Matching Curve

15
I= Rho= K × R AB/2=s MN/2=b K=(s 2 -b 2 ) 2b

description

curve

Transcript of Matching Curve

Page 1: Matching Curve

I = 𝑽𝑽𝑹𝑹

Rho= K × R

AB/2=sMN/2=bK=ᴨ (s2-b2)

2b

Page 2: Matching Curve

MATCHING CURVE

Page 3: Matching Curve

MATCHING CURVE• Data resistivitas semu sebagai fungsi jarak

setengah bentangan yang diperoleh di lapangan berupa titik-tik yang apabiladihubungkan akan membentuk lengkungandengan pola tertentu

• Lengkung resistivitas semu di”match” kandengan kurva bantu yang sesuai dengan jalanmenghimpitkan kedua lengkung tersebutsehingga diperoleh letak titik silang (cross) yang diinterpretasikan sebagai batas kontrasresistivitas

Page 4: Matching Curve

MATCHING CURVE

• Matching dilakukan dengan cara menggeser-geser lengkung resistivitas semu (data lapangan) dan lengkung baku dengan sumbu-sumbu absis dan ordinat harus selalu sejajar.

• Ada 4 lengkung bantu:1. Tipe H (bowl/pinggang)2. Tipe K (bell/lonceng)3. Tipe A (ascending/naik)4. Tipe Q (descending/turun)

Page 5: Matching Curve

MATCHING CURVE

Page 6: Matching Curve

MATCHING CURVE

• Kurva H paling mudah penggunaanya, h2/h1 dapat diperoleh langsung dengan menarikgaris sejajar sumbu ordinat dan harga h tidakperlu dikoreksi.

• Kurva A, K, Q memerlukan koreksi untukketebalannya yakni harga h (jarak absis titiksilang) dikalikan dengan faktor koreksi.

Page 7: Matching Curve

MATCHING CURVE• Langkah matching:1. Plot data lapangan pada kerta double log,

AB/2 sebagai absis (sumbu X) dan Rho sebagai ordinat (sumbu y)

Page 8: Matching Curve

MATCHING CURVE

2. Matchingkan kurva lapangan dengan lengkungbaku, misal didapat harga ρ2/ρ1=0,5. Plot titiksilang P1 (titik potong garis ρa/ρ1=1 danAB/2=1) pada kertas lapangan. Titik P1 mempunyai arti sangat penting karena hargaordinat adalah tahanan jenis lapisan pertama ρ1dan absis adalah kedalaman lapisan pertama d1yang dibaca langsung, misal d1=1,6 m danρ1=30 Ωm

.

Page 9: Matching Curve

MATCHING CURVETahanan lapisan kedua ditentukan dariperbandingan ρ2/ ρ1=0,5 sehingga ρ2 =30 x 0,5= 15 Ωm3. Untuk selanjutnya pilih lengkung bantu H

dengan harga ρ2/ ρ1=0,5. Letakkan lengkungbantu tersebut pada titik silang P1 berhimpitdengan pusat lengkung bantu. Lengkung inimerupakan tempat kedudukan dari titik silangyang kedua yaitu P2. Plot lengkung bantu di atas lembar data lapangan dengan garisputus-putus.

Page 10: Matching Curve

MATCHING CURVEGanti lengkung bantu dengan lengkung baku. Telusurkan pusat lengkung baku di atas garisputus-putus yang telah dibuat sampai salah satulengkung baku match dengan data yang telahdiinterpretasikan. Ternyata lengkung yang cocokadalah lengkung baku dengan perbandinganρ3/ ρ2=3,5. Plot titik silang kedua P2 pada kertasdata (letak pusat lengkung baku). Koordinat titikP2 memberikan harga kedalaman lapisan keduad2=15 m (absis) dan resistivitasnya ρ’2=13 Ωm (ordinat)

Page 11: Matching Curve

Jadi kedalaman lapisan kedua d2= 15 m dantahanan lapisan ketiga adalahρ3 = 13 x 3,5 = 45,5 Ωm4. Lengkung bantu berikutnya adalah tipe K (bell). Dengan cara sama no 3, didapat titik cross berikutnya yaitu P3 dan lengkung baku yang sesuai adalah ρ4/ ρ3=0,3. Ordinat titik P3terbaca=32 maka ρ4 =32 x 0,3=9,6 Ωm. Cara menghitung kedalaman lapisan ketiga impitkanP2 pada pusat lengkung bantu K dengan harga3,5 untuk mencari besarnya faktor koreksi

Page 12: Matching Curve

MATCHING CURVE

untuk lapisan ketiga, yang terbaca pada P3 sebesar 1,5 maka ketebalan lapisan ketigaadalah h3=d2 x 1,5= 15x1,5 =22,5m, sehinggakedalaman lapisan ketiga adalahd3=15+22,5=37,5 m.

Page 13: Matching Curve

MATCHING CURVE

• Selanjutnya pergunakan lengkung bantu Q (decending) karena lengkung data yang turundiikuti oleh lengkung yang juga turun. Dengancara yang sama seperti di atas titik silang P4dapat ditentukan. Lengkung baku yang cocokuntuk lapisan kelima adalah lengkung denganρ5/ ρ4=0,2. Ordinat titik P4 terbaca= 8,5 sehingga ρ5=0,2x8,5=1,7 Ωm. Impitkan P3 pada pusat lengkung bantu Q. Pada lengkung

Page 14: Matching Curve

MATCHING CURVE

Dengan harga ρ5/ ρ4=0,2 diperoleh faktor koreksipada P4 adalah 1,5 sehingga ketebalan lapisankeempat adalah h4= 1,5x37,5=56,25m. Jadikedalaman lapisan keempat adalah d4= 37,5+56,25=93,75 m.

Page 15: Matching Curve

MATCHING CURVE

1,6 m

15 m

37,5 m

93,75 m

Kedalaman [m]30 Ωm

15 Ωm

45,5 Ωm

9,6 Ωm

1,7 Ωm

Hasil interpretasi geolistrik konfigurasi Schlumberger menggunakanmetode matching curve