mangitudo
-
Upload
fahreza-azhar -
Category
Self Improvement
-
view
131 -
download
0
Transcript of mangitudo
DND-2006
Suatu besaran (pancaran) yang dapat diukur dengan mudah, paling tidak secara kuantitaif, yaitu dengan membandingkan dengan bintang lain
DND-2006
Sebelum perkembangan fotografi, magnitudo bintang ditentukan dengan mata.
Kepekaan mata untuk daerah panjang gelombang yang berbeda tidak sama
Mata terutama peka untuk cahaya kuning hijau di daerah = 5 500 Å, karena itu magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo visual atau mvis
Sistem MagnitudoSistem Magnitudo
DND-2006
Pada awal fotografi, emulsi fotografi mempunyai kepekaan di daerah biru-ungu pada panjang gelombang sekitar 4 500 Å.
Magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo fotografi atau mfot
Dengan berkembangnya fotografi, magnitudo bintang selanjutnya ditentukan secara fotografi.
Sebagai contoh kita ambil perbandingan hasil pengukuran magnitudo visual dengan magnitudo fotografi untuk bintang Rigel dan Betelgeuse yang berada di rasi Orion. Rigel berwarna biru sedangkan Betelgeuse berwarna merah.
DND-2006
Rigel (berwarna biru) Betelgeuse (berwarna merah)
Menurut Hukum Planck dan Wien, temperatur permukaan bintang Rigel lebih tinggi daripada Betelgeuse
Temperatur permukaan-nya lebih rendah daripada Rigel
Akan memancarkan lebih banyak cahaya biru daripada cahaya kuning
Akan memancarkan lebih banyak cahaya kuning daripada cahaya biru
Diamati secara fotografi akan tampak lebih terang daripada diamati secara visual (mvis besar dan mfot kecil).
Diamati secara visual akan tampak lebih terang daripada diamati secara fotografi (mvis kecil dan mfot besar).
Perbandingan bintang Rigel dan Betelgeuse.
DND-2006
Jadi untuk suatu bintang, mvis berbeda dari mfot. Selisih kedua magnitudo tersebut, dinamakan indeks warna (Color Index – CI).
Makin panas atau makin biru suatu bintang, semakin kecil indeks warnanya.
CI = mfot mvis . . . . . . . . . . .(4-11)
DND-2006
fot vis
mvis besar, mfot kecil
Distribusi energi spektrum bintang Rigel
CI kecil
mvis = 0,14
mfot = - 0,03
CI = - 0,17
mfot - mvis = indeks warna
Inte
nsita
s
DND-2006
mvis kecil, mfot besar CI besar
Distribusi energi spektrum bintang Betelgeus
mvis = 0,70
mfot = 2,14
CI = 1,44mfot - mvis = indeks warna
Inte
nsita
s
fot vis
DND-2006
Inte
nsita
s
Perbandingan distribusi energi spektrum (DES) bintang Rigel dan Betelgeus
CI Betelgeus
mfot mvis
DES Betelgeus
DES Rigel
CI Rigel
DND-2006
Untuk bintang deret utama yang spektrumnya termasuk kelas A0
(akan dibicarakan kemudian) harga mvis = mfot. Contoh bintang deret utama dengan kelas spektrum A0 adalah bintang Vega.
Berdasarkan definisi indeks warna bintang Vega adalah nol (CI = 0)
Jadi bintang yang lebih biru atau lebih panas daripada Vega, misalnya bintang Rigel indeks warnanya akan negatif.
Bintang yang lebih merah atau lebih dingin daripada Vega, misalnya bintang Betelgeuse indeks warnanya akan positif
Rigel : mfot = -0,03, mvis = 0,14 CI = 0,17
Betelgeuse : mfot = 2,14, mvis = 0,70 CI = 1,44
DND-2006
Dengan berkembangnya fotografi, selanjutnya dapat dibuat pelat foto yang peka terhadap daerah panjang gelombang lainnya, seperti kuning, merah bahkan inframerah.
Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan mengajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV, yaitu
U = magnitudo semu dalam daerah ultraviolet (ef = 3500 Å)
B = magnitudo semu dalam daerah biru (ef = 4350 Å)
V = magnitudo semu dalam daerah visual (ef = 5550 Å)
DND-2006
Daerah kepekaan pe-ngukuran magnitudo U, B dan V
0,0
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
3000 4000 5000 6000
Ke
pe
kaa
n
(Å)
UB
V
DND-2006
Indeks warna adalah U-B dan B-V
Untuk bintang panas B-V kecil.
Harga tetapan dalam pers. (4-3)
Dalam sistem Johnson – Morgan (sistem UBV)
diambil sedemikian rupa sehingga untuk bintang deret utama kelas A0 (misalnya bintang Vega)
m = -2,5 log E + tetapan
U = B = V CI = 0
DND-2006
Pada abad kedu seorang astronom Yunani , yang bernama Hippravhos mambuat katalog bintang, yaitu dengan membagi bintang menurut terangnya ke dalam 6 kelompok. Bintang paling terang tergolong mangitudo kesatu, yang lebih lemah hampir tak terlihat mata mangitudo keenam
Mangitudo: 1 2 3 4 5 6Mangitudo: 1 2 3 4 5 6
DND-2006
Tp Galileo Galilei mengubahnya dan Galileo mengemukakan bahwa ada bintangt yang cahayanya lebih redup daripada bintang bermangitudo 6. Selanjutnya John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata bersifat logaritmik, bahwa bintang bermangitudo satu ternyata lebih terang 100x dari bintang bermangitudo enam. Pada tahun 1856 Pogson memberikan defisini sebagai berikut:
ma – mb = -2,5log(Ea/Eb)
DND-2006
Mangitudo semu beberapa bintang langit
Nama Bintang MangitudoPolaris 2
Regulu 1.5
Pollux 1.16
Spica 1
Aldebaran 1
Betelgeuse 0.8
Procyon 0.5
Vega 0
Capella 0
Sirius -1.42
Jupiter -2.5
Bulan Purnama -13
Matahari -26.7
DND-2006
Untuk menyatakan Luminositas atau kuat cahaya sebenarnya sebuah bintang, kita definisikan besaran mangitudo mutlak, yaitu mangitudo bintang yang diandaikan diamati dari jarak d( dalam parsec). Skala Pogson untuk mangitudo mutlak diberi simbol M adlah menjadi
m – M = -5+5logd
DND-2006
Dari rumus di atas jika M diketahui dan m dapat diamati, maka d dapat ditentukan (jarak bintang dapat ditentukan). Demikian juga sebaliknya, jika m dan p dapat ditentukan, maka M dapat dicari. Untuk menentukan M ada beberapa cara yang bisa dilakukan diantaranya adalah
DND-2006
Dari rumus Pogson dapat kita tentukan perbedaan mangitudo mutlak dua bintang yang luminositasnya masing-masing L1 dan L2, yaitu
Untuk bintang ke-1: M1 = -2,5log L1/4π(102) + C
Untuk bintang ke-2: M2 = -2,5log L2/4π(102) + C
Jika kedua persamaan di ats kita kurangkan, akan diperoleh,
M1 – M2 = 2,5 log L1/L2
DND-2006
Diagram Hertzsprung-Russel (H-R)Diagram Hertzsprung-Russel (H-R)
Ejnar Herztprung(1873 – 1967)Henry Norris Russel
(1877 – 1957)
Pada tahun 1911, seorang astronom Denmark bernama Eijnar Hertzsprung membandingkan hubungan antara magnitudo & indeks warna di dalam gugus Pleiades dan Hyades.
Kemudian pada 1913, Henry Norris Russell, seorang Ph.D dari Universi-tas Princeton, membuat plot hubung-an antara magnitudo mutlak & spektrum bintang
DND-2006
Hasil yang mereka peroleh sekarang dikenal sebagai diagram Hertzsprung-Russell atau diagram H-R.
Diagram H-R ini menunjukkan hubungan luminositas (atau besaran lain yang identik, seperti magnitudo mutlak) dan temperatur efektif (atau besaran lain, seperti indeks warna (B - V) atau kelas spektrum .
DND-2006
L = 4 R2 ef
Diagram H-R
http://www.phys-astro.sonoma.edu/BruceMedalists/Russell/index.html
DND-2006
Dari diagram H-R ini dapat kita lihat bahwa bintang-bintang berkelompok dalam empat kelompok besar yaitu,
Bintang Deret Utama (Main Sequence) Bintang Raksasa (Giants) Maharaksasa (Supergiants) Katai Putih (White Dwarf)
Sebagian besar bintang-bintang berada dalam deret utama.
DND-2006
Dari diagram dapat kita lihat bahwa bintang yang mempunyai temperatur sama, tetapi kelompoknya berbeda akan mempunyai luminositas yang berbeda.