PEMBIAYAAN SYUKUR BTN iB DALAM AKAD MUDHARABAH...
-
Upload
nguyenkhue -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of PEMBIAYAAN SYUKUR BTN iB DALAM AKAD MUDHARABAH...
PEMBIAYAAN SYUKUR BTN iB
DALAM AKAD MUDHARABAH YANG BERMASALAH
DI BTN SYARIAH SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam
Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
ITA ISMAWATI
NIM : 092503027
PROGRAM D ΙΙΙ PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG
2012 / 2013
ii
iii
iv
MOTTO
….. …..
... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran….
(QS. Al-Maidah: 2)
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk:
1. Allah SWT. Yang telah memberikan banyak kenikmatan dan kemudahan bagi
penulis dalam menyelesaikan TA ini.
2. Ayah dan Ibu dengan kasih sayang yang tulus dan pengorbanan yang
diberikan agar saya bisa menuntut ilmu setinggi mungkin.
3. Kakak dan adik saya yang selalu mendukung.
4. Kepada Ibu Maria Anna yang dengan tulus ikhlas memberikan waktu luang
dan ilmunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan TA ini.
5. Kepada bapak dan ibu dosen yang selama ini dengan ikhlas mendidik serta
memberikan ilmu tentang dunia ekonomi,khususnya perbankan syariah.
6. Karyawan BTN Syariah yang telah membantu memberikan informasi kepada
penulis.
7. Untuk teman saya Anis dan kak Aluh yang selalu menemani saat snang
maupun susah.
8. Tak lupa saya ucapan terima Kasih kepada teman – temanku semua.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa tugas
akhir ini berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan.Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran – pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang,14 Mei 2012
Deklarator
ItaIsmawati
NIM. 092503027
vii
ABSTRAK
Bank adalah lembaga keuangan yang didalamnya melaksanakan dua jenis
kegiatan, yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana
tersebut kepada masyarakat.
Dalam bentuk penghimpunan dana maupun pembiayaan yang digunakan
dalam rangka mengatasi kemiskinan.
Sebelum pembiayaan dilakukan, maka perlu adanya perencanaan dimana analisis
yang diperlukan agar dalam penyaluran pembiayaan dapat diberikan dan tidak
terjadi kemacetan saat mengangsur.
Hal ini dapat dilakukan melalui pengendalian mutlak yang dilaksanakan
untuk menghindari terjadinya pembiayaan yang bermasalah dan
penyelesaiannya.Pembiayaan yang bermasalah adalah pembiayaan yang tidak
lancar yang diberikan pihak bank kepada nasabah saat jatuh tempo.
Adapun faktor dan penanganan dalam pembiayaan syukur BTN iB dalam
akad mudharabah yang bermasalah di BTN Syariah semarang adalah:
A. Faktor yang mempengaruhi pembiayaan syukur BTN iB dalam akad
mudharabah bermasalah adalah:
1. Analisa pembiayaan kurang tepat
2. Nasabah tidak sungguh – sungguh dalam menjalankan usahanya
3. Penurunan pendapatan
B. Penanganan dalam pembiayaan syukur BTN IB dalam akad mudharabah
yaitu:
1. Langkah Administrasi:
a. Peringatan pada nasabah bahwa sudah jatuh tempo
b. Apabila diabaikan pihak bank akan melakukan panggilan kepada
nasabah
c. Apabila masih diabaikan juga, maka pihak bank akan mengunjungi
langsung kerumah nasabah.
2.pendekatan persuasif
Dilakukan apabila ketiga langkah di atas tidak dapat diatasi, maka
dilakukan dengan cara pengambilalihan jaminan oleh pihak Bank.
Apabila langkah awal tidak dilakukan melalui kunjungan pada
nasabah dan menghasilkan keputusan dan penyelamatan pembiayaan,
maka pihak BTN Syari’ah Semarang akan melakukan penanganan sebagai
berikut:
1. Rescheduling (penjadwalan ulang)
2. Reconditioning (persyaratan ulang)
3. Restructuring (penataan ulang)
4. Liquidation (penjualan barang-barang yang dijadikan agunan)
Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan
Tugas Akhir (TA) ini adalah jenis penelitian lapangan (field research)
yang dilakukan di TBN Syari’ah Semarang.Untuk menggali data-data
yang relevan atau sumber data (primer maupun sekunder) penulis
melakukan pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan segala
nikmat serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan PKL (magang) dan Tugas Akhir
(TA) dapat penulis selesaikan dengan baik.Semoga Allah tetap memberi rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua.Amin
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu melaksanakan PKL dan pembuatan TA ini.
Ucapan terimakasih ini disampaikan kepada:
1. Prof Dr.HMuhibin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dr. Imam Yahya M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Maria Ana Muryani,SH. MH selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaga, pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam pembuatan TA ini
4. Karyawan-karyawan BTN Syariah Semarang yang telah membantu dan
memberikan sedikit ilmunya
5. Kepada keluarga tercinta dan orang yang aku sayangi.Terimakasih atas
dukungannya dan motivasinya.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhirnya semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun umum.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5
1.5 Metode Penelitian ................................................................ 6
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................... 8
BAB IIGAMBARAN UMUM BTN SYARI’AHSEMARANG
2.1 Sejarah Berdirinya BTN Syari’ah ....................................... 9
2.2 Visi dan Misi ....................................................................... 10
2.3 Struktur Organisasi .............................................................. 10
2.4 Kerjasama Kegiatan............................................................. 12
2.5 Produk – Produk BTN Syari’ah .......................................... 12
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Mudharabah ...................................................... 18
3.2 Landasan Hukum Mudharabah ........................................... 32
3.3 Rukun Mudharabah............................................................. 20
x
3.4 Jenis – Jenis Mudharabah ................................................... 21
3.5 Manfaat Mudharabah dan Resiko Mudharabah ................. 22
3.6 Tujuan Pembiayaan ............................................................. 23
3.7 Prosedur Pembiayaan Syukur BTN iB di BTN Syari’ah ... 24
3.8 Pengertian Pembiayaan dan Pembiayaan Bermasalah ........ 26
3.9 Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah .......................... 27
3.10 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
pembiayaan .......................................................................... 28
3.11 Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah.. 33
3.12 Penanganan Pembiayaan Syukur BTN iB dalam Akad
Mudharabah yang Bermasalah........................................... 35
3.13 Study Kasus Pembiayaan Syukur BTN iB dalam akad
mudharabah di BTN Syariah Semarang ............................. 38
3.14 Mencegah Terulang Pembiayaan Bermasalah ..................... 38
3.15 Analisis Penanganan BTN Syari’ah Terhadap
Pembiayaan Syukur BTN iB dalam Akad mudharabah
yang Bermasalah ................................................................. 39
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................. 43
4.2 Saran – Saran .......................................................................... 44
4.3 Penutup ................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini bank syari’ah di Indonesia sedang berkembang
signifikan. Semua itu bisa dilihat dengan banyaknya bank syari’ah yang
bermunculan. Satu perkembangan lain perbankan syariah di Indonesia
pascareformasi adalah diperkenankannya konversi cabang bank umum
konvensional menjadi cabang syariah1.
Dalam perkembangan bank syari’ah banyak pelaku bisnis yang
memilih bank syari’ah. Dimana kontribusi ekonomi bank syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh kemampuan bank
syari’ah yang secara efektif melakukan produksi maupun kemampuan
manajerial kelembagaan bank syari’ah.
Karakteristik perbankan syari’ah yang berorientasi berdasarkan prinsip
bagi hasil memberikan alternatif perbankan syari’ah yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai- nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam produksi dan menghindari spekulatif
dalam bertransaksi keuangan2.
Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financial
intermediary) yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana dari
1 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah dari Praktek ke Teori,Jakarta: Gema Insani
Press, Cet ke-1,hlm 2. 2www.Geogle, Perbankan syari’ah
1
2
masyarakat, diharapkan dengan dana dimaksud dapat memenuhi kehidupan
dana pembiayaan yang tidak disediakan oleh dua lembaga sebelumnya (swasta
dan negara)3.Dimana penghimpun dana tersebut terdapat produk simpanan
yaitu tabungan, deposito dan giro. Sedangkan penyaluran dananya berupa
pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), pembiayaan berdasarkan prinsip
jual beli (murabahah), serta pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa (ijaroh).
BTN SYARI’AH Semarang adalah salah satu bank yang melakukan
penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Produk pembiayaan yang disalurkan
kepada masyarakat yaitu pembiayaan syukur BTN iB.
Pembiayaan Syukur BTN iB adalah fasilitas pembiayaan yang
diperuntukkan sebagai modal kerja atau investasi bagi usaha dalam kategori
usaha mikro, kecil dan menengah yang berbentuk perorangan, badan usaha,
koperasi, kelompok usaha dan lembaga linkange4.Pembiayaan Syukur BTN iB
ini menggunakan akad mudharabah. Dimana sumber dana Syukur BTN iB ini
berasal sepenuhnya dari bank BTN Syari’ah dan keuntungannya berdasarkan
bagi hasil.
Pengertian mudharabah sendiri adalah akad kerja sama antara dua
pihak dimana pihak pertama (shahibulmaal) menyediakan seluruhnya (100%)
modal, sedangkan pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi
3 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia,2004.hlm 195
4 Brosur BTN SYARI’AH
3
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola maka pengelola bertanggungjawab atas kerugian
tersebut5.
Pembiayaan mudharabah yang dijalankan oleh bank syari’ah
merupakan suatu kontrak peluang investasi yang mengandung resiko yang
tinggi. Sebab model kontrak peluang investasi yang mengandung resiko yang
asymmetric information. Asimatrik informasi adalah kondisi yang
menunjukkan sebagian investor mempunyai informasi dan yang lainnya tidak
dimiliki. Munculnya asymmetric information ini dapat mempengaruhi besar
kecilnya pendapatan informasi yang dijalankan6.
Sehingga sebelum pembiayaan disalurkan, maka perlu adanya
perencanaan dimana dalam pembiayaan dibutuhkan analisis untuk mengetahui
kelayakan pembiayaan dan supaya tidak terjadi kemacetan saat mengangsur
pembiayaan yang telah diberikan oleh pihak bank, karena jika pembiayaan itu
mengalami masalah maka kerugian bagi pihak bank.
Oleh karena itu, harus ada penanganan pembiayaan yang dilakukan
yang dilaksanakan untuk menghindari pembiayaan bermasalah dan cara
menanganinya. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang terjadi
tunggakan saat mengangsur, sehingga dalam penyaluran pembiayaan harus
5Op.cit
6 Muhammad, Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis Syari’ah.Yogyakarta:BPFE,Cet.ke-
1, 2005,hlm107
4
didasarkan pada prinsip kehati – hatian dan dengan sistem pengendalian yang
baik7.
Dari paparan di atas inilah, penulis tertarik guna meneliti pembiayaan
Syukur BTN iB dengan akad mudharabah dengan judul “PEMBIAYAAN
SYUKUR BTN iB DALAM AKAD MUDHARABAH YANG
BERMASALAH DI BTN SYARI’AH SEMARANG“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diharapkan
pembahasan yang selanjutnya dapat dituangkan secara rinci mengenai hal –
hal yang berkaitan dengan operasional BTN Syari’ah Semarang ,dalam hal
pembiayaan Syukur BTN iB. Maka dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut:
1. Faktor –faktor penyebab Pembiayaan Syukur BTN iB dalam akad
mudharabah di BTN Syari’ah Semarang?
2. Bagaimanakah penanganan Pembiayaan Syukur BTN iB dalam akad
mudharabah yang bermasalah di BTN Syari’ah Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab Pembiayaan Syukur BTN iB
dalam akad mudharabah yang bermasalah di BTN Syari’ah Semarang.
7Malayu SP Hasibuan, Dasar – dasar Perbankan, Jakarta:PT Bumi Aksara, hlm 104-105
5
2. Untuk mengetahui penanganan Pembiayaan Syukur BTN iB dalam akad
mudharabah yang bermasalah di BTN Syari’ah Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tugas akhir ini untuk berbagai pihak, adalah sebagai
berikut:
a. Bagi penulis
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor penyebab
dan penanganan pembiayaan Syukur BTN iB dalam akad
mudharabah yang bermasalah di BTN Syari’ah Semarang
b. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya dalam ilmu Perbankan Syari’ah.
b. Bagi BTN
a. Sebagai bahan evaluasi dalam upaya pengembangan produk yang
lebih baik lagi.
b. Dapat memperkenalkan eksistensi BTN dimasyarakat luas serta dapat
digunakan sebagai masukan.
c. Bagi IAIN
Sebagai tambahan referensi dan informasi, khususnya bagi akademisi
mengenai pembiayaan mudharabah.
d. Bagi Masyarakat
Sebagai wahana informasi bagi masyarakat tentang operasional BTN
Syari’ah, khususnya mengenai pembiayaan syukur BTN IB dalam akad
mudharabah.
6
E. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang jelas dalam penelitian ini, maka penulis akan
menggunakan identitas sebagai berikut
1. Jenis penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian lapangan yang
menggambarkan gejala sosial tertentu. Penelitian ini dilakukan di BTN
Syari’ah Semarang untuk menggali data yang relevan dan akurat.
2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama
baik individu atau perorangan.8Data dikumpulkan langsung melalui
wawancara atau interview dengan pegawai yang bersangkutan yang
ada di BTN Syari’ah Semarang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
pihak lain9.Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses
lebih lanjut. Data sekunder yang didapat berupa formulir, brosur, dan
modul tentang produk BTN Syari’ah.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
8 Husein Umar,Research Methods in Finance and Banking,Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama, Cetke-2, 2002, hlm 82 9ibid
7
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap objek penelitian10
.Yaitu dengan
mengamati kegiatan pembiayaan di BTN Syari’ah Semarang.
b. Wawancara
Adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya
dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
diwawancarai11
.Wawancara tersebut dapat dilakukan dengan
mewawancarai pegawai BTN Syariah Semarang tentang bagaimana
prosedur pembiayaan dan penanganan pembiayaan syukur BTN IB
yang bermasalah.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data relevan melalui arsip – arsip, catatan, brosur dan
sebagainya yang berhubungan dengan penelitian di BTN Syariah
Semarang.
4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu suatu metode penelitian bertujuan untuk memberikan
gambaran umum tentang subjek penelitian berdasarkan data dan variabel
yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti12
.Data – data yang
diperoleh kemudian penulis analisa dengan prosedur dan penanganan
pembiayaan dengan teori dan konsep yang ada.
10
Ibid,hlm 116 11
ibid 12
Saifiddin Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar 2001, hlm. 126
8
F. Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ( TA ) ini di bagi menjadi empat bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang pengambilan judul, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, kerangka teoritik,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM BTN SYARI’AH SEMARANG
Bab ini menguraikan mengenai sejarah singkat berdirinya, struktur
organisasi, produk- produk yang dimiliki, dan perkembangan BTN
Syari’ah Semarang.
BAB III PEMBIAYAAN SYUKUR BTN iB DALAM AKAD YANG
BERMASALAH DI BTN SYARIAH SEMARANG
Dalam bab ini menjelaskan tentang faktor- faktor penyebab dan
penanganan dalam pembiayaan syukur BTN iB dalam akad
mudharabah yang bermasalah di BTN Syari’ah Semarang.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran
LAMPIRAN
9
BAB II
GAMBARAN UMUM BTN SYARI’AHSEMARANG
2.1 Sejarah Berdirinya BTN Syari’ah
BTN Syari’ah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 dengan
pembukaan kantor cabang Syari’ah pertama di Jakarta karena BTN Syari’ah
ini masih menginduk bank BTN konvensional.BTN syari’ah merupakan
Strategic Business Unit (SBU) dari bank BTN yang menjalankan bisnis
dengan prinsip syari’ah.
Latar belakang dari didirikannya Bank BTN Syariah ini
adalahtingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan
syari’ah dan memperhatikan keunggulan prinsip perbankan syari’ah dalam
transaksi bisnis keuangan.Adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004.Sedangkan
tujuan didirikan BTN Syari’ah adalah:
1. Memperluas dan menjangkau segmen masyarakat yang menghendaki
produk perbankan syari’ah
2. Meningkatkan daya saing baik bank BTN dalam layanan jasa perbankan
3. Mempertahankan loyalitas nasabah bank BTN yang menghendaki
transaksi perbankan berdasarkan prinsip syariah1.
Bank BTN Syari’ah ini walaupun masih menginduk dengan BTN
Konvensional tapi cara kerja dari Bank BTN Syariah ini sudah
1 Profil BTN Syari’ah
10
menjalankannya sesuai dengan prinsip syari’ah karena adanya Dewan
Pengawas Syari’ah (DPS) dimana semua kerja dari BTN syari’ah dipantau2.
Dalam perkembangannya asset maupun jumlah nasabah khususnya
nasabah di BTN Syari’ah sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari mulai
usaha ini sampai sekarang.Asset yang diperoleh bank BTN semakin tahun
yang semakin bertambah.
2.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi :
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil dan menengah.
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
3. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati –
hatian dan good governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi BTN Syari’ah
2 Profil BTN Syari’ah
11
Keterangan
Branch Manager : Indro Aji
Consumer Deputi BM : - Abdul Dekon
- Fajar
Consumer Financing Unit : Ira Rosanty
Housing & Commercial Financing Unit : - Hadyan Helmi Irawah
- Bayu Dwi Sasongko
Consumer Funding : - Hadzid Sauhary
- Muklisin
- Naily Fissilmi
Accounting : - Yuane Setyo Palupi
- Aulia Zahra Munif
Collection & Workout Unit : Rizky
Transaction Processing
Clearing : Diasztyo Adi Saputra
Transaction Processing & IT : Gunawan Hari Murti
Financing Administrator : Maria Ulfa
Financing Dokumer : Merwanto
CS (Customer Service) : Maya Astuti
Teller : Imma Suci Triana
Erna Irawati
12
2.4 Kerjasama Kegiatan
BTN Syari’ah telah melakukan banyak kegiatan atau program selam
ini dan bekerjasama dengan instansi terkait seperti:
1. Kerjasama dengan kementerian Perumahan Rakyat berupa Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sesuai Kemenpera no.14 tahun
2004
2. Kerjasama dengan kementerian agama berupa:
a) Bank penerima setoran ONH
b) Sebagai LKS-PWU (Lembaga Keuangan Syari’ah- Penerima Wakaf
Uang)
3. Kerjasama dengan lembaga lainnya yang berupa:
a) Perum Perumnas
b) PT Jamkrindo
c) PT SMF
d) PT Permodalan BMT Ventura
e) YAYASAN Ponpes Darunnajah
f) Yayasan Pendidikan Islam Al- Azar
2.5 Produk – Produk BTN Syari’ah
BTN Syari’ah mempunyai dua produk yang ditawarkan, yaitu produk
dana dan produk pembiayaan3.
1. Produk Dana (Tabungan)
Pada produk dana (tabungan) ini memberikan pelayanan sebagai berikut:
3 Buku Agenda BTN Syari’ah 2011
13
a. Tabungan Batara iB
Adalah produk tabungan dengan akad titipan (wadi’ah),
sebagai media penyimpan dana untuk keperluan transaksi dan
pembayaran rutin serta keperluan – keperluan lainnya.Syarat
Pembukaan Rekening
1) Penabung dapat perorangan / lembaga
2) Melampirkan foto copy identitas diri untuk perorangan dan akta
pendirian, ijin usaha untuk lembaga
3) Penabungan pertama minimal Rp 50.000,-
4) Penabungan selanjutnya minimal Rp 10.000,-
b. Tabungan Investa Batara iB
Adalah produk penyimpanan dana berupa tabungan dengan
akad mudharabah, yang ditujukan untuk keperluan investasi, dan
bersifat fleksibel dalam jangka waktu penyimpanan dan
penarikannya.Bagi hasil diberikan setiap akhir bulan dan dihitung
berdasarkan saldo harian yang mengendap.
Persyaratanpembukaan rekening
1) Penabung perorangan / lembaga
2) Melampirkan foto copy identitas diri untuk perorangan dan akta
pendirian,ijin usaha untuk lembaga
3) Penabungan minimal Rp 100.000,-
4) Penabungan selanjutnya minimal Rp 50.000,-
14
c. Tabungan Baitullah Batara iB
Adalah produk tabungan Haji BTN Syari’ah,sebagai sarana
penyimpanan dana untuk biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) calon
jamaah haji4. Persyaratan pembukaan rekening
1) Perorangan WNI
2) Melampirkan foto copy identitas diri
3) Penabungan pertama minimal Rp 250.000,-
4) Penabungan lanjutan minimal Rp 100.000,-
d. Giro Batara iB
Adalah produk penyimpanan dana dengan akad titipan
(wadi’ah), yang diperuntukkan bagi nasabah perorangan maupun
perusahaan / lembaga, untuk menunjang kelancaran lalu lintas
pembayaran dengan perantara cek dan bilyet giro maupun media
perintah pembayar lainnya.Tata cara pembukaan
1) Nasabahperorangan
Syarat – Syaratnya:
a) Usia 18 tahun keatas atau sudah menikah
b) Melampirkan foto copy identitas diri
c) Penyetoran pertama minimal Rp 500.000,-
d) Tidak termasuk daftar hitam BI
e) Memiliki NPWP
4ibid
15
2) Nasabah lembaga
Syarat – Syaratnya:
a) Melampirkan foto copy akta pendirian perusahaan dan izin
usaha
b) Melampirkan surat kuasa untuk bertindak atas nama
perusahaan.
c) Penyetoran awal minimal Rp 1000.000,-
d) Tidak termasuk daftar hitam BI
e) Memiliki NPWP
2. Produk Pembiayaan
Pada produk pembiayaan di BTN Syari’ah terdiri dari:
a. KPR BTN iB
Adalah pembiayaan yang ditujukan bagi perorangan untuk
pembelian rumah,ruko,apartemen baik baru maupun lama.Akad yang
digunakan dalam pembiayaan ini adalah akad murabahah (jual beli),
dimana nasabah bebas memilih obyek KPR sesuai dengan kebutuhan
dan pertimbangan nasabah sendiri.Angsuran tetap sampai
lunas.Maksimal pembiayaan sebesar 90% untuk nasabah kolektif dan
80% nasabah non kolektif.Jangka waktu pembiayaan 10 tahun5.
b. KPR BTN INDESNYA iB
Adalah pembiayaan berdasarkan akad ishtishna (pesanan),
diperuntukkan bagi pemohon perorangan yang akan membeli rumah
5ibid
16
dari Bank, yang dibangun oleh pengembang sesuai pesanan dari
nasabah.Angsuran tetap sampai lunas.Maksimal pembiayaan sebesar
90% nasabah kolektif dan 80% non kolektif.Jangka waktu
pembiayaan maksimal 10 tahun.
c. SWAGRIYA BTN iB
Pembiayaan bagi pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Bank, untuk membiayai pembangunan atau renovasi
rumah, ruko, atau bangunan lainnya di atas tanah yang sudah dimiliki
oleh pemohon, baik untuk dipakai sendiri maupun untuk
disewakan.Akad yang digunakan adalah akad murabahah (jual beli).
d. MULTIGUNA BTN iB
Adalah pembiayaan berdasarkan akad murabahah (jual beli),
dalam rangka pembelian kendaraan bermotor bagi nasabah
perorangan.Angsuran tetap sampai lunas.Maksimal pembiayaan 90%
untuk nasabah kolektif dan 80% nasabah non kolektif.Jangka waktu
pembiayaan untuk mobil baru 5 tahun, mobil bekas tidak melebihi 7
tahun,untuk motor baru maksimal 4 tahun.
e. MODAL KERJA BTN iB
Pembiayaan dengan akad mudharabah, berupa penyediaan
dana oleh bank BTN untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha
nasabah, baik perorangan, perusahaan / lembaga, maupun
koperasi.Maksimal pembiayaan sebesar 100% dari kebutuhan modal
kerja.Jangka waktu pembiayaan maksimal 36 bulan.Nisbah bagi hasil
17
ditetapkan sesuai analisa usaha yang dilakukan bank dan disetujui
nasabah.
f. GADAI BTN iB
Pinjaman kepada nasabah berdasarkan prinsip qard yang
diberikan oleh bank kepada nasabahberdasarkan kesepakatan, yang
disertakan dengan surat gadai sebagai penyerahan Marhun (barang
jaminan) untuk jaminan pengembalian seluruhatau sebagian hutang
nasabah kepada bank6.Maksimal pembiayaan gadai yang dapat
diberikan adalah sebesar 80% dari nilai taksasi marhun tau ditentukan
sesuai dengan kondisi pasar. Minimal jangka waktufasilitas
pembiayaan gadai selama 10 hari kalender dan maksimal 120 hari
kalender pembiayaan harus sudah lunas7.
6ibid
7ibid
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah kontrak antara dua pihak dimana satu pihak yang
disebut rab al–maal (investor) mempercayakan uang kepada pihak kedua, yang
disebut mudharabah untuk tujuan menjalankan usaha dagang.Mudharib
menyumbangkan tenaga dan waktunya dan mengelola kongsi mereka sesuai
dengan syarat – syarat kontrak.Salah satu ciri utama dari kontrak ini adalah bahwa
keuntungan, akan dibagi antara investor dan mudharib berdasarkan proporsi yang
telah disepakati sebelumnya.Kerugian, jika ada akan ditanggung sendiri oleh si
investor1.
Mudharabah digunakan terutama sebagai suatu instrumen dagang yakni
jual beli jarak jauh (luar kota) ataupun perdagangan lokal (di kota
sendiri).Kalangan Mazhab Maliki dan Syafi’i menekankan bahwa mudharabah
adalah instrumen dagang murni. Mereka tidak dapat menerima suatu mudharabah
yang mempersyaratkan, misalnya suatu kegiatan pertukangan pada pihak agen
(mudharabah). Bagi mereka ketentuan semacam itu akan menjadi kontrak upahan
yang seluruhkeuntungan dan kerugian bagi investor, sementara si mudharib
berhak atas upah yang pantas bagi pekerjaannya2.
Dalam rangka untuk menjadi pilihan bagi para pelaku bisnis dalam
menjalankan usahanya yang kekurangan modal,maka bank syariah didirikan
1 Abdullah Saeed,PD,Menyoal Bank Syari’ah, Jakarta, Paramadina, 2004, hlm 77
2Ibid hlm 78
19
dalam rangka untuk menjadi pilihan bagi pelaku bisnis dengan mengeluarkan
produk pembiayaan mudharabah.Produk pembiayaan mudharabah adalah produk
bank syari’ah yang murni menggunakan mekanisme bagi hasil3.Salah satu bank
syari’ah yang mengeluarkan produk pembiayaan mudharabah adalah BTN
Syari’ah.BTN Syari’ah mengeluarkan pembiayaan mudharabah dalam produk
Syukur BTN IB. Dimana pembiayaan ini adalah pembiayaan diperuntukkan
sebagai modal kerja atau investasi bagi pelaku bisnis.
3.2Landasan Hukum Mudharabah
Adapun landasan Syari’ah yang mendasari pelaksanaan akad mudharabah
di BTN Syari’ah adalah sebagai berikut:
1. Al Qur’an
... ….
“ … dan dari orang-orang yang berjalan di bumi mencari sebagian karunia
Allah SWT…” (QS. Al- Muzammil: 20)4
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebarlah kamu dimuka bumi,
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak – banyak supaya
kamu beruntung”(QS.Al-Jumuah:10)5.
3Muhammas, KontruksiMudharabah dalam Bisnis Syari’ah, Yogyakarta: 2005, hlm 180
4 Al-Qur'an dan Terjemahan, Surat al-Muzzamil, ayat 20
5Ibid, Surat al-Jumu’ah ayat 10
20
2. Al Hadits
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Munthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak.Jika menyalahi peraturan
tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
tersebut.Disampaikan syarat – syarat tersebut kepada Rasulullah saw, dan
Rasulullah pun membolehkannya.” (HRThabrani)6
3.3Rukun Mudharabah
Untuk sah atau tidaknya pembiayaan dalam akad mudharabah harus
memenuhi rukun mudharabah, yaitu sebagai berikut:
1. Pemilik modal (shahibulmaal)
2. Pemilik usaha (mudharib)
3. Proyek/ usaha (amal)
4. Modal (ra’sulmaal)
5. Ijab qabul (sighat)
6. Nisbah bagi hasil7
6 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, cet. Ke-1, 2001, hlm. 96. 7SunartoZulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah,Jakarta: Zikrul Hakim,
2003, hlm 55
21
3.4 Jenis – Jenis Mudharabah
a. MudharabahMutlaqah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibulmaal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha,
waktu, dan daerah bisnis.
b. MudharabahMuqayyadah
Adalah kebalikan dari mudharabahmutlaqah.Si mudharib dibatasi
dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.Adanya pembatasan
ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibulmaal dalam
memasuki jenis usah8.
Jenis mudharabah yang digunakan di Bank syariah, tak kecuali
BTN Syari’ah dalam melakukan pembiayaan Syukur BTN iBdalam akad
mudharabahmutlaqah.Dimana bank memberikan kebebasan kepada
nasabah dalam menjalankan usahanya, waktu, dan daerah yang akan
dijalankannya.
Dalam pembiayaan mudharabah tidak disyaratkan adanya agunan,
namun mengingat dana yang digunakan oleh bank syari’ah berasal dari
dana masyarakat yang telah dititipkan pada bank syari’ah, maka sebagai
jaminan atas pembayaran kewajiban nasabah berdasarkan fasilitas
pembiayaan, maka bank dapat meminta jaminan kepada nasabah.
8 Muhammad Syafi’iAntonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,Jakarta: Gema
Insani,2001, hlm97
22
3.5 Manfaat Mudharabah dan Resiko Mudharabah
1) Manfaat mudharabah
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
usaha nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/ hasil
usaha bank sehingga tidak akan pernah mengalami negative spread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/ arus
kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang
benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan
yang konkret dan benar – benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
e. Prinsip bagi hasil dalam al mudharabah ini berbeda dengan prinsip
bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang
dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
2) Resiko mudharabah
Resiko yang terjadi dalam al-mudharabah, terutama pada
penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi.Diantaranya:
a. Slide streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti
yang disebut dalam kontrak.
b. lalai dan kesalahan yang disengaja
23
c. penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya
tidak jujur9.
SKEMA
Keter
angan:
1. bank dan nasabah melakukan perjanjian bagi hasil
2. bank memberikan modal (100%)untuk proyek/ usaha sedangkan nasabah
yang menjalankan usahanya dengan keahlian atau keterampilan yang
dimilikinya
3. pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan masing – masing.
4. Pengembalian modal.
3.6 Tujuan Pembiayaan
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi
dua hal sebagai berikut:
Ibid. hlm 97-98
24
1. Pembiayaan modal kerja,yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
a. Peningkatan produksi,baik secara kuantitatif,yaitu jumlah hasil
produksi,maupun kualitatif,yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil
produksi.
b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility dari suatu
barang.
2. Pembiayaan investasi,yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang – barang
modal (capital goods)serta fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
3.7 Prosedur Pembiayaan Syukur BTN iB di BTN Syari’ah
Prosedur yang biasanya dilalui nasabah untuk mengajukan
pembiayaan syukur adalah sebagai berikut10
:
a. Nasabah datang ke BTN Syari’ah
b. Customer service (CS) akan menanyakan keperluan nasabah
c. CS memberikan penjelasan persyaratan untuk pembiayaan syukur BTN
iB dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk perorangan fotokopi KTP,kartu keluarga,dan Surat Nikah
(bagi yang sudah menikah),perijinan usaha,NPWP, legalitas usaha
bila ada,catatan keuangan usaha.
2) Untuk badan usaha akta anggaran dasar sampai dengan akta
perubahan terakhir,perijinan usaha,NPWP,legalitas tempat usaha
bilaada,dan laporan keuangan terakhir minimal catatan keuangan
usaha.
10
Wawancara dengan Bpk Dekon bagian Manajerial di KCPS BTN Syari’ah Semarang.
25
d. Nasabah mengisi form pembiayaan.
e. CS mengecek persyaratan,jika ada yang kurang nasabah diminta untuk
melengkapinya.
f. Berkas yang masuk ke administrasi ke administrasi marketing diperiksa
kelengkapannya dan dilakukan pencatatan berkas masuk.
g. Tahap selanjutnya adalah survey lokasi usaha.
h. Selanjutnya pihak bank akan menganalisis berkas tersebut.
i. Jika pembiayaan sudah melalui proses tersebut dan pembiayaan disetujui
maka akan dikeluarkan surat persetujuan.
1. Prosedur pengikatan pembiayaan syukur
a. Nasabah membaca surat pemberitahuan persetujuan pembiayaan yang
berisi akad,ketentuan dan lain – lain.
b. Nasabah memberikan jaminan sesuai yang tercantum disurat
persetujuan.
c. Kemudian administrasi marketing akan mencatat dalam dokumen
jaminan.
d. Nasabah menandatangani nota pencairan.
e. Pihak bank akan membacakan akad yang berisi pasal – pasal terkait
dan disetujui oleh nasabah dengan menandatangani tiap
pasal.Selanjutnya pihak bank akan memberikan nota pemindahbukuan
kebagian pembukuan,setelah nota pemindahbukuan nasabah dapat
mencairkan pembiayaan tersebut ke teller.
26
2. Prosedur Pengeluaran Jaminan.
Jika pembiayaan telah lunas, maka tahap yang selanjutnya adalah
pengeluaran jaminan, yaitu:
a. Nasabah datake BTN Syari’ah
b. Jika pembiayaan sudah lunas,nasabah akan mendapatkan bukti
pelunasan
c. Nasabah menyerahkan tanda terima jaminan yang telah disetujui oleh
pihak bank dan menandatangani tanda terima tersebut.
d. Bank akan memberikan surat kuasa menjual jaminan kepada
nasabah,karena telah selesai.
e. Pihak bank akan menyerahkan kembali jaminan milik nasabah beserta
surat kuasa menjual11
.
3.8Pengertian Pembiayaan dan Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak –
pihak yang merupakan defisit unit12
.
Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak lancar yang
diberikan pihak bank kepada nasabah pada saat jatuh tempo.Pembiayaan
yang tidak lancar harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih
besar dapat dihindari13
.
11
wawancara dengan Bpk Dekon bagian Manajerial di KCPS BTN Syari’ah Semarang 12
Muhammad Syafi’i Antonio,op.cit.hlm 160 13
Malayu,SPHasibuan, Dasar – dasar Perbankan, Jakarta, Bumi Aksara,hlm 115
27
Pembiayaan bermasalah apabila belum lunas setelah jatuh tempo
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 270 atau 9
bulan
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan
dengan nilai yang wajar14
.
3.9 Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Penyebab pembiayaan bermasalah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor internal
1) Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut
2) Manajemen tidak baik atau kurang rapi
3) Laporan keuangan tidak jelas
4) Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan
5) Perencanaan yang kurang matang
b. Faktor eksternal
a. Aspek pasar kurang mendukung
b. Kemampuan daya beli masyarakat kurang
c. Kebijakan pemerintah
d. Pengaruh lain diluar usaha
e. Kenakalan peminjam15
14
Taswan, Manajemen Perbankan, Yogyakarta, UPPSTIMYKPN Yogyakarta, cet
Pertama, 2006.hlm184 15
Muhamad, Manajemen Bank Syari’ah, Op Cit hlm 267
28
Sedangkan di BTN Syari’ah faktor yang mempengaruhi
pembiayaan syukur BTN iB dalam akad mudarabah yang bermasalah
adalah:
a. Analisa pembiayaan yang kurang tepat
Yakni pihak bank saat melakukan analisis pembiayaan kurang tepat,
misalnya dalam memperhatikan 5C kurang sehingga dapat
menyebabkan pembiayaan bermasalah.
b. Nasabah tidak sungguh – sungguh dalam menjalankan usahanya.
Bahwa nasabah tidak menjalankan usahanya dengan sungguh-sungguh
tanpa merencanakan untuk lebih maju lagi.
c. Dan faktor yang paling banyak dipengaruhi di BTN Syariah,yaitu
penurunan pendapatan16
.
Pendapatan nasabah menurun,keadaan ini bisa terjadi oleh semua para
usaha.Faktor ini bisa disebabkan karena bencana alam,cuaca,kondisi
pasar yang kurang menentukan sehingga penurunan pendapatan bisa
terjadi kapan saja.
3.10Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pembiayaan
Prinsip dasar dalam penilaian nasabah merupakan prinsip pemberian
pembiayaan yang sudah klasik dikenal dengan 5C yaitu:
1. Character (watak) calon debitur perlu diteliti oleh analisa pembiayaan
apakah layak untuk menerima pembiayaan, karakter permohonan
pembiayaan dapat diperoleh dengan caramengumpulkan informasidari
16
Wawancara denganBpk Bayu bagian pembiayaan pegawai BTN Syari’ah Semarang.
29
referensi nasabah dan bank- bank lain tentang
perilaku,kejujuran,pergaulan dan ketaatannyamemenuhi pembiayaan.
2. Capacity (kemampuan) calon debitur perlu dianalisis apakah ia mampu
memimpin perusahaan dengan baik dan benar.Kalau ia mampu
memimpin perusahaan ,ia akan mampu membayar pembiayaan sesuai
dengan perjanjiandan perusahaannya tetap berdiri.Jika kemampuan
calon debitur baik maka ia dapat diberikan pembiayaan,sebaliknya jika
kemampuannya buruk maka pembiayaan tidak dapat diberikan.
3. Capital (modal) dari calon debitor harus dianalisis mengenai besar dan
struktur modalnya yang terlihat dari neraca lajur perusahaancalon
debitor.Hasil analisis neraca lajur akan memberikan gambaran dan
petunjuk sehat tau tidak sehatnyaperusahaan.Demikian juga mengenai
tingkat likuiditas, rentabilitas,solvabilitas, dan struktur modal
perusahaan bersangkutan.Jika terlihat baik maka bank akan memberikan
pembiayaankepada pemohon,tetapi sebaliknya jika tidak maka pemohon
tidak akan mendapatkan pembiayaan yang diinginkan.
4. Condition of Economic atau kondisi perekonomian pada umumnya dan
bidang usaha permohonan pembiayaan khususnya. Jika baik dan tidak
memiliki prospek yang baik maka permohonannya akan disetujui,
sebaliknya jika jelek permohonan pembiayaan akan ditolak.
5. Collateral (agunan) yang diberikan pemohon pembiayaan harus
dianalisis secara yuridis dan ekonomis apakah layak dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan bank. Dan merupakan syarat utama yang
30
menentukan disetujui atau tidaknya pemohon pembiayaan nasabah.Oleh
karena itu, jika terjadi pembiayaan bermasalah maka agunan inilah yang
digunakan untuk membayar pembiayaan tersebut (disita)17
.
1. Pendekatan analisis pembiayaan
Ada beberapa pendekatan analisa pembiayaan yang dapat
diterapkan oleh bank syari’ah, yaitu:
a. Pendekatan jaminan, artinya bank dalam memberikan pembiayaan
selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas jaminan yang dimiliki
oleh penjamin.
b. Pendekatan karakter, artinya bank mencermati secara sungguh –
sungguh terkait dengan karakter nasabah.
c. Pendekatan kemampuan pelunasan, artinya bank menganalisis
kemampuan bank nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang
telah diambil.
d. Pendekatan dengan study kelayakan, artinya bank memperhatikan
kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan.
e. Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memperhatikan
fungsinya sebagai lembaga intermediary, yaitu mengatur mekanisme
dana yang dikumpulkan dengan danayang disalurkan.
2. Tujuan analisis pembiayaan
Tujuan analisis pembiayaan dibagi menjadi 2 yaitu:
17
Drs MalayuSPHasibuan,Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm 106-
107
31
a. Pembiayaan umum
Adalah pemenuhan jasa layanan terhadap kebutuhan
masyarakat dalam mendorong dan melancarkan perdagangan,
produksi, jasa – jasa, bahkan konsumsi yang semuanya ditujukan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b. Tujuan khusus analisis pembiayaan adalah
1) Untuk menilai kelayakan usaha calon nasabah
2) Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan
3) Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
3. Prosedur analisis pembiayaan
Aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami
oleh pengelola bank syari’ah adalah sebagai berikut:
a. Berkas dan pencatatan
b. Data pokok dan analisis pendahuluan
1) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
2) Rencana pembelian, produksi dan penjualan
3) Jaminan
4) Laporan keuangan
5) Data kualitatif dari calon debitor
c. Penelitian data
d. Penelitian atas realisasi usaha
e. Penelitian atas rencana usaha
f. Penelitian dan penilaian barang jaminan
32
g. Laporan keuangan dan penelitiannya18
4. Keputusan permohonan pembiayaan
a. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan
b. Wewenang pengambilan keputusan19
.
Kelangsungan usaha perbankan sangat tergantung pada kualitas
penanaman dananya.Untuk itu setiap bank perlu memelihara kualitas
penanamannya agar senantiasa berkualitas baik.Oleh karena itu penilaian
kualitas pembiayaan perlu dilakukan.Kualitas pembiayaan adalah keadaan
pembiayaan pokok20
.Dari hasil survey yang dilakukan pada bank syari’ah di
Yogyakarta ditemukan, bahwa dalam proses penanganan pembiayaan
dilakukan sesuai dengan kolektabilitas pembiayaan,sebagai berikut:
1. Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara:
a. Pemantauan nasabah
b. Pembinaan anggota dengan pelatihan – pelatihan
2. Pembiayaan potensial bermasalah dilakukan dengan cara:
a. Pembinaan anggota
b. Pemberitahuan surat teguran
c. Kunjungan kelapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan
kepada nasabah
d. Upaya preventif dengan penagihan rescheduling, yaitu
penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil
18
Muhammad, Manajemen Bank Syariah. hal 260-262 19
Ibid, hlm 306 20
Taswan. Manajemen Perbankan.Op Cit, hlm184
33
jumlahangsuran.Juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu
memperkecil margin keuntungan atau bagi hail
3. Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara:
a. Membuat surat teguran atau peringatan
b. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan
kepada nasabah secara lebih sungguh – sungguh.
c. Upaya penyehatan dengan cara rescheduling dan reconditioning.
4. Pembiayaan kurang lancar atau macet, dilakukan dengan cara:
a. Dilakukan rescheduling, yaitu menjadwal kembali jangka waktu
angsuran serta memperkecil jumlah angsuran.
b. Dilakukan reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan
atau bagi hasil usaha.
c. Dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk
pembiayaan al Qardul Hasan21
.
3.11 Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Penyelamatan adalah usaha bank untuk mencegah kemungkinan timbulnya
kerugian lebih lanjut atas suatu pembiayaan yang tidak lancar melalui pengelolaan
hubungan dengan nasabah pembiayaan.
Dalam pemberian pembiayaan, bank akan menghadapi resiko yang salah
satunya adalah kemacetan pembiayaan. Oleh karena itu diperlukan adanya
kebajikan dan prosedur penyelamatan yang mendasar, tepat dan efektif.
21
Muhammad, Manajemen Perbankan Syari’ah. hlm 268
34
Menurut Kasmir,SE., MM dalam bukunya Manajemen Perbankan,
Penyelamatan terhadap pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu:
1. Rescheduling, meliputi:
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran
2. Reconditioning meliputi:
a. Penundaan pembayaran bagi hasil sampai waktu tertentu, maksudnya bagi
hasil yang ditunda sedangkan nasabahnya hanya mengangsur pokoknya
terlebih dahulu.
b. Penghapusan bagi hasil, diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan
nasabah sudah tidak mampu untuk membayar, akan tetapi nasabah tetap
mempunyai kewajiban untuk membayar pokok sampai lunas.
3. Restructuring, dengan cara:
a. Menanbahjumlah kredit / pembiayaan
b. Menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai dan tambahan dari
pemilik.
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode yang diatas. Misalnya
kombinasi antara Restructuring dengan Reconditioning atau Rescheduling
dengan Restructuring.
35
5. Penyitaan jaminan
Merupakan cara terakhir apabila nasabah sudah benar – benar tidak
mempunyai itikad baik untuk melunasi semua hutangnya. Walaupun dengan
terpaksa melakukan penyitaan, maka penyitaan dilakukan kepada nasabah
memang nakal dan tidak mengembalikan pembiayaan. Namun tetap dilakukan
cara sebagaimana yang diajarkan menurut islam, seperti:
a. Simpati: sopan, menghargai, dan fokus ke tujuan penyitaan
b. Empati: menyelami kesadaran nasabah untuk mengembalikan hutangnya
c. Menekan: tindakan ini dilakukan jika kedua tindakan di atas tidak
diperhatikan22
3.12 Penanganan Pembiayaan Syukur BTN iB dalam Akad Mudharabah
yang Bermasalah
Penanganan pembiayaan bermasalah di BTN Syari’ah Semarang, yaitu
mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga
hukum yang membidangi, dengan prioritas utama usaha yang dilakukan
penghapusan kredit macet atau blacklist dari neraca BTN Syari’ah, didasarkan
keputusan pengurus dan terhadap usulan BM (Branch Manager) dengan batasan
maksimum per debitur sebesar sisa pokok pembiayaan.
Langkah-langkah yang diterapkan BTN Syari’ah dalam penanganan
pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut:
22
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Op Cit. hlm 269
36
1. Langkah Administratif
a. peringatan kepada nasabah yang dilakukan sampai 3 kali. Dalam
memberikan peringatan bank melakukan pendekatan kekeluargaan.
b. Apabila peringatan tidak dihiraukan nasabah. Bank akan melakukan
panggilan kepada nasabah dan mendiskusikan kepada nasabah terkait
dengan pembiayaan bermasalah.
2. Pendekatan Persuasif
Dimana dalam langkah di atas tidak dapat mengatasi pembiayaan
syukur BTN iB dalam akad mudharabah yang bermasalah, maka pendekatan
persuasif ini berupa pelaporan ke JAMKRINDO (Jaminan Kredit Indonesia)
kemudian jaminan itu dilelang23
.
3. Penyelamatan pembiayaan
Pembiayaan yang bermasalah haus secepatnya diselesaikan agar
kerugian dapat dihindari dengan cara sebagai berikut:
a. Rescheduling (penjadwalan ulang)
Adalah perubahan syarat pembiayaan yang hanya menyangkut
jadwal pembiayaan atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan
perubahan besarnya angsuran.
Dengan penjadwalan kembali pelunasan maka bank memberikan
kelonggaran kepada nasabah untuk mengembalikan pembiayaan yang
sudah jatuh tempo atau telah melewati masa akad.
23
Wawancara dengan Bpk. Bayu selaku bagian pembiayaan di BTN Syari’ah Semarang
37
b. Reconditioning (persyaratan ulang)
Adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat –syarat pembiayaan
yang meliputi perubahan jadwal pembiayaan, jangka waktu dan tingkat
bagi hasil.
Tujuan utama penataan kembali persyaratan ini adalah untuk
memperkuat posisi tawar menawar dengan nasabah. Dalam rangka
penataan kembali persyaratan ini, isi akad pembiayaan ditata kembali dan
bilamana perlu ditambahi atau dikurangi. Upaya penjadwalan kembali ini
Bank BTN Syari’ah biasanya dilakukan seiring dengan upaya penjadwalan
kembali pelunasan dana penyertaan pembiayaan.
c. Restructuring (penataan ulang)
Adalah penambahan syarat pembiayaan yang menyangkut:
1) Penambahan dana bank
Yakni nasabah boleh mengambil kembali baki debet selama
masih dalam jangka waktu pembiayaan yang disetujui dalam akad..
2) Konversi akad pembiayaan
Hal ini bukan merupakan pembaharuan akad yang
menyebabkan akad lama hangus dengan adanya akad baru, namun
merupakan tindakan terhadap suatu fasilitas pembiayaan.
d. Liquidation
Adalah penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam
rangka pelunasan utang. Pelaksanaan likuidasi ini dilakukan terhadap
kategori pembiayaan yang menurut bank benar-benar sudah tidak dapat
38
dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha tidak memiliki prospek untuk
dikembangkan.
3.13 Study Kasus Pembiayaan Syukur BTN iB dalam akad mudharabah di
BTN Syariah Semarang
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan penulis
lewat praktek kerja lapangan, salah satu contoh kasus pembiayaan syukur BTN iB
dalam akad mudharabah yang bermasalah di BTN Syari’ah Semarang adalah:
Seorang penjual bakso sebut saja namanya Pak Arman. Dia mengajukan
pembiayaan Syukur BTN iB untuk penambahan modal kerja. Pak Arman selalu
lancar dalam mengangsur pokok dan bagi hasil setiap bulannya. Namun dalam
bulan berikutnya Pak Arman terlambat mengangsur selama 3 bulan. Faktor
penyebabnya adalah kondisi cuaca yang tidak menentu (hujan). Akibatnya omset
jualan berkurang dan sering libur berjualan, Karena faktor tersebut pak Arman
tidak bisa mengangsur kepada BTN Syari’ah selama 3 bulan.Dengan kebijakan
bank maka kasus Pak Arman ini dilakukan Rescheduling (perubahan jadwal dan
pengurangan jumlah angsuran)Terlebih dahulu, jika itu belum bisa untuk
mengatasinya baru dilakukanrestructuring (penambahan jumlah pembiayaan)
Mempertimbangkan masih prospek untuk dibiayai.
3.14 Mencegah Terulang Pembiayaan Bermasalah
Upaya pencegahan memberlakukan adanya berbagai kebijakanyang baik
yaitu sebagai berikut:
39
1. Kebijakan pokok penyaluran pembiayaan
2. Sumber daya manusia yang solid dalam bidang pembiayaan.
3. Kebijakan persetujuan kredit pembiayaan
3.15 Analisis Penanganan BTN Syari’ah Terhadap Pembiayaan Syukur
BTN iB dalam Akad mudharabah yang Bermasalah
Kegiatan BTN Syari’ah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
akan memperoleh imbalan berupa pendapatan.Pendapatan itu sesuai dengan jenis
pelayanannya yaitu bagi hasil, margin/ mark up, fee dan sewa.
Dalam penyaluran dananya kepada masyarakat dalam pembiayaan syukur
BTN iB tentunya tidak terlepas dari resiko – resiko yang mungkin timbul.Apabila
angsuran pembiayaan mulai bermasalah, maka perlu ditempuh langkah
penyelamatan melalui 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring).
Mengingat perjanjian pembiayaan mudharabah, format / bentuknya sudah
ditentukan secara sepihak oleh Bank syari’ah, agar nasabah tidak posisi lemah dan
tertekan, sehingga tujuan syari’ah yang ingin dicapai dengan baik oleh nasabah
maupun bank syari’ah terpenuhi.Ketika pembiayaan bermasalah dan tidak bisa
diselamatkan lagi.
Maka dengan itu sebelum pemberian pembiayaan bank BTN syari’ah akan
menganalisa terlebih dahulu supaya tidak terjadi pembiayaan
bermasalah,penanganan pembiayaan yang dilakukan meliputi:
40
1. Jenis usaha
Dalam pemberian pembiayaan syukur BTN iB,BTN Syari’ah melihat
usaha yang akan dibiayai memiliki tingkat perputaran yang tinggi.Misalnya
pada sektor perdagangan kebutuhan sehari-hari seperti sembako atau jenis
perdagangan lainnya.Pemilihan jenis usaha yang akan dibiayai adalah salah
satu upaya mencegah terjadinya pembiayaan dalam faktor ekonomi.
2. Karakter nasabah
Karakter nasabah mempengaruhi peringkat pembiayaan bermasalah di
BTN Syari’ah.Watak atau karakter nasabah mempunyai pengaruh besar
terhadap kesediaannya untuk mengembalikan, mengangsur atau melunasi
pembiayaan yang diberikan oleh bank dan memenuhi semua perjanjian yang
telah disepakati.Pembiayaan yang berwatak buruk biasanya akan memiliki
resiko dalam pembiayaan bermasalah.
3. Modal
Seiring pertumbuhan aset dan usahanya, BTN Syari’ah dalam
memberikan modal usaha kepada nasabah harus bergerak pada
plafonpembiayaan yang diberikan.Karena nasabah yang memiliki modal besar
cenderung bisa mengangsur sedangkan kebalikannya modal kecil sulit untuk
mengangsur.
4. Jaminan
Untuk pembiayaan plafon besar sebaiknya memilih barang sebagai
jaminan yang tidak bergerak,seperti sertifikat.nilai dari tahun ketahun
41
harganya tidak mengalami penyusutan,sehingga jika terjadi pembiayaan
bermasalah bisa sebagai agunan untuk dijual kembali dan melunasi hutangnya.
5. Pengadaan asuransi syariah
Pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh meninggalnya nasabah
bisa di cegah dengan mendaftarkan nasabah kepada asuransi jiwa dan jaminan,
dalam ha ini BTN melakukan kerjasama dengan pihak asuransi.
6. Pengecekan ke BI
BTN Syari’ah juga harus melakukan pengecekan melalui BI untuk
mengetahui tentang nasabah yang akan dibiayai karena BI memiliki sistem
pendataan seluruh nasabah yang telah mendapatkan kredit atau pembiayaan
dari perbankan Indonesia.
Sedangkan setelah pembiayaanbagi BTN Syariah setelah pembiayaan
diberikan maka pihak bank akan melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap nasabah yang telah diberikan pembiayaan.
Dalam melakukan pembinaannasabahdisarankan untuk menabung di
BTN Syari’ah.Disamping untuk mengumpulkan dana yang nantinya akan
digunakan sebagai angsuran bulanan, juga dapat dijadikan sarana untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan atas usaha nasabah.
Sedangkan bentuk pemantauannya BTN Syari’ah selalu dilakukan
setiap waktu.Jika nasabah sudah masuk pada tingkat golongankurang lancar
segera untuk menanganinya,karena jika tidak, tingkat golongannya bisa
bertambahburuk menjadi diragukan atau bahkan macet.
42
Dengan adanya langkah–langkah tersebut maka menutup kemungkinan
dalam memperkecil pembiayaan bermasalah di BTN Syariah bahkan terhindar
dari pembiayaanbermasalah. Dan BTN Syari’ah akan menjadikannya lebih
baik dari sebelumnya
43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun faktor-faktor penyebab dan cara penanganannya pembiayaan
syukur BTN iB dalam akad mudharabah yang bermasalah dilakukan secara
kekeluargaan, yang meliputi:
1. Faktor-faktor pembiayaan syukur BTN iB dalam akad mudharabah yang
bermasalah
a. Analisa pembiayaan yang kurang tepat
b. Nasabah tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya.
c. Dan faktor yang paling banyak dipengaruhi di BTN Syariah,yaitu
penurunan pendapatan
2. Penanganan pembiayaan syukur BTN iB dalam akad mudharabah yang
bermasalah yang dilakukan dalam bentuk sebagai berikut:
a. Langkah administrasi:
1) Peringatan pada nasabah melalui pendekatan secara kekeluargaan
2) Apabila diabaikan pihak bank akan melakukan panggilan kepada
nasabah
3) Apabila masih diabaikan juga, maka pihak bank akan
mengunjungi langsung ke rumah nasabah.
b. Pendekatan Persuasif
Dilakukan apabila ketiga langkah di atas tidak dapat diatasi,
maka dilakukan dengan cara pengambilalihan jaminan oleh pihak
Bank.
44
Apabila langkah awal tidak dilakukan melalui kunjungan pada
nasabah dan menghasilkan keputusan dan penyelamatan pembiayaan,
maka pihak BTN Syari’ah Semarang akan melakukan penanganan
sebagai berikut:
a) Rescheduling (penjadwalan ulang)
b) Reconditioning (persyaratan ulang)
c) Restructuring (penataan ulang)
d) Liquidation (penjualan barang-barang yang dijadikan agunan)
B. Saran – saran
1. BTN Syari’ah harus melakukan inovasi baru dengan cara membuat
pembiayaan yang baru dan lebih modern.
2. BTN Syari’ah sebaiknya dalam menganalisis, sebaiknya diperlukan SDM
professional dalam menganalisis pembiayaan supaya tidak terjadi
pembiayaan yang bermasalah.
C. Penutup
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak luput dari petunjuk dan hidayah-Nya.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pihak yang
membutuhkan dengan terselesainya Tugas Akhir ini. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah dari Praktek ke Teori, Jakarta: Gema
Insani Press, Cet ke-1.
Anwar, Saifiddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar 2001.
Hasibuan, Malayu SP, Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muhammad, Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis Syari’ah. Yogyakarta:
BPFE,Cet.ke-1, 2005.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004.
Saeed, Abdullah, Menyoal Bank Syari’ah, Jakarta, Paramadina, 2004.
Taswan, Manajemen Perbankan, Yogyakarta, UPPS TIM YKPN Yogyakarta, cet
Pertama, 2006.
Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, Cetke-2, 2002, hlm 82
Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003, hlm 55
Al-Qur'an dan Terjemahan
Brosur BTN SYARI’AH
Buku Agenda BTN Syari’ah 2011
Profil BTN Syari’ah
Wawancara dengan Bpk Bayu bagian pembiayaan pegawai BTN Syari’ah
Semarang.
Wawancara dengan Bpk Dekon bagian Manajerial di KCPS Semarang.
www.Geogle, Perbankan syari’ah