sejumlah murid yang hidup bersama-sama di bawah

peraturan yang tidak ketat, syekh menjadi mursyid yang dipatuhi.

Kontemplasi dan latihan-latihan spiritual dilakukan secara individual

dan secara kolektif. Ini terjadi sekitar abad 10 M, gerakan ini

mempunyai bentuk aristokratis. Masa khanaqah ini merupakan masa

keemasan tasawuf. Biasanya sebuah persaudaraan sufi lahir karena

adanya seorang guru sufi yang memiliki banyak murid atau pengikut.

Pada abad ke-11 M persaudaraan sufi banyak tumbuh di negeri- negeri

Islam. Mula-mula ia merupakan gerakan lapisan elit masyarakat

Muslim, tetapi lama kelamaan menarik perhatian masyarakat lapisan

bawah. Pada abad ke-12 M banyak orang Islam memasuki tarekat-

tarekat sufi. Pada waktu itu kegiatan mereka berpusat di kanqah, yaitu

sebuah pusat latihan sufi yang banyak terdapat di Persia dan wilayah

sebelah timur Persia. Kanqah bukan hanya pusat para sufi berkumpul,

Page 45: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

27

tetapi juga di situlah mereka melakukan latihan dan kegiatan spiritual,

serta pendidikan dan pengajaran formal, termasuk dalam hal

kepemimpinan.

Salah satu fungsi penting lain dari kanqah ialah sebagai pusat

kebudayaan dan agama. Sebagai pusat kebudayaan dan agama,

lembaga kanqah mendapat subsidi dari pemerintah, bangsawan kaya,

saudagar, dan organisasi atau perusahaan dagang. Tempat lain

berkumpulnya para Sufi ialah zawiyah dan ribat. Pada abad ke-13 M

ketika Baghdad ditaklukkan tentara Mongol, kanqah serta ribat dan

zawiyah berfungsi banyak. (at-Taftazaniy, 1985: 235) Karena itu tidak

heran apabila di berbagai tempat organisasi kanqah tidak sama. Ada

kanqah yang menerima subsidi khusus dari kerajaan, ada yang

memperoleh dana dari sumber swasta yang berbeda-beda, termasuk

dari sumbangan para anggota tarekat. Kanqah yang mendapat dana

dari anggota sendiri dan mandiri disebut futuh (kesatria), dan

mengembangkan etika futuwwa (semangat kesatria). Salah satu contoh

kanqah terkemuka ialah Kanqah Sa`id al-Su`ada yang didirikan pada

zaman Bani Mameluk oleh Sultan Salahudin al-Ayyubi pada tahun

1173 M di Mesir. Dalam kanqah itu hidup tiga ratus darwish, ahli

suluk, guru sufi dan pengikut mereka, serta menjalankan banyak

aktivitas sosial keagamaan. Organisasi kanqah dipimpin oleh seorang

guru yang terkemuka disebut amir majlis.

2) Tahap Tariqah

Sekitar abad 13 M, merupakan masa terbentuknya ajaran- ajaran,

peraturan, dan metode tasawuf. Pada masa ini muncul pusat-pusat

yang mengajarkan tasawuf, serta masa dimana berkembangnya

metode-metode kolektif baru untuk mencapai kedekatan diri kepada

Allah swt.

3) Tahap Ta’ifah

Terjadi sekitar abad 17 M. Disini terjadi transmisi ajaran dan

peraturan kepada pengikut. Pada masa ini muncul organisasi-

organisasi tasawuf yang mempunyai cabang-cabang ditempat lain.

Pada tahap ta‟ifah inilah tarekat mengandung arti lain, yaitu organisasi

sufi yang melestarikan ajaran syekh tertentu seperti tarekat Qadiriyah,

tarekat Naqyabandiyah, serta tarekat Syadziliyah.

Menurut L. Massignon, yang pernah mengadakan penelitian

terhadap kehidupan tasawuf di beberapa Negara Islam, istilah tarekat

Page 46: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

28

yang populer pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi adalah Al- maqaamaat

dan Al-ahwaal yang mengandung pengertian sebagai pendidikan

rohani yang sering dilakukan oleh orang-orang yang menempuh

kehidupan tasawuf. Selanjutnya pada abad ke-9 tarekat juga populer

sebagai suatu perkumpulan yang didirikan menurut aturan yang telah

dibuat oleh seorang syekh yang menganut suatu aliran tertentu, lalu

diamalkan bersama dengan murid- muridnya.Sebagai model era

modern menampak dalam sebuah sistem pendidikan pesantren di

Nusantara, khususnya di Jawa.

Sedangkan secara fungsional, tarekat dapat mengembangkan

fungsi-fungsi strategis yang bervariasi, misalnya, sebagai lembaga

pendidikan, lembaga dakwah Islam, lembaga ekonomi, dan bahkan

lembaga sosial-politik yang menampung aspirasi para murid tarekat.

Sebagai contoh kongkret adalahkasus pemberontakan petani Banten,

pada tahun 1888 M., yang disebabkanoleh ketidakpuasan para petani

atas kebijakan pemerintah Kolonial Belandayang menindas. Melalui

organisasi tarekat-sufi (Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah) di bawah

bimbingan syekh tarekat, mereka menggalang kekuatan kolektif

menjadi gerakan massa menentang pemerintah. (Simuh, 2002: 57).

Dari peristiwa itu, dapat dimengerti, bahwa faktor situasi dan kondisi

ikut menentukan tarekat berfungsi sebagai kendaraan politik

menentang praktek ketidak adilan dan kezaliman. Tarekat yang semula

sebagai lembaga kesalihan individual yang bersifat eksklusif, dapat

berkembang secara struktural-fungsional menjadi sebuah institusi

keagamaan yang kompleks yang dapat muncul darinya substruktur-

substruktur baru sesuai dengan kebutuhan aktualisasi dan

fungsionalisasi tarekat. Untuk lebih jelasnyadapat diperhatikan skema

yang digambarkan oleh Syukur (2009: 537) sebagai berikut:

Gambar Perkembangan Struktural KelembagaanTarekat

Page 47: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

29

Tabel 2.1.

Keterangan:

TD : Tarekat Doktrinal (Tarekat dalam bentuk doktrin atau

ajaran-ajaransufi).

TI : Tarekat Institusional (Tarekat sebagai ikatan guru,

murid, danajaran dalam lembaga spiritual zwiyyah).

TSSF : Tarekat Sub Struktural-Fungsional (Tarekat dalam

bentuk organisasi atau pun asosiasi yang bergerak dalam

berbagai aspek kehidupan).

c. Proses MengikutiTarekat

Tarekat dibangun di atas landasan sistem dan hubungan yang

erat dan khas antara seorang guru (murshid) dengan muridnya.

Hubungan murshid dan murid ini dapat dianggap sebagai pilar

terpenting dalam organisasi tarekat. Hubungan tersebut diawali

dengan pernyataan kesetiaan (baiat) dari seorang yang hendak menjadi

murid tarekat kepada shaikh tertentu sebagai murshid.Teknis dan

tatacara baiat dalam tarekat seringkali berbeda satu dengan lainnya,

tetapi umumnya ada tiga tahapan penting yang harus dilalui oleh

seorang calon murid yang akan melalui baiat, yakni talqin al dhikr

(mengulang-ulang zikir tertentu), akhdh al Ahd (mengambil sumpah),

dan lubs al-khirqah (mengenakan jubah). Proses inisiasi melalui baiat

ini sedemikian penting menentukan dalam organisasi tarekat, karena

baiat mengisyaratkan terjalinnya hubungan yang tidak pernah akan

Page 48: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

30

putus antara murid dengan murshidnya. Begitu baiat diikrarkan, maka

sang murid dituntut untuk mematuhi berbagai ajaran dan tuntunan sang

Murshid, dan meyakini bahwa murshidnya itu adalah wakil dari Nabi.

Lebih dari itu diyakini bahwa baiat juga sebuah perjanjian antara murid

sebagai hamba dengan Al Haqq sebagai Tuhannya. (Muthahhari, 2006:

34)

Setelah menjadi murid biasanya perjalanan spiritual (suluk) nya

sang murid dimulai dengan mempelajari tasawuf. Berapa lama waktu

yang ditentukan oleh sang murid tidak ada ketentuan pasti, dan berhak

mengajarkan ilmunya, semuanya tergantung dari Sang Murid sendiri

dalam menjalani beberapa tahapan pengalaman spiritual (maqamat)

hingga sampai pada pengetahuan tentang al haqiqat (kebenaran

hakiki). Beberapa murid bisa saja menyelesaikan pelajaran mistisnya

dalam waktu singkat sebagian lainnya perlu waktu lama.Keluluasan

murid ditentukan sang Murshid. Apabila sang murid telah dianggap

lulus dalam perjalanan spiritualnya dalam memahami hakikat, maka

sang Murshid akan mengangkatnya sebagai khalifah yang proses

pengangkatannya biasanya diberikan ijazah (otorisasi atau lisensi).

Atjeh (1985: 121) mengatakan bahwa dalam dunia tarekat itu

selain ada ijazah untuk murid yang naik jadi khalifah, ada juga istilah

ijazah yang diberikan kepada murid tetapi bobotnya lebih ringan, yakni

ijazah amalan untuk mengamalkan ritual atau zikir tertentu yang

diajarkan oleh murshidnya, dan ijazah oleh murid yang dianggap telah

menyelesaikan tahap tertentu dari ajaran tarekat dari murshidnya itu.

Berbeda dengan yang pertama, kedua ijazah yang terakhir disebut itu

tidak memberikan wewenang kepada yang menerimanya untuk

mentahbiskan orang lain menjadi anggota tarekat, melainkan hanya

untuk yang bersangkutan saja.

d. Mursyid Tarekat

Mursyid dalam tarekat menempati kedudukan yang sangat

urgen. Sebab mursyid berkedudukan sebagai perantara (washilah)

antara sang murid dengan Tuhannya. Konsep wasilah ini yang

mendatangkan banyak kritikan dari para “pembenci” tarekat. Kritikan

seperti itu, menurut Zamakhsyari Dhofier, timbul karena mereka tidak

mempelajari konsep-konsepnya secara mendalam. Dalam usaha

Page 49: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

31

menangkis kritikan tersebut, Kyai Musthafa Bisri selaku pengikut

tarekat memberikan illustrasi tentang wasilah sebagai berikut:

Allah ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Saudara

jangan mengira bahwa tawassul kepada Allah Ta’ala dengan Nabi-

Nabi atau wali-wali itu sama dengan memohon kenaikan tingkat

kepada pihak atasan dengan perantaraan kepala kantor saudara.

Pengertian tawassul yang demikian itu tidak benar. Sebab berarti

mengalihkan pandangan terhadap yang dituju (pihak atasan), beralih

kepada perantara sehingga di samping mempunyai kepercayaan ter-

hadap kekuasaan pihak atasan, saudara juga percaya kepada kekuasaan

pihak peranyata. Tawaasul kepada Allah ta’ala tidak demikian halnya.

Kalau saudara ingin contoh tawassul kepada Allah dengan Nabi-

Nabi atau wali-wali, coba saja perhatikan misal di bawah ini. Ada

seorang majikan yang kaya raya dan memiliki perusahaan besar. Dia

mempunyai beberapa orang pembantu yang paling dipercaya dalam

mengendalikan perusahaannya. Saya ingin diterima menjadi pekerja

dalam perusahaannya. Kebetulan saya kenal dengan salah seorang

pembantu majikan tersebut untuk keperluan lamaran pekerjaan; Saya

diantar oleh pembantu majikan yang saya kenal tadi. Kepada majikan

itu saya sampaikan maksud saya harapan dapat membantu saya agar

lamaran saya mendapat perhatian cukup dari sang majikan. Coba

pikirkan.

Kepada siapa sebenarnya saya mengajukan lamaran saya?

Kemudian apakah sia-sia saja saya diantar oleh teman saya tersebut

sewaktu saya menghadap sang majikan? (Dhofier, 1994: 138)

Betapa pentingnya seorang mursyid atau guru dalam tarekat. Hal

ini mempengaruhi tindak-tanduk orang yang belajar dan diajarkan oleh

mursyid tersebut. Sebagaimana dari ucapan, tingkah laku, hingga

kebaikan-kebaikan kecil yang nampak dalam diri mursyid tersebut.

3. Relasi Dengan Tasawuf

Tarekat merupakan bagian dari ilmu Tasawuf, namun tak

semua orang yang mempelajari Tasawuf terlebih lagi belum mengenal

Tasawuf akan faham sepenuhnya dengan Tarekat. Banyak orang yang

memandang Tarekat secara sekilas akan menganggapnya sebagai

ajaran yang diadakan diluar Islam (bid’ah). Padahal Tarekat itu sendiri

Page 50: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

32

merupakan pelaksanaan dari peraturan-peraturan syari’at Islam yang

sah. Namun perlu kehati-hatian juga karena tidak sedikit tarekat-

tarekat yang dikembangkan dan dicampuradukkan dengan ajaran-

ajaran yang menyeleweng dari ajaran Islam yang benar. Oleh sebab

itu, perlu diketahui bahwa ada pengklasifikasian antara Tarekat

Muktabarah (yang dianggap sah) dan tarekat Ghairu Muktabarah (yang

tidak dianggap sah).

Memang seluk beluk Tarekat tidak bisa dijabarkan dengan

mudah karena setiap tarekat-tarekat tersebut memiliki filsafat dan cara

pelaksanaan amal ibadah masing-masing. Oleh karena Itu penulis

burasaha menjelaskan tentang Tarekat dalam makalah ini. Meskipun

makalah ini tidak bisa memuat hal-hal yang berkaitan dengan tarekat

secara menyeluruh, tapi paling tidak ini cukup mampu

memperkenalkan kita pada Tarekat.

istilah tarekat tidak saja ditujukan kepada aturan dan cara-cara

tertentu yang digunakan oleh seorang syekh tarekat dan bukan pula

terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syekh

tarekat, tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama

Islam, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya, yang semua

itu merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah.

Di dalam tarekat yang sudah melembaga, tarekat mencakup

semua aspek ajaran Islam seperti shalat, puasa, zakat, jihad, haji dan

lain-lain, ditambah pengamalan serta seorang syekh. Akan tetapi,

semua itu terikat dengan tuntunan dan bimbingan seorang syekh

melalui ba’iat. Dengan demikian, tasawuf itu secara umum adalah

usaha mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat mungkin,

melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan

diri kepada Allah, sedangkan tarekat adalah cara dan jalan yang

ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah.

a. Definisi Tasawuf

Tasawuf merupakan kata serapan dari bahasa Arab, al-

Tas{awwuf. Kata tasawuf itu berasal dari bahasa arab اتلصوف: صار yang berarti menjadi seorang sufi, menyerupai seorang sufi صوفيا

Page 51: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

33

(Ali, dkk. t.t.: 498). Lalu, beberapa ulama berbeda pendapat mengenai

asal-usul kata al-Tas}sawwuf. Ada yang berpendapat dari kata s}u>f

<artinya barisan, s}afa (صف) yang artinya bulu domba, atau s}aff (صوف)

artinya serambi masjid Nabawi (صفة) artinya jernih, dan s}uffah (صفاء)

yang ditempati oleh sebagian sahabat Rasulullah Saw. (Munir, 2014:

3)

Beberapa istilah tersebut dilatar belakangi oleh kejadian yang

dialami para sufi. Secara etimologi, pengertian tasawuf sebagaimana

diungkapkan At-Taftza>ni (tt: h. 21) dapat diartikan beberapa bagian,

yaitu:

1) Tasawuf berasal dari kata as-suffah..

As-suffah berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah Saw

yang banyak berdiam di serambi masjid dan mereka mengabdikan

hidupnya untuk beribadah kepada Allah Swt. Mereka adalah orang-

orang yang ikut pindah dengan Rasulullah Saw dari Mekah ke

Madinah, kehilangan harta, berada dalam kemiskinan, dan tidak

memiliki apa-apa. Mereka tinggal di masjid Rasulullah Saw dan

duduk di atas bangku batu dengan memakai pelana sebagai bantal.

Pelana tersebut disebut suffah dan kata sofa dalam bahasa-bahasa di

Eropa berasal dari kata ini. (Aziz, 1998: 10-11).

2) Tasawuf berasal dari kata safa.

Kata safa yang memiliki arti suci. Maksudnya adalah mereka itu

menyucikan dirinya di hadapan Tuhan melalui latihan-latihan.

3) Tasawuf berasal dari kata saff.

Definisi kata saff dikategorikan kepada orang-orang yang ketika

shalat selalu berada di saff (barisan) paling depan. Sebagaimana

halnya shalat di saff pertama mendapat kemuliaan dan pahala. Hal ini

sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh

Imam Bukhari (1422: 126) dari Abu Hurairah berkata:

ب ب بكر عن أ

نا مالك عن سم مول أ خب

بن يوسف قال أ ثنا عبد الل حد

عليه وسلم قال لو يعلم انلاس ما صل الل ن رسول اللب هريرة أ

صالح عن أ

Page 52: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

34

ن يستهموا عليه لستهموا ولو يعلمون يف انلن دوا إل أ ل ثم لم ي و

فن األ داء والص

توهما ولو حبوابح أل .ما يف اتلهجري لستبقوا إيله ولو يعلمون ما يف العتمة والص

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami dari Abdullah bin

Yusuf, dari Malik, dari Sumay Maula (budak) Abu Bakar, dari

Abi Sholih, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:

Seandainya orang tau esensi azan dan saff (barisan) pertama

kemudian mereka tidak menemukannya kecuali mereka

memperhatikannya niscaya mereka pasti perhatikan (azan dan

saff pertama), dan seandainya mereka tau hal (nilai/pahala) yang

ada di siang hari niscaya mereka berlomba-lomba

memperolehnya, seandainya mereka tau hal (nilai/pahala) pada

sepertiga malam dan waktu subuh niscaya mereka

mendatanginya meskipun dalam keadaan merayap.”

a) Penelusuran Hadits

Penelusuran hadits dilakukan ke pelbagai buku induk hadits

yang masih lengkap secara sanad dan matan. Cara pencariannya

dengan metode takhrij hadits dengan menggunakan lafadz-lafadz

yang terdapat dalam matan hadits. Pemilihan metode ini dianggap

relatif lebih mudah dalam menelusuri hadits yang sedang diteliti

dengan cara memilih salah satu lafadz yang merupakan kunci atau inti

dalam rangkaian matan hadits.

Berdasarkan metode hadits diatas, maka peneliti

menggunakan software al-Maktabah asy-Syamilah. Dengan

menggunakan kata kunci إل أن يستهموا إيلهdi temukan dalam beberapa

kitab hadits seperti Shohih Ibn Hibban hadits nomor 1686, Sunan An-

Nasai hadits nomor 537, Shohih al-Bukhari hadits nomor 580, Sunan

al-Baihaqi hadits nomor 1861(al-Baihaqi, 1994: 428), dan kitab-kitab

hadis lainnya. Dari beberapa kitab hadits tersebut, peneliti meneliti

hadits tersebut yang ada dalam kitab Shahih al-Bukhari. Berikut

kutipan hadits yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari:

ب ب بكر عن أ

نا مالك عن سم مول أ خب

بن يوسف قال أ ثنا عبد الل حد

ن رسول اللب هريرة أ

لو يعلم » قال -سلم صل الل عليه و -صالح عن أ

Page 53: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

35

ن يستهموا عليه لستهموا، دوا إل أ ل ، ثم لم ي و

فن األ انلاس ما ف انلنداء والص

بح ص ولو يعلمون ما ف اتلهجري لستبقوا إيله ، ولو يعلمون ما ف العتمة والتوهما ولو حبوا

. أل

b) Skema Periwayatan Hadits رسول الل صل الل عليه وسلم

أب هريرة أب صالح

سم مول أب بكر مالك

عبد الل بن يوسف اإلمام ابلخاري

c) Kritik Sanad Kritik sanad merupakan langkah untuk menelusuri

persambungan sanad dan reputasi dari masing-masing periwayat

sehingga menentukan keshahihan suatu hadits. Karena banyak sanad,

maka penulis akan meneliti dari jalur Imam Bukhari dengan alasan

shahih al-Bukhari merupakan bagian dari kutub al-sittah dan salah

satu kitab hadits rujukan utama bagi pengkaji hadits.

1) Abu Hurairah

Nama lengkapnya adalah Abu Hurairah ad-Dauwsi al-Yamani.

Beliau merupakan tingkatan pertama atau sahabat dalam istilah

periwayatan hadits. Abu Hurairah wafat pada tahun sekitar 57 H,

namun ada yang mengatakan 58 bahkan 59 H. Tingkatan beliau ada

Sahabat.

Guru-gurunya dalam meriwayatkan hadits antara lain :Nabi

Muhammad Saw, Ubay bin Ka’ab, Usamah bin Zaid bin Haritsah,

Umar bin Khattab, Ka’bu al-Ahbar, Abu Bakr Siddiq, Aisyah istri

Nabi Muhammad Saw.

Page 54: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

36

Murid-muridnya adalah Dzakwan Abu Shalih, Abdullah bin

Abbas, Anas bin Malik, Ibrahim bin Ismail, Ja’far bin Iyadh, dan lain

sebagainya.

Penilaian ulama tentang Abu Hurairah sebagai berikut: Imam

Bukhari mengatakan bahwa orang lain dikalangan shabat, tabiin dan

lainnya sekitar 800 ribu bahkan lebih meriwayatkan hadits dari beliau

(Abu Hurairah).

2) Abi Sholih

Nama lengkapnya adalah Dzakwan Abu Shalih as-Samman

az-Zayyat al-Madani, Maula (tuan) Juwairiyah binti al-Ahmas al-

Ghatfani. Beliau termasuk tingkatan ke-3 (pertengahan masa tabi’in).

Beliau dikebumikan pada tahun 101 H.

Guru-gurunya antara lain: Jabir bin Abdullah, Sa’ad bin Abi

Waqqos, Said bin Jubair, Abu Hurairah, Abu Bakr as-Shiddiq, dan lain

sebagainya.

Adapun murid-muridnya adalah Sumay bin Abi Bakr bin Abdu

ar-Rahman, Sholih bin Abi Sholih, Sofwan bin Salim, Hakim bin

Jubair, Zaid bin Aslam, dan lain sebagainya. Penilaian ulama terkait Abi Sholih, antara lain Ibnu Hajar. Ia

mengutarakan bahwa beliau tsiqotun tsabat (orang terpercaya dan

tetap pendirian/stabil dalam Islam).

3) Sumay bin Maula (tuan) Abu Bakr Nama lengkapnya adalah Sumay al-Qurasy alMakhdzumi,

Abu Abdillah al-Madani, Maula (tuan) Abi Bakr bin Abdi al-Rahman

bin al-Harits bin Hisyam. Beliau termasuk tingkatan ke-6 (yaitu orang

yang semasa dengan shigar al-Tabi’in) dan wafatnya pada tahun 130

H di Qudaid.

Adapun guru-gurunya adalah Dzakwan Abi Sholih as-

Samman, Said bin al-Musayyab, an-Na’man bin Abi ‘Iyas az-Zarqi,

dan lain-lain.

Murid-muridnya adalah Malik bin Anas, Sufyan al-Tsauri,

Sufyan bin Uyaynah, Suhail bin Abi Shalih, dan lain-lain.

Page 55: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

37

Pandangan ulama terkait sosok Sumay bin Maula Abi Bakr,

antara lain: Ibnu Hajar berkata beliau orang yang terpercaya

(tsiqotun).

4) Malik

Nama lengkapnya adalah Malik bin Anas bin Malik bin Abi

Amr bin Amru al-Asbahy al-Hamiry, Abu Abdillah al-Madany al-

Faqih (Pemimpin Darul Hijrah). Beliau lahir tahun 93 H dan wafat

tahun 179 H.

Guru-guru Malik adalah Sumay Maula (tuan) Abu Bakr bin

Abdi ar-Rahmah bin al-Harits bin Hisyam, Suhail bin Abi Sholih,

Syarik bin Abdillah bin Abi Namr, Sholih bin Kaisan, dan lain-lain. (ad-Dzahabi: h. 48).

Adapun murid-muridnya sebagai berikut: Abdullah bin Yusuf

al-Tunisy, Abdu al-a’la bin Hammad an-Nursy, Abdullah bin Nafi’ as-

Shoigh, Abdullah bin Wahb, dan lain-lain.

Penilaian ulama terhadap Malik, antara lain: Ibnu Hajar

mengatakan bahwa beliau Pemimpin Darul Hijrah, ra’su al-Mutqinin

(pemimpin orang yang sempurna) sehingga Imam Bukhari

mengatakan bahwa beliau asohhu al-asanid kulluha (sanad yang

paling shahih atau benar seluruhnya).

5) Abdullah bin Yusuf

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Yusuf al-Tunisy, Abu

Muhammad al-Kila’i ad-Dimasyqi al-Misry. Berasal dari kota

Damaskus, Syiria. Lalu tinggal di Tunis. Beliau merupakan tingkatan

yang ke-10 dari para pembesar yang meriwayatkan hadits dari tabi’i

al-aTba’. Abdullah bin Yusuf wafata th. 218 H. Abdullah bin Yusuf

dikenal dengan nama Abu Muhammad at-Tunisi berasak dari

Damaskus, Syiria. Ia memperoleh hadits melalui gurunya dengan

lafadz sami’a berarti mendengarkan langusng dari Malik bin Anas.

(al-Bukhari: h. 435)

Guru-gurunya adalah Malik bin Anas, Muhammad bin

Muhajir, Mughirah bbin Mughirah al-Ramli, al-Walid bin Muslim,

Yahya bin Hamzah al-Hadrami, dan lain-lain.

Page 56: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

38

Adapun murid-muridnya sebagai berikut: al-Bukhari, Ibrahim

bin Hani al-Naisaburi, Ali bin Ustman al-Nafily, Umar bin Mudhar

ad-Dimasyqy, Ali bin Abdurrahman bin al-Mughirah, dan lain-lain.

(Ad-Dzahabi: h. 341). Pandangan ulama terhadap Abdullah bin Yusuf sebagai berikut:

Abu Bakr bin Kudzaimah berkaat bahawa Abdullah bin Yusuf

atsbatun an-Naas (orang yang memiliki pemahaman yang baik) dalam

kitab Muwattha’, Abdurrahmaan bin Abi Hatim berkata dari

bapaknya bahwa Abdullah bin Yusuf atqonu min marwani at-Thatiri

wahuwa tsiqotun (perawi paling professional/sempurna dari Marwan

Thathiri, beliau terpercaya). Imam Bukhari mengatakan beliau

merupakan atsbatu as-Syamiyyiin (memiliki pemahaman yang baik di

antara orang-orang syam). (Ad-Dzahabi: h. 341).

6) Imam Bukhari Nama lengkapnya Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-

Mughirah al-Ju’fi atau al-Ju’afi, Abu Abdillah bin Abi al-Hasan al-

Bukhari al-Hafidz. Beliau dilahirkan pada tahun 194 H dan meninggal

pada tahun 256 H. Al-Bukhari merupakan tingkatan ke-11 (ulama

pertengahan yang meriwayatkan hadits dari taba’i al-atba’i).

Adapun guru-guru Imam Bukhari adalah Abdullah bin Yusuf

al-Tunisy, Abdurrahman bin Ibrahi Duhaim, Abdul Aziz bin

Abdulllah al-Umaisy, Abi al-Mughirah Abdul Quddus bin al-Hajjaj al-

Khaulani, dan lain-lain.

Murid-murid beliau adalah al-Turmudzi, Ibrahim bin Ishaq al-

Harby, Ahmad bin Sahl bin Malik, Ibrahim bin Musa al-Jauzy, dan

lain-lain.

Pandangan ulama terhadap Imam Bukhari antara lain: al-

Mizzi mengutarakan dalam kitab tahdzib al-kamal bahwa Imam

Bukhari al-Hafidz merupakan Imam (pemimpin) abad ini, orang yang

diikuti pada masanya, orang yang dapat dipercaya atas karyanya

diantara masyarakat Islam.

d) Kecenderungan Sanad Dari skema periwayatan hadits diatas, bahwa hadits yang

dibahas pada takhrij dalam kitab shahih al-Bukhari melaluri jalur Abu

Page 57: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

39

Hurairah ini memiliki sanad yang dikatakan ketsiqohan (keadilan dan

kedhabitannnya), dan tidak ada syadz (keraguan) dan illat

(kecacatannya). Dalam sanad al-Bukhari tersebut dikategorikan

hadits shahih li ghairihi disebabkan para perawinya tidak ada yang

memiliki cacat atau illat dalam kepribadian dan kehidupannya.

Dengan demikian, hadis Shahih Bukhari ini adalah hadis shahih secara

sanadnya ditambah dengan adanya syahid yang mendukungnya.

e) Matan Hadits

Shuhudi Ismail dalam bukunya Metodologi Penelitian Hadits

Nabi mengemukakan langkah-langkah yang harus dilalui dalam

penelitian matan hadits yaitu:

a) Meneliti matan dengan meneliti kualitas sanadnya.

b) Meneliti susunan lafal matan yang semakna.

c) Meneliti kandungan matan itu sendiri.

Sebagaimana telah diteliti sanad melalui jalur Shohih al-

Bukhari bahwa hadits tersebut matannya shahih, karena tidak

ditemukan illat dan syadz. Oleh karan itu hadits ini secara matan

shahih dan tidak ditemukannya kedhaifan secara matan yang bersifat

tekstuak maupun kontektual dikarenakan hadits ini menganjurkan

seorang muslim untuk berlomba-lomba dalam kebaikan atau

dikatakan dalam istilah ilmu hadits itu al-targhib (motivasi).

f) Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a) Hadis tersebut adalah hadis shahih dikarenakan tidak adanya

illat dan syadz yang ditemukan dalam sanad maupun matan. Di

tambah hadits tersebut banyak di riwayatkan oleh beberapa

mukharrij hadits.

b) Kajian sanad Shahih al-Bukhari telah memenuhi kriteri shahih li

ghairihi disebabkan tidak adanya kelemahan dalam rijalu al-

hadits Bukhari.

c) Kualitas Hadits ini shahih li ghairihi dikarenakan banyak syahid

dan sanad lainnya.

Page 58: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

40

4) Tasawuf jika direlasikan dengan dari bahasa Yunani berarti shopos.

Istilah ini disamakan dengan kata al-hikmah dalam bahasa Arab

yang berarti kebijakan.

5) Tasawuf berasal dari kata saf artinya kain yang terbuat dari bulu

wol. Namun kain wol yang dipakai adalah kain wol yang kasar.

Ketika itu, kain tersebut sebagai simbol kesederhanaan. Lawannya

adalah memakai sutra. Kain tersebut dipakai oleh orang mewah

dikalangan pemerintahan yang hidup mewah. Para penganut

tasawuf itu sederhana, tapi berhati mulia, menjauhi pakaian sutra,

dan memakai wol kasar.

Tasawuf secara terminologi sebagaimana diungkapkan oleh

Basuni (1919: 19) bahwa:

القاتلصوف تصفية القلوب حىت ل يعاودها ضعفها اذلايت ومفارقة أخ الطبيعية وامخاد صفات البرشية وجمانبة نزوات انلفس.

Artinya: “Tasawuf adalah menyucikan hati sehingga tidak

ditimpa suatu kelemahan, menjauhi akhlak alamiah,

melenyapkan sifat kemanusiaan, dan menjauhi segala keingginan

nafsu.

Sementara Rusli (2013: 8) mengutip ungkapan Sahl bin Abdullah

al-Tustari yang mendefinisikan tasawuf sebagai berikut:

اتلصوف قلة الطعام والسكون إىل الل والفرار من انلاس

Artinya: “Tasawuf adalah menyedikitkan makanan, selalu berada

di dekat Allah, dan menjauhi manusia. Tasawuf bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah

subhanahu wa ta’ala. Imam al-Junaidi mengartikannya berakhlak

mulia dan meninggalkan semua akhlak tercela. Zakarian al-Anshari

berpendapat, tasawuf merupakan ilmu tentan kebersihan jiwa,

perbaikan budi pekerti, serta pembangunan lahir dan bathin guna

memperoleh kebahagiaan abadi.(Nasaruddin Umar, 2014:2)

Terminologi lain yang menunjukan tasawuf adalah pembersihan

hati, giat ibadah, lembuat berakhlak, merekronstruksi keadaan zhair

dan bathin untuk mendapatkan kebahagiaan abadi, zuhud kepada

dunia, selalu ingat akhirat, dan bersungguh-sungguh di dalam taat dan

takwa kepada Allah Swt (Rahim, 2009: 20).

Page 59: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

41

Dari berbagai literature yang ada di atas bahwa, tasawuf

merupakan sebuah ilmu yang mendidik seseorang untuk menjadi

manusia yang sempurna dengan memberikan hal yang bersifat positif

terhadap Allah Swt, Rasulullah Saw, serta yang ada di alam semesta

ini dan menjauhi hal yang bersifat negatif terhadap Allah Swt,

Rasulullah Saw, serta yang ada di alam semesta ini.

b. Ajaran Tasawuf

Secara keseluruhan ilmu tasawuf bisa dikelompokkan menjadi

dua, yakni ilmi atau nadhari, yaitu tasawuf yang bersifat teoritis.

Tasawuf yang tercakup dalam bagian ini ialah sejarah lahirnya

tasawuf dan perkembangannya sehingga menjelma menjadi ilmu yang

berdiri sendiri. Termasuk di dalamnya adalah teori-teori tasawuf

menurut berbagai tokoh tasawuf dan tokoh luar tasawuf yang

berwujud ungkapan sistematis dan filosofis. (Syukur, 1996: 224)

Dengan demikian, ajaran tasawuf bukan hanya teori saja,

melainkan mengajarkan substansi dan nilai dalam bentuk praktik.

Dengan begitu, tasawuf mengembangkan sayap keilmuannya dalam

berbagai bentuk.

23

c. Tujuan Tasawuf

Pada dasarnya tujuan tasawuf atau sifusme adalah berada

sedekat mungkin dengan Allah Swt. Tasawuf merupakan bagian dari

Islam itu sendiri. hal ini dengan tidak mungkinnya jalan menuju Allah

Swt, bukan berasal dari Allah Swt itu sendiri. pendapat ini didukung

oleh pernyataan orientalis yaitu Gibb mengatakan bahwa tasawuf

atau sufisme adalah pengalaman keagamaan yang otentik dalam

Islam. (Chittick, 2008: 4)

Secara umum, tujuan terpenting dari sufi adalah agar berada

sedekat mungkin dengan Allah. Akan tetapi apabila diperhatikan

karakteristik tasawuf secara umum, terlihat adanya tiga sasaran

“antara” dari tasawuf, yaitu:

1) Tasawuf yang bertujuan untuk pembinaan moral.

2) Tasawuf yang bertujuan untuk ma’rifatullah melalui

penyingkapan langsung atau metode al-kasyf al-hijab.

Page 60: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

42

3) Tasawuf yang bertujuan untuk membahas bagaimana sistem

pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah secara mistis

filosofis, pengkajian garis hubungan antar Tuhan dengan

makhluk, terutama hubungan manusia dengan Tuhan dan apa

arti dekat Tuhan.

Dalam hal apa makna dekat dengan Tuhan itu, terdapat tiga

simbolisme, yaitu: Pertama, melihat dan merasakan kehadiran Tuhan

dalam hati. Kedua, berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog

antara manusia dengan Tuhan. Ketiga, penyatuan manusia dengan

Tuhan sehingga yang terjadi adalah monolog antara manusa yang

telah menyatu dalam Iradat Tuhan (Siregar, 2002: 57). Dari tujuan dan

maksud tasawuf diatas bahwa, tasawuf mempunyai obyek dan obyek

tasawuf adalah mengenal Allah baik dengan jalan ibadah syari’ah atau

lewat ilham dan perasaan (Tim IAIN Sumatera Utara, 1981/1982: 19).

Dengan begitu, tasawuf memberikan gambaran kepada manusia untuk

lebih kenal terhadap yang menciptakan manusia itu sendiri.

d. Langkah Menuju Kebersucian Jiwa

Untuk dapat menuju kehidupan tasawuf, sehingga merasakan

kedekatan dengan Allah, maka ada beberapa langkah atau upaya yang

harus dilaksanakan oleh seseorang. Langkah atau upaya tersebut

adalah:

1) Tazkiyah al-Nafs

Upaya yang harus dilakukan sebagai jalan untuk dapat

mengantarkan seseorang agar memiliki hati yang bersih dari berbagai

penyakit, yaitu disebut tazkiyah al-Nafs. Melalui tazkiyah al-Nafs,

dapat mengantarkan seseorang untuk memeliki akhlak yang baik

dalam kehidupan sehari-hari, dan mengantarkannya untuk menjadi

orang yang dekat dengan Allah. Oleh karena itu, tazkiyah al-Nafs

sangat penting dilakukan bagi orang yang memasuki kehidupan

tasawuf.

Secara etimologi, Tazkiyah al-Nafs berasal dari kat “tazkiyah”

dan “nafs”. Kata tazkiyah berasal dari bahasa Arab yakni isim masdar

dari kata “zakka” yang berarti mensucikan. Kata Zakka merupakan

tsulatsi mazid dengan tambahan huruf “ka” pada ‘ain fiil dari lafadz

zaka yang berarti suci. Kata al-Nafs adalah jiwa. Jiwa yang tidak

Page 61: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

43

dimaknai sebagai nafsu. Dengan demikian, secara terminologi,

Tazkiyah al-Nafs bermakna penyucian jiwa. (Sholihin, 2003: 130-

131). Ada banyak konsep yang diutarakan oleh al-Ghazali mengenai

makna tazkiyah al-Nafs, dalam setiap kitab yang ia tulis memberikan

pengertian yang berbeda. Sholihin (2004: 175) mengungkapkan

bahwa al-Ghazali mendeskripsikan tazkiyah al-Nafs sebagai proses

penyucian jiwa, pengembalian jiwa pada fitrahnya, dan pengobatan

jiwa-jiwa yang sakit agar menjadi sehat kembal, melalui terapi

sufistik.

Selanjutnya, Jaelani (2000: 56) mengutip ungkapan al-Ghazali

terkait tazkiyah al-Nafs dalam kitab bidayatu al-Hidayah sebagai

usaha menyucikan diri dari sifat memuji diri sendiri. Dasar dari

pemikiran tazkiyah al-Nafs berasal dari keyakinan para sufi bahwa

jiwa manusia pada fitrahnya adalah suci. Disebabkan oleh adanya

pertentangan dengan badan, yang diartikan sebagai keinginan nafsu,

maka hal tersebut mengakibatkan jiwa tidak suci bahkan tidak lagi

sehat. Dalam hubungan dengan sifat-sifat jiwa yang ada dalam diri

manusia, tazkiyatun al-Nafs menurut al-Ghazali berarti pembersihan

diri dari sifat kebuasan, kebinatangan, dan setan yang kemudian

mengisi dengan sifat-sifat ketuhanan.

Tazkiyah al-Nafs merupakan suatu upaya untuk menjadikan

hati menjadi bersih dan suci, baik dzatnya, maupun keyakinannya.

(Taimiyah, 2010: 117).

Berkaitan dengan dengan tazkiyah al-Nafs, Azra dalam (Ismail,

2008: ix) menjelaskan bahwa kegiatan pokok mengamalkan tasawuf

itu terfokus pada tiga kegiatan sebagai berikut: (1) tazkiyah al-Nafs,

yakni membersihkan diri dari dosa besar dan kecil, serta

membersihkan diri dari berbagai penyakit hati dan sifat tercela, (2)

taqarrub ila allah, yakni memberikan perhatian serius kepada usaha-

usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-

dekatnya. Meskipun kedekatan Allah dengan manusia tidak selalu

dapat dirasakan manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt

dalam Surah Qaf ayat 16 berbunyi:

إيله من حبل الوريد.وحنن أقرب

Page 62: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

44

Artinya: “Dan kami lebih dekat kepada-Nya dari pada urat nadi.”

(QS. Qaf: 16).

(3) Hudhur al-Qalb ma’a Allah, yakni memfokuskan diri kepada

usaha untuk merasakan kehadiran Allah dan melihat-Nya dengan

mata hati, bahkan merasakan persatuan dengan Allah. Di samping itu, tazkiyah al-Nafs mempunyai posisi esensial

dalam kegiatan bertasawuf. Masalah ini telah menjadi agenda penting

para sufi, baik sufi-sufi klasik maupun kontemporer. Oleh karena itu,

tasawuf memandang bahwa penyucian jiwa itu dapat dilakukan

melalui proses takhalli (menghilangkan sifat-sifat tercela), sembari

mengisi sifat-sifat terpuji (tahalli). Tazkiyah al-Nafs juga berarti

penyucian jiwa dari segala sifat tercela secara zahir maupun bathin

serta sifat kebinatangan.

2) Mujahadah dan Riyadhah

Dalam dunia sufi, ada beberapa hal yang mesti ditempuh oleh

seorang sufi dalam bentuk mendekatkan diri kepada Allah Swt yaitu

melalui mujahadah dan riyadhah.

Lafadz mujahadah berasal dari kata bahasa Arab yang

mempunya arti berjuang. (Yusuf, 1972: 39) Mujahadah (berjuang

melawan hawa nafsu) sebagaimana diungkapkan Isa (2010: 72) adalah

menyapihnya, membawanya keluar dari keinginan-keinginan yang

tercela dan mengharuskannya untuk melaksanakan syari’at Allah

Swt, baik perintah maupun larangan.

Mujahadah bisa diartikan perjuangan bathiniah menuju

kedekatan diri kepada Allah Swt, dan ada juga yang mengartikan

dengan perjuangan melawan diri sendiri, yakni melawan kekuasaan

pengaruh hawa nafsu yang menghambat seseorang untuk sampai

kepada martabat utama, yakni puncak ketakwaan.

Mujahadah adalah proses perjalanan ruhani manusia menuju

Allah. Sebagai proses, mujahadah memilii beberapa pilar sebagai

tempat berdiri dan tegaknya proses perjalanan tersebut. Berkenaan

dengan pilar tersebut sebagaimana yang diutarakan dalam firman

Allah Swt dalam QS. Al-Ankabut: 69 yang berbunyi:

واذلين جاهدوا فينا نلهدينهم سبلنا، إن الل ملع املحسنني.

Page 63: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

45

Artinya: “Dan orang-orang yang yang berjihad untuk (mencari

keridhoan) kami, benar-benar kami tunjukkan kepada mereka

jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah akan benar-benar

beserta orang-orang yang berbuat baik.

Selain harus melakukan mujahadah, seorang sufi tatkala ingin

mendekatkan diri kepada Allah Swt yaitu harus melakukan riyadhah.

Adapun yang dimaksud dengan riyadhah menurut al-Shidqi ialah

latihan kerohanian dalam melaksanakan hal-hal yang terpuji, baik

dengan cara perkataan, perbuatan maupun dengan cara penyikapan

terhadap hal-hal yang benar, yang dilakukan dengan tiga maca cara

menurut tingkatan kedekatan hamba denga Tuhannya (Majhudin,

2010: 201). Tiga macam cara tersebut, yaitu: Pertama, riyadhah orang awam, yaitu upaya melatih dirinya

untuk berbuat baik dengan cara berusaha memahmami perbuatan yang

dilakukannya, berbuat dengan sikap yang ikhlas, tidak tercampur

dengan sikap riya, dan memperbanyak melakukan kebenaran dalam

pergaulan, baik pergaulan itu terhadap Allah Swt, terhadap sesama

manusia maupun terhadap lingkungan hidupnya. Riyadhah tersebut

ditentukan oleh tuntunan teks agama mengenai sesuatu yang akan

dilakukan, baik dilakukan dengan perbuatan nyata, maupun dengan

perbuatan yang tidak nyata.

Kedua, riyadhah orang khowas (sufi, wali), yaitu upaya agar

selalu tetap bekonsentrasi terhadap Allah Swt ketika melaksanakan

suatu perbuatan baik, sehingga tidak terpengaruh lagi oleh lingkungan

sekelilingnya, penglihatan dan pendengarannya tidak terpengaruhi

lagi oleh sesuatu yang ada di sekelilingnya, kecuali hanya menuruti

kata hatinya.

Ketiga, riyadhah orang khowasul khowas (Nabi, Rasul), yaitu

berbuat baik untuk mendapatkan kesaksian Allah dan ma’rifat atau

kebersatuan dengan Allah. Kebersatuan dengan Allah berbeda dengan

istilah penyatuan menurut paham wujudiyah. Kebersatuan berarti

bersatu dengan Allah dalam keadaan wujud masih berbeda, yaitu

Allah tetap al-Khaliq dan manusia yang bersatu dengan Allah tetap

makhluk.

Dari uraian terkait mujahadah dan riyadhah di atas, dapat

dikatakan bahwa keduanya merupakan hal penting dan mutlak harus

Page 64: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

46

dilakukan bagi seorang sufi bahkan siapapun yang ingin dekat menuju

Allah Swt. Mujahadah merupakan mengerahkan kemampuan untuk

memerangi hawa nafsu dari sifat-sifat yang buruk secara zahir

maupun bathin. Karena nafsu (keinginan) itu selalu mengajak kepada

hal-hal yang keji. Tanpa memerangi atau melawan hawa nafsu yang

ada dalam diri sendiri maka siapapun orang apalagi salik tidak akan

bisa dan mampu membersihkan dirinya dari perbuatan dan sifat yang

jelek dan tidak bisa mencapai kedekatan kepada Allah. Apalagi

merasakan kehadiran Tuhan dalam diri dan nafasnya. Selain

mujahadah, yaitu melatih pribadi sendiri untuk selalu meningkatkan

ketaqwaan melalui syari’at yang telah ditetapkan sekaligus berusaha

menanamkan sifat dan prasangka baik dalam jiwa dan raga secara

totalitas.

e. Maqamat dan Ahwal (Tahapan Spiritual Dalam Tasawuf)

Bagi orang yang menjalani tasawuf, untuk bisa mecapai

kedekatan dengan Allah, maka harus menempuh tahapan-tahapan

spiritual yang disebut dengan Maqamat. Ismail (2008: 781) mengutip

ungkapan Zainul Bahri bahwa Maqamat adalah kedudukan atau

tahapan-tahapan spiritual yang harus dilalui dalam menempuh jalan

menuju Tuhan. Maqamat adalah penyusunan teori mengenai usaha-

usahapara sufi untuk menempuh perjalan spritual (thariqah) berupa

tangga-tangga pendakian spiritual. (Ja’far, 2016: 48). Dalam

ungkapan Ja’far (2016: 48) mengutip dari kitab al-Luma’ at-Thusi

menjelaskan bahwa maqamat adalah tingkatan antara seorang hamba

dengan Allah Swt yang dibangun atas dasar pelaksanaan ibadah,

mujahadah, riyadhah, dan kebersamaan dengan-Nya. Kata ahwal

merupakan bentuk jamak dari kata hal, yang secara literal dapat

diartikan dengan keadaan. Adapun secara lebih luas ahwal dapat

diartikan sebagai keadaan mental (mental states) yang dialami para

sufi di sela-sela perjalanan spiritualnya. (Taufiq, 2001: 130).

Para sufi telah merumuskan susunan al-Maqamat dan al-Ahwal

secara berbeda namun memiliki nilai atau ajaran yang sama. Susunan

Maqama dari tingkah terendah hingga yang tertinggi yang mungkin

dicapai oleh seorang Salik. Berikut beberapa perbedaan maqamat

menurut para ulama (Ja’far, 2016: 50-51):

Page 65: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

47

Al-Thusi (w. 1988 M) menyebutkan tingkatan maqamat sebagai

berikut:

1) Tobat (al-Taubah)

2) Warak (Wara’)

3) Zuhud (al-Zuhd)

4) Kefakiran (al-Faqr)

5) Sabar (al-Shabr)

6) Tawakal (al-Tawakkal)

7) Kerelaan (al-Ridha)

Menurut al-Kalabadzi (w. 995 M) menuliskan:

1) Tobat (al-Taubah)

2) Zuhud (al-Zuhd)

3) Sabar (al-Shabr)

4) Kefakiran (al-Faqr)

5) Rendah Hati (Tawadhu’)

6) Tawakal (al-Tawakkal)

7) Kerelaan (al-Ridha)

Menurut al-Qusyairi (w. 1073 M) mengungkapkan:

1) Tobat (al-Taubah)

2) Warak (wara’)

3) Zuhud (al-Zuhd)

4) Tawakal (al-Tawakkal)

5) Sabar (al-Shabr)

6) Kerelaan (al-Ridho)

Dari pernyataan di atas, kaum sufi telah memberikan gambaran

proses perjalanan spiritual jiwa manusia menuju Allah Swt harus

diawali dari tingkat taubat sampai kepada tingkat rida sebagai

spiritual tertinggi sebagai wujud dari kedekatan manusia dengan-Nya.

Terkait Ahwal, para sufi memaparkan beberapa keadaan hai seorang

salik yang dirasakannya selama melewati beragam tingkatan spiritual.

Berikut ini pandangan ulama terkait ahwal (Ja’far, 2016: 50-51):

Menurut Al-Thusi adalah:

1) Al-Muraqabah

Page 66: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

48

2) Al-Qurb

3) Al-Mahabbah

4) Al-Khauf

5) Al-Raja’

6) Al-Syauq

7) Al-Uns

8) Al-Thuma’ninah

9) Al-Musyahadah

10) Al-Yaqin

Menurut Abu Najib al-Suhrawardi sebagai berikut:

1) Al-Muaraqabah

2) Al-Qurb

3) Al-Mahabbah

4) Al-Raja’

5) Al-Khauf

6) Al-Haya’

7) Al-Syauq

8) Al-Thuma’ninah

9) Al-Yaqin

10) Al-Musyahadah

f. Perumpamaan Tasawuf dan Tarekat

Bila tasawuf hanya diartikan sebagai banyak berpuasa, tidak

mau diajak korupsi, atau hanya diartikan sebagai suatu sikap

keilmuan, orang tidak perlu ikut tarekat. Akan tetapi, bila tasawuf

sudah mencapai pengertian riyadhah (latihan dengan menempuh

berbagai tingkatan tertentu), orang harus mengambil tarekat. Harus

ada bentuknya, apa pun namanya, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, dan

lain sebagainya. (Tim Penulis, 2009:7)

g. Proses Spiritualisasi Pendidikan

Spiritualiasasi pendidikan pada dasarnya adalah memasukkan

(ruh) ajaran Islam pada semua aspek pendidikan di sekolah.

Tujuannya adalah agar ilmu pengetahuan dan teknologi terintegrasi

dengan iman dan takwa di dalam diri peserta didik. peserta didik

Page 67: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

49

belajar tentang biologi, misalnya, akan memperkokoh keimanan dan

ketakwaannya kepada Allah Swt yang menciptakan beranka ragam

kehidupan di alam ini dan tunduk dibawah sunnah-Nya.

Sasarannya adalah agar peserta didik memiliki keyakinan di

dalam hati secara Islami, melalui ucapan lisannya secara Islami, dan

merealisasikannya dalam perbuatan secara Islami pula. Atau secara

ringkas disebutkan 3 matra secara teritegrasi: Pertama, I’tiqdul al-

Qalb (Amaliah Hati). Kedua, Iqrarur Lisan (amaliah ucapan). Ketiga,

‘amalun bi al-arkan (amaliah jasmani) (Saelan, 2002: 30).

Proses spiritualisasi telah jelas bahwa ajaran ini tidak ada

indikasi dan berniat untuk menduakan Tuhannya, menyalahi syariat

Allah dan Rasulnya serta para ulama salaf maupun khalaf. Dengan

begitu, proses spiritualisasi ini adalah untuk mengantarkan manusia

lebih kenal, dekat serta takut kepada Allah Swt.

h. Urgensitas Pendidikan Tasawuf

Dalam konteks pengalaman dan kondisi inilah pentingnya satu

pelatihan atau pendidikan khas sufistik. Sejak awal budaya manusia,

pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosialisasi dan

inkulturasi yang menyebarkan nilai-nilai dan pengetahuan yang

terakumulasi dalam masyarakat. Perkembangan masyarakat berjalan

berkelindan dengan pertumbuhan dan proses sosialisasi dan

inkulturasinya dalam bentuk yang bisa diserap secara optimal atau

bahkan maksimal. Dan tasawuf sesungguhnya bukan suatu

penyikapan yang pasif atau apatis terhadap kenyataan sosial.

Sebaliknya, tasawuf berperan besar dalam mewujudkan sebuah

revolusi moralspiritual dalam masyarakat. Dan, bukankah aspek

moral-spriritual ini merupakan ethical basics atau al-asasi>yah al-

akhla>qi>yah bagi suatu formulasi sosial seperti dunia pendidikan?

Kaum sufi adalah kelompok garda depan di tengah masyakaratnya.

(Hadi, 2004: 229)

Mereka sering kali memimpin gerakan penyadaran akan adanya

penindasan dan penyimpangan sosial. Dan pendidikan, yang biasanya

digelar di dalam maupun di serambi masjid, merupakan instrumen

penyadaran itu. Selain sebagai sebuah sikap asketis, tasawuf juga

merupakan metode pendidikan yang membimbing manusia ke dalam

Page 68: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

50

harmoni dan keseimbangan total. Metode itu bertumpu pada basis

keharmonisan dan pada kesatuan dengan totalitas alam. Dengan

demikian, perilakunya tampak sebagai manifestasi cinta dan kepuasan

dalam segala hal. Bertasawuf yang benar berarti sebuah pendidikan

bagi kecerdasan emosi dan spiritual (kini dikenal sebagai metode

“ESQ”). Intinya adalah belajar untuk tetap mengikuti tuntutan

agama, baik itu ketika berhadapan dengan musibah, keberuntungan,

kedengkian orang lain, tantangan hidup, kekayaan, kemiskinan, atau

sedang dalam kondisi pengendalian diri atau pengembangan potensi

diri. Sufi-sufi besar seperti Rabi’ah al-Adawiyah, al-Ghazali, Sirri al-

Siqt}i atau Asad al-Muhasabi, telah memberikan teladan kepada umat

manusia bagaimana pendidikan yang baik itu. Di antaranya, berproses

menuju perbaikan diri dan pribadi yang pada gilirannya akan

menggapai puncak ma‘rifat Alla>h, yakni Sang Khalik sebagai ujung

terminal perjalanan manusia di permukaan bumi ini.

Disadari, pendidikan yang dikembangkan selama ini masih

terlalu menekankan arti penting akademik, kecerdasan otak, dan

jarang sekali terarah pada kecerdasan emosi dan spiritual. Yang

terakhir ini memiliki keunggulan: mengajarkan integritas, kejujuran,

komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan,

keadilan, prinsip kepercayaan, penguasaan diri, dan sinergitas. Dalam

taswuf, Tebba (2003: 13) mengatakan harus memiliki IQ (dha>k ‘aqli>),

EQ (dha>k dhihni>), dan SQ (dha>k qalbi>) merupakan komponen-

komponen potensi kemanusiaan yang perlu dikembangkan secara

harmonis.(Siraj: 2006: 52) Ini agar menghasilkan daya guna yang luar

biasa, baik secara horizontal dalam lingkup pergaulan antar manusia

maupun secara vertikal dalam relasinya dengan Yang Transenden,

Yang Ilahi. Tanpa itu, yang muncul adalah berkecambahnya krisis dan

degradasi dalam ranah moral, pemiskinan sumber daya manusiawi,

dan penyempitan cakrawala berpikir yang cenderung berkutat pada

militansi sempit atau penolakan terhadap pluralitas.

i. Tasawuf dan Pendidikan dalam Sekolah

Kedua unsur ini memiliki hubungan yang sangat erat dalam

kehidupan. Ajaran Isalam bisa dibagi dua aspek, yaitu aspek eksoteris

(lahiriah) dan aspek esoteris (batiniah). Tetapi pendidikan islam

Page 69: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

51

selama ini lebih menekankan aspek eksoteris dari pada aspek esoteris.

Hal itu misalnya terlihat dalam pengajaran ibadah di Madrasah.

Dalam mengajarkan ibadah, seperti shlat lebih banyak ditekankan

pengetahuan tentang syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkannya.

Semua ini termasuk pada aspek eksoteris.

Sedang aspek esoteris shalat, yaitu makna shalat kurang

ditekankan. Padahal mengajarkan makna shalat itu penting untuk

membentuk pribadi muslim yang baik. Begitu pula dalam

mengajarkan tauhid lebih banyak dikemukakan argumen tentang

adanya Tuhan, dan kurang diajarkan tentang makna kehadiran Tuhan

dalam kehidupan manusia. Makna kehadiran Tuhan merupakan aspek

esoteris. Aspek esoteris dalm islam disebut tasawuf. Dengan

lemahnnya pengajaran aspek esoteris Islam selama ini berarti juga

bahwa pengajaran tasawuf dalam pendidikan islam masih kurang.

Padahal seharusnya pengajaran tasawuf itu dilakukan secara

seimbang dengan aspek eksoteris Islam. Karena tanpa adanya

pengajaran tasawuf yang seimbang dengan aspek eksoteris, maka

anak didik kurang menghayati makna ajaran Islam.

Untuk itu, menurut Nurcholish Madjid yang diungkapkan oleh

Tebba (2003: 173-179) bahwa pengajaran tasawuf harus dilakukan

secara dini di madrasah, mulai dari Ibtidaiyah, Tsanawiyah, lalu

Aliyah. Kemudian puela di perguruan tinggi Islam, negeri dan swasta.

Pada tingkat Ibtidaiyah, para anak didik selain diajarkan syarat,

rukun, dan hal-hal yang membatalkan ibadah, seperti shalat dan puasa

ramadhan, juga perlu diajarkan tentang ruh ibadah, yaitu keikhlasan

melaksanakan ibadah. Kemudian di tingkat Tsanawiyah,

perkembangan anak didik belum begitu jauh berbeda dengan anak

didik tingkat Ibtidaiyah. Karena itu, pengajran tasawuf untuk mereka

masih merupakan kelanjutan dari pengajaran di tingkat madrasah

sebelumnya. Lalu pengajaran taswuf di tingkat Aliyah, harus

merupakan kelanjutan dari jenjang madrasah sebelumnya.

Pengembangan lebih lanjut diberikan dengan bertitik tolah dari

pembiasaan akan makna nama-nama indah Tuhan. Selanjutnya di

tingkat perguruan tingi, baik yang berlebelkan islam negeri ataupun

swasta, juga ada baiknya tasawuf diajarkan. Selama ini tasawuf hanya

diajarkan, tetapi hanya pada fakultas tertentu, seperti fakultas

Page 70: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

52

Ushuluddin. Padahal sebaiknya tasawuf itu diajarkan pada semua

fakultas dan jurusan.

Kemudian pengajaran tasawuf di lembaga pendidikan Islam,

mulai dari Ibtidaiyah sampai perguruan tinggi, akan mendorong

pengembangan dimensi etis atau akhlak peserta didik, sehingga

mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi umat yang tidak saja

menguasai ilmu Islam dan Ilmu umum melainkan berakhlak mulia.

Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran penting, yang

perlu diajarkan di madrasah dan mata kuliah tinggi Islam, tidak saja

untuk mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif yang

utuh, tetapi juga untuk mengembangkan kehidupan masyarakat dan

bangsa yang bersih, sehat dan maju. Inilah arti penting antara tasawuf

dengan pendidikan dalam Islam

Dengan begitu, tasawuf merupakan bagian integral yang selama

ini wujudnya ada tapi tak pernah terlihat atau bisa dibilang kurang

adanya perhatian. Padahal, penjelasan di atas memberikan keterangan

bahwa tasawuf masuk dalam berbagai elemen mata pelajaran dan itu

menjadi peran yang sangat signifikan dalam kegiatan belajar

mengajar.

j. Tasawuf Modern

Tasawuf dan masa modern Hamka sintesiskan menjadi

pemikiran orisinalnya. Tasawuf dia maknai terlebih dahulu, lalu apa

kaitannya dengan modern, Hamka memiliki pandangan bahwa

tasawuf dan segala perkembangannya harus berjalan bersamaan. Bila

tasawuf masih bertahan dengan sifat, sikap dan karakter lamanya,

maka manusia akan dipaksa untuk ditarik ke masa lalu, padahal

kodratnya mereka menjalani kehidupan di masanya.

Tasawuf menyesuaikan konteks zamannya, dalam artian

mengarahkan manusia agar tidak terjerumus dalam kesengsaraan dan

celaka. Hamka mengatakan bahwa zuhud (meninggalkan keduniaan)

yang melemahkan itu bukanlah bawaan Islam. Islam mengajarkan kita

untuk semangat berkorban dan bekerja, bukannya malas, lemah

paruhm dan melempem. (Hamka, 1939: 17)

Jadi, Hamka mengajak kita untuk memahami secara teoritis dan

mengamalkannya secara praktis makna tasawuf yang substansial,

Page 71: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

53

yaitu membersihkan jiwa, memperhalus perasaan, menghidupkan

hati, menyembah Tuhan, dan mempertinggi derajat budi, menekan

segala kelobaan dan kerasukan, memerangi syahwat yang berlebih

dari keperluan untuk kesentosaan diri. (Hamka, 1939: 21.)

Adapun persamaan tasawuf Abah Gaos dengan Buya Hamka

ialah mengajarkan seseorang untuk membersihkan jiwa,

menghidupkan hati, kenal dan dekat dengan Allah serta berzuhudlah

dalam artian tidak meninggalkan keduniaan. Di samping itu,

kesamaan Abah Gaos dan Buya Hamka ialah memiliki guru yang

sama yaitu Syeikh Muhammad Shohibul Wafa Tajul Arifin dikenal

dengan Abah Anom. Perbedaannya ialah tasawuf yang diajarkan Abah

Gaos bersifat individual dan kelembagaan, akan tetapi Buya Hamka

bersifat individual.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Faisal Bahar Susanto, 2006. dalam “Tariqah Qadiriyan

Naqsabandiyah, Tinjauan Historis dan Edukatif Tariqah Qadiriyah

Naqsabandiyah di Desa Balak” Tesis Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Hasil penelitiannya bahwa ada atau terdapat sistem

pendidikan yang dikembangkan dalam Tariqah Qadiriyah

Naqsabandiyah di Balak baik itu dalam bentuk tersurat maupun

tersirat melalui amaliyah-amaliyah keagamaan.

2. Dian Dinarni, 2015. Melalui hasil karyanya yang berjudul

“Pendidikan Berbasi Tasawuf, Studi Analisis Kitab al-Risalah al-

Qusyairiyah fi ‘ilmi al-Tasawwuf”, Tesis UIN Sunan Kalijaga.

Hasil penelitiannya bahwa nilai-nilai pendidikan karakter berbasis

tasawuf yang terdapat dalam kitab al-Risalah al-Qusyairiyah fi

‘Ilmi al-Tasawwuf ada 38 nilai, yang dikelompokkan menjadi

empat kategori. Di samping itu, impilaksi nilai-nilai pendidikan

berbasis tasawuf dalam kitab al-Risalah al-Qusyairiyah fi ‘Ilmi al-

Tasawwuf terhadap tingkat Sekolah Menengah Pendidikan (SMP)

memiliki peran dan pengaruh terhadap pendidikan.

3. Mary Claire Gilder, 2011. dalam “Spiritual Development as a

Component of Holistic Development in Higher Education”, Tesis

B.A., Lousiana State University. Hasil penelitiannya kajian ini

bertujuan menguji spiritual terhadap hubungan perkembangan

Page 72: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

54

diantara mahasiswa-mahasiswa fakultas. Tinjauan tentang

literatur dan kebiasaan baik telah terselenggarakan, dan

mahasiswa-mahasiwa telah diwawancarai terkait dengan jati diri

spiritual mereka, pengalaman terhadap perguruan tinggi mereka,

dan hubungan diantara keduanya. Penemuan kajian ini untuk

menampilkan mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi terhadap

nilai spiritual di berbagai aspek, meskipun kekhasan mereka belum

senang terkait diskusi spiritual dan isu spiritual di kampus.

4. Muhammad Isbiq, 2011. Dalam “Pemikiran Pendidikan Sufistik

KH. Habib Lutfi bin Ali Yahya dan Respons Jama’ah Kanzus

Salawat di Pekalongan”. Tesis ini menegaskan bahwa KH. Habib

Lutfi bin ‘Ali Yahya, pendidikan sufistik yang mengedepankan

kejernihan hati dan ajaran universal kemanusiaan akan mampu

menjadi alternatif solusi berbagai problematika umat Islam dunia.

Selain itu, perjalanan ilmiah Habib dari seorang murid thariqah

beberapa ulama nasional maupun internasional sampai kemudian

menjadi pada aspek lahiriah atau usaha yang dilakukan manusia

untuk membawa orang lain untuk lebih dekat kepada Allah Swt.

5. Purwanto, 2011. Dalam “Konsep Tasawuf dan Hubungannya

dengan Pendidikan Akhlak (Telaah Pemikiran Hamka).”

Penelitian tesis ini menyimpulkan bahwa tasawuf merupakan

pondasi bagi insan yang berkecimpung di dunia pendidikan. Jadi,

hubungan antara tasawuf dengan pendidikan itu sangat erat. Hal

itu bisa dilihat dari konsep pendidikan yang dilontarkan oleh

Hamka. Menurut Purwanto, tanpa tasawuf pendidikan tidak akan

berjalan secara mulus bahkan outputnya pun tidak seperti yang

diharapkan oleh pendidikan itu sendiri.

6. Imam Mu’alipin, 2011. “ Tesis dengan judul Pembaruan Dalam

Tasawuf (Studi Terhadap Konsep Neo-Sufisme Fazlur Rahman).

Tesis ini mendeskripsikan bahwa urgensi neo-sufisme Rahman

dalam mengkonstruksi pendidikan yang berbasis karakter adalah

terciptanya suatu pendidikan yang mengembangkan potensi

jasmani, potensi akal atau pikir dan potensi rasa di dalam

membangun peradaban Islam, untuk itu dalam neo-sufisme,

pendidikan diarahkan pada pembinaan dan pengembangan

kecerdasan intelektual, kecerdasasn emosi, dan kecerdasan

Page 73: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

55

spiritual. Karena ketiganya merupakan komponen-komponen

potensi kemanusiaan yang perlu dikembangkan secara harmonis.

Hal ini perlu dilakukan agar pendidikan menghasilkan daya guna

luar biasa, baik secara horizontal dalam lingkup pergaulan antar

manusia secara vertikal dalam relasinya dengan transedental.

7. Agus Syukur, 2019. Tesis dengan judul “Konsep Pendidikan

Akhlak Tasawuf Syeikh Muhammad Abdul Ghauts (Telaah kitab

as-Sunan al-Mardhiyah-sunnah yang diridhai). Tesis ini

menjelaskan bahwa proses pendidikan akhlak tasawuf Abah Gaos

melalui beberapa tahapan seperti penyucian badan, jiwa, akal, hati.

akan tetapi, kitab tersebut lebih kepada keseharian seperti shalat

di awal waktu, menjadi orang yang pertama masuk masjid, segera

berbuka puasa, memuliakan tamu dan ulama, mengagungkan ilmu

dan ahlinya, memuliakan wali Allah, berakhlak mulia dan lain

sebagainya.

Dari berbagai penelitian terdahulu yang relevan, ada beberapa

hal yang bersifat berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Tahapan Persiapan

Persiapan setiap penulis dalam membuat sebuah tulisan, karya, dan

lain sebagainya itu dilandasi dengan fenomena, masalah dan

perilaku yang pernah dirasakan penulis sendiri. Persiapan penulis

melalui diskusi, tanya jawab, saran, ataupun pendapat dari teman

terutama guru.

2. Tahapan Penyusunan

Penyusunan dalam sebuah penelitian ini penulis rasakan tatkala

sedang berdiskusi, bertatap muka dengan salah seorang guru yang

pada akhirnya menemukan sebuah jawaban yang memuaskan yaitu

penelitian terkait Abah Gaos.

3. Tahapan Substansi

Penelitian substansi ini memang telah banyak diteliti sebelumnya.

Namun yang membedakan tatkala substanti itu diintegrasikan

dengan sekolah yang pada dasarnya sekolah tersebut belum diteliti

peneliti sebelumnya. Dan penelitian substansi ini khususnya buku

atau karya yang peneliti jadikan sumber penelitian belum ada yang

Page 74: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

56

meneliti sebelumnya dan mendeksripsikan atau menganalisa

kontribusi Abah Gaos.

4. Tahapan Obyek

Obyek ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena

penelitian yang penulis ajukan ini berbeda karena obyek kajiannya

berbeda pula yaitu karya Abah Gaos yang meliputi pemikiran dan

kontribusinya.

C. Kerangka Konsep

Tabel 2.2.

1. Terjadi

pembiasaan

nilai tasawuf

atau

riyadhoh

2. Pribadi yang

islami secara

syariat,

thoriqot dan

hakikat.

Aspek

Pendidikan

Tasawuf

Faktor yang

Melatar

Belakangi

Nilai-nilai

Pendidikan

Tasawuf

yang rendah,

minim dan

tidak merata. Dampak

Pendidikan

Tasawuf

1) Tasawuf

dengan Ilmi

atau nadzari

2) Tasawuf

dengan amali

atau praktik

Page 75: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat

a. Karakteristik

Lokasi Pondok Pesantren sebagai berikut Komplek Pesantren

Sirnarasa Dusun Ciceuri Desa Ciomas Kecamatan Panjalu, PO BOX.

No. 1 Panjalu Kode Po 46264 Kabupaten Ciamis Jawa Barat,

Indonesia. Yayasan Sirnarasa Cisirri (YSC), Akter Notaris: Heri

Hendriyana, SH. Nomor: 311 Tanggal 26 Januari 2016. SK>.

Kemenkumham: AHU01.12. tahun 2016 tanggal 03 Februari 2016.

b. Sejarah

Tempat penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Sirnarasa.

Obyek kajian ini dipilih karena lembaga pesantren ini telah dibangun

berdasarkan landasan awal pendiri ini yaitu back to spiritual. Yang

mana landasan tersebut mengintegrasikan, menghubungkan serta

menyatukan dengan kurikulum yang ada di Indonesia seperti

kurikulum kementerian pendidikan dan kementrian agama. Pondok

Pesantren Sirnarasa ini merupakan lembaga yang mengatakan bahwa

nilai tasawuf bukan hanya sekedar berdzikir, berkontemplasi,

bertahannus serta menafikan keduniaan.. Justru lembaga ini

mempunyai motto yang sangat baik dan menurut penulis sangat

memberikan semangat kepada masyarakat baik kalangan menengah

ke bawah maupun menengah ke atas yaitu sholeh, sehat, sukses dan

kaya raya.

c. Sistem

Tugas Pondok Pesantren Sirnarasa Desa Cisirri Kecamatan

Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat yaitu memberikan pelayanan

problematika kehidupan yang melekat untuk mendidik seseorang

yang ingin lebih dekat dengan Allah melalui jalan tarekat.

2. Waktu

Page 76: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

58

Waktu penelitian akan berlangsung selama kurang lebih 3 hari

dari yaitu pada tanggal 15-17 september 2018, namun peneliti

mengadakan penelitian ulang disebabkan obyek pesantren pada

awalnya bertempat di daerah Tangerang menjadi di daerah Panjalu

Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Tabel 3.1: Waktu Proses Penelitian

No Kegiatan Waktu

1 Pengajaun Judul Tesis 28 Maret 2017

2 Proposal Juni 2017

3 Penelitian Pendahuluan Juli-Oktober 2017

4 Studi Pustaka November-Februari

2018

5 Pencarian Data Januari-September

2018

6 Pengolahan Data September 2018

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Wwakualitatif

yaitu data yang dikumpulkan dan diungkapkan dalam bentuk kata-

kata dan gambar, kemudian disusun dalam bentuk kalimat. Itu artiny

kualitatif merupakan sebuah penelitian yang berusaha

mengungkapkan keadaan yang bersifat alamiah secara holistik. (Ali,

2002: 58)

Emzir (2008: 28) mendeskripsikan penelitian kualitatif

merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan

paradigm post positivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi data variabel,

hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan

observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian

seperti eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik.

Page 77: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

59

Disamping itu, penelitian kualitatif juga ditandai dengan

penggunaan metode pengumpulan data yang berupa participant

observation dan indepth interview sebagai metode pengumpulan

data utama (Bodgan, dkk. t.t.: 2). Sehingga penelitian kualitatif

cenderung memiliki karakteristik antara lain:

a) Mampunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung

sementara penelitian merupakan instrumen kunci.

b) Bersifat deskriptif.

c) Lebih memperhatikan processdari pada produk.

d) Cenderung menganalisa data secara induktif.

e) Meaning (makna) merupakan hal yang esensial dalam

penelitian kualitatif (Bodgan, dkk. t.t.: 2).

Pendekatan metode kualitatif yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif.

Artinya penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa, kejadian, yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif

memusatkan pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat

berlangsung. Melalui penelitian dekriptif, penliti berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian

tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

Variabel yang diteliti bisa tunggal, bisa juga lebih dari satu variabel

(Noor, 2012: 34-35).

Pendekatan deskripif diatas merupakan awal dari analisa,

menelaah lebih jauh terkait isi, maksud, pemahaman, dan ajaran buku

tersebut. Kemudian buku atau sumber utama yang akan dikaji penulis

yaitu studi pemikiran dan karya melalui pendekatan deskriptif.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah

sumber data primer dan sumber data sekunder. Berikut ini deskritif

kedua sumber tersebut:

1. Sumber data primer yaitu Suryabrata (1987: 93) adalah data

yang dikumpulkan oleh peneliti. Sumber primer tersebut

diperoleh langsung dari lapangan yaitu Yayasan Sirnarasa

Cisirri (YSC) yang dikenal dengan Abah Gaos atau Syeikh

Page 78: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

60

Abdul Gaos Saifullah Maslul., kemudian sekretaris Abah Gaos

sekaligus wakil talqin seperti KH. Irfan Zidni, Ust. Ai Abdul

Jabbar sebagai sekretaris Abah Gaos di Ponpes Sirnarasa Cisirri

Ciamis Jawa Barat, karya Abah Gaos berupa; Pertama, as-

Syarhu al-Maisur li Miftahi as-Shudur li Irsyadi ar-Ruhi al-

Maghrur. Kedua, al-Sunan al-Mardhiyyah fi al-‘Amaliyah al-

Mursyidiyyah. Ketiga, al-Fathu al-Jali>l fi> ‘Ala>ma>ti al-Mursyid

al-Ka>mil. Keempat, al-Fikrah al-Jadi>dah fi Fad{a>il as-Syuhu>r

annaha> min Asma>illahi al-Husna>.

2. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2005: 62).

Sumber sekunder tersebut diperoleh dari bahan kepustakaan

yang ada hubungannya terhadap penelitian ini seperti

dokumentasi (lisan, tulisan, dan gambar atau video), berita,

jurnal, buku-buku, dan laporan-laporan ilmiah lainnya baik

dalam bentuk bahasa Indonesia maupun bahasa Asing.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2000:134) adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah.

Instrument dalam penelitian kualitatif yang lebih berperan besar

adalah peneliti sendiri. Dengan begitu, uji keabsahan instrument

penelitian itu sendiri terkait dengan data yang dikumpulkan oleh

peneliti sendiri. (Putera, 2013: h. 106)

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen non tes yaitu

wawancara dan observasi terhadap obyek yang dituju. Di samping itu,

peneliti sebagai subyek memiliki kontribusi dan instrumen dalam

terhadap pengempulan dan pengolahan berbagai macam data di

lapangan maupun kepustakaan.

Untuk mendukung pengumpulan data yang disajikan ini, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan

instrumen pengumpulan data itu sendiri:

Page 79: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

61

Pedoman wawancara adalah sejumlah indikator berupa

pertanyaan yang ingin disampaikan atau diajukan kepada

terwawancara terkait prihal penelitian di lapangan. Di samping

pedoman pengamatan adalah sejumlah indikator yang dilakukan

penliti melalui pengamatan secara langsung ataupun tidak yang

berada di lingkungan pesantren. Namun, disisi lain peneliti masih

membutuhkan penelitian lapangan sebagai alat yang sangat penting

dalam penelitian. catatan penelitian melalui penggabungan

wawancara dan pengamatan itu sendiri yang orientasinya terhadap

penelitian. (Moleong :153)

Tabel 3.2: Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian di atas merupakan bagian dari teknik

pengumpulan data. Berikut ini penjelasan instrumen tersebut:

a. Wawancara atau Inteview

Wawancara atau interview adalah kuisioner lisan artinya sebuah

dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh

informasi terwawancara (supplyer) (Arikunto, 1991: 145).

Dalam hal ini peneliti mencari informasi melalui pertanyaan-

pertanyaan, keterangan-keterangan serta meminta kepada

terwawancara untuk mendeskripsikan pengetahuan pendidikan

tasawuf di Yayasan Sirnarasa Cisirri (YSC) melalui pihak pengelola,

Instrumen Penelitian

Wawancara

Pembacaan Naskah

Page 80: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

62

pengurus pesantren, dan santri di lingkungan tersebut. Wawancara

terhadap Ust. Ai Abdul Jabbar, KH. Irfan Zidni, Santri yang menetap

di Pondok Pesantren.

Di samping itu, peneliti melakukan observasi sebagaimana Idrus

(Yogyakarta: 101) mengutarakan bahwa observasi atau pengamatan

merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara

sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (patisipatif)

ataupun nonpartisipatif.

Peneliti dalam kesempatan ini melakukan studi secara sengaja

melalui pengamatan dan pencatatan terhadap obyek kajian yang akan

diteliti. Namun pada hakikatnya peniliti berada diluar penelitian (non

participant).

Disisi lain, peneliti juga melakukan dokumentasi berupa photo,

serta catatan-catatan lainnya sebagaimana Soehartono (2011: 70-71)

mendeskripsikan bahwa dokemtasi merupakan tehnik pengumpulan

data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian.

Dokumen yang diteliti dapat berubah berbagai macam, tidak hanya

dokumen resmi. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi,

laporan, notulen rapat, catatan kasus, dan lain-lain.

Dokumentasiyang dilakukan peneliti ini terkait dengan

kegiatan pendidikan yang ada di sekolah ini. Mulai dari yang sifatnya

mendasar seperti sejarah Pondok Pesantren Sirnarasa hingga

dokumentasi yang sifatnya menunjang dan memperkuat data

penelittian itu sendiri seperti acara atau kegiatan pesantren, sekolah,

dan lain-lain.

b. Pembacaan Naskah Kitab

Pembacaan naskah kitab merupakan bagian penelitian yang

menjadi sumber utama peneliti. Naskah kitab tersebut dibagi menjadi

empat yaitu Pertama, as-Syarhu al-Maisur li Miftahi as-Shudur li

Irsyadi ar-Ruhi al-Maghrur. Kedua, al-Sunan al-Mardhiyyah f64i al-

‘Amaliyah al-Mursyidiyyah. Ketiga, al-Fathu al-Jali>l fi> ‘Ala>ma>ti al-

Mursyid al-Ka>mil. Keempat, al-Fikrah al-Jadi>dah fi Fad{a>il as-Syuhu>r

annaha> min Asma>illahi al-Husna>.

Page 81: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

63

E. Tehnik Analisis Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar

data yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, sumber, dan cara. (Sugiyono, 2014: 308).

Keberhasilan dalam pengumpulan data banyak ditentukan oleh

kemampuan peneliti menghayai situasi sosial yang dijadikan fokus

penelitan. Ia dapat melakukan wawancara dengan subyek yang

diteliti., ia harus mampu mengamati situasi sosial, yang terjadi dalam

konteks yang sesungguhnya, ia dapat memfoto fenomena, simbol dan

data yang terjadi, ia mungkin pula merekam dialog yang terjadi.

Peneliti tidak mengakhiri pada fase pengumpulan data, sebelum ia

yakin bahwa data yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda

dan terfokus pada situasi sosial yang diteliti telah mampu menjawab

tujuan penelitian. Dalam konteks ini validitas, reliabilitas, dan

triangulasi telah dilakukan dengan benar, sehingga ketepatan

(accuracy) dan kredibiltas (credibility) tidak diragukan lagi oleh siapa

pun (Yusuf, 2014: 372).

Data yang diteliti merupakan hasil dari kumpulan data

peneliti.Blaxter, dkk (2006, 291) mengemukakan bahwa analisis

adalah sebuah proses berkelanjutan yang dapat terjadi di sepanjang

riset anda, dengan analisis awal menginformasikan data yang

kemudian dikumpulkan.

Di samping itu, teknik analisis data kualitatif sebagaimana

diungkapkan Sulytyaningsih (2011: 163) dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sampai jenuh. Aktivitasnya meliputi data reduction

(meringkas), data display (menyajikan), dan conclusing

drawing/verivication (penarikan kesimpulan dan verivikasi). Data

yang sudah melewati aspek tiga tersebut dilakukan penyeleksian.

Proses penyeleksian itu dengan: persiapan dan penyeleksian.

Page 82: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

64

Persiapan dilakukan dengan cara menyediakan format atau form yang

ingin ditanyakan atau diteliti di lapangan, baik berupa dokumentasi

ataupun rekaman. Lalu data yang sudah terdokumentasikan dan

terekam dengan media tulis ataupun elektronik diejawantahkan

melalui penyeleksian yang sesuai dengan obyek penelitian.

1. Reduksi Data

Reduksi (pengurangan atau pemotongan) data dalam data

peenelitian ini merupakan analisis data yang melibatkan langkah-

langkah pengelompokan dan penyederhanaan data sesuai dengan inti,

fokus dan tujuan data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi dan dokumen akan dipilah dan diidentifikasi lebih detail dan

komprehensif. Jika data yang ditemukan itu tidak sesuai, kurang

relevan maka data tersebut akan diletakkan sebagai cadangan bahkan

dibuang. Kemudian data yang relevan akan difokuskan pada hal-hal

yang berkenaan dengan pendidikan tasawuf Abah Gaos di Pondok

Pesantren Sirnarasa, Cisirri, Ciamis, Jawa Barat.

2. Penyajian Data

Dalam tahap ini, data dari hasil reduksi yang dikumpulkan akan

disusun dengan secara sistematis dan naratif. Hal ini dilakukan untuk

memahami hal, fenomena, kejadian yang sedang terjadi berkenaan

dengan pendidikan tasawuf Abah Gaos melalui pemikiran dan

karyanya. Setelah itu, dilakukan analisis secara mendalam.

3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dari hasil penyajian data yang merupakan

jawaban dari fokus penelitian yaitu berkenaan dengan pendidikan

tasawuf Abah Gaos melalui pemikiran dan karyanya

Dengan demikian tehnik analisis data ini dengan menggunakan

beberapa unsur yang dapat memberikan hasil yang valid. Data yang

terhimpun dari hasil analisa dan kegiatan yang terjadi di lapangan

dengan cara dikumpulkan atau disatu padukan dengan berbagai

informasi dan informan yang harus diolah ataupun diproses agar

menjadi informasi bermakna.

Page 83: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

65

F. Uji Keabsahan Data

Pada tahap ini digunakan dua metode untuk menguji keabsahan

data. Pertama, Triangulasi. Berdasarkan tehnik pengumpulan data,

termasuk di dalamnya adalah analisis atau pemeriksaan keabsahan

data. Sebagaimana diungkapkan Moleong (2009: h. 330) dalam

metodelogi penelitian kualitatif, Triangulasi merupakan tehnik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang diluar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu sendiri. Tehnik yang paling banyak digunakan adalah

pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Disamping itu, Musfah (2015: 42) mengutarakan bahwa

triangulasi memeliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dilakukan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pendapatan orang lain.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

Triangulasi data/sumber yakni peneliti membandingkan data-

data dan bukti yang diperoleh dari situasi yang berbeda. Ada 3 sub

jenis yaitu orang, waktu dan ruang.

1. Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang yang berbeda

yang melakukan aktivitas yang sama.

2. Waktu, data-data yang dikumpulkan dengan waktu yang berbeda.

3. Tempat, data-data yang dikumpulkan di tempat yang berbeda.

G. Analisis Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan orang yang

dipercaya terkait Abah Gaos yaitu Ust Ai Abdul Jabbar menyatakan

bahwa pendidikan tarekat sangat memiliki peran yang signifikan bagi

Page 84: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

66

pribadi secara khusus, hal ini dikarenakan membuat pribadi orang

tersebut merasa nyaman, tenang dan terus berusaha dekat dengan Allah

Swt melalui pelbagai macam cara seperti sholat, puasa, sedekah,

dzikir-dzikir yang mesti dilaksanakan setiap harinya agar dirinya

terjaga dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kepada jauh dari Allah,

kemaksiatan lahiriah dan bathiniah. Di samping itu, melalui wakil

talqin yaitu orang yang dipercaya untuk mengajarkan zikir tersebut

berkata bahwa dengan adanya tarekat ini semakin banyak para

cendikiawan muslim dari kampus eksak yang notabennya percaya dan

ikut dengan ajaran tersebut.

Page 85: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

67

BAB IV

ANALISA PENELITIAN

A. Genealogi Pondok Pesantren Sirnarasa

1. Sejarah Lahir Pondok Pesantren Sirnarasa

Latar belakang berdirinya Pesantren Sirnarasa Cisirri, tentu erat

hubungannya dengan penulisan tentang sejarah pengasuh yang

merupakan personofikasi dari sistem kelembagaan ini secara

menyeluruh. Pesantren ini dirintis pertama kali oleh seorang pemuda

yang berilmu luas serta punya keinginan dan cita-cita tingi

membenahi moral masyarakat yang saat itu tengah berada pada

kondisi memprihatinkan.

Pemuda yang bernama <Muhammad Abdul Gaos itu memang

mencemaskan keadaan masyarakat di Dusun Ciceuri yang diliputi

oleh kebodohan dan kejahilan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu

Maryam, sesepuh di Desa Ciomas, keadaan masyarakat di Dusun

Ciceuri saat itu memang tengah rusak-rusaknya. Mabuk, main

perempuan, judi dan berbagai tindakan asusila lainnya sudah menjadi

hal yang biasa terjadi di dusun yang terletak di kaki gunug Syawal itu.

(Abdushomad, dkk. 2018:102-103).

Dengan tekad yang kuat dan membaja itulah, pemuda Abdul

Gaos berketetapan hati bermukim di tanah kelahirannya sekalipun

berbagai tawaran menggiurkan kerpa diterimanya untuk mengajar di

daerah lain. Tidak jarang pula beberapa temannya yang mengetahui

kepandaian ustadz muda itu mengingatkan bahwa Ciceuri bukan

tempat yang bisa memberikan harapan bagi beliau. Tawaran demi

tawaran itu tidak melunturkan tekadnya bahkan Abah Gaos muda

seringkali memberikan penjelasan bahwa tempat-tempat seperti

inilah yang seharusnya dijadikan lahan oleh seorang mujahid dakwah.

Dengan berbekal keluasan ilmunya dan keahliannya dalam

berorganisasi serta kepandaiannya dalam berdakwah juga kearifannya

dalam menyelesaikan suatu persoalan maka Abah Gaos dengan

caranya telah berhasil merubah dusun yang jauh dari nilai-nilai

keagamaan menjadi sebuah tempat yang penuh dengan suasana

Page 86: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

68

kehidupan yang islami. Selain itu pula merubah kondisi daerah yang

tadinya terpencil menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh

berbagai macam tamu dengan berbagai macam kepentingan baik dari

dalam negeri maupun dari luar negeri. (Abdushomad, dkk. 2018:104-

106).

Abah Gaos yang telah berhasil dalam menata suatu sistem

dalam masyarakat ini, dilahirkan pada hari Jum’at tangal 1 September

1944. Merupakan anak tertua dari dua bersaudara putera dari

pasangan KH. Ibrahim dan Hj. Siti Muslihat. Beliau adalah anak dari

keluarga yang sangat peduli terhadap pendidikan, terutama

pendidikan keagamaan. Sehingga dari sejak kecil, beliau bersama

adiknya Kh. M. Ucu Syamsudin sudah dididik oleh orang tuanya

dengan ilmu-ilmu dasar agama, seperti sholat, bacaan dalam sholat

dan ilmu tajwid. (Abdushomad, dkk. 2018:106).

2. Tokoh Pendiri Pesantren Sirnarasa Cisirri

Tokoh merupakan hal yang sentral dan penting dalam

kelembagaan. Tanpa adanya tokoh, tidak ada pula yang disegani,

ditakuti bahkan dijadikan teladan dalam membentuk suatu lembaga

apalagi lembaga tersebut terkait dengan proses belajar-mengajar

khususnya di wilayah pesantren. Dengan adanya tokoh di pelbagai

satuan ormas, lembaga, atau kepanitiaan, maka proses kegiatan dan

lembaga tersebut akan berjalan sebagaimana mestinya melalui

mekanisme peraturan dan standar yang telah ditetapkan secara

komunal, musyawarah dan mufakat. Salah satu tokoh yang akan

dibahas dalam penelitian ini ialah tokoh pendiri Pesantren Sirnarasa

Cisirri.

Sirnarasa yang berdiri pada tanggal 1 September 1968, tatkala

Pangersa Abah Gaos mulai mukim di kampung halaman di Ciceuri

Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Dulu

namanya Pesantren al-Ishlah. Pesantren Sirnarasa Cisirri didirikan

oleh Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslull bersama

istrinya Hj. Rosliana Hasnah pada tanggal 1 Januari 1980 dengan

dukungan penuh dari kedua orang tua beliau dan adiknya, Kh.

Muhammad Ucu Syamsudin. Sampai saat ini, tanggal 1 Januari

Page 87: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

69

dijadikan hari milad Pesantren Sirnarasa Cisirri. Sejak tanggal 1

Januari 1980 namanya berganti menjadi Pesantren Sirnarasa saat

dikukuhkan namanya oleh Pangersa Abah Anom Suryalaya. KH.

Ahmad Sohibul Wafa Ta’jul Arifin (Abah Anom) memberikan nama

pesantren “Pesantren Sirnarasa”. (Abdushomad, dkk. 2018:107). Pada

awal pendiriannya, pesantren hanya menyelenggarakan Lembaga

Pembinaan Mental Remaja (Inabah 2 Puteri) dan pengajian salaf

dengan konsentrasi pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam yang

bersumber dari kitab kuning, yang kemudian berkembang dengan

adanya lembaga pendidikan formal. Sedikit demi sedikit

perkembangan Pesantren Sirnarasa ini dapat dilihat dari didikannya

lembaga pendidikan formal dibawah Yayasan Pesantren Sirnarasa

(YPS) sejak tahun 1995. Hingga kini telah berdiri lembaga-lembaga

formal dari Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) / Raudhatul Athfal

(RA) / Madrasah Diniyyah Awaliyyah (MDA), Madrasah

Tsanawaiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Tingga

Ilmu Dakwah (STID) yang telah mencetak ratusan generasi islami

yang terhimpun dalam HISASIRRA (Himpunan Santri Alumni

Pesatren Sirnarasa). Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar, telah

terdapat sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN 3 Ciomas), yang

lokasinya masih berada dilingkungan yang tidak jauh dari komplek

Pesantren Sirnarasa. (https://www.sirnarasa.org).

3. Biografi Abah Gaos

Pendidikan formal Pangersa Abah Gaos hanya sampai SR. SR

dikenal pada zaman dahulu dengan sekolah rakyat. Namun karena

ketekunannya mendalami keilmuan akhirnya beliau senantiasa

mampu menjawab pertanyaan bahkan sekelas guru besar sehingga

banyak diantara guru besar tersebut bertabarruk kepada Pangersa

Abah Gaos dan ada di antaranya menjadi wakil talqin.

Abah Gaos sejak dari masa pesantren dikenal cemerlang dan

berprestasi serta banyak diberi kelebihan yang luar biasa dan

senantiasa menjadi yang terdepan di pesantren yang disinggahinya

untuk belajar. Beliau belajar pertama kali di Pesantren Gempalan

masih di wilayah Panjalu, kemudian di Pesantren Cintawana

Page 88: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

70

Singaparna Tasikmalaya selanjutnya di Pesantren Cijantung Ciamis

untuk mendalami Qiroat.

Pada usia 13 tahun yaitu pada tahun 1957, beliau memulai

kiprahnya menuntut ilmu agama dengan memasuki Pesantren

Gegempalan di Maparah Panjalu yang saat itu dipimpin oleh KH.

Iskandar Zainal Arifin. Di Pesantren ini, ternyata karakter seringkali

melampaui rekan-rekan sebayanya bahkan tidak jarang melampaui

santi-santri senior. Hal ini terjadi karena diluar jadwal-jadwal resmi

pelajaran di Pesantren, Abdul Gaos muda seringkali mempelajari,

mengikuti dan banyak bertanya tentang ilmu-ilmu yang ingin

diketahuinya. Di pesantren ini pula, beliau pertama kali dididik ilmu-

ilmu dasa kesalafiyahan dan intelektual serta ilmu organisasi.

(Abdushomad, dkk. 2018:21).

Setelah delapan tahun merasakan suka-duka nya tinggal di

Pesantren Gegempalan maka pada tahun 1965, atas kehendak kyai nya

beliau dimnita untuk menimba ilmu keagamaannya di pesantren lain.

Bahkan dengan bijak, gurunya memotivasi bahwa semua ilmu yang

diajarkan di Pesantren Gegempalan sudah habis diberikan kepada

Abah Gaos muda. Menurut KH. Iskandar Zainal Arifin (gurunya

sewaktu di di Pesantren Gegempalan), Ajengan Gaos muda memang

termasuk santri yang sangat cerdas dan mempunyai keingintahuan

yang sangat besar terhadap pelbagai kajian ilmu. Bahkan ia seringkali

melampaui santri-santri yang lebih senior dalam mengadaptasi setiap

pelajaran yang diberikan. (Abdushomad, dkk. 2018:22).

Selepas dari Pesantren Gegempalan, beliau kemudian

melanjutkan pendidikan agamanya di Pesantren Cinttawana

Singaparna di Tasikmalaya yang merupakan salah satu pesantren

yang termasyhur kala itu bahkan sampai saat ini.

Pada waktu Abah Gaos menuntut ilmu di Pesantren itu,

lembaga tersebut dipimpin oleh KH. Isak Farid yang merupakan

ulama cendikia yang terkenal akan keluasan ilmunya. Di Pesantren

Cintawana pun rupanya, kecerdasan dan kemampuan beliau nampak

semakin matang. Terbukti di pesantren ini pun, Abah Gaos muda

seringkali mengasisteni materi-materi pelajaran yang biasa

Page 89: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

71

disampaikan oleh Kyai Isak. Abah Gaos menyelesaikan

pendidikannya di Pesantren Cintawana sampai pada tahun 1968.

Walaupun hanya sebentar saja, Abah Gaos pun sempat mendalami

kemampuan Qiroatnya di Pesantren al-Quran Cijantung Ciamis.

Itulah sebabnya, mengapa dalam moment moment resmi di Pondok

Pesantren Suryalaya, Abah Gaos pun sering didaulat oleh Pangersa

Abah Anom untuk mengimami sholat di Mesjid Nurul Asror karena

lantunan suara Abah Gaos yang enak di dengar. Abah Gaos berguru

dengan Abah Anom selama 40 tahun lebih. (Abdushomad, dkk. 2018:

24)

Di pesantren-pesantren yang pernah disinggahi oleh Pangersa

Abah Gaos telah banyak diceritakan oleh rekan-rekannya yang pernah

sama-sama pesantren bahwa ada kelebihan-kelebihan Abah Gaos

telah terlihat dari sejak muda. Bahkan di usianya yang masih belia

saat Pesantren di Gegempalan, dirinya telah mampu menunjukkan

ajag (sejenis anjing hutan) yang saat itu sangat meresahkan

masyarakat karena banyaknya hewan ternak yang dimangsa.

Dalam aspek pendidikan, Abah Gaos mampu melampaui santri-

santri senior dalam penguasaan ilmu yang diajarkan. Bahkan tak

jarang, santri-santri senior pada akhirnya banyak belajar pada Abah

Gaos. Itu sebabnya di manapun Abah Gaos pesantren, senantiasa

dijadikan asisten oleh kyainya untuk mengajar santri-santri karena

kepahamannya yang sudah menyamai kyainya. (Abdushomad, dkk.

2018: 24)

Seringkali Pangersa Abah Gaos menyampaikan kepada para

santri guna memotivasi bahwa apa yang dianugrahkan kepada beliau

tidak datang tiba-tiba, namun dengan sebuah proses yang cukup

panjang terutama dalam menuntut ilmu. Menurut Beliau, “ilmu itu

didapat dengan sungguh-sungguh. Ilmu tidak mungkin didapat

dengan cara enak-enakan (Man Jadda Wajada). Harus dilakukan

dengan sungguh-sungguh. Serta kesungguhan adalah kunci

keberhasilan.

Santri harus melakukan Mujahadah memerangi hawa nafsu. Jika

perang fi sabilillah, atau bisa bermakan memerangi hawa nafsu. Jika

Page 90: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

72

ingin mengikuti Pangersa Abah Gaos, belajar yang sungguh-sungguh.

Perangi hawa nafsu. Kalau makan, makanannya yang halal.

Minumamnnya yang halal serta sandalnya yang halal. Soal sandal

hilang jangan dianggap masalah sepele. Semenjak dahulu, orang

memakai barang orang lain tanpa izin adalah ghosob.

Ilmu itu nurulloh, dan nurulloh itu memantul di hati seseorang.

Tempatnya nurulloh adalah hati. orang yang mencari ilmu itu harus

punya hati yang bersih. Hati yang jernih itu bisa diupayakan salah

satunya dengan makanan yang halal, rumah yang halal, pakaian yang

halal, dan sandal yang halal. Ini jangan dianggap remeh. Perlu ada

perubahan watak agar menjauhkan dari hal-hal yang haram walau

sedikit.

Pangersa Abah Gaos ketika menuntut ilmu, fokus. Cukuplah

Allah yang menemani dan malaikat. Dan cukuplah berteman kitab

atau buku. Jadi orang yang sedang belajar, harus fokus belajar. Supaya

memprioritaskan ngaji. Pangersa Abah saat mesantren banyak

melakukan muthalaah kitab. Itu sebabnya, banyak melampaui santri-

santri senior. Bahkan tidak sedikit santri senior diajari oleh Abah

ketika itu. Abah Gaos menyampaikan bahwa agar harus jadi orang

yang beda. Beda disini contohnya, yang lain tidur, ini dipakai melek

untuk belajar. Yang lain pada pulang ke rumah saat libur, ini tetap

diam di pesantren untuk melakukan berbagai amaliyah dan ilmiyah.

(Abdushomad, dkk. 2018: 25-26)

Jika mengalami kesulitan, tekuni terus dengan sabar. Jika

sungguh-sungguh, akan dimudahkan Allah Swt. Dan ketika sulit,

jangan pernah putus asa. Sebab reaksi ilmu itu nanti ada. Orang

menuntut ilmu itu harus tabah. Karena itu bagian dari proses. Setelah

menerima pelajaran dari guru, pelajarilah kembali berulang-ulang.

Para santri

4. Profil Pesantren Sirnaarasa Cisirri dan Perkembangannya

Pesantren Sirnarasa berdiri pada tanggal 1 Januari 1980.

Sebelum berganti nama menjadi Sirnarasa, lembaga ini bernama al-

Islah sewaktu Abah Gaos masih aktif di PUI. Kemudian pada tanggal

Page 91: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

73

1 Januari 1980, Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Pangersa

Abah Anom) yang merupakan guru spiritual dari Abah Gaos

memberikan nama baru bernama Sirnarasa. Perubahan nama

pesantren seiring dengan perubahan pula nama dusun. Nama dusun

tadinya Ciceuri dirubah menajdi Cisirri. Berdasarkan pernyataan

Abah Gaos, perubahan nama pesantren dari al-Islah menjadi Sirnarasa

tidak lain untuk bertabarruk (mengambil barokah) dari gurunya yaitu

Abah Anom sebagai pembimbing ruhani Abah Gaos. (Abdushomad,

dkk. 2018: 108-109)

Bertabarruk (mengambil barokah) merupakan derivasi dari kata

bahasa arab yaitu tabarraka mengikuti wazan tafa’aala. Lafadz

tabarraka disandingkan dengan huruf jar bi menjadi tabarraka bi

berarti tholaba barokatahu (meminta berkat pada) atau tayammana,

tafa>ala (melihat pertanda baik, menghormatinya sebagai pertanda

baik). (Ali, Atabik, dkk., tth: h.397)

Aktivitas Abah Gaos sehari-hari, disamping sebagai sesepuh

Pesantren Sirnarasa Cisirri, beliau pun merupakan seorang Mursyid

TQN Pondok Pesantren Suryalaya pelanjut Abah Anom Suryalaya.

Beliau pun seorang tokoh agama terkenal bukan saja di dalam negeri

bahkan di luar negeri pun nama beliau telah harum khususnya di

tempat-tempat komunitas ikhwan TQN Pondok Pesantren Suryalaya

berada seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan

Australia.

Sejak awal didirikan, Abah Gaos menetapkan bahwa Pesantren

Sirnarasa merupakan tempat pembinaan calon-calon dzakir (ahli

dzikir) yang berilmu ilmiah serta beramal ilmiah dan untuk

membentuk pribadi-pribadi yang cinta NKRI untuk mewujudkan

Kejayaan Agama dan Negara serta Peradaban Dunia. dengan visi

tersebut beliau terus mengembangkan lembaga ini sesuai dengan

konsep awal ditetapkan. Untuk mewujudkannya, maka unit-unit

aktifitas yang diselenggarakan di lingkungan Pesantren ini semuanya

mengacu pada tujuan diatas. Sebagai aktualisasi dari konsep awal

didirikannya Pesantren Sirnarasa maka kini di tempat ini telah ada

unit-unit pendidikan yang terdiri dari:

Page 92: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

74

Pertama, pesantren salaf atau salafi yaitu dua kata yang

memiliki arti berbeda satu sama lain namun digabungkan menjadi

satu padanan yang terdiri dari pesantren dan salafi. Pesantren menurut

Dhofier (1994: 84) sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam

untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran

Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai

pedoman perilaku sehari-hari. Sebagai lembaga pendidikan yang

memiliki karakteristik tipikal, pesantren memiliki tradisi keilmuan

yang berbeda dengan tradisi keilmuan lembaga-lembaga lain

(Siswanto, 2006: 920). Apabila diamati dalam konteks aktivitas

pendidikannya, pesantren lebih banyak memfokuskan pada tafaqquh

fi al-Din, yaitu pendalaman agama, perluasan pengetahuan, dan

penguasaan khazanah ajaran agama Islam. (Jabali dan Jamhari, 2002:

95)

Salaf atau Salafi berarti yang lalu, dahulu, telah lewat atau

orang-orang yang terdahulu. Istilah ini sering digunakan untuk

menunjukkan segala sesuatu yang telah lalu atau mendahului. (Yahya,

Ali., 2012: h.139). Dengan demikian, pengertian pesantren salaf

adalah pesantren masa lalu. Yaitu mempunyai ciri-ciri atau

karakteristik tertentu yang membedakan mereka dengan kebanyakan

pesantren yang ada di masa sekarang. Lembaga yang memiliki ajaran

kesederhanaan, keikhlasan, kecintaan kepada guru-guru, kecintaan

murid-murid kepadanya, pemeliharaan sanad (mata rantai keilmuan

seseorang dan lembaga), intelektual, kerendahan hati, kehati-hatian

dalam pembaharuan, ketenangan dan masih banyak lagi karakter serta

ciri pesantren salaf.

Bentuk pesantren putera-puteri salaf itu yang mempelajari

kitab-kitab salaf dasar, dan tinggi yang didalamnya mencakup: ilmu-

ilmu tafsir al-Quran, Hadits, Tauhid (aqidah), Fiqh (ilmu syari’at),

Tasawuf (etika), Lughoh (bahasa), Nahwu (tata bahasa), Shorof (tata

bahasa), Ma’ani, Bayan, Badi’ (tata bahasa), Mantiq (logika),

Munadzoroh (berdebat), Ushul Fiqh, Tajwid (ilmu al-Quran),

Mustolahat (istilah-istilah), hikmah, dan lain sebagainya.

Pendidikan Formal terdiri dari:

Page 93: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

75

1) Taman Kanak-kanak al-Abghani

2) SD Ciomas III

3) MTs Sirnarasa

4) MA Sirnarasa

5) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Sirnarasa

6) TKA, TPA, dan Diniyah

Pembinaan Masyarakat yang terdiri:

1) Majelis Ta’lim

2) Majlis Aurod

3) Santunan bagi anak-anak tak mampu

4) Koperasi Sirnarasa

Pendidikan keterampilan terdiri dari:

1) Pelatihan bisnis syari’ah sirnarasa

2) Sirra 90.38 FM Radio (pelatihan komunikasi)

3) Pelatihan calon muballigh

4) Bela diri

5) Riyadhoh-riyadhoh (pelatihan spiritual)

6) Sari tilawah dan kaligrafi

5. Abah Gaos memimpin dan mengembangkan pesantren

Pada awal pendiriannya, pesantren hanya menyelenggarakan

Lembaga Pembinaan Mental Remaja (Inabah 2 Puteri) dan pengajian

salaf dengan konsentrasi pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam yang

bersumber dari kitab kuning, yang kemudian berkembang dengan

adanya lembaga pendidikan formal. Sedikit demi sedikit

perkembangan Pesantren Sirnarasa ini dapat dilihat dari didikannya

lembaga pendidikan formal dibawah Yayasan Pesantren Sirnarasa

(YPS) sejak tahun 1995. Hingga kini telah berdiri lembaga-lembaga

formal dari Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) / Raudhatul Athfal

(RA) / Madrasah Diniyyah Awaliyyah (MDA), Madrasah

Tsanawaiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Tingga

Ilmu Dakwah (STID) yang telah mencetak ratusan generasi islami

Page 94: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

76

yang terhimpun dalam HISASIRRA (Himpunan Santri Alumni

Pesatren Sirnarasa). Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar, telah

terdapat sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN 3 Ciomas), yang

lokasinya masih berada dilingkungan yang tidak jauh dari komplek

Pesantren Sirnarasa. (https://www.sirnarasa.org). Pangersa Abah

Gaos memimpin pesantren sejak tahun 1968. Adapun

mengembangkan TQN dimulai sejak tahun 1972, empat tahun setelah

Abah Gaos berguru kepada Pangersa Abah Anom Suryalaya,

Tasikmalaya.

6. Kontribusi Abah Gaos terhadap Pon-Pes dan Masyarakat

Kontribusi Abah Gaos terhadap Pondok Pesantren Sirnarasa

dan masyarakat sangatlah signifikan. Seandainya dihitung dengan

presentase, maka Abah Gaos menyumbangkan 90% kemajuan

Agama, pesantren, masyarakat. Hal ini ditandai dengan adanya

sumbangsi beliau melalui lembaga (pesantren), karya (tulisan,

wejangan), serta murid-murid beliau yang mengikuti ajaran Thariqoh

Qadiriyyah Naqsyabandiyah dari pelbagai kalangan; tua maupun

muda, kulit hitam maupun putih, abangan maupun priyayi, dalam

maupun luar negeri. (Wawancara dengan ust. Ai 17 September 2018

Pukul: 08.00 WIB)

A) Pendidikan Tasawuf di Pon-Pes Sirnarasa

Abah Senantiasa membina para santri agar menjadi ahli zikir

dengan jalan mengamalkan, mengamankan serta melestarikan ajaran

TQN Suryalaya dan selalu mematrikan Tanbih Abah Sepuh sebagai

pedoman bagi para mudir untuk bersikap agar langkah hidupnya tidak

bertentangan dengan aturan agama dan negara. Ciri murid yang

sukses adalah murid yang sudah bisa mengamalkan tanbih yang

tercermin dalam konsep sembilan pilar peradaban dunia. (Wawancara

dengan ust. Ai 17 September 2018 Pukul: 08.00 WIB)

B) Letak Geografis

Pesantren Sirnarasa terletak di kaki gunung Syawal Kabupaten

Ciamis. Jarak dari ibukota provinsi adalah 111 km, jarak dari ibukota

kabupaten 35 km, jarak dari ibukota kecamatan 3,8 km, jarak dari

Page 95: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

77

ibukota desa 1,11 km (sebuah jarak yang hitungannya unik).

(Wawancara Ust Ai, 16 September 2018 Pukul: 08.00 WIB)

C) Struktur Organisasi

Struktur organisasi Pondok Pesantren Sirnarasa dipimpin oleh

Syeikh Abdul Ghouts Saifullah Maslul atau Abah Gaos. Beliau

sebagai pendiri sekaligus penasehat Yayasan Sirnarasa. Adapun untuk

beberapa lembaga lainnya seperti sekolah, pesantren dan kampus

diberikan kepada keluarga Abah Gaos seperti anaknya bahkan

menantunya untuk menjalankan roda atau kegiatan belajar mengajar.

D) Sistem Pembelajaran Pesantren

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain

saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil

yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan (Schell, 2007: 03). Menurut Ely, sistem bermanfaat untuk

merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran.

Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu

menciptakan hasil yang diharpakan. (Sanjaya, 2008: 51)

Di dalam embelajaran pesantren, antara 1 pesantren dengan

pesantren lain itu berbeda, sehingga mengambil contoh sistem

pesantren Sirnrasa Cisirri Ciamis Jawa Barat. Pendidikan pesantren

Sirnarasa Cisirri merupakan usaha sistematis untuk mengembangkan

potensi spiritual dan ta’abudiyah santri dalam rangka mewujudkan

profil santri yang memiliki akhlakul karimah. Pendidikan pesantren

diselenggarakan dalam 3 hal, yaitu kurikuler, kegiatan kkorikuler ,

dan ekstrakurikuler. (Aly, 2011: 205)

Kegiatan kurikuler ditekankan pada aspek kognitif, karena

diselenggarakan melalui model kurikulum sekolah, ko-kurikuler pada

aspek afektif yang diselenggarakan melalui model pengalaman hidup,

ekstrakurikuler dalam bentuk melalui keterampilan anak.

Untuk kegiatan kurikuler pembelajaran pagi hari, antara jam

07.00-12.00 WIB. Kegiatan tersebut diikuti seluruh santri tersebut

diikuti seluruh santri Sirnarasa Cisirri. Hal tersebut merupakan salah

Page 96: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

78

satu cara mendisiplinkan santri dalam pendidika dan pengajaran yang

telah diterapkan. (Umiarso, 2011: 227)

Adapun kegiatan ko-kurikuler di pesantren itu untuk

mendukung kegiatan kurikuler. Kegiatan tersebut seperti,

muhadharah sebagai bentuk ekspresi diri sendiri dalam berpidato

dalam bahasa inggris, arab dan indonesia, kegiatan muhadatsah

(praktik berbahasa asing), kegiatan qira’at al-kutub (membaca kitab

kuning).

Di pesantrena Sirnarasa Cisirri memiliki system pembelajaran,

yaitu dengan menggabungkan, mengintegrasikan system pendidikan

tradisional dan modern. Dalam sistem pembelajaran yang sering

digunakan pesantren ini yaitu amaliah TQN sehabis sholat fardhu.

E) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah dua suka kata yang berbeda namun

memiliki kedekatan makna atau arti.

Sarana dan prasarana di pesantren cukup lengkap. Masjid

Representatitf, madrasah yang digunakan sebagai proses belajar-

mengajar, ruang kelas, yang banyak, studio radio, poliklinik, dapur

umum, dan lain-lain.

F) Sumber Dana

Sumber dana pondok pesantren sirnarasa merupakan hal yang

paling urgen dan penting untuk diketahui agar jelas proses kelancaran

kegiatan belajar-mengajar yang ada di pesantren. Saat ini, sebagaiman

diungkapkan oleh sekretaris beliau bahwa dana terbesar masih berasal

dari pribadi Pangersa Abah Gaos yang didukung oleh beberapa aghnia

yang selama ini bahu membahu dengan sukacita turut membangung

kelengkapan sarana prasaran yang ada di Sirnarasa. (Wawancara Ust

Ai, 16 September 2018 Pukul: 08.00 WIB)

G) Metodologi Penyebar Tarekat

Metodologinya adalah menggunakan metode Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya yang didirikan oleh

Page 97: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

79

Abah Sepuh pada 5 September 1905 kemudian dilanjutkan oleh Abah

Anom dari tahun 1956-2011 selanjutnya oleh Abah Gaos dari tahun

2011-hingga sekarang. Ajarannya adalah dzikir jahar (mengeraskan

suara) dan khofi (sembunyi-sembunyi/rahasia).

H) Fokus dan Inti Ajaran Tarekat Abah Gaos

Adapun fokus, inti ajaran tasawuf berbasis tarekat Abah Gaos

adalah Dzikir La Ilaha Illa Allah, baik zikir jahr yang bersuara dengan

menggunakan lafadz tersebut dan atau zikir khofi yang tidak bersuara

atau dilisankan dengan menggunakan lafadz Allahu Allah tanpa

bernafas.

I) Model Tarekat Sirnarasa

a. Tasalsul / Transmisi Keilmuan Tarekat

Pesantren Sirnarasa Kajembaran Rohmaniyah. Transmisi

keilmuan tarekat mengikuti gurunya yaitu Syeikh Muhammad

Sohibul al-Wafa Tajul al-‘Arifin atau Abah Anom sampai kepada

syeikh Abdul Qadir al-Jaelani, serta Syeikh Bahauddin an-

Naqsyabandi hingga Rasulullah Saw.

b. Kurikulum Ponpes Sirnarasa

Kurikulum pendidikan tarekat Pondok Pesantren Sirnarasa

yaitu Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyah Suryalaya. Di samping

mengikuti kurikulum pemerintah yaitu perpaduan kementrian

pendidikan dan kebudayaan serta kementrian agama Republik

Indonesia serta kurikulum salaf. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan

dan diharapkan pesantren ini mampu mempertahankan nilai-nilai

lama serta memasukkan nilai-nilai baru yang lebih baik.

(Abdushomad, dkk. 2018: 119-120)

c. Tujuan Pendidikan Ponpes Sirnarasa

Praktik-praktik Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah diamalkan

setidaknya memilikia tiga tujuan, sebagaimana yang dikemukakan

dalam risalah Abah Anom yang berjudul Azas Tujuan Tarekat

Qadiriyah Naqsyabandiyah. Tujuannya diungkapkan dalam sebuah

doa harian, yang dilakukan setidaknya dua kali setiap hari setelah

Page 98: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

80

shalat wajib. Doa yang dimaksud adalah “ilahi anta maqshu>di wa

ridla>ka mathlu>bi, a’tini mahabbataka wa ma’rifataka” (Ya Allah,

engkau adalah tujuanku dan ridla-Mu adalah hasratku, berikanlah

daku cinta-Mu dan ma’rifat-Mu). Dengan sebab doa diamalkan

sebagai ritual harian, maka doa tersebut sebagai syarat untuk menjadi

pengikut Tarekat Qadiriyah Naqsybandiyah Pesantren Suryalaya.

Jika secara komprehensif dianalisis, doa di atas memuat tiga tujuan

dalam bergabung dengan ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah

di Suryalaya. Tujuan pertama adalah Taqarrub ila Allah

(mendekatkan diri kepada Allah) sedekat mungkin. Tujuan kedua

adalah mengikuti jalan yang diberkati oleh Allah dengan

menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar segala larangan-

Nya agar mencapai ridha-Nya. Tujuan ketiga adalah Mahabbah

(cinta) dan Ma’rifah (gnosis) Allah yang diperoleh melalui ketaatan

pada jalan yang diberkahi. (Solihin, 2005: 223).

d. Pengembangan Model Pendidikan Ponpes Sirnarasa

Pengembangan Pesantren Sirnarasa dilakukan pula dengan

mendirikan pendidikan tinggi di Pesantren Sirnarasa. Berdirinya

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Sirnarasa bermula dari cita-cita

luhur Syekh Muhammad Abdul Gaos Saifullah Maslul sejak tahu

1990an. Melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pada tanggal 14

November 2013 M / 10 Muharrom 1435 H, STID Sirnarasa

diresmikan oleh Wakil Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin

Umar, MA dan Menteri BUMN kala itu, H. Dahlan Iskan.

Pengembangan model pondok pesantren Sirnarasa dilakukan

pula dengan adanya pesantren di daerah Tangerang Selatan yaitu

Pondok Pesantren Jagat Arsy. Pesantren ini pula mengajarkan ajaran-

ajaran tasawuf dengan praktik tarekat, dan tarekat yang digunakan

yaitu Thariqoh Qadiriyyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya.

Namun, pesantren ini mengikuti perkembangan zaman dengan adanya

program bahasa (Arab maupun Inggris) serta program lainnya.

Mendirikan IPWL (Inabah II Putri Pesantren Sirnarasa) sebagai

penanggulangan krisis moral. Di tempat ini pula, mereka yang

merupakan korban NAPZA dan masalah sosialnya ditempatkan.

Page 99: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

81

Tempat ini telah berkiprah sejak tahun 1980. (Abdushomad, dkk.

2018: 294-307)

e. Fungsi Pendidikan Ponpes Sirnarasa

Ghazali (2001:35-39) mengungkapkan bahwa fungsi utama

pesantren adalah sebagai lembaga pondok pesantren ilmu agama

secara mendalam serta menghayati dan mengamalkannya dengan

ikhlas semata-mata ditujukan untuk pengabdiannya kepada Allah

Swt, di dalam hidup dan kehidupannya serta menciptakan dan

mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia, bermanfaat

bagi masyarakat. Dengan kata lain tujuan pesantren adalah mencetak

ulama (ahli agama).

Dari argumentasi yang diberikan di atas bahwa Pesantren

Sirnarasa memiliki fungsi yaitu membentuk pribadi dzakir yang

berilmu ilmiah serta beramal ilmiah.

J) Karya Abah Gaos

a. Lembaga atau Institusi

Lembaga yang merupakan hasil jerih payah Abah Gaos yaitu

Pesantren Sirnarasa Kajembaran Rohmaniyah.

b. Cabang lain selain sirnarasa

Sirnarasa tidak mempunyai cabang namun mempunyai

perwakilan-perwakilan di dalam maupun di luar negeri dalam bentuk

madrasah atau majlis dzikir dengan nama madrasah misalanya

“Madrasah Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya

Sirnarasa- Jagat Arsy Tangerang Selatan.

c. Tulisan atau karya

Pangersa Abah GGaos juga seorang penulis aktif dan produktif,

beliau telah menulis 20 karya tulis berbentuk buku dan kitab, yaitu:

Saefullah Maslul Mnejawab Seri 1, Saefullah Maslul Menjawab Seri

2, Lautan Tanpa Tepi, Bulan Hijriyyah Dalam Dimensi Sufi, Cintaku

Hanya Untukmu, Menyambut Pecinta Kesucian Jiwa, Penyubur

Page 100: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

82

Benih Tauhid, Amaliyah Mursyid, Suryalaya Bukan Panggung

Sandiwara, Majmu’atu Rasa>il; As-Sunan al-Mardhiyah, Fadha>ilu al-

Syuhur, dan lain-lain.

d. Pemikiran atau pandangan politik

Pemikiran atau pandangan Abah Gaos terhadap politik itu tidak

ada. Namun, orang-orang yang mengikuti dunia perpolitikan pasti

meminta restu dan doa kepada Abah Gaos. Dalam hal ini beliau

tawaqquf (diam) dan netral. Beliau lebih kepada pembinaan hati

(thariqoh) dan mendidik murid-muridnya untuk lebih dekat dan

bersama Allah.

Adapun karakter Abah Gaos secara umum sebagaimana

diungkapkan oleh (Anwar, 2013: 44) adalah Pertama, tidak membawa

nama dirinya tetapi selalu berada di jalur silislah. Kedua, berdasarkan

pada lima pokok dasar TQN, sehingga seringkali membuatnya

sensasional. Ketiga, mengutamakan empat prinsip harapan Abah

Anom; ilmu, amal, akhlak dan bahasa dalam berdakwah.

K) Silsilah Abah Gaos

a. Silsilah Abah Gaos dari pihak Bapak

1) Sayyidah Fatimah binti Rasulullah Saw dan Sayyidina Ali

bin Abi Thalib RA.

2) Sayyid Hasan as-Sibthi RA.

3) Sayyid Hasan al-Mutsanna

4) Sayyid Abdillah Al-Mahdi

5) Sayyid Musa al-Jun RA

6) Sayyid Abdillah RA

7) Sayyid Musa RA

8) Sayyid Dawud RA

9) Sayyid Muhammad RA

10) Sayyid Yahya Az-Zahid RA

11) Sayyid Abdillah RA

12) Sayyid Abi Sholeh Musa Janaki Dosti RA

13) Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani QS

14) Syeikh Yahya RA

15) Syeikh Ali Maulawi RA

Page 101: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

83

16) Syeikh Musa al-Khudri RA

17) Syeikh Hasan Abdullah RA

18) Syeikh Fathul Wahhab RA

19) Syeikh Muhammad Yahya

20) Syeikh Fahrur Zarkasyi RA

21) Syeikh Abdul Malik RA

22) Syeikh Muhammad Busthomi RA

23) Sayyid Abdul Hasan RA

24) Sasyyid Izzul Mukarrom RA

25) Sayyid Ahmad Abdul Karim

26) Sayyid Syamsul Bahri RA

27) Sayyid Ahmad Abdul Jabbar

28) Uyut Kawis RA

29) KH. Abdul Ghani RA

30) KH. Hasan Bakri RA

31) KH. Muhammad Ibrohim RA

32) Syeikh Muhammad Abdul GGaos Saefullah Maslull QS

b. Silsilah Abah Gaos dari pihak Ibu

1) Sayyidah Ummi Kulssum binti Rasulullah Saw + Sayyidina

Ustman bin Affan RA

2) Sayyid Ibrahim RA

3) Sayyid Musa al-Fatawi RA

4) Sayyid Ismail RA

5) Sayyid Nur Muhammad Abdul Afwa RA

6) Sayyid Ibrohim RA

7) Sayyid Hasan Ghifari RA

8) Sayyid Abdullloh Maslul RA

9) Sayyid Abdul Hakim RA

10) Sayyid Musthofa Al-Akhyar RA

11) Sayyid Abdul Abdil Karim RA

12) Sayyid Muhammad Sa’roni

13) Sayyid Ibrohim Yahya RA

14) Sayyid Abu Bakr Atsqolani RA

15) Sayyid Hasan Mufadhol RA

16) Sayyid Hasbi As-Shiddiqi RA

Page 102: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

84

17) Sayyid Abdul Wafa RA

18) Sayyid Fathurrohman RA

19) Sayyid Aziz Mubarok RA

20) Sayyid Sirudin RA

21) Syeikh Muhammad Kahfi RA

22) KH. Muhammad Qozwini RA

23) Hj. Siti Muslihat RA

24) Syeikh Muhammad Abdul GGaos Saefulloh Maslul

Qs.

L) Wakil Talqin Abah Gaos

1) KH. Muhammad Soleh Mukhtar Hujjatul Arifin (Jakarta)

2) KH. Musthofa al-Maduri (Sampang)

3) KH. Drs. Masqi Fayumi, MM (Tangerang)

4) KH. Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA (Pamulang)

5) KH. Dr. Jujun Junaedi, M>.Ag. (Cileunyi)

6) KH. Drs. Ubaidillah (Semarang)

7) KH. Dadang Muyawan, M.Kom.I (Ciamis)

8) KH. As’ad Balkhi (Palembang)

9) KH. Ali Asyiq Masruri (Bekasi Utara)

10) KH. Ayi Burhanuddin (Sukabumi)

11) KH. Prof. Dr. Nasruddin Umar, MA (Jakarta)

12) KH. Abdullah Munif (Pasuruan)

13) KH. Iqro Abdurrouf (Lampung Tengah)

14) KH. Muhammad Hasan bin Alie Qodir (Bangkalan)

15) KH. Irfan Zidny, MA. (Jakarta)

16) KH. Muhammad Syafi’i Abror (Purbalingga)

17) KH. Moch. Syamsul Bahri (Pasuruan)

18) KH. Moch. Rofiqul Khoiri (Malang)

19) KH. Ahmad Anshory (Malaysia/alm)

20) KH. Ahmad Jalaluddin (Cilacap)

21) KH. Saifuddin Hamzah (Banjarnegara)

22) KH. Asep Saefuddin (Tasikmalaya)

23) KH. Dede Khoer Affandi (Banjar)

24) KH. Jajang Arum (Tasikmalaya)

25) KH. Adnan Sya’roni Dahlan (Serang)

Page 103: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

85

26) KH. Dr. Akbar Mardani (Ciomas)

27) KH. Dr. Reda Manthovani, SH., LLM. (Jakarta)

28) KH. Dr. Hasan Mud’is al-Mabrur, M.Ag.

29) KH. Dr. Yusuf Uar, M.Ag. (Cirebon)

30) KH. Sahid Arifin (Majalengka)

31) KH. R.H. Sutisna Thohir (Purwakarta)

32) KH. Hasanuddin al-Ma’mun Asy-Syarif (Sukabumi)

33) KH. Dr. (HC) Ary Gynanjar Agustian (Depok)

34) KH. Ediadi (Sumedang)

35) KH>. Ozan Faoza, M.Pd. (Subang)

36) KH. Andi Salim (Majalengka)

37) KH. Syamsuddin Hasan (Ciamis)

38) KH. Saefullah (Probolinggo)

39) KH. Irdwan Siddiq (Garut)

40) KH. Maman Badruzzaman (Tasikmalaya)

41) KH. Satori (Tegal)

42) KH. Nasori (Tegal)

43) KH. Ahmad Nashirin (Pemalang)

44) KH. Mahya (Jeddah)

45) KH. Oban Sobani, M.Si. (Kuningan)

46) KH. Khairil Anwar Mursyid (Malaysia)

47) KH. Masruri Kholil (Banjarnegara)

48) KH. M. Sugih Burhanuddin (Kerawang)

49) KH. Endang Zainal Arifin (Ciamis)

50) KH. Soleh al-Medani (Medan)

51) KH. Abdus Syakur (Brebes)

52) KH. Afifiddin Masroh (Wonosobo)

53) KH. Abdul Manan an-Nasr, MM. (Serang)

54) KH. Didin Sholehuddin, M.Kom.I (Ciamis)

55) KH. Maman Badrujjaman (Majalengka)

56) KH. Fajar Utama (Sukabumi)

57) KH. Luqman Hakim as-Shiddiq (Bandung)

58) KH. Nur Fahim Fahman Nabiyyin (Surabaya)

59) KH. Zainal Muttaqin (Tasikmalaya)

60) KH. Soleh Kusniawan (Bandung)

61) KH. Muhammad Yusuf Kunto Pujasmedi (Lampung Utara)

Page 104: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

86

62) KH. Ismail Rasyid al-Mathrudi (Bekasi)

63) KH. Drs. Rodlin,SH (Palangkaraya)

64) KH. Syahrul (Polewali Mandar/alm)

65) KH. Zaenuddin (Cianjur)

66) KH. Abdul Rosyid (Indramayu)

67) KH. Moh. Kamil Abd. Hamid (Jambi)

68) KH. Moh. Maksum Tarmidzi, (Bondowoso)

69) KH. Aiptu M. Sana Krisdiana (Indramayu)

70) KH. Abdul Hamid (Jakarta/alm)

71) KH. Azzurumi (Tangerang/alm)

72) KH. Dr. Wawan Gunawan, MM>. (Bekasi Timur)

73) KH. Oo Ridwanullah (Cilacap)

74) KH. Imam Syarqowi (Palembang)

75) KH. AKP>. Imam Sutiyono (Purbalingga)

76) KH. Imam Ja’far Siddiq (Banyumas)

77) KH. Edy Saputra, MM (Sumatera Utara)

78) KH. Zulfakar Babuddin (Bekasi)

79) KH. Dr. Dudu Duswara (Jakarta)

80) KH. Kemas Abdul Hai (Jambi)

81) KH. Jauhar Harun (Cirebon)

82) Brigjen TNI Hendra Heri Sutaryo (Sumedang)

83) KH. Syarifudin Hamim (Jakarta)

84) KH. Syuaib Saefullah (Jember)

85) KH. Prof. Dr. Maksum Mukhtar, MA (Cirebon)

86) KH. Anjas Hidayatullah (Palembang)

87) KH>. Dr. Ahmad Rusydi Wahab, MA (Jakarta)

88) KH. Prof. Dr. Subandi Nur Muhammad, MA (Yogyakarta)

89) KH. Drs. Wasdi Ijuddi, M.Si. (Ciamis)

90) KH. Muh. Amiruddin (Brebes)

91) KH. Hasan Yulianto (Pati)

92) KH. Prof. Dr. Manarul Hidayat (Jakarta)

93) KH. Abdullah Supriyadi (Semarang)

94) KH. Munawir al-Mauud (Cirebon)

95) KH. Drs. Munadi, MM (Tasikmalaya)

96) KH. Dr. Budi Rahman Hakim (Tangsel)

97) KH. Dr. Dachyar (Jakarta)

Page 105: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

87

98) KH. Prof. Dr. Syukriadi Syambas (Bandung)

99) KH. Ir Andi M. Ilyas (Sulawesi Barat)

100) KH. Sambas M Nashir (Ciamis)

101) Sayyid Nabil Musthofa Baaz (Saudi Arabia)

102) KH. Abdul Halim (Cirebon)

103) KH. M. Ichsan Amin al-Makhfy (Jambi)

104) KH. Aji Abdul Aziz (Ciamis)

105) KH. Atep Abdul Kholiq (Sukabumi)

106) KH. Mahmud Johnson Al-Maghribi (Tangerang)

107) KH. Zulfan Efendi Harahap (USA)

108) KH. Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi, MA (Bandung)

109) Kh. Syamsul Arifin M.Pd.I (Tegal)

110) KH. Abdul Aziz (Cirebon)

111) Prof. Heddy Shri Ahimsa Putra, MA., M.Phil., Ph.D

112) KH. Imam Suhadi (Lampung)

113) KH. Bahruddin Mustaqim (Kediri)

114) KH>. Hari Sunandar Sunarya (Bandung)

115) KH>. Dahlan Iskan (Surabaya)

116) KH. Prof. Dr. Mahmud, M.Si (Bandung)

117) KH. Labib Shofiq Suhaimi (Brebes)

118) KH. Yatimin

119) KH. Ilyas Sukmarasa (Pekanbaru)

120) KH. Imam Muchlasin (Banyuwangi)

121) KH. Ahmad Zainuddin (Mamuju)

122) KH. Adnan Sita (Polewali Mandar)

123) KH. Imam Ghazali (Mamuju)

124) Prof. Dr. Hassan Azzahir (Maroko)

125) KH. Toto Ahmad Tohari (Tasikmalaya)

126) Brigjen TNI Dr. Afifuddin (jakarta)

127) KH. Anang Asy’ari (Surabaya)

128) KH>. Edi Sutisna Rasa (Tangerang)

129) KH. Dr. (HC) Ahmad Heryawan, M>.Si

130) Syeikh Dr. Aziz al-Kubaithi al-Idrisi, Ph.D. (Maroko)

131) KH. Ali Mustamil (Bandung)

132) KH. Muhammad Aang Rahmat Setia Rasa (Bandung)

133) KH. Andi Gholib (Adz-Zikra),

Page 106: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

88

134) Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dan lain-lain.

B. Pemikiran Tarekat Abah Gaos

Pemikiran tarekat Abah Gaos dilandasi nilai dan ajaran Islam

seperti Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Di samping itu, Abah

Gaos mempelajari, menelaah serta mengamalkan ajaran para ulama

salafu as-shaleh seperti Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, Syeikh

Bahauddin an-Naqsyabandi, Imam al-Ghazali, Imam al-Qusyairi serta

para imam lainnya. Mereka bagian dari timbulnya pemikiran Abah

Gaos melalui karya-karya yang akan saya sebutkan di bawah ini.

Berikut ini pemikiran pendidikan tarekat Abah Gaos:

1. Pemikiran Abah Gaos dalam kitab as-Syarhu al-Maisur li Miftahi

as-Shudur

Pemikiran Abah Gaos dalam kitab as-Syarhu al-Maysur Li

Miftahi as-Shudur li Irsyadi ar-Ruhi al-Maghrur (penjelasan yang

mudah tentang pembuka jiwa untuk membimbing ruh yang sombong)

berisi tentang esensi, nilai positif dan negatif bagi seorang salik. Di

samping itu dalam kitab ini mengajarkan etika zikir, talqin serta

perjanjian dalam bentuk tarekat. Lalu, etika transmisi sanad kepada

baginda Rasulullah Saw (Anwar, 2013:3)\

Di samping itu, pemikiran kitab ini memiliki ungkapan atau

ibarah yang bagus secara tulisan dan makna. Hal ini di dasari dengan

adanya susunan ilmu nahwu, shorof dan ilmu kebahasaan lainnya,

sebagai contoh, pertama, أن الصوفية هو المالكون (sususan kalimat ini

merupakan jumlah ismiyah yang kemasukan huruf anna), kedua,

lafadz al-malikuna merupakan ilmu shorof dari kata dasarnya al-malik

yang berarti orang yang memiliki dari wazan isim fail. Berikut ini

penjelasan sistematika dan metodologi penulisan kitab tersebut:

a) Sitematika Penulisan

Sistematika penulisan as-Syarhu al-Maysur li Mifathi as-

Shudur (penjelasan yang mudah terhadap kitab Miftah as-Shudur)

dalam beberapa bagian atau fasal; Pertama, Muqoddimah

(pembukaan). Kedua, Nama kitab Miftah as-Shudur. Ketiga,

Page 107: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

89

Muhtawiyat al-Kitab (kandungan kitab). Keempat, Syarh

Muqaddimah al-Juz’i al-Awwal (Penjelasan prolog bagian pertama).

Kelima, al-Fasl al-Awwal fi Ma>hiyati an-Nafyi wa al-Itsbat (bagian

pertama tentang substansi positif dan negatif). Keenam, al-Fasl al-

Tsani fi Kaifiyati Dzikri al-Jahr (bagian kedua, etika zikir secara

keras). Ketujuh, al-Fasl al-Tsalits fi Bayani Asli al-Talqin wa al-‘Ahd

(bagian ketiga tentang penjelasan dasar talqin dan perjanjian).

Kedelapan, al-Fasl al-Rabi fi Bayani Wujubi Dzikri al-Asanid fi Kulli

at-Thuruq ila ar-Rasul wa ma la Budda li Kulli Muri>din Minhu (bagian

keempat tentang penjelasan wajib dzikir bersambung kepada Rasul

dan apa yang tidak wajib bagi seorang sufi). Kesembilan, al-Fasl al-

Khamis Fi Bayani Dzikrillahi wa Atsaruhu fi at-Tarbiyah ar-Ruhiyah

(bagian kelima tentang penjelasan zikir kepada Allah dan

pengaruhnya terhadap pendidikan rohani). Kesepuluh, al-Fasl al-

Sadis fi Bayani Adhnai al-Syaitha>n bi Dzikrillah (bagian keenam

penjelasan tentang mengalahkan syetan dengan dzikir). Kesebelas,

Maraji (referensi atau rujukan).

b) Metode Penulisan

Abah Gaos memiliki nilai, ajaran serta pendidikan tarekat dalam

mengenal dan mendekati Allah. Hal ini diilustrasikan dalam karya

beliau as-Syarhu al-Maisur li Mifta>hi as-Shudur terkait pendidikan

tasawuf sebagai berikut:

(222 أن الصوفية هم املالكون لطريق اهلل تعاىل خاصة. )ص.

Artinya: “ Seorang sufi adalah orang yang memiliki jalan menuju

Allah secara khusus.

وسأل بعضهم عن انلصوف فقال تصفية القلب عن موافقة البرشية ومفارقة األخالق الطبيعية، وامخاد البرشية، وجمانبة ادلواىع انلفسانية،

احلقيقة، واتباع الرسول يف ومنازلة الصفات الروحانية، واتلعلق بعلوم (232-232الرشيعة. )ص.

Page 108: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

90

Artinya: “beberapa dari mereka bertanya tentang tasawuf. Dia

berkata, tasawuf itu membersihkan hati dari persetujuan manusia,

melawan moral bawaan, merendahkan orang lain, menjauhkan

kegelisahan jiwa, mendudukkan sifat-sifat ruhani, memiliki

hubungan ilmu hakikat, serta mengikuti syariat Rasulullah Saw.

الصويف الصادق يف تصوفه، يصفو قلبه عما سوى مواله، وحمبته إىل ربهم (. واألخذ عن شيخ اعرف باهلل أمر رضوري يف 242تقضيهم جهادا مريرا. )ص.

(242اتلصوف لكسب ايلقني. )ص.

Artinya: “Sufi yang benar dalam tasawufnya yaitu bersih

hatinya dari selain Allah, cintanya kepada Tuhan mereka,

engkau tunaikan mereka dengan kesungguhan yang kuat.

Mengambil dari syeikh arif billah (guru yang dekat Allah) secara

pasti dalam tasawuf untuk memperoleh keyakinan.

2. Pemikiran Abah Gaos Dalam Kitab as-Sunan al-Mardhiyyah fi al-

‘Amaliyah al-Mursyidiyah

Pemikiran tarekat Abah Gaos melalui kitab as-Sunan al-

Mardhiyah fi Amaliyyah al-Murysid al-Kamil yang di dalamnya berisi

kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh syeikh Ahmad

Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin QS (Pangersa Abah Anom) berisi uraian

mendalam tentang amaliyah-amaliyah yang dilakukan oleh Pangersa

Abah Anom.Isi dalam kitab tersebut, bukan saja dijalankan oleh

Pangersa Abah Anom namun juga dijalankan sepenuhnya oleh

penerusnya yaitu Pangersa Abah Gaos. (Abdushomad, dkk. 2018:

253).

Kitab as-Sunan al-Mardhiyah ini mendeskripsikan nilai-nilai

keagamaan seorang mursyid melalui ritual kebiasaan. Hal ini ditandai

dengan pengamalan serta amaliyah yang dilakukan oleh seorang

mursyid, wakil talqin dan ikhwan TQN sendiri. Melalui proses ini,

akan terus dibimbing, diajarkan dan dididik agar lebih mengenal dan

dekat dengan Allah Swt melalui syariat Islam. Berikut ini perbuatan

atau amaliyah yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Page 109: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

91

a) Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan kitab as-sunan al-mardhiyyah fi al-

‘amaliyyah al-mursyidiyyah (sunnah-sunnah pada perilaku mursyid)

dalam beberapa fasal atau bagian. Adapun fasal-fasal tersebut adalah

1. As-Sholatu fi Awwali Waqtiha (Sholat pada awal waktu), 2. Ikramu

al-Dhoif (Memuliakan tamu), 3. Ikramu al-Ulama (Memuliakan

ulama), 4. Ta’dzimu al-Ilmi wa Ahlih (Mengagungkan ilmu dan

pengamalnya), 5. Ikramu Auliyaillah (Memuluiakan wali Allah), 6.

At-takhalluq bi Makarim al-Akhlak (berakhlak dengan akhlak yang

baik), 7. Awwalu Dakhilin ila al-Masjid (Etika masuk masjid), 8.

Katsratu as-Shodaqoh (Perbanyak sedekah), 9. Ta’jil al-Fitri ba’da at-

Tawassul (Menyegerakan berbuka setelah berdoa), 10. Solatu Syahri

Rojab (Sholat bulan Rajab), 11. Solatu an-Nisfi min Sya’ban (Sholat

pertengahan bulan Sya’ban), 12. As-Sholatu li Daf’i al-Bala fi Syahri

Sofar ba’da Sunnati Rak’ati as-Subhi (Sholat menolak ancaman di

bulan Safar setelah dua rakaat sholat subuh), 13. Sholatu al-Isyraq

(Sholat terbit matahari), 14. Sholatu at-Tarawih ‘Isyrina Rak’atan

bila Witrin wa al-Witru ba’ada al-Tahajjudi (Sholat tarawih 20 rakaat

tanpa witir dan witir setelah sholat tahajud), 15. Sholatu Lailati al-

Qadri (Sholat lailatu al-qadr), 16. At-Tasahhur fi Ramadhan Sa’ata

al-Tsalis min Tsulusi al-Laili al-Akhir (sahur jam 3 pada sepertiga

malam terakhir di bulan ramadhan), 17. At-Ta’dziyah bi at-Tahlil

(membaca tahlil atau la ilaha illa allah), 18. Al-Jadidatu as-Sholatu li

Daf’i al-Balai ba’da Sholat al-Isya wa al-Khotmu al-Qodiriyyah wa

an-Naqsyabandiyah (memperbarui sholat untuk menolak cobaan

setelah sholat isya dan khatam toriqoh qodiriyyah naqsyabandiyyah),

dan 19. Al-Sholatu Qobla al-Naum (Sholat sebelum tidur).

b) Metode Penulisan

Metode penulisan kitab as-Sunan al-Mardhiyyah fi ‘amaliyah

al-Mursyidiyyah seperti

السنن مجع السنة، والسنة يف اللغة الطريقة مرضية اكنت أو غري مرضية. فالسنة املرضية ما وظبها انليب صىل اهلل عليه وسلم، واملقصود بالسنة يف هذا الكتاب

Page 110: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

92

ماوظبه شيخنا ومرشدنا ووسيلة بيننا وبني اهلل عز وجل السيد أمحد صاحب بادات وات املكتوبة وسائر العالوىف تاج العارفني ريض اهلل عنه يف فعل الصل

نلفسه ريض اهلل عنه والرتبية واألسوة احلسنة جلميع اإلخوان واألخوات يف : قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم الطريقة القادرية وانلقشبندية سوريايلا.

من اكن يؤمن باهلل وايلوم األخر فليكرم ضيفه )رواه أمحد وابلخاري ومسلم ماجة عن أيب رسيح وعن أيب هريرة .....صح(.والنسايئ وابن

Artinya: kata As-Sunnan jama (plural) dari sunnah. Sunnah

secara etimologi adalah metode atau cara yang menyenangkan

atau selain darinya. Adapun sunnah yang disenagi ialah apa yang

ditekuni Rasulullah Saw, maksud sunnah dalam kitab ini ialah

apa yang ditekuni oleh guru atau mursyid kami, perantara antara

kami dengan Allah yaitu Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul

Arifin ra dalam melaksanakan sholat yang wajib, melaksanakan

seluruh ibadah untuk dirinya serta pendidikan dan suri tauladan

yang baik untuk seluruh ikhwan dan akhwat thoriqoh qodiriyyah

dan naqsyabandiyah Suryalaya. Rasulullah Saw bersabda “barang

siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka

muliakanlah tamunya. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasai, dan

Ibn Majah dari Abu Surayh dan Abu Hurairah).

( إذ دخلو عليه 15قال اهلل تعاىل يف القرآن الكريم ونبئهم عن ضيف إبراهيم ) ( قالو ال توجل إنا نبرشك بغالم عليم. 12فقالوا سالما قال إنا منكم وجلون )

اكن (. هذه االية اليت تدل ىلع وجوب اكرام الضيف السيما اذا13 – 15)احلجر الضيف كضيف إبراهيم ألن ضيفه مالئكة مبرشة هل بشيئ يرىج جميئه وهو غالم عليم من اهلل العليم ولو اكن الضيف جاهال فالعالم وجب اكرامه ولو اكن الضيف فقريا فاألغنياء ويج اكرامه ولو اكن الضيف صغريا فالكبري وجب

ت سائال فوجب صاحب ابلياكرامه ثم االمثال فاالمثال. السيما اذا اكن الضيف

Page 111: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

93

اكرامه واعطائه ألن رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم قال: السائل هدية اهلل ىلع عبده وال فرق يف اكرام الضيف بني الصغري والكبري وبني الفقري والغين وبني اجلاهل والعالم وال بني السائل واملسئول وال بني املعطي والعايط ألن الضيف

ب ماء ولقمة الطعام مع وجه الطلق. )عقود اجلمان(.هل الضيافة ولوبرش

Artinya Allah SWT berfirman dalam Al-Quran dan memberi tahu

mereka tentang tamu Ibrahim. Ketika mereka memasukinya,

mereka berkata damai, katanya, aku di antara kamu dan mereka

takut. Mereka berkata tidak ada ketakutan, Kami memberi tahu

Anda seorang pemuda yang mengetahui. Ayat ini menunjukkan

bahwa tamu itu harus dihormati, terutama jika tamu itu sebagai

tamu Ibraham, karena malaikat tamunya menjanjikan sesuatu

padanya, silakan datang, Pemuda yang Alim dari Allah SWT, jika

tamu itu bodoh, maka orang yang tau harus menghormati. Dan

jika tamu itu miskin, maka orang kaya harus memeuliakannya.

Dan jika tamu itu kecil, maka senior harus memuliakan tamu

yang kecil tersebut. Begitulah perumpamaannya. Terutama jika

tamu itu peminta-minta, maka pemilik rumah harus

menghormatinya dan memberikannya karena Rasulullah saw.

Bersabda: orang yang meminta / memohon itu merupakan

hidayah Allah kepada hambanya dan tidak ada perbedaan dalam

kehormatan tamu antara kecil dan besar dan antara orang miskin

dan orang kaya dan antara orang bebal dan pintar, dan tidak pula

antara peminta dan orang yang diminta, dan tidak pula antara

pemberi dan yang diberi karena tamu ialah tamu meskipun hanya

diberi air minum dan segenggam makanan bersama wajah

tersenyum.

Adapun metode penulisan buku ini dinilai dari segi penulisan;

Pertama menggunakan bahasa Arab. Kedua, dilihat dari susunan kata

per kata atau kalimat sudah sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof.

Kaidah nahwu seperti kalimat sempurna terdapat fi’il dan fa’il serta

mubtada khobar sebagai contoh pada susunan kalimat berikut

Lafadz al-Maqsudu merupakan isim. Lafadz .والمقصود بالسنة في هذا الكتاب

Page 112: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

94

bi as-Sunnah merupakan jumlah yang terdiri dari jar majrur. Jumlah

dari susunan kalimat al-maqsudu bi as-sunnah merupakan jumlah

sempurna. Ditelisik dari aspek ilmu shorofnya bahwa dalam kata

sunan yang merupakan jama’ dari lafadz sunnah yang berarti sunnah-

sunnah. Perubahan kata mufrod menjadi jama’ dalam kata yang

disebutkan sebelumnya merupakan bagian dari ilmu shorf.

Peneliti berusaha menganalisa bahwa pengarang kitab ini

menggunakan rujukan kitab-kitab tasawuf seperti ar-Risalah al-

Qusyairiyah yang dikarang Imam Qusyairi, minha>j al-‘Abidin, Ihya

Ulumiddin oleh Imam al-Ghazali, dan kitab-kitab tasawuf lainnya.

Kitab-kitab tersebut merupakan rujukan atau bacaan pengarang,

namun bahasa Arab yang digunakan menggunakan bahasa Arab

pengarang.

3. Pemikiran TarekatAbah Gaos Dalam Kitab al-Fath al-Jalil fi

‘Alamati al-Mursyid al-Kamil

Pemikiran Abah Gaos dalam kitab al-Fath al-jalil berisi tentang

tanda-tanda akhlak Mursyid Kamil Mukammil, baik akhlak kepada

manusia lebih-lebih akhlak kepada Allah. Dengan mempelajari dan

mengkaji kitab ini, seorang ikhwan atau siapa saja akan memahami

agungnya para Masyayikh TQN PP. Suryalaya karena mereka

senantiasa berakhlak dengan akhlaknya Allah. Tidak mengherankan

pada akhirnya mereka diagungkan oleh Allah dan terus menerus

mencapai derajat yang agung. (Abdushomad, dkk. 2018: 255)

Akhlak yang diajarkan oleh Abah Gaos dalam kitab ini agar

pengikut TQN baik ikhwan, wakil talqin serta masyarakat pada

umumnya untuk memiliki ketersambungan keturunan kepada

Rasulullah Saw melalui guru-gurunya. Bahkan, Abah Gaos

mengutarakan dalam kitab ini seorang yang tidak memiliki nasab

kepada ayahnya, kakeknya jalur tarekat maka tertolak dan ungkapan-

ungkapannya tidak dapat diterima baik secara tulisan maupun lisan.

a) Sistematika Penulisan

Pada kitab al-fath al-jalil fi ‘alamati al-mursyid al-kamil terdiri

dari beberapa bab atau fasal. Fasal atau bab tersebut terkait etika

Page 113: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

95

seorang mursyid atau syarat-syarat menjadi mursyid kamil, yaitu: 1.

Mursyid harus mengikuti guru yang memiliki jalur (trasnsimisi) sanad

kepada baginda Rasulullah Saw, 2. Seorang mursyid harus alim

(cerdas), 3. Seorang Mursyid berpaling mencintai dunia dan pangkat.

4. Mursyid harus memperbaiki jiwa raganya sendiri, 5. Mursyid itu

sedikit makan, 6. Mursyid sedikit tidur, 7. Mursyid itu sedikit

berbicara, 8. Mursyid itu memperbanyak sholat, 9. Mursyid itu

banyak sedekah, 10. Mursyid itu banyak puasa, 11. Murysid terpatri

akhlak terpuji, 12. Mursyid itu sabar, 13. Mursyid memiliki rasa

syukur, 14. Muryisd itu memiliki sifat tawakal, 15. Mursyid itu

memiliki keyakinan, 16. Mursyid memiliki kemurahan hati, 17.

Mursyid memiliki Qonaah, 18. Murysid memiliki kesabaran, 19.

Mursyid memiliki tawadhu’, 20. Mursyid memiliki kebenaran, 21.

Mursyid memiliki rasa malu, 22. Mursyid memiliki kesempurnaan, 23.

Mursyid memiliki kewibawaan, 24. Mursyid memiliki ketenangan,

dan 25. Mursyid sebagai penolong di eranya.

b) Metode Penulisan

ابلاب األول: أن يكون تابعا لشيخ بصري يتسلسل إىل سيد الكونني صىل اهلل عليه وسلم، قال اهلل تعاىل يف القرآن الكريم: اتبعوا املرسلني اتبعوا من

(. وقال تعاىل: والسابقون األولون من 25-22اليسألكم أجراهم مهتدون )يس: عنهم ورضو عنه املهاجرين واألنصار واذلين اتبعوهم باحسان ريض اهلل

(. 522)اتلوبة:

Artinya: Bab Pertama, seorang mursyid mengikuti guru alim

(mendalami syariat islam) yang memiliki sanad kepada

Rasulullah Saw. Allah berfirman dalam al-quran: “kalian ikutilah

para rasul (utusan) itu. Ikutilah kepada orang yang tidak minta

imbalan kepadamu, dan merekalah orang-orang yang

mendapatkan petunjuk. (QS. Yasin: 20-21). Allah berfirman:

“Dan orang-orang terdahulu (masuk Islam) di antara orang

muhajirin dan ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka

Page 114: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

96

dengan baik, Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha

kepada Allah”. (QS. at-Taubah: 100).

وقال اهلل تعاىل: قال فإن اتبعتين فالتسألين عن شيئ حىت أحدث لك (. قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم: لعن اهلل من 22منه ذكرا )الكهف:

انتسب إىل غري أبيه وأن من ال يعرف أباه وأجداده يف الطريق فهو مطرود والكمه ( وقال السيد الشيخ عبد 51وى غري مقبولة )مفتاح الصدور اجلزأ األول: دع

القادر اجليالين قدس اهلل رسه: اتبعوا وال تبتدعوا... أي اتبعوا ماأتاكم الرسول ا )والتؤمنوا( تؤمنو ومن أمن من أمن به إىليف أقواهل وأفعاهل وأحواهل ومن أمن به

ال تعاىل: قل إن كنتم حتبون اهلل فاتبعوين ( وق23إال ملن تبع دينكم )آل عمران: ( 35حيببكم اهلل ويغفرلكم ذنوبكم )آل عمران:

Artinya: Dan Tuhan Yang Maha kuasa berkata: Jika kamu

mengikuti saya jangan tanya saya tentang sesuatu sampai aku

beri tahu kamu berupa ingatan (al-Kahfi: 70). Rasulullah Saw

bersabda: “Allah melaknat orang yang memiliki keturunan

kepada selain bapaknya, dan orang yang tidak mengenal bapak,

kakeknya dalam tarekat maka tertolak serta ucapannya tidak

diterima. (miftah as-shudur jilid 1: 19). Berkata Syeikh Abdul

Qadir Jailani: Ikutilah dan janganlah membuat bid’ah kalian,

maksudnya ikutilah Rasulullah Saw dalam perkataan, perbuatan,

dan ketetapannya. Dan janganlah engkau percaya selain kepada

orang yang mengikuti agamamu. (QS>. Ali Imron: 73). Katakanlah

(Muhammad), “jika kamu mencintai Allah Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. (QS.

Ali Imron: 31).

وقد أمجع السلف لكهم ىلع أن من لم يصح هل نسب القوم الجيوز عليه تلقني اذلكر وال شيئا من الطريق إذ الرس فيه انما هو ارتباط القلوب

Page 115: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

97

سول اهلل صىل اهلل عليه وسلم إىل حرضة احلق جل جالهل بعضها ببعض إىل رفمن لم تتصل سلسلته بانليب صىل اهلل عليه وسلم فهو مقطوع الفيض ولم يكن وارث لرسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم وال تؤخد منه املبايعة واالجارة

عمه نألن الطريق إىل احلق تعاىل ظاهر وباطن كما قال اهلل تعاىل: وأسبغ عليهم (22ظاهرة وباطنة )لقمان:

Dan telah berkumpul para ulama salaf bahwa seseorang yang

tidak memiliki sanad guru bersambung kepada Rasul, maka sama

sekali tidak boleh baginya mentalqin (mengajarkan) zikir

tarekat.. Rahasia zikir itu menghubungkan hati seseorang dengan

gurunya kepada Rasulullah Saw hingga Allah Swt. Seseorang

yang tidak bersambung silsilahnya kepada Rasulullah Saw, maka

tidak boleh mewariskannya (menghubungkan) kepada Rasul,

tidak boleh membaiat dan mengijazahkannya dari Rasul karena

jalan menuju Allah itu lahir bathin sebagaimana firman Allah

Swt: “Dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir bathin.

(QS. Lukman: 20)

Adapun metode penulisan buku ini dinilai dari segi penulisan;

Pertama menggunakan bahasa Arab. Kedua, dilihat dari susunan kata

per kata atau kalimat sudah sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof.

Kalimat sempurna terdapat fi’il dan fa’il serta mubtada khobar seperti

كلهموقد أجمع السلف dan إنما هو ارتباط القلوب mempunyai nilai yang sangat

sakral baik secara tersurat maupun tersirat. Oleh karena itu, buku ini

sangat bagus sekali untuk dibaca dan diamalkan dalam hidup dan

kehidupan.

Pengarang kitab ini yang penulis yakini menggunakan rujukan

kitab-kitab tasawuf seperti ar-Risalah al-Qusyairiyah yang dikarang

Imam Qusyairi, minha>j al-‘Abidin, Ihya Ulumiddin oleh Imam al-

Ghazali, dan kitab-kitab tasawuf lainnya. Kitab-kitab tersebut

merupakan rujukan atau bacaan pengarang, namun bahasa Arab yang

digunakan menggunakan bahasa Arab pengarang.

Page 116: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

98

4. Pemikiran Abah Gaos Dalam Kitab al-Fikrah al-Jadidah fi Fadhail

al-Syuhur annaha min Asma Illahi al-Husna

Pemikiran tarekat Abah Gaos melalui kitab al-Fikrotul al-

Jadidah berisi uraian-uraian yang mengkaitkan nama-nama bulan

hijriyah dengan keagungan nama-nama Allah dalam asmaul husna.

Dengan mempelajari serta mengkaji kitab tersebut, akan semakin

terbuka pemahaman seseorang untuk membentuk jiwa manusia

memahami bahwa bulan-bulan yang Allah anugerahkan kepada

makhluknya akan memberi manfaaat yang besar dan akan menjadikan

manusia yang memahaminya semakin bisa taqarrub Ilalloh.

(Abdushomad, dkk. 2018: 254)

1) Sistematika Penulisan

Kitab ini memiliki struktur penulisan kitab al-fitrah al-jadidah

fi fadhail as-syuhur annaha min asma illahi al-husna sebagai berikut:

1. Bab tentang bulan Muharrom, 2. Bulan Safar, 3. Bulan Rabi’ul

Awwal, 4. Bulan Rabi’u al-Tsani, 5. Bulan Rabi’u al-Tsani, 6. Bulan

Jumada al-Ula, 7. Bulan Jumada al-Tsaniyah, 8. Bulan Rajab, 9. Bulan

Sya’ban, 10. Bulan Syawwal, 11. Bulan Dzulqo’dah, 12. Bulan

Dzulhijjah.

2) Metode Penulisan

الفصل األول يف شهر املحرم

فامليم األول يف هذا الشهر مأخوذة من اسم اهلل احلسىن "امليح" قال اهلل تعاىل: حييي األرض بعد موتها إن ذلك ملحيي املوىت وهو فانظر إىل أثار رمحة اهلل كيف

(. واحلاء فيه من اسم اهلل احلسىن "اليح" قال اهلل 12ىلع لك شيئ قدير )الروم: (. وقال اهلل تعاىل: 2، آل عمران: 211تعاىل: اهلل ال هلإ إال هو اليح القيوم. )ابلقرة:

(.15وتولك ىلع اليح اذلي ال يموت )الفرقان:

Page 117: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

99

Artinya: Bab Pertama tentang Bulan Muharram. Adapun mim

yang pertama dalam bulan ini (Muharrram) diambil dari nama

Allah yaitu al-Muhyi. Allah Berfirman: “maka perhatikanlah

bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi

setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa)

menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala

sesuatu. Adapun huruf ha yang didalamnya nama Tuhan yang

paling indah yaitu Allah Maha Hidup sebagaimana firman Allah

Swt tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Hidup dan Maha

Mandiri. QS. Al-Baqarah: 255, QS. Ali Imran: 2. Allah berfirman:

bertawakallah kamu atas sesuatu yang hidup dan tak pernah mati.

QS. Al-Furqon: 58.

وأما الراء األول فيه من اسم اهلل احلسىن "الرقيب" قال اهلل تعاىل: فلما توفيتين (. قال اهلل تعاىل إن اهلل اكن عليكم رقيبا 552يب عليهم )املائدة: كنت أنت الرق

(. وأما 12(. قال اهلل تعاىل: واكن اهلل ىلع لك شيئ رقيبا )األحزاب: 5)النساء: الراء اثلاين فيه افتتاح اسم اهلل احلسىن "الرشيد" قال اهلل تعاىل: أن نفعل يف

(. وأما امليم اثلاين فيه من 52هود: إنك ألنت احلليم الرشيد ) أموانلا ما نشاءاسم اهلل احلسىن "املجيب" قال اهلل تعاىل: فاستغفروه ثم توبوا إيله إن ريب قريب

(. قال اهلل تعاىل: وإذا سألك عبادي عين فإين قريب أجيب دعوة 25جميب )هود: (. 552ادلايع إذا داعين )ابلقرة:

Adapun huruf ra pertama terdapat nama Allah yang indah yaitu

lafadz al-Raqib. Allah berfirman: tatkala engkau mewafatkan aku

bahwasanya engkau yang Maha Mengawasi mereka. QS. Al-

Maidah: 117. Allah berfirman: sesungguhnya Allah ada atas

mereka Maha Mengawasi. QS. Annisa: 1. Allah berfirman: Dan

Allah atas segala sesuatu Maha Mengawasi. QS. Al-Ahzab: 52.

Adapun huruf ra yang kedua termasuk pembuka nama Allah yang

indah, yaitu ar-rasyid. Allah berfirman: kita akan gunakan harta

Page 118: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

100

kita semau kita karena engkau yang Maha Santun dan Maha

Pandai. QS. Hud: 87.

فإذا دعوت اهلل يف هذا الشهر بعد الصالة املكتوبة فادعه بهذه األسماء اخلمسة مرة، أيح اهلل قلبك حياة أبدية 245ويه: امليح اليح الرقيب الرشيد املجيب"

أخروية إذا اكن يف قلبك ذكر اهلل دائما، ورقبك يف لك حال وأجاب اهلل تعاىل أياما تدعو يف هذا الشهر فله األسماء اخلمسة من داعءك انه جميب السائلني.

األسماء احلسىن ويه )امليح اليح الرشيد الرقيب املميت(.

Adapun huruf mim yang kedua termasuk nama Allah yang indah,

yaitu lafadz al-mujib 248 kali. Allah akan menghidupkan hatimu

di kehidupan dunia abadi akhirat ketika selalu ada dihatimu nama

Allah, dan Allah akan menjagamu dalam setiap keadaan, Allah

mengabulkan doa kamu dan bahwasanya Allah menjawab orang

yang meminta. Hari yang engkau berdoa pada bulan ini, maka ada

nama-nama yang lima dari nama Allah yang indah, yaitu al-

muhyi, al-hayyu, ar-rasyid, ar-raqib, al-mumit.

Adapun metode penulisan buku ini dinilai dari segi penulisan;

Pertama menggunakan bahasa Arab. Kedua, dilihat dari susunan kata

per kata atau kalimat sudah sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof.

Contoh sederhana dalam kaidah nahwu seperti kalimat sempurna

terdapat fi’il dan fa’il serta mubtada khobar. Di samping itu,

pengarang kitab ini menggunakan rujukan kitab-kitab tasawuf seperti

ar-Risalah al-Qusyairiyah yang dikarang Imam Qusyairi, minha>j al-

‘Abidin, Ihya Ulumiddin oleh Imam al-Ghazali, dan kitab-kitab

tasawuf lainnya. Kitab-kitab tersebut merupakan rujukan atau bacaan

pengarang, bahasa Arab yang digunakan menggunakan bahasa Arab

pengarang. Karya ini merupakan hasil ijtihad pengarang sendiri yang

peneliti belum menemukan rujukan yang pengarang tulis melalui

wawancara ke beberapa ustadz atau kiai seperti ustad Ai dan Kh. Irfan

Zidni, MA.

Page 119: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

101

C. Implementasi Tarekat Abah Gaos

1. Implementasi Kelembagaan

Implementasi pendidikan tarekat Abah Gaos terhadap lembaga

melalui berbagai macam cara; mendirikan Pondok Pesantren

Sirnarasa Cisirri, Ciamis, Jawa Barat. Mendirikan Inabah II bagi

orang yang mengalami penyakit sosial serta pecandu dan pemakai

NAPZA.

Beberapa cara pengilementasian lain di Pondok Pesantren

terhadap tehnik, metode, kurikulum, ekstrakurikuler, dan lain

sebagainya. Implementasi dalam bentuk tehnik dan metode pondok

pesantren seperti berpakaian menutup aurat di dalam dan luar

pesantren. Dalam bentuk kurikulum, pesantren memadukan

kurikulum KEMENAG dan KEMENDIKBUD serta kurikulum

pesantren salaf; mengajarkan kitab kuning. Bentuk ektrakurikuler,

santri diharapakan bisa mengenal Allah melalui ciptaanya.

(Wawancar88Sha Ust Ai, 16 September 2018 Pukul: 08.00 WIB

Cara mengimplementasi pendidikan tarekat di Pondok

Pesantren Sirnarasa untuk membentuk manusia-manusia ahli dzikir

yang senantiasa taat pada aturan agama dan negara. Untuk menjadi

seorang mu’min yang mampu menjadi wasilah (perantara) untuk

peradaban dunia “Cageur Bageur Lahir Bathin Ngeunah Nyawa Betah

Jasad’, artinya menjadi sosok yang sehat jasmani rohani, berbudi

utama, jasmani sempurna.

2. Implementasi Individual (Abah Gaos)

Implementasi personal Abah Gaos bagi pendidikan tarekat ialah

membuat lembaran dalam bentuk tulisan yang menjadi buku

pegangan tasawuf, praktik dan pengamalan tarekat Qodiriyah dan

Naqsabandiyah Suryalaya setelah habis sholat fardu baik berupa zikir

jahr / qadiriyah dengan lafadz la ilaha illah allah sebanyak 165 kali

serta zikir khofi dengan menyebutkan lafadz allahu allah di hati

dengan menundukan kepala ke arah hati tepatnya tiga jari di bawah

jantung sekuat tenaga sampai nafas kita sudah tidak kuat lagi,

melaksanakan ibadah sunnah seperti sholat sunnah qobliyah ba’diyah,

Page 120: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

102

memuliakan ulama tanpa terkecuali sebagaimana dituliskan di kitab

as-Sunan al-Mardhiyah, sedikit berbicara sebagaimana berada dalam

kitab al-Fath al-Jalil fi al-‘Alamati al-Mursyid al-Kamil, dan paling

sabar orang yang sabar maksud dari huruf “shod” pada kata Shafar

yang termaktub dalam kitab al-Fikrotu al-Jadidah fi ‘Fadhail al-

Syuhur Annaha min Asmai Allahi al-Husna.

Ada cara dan etika implementasi pendidikan tasawuf Abah

Gaos secara individual yang kemudian menjadi rutinitas di Pondok

Pesantren Sirnarasa. Berikut ini implementasi pendidikan tasawuf

Abah Gaos:

a) Talqin

Nabi Muhammad SAW. bersabda : "Talqinkanlah oleh kamu

orang-orang yang akan mati dengan kalimat Laa Ilaaha Illalaah".

Maksud yang akan mati disini ialah kita orang-orang yang masih hidup

yang hatinya belum mampu berdzikir/mengingat Allah, maka segera

ditalqinkan/tanyakan kepada Ahlinya/Guru Mursyid. Hadist tersebut

menunjukkan betapa pentingnya "Talqin Dzikir"harus mulai dari

sekarang supaya hati kita selalu hidup dan mampu mengingat Allah,

baik dalam keadaaan sehat maupun pada waktu akan lepasnya nyawa

yang kita cintai. Jadi talqin dzikir itu bukan hanya penting pada

sakaratul maut saja. Karena jika hanya mengandalkan pada waktu

akhir hayat, belum tentu dia mampu mengucapkan dzikrullah, karena

bukanlah lisan yang bicara semata tetapi harus disertai hati dengan

keimanannya.

"Talqin", asal kata dari laqqana, yulaqqinu, talqiinan, artinya

"Menuntun, atau tuntunan". Dan merupakan peringatan/tuntunan guru

kepada muridnya yang harus diikuti dengan seksama.

Dengan ditalqin dzikir kita akan dapat tuntunan/peringatan.

Dengan dasar Firman Allh swt. :

Artinya: Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya

perinagatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman."

(QS. Adz-Dzariyyah : 55).

Page 121: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

103

Manusia pertama yang menerima talqin dzikir ialah Nabi Adam

a.s. Sebagaimana digariskan dalam Al-Qur'an:

Artinya: "Kemudian Adam ditalqin/diilhami beberapa kalimat

oleh Tuhannya, lalu Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya

Allah Maha menerima toubat dan Penyayang". (QS. Al-Baqarah

:37).

Ilham itu kalimat Thayyibah Laa Ilaaha Illallaah yang diajarkan

kepada Nabi Adam a.s. dipatuhinya. Sedangkan Nabi Muhammad saw.

menerima talqin dzikir di Gua Hira', sesuai dengan wahyu pertama

surat Al-Alaq ayat 1-2 sebagai berikut :

Artinya: "Bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang

menciptakan! Yang menciptakan manusia dari segumpal darah".

(QS. Al-Alaq :1-2).

Diikrarkan dengan lisan, kemudian hati membenarkan dengan

tawajjuh (menghadapkan) diri kita ke hadirat Ilahi Rabbi.

Maksud dan rencana itu tidak akan berhasil, manakala umat

manusia tidak ditauhidkan, disatukan hati dan jiwanya dalam

satu aqidah yang pantas dan berhak, tidak boleh ada tandingannya, apa

dan siapapun yaitu Allah swt. Allah memutuskan dan menetapkan,

bahwa hanya Dia sendiri Zat yang harus di-ibadati, dimitoskan dan

dikultuskan, tanpa ada tandingan apa atau siapapun. Dengan riset dan

observasi yang cermat, teliti, bahwa Dzat Maha Akbar itu adalah Allah

sendiri, sebagai Malikal Mulki dan sebagai Rabbu Ma'bud, dimana

mendengar dan mentaati-Nya adalah mutlak.

Talqin itu peringatan guru kepada murid, sedang bai,at- yang

juga dinamakan 'ahad, adalah sanggup dan setia murid dihadapan

gurunya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala kebajikan yang

diprintahkannya.

Banyak hadist yang menerangkan kejadi Nabi mengambil

'ahad pada waktu membai'at sahabat-sahabatnya. Diriwayatkan oleh

Ahmad r.a. dan Tabrani r.a. bahwa Rosullullah SAW. penah

mentalqinkan sahabat-sahabatnya secara berombongan dan

perseorangan. Talqin berombongan pernah diceritakan oleh Syaddad

Page 122: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

104

bin "Aus r.a.: "Pada suatu ketika kami berada dekat Nabi SAW. Nabi

SAW. bersabda": Apakah ada diantaramu orang asing? maka jawab

saya, tidak ada". Lalu Rosulullah SAW. menyuruh menutup pintu dan

berkata: "Angkat tanganmu dan ucapkanlah Laa Ilaaha

Illallaah,seterusnya beliau berkata: "Segala puji bagi Allah wahai

Tuhanku, Engkau telah mengutus aku dengan kalimat ini dan Engkau

menjadikan dengan ucapannya kurnia syurga kepadaku dan bahwa

Engkau tidak sekali-kali menyalahi janji". Kemudian beliau berkata

pula : "Belumkah aku memberi kabar gembira kepadamu bahwa Allah

telah mengampuni bagimu semua?". Maka Rosulullah SAW,

bersabda:

"Tidaklah ada segolongan manusiapun yang berkumpul dan

melakukan dzikir dengan tidak ada niat lain melainkan untuk

Tuhan semata, kecuali akan datang suara dari langit. Bangkitlah

kamu semua, kamu sudah diampuni segala dosamu dan sudah

ditukar kejahatannya yang lampau dengan kebajikan".

Oleh karena itu Allah berfirman, artinya: " Maka bergembiralah

kami dengan bai'atmu yang telah kamu lakukan itu adalah

kejayaan yang agung". (QS. At-Taubah : 111).

Tentang bai'at perseorangan pernah diceritakan oleh Yusuf Al-

Kurani r.r. dan teman-temannya dengan sanad yang syah : "Bahwa

syaidina "Ali k.w. bertanya kepada nabi: "Ya Rosulullah tunjukilah

aku jalan yang sependek-pendeknya kepada Allah dan yang semudah-

mudahnya dan yang paling utama dapat ditempuh oleh hambaNya

pada sisi Allah?. Maka bersabdalah Rosulullah : "Hendaknya kamu

lakukan dzikrullah yang kekal (dzikir dawam) dan ucapan yang paling

utama pernah kulakukan dan dilakukan oleh Nabi-nabi sebelum aku,

yaitu Laa Ilaaha Illallaah. Jika ditmbang tujuh petaka langit dan bumi

dalam satu daun timbangan, dan kalimat Laa Ilaaha Illallaah dalam

satu timbangan yang lainnya, maka akan lebih berat kalimat Laa Ilaaha

Illallah dalam daun timbangan yang lain".

Kemudian ia berkata: "Wahai 'Ali, tidak akan datang kiamat jika

di atas muka bumi ini masi ada orang yang mengucapkan Laa Ilaaha

Illallaah. Syaidina 'Ali berkata: Bagaimana caranya aku berdzikir itu

Page 123: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

105

ya Rosullallah?. Nabi menjawab : " Pejamkan kedua matumu dan

dengankan aku mengucapkan tiga kali, kemudia engkau mengucapkan

tiga kali pula, sedangkan aku mendengarkannya. Maka berkatalah

Rosullullah Laa Ilaaha Illallaah tiga kali, sedangkan kedua mataku

dipejamkan, dan suaranya dikeraskan, serta 'Ali mendengarkannya.

Kemudian 'Ali mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah tiga kali, dan Nabi

mendengarkannya.

Demikian cara talqin dzikir yang disampaikan oleh 'Ali bin Abi

Thalib k.w. yang kemudian diterangkan, bahwa talqin dzikir hati yang

bersifat bathiniyah, dilakukan dengan isbat tidak dengan nafi, yaitu

dengan lafadz isim zat seperti yang difirmankan oleh Allah dalam Al-

Quran :

Artinya:"Katakanlah "Allah", kemudian tinggalkanlah sifat

mereka bermain-main didalam kesesatan. (QS. An'Aam : 91).

Nabi memperingatkan syaiyyidina 'Ali: "Wahai 'Ali pejamkan

matamu, katupkan dan lipatkan lidahmu, lalu sebut : "Allah, Allah".

Inilah cara yang peranh dipelajari dan diambil Syaiyyidina Abu Bakar

r.a.secara rahasia (mengisi perasaan) daripada Nabi, dan inilah dzikir

yang boleh terhujam teguh sampai ke dalam hati. Karena inilah Nabi

memuji Syaiyyidina Abu Bakar r.a. bukan karena banyak puasa dan

shalat, tetapi karena sesuatu yang terhujamkan dalam hatinya.

Firman Allah dalam Al-Quran, Artinya: "Dan mereka yang

mempunyai iman yang teguh serta tetap tenang hatinya dengan

dzikrullah, bukankah dzikrullah itu menenangkan dan

menentramkan hati?". QS. Ar-Ra'du :28).

Jalan atau Thariqah yang kedua macam ini tentang

dzikir jahar dan khafi adalah pokok daripada seluruh Thariqah,

kemudian tersiarlah dalam pencariannya dengan kurnia Tuhan Yang

Maha Pemurah.

b) Dzikir Harian

Zikir merupakan amalan harian bagian Ikhwan TQN Sirnarasa

yang dilaksankan setiap ba’da sholat fardhu dan bisa juga setelah

Page 124: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

106

sholat sunnah kaifyat yang telah ditentukan. Allah telah

memerintahkan manusia untuk banyak berdzikir dan berdoa. Sholat

merupakan salah satu kegiatan dzikir dan doa yang diwajibkan bagi

umat Islam. Diluar kegiatan sholat pun ada dzikir dan doa yang

diajarkan oleh Islam, hal ini didasari dengan memperbanyak dzikir

dan doa ketika duduk, berdiri, berbaring, dan bagaimana pun posisi

kita berada. Adapun tempat dan waktu berdzikir, berdoa yang tiada

batasnya kecuali ditempat yang kotor seperti kamar mandi. Dengan

dzikir dan doa pula dapat membentengi diri jeratan tipu daya syetan

dan pelbagai kejahatan yang selalu mengganggu dan mengancam

dimanapun kita berada. Praktik dzikir dan doa juga investasi berharga

bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Ini merupakan usaha,

cara atau jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Berikut

beberapa perintah berdizkir dan berdoa menurut al-Quran dan Hadits.

يآأيها اذلين آمنوا اذكروا اهلل ذكرا كثريا. وسبحوه بكرة وأصيال

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banykanya. Dan

bertasbihlah (mengucapkan subhanallah) kepada-Nya di waktu

pagi dan petang. (QS. Al-Ahzah ayat 41 & 42).

.فإذا قضيتم الصالة فاذكروا اهلل قياما وقعودا وىلع جنوبكم

Artinya: “maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu),

ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk dan berbaring. (QS. An-

Nisa ayat 103).

Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut: Bagi Ikhwan

TQN diharuskan TQN PP Suryalaya diharuskan mengamalkan zikir

kalimah thoyyibah sekurang-kurangnya 165 kali. Jumlah bilangan 165

dalam zikir adalah jumlah minimal, lebih banyak akan lebih baik

dengan ketentuan diakhiri hitungan bilangan ganjil. Bagi ikhwan yang

mempunyai kesibukan seperti tengah melakukan safar atau

perjalanan, bisa membaca kalimat dzikir dengan bilangan 3 kali,

namun di waktu-waktu senggang sebaiknya memperbanyak dzikir,

Page 125: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

107

misalnya pada waktu melaksanakan sholat malam. (Gaos, 2013: 1-2)

Berikut lafadz dzikir harian:

إىل حرضة انليب املصطىف حممد صىل اهلل عليه وسلم وىلع آهل وأصحابه وأزواجه وذريته وأهل بيته وملن دخل يف بيته أمجعني لك شيئ هلل هلم

الفاحتة.

x)3استغفر اهلل الغفور الرحيم )

Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.

x)3مهلل صل ىلع سيدنا حممد وىلع آهل وصحبه وسلم )

Artinya: Allah Swt bersholawat (memuji) serta memberika salam

kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabatnya.

مطلويب أعطين حمبتك ومعرفتك. إليه أنت مقصودي ورضاك

Ya Tuhan, Anda adalah tujuan saya dan ridho-Mu merupakan

harapanku, Berikanlah aku cintamu dan makrifatmu. Kemudian dilanjutkan dengan dzikir sekurang-kurangnya 165x. Lebih

banyak lebih baik dan dzikir diakhiri pada hitungan bilangan ganjil.

Adapun penutup dzikir adalah dengan membaca:

سيدنا حممد رسول اهلل

Kemudian berdoa dengan doa berikut ini:

امهلل صل سيدنا حممد وىلع آل سيدنا حممد، صالة تنجينا بها من مجيع األهوال واألفات، وتقيض نلا بها مجيع احلاجات، وتطهرنلا بها من مجيع السيئات، وترفعنا بها عندك أىلع ادلرجات وتبلغنا بها أقىص الغايات من مجيع اخلريات

Page 126: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

108

د اهلل فوق أيديهم فمن نكثيف احلياة وبعد املمات، إن اذلين يبايعون اهلل ي فإنما ينكث ىلع نفسه ومن أوىف بما اعهد عليه اهلل فسيؤتيه أجرا عظيما.

Artinya : “Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan salam yang

sempurna kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga

terurai dengan berkahnya segala macam buhulan, dilepaskan dari

segala kesusahan, tunaikan segala macam hajat, dan tercapai segala

macam keinginan dan disucikan dari segala keburukan, mengangkat

kita disisi-Mu dengan derajat yang mulia, disampaikan seluruh tujuan

dari kebaikan ketika hidup maupun setepah mati.

Doa-doa dapat ditambah dengan doa lainnya yang dikehendaki.

Kemudian dilanjutkan dengan dzikir berikut ini.

إىل حرضة انليب املصطىف حممد صىل اهلل عليه وسلم وىلع آهل وأصحابه وأزواجه وذريته وأهل بيته وملن دخل يف بيته أمجعني لك شيئ هلل هلم

الفاحتة.

ثم إىل أرواح أهل السلسلة القادرية وانلقشبندية معهد رسيايلا ومجيع أهل الطرق خصوصا إىل حرضة سلطان األويلاء غرث األعظم قطب العاملني السيد الشيخ عبد القادر اجليالين قدس اهلل رسه والسيد الشيخ أيب القاسم جنيد

د الشيخ يس والسيابلغدادي والسيد الشيخ أمحد خاطب ابن عبد الغفار السمباطلحة اكيل سافو الرسبوين والسيد الشيخ عبد اهلل بن مبارك بن نور حممد وشيخنا املكرم الشيخ عبد الغوث سيف اهلل مسلول القادري انلقشبندي الاكمل وأصوهلم وفروعهم وأهل سلسلتهم واآلخذين عنهم لك شيئ هلل هلم

الفاحتة.

املسلمني واملسلمات واملؤمنني واملؤمنات ثم إىل أرواح آبائنا وأمهاتنا ولاكفة األحياء منهم واألموات لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

Page 127: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

109

Artinya: kepada ruh / arwah bapak dan ibu kita dan seluruh kaum

muslimin dan mukminin baik yang masih hidup atau pun yang

telah meninggal, segala sesuatu karena Allah. Untuk meraka

alfatihah dibacakan.

(3xاستغفر اهلل ا ريب من لك ذنب وأتوب إيله )

Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah dari segala dosa

dan aku bertobat kepadanya.

امهلل صل ىلع سيدنا حممد وىلع آل سيدنا حممد كما صليت وسلمت ىلع سيدنا براهيم وبارك ىلع سيدنا حممد وىلع آل سيدنا حممد كما إبراهيم وىلع آل سيدنا إ

باركت ىلع سيدنا إبراهيم وىلع آل سيدنا إبراهيم يف العاملني إنك محيد جميد.

Artinya: Ya Allah , berilah kasih saying kepada junjungan kita

nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberi

kasih sayangmMu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan

keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi

Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati

junjungan kita nabi Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk

makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha

Mulia.

ودي ورضاك مطلويب أعطين حمبتك ومعرفتك.إليه أنت مقص

Ya Tuhan, Anda adalah tujuan saya dan ridho-Mu merupakan

harapanku, Berikanlah aku cintamu dan makrifatmu. Selanjutnya tawajjuh dengan cara:

Kedua mata terpejam, bibir dirapatkan, lidah dilipatkan ke

langit-langit, gigi dirapatkan tidak bergerak, menahan nafas

sekuatnya, kepada ditundukkan ke sebelah kiri, hati tanpa berhenti

berdzikirkhofi sekuatnya. (Gaos, 2013: 6-12)

Page 128: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

110

c) Khotaman

Khotaman merupakan kata bahasa arab yang diserap ke bahasa

indonesia. Kata khotaman memiliki arti akhir. Akhir dalam artian

akhir bacaan quran, akhir bacaan kitab, akhir ahad, akhir bulan, dan

akhir tahun yang diisi dengan pengajian, sholawatan, tasyakuran, dan

ritual keagamaan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Berikut ini dzikir khotaman: (Gaos, 2013: 13-30)

بسم اهلل الرمحن الرحيم

إىل حرضة انليب املصطىف حممد صىل اهلل عليه وسلم وىلع آهل وأصحابه وأزواجه وذريته وأهل بيته وملن دخل يف بيته أمجعني لك شيئ هلل هلم

الفاحتة.

املالئكة ثم إىل أرواح أبائه وأهماته وإخوانه من األنبياء واملرسلني وإىل املقربني والكروبيني والشهداء والصاحلني وآل لك وأصحاب لك وإىل روح أبني

آدم وأمنا حواء وما تناسل بينهما إىل يوم ادلين لك شيئ هلل هلم الفاحتة

ثم إىل أرواح ساداتنا وموايلنا وأئمتنا أيب بكر وعمر وعثمان وعيل وإىل بقية يئ ابعني هلم بإحسان إىل يوم ادلين لك شالصحابة والقرابة واتلابعني وتابع اتل

هلل هلم الفاحتة.

ثم إىل أرواح إئمة املجتهدين ومقدليهم يف ادلين والعلماء والراشدين والقراء املخلصني وأهل اتلفسري واملحدثني وسائر السادة الصوفية املحققني وإىل أرواح

شماهلا لك شيئ لك ويل وويلة من مشارق األرض إىل مغاربها ومن يمينها إىل هلل هلم الفاحتة

Page 129: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

111

ثم إىل أرواح أهل السلسلة القادرية انلقشبندية معهد رسيايلا ومجيع أهل الطرق خصوصا إىل حرضة سلطان األويلاء غوث األعظم قطب العاملني السيد الشيخ عبد القادر اجليالين قدس اهلل رسه والسيد الشيخ أيب القاسم جنيد

عروف الكريخ والسيد الشيخ حسن ابلرصي والسيد ابلغدادي والسيد الشيخ مالشيخ جعفر الصادق والسيد الشيخ يوسف اهلمداين والسيد الشيخ أيب يزيد البسطايم والسيد الشيخ بهاء ادلين انلقشبندي وحرضة إمام الرباين ابلغدادي والسيد الشيخ أمحد خاطب ابن عبد الغفار السمبايس والسيد الشيخ طلحة

الرسبوين والسيد الشيخ عبد اهلل بن مبارك بن نور حممد وشيخنا اكيل سافو املكرم الشيخ عبد الغوث سيف اهلل مسلول القادري انلقشبندي الاكمل

وأصوهلم وفروعهم وأهل سلسلتهم واآلخذين عنهم لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

نثم إىل أرواح وادلين ووادليكم ومشاخينا ومشاخيكم وأموتنا وأمواتكم ومل أوصانا واستوصانا وقدلنا عندك بداعئ اخلري لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

ثم إىل أرواح مجيع املؤمنني واملؤمنات واملسلمني واملسلمات األحياء منهم واألموات من مشارق األرض إىل مغاربها من يمينها إىل شماهلا ومن قاف إىل

حتةقاف من دلن آدم ىلغ يوم القيامة لك شيئ هلل هلم الفا

(522xاهلل صل ىلع سيدنا حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

(52xسورة اإلنرشاح )

Membaca Surah al-Insyirah sebanyak 80 kali. Al-Insyirah berarti

kelapangan.

Page 130: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

112

(122xسورة اإلخالص )

Membaca Surah al-Ikhlas sebanyak 500 kali. Al-Ikhlas berarti

ikhlas.

حرضة الشيخ أمحد باقر الفاحتةإىل

Kepada Syeikah Ahmad Baqir Alfatihah.

(522xاهلل صل ىلع سيدنا حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

( 522xامهلل ياقايض احلاجات )

Artinya: Allah yang mengabulkan segala hajat atau kebutuhan.

(522xامهلل يا اكيف املهمات )

Artinya: Allah yang Maha Mencukupi segala hal penting.

(522xامهلل يادافع ابلليات )

Artinya Allah yang Maha menolak segala cobaan.

(522xامهلل يارافع ادلرجات )

Artinya: Allah yang Maha mengangkat derajat.

(522xامهلل ياشايف األمراض )

Artinya: Allah yang Maha mengobati segala penyakit.

(522xامهلل يا جميب ادلعوات )

Artinya: Allah yang Maha mengabulkan segala permintaan.

Page 131: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

113

(522xامهلل با أرحم الرامحني )

Artinya: Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.

إىل حرضة اإلمام خواجاكن الفاحتة

Artinya: Semoga disampaikan kepada Syeikh Khowajikan

(522xامهلل صل ىلع سيدنا حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

Artinya: Ya, Allah, Semoga engkau melimpahkan rahmat kepada

junjungan kami Nabi Muhammad yang ummi dan kepada

keluarganya semoga melimpah keselamatan. Sebanyak 100x

(522xحول والقوة إال باهلل العيل العظيم )ال

Artinya: Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan

Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.

(522xامهلل صل ىلع سيدنا حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

Artinya: Ya, Allah, Semoga engkau melimpahkan rahmat kepada

junjungan kami Nabi Muhammad yang ummi dan kepada

keluarganya semoga melimpah keselamatan. Sebanyak 100x

إىل حرضة اإلمام الرباين الفاحتة

Artinya: Semoga disampaikan kepada Imam Rabbani

سورة الفلق

Membaca Surah al-Falaq. Al-Falaq berarti waktu subuh

(522xاستغفر اهلل العظيم اذلي الهلإ إال هو اليح القيوم وأتوب إيله )

Page 132: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

114

Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

yang tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, yang

Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.

سسورة انلا

Membaca surah Annaas

إىل حرضة سيدنا مظهر الفاحتة

Semoga sampai kepada Syekh Mudzhir.

(522xامهلل صل ىلع سيدن حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

(122xحسبنا اهلل ونعم الوكيل )

(522xامهلل صل ىلع سيدن حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

عبد القادر اجليالين الفاحتةإىل حرضة الشيخ

(522xامهلل صل ىلع سيدن حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

(122xنعم املوىل ونعم انلصري )

(522xامهلل صل ىلع سيدن حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

إىل حرضة شيخنا املكرم الشيخ عبد اهلل مبارك بن نور حممد وشيخنا املكرة أمحد صاحب الوىف تاج العارفني وشيخنا املكرم الشيخ حممد عبد الغوث الشيخ

سيف اهلل مسلول القا الاكمل القادري انلقشبندي الفاحتة

Page 133: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

115

(522xامهلل صل ىلع سيدن حممد انليب األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )

(122xال هلإ إال أنت سبحانك إين كنت من الظاملني )

(522x األيم وىلع آهل وصحبه وسلم )امهلل صل ىلع سيدن حممد انليب

إىل حرضة سيدنا معصوم الفاحتة

Semoga sampai kepada Sayyid Maksum

( أعطين حمبتك ومعرفتك3xإليه أنت مقصودي ورضاك مطلويب )

Artinya: Ya Tuhan, Anda adalah tujuan saya dan ridho-Mu

merupakan harapanku, Berikanlah aku cintamu dan makrifatmu.

(52245xيالطيف )

Membaca Ya Latif yang berati yang Maha Lembut

( 3xيا لطيف )

يا من وسع لطفه أهل السموات واألرض نسألك خبيف لطفك اخليف أن ختفينا يف خيف خيف لطفك اخليف إنك قلت وقولك احلق: اهلل لطيف بعباده يرزق من

يشاء وهو الفوي العزيز

ألك ياقوي ياعزيز يا معني بقوتك وعزتك يا متني أن تكون نلا امهلل إنا نسعونا ومعينا يف مجيع األقوال واألفعال ومجيع ما حنن فيه من فعل اخلريات، وأن تدفع عنا لك رش ونقمة وحمنة قد استقيناها من غفلتنا وذنوبنا فإنك أنت الغفور

الرحيم. وقد قلت ووقولك احلق: ويعفو عن كثري.

Page 134: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

116

ق من لطفت هل ووجهته عندك وجعلت اللطف اخليف تابعا هل حيث امهلل حبنوجه، ونسألك أن توجهنا عندك وأن ختفينا بلطفك إنك ىلع لك شيئ قدير.

وصىل اهلل ىلع سيدنا حممد وىلع آهل وصحبه وسلم واحلمد هلل رب العاملني.

d) Manaqib

الم م الس اهلله عليك وبراكت ه ورمحة

،احلمد الرمحنه اهلله مسب. يمه ه الرحه ، رب هلله ني الة العالـمه الم والص ـمسه ش ىلع والسرسلهني الم

ني وقمره درةه انلبهيـ نته وسه ، م ني فه نا العاره د سي ده م نيأمجع وصحبههه اهله وىلع حم

Assalaamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bismillaahirrohmaanirrohiim, Alhamdulillahi robbil’alamin, wash-

sholatu was salaamu ‘ala syamsil mursalin, wa qomarin nabiyyin, wa

sidroti mun tahal 'arifin sayidina Muhammadin, wa ala alihi

washohbihi ajma'in.

Diawali dengan majelis doa.

1. Untuk seluruh Ahli Silsilah TQN PPS, al-fatihah.

2. Untuk keluarga besar seluruh Ikhwan TQN PPSS, segala hajatnya

semoga Alloh kabulkan, al-fatihah.

3. Untuk segala urusan Keluarga Besar Pemangku Hajat, al-fatihah.

Lailaha illalloohu walloohu akbar wa lillaahil hamd

Al Ikhlas, Lailaha illallohu, Al Falaq, Lailaha illallohu...An Naas.

Demikian Muqodimah dari kami, untuk selanjutnya akan

disampaikan;

Page 135: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

117

Hidmat Amaliyah: Pembacaan Al-Quran dengan sholawatnya

oleh...,Pembacaan Tanbih oleh...,Pembacaan Tawasul oleh...,

Pembacaan Manqobah oleh..., Miftahush Shudur oleh...

Hidmat Ilmiyah : Pertama oleh....., Kedua oleh.....Doa penutup oleh...

Dan diakhiri Sholawat Bani Hasyim 3 X dan Sholawat Badriyah.

Wassalamu alaikum Wr.Wb.

e) Tawassul

Tawassul merupakan derivasi dari bahasa Arab. Asal kata

tersebut tawassla ya tawassalu tawassul. Tawassala merupakan fiil

madhi yang berarti telah memohon, telah berperantara. Yatawassalu

berarti sedang atau akan memohon. Tawasssul merupakan masdar

yang berarti memohon, atau berwasilah. Dari etimologi tersebut,

tawassul secara terminologi yaitu seseorang yang memohon kepada

Allah dalam hal apapun melalui seseorang yang memiliki nilai takwa

dan amal sholeh yang tinggi.

بسم اهلل الرمحن الرحيم

املصطىف حممد صىل اهلل عليه وسلم وىلع آهل وأصحابه وأزواجه إىل حرضة انليب وذريته وأهل بيته وملن دخل يف بيته أمجعني لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

ثم إىل أرواح أبائه وأهماته وإخوانه من األنبياء واملرسلني وإىل املالئكة ح أبني واملقربني والكروبيني والشهداء والصاحلني وآل لك وأصحاب لك وإىل ر آدم وأمنا حواء وما تناسل بينهما إىل يوم ادلين لك شيئ هلل هلم الفاحتة

ثم إىل أرواح ساداتنا وموايلنا وأئمتنا أيب بكر وعمر وعثمان وعيل وإىل بقية الصحابة والقرابة واتلابعني وتابع اتلابعني هلم بإحسان إىل يوم ادلين لك شيئ

هلل هلم الفاحتة.

Page 136: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

118

مة املجتهدين ومقدليهم يف ادلين والعلماء والراشدين والقراء ثم إىل أرواح إئاملخلصني وأهل اتلفسري واملحدثني وسائر السادة الصوفية املحققني وإىل أرواح لك ويل وويلة من مشارق األرض إىل مغاربها ومن يمينها إىل شماهلا لك شيئ

هلل هلم الفاحتة

ندية معهد رسيايلا ومجيع أهل ثم إىل أرواح أهل السلسلة القادرية انلقشبالطرق خصوصا إىل حرضة سلطان األويلاء غوث األعظم قطب العاملني السيد الشيخ عبد القادر اجليالين قدس اهلل رسه والسيد الشيخ أيب القاسم جنيد ابلغدادي والسيد الشيخ معروف الكريخ والسيد الشيخ حسن ابلرصي والسيد

يخ يوسف اهلمداين والسيد الشيخ أيب يزيدالشيخ جعفر الصادق والسيد الشالبسطايم والسيد الشيخ بهاء ادلين انلقشبندي وحرضة إمام الرباين ابلغدادي والسيد الشيخ أمحد خاطب ابن عبد الغفار السمبايس والسيد الشيخ طلحة اكيل سافو الرسبوين والسيد الشيخ عبد اهلل بن مبارك بن نور حممد وشيخنا

عبد الغوث سيف اهلل مسلول القادري انلقشبندي الاكمل املكرم الشيخ وأصوهلم وفروعهم وأهل سلسلتهم واآلخذين عنهم لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

ثم إىل أرواح وادلين ووادليكم ومشاخينا ومشاخيكم وأموتنا وأمواتكم وملن أوصانا واستوصانا وقدلنا عندك بداعئ اخلري لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

ىل أرواح مجيع املؤمنني واملؤمنات واملسلمني واملسلمات األحياء منهم ثم إواألموات من مشارق األرض إىل مغاربها من يمينها إىل شماهلا ومن قاف إىل

قاف من دلن آدم ىلغ يوم القيامة لك شيئ هلل هلم الفاحتة.

Page 137: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

119

الهلإ اهلل واهلل أكرب وهلل احلمد.

أحد، أهلل الصمد، لم يدل ولم بودل، ولم يكن بسم اهلل الرمحن الرحيم، قل هو اهلل هل كفوا أحد.

الهلإ اهلل واهلل أكرب وهلل احلمد.

بسم اهلل الرمحن الرحيم، قل أعوذ برب الفلق، من رش ما خلق، ومن رش اغسق إذا وقب، ومن رش انلفثت يف العقد، ومن رش حاسد إذا حسد.

الهلإ اهلل واهلل أكرب وهلل احلمد.

برب انلاس، ملك انلاس، هلإ انلاس، من رش الوسواس اخلناس، اذلي قل أعوذ يوسوس يف صدور انلاس، من اجلنة وانلاس.

بسم اهلل الرمحن الرحيم. احلمد هلل رب العاملني. الرمحن الرحيم. مالك يوم ادلين. إياك نعبد وإياك نستعني. إهدنا الرصاط املستقيم. رصاط اذلين أنعمت عليهم

وب عليهم وال الضآلني. أمني.غري املغض

بسم اهلل الرمحن الرحيم. آلم. ذلك الكتاب ال ريب فيه هدى للمتقني. اذلين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصالة ومما رزقناهم ينفقون. واذلين يؤمنون بما أنزل إيلك وما أنزل من قبلك وباألخرة هم يوقنون. أوئلك ىلع هدى من ربهم

إهلكم هلإ واحد الهلإ إال هو الرمحن الرحيم. اهلل ال هلإ وأوئلك هم املفلحون. وهو اليح القيوم ال تأخذه سنة وال نوم. هل ما يف السموات وما يف األرض. من ذا اذلي يشفع عندخ إال بإذنه يعلم ما بني أيديهم وما خلفهم وال حييطون بشيئ

Page 138: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

120

فظهما وهو من علمه إال بما شاء، وسع كرسيه السموات واألرض وال يئوده ح العيل العظيم.

بسم اهلل الرمحن الرحيم. إنا أنزنلا يف يللة القدر. وما أدراك ما يللة القدر. يللة القدر خري من ألف شهر. تزنل امللئكة والروح فيها بإذن ربهم من لك أمر. سالم

يه حىت مطلع الفجر.

ملوا آمنوا وع بسم اهلل الرمحن الرحيم والعرص. إن اإلنسان ليف خرس. إال اذلين الصاحلات وتواصوا باحلق وتواصوابالصرب.

بسم اهلل الرمحن الرحيم إذا جآء نرص اهلل والفتج. ورأيت انلاس يدخلون يف دين اهلل أفواجا فسبح حبمد ربك واستغفره إنه اكن توابا.

إن اهلل وملئكته يصلون ىلع انليب يآأيها اذلين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.

اهلل الرمحن الرحيم. امهلل صل صالة اكملة وسلم سالما تاما ىلع سيدنا بسم حممد اذلي تنحل به العقد وتنفرج به القرب وتقىض احلوائج وتنال به الراغئب وحسن اخلواتم ويستسىق الغمام بوجهه الكريم وىلع آهل وصحبه يف لك حلمة

(Gaos, 2013: 37-48)( الفاحتة 3xونفس بعدد لك معلوم لك )

f) Sholat fardhu dan Sunnah

Shalat merujuk kepada ritual ibadah pemeluk Agama Islam.

Menurut syariat Islam, praktik shalat harus sesuai dengan segala

petunjuk tata cara Nabi Muhammad Saw sebagai figur pengejawantah

perintah Allah. Untuk itu, berikut ini sholat fardhu dan sunnah dalam

ajaran TQN:

1) Jam 02.00

Page 139: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

121

Mandi taubat, dengan air dingin mandi besar, artinya dari ujung

rambut sampai ujung kuku (sekujur badan), sholat sunnah syukrul

wudhu 2 raka’at, sholat sunnah tahiyyatul masjid 2 raka’at (tatkala

masuk masjid), sholat sunnah taubat 2 raka’at, sholat sunnah hajat 2

raka’at, sholat sunnah tahajjud 6 raka’at, sholat sunnah tasbih 4

raka’at, sholat sunnah witir 3 raka’at, zikir jahr (zikir yang bacaannya

dengan suara keras).

2) Waktu Subuh

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 raka’at, sholat sunnah fajr atau

qobliyah subuh 2 raka’at, sholat sunnah li daf’il bala 2 raka’at, sholat

subuh 2 raka’at, dzikir jahr.

3) Jam 06.00

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 raka’at, sholat sunnah Isyraq

(terbit matahari) 2 raka’at, sholat sunnah isti’adzah (meminta

perlindungan) 2 raka’at, sholat sunnah istikhoroh (sholat yang

bertujuan mencari pilihan).

4) Jam 09.00

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 raka’at, sholat sunnnah dhuha 2

raka’at, sholat sunnah kafaratu al-bauli (penebusan/pembersihan air

seni) 2 raka’at, dan dzikir jahr.

5) Waktu Dzuhur\

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 raka’at, sholat sunnah qobliyah

(sebelum) dzuhur 2 raka’at, sholat dzuhur 4 raka’at, dzikir jahr, sholat

sunnah ba’diyah (setelah) dzuhur 2 raka’at.

6) Waktu ‘Ashar

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 raka’at, sholat sunnah qabliyah

(sebelum) ‘ashar 2 raka’at, dan sholat ‘ashar 4 raka’at, dzikir jahr.

7) Waktu Maghrib

Page 140: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

122

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 raka’at, sholat sunnah qabliyah

maghrib 2 raka’at, sholat maghrib 3 raka’at, dzikir jahr, khotaman,

sholat sunnah ba’diyah maghrib 2 raka’at, sholat sunnah awwabin

(sholat antara maghrib dan isya) 2 raka’at, sholat sunnah taubat 2

raka’at, sholat sunnah birrul walidaini (berbakti kepada kedua orang

tua) 2 raka’at, sholat sunnah hifdzil iman (menjaga keimanan), sholat

sunnah syukru an-ni’mah (mensyukuri nikmat yang telah Allah

berikan) 2 raka’at.

8) Waktu Isya

Sholat sunnah qobliyah isya 2 raka’at, sholat isya 4 raka’at dan

sholat sunnah ba’diyah isya 2 raka’at, sholat sunnah lidaf’i al-bala’ 2

rak’at, dan khataman.

9) Jam 21.00

Sholat sunnah syukrul wudhu 2 rak’at, dan sholat sunnah mutlaq

2 raka’at (sebelum tidur) kemudian dzikir jahr. (Gaos, 2010: 38-40)

g) Tanbih

حة إ ـه د ، الفـات م بارك بهن ن ور حم يخه عبد اهلله م ةه الش ىل حرض

ilaa hadhrotis syaikh abdulloh mubarok bin nur muhammad

radhiyalloohu ‘anhu. al-fatihah

(bismillaahirrohmaanirrohiim), tanbih ini dari syaikhuna

almarhum syaikh abdullah mubarok bin nur muhammad yang

bersemayam di patapan suryalaya kajembaran rahmaniyah. sabda

beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria, wanita, tua,

muda: semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai alloh swt

kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul

keretakan dalam lingkungan kita sekalian.

Pun pula semoga pimpinan negara bertambah kemuliaan dan

keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh

rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur zhohir maupun bathin.

pun kami tempat orang bertanya tentang thoriiqoh qoodiriyah

Page 141: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

123

naqsyabandiyah pondok pesantren suryalaya, menghaturkan dengan

tulus ikhlas wasiat kepada segenap murid-murid:

Berhati-hatilah dalam segala hal jangan sampai berbuat yang

bertentangan dengan peraturan agama dan negara. Ta’atilah kedua-

duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam

keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap agama dan

negara, taat kepada hadlirat ilaahi yang membuktikan perintah dalam

agama dan negara. insyafilah hai murid-murid sekalian, janganlah

terpaut oleh bujukan nafsu, terpengaruh oleh godaan setan, waspadalah

akan jalan penyelewengan terhadap perintah agama dan negara, agar

dapat meneliti diri, kalau-kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu

menyelinap dalam hati sanubari kita.

Lebih baik buktikan kebajikan yang timbul dari kesucian:

1) Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik

dhohir maupun bathin, harus kita hormati, begitulah

seharusnya hidup rukun, saling menghargai.

2) Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-

galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya

harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam

melaksanakan perintah agama dan negara, jangan sampai

terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita

terkena firman-nya “adzaabun alim”, yang berarti duka

nestapa untuk selama-lamanya dari dunia sampai dengan

akhirat (badan payah, hati susah).

3) Terhadap oarang-orang yang keadaannya di bawah kita,

janganlah hendak menghinakannya atau berbuat tidak

senonoh, bersikap angkuh, sebaliknya harus belas kasihan

dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira

hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan

tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun dibimbing

dengan nasehat yahng lemah-lembut yang akan memberi

keinsyafan dalam menginjak jalan kebaikan.

4) Terhadap fakir-miskin, harus kasih sayang, ramah tamah

serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan

Page 142: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

124

bahwa hati kita sadar. coba rasakan diri kita pribadi, betapa

pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu

janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendirilah yang senang,

karena mereka jadi fakir miskin itu bukannya kehendak

sendiri, namun itulah kodrat tuhan.

Demikanlah sesungguhnya sikap manusia yang penuh

kesadaran, meskipun terhadap orang asing karena mereka itu masih

keturunan nabi adam a.s. mengingat ayat 70 surat al-isro’ yang artinya:

“sangat kami mulyakan keturunan adam dan kami sebarkan

segala yang berada di darat dan di lautan, kami berikan mereka rezeki

yang baik-baik dan juga kami mengutamakan mereka lebih utama dari

makhluk lainnya.”

kesimpulan dari ayat ini, bahwa kita sekalian seharusnya saling

harga menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat suroh al-

maidah yang artinya: “hendaklah tolong menolong dengan sesama

dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-

sungguh terhadap agama dan negara, sebaliknya janganlah tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah

agama dan negara “.adapun soal keagamaan, itu terserah agamanya

masing-masing, mengingat suroh al-kafirun ayat 6 : ”agamamu untuk

kamu, agamaku untuk aku” maksudnya jangan terjadi perselisihan,

wajiblah kita hidup rukun dan damai, saling harga menghargai, tetapi

janganlah sekali-kali ikut campur. Cobalah renungkan pepatah leluhur

kita: “hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai. andaikan

tidak demikian, pasti sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak

berguna” karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah

akibat dari amal perbuatan diri sendiri. dalam suroh an-nahl ayat 112

diterangkan bahwa: “tuhan yang maha esa telah memberikan contoh,

yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang dahulunya

aman dan tenteram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya/

penghuninya mengingkari nikmat-nikmat alloh, maka lalu

berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang

disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri”. oleh karena

demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam

Page 143: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

125

segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan zhohir-bathin, dunia

maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-

kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya “budi utama – jasmani

sempurna” (cageur-bageur). tiada lain amalan kita, thoriiqoh

qoodiriyah naqsyabandiyah pondok pesantren suryalaya, amalkan

sebaik-baiknya guna mencapai segala kebaikan, menjauhi segala

kejahatan zhohir bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani,

yang selalu diselimuti bujukan nafsu, digoda oleh perdaya syetan.

wasiat ini harus dilaksanakan dengan seksama oleh segenap murid-

murid agar supaya mencapai keselamatan dunia dan akhirat. amin.

patapan suryalaya, 13 pebruari 1956 wasiat ini disampaikan kepada

sekalian ikhwan ttd (syaikh ahmad shohibul wafa tajul arifin, r.a.) al-

faatihah

Untaian mutiara : jangan benci kepada ulama yang sezaman,

jangan menyalahkan ajaran orang lain, jangan memeriksa murid orang

lain, jangan berubah sikap meskipun disakiti orang lain, harus

menyayangi orang yang membencimu, bikaromati Syaikh Muhammad

Abdul Ghaos Saifulloh Maslul, r.a. al faatihah.

إىل حرضة الشيخ عبد اهلل مبارك بن نور حممد ريض اهلل عنه الفاحتة.

ilaa hadhrotis syaikh abdulloh mubarok bin nur muhammad

radhiyalloohu ‘anhu. al-faatihah

Page 144: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

126

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah peniliti melakukan penulusran dalam bentuk penelitian,

peneliti memberikan Pendidikan Tasawuf Syeikh Abdul Gaos

Saifullah Maslul atau Abah Gaos (Studi Pemikiran dan Karya Abah

Gaos), maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemikiran Tarekat Abah Gaos Abah Gaos ini dalam bentuk

karya dituangkan dalam kitab as-Syurh al-Maisur li Miftah as-

Shudur li Isryad ar-Ruh al-Maghrur seperti seorang sufi itu

orang yang jujur dalam tasawufnya, hatinya bersih, cintanya

kepada Allah, mengaplikasikan tasawufnya dengan

kesungguhan yang konsisten. Di samping itu, dalam 3 kitab

yang lain bahwa as-Sunan al-Mardhiyah seperti kebiasaan-

kebiasaan Abah Anom dalam mengerjakan sunnah dan

kebajikan, al-Fikrotu al-Jadidah seperti etika terhadap bulan-

bulan Allah melalui taqarrub ila Allah, al-Fath al-Jalil seperti

akhlak kepada Allah dan manusia.

2. Implementasi pendidikan tarekat berupa amaliah tarekat

Qadiriyah Naqsabandiyah dengan cara zikir jahr berupa lafadz

la ilaha illa Allah dan khofi berupa lafadz allahu allah,

khotaman, manaqiban, ziarah dan kegiatan keagamaan

lainnya. Nilai pendidikan tasawuf yang telah disebutkan untuk

diamalkan baik dalam waktu sholat fardhu atau harian,

mingguan, bulanan bahkan tahunan. Di samping itu, hasilnya

agar manusia terhidar dari nafsu dunia dan nafsu yang

menjerumuskan manusia kepada perbuatan yang keji dan

diharamkan oleh syariat.

Abah Gaos merupakan sosok yang memiliki andil besar

terhadap pengikutnya. Tujuan dari Abah Gaos sendiri ingin

menjadikan pendidikan yang berbasis tarekat sebagai hamba yang

selalu dekat kepada Allah Swt melalui ajaran-ajaran yang diajarkan

oleh guru-gurunya. Dengan begitu, ikhwan yang telah baiat,

Page 145: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

127

mengikuti perjanjian, seyogyanya untuk selalu bertakwa kepada Allah

Swt, menjalankan amaliyah-amaliyahnya dengan sebaik-baiknya,

serta menjaga dirinya dari hal-hal yang meruntuhkan penyakit rohani

seperti dengki, sombong, riya, namimah dan lain sebagainya.

B. SARAN

Dalam menempuh pendidikan tasawuf, perlu adanya

kesungguhan, keseriusan, tanggung jawab dan konsistensi dalam

mengikuti proses, aturan, serta etika untuk mencapainya. Begitu juga

bagi siapapun yang melihat, membaca dan meneliti tentang

pendidikan tasawuf. Melalui pengamatan, penghayatan dan penelitian

di Pondok Pesantren Sirnarasa, Cisirri, Panjalu, Ciamis, Jawa Barat,

untuk dapat mendapatkan esensi dan manfaat yang lebih bagi

siapapun, maka peneliti memberikan beberapa saran:

1. Bagi lembaga pemerintah, diharapkan pendidikan tarekat yang

telah diajarkan oleh Abah Gaos melalui gurunya untuk

didukung, dimotivasi serta ditingkatkan lagi terhadap semua

elemen melalui MOU atau kerjasama dalam bentuk wisata

religi sehingga instansi pemerintah terbantu dengan adanya

penyebaran serta pembinaan ajaran tersebut. Melalui kajian

teori dan praktis terkait standar pendidikan, pendidikan

tasawuf ini sangat perlu di eksplore melalui regulasi dan

undang-undang yang berlaku agar tidak terjadi

kesalahpahaman terhadap pendidikan tasawuf di lokasi

tersebut.

2. Bagi keluarga dan masyarakat, diharapkan dapat mengamati

serta mempelajari lebih dalam terakit pendidikan tersebut.

Dengan harapan keluarga dan masyarakat memperoleh nilai

pendidikan taekat yang berbasis tarekat secara komprehensif

dan damai baik kondisi rohani, fisik dan psikisnya.

3. Bagi lembaga, diharapkan untuk dapat melakukan inovasi

dalam melakukan pembinaan serta pendidikan tarekat sesuai

perkembangan zaman. Adanya pemilihan dan pemilahan

metode, tujuan dan evaluasi dengan melakukan upaya-upaya

Page 146: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

128

terbaik sehingga masyarakat menerima dengan baik

pendidikan tarekat.

4. Bagi karya Abah Gaos, untuk menambahkan daftar pustaka

terhadap kitab majmuah rasail selain kitab as-Syarhu al-

Maisur. Hal ini supaya pembaca, peneliti, pecinta tarekat pun

menikmati karya Abah Gaos dengan sebaik-baiknya dan

sesuai standar akademik. Disamping ini bagian dari masukan

yang diberikan para penguji.

C. Implikasi

Pertama, penguatan pemerintah dengan lembaga yang

menaungi serta mengajarkan nilai-nilai pendidikan tarekat menjadi

sangat penting karena norma agama dinomorsatukan tanpa harus

menghilangkan adat atau kebiasaan orang zaman dahulu yang tidak

melanggar norma syariat Islam.

Kedua, istilah pendidikan tarekat ini mengandung nilai, esensi

dan makna yang sangat urgen. Nilai tasawuf yang direflesikan al-

Quran itu melalui kebersihan diri dan hati seperti surah al-A’la: 14-

15”qad aflaha man tazakka, wa dzakarasma rabbihi fa sholla” serta

surah ar-Ra’ad: 28 “alladzina amanu wa tathmainnu qulubuhum bi

dzikrillah, ala bi dzikrillahi tathmainnu al-qulub”. Oleh karena itu,

seseorang yang ingin selalu dekat dengan Allah berusaha untuk

istiqomah berdzikir kepada Allah dimanapun dan kapanpun

waktunya.

Ketiga, memperkuat keluarga dan masyarakat untuk ikut serta

meningkatkan literasi, amaliyah dan ubudiyah yang ingin mencapai

derajat yang tinggi di sisi Allah Swt.

Page 147: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

129

DAFTAR PUSTAKA

1. Bahasa Indonesia

Abdushomad, Yusuf., dan Dadang Muliawan. 2018. Cahaya Medal ti

Suku Syawal Dari Sirnarasa Untuk Peradaban Dunia, Ciamis;

Yayasan Sirnarasa.

Alaydrus, Novel Muhammad., 2006. Jalan Yang Lurus, Surakarta:

Taman Ilmu.

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdor, t.th. Qomus Krapyak al-‘Asri,

Arabi-Indunisy, Yogyakarta: Multi Karya Grafika.

Ali, Sayuthi, 2002. Metodelogi Penelitian Agama, Pendekatan Teori

dan Praktek, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar, 2013. As-Syarhu al-Maisur li Miftahi as-Shudur li Isrysad al-

Ruh al-Maghrur, Ciamis: Sirnarasa..

Anwar, Syuhudul. 2013. Model Dakwah Sufistik TQN Dalam

Majalah Taabuut, Jakarta: Yayasan Lautan Tanpa Tepi.

Assegaf, Abd. Rahman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma

Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Interaktif-Interkonektif,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Atjeh, Aboebakar. 1986., Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian tentang

Mistik, Jakarta: CV.Ramadhani.

Azra, Azyumardi. 1998. Esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidikan

Islam, Jakarta: Logos.

Al-Abrasy, Muhammad ‘Athiyah,. 1974. Dasar-Dasar Pokok

Pendidikan Islam, Terj. H. Bustomi A. Gani dan Djohar Bahsy

LIS. Jakarta: Bulan Bintang.

Al-Aziz, M. Saifullah., 2000. Tasawuf dan Jalan Hidup Para Wali,

Gresik, Putera Pelajar.

Page 148: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

130

Blaxter, Loraine., Christina Hughes, dan Malcolm Tught. 2006. How

to Research (Edisi Kedua) Seluk Beluk Melakukan Riset,

Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.

Bruinessen, Martin Van. 1998. Tarekat Masyarakat Indonesia,

Bandung: Mizan.

Al-Baihaqi, Abu Bakr., 1994. Sunan al-Baihaqi al-Kubro, Mekkah:

Maktabah Dar al-Baz.

al-Bukhari, al-Kalabadzi. 1407. Al-Hidayah wa al-Irsyad fi Ma’rifati

Ahli as-Tsiqoti wa as-Sadad, Muhaqqiq: Abdullah al-Laits,

Beirut: Dar al-Ma’rifah.

Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, tc.: Maktabah Syamilah, tt.

Chittick, William C. 2008. Sufisme: A Beginner’s Guide, (Oxford:

Oneworld.

Daulay, Haidar Putra. 2012. Pendidikan Islam Dalam Sistem

Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Dhofier, Zamakhsyari. 1994. “Tradisi Pesantren; Studi Pandangan

Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia,

Yogyakarta: LP3ES.

Ad-Dzahabi, Syamsuddin. 1985. Siyaru a’lami an-Nubala, tc:

Muassasah ar-Risalah.

Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Emzir. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan

Kualitatif, Bandung: PT Raja Grafindo Persada.

Ghazali, Bahri. 2001 Pendidikan Pesantren Berwawasan

Lingkungan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan

Implementasi, Bandung: Alfabeta.

Gaos, Muhammad Abdul. 2013. As-Syarhu al-Maisur li Miftahi as-

Shudur li Isryadi ar-Ruhi al-Maghrur, Ciamis: STID Sirnarasa.

Page 149: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

131

Gaos, Muhammad Abdul. 2002. Fadhail as-Syuhur li thalibi ridha

ar-rabbi al-ghafur., Surabaya: Edumedia.

Gaos, Muhammad Abdul. 1423 H al-Fikratu al-Jadidah fi fadhail as-

syuhur annaha min asmai allahi al-Husna. T.tp.: tp.

Gaos, Muhammad Abdul. 2013. Kitab Uqudul Juman, Kuningan:

Madrasah Asy-Syakur.

Gaos, Muhammad Abdul. 2010. Cintaku hanya untuk-Mu, Ciamis:

Yayasan Sirnarasa.

Hamka, 1939.Tasawuf Modern, Jakarta: Jaya Murni.

Hibban, Ibn. t.th. Shahih Ibn Hibban, tc.: Maktabah Syamilah.

Isa, A. 2010. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Bandung: Pustaka

Hidayah.

Ismail. 2008. Ensiklopedi Tasawuf, Bandung: Angkasa.

Jabali, Fuad dan Jamhari. 2002. “IAIN dan Modernisasi Islam di

Indonesia. Jakarta: Logos.

Jaelani, A.F. 2000. Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, Jakarta:

Amzah.

Ja’far. 2016. Gerbang Tasawuf, Medan: Perdana Publishing.

Jamil, M. 2004. Cakrawala Tasawuf, Pemikiran dan Kontektualitas,

Ciputat: Gaung Persada Press.

Al-Kimasykhanawiy Ahmad Mustafa., 2001. Jami‟ al-Usul fi al-

Awliya‟ , Surabaya: al- Haramayn.

Madjid, Nurcholish. 1997. Bilik-Bilik Pesantren: Potret Sebuah

Perjalanan. Jakarta: Paramadina.

Mulyati, Sri., dkk. 2004., Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat

Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Kencana.

Musfah, Jejen. 2015. Tips Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan

Disertasi, Jakarta: UIN Jakarta.

Muthahhari, Murtadha., 2006. Menapak Jalan Spiritual Sekilas

Tentang Ajaran Tasauf dan Tokoh-tokohnya, Bandung:

Pustaka Hidayah.

Moleong, Lexy J. 1997. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Page 150: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

132

Al-Mathrudi, Ismail Rasyid. 2016. Ketenangan adalah Kemenangan:

Dari Kaki Gununf Sawal Menuju Puncak Gunung Sinai,

Bandung: CV. Wahana Karya Grafika.

Nashir, Haedar. 1997. Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nata, Abudin. 2011. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT>. Raja Grafindo

Persada.

An-Nasa’i, t.th. Sunan an-Nasa’i, tc.:Maktabah Syamilah.

Putra, Nusa. 2013. Penelitian Kualitatif IPS, Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Ramayulis dan Samsul Nizar. 2005. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan

Islam, Mengenal Tokoh Pendidikan di Dunia Islam dan

Indonesia, Ciputat: Quantum Teaching.

Riyadi, Agus., 2014., Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf, Jurnal

Jurnal at-Taqaddum, Vol 6, No 2 November.

Rusli, Ris’an. 2013.Tasawuf dan Tarekat; Studi Pemikiran dan

Pengalaman Sufi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Said, A. Fuad., 2005. Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Jakarta: PT.

Pustaka Al-Husna Baru.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana

Prenada Group.

Saelan, Maulawi., 2002. Spiritualisasi Pendidikan, Jakarta: Yayasan

Syifa Budi Jakarta.

Sholihin, M. 2003. Tasawuf Tematik, Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sholihin, M. 2004. Terapi Sufistik, Bandung: CV Pustaka Setia.

Simuh, 2002. SufismeJawa: Transformasi Tasawwuf Islam ke Mistik

Jawa, Yogyakarta: Bentang Budaya.

Page 151: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

133

Siswanto. 2006. “Praksis Model Studi Islam Dalam Komunitas

Pesantren Menuju Humanisasi Kitab Kuning”, dalam Jurnal

KARSA, Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, edisi Vol. X,

No, 2 Juli-Desember 2011.

Siregar, A. Rivay. 2002. Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo-

Sufisme, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Siroj, Said Aqil. 2006. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial. Bandung:

Mizan.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

Dengan Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, Bandung:

Alfabeta.

Sulystiyaningsih. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan

Kuantitatif-Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali.

Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penlitian. Yogyakarta:

CV Andi Offset.

S Syukur, Abdul. 2009. Politik Tarekat Melacak Peran dan

PerjuanganTarekatDalam Misi Dakwah Islamiyah, Jurnal

Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah STAIN Purwokerto, Vol.

18.

yukur, Amin. 2002. Tasawuf Konetekstual; Solusi Problem Manusia

Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

At-Taftazaniy, Abu al Wafa al-Ghanimiy., 1985., Sufi dari Zaman ke

Zaman, ter. Ahmad Rofi‟ i, Utsman, Bandung: Pustaka.

Taimiyah. 2010. Tazkiyah al-Nafs, Jakarta: Darussunnah Press.

Taufiq Imam. 2001. Tasawuf Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tebba, Sudirman. 2003. Tasawuf Positif, Jakarta: Kencana.

Page 152: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

134

Tim Penulis, 2009. Mengenal Thariqah Panduan Mengenal Jalan

Menuuju Allah Ta’ala, Jakarta: Sekjen JATMAN – CV. Sinar

Abadi.

Trimingham, Spencer., 1973., The Sufi Order in Islami, New York:

Oxford University Press.

Umar, Nasaruddin. 2014. Tasawuf Modern Jalan Mengenal dan

Mendekatkan Diri Kepada Allah Swt, Jakarta: Republika.

Utara, TIM IAIN Sumatera. 1981/1982. Pengantar Ilmu Tasawuf,

Medan: IAIN Sumatera Utara.

Umiarso, 2011. Pesantren di Tengah Arus Mutu Pendidikan,

Semarang: Rasail Media Group.

Yahya, Ali. 2012. Sumur Yang Tak Pernah Kering, Jakarta: Yayasan

al-‘Asyirotus Syafi’iyyah.

Yunus, Mahmud. t.th. Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran,

Jakarta: PT Hidakarya Agung.

Yusuf, Mahmud. 1972. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif dan

Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana.

2. Bahasa Asing

Al-Qur’an al-Karim

Al-Syaibani Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin

Hilal bin Asad. 1998. Musnad Ahmad bin Hanbal, Beirut:

‘Alam al-Kitab.

Basuni, Ibrahim. 1919. Nasy’ah al-Tasawuf al-Islamy, Mesir: Dar al-

Ma’arif.

Bodgan, Robert C. & Sari Knoop Biklen, (t.th). Quality Research for

education: An Introduction toTheory and Methods, Boston:

Allyn and Bacon.

Page 153: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

135

Dakhalallah, Ayub. 2015. al-Tarbiyah wa Musykilat al-Mujtama’ fi

‘Ashr li al-Aulamah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Rahim, Abu Muhammad. 2009. At-Tasawuf al-ladzi Nuriduhu.

Kairo: Maktabah Umul-Qura.

3. Jurnal

Jurnal Paradigma Volume 2, Nomor 1, November 2015: Issn 2406-

9787 Diakses Pada Tanggal 06 April 2016 Pukul. 19.00 Wib

Iskarim, Mochamad. Edukasi Islamika, Volume 1, Nomor 1, 2016: P-

Issn 2548-723x; E-Issn: 2548-5822. Diakses pada tanggal 21

Februari 2018 Pukul 14.00 WIB.

Putra, Andi Eka. 2013. Tasawuf Sebagai Terapi Atas Problem

Spiritual Masyarkat Modern, Al-Adyan, Volume VIII, Nomor

1. Diakses pada tanggal; 21 Februari 2018 Pukul 14.00 WIB.

Page 154: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

136

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA TESIS UIN JAKARTA

1. Sejarah lahir dan perkembangan Pondok Pesantren Sirnarasa

kapan?

2. Apa yang melatarbelakangi didirikannya pesantren?

3. Biografi Abah Gaos / Aos (masa kecil, muda, dan tua)?

4. Pendidikan formal, non formal dan organisasi Abah Gaos?

5. Sejak kapan Abah GGaos memimpin pesantren dan

mengembangakan TQN di Pon-Pes?

6. Seberapa besar kontribusi Abah Gaos terhadap kemajuan

pendidikan Pon-Pes dan masyarakat?

7. Bagaimana pesan pendidikan berbasis tasawuf di Pon-Pes?

8. Letak geografisnya Pondok Pesantren Sirnarasa?

9. Struktur organisasi Pon-Pes Sirnarasa?

10. Sistem Pembelajaran Pesantren?

11. Kondisi Kiai, Ustadz, dan Santri? (Akhlak, bergaul, dll)

12. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren?

13. Sumber Dana Pon-Pes?

14. Implementasi Pendidikan Tarekat di Sirnarasa?

15. Metodologi Pendidikan Tarekat Sirnarasa?

16. Apa fokus dan inti dari ajaran tasawuf berbasis tarekat Abah

Gaos?

17. Model Pendidikan Tarekat Sirnarasa?

a. Tasalsul/Transmisi keilmuan tarekat?

b. Kurikulum Pendidikan Tarekat?

c. Tujuan Pon-Pes Sirnarasa?

d. Pengembangan model Pon-Pes Sirnarasa seperti apa?

18. Karya Abah Gaos

a. Lembaga/Institusi?

b. Apakah ada cabang lain dari sirnarasa? Dalam bentuk

apa?

c. Tulisan/Karya?

d. Pemikiran/Pandangan Politik?.

e. Latar Belakang tiga (3) kitab Abah Gaos?

Page 155: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 137 -

f. Sejak kapan ditulis dan kapan selesai penulisan 3 karya

tersebut?

g. Tujuan karya (3) kitab tersebut?

19. Apa perbedaan sirnarasa dan suryalaya?

20. Apa perbedaan karya Abah Anom dan Abah Gaos? (dalam

bentuk isi, penulisan, referensi)

21. Siapa guru Abah Gaos?

22. Photo aktifitas warga, santri, dll (on the spot)

Photo, aktifitas warga dan santi ada lembaran setelahnya.

Peneliti Sekretaris Abah Gaos

Ttd Ttd

Ahmad Muchtar Ust. Ai Abdul Jabbar

Ahmad Muchtar kepada Ust Ayi Abdul Jabbar

(Sekretaris Karya Abah Anom dan ikut Abah Gaos tatkala Abah

Anom meniggal, dan sekarang sekretaris Abah Gaos KH. Irfan Zidni

dan KH. Budi Rahman Hakim)

A. Tanya: Sejarah lahir dan perkembangan Pondok

PesantrenSirnarasa kapan?

Jawab: Sirnarasa berdiri pada tanggal 1 September 1968, saat

Pangersa Abah Gaos mulai mukim di kampung halaman di Ciceuri

Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Dulu namanya Pesantren al-Ishlah. Sejak tanggal 1 Januari 1980

namanya berganti menjadi Pesantren Sirnarasa saat dikukuhkan

namanya oleh Pangersa Abah Anom Suryalaya.

B. Tanya: Apa yang melatarbelakangi didirikannya pesantren?

Jawab: Pesantren didirikan karena saat itu kondisi Kampung Ciceuri

masih dalam kondisi yang perlu perbaikan akhlak. Berbagai tabiat

Page 156: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 138 -

buruk masih banyak yang melingkupi masyarakat. Ajengan Gaos

muda yang baru selesai dari pesantren tertantang untuk membenahi

akhlak masyarakat selain cita-citanya sejak muda ingin mendirikan

lembaga pesantren.

C. Tanya: Biografi Abah Gaos / Aos (masa kecil, muda, dan tua)?

Jawab: Abah Gaos sejak dari masa pesantren dikenal cemerlang dan

berprestasi serta banyak diberi kelebihan yang luar biasa dan

senantiasa menjadi yang terdepan di pesantren yang disinggahinya

untuk belajar. Beliau belajar pertama kali di Pesantren Gempalan

masih di wilayah Panjalu, kemudian di Pesantren Cintawana

Singaparna Tasikmalaya selanjutnya di Pesantren Cijantung Ciamis

untuk mendalami Qiroat.

D. Tanya: pendidikan formal, non formal dan organisasi Abah

Gaos?

Jawab: Pendidikan formal Pangersa Abah Gaos hanya sampai SR.

Namun karena ketekunannya mendalami keilmuan akhirnya beliau

senantiasa mampu menjawab pertanyaan bahkan sekelas guru besar

sehingga banyak diantara guru besar tersebut bertabarruk kepada

Pangersa AbahGaos dan ada di antaranya menjadi wakil talqin.

E. Tanya: Sejak kapan Abah GGaos memimpin pesantren dan

mengembangakan TQN di Pon-Pes?

Jawab: Abah Gaos memimpin pesantren sejak tahun 1968. Adapun

mengembangkan TQN dimulai sejak tahun 1972, empat tahun

setelah Abah Gaos berguru kepada Pangersa Abah Anom Suryalaya.

F. Tanya: Seberapa besar kontribusi Abah Gaos terhadap kemajuan

pendidikan Pon-Pes dan masyarakat?

Jawab: Hampir 90% kemajuan Pesantren Sirnarasa saat ini adalah

peran langsung Abah Gaos.

G. Tanya: bagaimana pesan pendidikan berbasis tasawuf di Pon-Pes?

Jawab: Abah senantiasa membina para santri agar menjadi ahli dzikir

dengan jalan mengamalkan, mengamankan serta melestarikan ajaran

Page 157: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 139 -

TQN Suryalaya dan selalu mematrikan Tanbih Abah Sepuh sebagai

pedoman bagi para murid untuk bersikap agar langkah hidupnya

tidak bertentangan dengan aturan agama dan negara. Ciri murid yang

sukses adalah murid yang sudah bisa mengamalkan tanbih yang

tercermin dalam konsep 9 pilar peradaban dunia.

H. Tanya: Letak geografisnya Pondok Pesantren Sirnarasa?

Jawab: Pesantren Sirnarasa terletak di kaki gunung Syawal

Kabupaten Ciamis. Jarak dari ibukota provinsi adalah 111 km, jarak

dari ibukota kabupaten 35 km, jarak dari ibukota kecamatan 3,8 km,

jarak dari ibukota desa 1,11 km (ssebuah jarah yang hitunngannya

unik).

I. Tanya: Struktur organisasi Pon-Pes Sirnarasa?

Jawab: Struktur organisasi Pondok Pesantren Sirnarasa dipimpin oleh

Syeikh Abdul Ghouts Saifullah Maslul atau Abah Gaos. Beliau

sebagai pendiri sekaligus penasehat Yayasan Sirnarasa. Adapun

untuk beberapa lembaga lainnya seperti sekolah, pesantren dan

kampus diberikan kepada keluarga Abah Gaos seperti anaknya

bahkan menantunya untuk menjalankan roda atau kegiatan belajar

mengajar.

J. Tanya: Sistem Pembelajaran Pesantren?

Jawab: Pembelajaran di pesantren merupakan integrasi sistem

pendidikan tradisional dan modern.

K. Tanya: Kondisi Kiai, Ustadz, dan Santri? (Akhlak, bergaul, dll)

Jawab: Kondisi kiai, ustadz, dan santri sebagaiman di pesantren

lainnya, di pesantren sirnarasa menggunakan pedoman akhlak yang

berlandaskan tnabih Abah Sepuh.

L. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren?

Jawab: Sarana dan prasarana di pesantren cukup lengkap. Masjid

representative, madrasah digunakan sebagai proses belajar-mengajar,

ruang kelas yang banyak, studio radio, poliklinik, dapur umum, dan

lain-lain.

Page 158: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 140 -

M. Tanya: Sumber Dana Pon-Pes?

Jawab: Saat ini sumber dana pondok pesantren terbesar masih

berasal dari pribadi Pangersa Abah Gaos yang didukung oleh

beberapa aghnia yang selama ini bahu membahu dengan sukacita

turut membangun kelengkapan sarana prasarana yang ada di

sirnarasa.

N. Tanya: Implementasi Pendidikan Tarekat di Sirnarasa?

Jawab: Cara implementasi pendidikan tarekat di Sirnarasa untuk

membentuk manusia-manusia ahli dzikir yang senantiasa taat pada

aturan agama dan negara. Untuk menjadi seorang mu’min yang

mampu menjadi wasilah untuk peradaban dunia. Cageur Bageur

Lahir Bathin Ngeunah Nyawa Betah Jasad, menjadi sosok yang sehat

jasmani rohani berbudi utama jasmani sempurna.

O. Metodologi Pendidikan Tarekat Sirnarasa?

Jawab: Metodologinya adalah menggunakan metode Tarekat

Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalay yang

didirikan oleh Abah Sepuh pada 5 September 1905 kemudian

dilanjutkan oleh Abah Anom dari tahun 1956-2011 selanjutnya oleh

Abah Gaos dari tahun 2011 – hingga sekarang. Ajarannya adalah

dzikir jahar dan khofi, kemudian amaliyahnya adalah khotaman,

manaqiban.

P. Apa fokus dan inti dari ajaran tasawuf berbasis tarekat Abah

Gaos?

Jawab: Fokus dan inti ajaran tasawuf berbasis tarekat Abah GGaos

adalah Dzikir La Ilaha Illa Allah, baik dzikir jahr yang bersuara

dengan menggunakan lafadz tersebut atau dzikir khofi yang ditidak

bersuara/dilisankan dengan menggunaka lafadz Allahu Allah tanpa

nafas.

Q. Model Pendidikan Tarekat Sirnarasa?

1) Tasalsul/Transmisi keilmuan tarekat?

Pesantren Sirnarasa Kajembaran Rohmaniyah. Transmisi keilmuan

tarekat mengikuti gurunya yaitu Syeikh Muhammad Sohibul al-Wafa

Page 159: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 141 -

Tajul al-‘Arifin atau Abah Anom sampai kepada syeikh Abdul Qadir

al-Jaelani, serta Syeikh Bahauddin an-Naqsyabandi hingga

Rasulullah Saw.

2) Kurikulum Pendidikan Tarekat?

Kurikulum pendidikan tarekat Pondok Pesantren Sirnarasa yaitu

Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyah Suryalaya. Di samping

mengikuti kurikulum pemerintah yaitu perpaduan kementrian

pendidikan dan kebudayaan serta kementrian agama Republik

Indonesia serta kurikulum salaf. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan

dan diharapkan pesantren ini mampu mempertahankan nilai-nilai

lama serta memasukkan nilai-nilai baru yang lebih baik.

R. Tujuan Pon-Pes Sirnarasa?

Tujuan pondok pesantrren Sirnarasa ingin mencerdaskan kehidupan

bangsa dalam rangka melahirkan kader-kader dakwah yang

mempunyai karakter rahmatan lil ‘Alamin yang pada akhirnya bisa

menjadi agent of change dalam kejayaan agama dan negara serta

untuk peradaban dunia.

S. Pengembangan model Pon-Pes Sirnarasa seperti apa?

Jawab:Pengembangan Pesantren Sirnarasa dilakukan pula dengan

mendirikan pendidikan tinggi di Pesantren Sirnarasa. Berdirinya

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Sirnarasa bermula dari cita-cita

luhur Syekh Muhammad Abdul Gaos Saifullah Maslul sejak tahu

1990an. Melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pada tanggal

14 November 2013 M / 10 Muharrom 1435 H, STID Sirnarasa

diresmikan oleh Wakil Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin

Umar, MA dan Menteri BUMN kala itu, H. Dahlan Iskan.

Pengembangan model pondok pesantren Sirnarasa dilakukan pula

dengan adanya pesantren di daerah Tangerang Selatan yaitu Pondok

Pesantren Jagat Arsy. Pesantren ini pula mengajarkan ajaran-ajaran

tasawuf dengan praktik tarekat, dan tarekat yang digunakan yaitu

Thariqoh Qadiriyyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya. Namun,

pesantren ini mengikuti perkembangan zaman dengan adanya

program bahasa (Arab maupun Inggris) serta program lainnya.

Page 160: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 142 -

Mendirikan IPWL (Inabah II Putri Pesantren Sirnarasa) sebagai

penanggulangan krisis moral. Di tempat ini pula, mereka yang

merupakan korban NAPZA dan masalah sosialnya ditempatkan.

Tempat ini telah berkiprah sejak tahun 1980.

T. Karya Abah Gaos

1) Lembaga/Institusi?

Jawab: Pesantren Sirnarasa Kajembaran Rohmaniyah.

2) Apakah ada cabang lain dari sirnarasa? Dalam bentuk apa?

Jawab: Sirnarasa tidak mempunyai cabang namun mempunyai

perwakilan-perwakilan di dalam maupun di luar negeri dalam bentuk

madrasah atau majlis dzikir dengan nama madrasah misalanya

“Madrasah Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya

Sirnarasa- Jagat Arsy Tangerang Selatan.

3) Tulisan/Karya?

Jawab: Pangersa Abah GGaos juga seorang penulis aktif dan

produktif, beliau telah menulis 20 karya tulis berbentuk buku dan

kitab, yaitu: Saefullah Maslul Mnejawab Seri 1, Saefullah Maslul

Menjawab Seri 2, Lautan Tanpa Tepi, Bulan Hijriyyah Dalam

Dimensi Sufi, Cintaku Hanya Untukmu, Menyambut Pecinta

Kesucian Jiwa, Penyubur Benih Tauhid, Amaliyah Mursyid,

Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara, Majmu’atu Rasa>il; As-

Sunan al-Mardhiyah, Fadha>ilu al-Syuhur, dan lain-lain.

4) Pemikiran/Pandangan Politik?

Jawab: Pangersa Abah Gaos tidak berafiliasi dengan parpol manapun,

namun siapa saja yang sejalan dengan aturan agama dan negara maka

akan beliau dukung.

5) Latar Belakang tiga (3) kitab Abah Gaos?

Jawab: Latar belakang 3 kitab Abah Gaos yaitu as-Sunan al-

Mardhiyah fi Amaliyah al-Mursyidiyyah, al-Fath al-Jalil fi

‘ala>ma>ti al-Mursyid al-Kamil, serta al-Fikroh al-Jadidah fi Fadhail

as-Syuhur Annaha min Asmai allahi al-Husna serta as-Surjju al-

Page 161: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 143 -

Maysur li Miftahi as-Shudur.. Tiga kitab yang disebutkan di awal

tidak ditulisakn referensinya namun hasil wawancara dengan

beberapa wakil talqin menyebutkan seperti karangan atau karya

ulama terdahulu mengutip dari kitab-kitab tasawuf muktabarah

seperti Ihya ulumiddin, ar-Risalah al-Qusyairyah, dan lain

sebagainya. Untuk kitab as-Syarh al-Maisur telah dijelaskan secara

gamblang referensi dan rujukan kitab tersebut.

6) Sejak kapan ditulis dan kapan selesai penulisan 3 karya

tersebut?

Jawab: Kitab as-Sunan al-Mardhiyah fi Amaliyyah al-Murysid al-

Kamil yang di dalamnya berisi kebiasaan-kebiasaan yang biasa

dilakukan oleh syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin QS

(Pangersa Abah Anom) berisi uraian mendalam tentang amaliyah-

amaliyah yang dilakukan oleh Pangersa Abah Anom.Isi dalam kitab

tersebut, bukan saja dijalankan oleh Pnagersa Abah Anom namun

juga dijalankan sepenuhnya oleh penerusnya yaitu Pangersa Abah

Aos. (2018:253)

Kitab al-Fikrotul al-Jadidah berisi uraian-uraian yang mengkaitkan

nama-nama bulan hijriyah dengan keagungan nama-nama Allah

dalam asmaul husna. Dengan mempelajari serta mengkaji kitab

tersebut, akan semakin terbuka pemahaman seseorang untuk

membentuk jiwa manusia memahami bahwa bulan-bulan yang Allah

anugerahkan kepada makhluknya akan memberi manfaaat yang besar

dan akan menjadikan manusia yang memahaminya semakin bisa

taqarrub Ilalloh. (2018:254)

Kitab al-Fath al-jalil isinya tentang tanda-tanda akhlak Mursyid

Kamil Mukammil, baik akhlak kepada manusia lebih-lebih akhlak

kepada Allah. Dengan mempelajari dan mengkaji kitab ini, seorang

ikhwan atau siapa saja akan memahami agungnya para Masyayikh

TQN PP. Suryalaya karena mereka senantiasa berakhlak dengan

akhlaknya Allah. Tidak mengherankan pada akhirnya mereka

diagungkan oleh Allah dan terus menerus mencapai derajat yang

agung. (2018: 255)

Page 162: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 144 -

Kitab as-Syarhu al-Maysur Li Miftahi as-Shudur li Irsyadi ar-Ruhi al-

Maghrur berisi tentang esensi, nilai positi dan negati bagi seorang

salik. Di samping itu dalam kitab ini mengajarkan etika zikir, talqin

serta perjanjian dalam bentuk tarekat. Lalu, etika transmisi sanad

kepada baginda Rasulullah Saw (Anwar, 2013:3)

7) Tujuan karya (3) kitab tersebut?

Jawab: Tujuan 3 karya tersebut ialah untuk melanjutkan

pengembangan keilmuan baik secara lisan maupun tulisan melalui

murid-muridnya. Hal ini merupakan bentuk regenerasi keilmuan

secara teori maupun praktik. Dengan demikian, Islam akan semakin

maju, berkembang, dinamis, dan terbuka untuk siapa saja, dimana

saja, kapan saja dan pelbagai latar belakang seseorang.

U. Apa perbedaan sirnarasa dan suryalaya?

Jawab: Secara ajaran dan ilmu thoriqoh tidak ada perbedaan yang

signifikan. Karena Abah Gaos merupakan murid Abah Anom.

Namun, dari segi lokasi berbeda antara keduanya dan jaraknya tidak

jauh antara pondok pesantren suryalaya dengan pondok pesantren

sirnarasa. Di samping itu, kehadiran sirnarasa untuk

mengembangkan, membuka ajaran gurunya yaitu Abah Anom kepada

semua orang.

V. Apa perbedaan karya Abah Anom dan Abah Gaos? (dalam bentuk

isi, penulisan, referensi)

Jawab: Perbedaan karya Abah Gaos dan Abah Anom tidak ada.

Namun Abah Gaos mengembangkan tulisan atau karya Abah Anom

melalui karya-karya yang telah disebutkan. Di samping itu,

pengembangan karya tersebut juga diteruskan oleh muridnya Abah

Gaos yaitu KH. Irfan Zidni melalui beberapa karyanya.

W. Siapa silsilah Abah Gaos?

Jawab: Selain memiliki silsilah dari gurunya, Abah Gaos memiliki

silsilah baik dari bapak ataupun ibu yang sampai kepada Rasulullah

Saw. berikut ini dijelaskan nasab keduanya:

Page 163: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 145 -

a. Silsilah Abah Gaos dari pihak Bapak

1) Sayyidah Fatimah binti Rasulullah Saw dan Sayyidina

Ali bin Abi Thalib RA.

2) Sayyid Hasan as-Sibthi RA.

3) Sayyid Hasan al-Mutsanna

4) Sayyid Abdillah Al-Mahdi

5) Sayyid Musa al-Jun RA

6) Sayyid Abdillah RA

7) Sayyid Musa RA

8) Sayyid Dawud RA

9) Sayyid Muhammad RA

10) Sayyid Yahya Az-Zahid RA

11) Sayyid Abdillah RA

12) Sayyid Abi Sholeh Musa Janaki Dosti RA

13) Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani QS

14) Syeikh Yahya RA

15) Syeikh Ali Maulawi RA

16) Syeikh Musa al-Khudri RA

17) Syeikh Hasan Abdullah RA

18) Syeikh Fathul Wahhab RA

19) Syeikh Muhammad Yahya

20) Syeikh Fahrur Zarkasyi RA

21) Syeikh Abdul Malik RA

22) Syeikh Muhammad Busthomi RA

23) Sayyid Abdul Hasan RA

24) Sasyyid Izzul Mukarrom RA

25) Sayyid Ahmad Abdul Karim

26) Sayyid Syamsul Bahri RA

27) Sayyid Ahmad Abdul Jabbar

28) Uyut Kawis RA

29) KH. Abdul Ghani RA

30) KH. Hasan Bakri RA

31) KH. Muhammad Ibrohim RA

32) Syeikh Muhammad Abdul GGaos Saefullah Maslull

QS

Page 164: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 146 -

b. Silsilah Abah Gaos dari pihak Ibu

1) Sayyidah Ummi Kulssum binti Rasulullah Saw +

Sayyidina Ustman bin Affan RA

2) Sayyid Ibrahim RA

3) Sayyid Musa al-Fatawi RA

4) Sayyid Ismail RA

5) Sayyid Nur Muhammad Abdul Afwa RA

6) Sayyid Ibrohim RA

7) Sayyid Hasan Ghifari RA

8) Sayyid Abdullloh Maslul RA

9) Sayyid Abdul Hakim RA

10) Sayyid Musthofa Al-Akhyar RA

11) Sayyid Abdul Abdil Karim RA

12) Sayyid Muhammad Sa’roni

13) Sayyid Ibrohim Yahya RA

14) Sayyid Abu Bakr Atsqolani RA

15) Sayyid Hasan Mufadhol RA

16) Sayyid Hasbi As-Shiddiqi RA

17) Sayyid Abdul Wafa RA

18) Sayyid Fathurrohman RA

19) Sayyid Aziz Mubarok RA

20) Sayyid Sirudin RA

21) Syeikh Muhammad Kahfi RA

22) KH. Muhammad Qozwini RA

23) Hj. Siti Muslihat RA

24) Syeikh Muhammad Abdul GGaos Saefulloh Maslul

Qs.

23. Wakil talqin Abah Gaos?

1) KH. Muhammad Soleh Mukhtar Hujjatul Arifin (Jakarta)

2) KH. Musthofa al-Maduri (Sampang)

3) KH. Drs. Masqi Fayumi, MM (Tangerang)

4) KH. Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA (Pamulang)

5) KH. Dr. Jujun Junaedi, M>.Ag. (Cileunyi)

6) KH. Drs. Ubaidillah (Semarang)

7) KH. Dadang Muyawan, M.Kom.I (Ciamis)

Page 165: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 147 -

8) KH. As’ad Balkhi (Palembang)

9) KH. Ali Asyiq Masruri (Bekasi Utara)

10) KH. Ayi Burhanuddin (Sukabumi)

11) KH. Prof. Dr. Nasruddin Umar, MA (Jakarta)

12) KH. Abdullah Munif (Pasuruan)

13) KH. Iqro Abdurrouf (Lampung Tengah)

14) KH. Muhammad Hasan bin Alie Qodir (Bangkalan)

15) KH. Irfan Zidny, MA. (Jakarta)

16) KH. Muhammad Syafi’i Abror (Purbalingga)

17) KH. Moch. Syamsul Bahri (Pasuruan)

18) KH. Moch. Rofiqul Khoiri (Malang)

19) KH. Ahmad Anshory (Malaysia/alm)

20) KH. Ahmad Jalaluddin (Cilacap)

21) KH. Saifuddin Hamzah (Banjarnegara)

22) KH. Asep Saefuddin (Tasikmalaya)

23) KH. Dede Khoer Affandi (Banjar)

24) KH. Jajang Arum (Tasikmalaya)

25) KH. Adnan Sya’roni Dahlan (Serang)

26) KH. Dr. Akbar Mardani (Ciomas)

27) KH. Dr. Reda Manthovani, SH., LLM. (Jakarta)

28) KH. Dr. Hasan Mud’is al-Mabrur, M.Ag.

29) KH. Dr. Yusuf Uar, M.Ag. (Cirebon)

30) KH. Sahid Arifin (Majalengka)

31) KH. R.H. Sutisna Thohir (Purwakarta)

32) KH. Hasanuddin al-Ma’mun Asy-Syarif (Sukabumi)

33) KH. Dr. (HC) Ary Gynanjar Agustian (Depok)

34) KH. Ediadi (Sumedang)

35) KH>. Ozan Faoza, M.Pd. (Subang)

36) KH. Andi Salim (Majalengka)

37) KH. Syamsuddin Hasan (Ciamis)

38) KH. Saefullah (Probolinggo)

39) KH. Irdwan Siddiq (Garut)

40) KH. Maman Badruzzaman (Tasikmalaya)

41) KH. Satori (Tegal)

42) KH. Nasori (Tegal)

43) KH. Ahmad Nashirin (Pemalang)

Page 166: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 148 -

44) KH. Mahya (Jeddah)

45) KH. Oban Sobani, M.Si. (Kuningan)

46) KH. Khairil Anwar Mursyid (Malaysia)

47) KH. Masruri Kholil (Banjarnegara)

48) KH. M. Sugih Burhanuddin (Kerawang)

49) KH. Endang Zainal Arifin (Ciamis)

50) KH. Soleh al-Medani (Medan)

51) KH. Abdus Syakur (Brebes)

52) KH. Afifiddin Masroh (Wonosobo)

53) KH. Abdul Manan an-Nasr, MM. (Serang)

54) KH. Didin Sholehuddin, M.Kom.I (Ciamis)

55) KH. Maman Badrujjaman (Majalengka)

56) KH. Fajar Utama (Sukabumi)

57) KH. Luqman Hakim as-Shiddiq (Bandung)

58) KH. Nur Fahim Fahman Nabiyyin (Surabaya)

59) KH. Zainal Muttaqin (Tasikmalaya)

60) KH. Soleh Kusniawan (Bandung)

61) KH. Muhammad Yusuf Kunto Pujasmedi (Lampung

Utara)

62) KH. Ismail Rasyid al-Mathrudi (Bekasi)

63) KH. Drs. Rodlin,SH (Palangkaraya)

64) KH. Syahrul (Polewali Mandar/alm)

65) KH. Zaenuddin (Cianjur)

66) KH. Abdul Rosyid (Indramayu)

67) KH. Moh. Kamil Abd. Hamid (Jambi)

68) KH. Moh. Maksum Tarmidzi, (Bondowoso)

69) KH. Aiptu M. Sana Krisdiana (Indramayu)

70) KH. Abdul Hamid (Jakarta/alm)

71) KH. Azzurumi (Tangerang/alm)

72) KH. Dr. Wawan Gunawan, MM>. (Bekasi Timur)

73) KH. Oo Ridwanullah (Cilacap)

74) KH. Imam Syarqowi (Palembang)

75) KH. AKP>. Imam Sutiyono (Purbalingga)

76) KH. Imam Ja’far Siddiq (Banyumas)

77) KH. Edy Saputra, MM (Sumatera Utara)

78) KH. Zulfakar Babuddin (Bekasi)

Page 167: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 149 -

79) KH. Dr. Dudu Duswara (Jakarta)

80) KH. Kemas Abdul Hai (Jambi)

81) KH. Jauhar Harun (Cirebon)

82) Brigjen TNI Hendra Heri Sutaryo (Sumedang)

83) KH. Syarifudin Hamim (Jakarta)

84) KH. Syuaib Saefullah (Jember)

85) KH. Prof. Dr. Maksum Mukhtar, MA (Cirebon)

86) KH. Anjas Hidayatullah (Palembang)

87) KH>. Dr. Ahmad Rusydi Wahab, MA (Jakarta)

88) KH. Prof. Dr. Subandi Nur Muhammad, MA

(Yogyakarta)

89) KH. Drs. Wasdi Ijuddi, M.Si. (Ciamis)

90) KH. Muh. Amiruddin (Brebes)

91) KH. Hasan Yulianto (Pati)

92) KH. Prof. Dr. Manarul Hidayat (Jakarta)

93) KH. Abdullah Supriyadi (Semarang)

94) KH. Munawir al-Mauud (Cirebon)

95) KH. Drs. Munadi, MM (Tasikmalaya)

96) KH. Dr. Budi Rahman Hakim (Tangsel)

97) KH. Dr. Dachyar (Jakarta)

98) KH. Prof. Dr. Syukriadi Syambas (Bandung)

99) KH. Ir Andi M. Ilyas (Sulawesi Barat)

100) KH. Sambas M Nashir (Ciamis)

101) Sayyid Nabil Musthofa Baaz (Saudi Arabia)

102) KH. Abdul Halim (Cirebon)

103) KH. M. Ichsan Amin al-Makhfy (Jambi)

104) KH. Aji Abdul Aziz (Ciamis)

105) KH. Atep Abdul Kholiq (Sukabumi)

106) KH. Mahmud Johnson Al-Maghribi (Tangerang)

107) KH. Zulfan Efendi Harahap (USA)

108) KH. Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi, MA (Bandung)

109) Kh. Syamsul Arifin M.Pd.I (Tegal)

110) KH. Abdul Aziz (Cirebon)

111) Prof. Heddy Shri Ahimsa Putra, MA., M.Phil., Ph.D

112) KH. Imam Suhadi (Lampung)

113) KH. Bahruddin Mustaqim (Kediri)

Page 168: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

- 150 -

114) KH>. Hari Sunandar Sunarya (Bandung)

115) KH>. Dahlan Iskan (Surabaya)

116) KH. Prof. Dr. Mahmud, M.Si (Bandung)

117) KH. Labib Shofiq Suhaimi (Brebes)

118) KH. Yatimin

119) KH. Ilyas Sukmarasa (Pekanbaru)

120) KH. Imam Muchlasin (Banyuwangi)

121) KH. Ahmad Zainuddin (Mamuju)

122) KH. Adnan Sita (Polewali Mandar)

123) KH. Imam Ghazali (Mamuju)

124) Prof. Dr. Hassan Azzahir (Maroko)

125) KH. Toto Ahmad Tohari (Tasikmalaya)

126) Brigjen TNI Dr. Afifuddin (jakarta)

127) KH. Anang Asy’ari (Surabaya)

128) KH>. Edi Sutisna Rasa (Tangerang)

129) KH. Dr. (HC) Ahmad Heryawan, M>.Si

130) Syeikh Dr. Aziz al-Kubaithi al-Idrisi, Ph.D. (Maroko)

131) KH. Ali Mustamil (Bandung)

132) KH. Muhammad Aang Rahmat Setia Rasa (Bandung)

133) KH. Andi Gholib (Adz-Zikra), dan lain-lain.

X. Photo aktifitas warga, santri, dll (on the spot)

Jawab: Photo, aktifitas warga dan santi ada lembaran setelahnya.

Page 169: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

151

Lampiran 2

PENELITIAN AHMAD MUCHTAR NASEH

PHOTO PESANTREN SIRNARASA

Gapura

Pondok Pesantren Sirnarasa, Cisirri, Jawa Barat

Bendera di Seluruh Dunia

Lukisan Photo Abah Gaos, Abah Anom, dan Abah Sepuh

Page 170: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

152

Lukisan Abah Gaos bersama para Mursyid / Gurunya di pelbagai tempat

Pintu Masuk Ke Gubuk Abah Gaos

Daftar/List Wawancara terhadap Ustadz Ai atau yang mengurusi buku

atau karya Abah Gaos. Namun, karya Abah ditulis sekarang di cek,

susun atau diperbaiki oleh KH. Irfan Zidni, MA dan KH. Budi Rahman

Hakim

Page 171: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

153

Lukisan Abah Anom bersama Abah Gaos ketika masih muda

Lukisan silsilah TQN Suryalaya

Page 172: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

154

Photo Peneliti

Photo Peneliti di ruang tamu diatas rumah Abah Gaos

Photo Peneliti

Page 173: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

155

Photo Lukisan

Page 174: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

156

Tempat Duduk Abah Gaos ketika menerima tamu dari pelbagai kalangan,

tempat dan pangkat.

Photo Abah Gaos bersama Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Abbas al-

Maliki al-Hasani al-Makki

Photo Pelataran Pesantren dan masjid Pondok Pesantren Sirnarasa

Page 175: PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46753... · 2019-08-19 · PENDIDIKAN TAREKAT ABAH GAOS (Studi Pemikiran dan Karya Abah Gaos) Tesis

157

Photo Abah Gaos bersama Habib Lutfi dan Ulama International

Photo Abah Gaos bersama Prof. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin