PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan … fenotipe (σ2 P) merupakan penjumlahan antara ragam...

21
PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi PENDAHULUAN Seleksi merupakan salah satu kegiatan utama dalam pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan frekuensi sifat-sifat yang diinginkan atau untuk memilih genotipe yang akan dijadikan sebagai tetua persilangan. Kegiatan seleksi pada karakter kuantitatif lebih sulit dilakukanjika dibandingkan seleksi pada karakter kualitatif. Hal dikarenakan karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen dan mudah dipengaruhi lingkungan sehingga fenotipe yang muncul pada karakter ini seringkali tidak murni karena factor geneticnya. Pada akhirnya hal ini menyebabkan fenotipe hasil seleksi sering tidak muncul pada turunan berikutnya. Keberhasilan seleksi pada karakter kuantitatif dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan parameter genetic dalam kegiatannya. Terdapat berbagai parameter genetic yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan keberhasilan seleksi, diantaranya adalah rataan, ragam (ragam genetik, ragam lingkungan, ragam fenotipe, ragam aditif, ragam dominan, ragam epistasis), heritabilitas (heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit), korelasi, koefesien keragaman genetik, kemajuan seleksi, heterosis, heterobeltiosis, daya gabung umum, daya gabung khusus, dan sebagainya. Namun, hanya beberapa saja yang akan dibahas dalam modul ini. Nilai Rataan Nilai rataan (mean) merupakan hasil penjumlahan dari n data yang kemudian dibagi kembali dengan n. Nilai ini merupakan wakil dari sekumpulan data atau nilai yang paling dekat dengan hasil pengukuran sebenarnya. Nilai rataan sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran awal yang lebih jelas dan singkat tentang karakter suatu genotipe. Berikut adalah perhitungan nilai rataan:

Transcript of PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan … fenotipe (σ2 P) merupakan penjumlahan antara ragam...

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi)

Arya Widura R., SP., MSi

PS. Agroekoteknologi

Universitas Trilogi

PENDAHULUAN

Seleksi merupakan salah satu kegiatan utama dalam pemuliaan tanaman. Kegiatan ini

bertujuan untuk meningkatkan frekuensi sifat-sifat yang diinginkan atau untuk memilih genotipe

yang akan dijadikan sebagai tetua persilangan. Kegiatan seleksi pada karakter kuantitatif lebih

sulit dilakukanjika dibandingkan seleksi pada karakter kualitatif. Hal dikarenakan karakter

kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen dan mudah dipengaruhi lingkungan sehingga fenotipe

yang muncul pada karakter ini seringkali tidak murni karena factor geneticnya. Pada akhirnya hal

ini menyebabkan fenotipe hasil seleksi sering tidak muncul pada turunan berikutnya.

Keberhasilan seleksi pada karakter kuantitatif dapat ditingkatkan dengan

mempertimbangkan parameter genetic dalam kegiatannya. Terdapat berbagai parameter genetic

yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan keberhasilan seleksi, diantaranya adalah

rataan, ragam (ragam genetik, ragam lingkungan, ragam fenotipe, ragam aditif, ragam dominan,

ragam epistasis), heritabilitas (heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit), korelasi,

koefesien keragaman genetik, kemajuan seleksi, heterosis, heterobeltiosis, daya gabung umum,

daya gabung khusus, dan sebagainya. Namun, hanya beberapa saja yang akan dibahas dalam

modul ini.

Nilai Rataan

Nilai rataan (mean) merupakan hasil penjumlahan dari n data yang kemudian dibagi

kembali dengan n. Nilai ini merupakan wakil dari sekumpulan data atau nilai yang paling dekat

dengan hasil pengukuran sebenarnya. Nilai rataan sangat bermanfaat untuk memberikan

gambaran awal yang lebih jelas dan singkat tentang karakter suatu genotipe. Berikut adalah

perhitungan nilai rataan:

ẍ = nilai rataan

x = data

n = banyak data

Tabel 1. Nilai rataan beberapa karakter cabai pada berbagai genotipe

Karakter C1 C2 C3 C4 C5 C6

Bobot per tanaman (g) 917.9 540.7 584.9 521.2 530.1 532.0

Panjang buah (cm) 10.90 10.04 12.00 10.46 10.47 9.90

Tinggi tanaman (cm) 66.37 67.47 71.51 49.19 48.74 41.94

Tabel 1 menunjukkan nilai tengah beberapa karakter dari berbagai genotipe cabai. Tabel

tersebut menunjukan bahwa genotipe cabai C1 memiliki bobot buah pertanaman, tertinggi

dibandingkan genotipe lainnya, sehingga jika kita menginginkan varietas cabai dengan bobot per

tanaman yang besar maka sebaiknya kita pilih genotipe cabai C1 untuk kita lepas sebagai

varietas. Namun, jika kita menginginkan varietas dengan buah yang panjang maka sebaiknya kita

memilih genotipe C3 untuk dilepas sebagai varietas karena genotipe C3 memiliki panjang

tanaman tertinggi dibandingkan genotipe lainnya. Begitu juga dengan karakter tinggi tanaman,

dimana jika kita menginginkan varietas dengan ukuran tanman yang tinggi maka kita dapat

memilih genotipe C2 untuk dilepas menjadi varietas.

Namun, seringkali galur yang kita pilih berdasarkan nilai rataan tidak menghasilkan

turunan yang sama dengan tetuanya. Hal ini terjadi karena fenotipe yang kita lihat merupakan

gabungan antara pengaruh genetic, lingkungan, dan interaksi genetic x lingkungan (F = G + E +

(GxE)). Sementara karakter-karakter yang kita gunakan untuk seleksi merupakan karkter

kuantitatif, sehingga pengaruh lingkungan cukup besar terhadap fenotipe yang dihasilkan dan

akhirnya fenotipe menjadi tidak murni mewakili genetiknya.

Nilai Ragam, Komponen Ragam dan Heritabilitas

Sering kali kita melihat adanya perbedaan dari populasi suatu tanaman, padahal populasi

tersebut masih merupakan satu varietas yang sama. Bahkan pada populasi yang berasal

perbanyakan vegetative pun sering kali jumpai perbedaan setelah ditanam. Perbedaan –

perbedaan itulah yang disebut sebagai ragam.

Terdapat berbagai jenis ragam. Ragam dapat dibedakan menjadi ragam fenotipe (σ2

P),

ragam genetik (σ2

G), ragam lingkungan (σ2

E) dan ragam nteraksi genetik dan lingkungan (σ2

GxE).

Ragam fenotipe (σ2

P) merupakan penjumlahan antara ragam genetik, ragam lingkungan dan

ragam interaksi genetik x lingkungan (σ2

P = σ2

G + σ2

E + σ2

GxE). Nilai ragam lingkungan dapat

peroleh dengan menanam populasi dengan genotipe yang sama (varietas, P1, P2, F1) pada suatu

lokasi. Perbedaan atau keraagaman yang muncul populasi tersebutlah yang disebut sebagai

ragam lingkungan. Nilai ragam fenotipe sendiri dapat diperoleh dengan menanam populasi

dengan genotipe yang berbeda (masih bersegregasi, F2, F3, dll) pada suatu lokasi. Perbedaan

atau keragaman yang muncul pada populasi tersebutlah yang disebut sebagai ragam fenotipe.

Nilai ragam genetik dapat diperoleh dengan mengurangi nilai ragam fenotipe dengan ragam

lingkungan. Perhitungan – perhitungan nilai ragam dilakukan dengan asumsi bahwa ragam

interaksi genetik x lingkungan sama dengan nol

Bagi seorang pemulia, ragam genetik menjadi sangat penting untuk diketahui nilainya

karena ragam inilah yang dapat diwariskan pada turunan berikutnya. Namun sayangnya, tidak

semua ragam genetik dapat diwariskan. Hal ini karena ragam genetik sendiri merupakan

penjumlahan antara ragam aditif (σ2

A), ragam dominan (σ2

D), dan ragam epistasis (σ2

I).

Sementara, hanya ragam aditif yang benar-benar dapat diwariskan pada turunan berikutnya. Hal

ini karena ragam aditif merupakan ragam yang muncul dari genotipe yang lokus-lokusnya

homozigot sehingga turunannya akan mewarisi genotipe yang selalu sama dengan tetuanya.

Sementara ragam dominan adalah ragam yang muncul dari genotipe dengan lokus-lokus yang

heterozigot sehingga masih terdapat segregasi pada turunannya. Ragam epistasis sendiri

merupakan ragam yang muncul akibat adanya interaksi antar gen atau lokus, sehingga lebih

besar lagi peluang terjadinya segregasi pada turunan yang dihasilkan.

Nilai berbagai jenis ragam diatas sangat penting diketahui untuk menentukan nilai

heritabilitas suatu karakter tertentu. Nilai heritabilitas adalah nilai yang menjelaskan seberapa

besar keragaman fenotipe dapat diwariskan pada turunan berikutnya. Nilai heritabilitas sangat

bermanfaat dalam meningkatkan peluang keberhasilan suatu kegiatan seleksi. Semakin tinggi

nilai heritabilitas suatu kerakter, maka semakin efektif kegiatan seleksi dilakukan pada karakter

tersebut. Tidak terdapat standard nilai heritabilitas, namun beberapa tulisan di jurnal ilmiah

menyatakan bahwa nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila kurang dari 20 %; cukup tinggi

pada 20-50%; tinggi pada lebih dari 50%. Akan tetapi nilai-nilai ini sangat tergantung dari

metode dan populasi yang digunakan. Berikut adalah contoh nilai heritabilitas beberapa galur

kedelai hitam yang ditanam di Bogor

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa nilai heritabilitas arti luas (H2bs) berkisar antara

0.18 – 0.82. Nilai heritabilitas yang tinggi dimiliki oleh karakter tinggi tanaman, bobot biji per

tanaman, dan bobot 100 butir. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan seleksi akan lebih efektif

dilakukan pada karakter tinggi tanaman. Pemilihan tinggi tanaman sebagai karakter seleksi

berdasarkan bahwa karakter tersebut memiliki nilai heritabilitas yang tinggi, mudah diamati,

murah, dan dapat lebih awal diamati.

Nilai heritabilitas dapat diduga dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah

dengan menggunakan rancangan persilangan. Pada metode ini, kita memerlukan populasi P1, P2,

F1. F2/F3, BCP1 dan BCP2. Populasi F1 merupakan turunan hasil persilangan antara P1 dan P2

atau resiprokalnya, populasi F2 merupakan populasi hasil selfing populasi F1, sementara

populasi BCP1 dan BCP2 merupakan populasi hasil persilangan antara F1 dengan P1 atau antara

F2 dengan P2 nya.

Nilai heritabilitas berdasarkan komponen ragamnya dapat dibedakan menjadi heritabilitas

arti luas (H2BS) dan heritabilitas arti sempit (H2NS). Nilai heritabilitas arti luas dapat dihitung

dengan membandingkan nilai ragam genetic dengan ragam fenotipenya yang kemudian dikalikan

dengan 100%, sedangkan nilai heritabilitas arti sempit dapat dihitung dengan membandingkan

antara ragam aditif dengan ragam fenotipenya yang kemudian dikali dengan 100%. Karena

menggunakan ragam aditif dalam perhitungannya, maka nilai heritabilitas arti sempit memiliki

nilai yang lebih utama dibandingkan nilai heritabilitas arti luas. Ragam aditif sendiri dapat dicari

dengan mengurangi 2 kali ragam fenotipe dengan jumlah ragam BCP1 dan BCP2. Berikut ini

adalah rumus menghitung ragam dan heritablititas:

σ2

g

h2(BS) = -------- x 100%

σ2

p

dimana : σ2

p = σ2F2 σ2

p : ragam fenotipe σ2

p1 + σ2p2 + σ2

F1

σ2

E = ------------------------------- σ2E : ragam lingkungan

3

σ2g = σ2

p - σ2E σ2

g : ragam genotipe

2 σ2

F2 – (σ2B1 + σ2

B2) h2

(NS) = -------------------------- x 100% σ2

F2

Korelasi

Korelasi adalah derajat hubungan antara suatu variable (karakter) dengan variabel

lainnya. Nilai korelasi seringkali sangat membantu dalam kegiatan pemuliaan tanaman,

khususnya dalam kegiatan seleksi. Dengan mengetahui nilai korelasi suatu karakter dengan

karakter lainnya, kita dapat mengetahui hubungan antar karakter tersebut. Berikut adalah rumus

menghitung korelasi:

r = 2

i

22

i

2

iiii

)Y(Yn)X(Xn

)Y)(X(YXn

ii

Nilai korelasi sendiri berkisar dari -1 sampai 1. Nilai korelasi yang mendekati -1 atau 1

menunjukan hubungan yang sangat erat antar karakter-karakter tersebut, sementara jika nilai

korelasi mendekati angka 0 maka menunjukan hubungan yang tidak erat antar karakter tersebut.

Simbol negative dan positif pada nilai korelasi menunjukkan arah hubungan antar karakter.

Hubungan yang negative disimbolkan dengan (-), sedangkan hubungan yang positif disimbolkan

dengan (+).

Tabel nilai korelasi beberapa karakter kedelai hitam

TT JCP JBP JPB JPH JPT BBT B100

TT 1

JCP 0.34 1 JBP 0.75 0.65 1

JPB 0.5 0.44 0.45 1 JPH 0.3 0.45 0.33 -0.87 1

JPT 0.95 0.87 0.8 0.56 0.55 1 BBT 0.87 0.32 0.35 0.88 -0.75 0.8 1

B100 0.43 0.21 0.23 0.45 0.34 0.23 0.86 1

Tabel diatas menunjukan bahwa karakter tinggi tanaman, jumlah polong bernas, jumlah

polong hampa, jumlah polong total dan bobot 100 butir memiliki nilai korelasi yang tinggi.

Semua karakter tersebut memiliki hubungan yang erat dengan bobot biji per tanaman dan

memiliki arah hubungan yang positif kecuali karakter jumlah poong hampa. Semakin besat

tinggi tanaman, jumlah polong bernas, jumlah polong total dan bobot 100 butir, maka bobot biji

per tananaman akan semakin besar juga. Sedangkan semakin kecil jumlah polong hampa, maka

semakin besar juga nilai bobot biji per tanaman. Berdasarkan informasi di atas dan infornmasi

nilai heritabilitas, maka seleksi untuk mendapat calon varietas kedelai dengan potensi hasil tinggi

dapat dilakukan dengan karakter tinggi tanaman. Hal ini karena karakter tinggi tanaman selain

memiliki hubungan yang erat dengan karakter bobot biji per tanaman (nilai korelasi = 0.87) juga

memiliki peluang yang besar untuk diwariskan kepada turunannya (H2bs = 0.81)

Tujuan

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pratikum ini, diantaranya

adalah:

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghitung beberapa parameter genetic

dengan Microsoft Exel

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menentukan karakter seleksi dalam pemuliaan

tanaman

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Kegiatan pratikum ini dilakukan pada minggu ke 5 pratikum pemuliaan tanaman.

Pratikum ini dilaksanakan di Lab. Terpadu Agroekoteknologi, Universitas Trilogi.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah pedoman menghitung beberapa

parameter genetic. Alat utama yang digunakan pada pratikum ini adalah laptop. Diharapkan

terdapat 1 laptop setiap kelompoknya.

Prosedur Pelaksanaan

Mahasiswa diminta melakukan analisis data untuk mendapatkan nilai beberapa parameter

genetic dari berbagai karakter tanaman. Setelah itu, mahasiswa diminta untuk menentukan

karakter seleksi yang paling sesuai untuk dilakukan.

Laporan

Tidak ada laporan dari pratikum ini. Namun, mahasiswa harus menjadi beberapa

pertanyaan yang diberikan pada pratikum ini. Jawaban – jawaban pertanyaan dikumpulkan

langsung setelah pratikum selesai.

Pertanyaan dan Tugas

1. Seorang pemuliaan tanaman memiliki permasalahan dimana varietas kedelai yang ia

miliki (kedelai trilogy-1) tidak tahan terhadap kekeringan. Varietas tersebut sebanarnya

memiliki produktivitas yang tinggi namun sayangnya tidak tahan terhadap cekaman

kekeringan. Akhirnya pemulia tersebut mengawinkan trilogy-1 dengan varietas trilogy-

20. Varietas kedelai trilogy-20 memang tidak memiliki produktivitas yang tinggi, namun

iya sangat baik ditanam di daerah yang kering. Setelah melakukan persilangan, sang

pemulia pun mendapatkan tanaman F1. Sebagian tanaman F1 tersebut ia tanam kembali

dan mendapatkan benih F2. Sudah kita ketahui bersama bahwa pada generasi F2 adalah

timbulnya keragaman genetic paling tinggi. Oleh karenanya sang pemulia pun agak

kesulitan untuk melakukan seleksi terhadap tanaman-tanamannya. Dan akhirnya sang

pemulia menaman beberapa populasi tanaman, yang terdiri dari populasi P1 (trilogy-1),

P2 (trilogy-2), F1 (trilogy-1 x trilogy-20), F2, BCP1 (backcross tetua 1) dan BCP2

(backcross tetua 2). Setelah dilakukan pengamatan maka didapatkanlah data sebagai

berikut (terlampir)

Tugas..!

a. Tentukan nilai ragam dan heritabilitas dari setiap karakter

b. Tentukan nilai korelasi dari setiap karakter

c. Tentukan kriteria seleksi yang paling sesuai menurut anda dan jelaskan

Bobot biji per tanaman No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

1 10.5 20.8 20.3 12.4 19.8 20.3

2 11 20.3 22.4 10.2 19.3 22.4

3 12 20.1 22.5 10.5 20.1 22.5

4 11.5 20.4 21.3 10.4 20.4 21.3

5 12 18.7 20.5 10.5 16.7 20.5

6 12.3 20.3 21.9 10.7 16.2 21.9

7 10.4 18.9 21.7 10.4 17.4 21.7

8 9.8 17.6 22.4 12.7 17.5 20.5

9 13.1 20.3 22.3 10.3 18.1 21.9

10 12.6 20.7 21.8 12.6 18.9 21.7

11 11.9 20.5 20.1 11.9 17.9 22.4

12 11.7 20.3 20.5 13.1 18.4 22.3

13 11.6 20.8 20.4 12.5 15.8 21.8

14 12.3 18.9 21.7 11 16.3 20.1

15 10.8 20.1 22.8 12 16.7 20.5

16 10.2 20.3 22.4 11.5 16.2 20.4

17 10.1 20.2 21.7 12 17.5 21.7

18 11.5 20.6 21.8 12.3 18.9 22.4

19 11.8 20.4 21.9 10.4 16.9 22.3

20 12.2 20.6 20.1 9.8 15.8 21.8

21 13.1 15.8 20.1

22 12.6 16.3 20.5

23 11.9 16.7 20.4

Bobot biji per tanaman No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

24 13.1 16.2 21.7

25 12.5 17.5 22.8

26 12.6 18.9 21.3

27 11.6 16.9 20.5

28 12.6 15.8 21.9

29 10.1 18.1 21.7

30 11.5 22.4 22.4

31 11.8 22.5 22.3

32 12.2 21.3 21.8

33 21.9 20.5 20.1

34 21.7 21.9 20.5

35 22.4 12.6 20.4

36 22.3 11.9 21.7

37 21.8 11.7 20.1

38 20.1 11.6 20.5

39 20.5 12.3 20.4

40 20.4 10.8 21.7

41 12.3 20.4 22.8

42 12.6 21.7 21.3

43 11.3 22.8 20.5

44 13.1 22.4 21.9

45 12.5 17.9 21.7

46 11.9 17.9 22.4

47 13.1 18.4 21.9

48 14.5 15.8 21.7

49 12.6 16.3 20.5

50 11.9 16.7 21.9

51 12.3 16.9 21.7

52 12.6 15.8 22.4

53 10.9 16.3 20.5

54 13.4 16.2 21.9

55 12.6 17.4 21.7

56 13.7 17.5 22.4

57 12.3 18.1 21.9

58 12.6 18.9 21.7

59 12.5 17.9 20.5

60 12.6 17.9 22.4

61 12

62 11.5

Bobot biji per tanaman No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

63 12

64 12.3

65 10.4

66 9.8

67 13.1

68 12.6

69 11.9

70 11.7

71 11.6

72 12.3

73 10.8

74 10.2

75 10.1

76 11.5

77 19.8

78 19.3

79 20.1

80 20.4

81 18.7

82 19.3

83 18.9

84 17.6

85 20.3

86 19.7

87 19.5

88 19.3

89 19.8

90 18.9

91 20.1

92 20.3

93 20.2

94 19.3

95 18.9

96 17.6

97 20.3

98 19.7

99 19.5

100 19.3

Tinggi tanaman No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

1 45 75.6 68.3 45 75.6 45

2 50 77.3 68.4 50 77.3 50

3 55.5 77.5 68.2 55.5 77.5 55.5

4 45.3 78.9 68.6 45.3 78.9 45.3

5 46.8 78.2 69.9 46.8 78.2 46.8

6 47.9 79.4 69.9 47.9 79.4 47.9

7 50.6 83.4 69.8 50.6 83.4 50.6

8 55.3 85.2 68.89 55.3 85.2 55.3

9 51.4 86.4 68.9 51.4 86.4 51.4

10 48.9 81.7 69.9 48.9 81.7 48.9

11 48.8 80.5 69.9 48.8 80.5 48.8

12 61.1 81.6 72.4 61.1 81.6 61.1

13 59.7 82.1 73.2 59.7 82.1 59.7

14 49.3 79.9 71 49.3 79.9 49.3

15 45 78.9 71.9 45 78.9 45

16 50 80.7 72.6 50 80.7 50

17 55 82.3 71.5 55 82.3 55

18 54.7 81.1 71.4 54.7 81.1 54.7

19 56.3 82.9 72.1 56.3 82.9 56.3

20 55.9 83 73 55.9 83 55.9

21 75.6 68.3 75.6

22 77.3 68.4 77.3

23 77.5 68.2 77.5

24 78.9 68.6 78.9

25 78.2 69.9 78.2

26 79.4 69.9 79.4

27 83.4 69.8 83.4

28 85.2 68.89 85.2

29 86.4 68.9 86.4

30 81.7 69.9 81.7

31 69.9 48.8 80.5

32 72.4 61.1 81.6

33 73.2 59.7 82.1

34 71 49.3 79.9

35 71.9 45 78.9

36 72.6 50 80.7

37 71.5 55 82.3

38 71.4 54.7 81.1

39 72.1 56.3 82.9

Tinggi tanaman No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

40 73 55.9 83

41 45 75.6 68.3

42 50 77.3 68.4

43 55.5 77.5 68.2

44 45.3 78.9 68.6

45 46.8 78.2 69.9

46 47.9 79.4 69.9

47 50.6 83.4 69.8

48 55.3 85.2 68.89

49 51.4 86.4 68.9

50 48.9 81.7 69.9

51 48.8 80.5 69.9

52 61.1 81.6 72.4

53 59.7 82.1 73.2

54 49.3 79.9 71

55 45 78.9 71.9

56 50 80.7 72.6

57 55 82.3 71.5

58 54.7 81.1 71.4

59 56.3 82.9 72.1

60 55.9 83 73

61 68.3

62 68.4

63 68.2

64 68.6

65 69.9

66 69.9

67 69.8

68 68.89

69 68.9

70 69.9

71 69.9

72 72.4

73 73.2

74 71

75 71.9

76 72.6

77 71.5

78 71.4

Tinggi tanaman No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

79 72.1

80 73

81 45

82 50

83 55.5

84 45.3

85 46.8

86 47.9

87 50.6

88 55.3

89 51.4

90 48.9

91 75.6

92 77.3

93 77.5

94 78.9

95 78.2

96 79.4

97 83.4

98 85.2

99 86.4

100 81.7

Jumlah polong No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

1 10 36 41 10 36 41

2 11 34 41 11 34 41

3 15 33 41 15 33 41

4 12 35 42 12 35 42

5 12 36 42 12 36 42

6 13 37 41 13 37 41

7 14 38 43 14 38 43

8 15 35 44 15 35 44

9 12 34 41 12 34 41

10 11 37 44 11 37 44

11 12 36 43 12 36 43

12 12 35 44 12 35 44

13 13 36 42 13 36 42

14 10 36 42 10 36 42

Jumlah polong No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

15 10 36 41 10 36 41

16 12 34 44 12 34 44

17 12 37 43 12 37 43

18 11 35 42 11 35 42

19 13 36 41 13 36 41

20 14 36 42 14 36 42

21 10 37 43

22 11 38 44

23 15 35 41

24 12 34 41

25 12 37 41

26 13 36 42

27 14 35 42

28 15 36 41

29 12 36 43

30 11 36 44

31 12 42 41

32 12 41 44

33 13 43 43

34 14 44 44

35 15 41 42

36 12 44 42

37 11 43 41

38 12 44 44

39 12 42 43

40 13 42 42

41 10 41 41

42 10 44 42

43 12 12 36

44 41 12 34

45 41 13 33

46 42 10 35

47 42 10 36

48 41 12 37

49 15 34 38

50 12 37 35

51 11 36 34

52 12 35 37

53 12 36 36

Jumlah polong No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

54 13 36 35

55 10 36 36

56 10 34 36

57 35 37 36

58 36 35 34

59 36 36 37

60 36 35.8 35

61 36

62 36

63 13

64 14

65 15

66 12

67 11

68 12

69 12

70 13

71 10

72 10

73 12

74 12

75 11

76 13

77 14

78 13

79 14

80 14

81 14

82 14

83 15

84 15

85 15

86 16

87 16

88 16

89 42

90 42

91 41

92 43

Jumlah polong No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

93 44

94 41

95 44

96 43

97 44

98 42

99 42

100 41

Bobot 100 butir No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

1 11 8.9 9.9 10 9.9 9.9

2 11 8.8 10.1 11 10.1 10.1

3 11 8.6 9.8 11 9.8 9.8

4 11 9.3 9.9 12 9.9 9.9

5 11 9.2 10.3 10 10.3 10.3

6 11 9.6 10.2 11 10.2 10.2

7 12 9.1 10.5 12 10.5 10.5

8 12 9.7 9.6 12 9.6 9.6

9 11 8.2 10 10 10 10

10 11 8.6 9.7 11 9.7 9.7

11 11.3 8.1 9.9 12 9.9 9.9

12 11.5 9.2 10.3 13 10.3 10.3

13 11 9.3 10.2 12 10.2 10.2

14 11 9.1 10.5 10 10.5 10.5

15 11 8.8 9.6 11 9.6 9.6

16 11.2 8.6 10 12 10 10

17 11 9.3 9.7 10 9.7 9.7

18 11 9.2 9.6 11 9.6 9.6

19 11.4 9.6 10 12 10 10

20 11 9.2 9.7 11 9.7 9.7

21 9.9 8.9 9.9

22 10.1 8.8 10.1

23 9.8 8.6 9.8

24 9.9 9.3 9.9

25 10.3 9.2 10.3

26 10.2 9.6 10.2

27 10.5 9.1 10.5

Bobot 100 butir No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

28 9.6 9.7 9.6

29 10 8.2 10

30 9.7 8.6 9.7

31 9.9 8.1 9.9

32 10.3 9.2 10.3

33 10.2 9.3 10.2

34 10.5 9.1 10.5

35 9.6 8.8 9.6

36 10 8.6 10

37 9.7 9.3 9.7

38 9.6 9.2 9.6

39 10 9.6 10

40 9.7 9.2 9.7

41 12 10 10

42 13 11 11

43 12 11 11

44 10 12 12

45 11 10 10

46 12 11 11

47 10 12 12

48 11 12 12

49 12 10 10

50 11 11 11

51 8.9 9.9 12

52 8.8 10.3 13

53 8.6 10.2 12

54 9.3 10.5 10

55 9.2 9.6 11

56 9.6 10 12

57 9.1 9.7 10

58 9.7 9.6 11

59 8.2 10 12

60 8.6 9.7 11

61 8.9

62 8.8

63 8.6

64 9.3

65 9.2

66 9.6

Bobot 100 butir No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

67 9.1

68 9.7

69 8.2

70 8.6

71 8.1

72 9.2

73 9.3

74 9.1

75 8.8

76 11

77 11

78 12

79 12

80 11

81 11

82 12

83 12

84 12

85 11

86 11

87 10.5

88 9.6

89 10

90 9.7

91 8.2

92 8.6

93 8.1

94 9.2

95 9.3

96 9.1

97 8.8

98 9.3

99 9.1

100 8.8

Jumlah buku produktif No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

1 17 21 22 17 22 22

2 17 21 23 17 23 23

Jumlah buku produktif No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

3 18 22 22 18 22 22

4 18 22 23 18 23 23

5 18 22 22 18 22 22

6 19 23 22 19 22 22

7 19 23 23 19 23 23

8 19 23 22 19 22 22

9 19 23 22 19 22 22

10 20 24 23 20 23 23

11 17 24 24 17 24 24

12 17 24 22 17 22 22

13 18 24 23 18 23 23

14 18 25 22 18 22 22

15 18 23 22 18 22 22

16 19 23 23 19 23 23

17 19 23 22 19 22 22

18 19 24 23 19 23 23

19 19 24 24 19 24 24

20 20 23 22 20 22 22

21 22 21 22

22 19 21 23

23 19 22 22

24 19 22 23

25 20 22 22

26 19 23 22

27 19 23 23

28 19 23 22

29 20 23 22

30 17 24 23

31 19 24 24

32 19 24 22

33 19 24 23

34 20 25 22

35 17 23 22

36 17 23 23

37 18 23 22

38 18 24 23

39 24 24 24

40 22 23 22

41 17 21 17

Jumlah buku produktif No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

42 17 21 17

43 18 22 18

44 18 22 18

45 18 22 18

46 19 23 19

47 19 23 19

48 19 23 19

49 19 23 19

50 20 24 20

51 17 24 17

52 17 24 17

53 18 24 18

54 18 25 18

55 18 23 18

56 19 23 19

57 19 23 19

58 19 24 19

59 19 24 19

60 20 23 20

61 21

62 21

63 22

64 22

65 22

66 23

67 23

68 23

69 23

70 24

71 24

72 24

73 24

74 25

75 23

76 23

77 23

78 24

79 24

80 23

Jumlah buku produktif No P1 P2 F1 BCP1 BCP2 F2

81 22

82 23

83 22

84 23

85 22

86 17

87 17

88 18

89 18

90 18

91 19

92 19

93 19

94 19

95 20

96 17

97 17

98 18

99 18

100 18