Management of Acne

61
MANAGEMENT OF ACNE JOURNAL READING: JOURNAL AMERICAN ACADEMY OF DERMATOLOGY VOL. 49

Transcript of Management of Acne

Page 1: Management of Acne

MANAGEMENT OF ACNE

JOURNAL READING:

JOURNAL AMERICAN ACADEMY OF DERMATOLOGY VOL. 49

Page 2: Management of Acne

PHYSIOLOGY

ANDROGENS

Age 7-8: sebaceous glands enlargement

Change in sebocytes and

follicular keratinocytes

To metabolized androgens:

5 α reductase, 3 β+ 17 β hydroxysteroid

dehydrogenase

Sebum production ↑ Sebocyte differentiate

↓Rupture

↓Releasing lipid to

sebaceous duct and follicular cast

Plewig G, Kligman AM. Acne and Rosacea. 3rd ed. New York: Springer-Verlag; 2000.

Page 3: Management of Acne

PATOPHYSIOLOGY

Target organ: pilosebaceous unit distribution of acne primarily on the face, chest, and back – greatest concentration of pilosebaceous glands

EXCESS SEBUM PRODUCTION:Difference in responses of target organIncreased circulating androgensBoth

Page 4: Management of Acne

ANDROGENS

SEBOCYTES

SEBORRHEA

KERATINOCYTES

FOLLICULAR DESQUAMATION

ALTERATION OF FOLLICULAR

MILIEU

COLONIZATION WITH P. ACNES INFLAMMATION

Page 5: Management of Acne

ABNORMAL FOLLICULAR DESQUAMATION:

Normal: keratinocytes are shed as single cells to the lumen and then excreted

Acne: keratinocytes hyperproliferate and are not shed as normal

Comedogenesis occurs when abnormally desquamated corneocytes accumulate in the sebaceous follicle

Page 6: Management of Acne
Page 7: Management of Acne

BACTERIAL PROLIFERATIONP. acnes is not thought to be infectious, but

it does play a role in acne.Skin surface P. acnes counts and the

severity of acne often DO NOT correlate.MICROENVIRONMENT of the follicle

encourage colonization into the follicular duct and the subsequent production of inflammation.

Page 8: Management of Acne

INFLAMMATIONPatient often seek treatment once

inflammatory lesions occur.May be macules, papules, pustules, or

nodules inflamed area may progress from one type of lesion to another.

Page 9: Management of Acne

TOPICAL RETINOIDS

Page 10: Management of Acne

Konsensus : retinoid topikal memiliki potensi anti jerawat multiple

• Menghambat pembentukan dan mengurangi jumlah mikrokomedo (lesi precursor)

• Mengurangi komedo matur• Mengurangi lesi inflamasi• Merangsang deskuamasi normal dari epitel

folikular• Beberapa bisa menjadi anti inflamasi• Dapat meningkatkan penetrasi obat lain• Dapat mempertahankan remisi dari akne

dengan menghambat pembentukan mirokomedo dan menghambat lesi baru

Page 11: Management of Acne

Indikasi• Kebanyakan pasien dengan akne mengambil keuntungan dari

penggunaan retinoid , dari agen topical sebagai bagian dari terapi konvensional atau isotretinoin oral untuk kasus resisten pengobatan.

• Target retinoid topical adalah mikrokomedo yang merupakan precursor dari hampir semua lesi akne.

• Sangat direkomendasikan penggunaan retinoid topical pada penderita akne.

• Ada consensus bahwa retinoid topical ( tunggal atau kombinasi) harus digunakan sebagai first – line therapy untuk inflamasi akne hingga akne dengan komedo dari ringan ke sedang, terkecuali untuk penyakit yang sangat parah. Retinoid topical juga merupakan agen terpilih untuk maintenance therapy. Tujuannya untuk meminimalisir penggunaan antibiotik pada akne

Page 12: Management of Acne

Mekanisme kerja• Retinoid topical membalik deskuamasi abnormal dengan

mempengaruhi perbaharuan epitel folikuler dan maturasi sel. Sebagai tambahan , beberapa retinoid topical mempunyai efek pada inflamasi dengan memodulasi respon imun, mediator inflamasidan migrasi dan migrasi sel inflamasi.

• Karena retinoid menginhibisi formasi dari mikrokomedo, retinoid topical mencegah pembentukan komedo matur dan lesi inflamasi dan mungkin memproduksi reduksi setara antara lesi inflamasi dan komedo. Dan retinoid merubah follicular microclimate dan nampaknya meningkatkan penetrasi zat zat lain, termasuk zat antibacterial seperti benzoyl peroxide atau antibiotic topical. Sebagai hasil nya retinoid topical secara efektif mengontrol perkembagan mikrokomedo, mengurangi komedo yang ada dan lesi inflamasi, dan meminimalisir lesi akne baru

Page 13: Management of Acne

• Belakangan ini studi kromatografi menunjukan retinoid topical, adapalene, dan tretinoin menurunkan asam lemak bebas pada mikrokomedo, sama seperti antibiotic. Observasi ini mengindikasikan adanya barier fungsional yang kembali normal pada infundibulum dan juga menjelaskan peran anti inflamasi dari adapalene. Pada infundibulum, lipase P acnes memetabolise trigliserid menjadi asam lemak bebas, menimbulkan iritasi. Dalam pengobatan, mikrokomedo berkurang, tetapi, meningkat lagi setelah terapi berhenti. Hal ini mendukung adanya rekomendasi untuk maintenance therapy dengan retinoid topical untuk mencegah rekurens

Page 14: Management of Acne

Pengalaman klinis

• Retinoid topical yang kini ada untuk akne termasuk tretinoin, adapalene, tazarotene dan di beberapa negara, isotretinoin topical, motretinide retinaldehyde, dan beta-retinoyl glucoronide.

• Meskipun agen agen ini mempunyai struktur kimia berbeda mereka semua mentarget mikrokomedo (precursor semua lesi akne) dan merupakan komedosupresif dengan kekuatan berbeda. Mereka berbeda dalam efek dan toleransi anti inflamasi

Page 15: Management of Acne

Therapi optimal dengan retinoid topical• Retinoid topical sebaiknya tidak diberikan pada pasien

dengan akne komedo predominan. Hasil penelitian menunjukan terapi retinoid topical meningkatkan akne inflamatorik. Aplikasi terbaik saat ini adalah menambahkan retinoid topical pada onset terapi bahkan bila pasien terdapat akne inflamatori predominan. Pada pasien demikian , antibiotic topical atau oral sebaiknya ditambahkan untuk menghasilkan efek yang lebih baik dan lebih cepat.

• Penggunaan topical retinoid sebagai terapi lini pertama pada akne terlihat memungkinkan . Alternatif yang mungkin termasuk didalamnya kombinasi dari antibiotic dengan zinc, venzoyl peroxide, atau bahkan antibiotic topical sendiri.

Page 16: Management of Acne

• Retinoid topical harus di mulai saat kedatangan pasien pertama, dan harus menjadi bagian dari terapi untuk semua pasien yang menerima agen antimikroba. Strategi yang efektif adalah untuk menggunakan retinoid topical pada waktu yang sama dengan antibiotic oral atau topical dan dilanjutkan hingga lesi inflamasi bersih. Lalu hentikan antibiotic dan lanjutkan terapi, dengan retinoid topical untuk mencegah kembalinya komedo dan lesi inflamasi dengan mencegah pembentukan mikrokomedo.

• Retinoid topical dapat juga menjadi pilihan terapi pada pasien dengan kulit yang lebih gelap, karena agen ini meningkatkan dan mencegah hiperpigmentasi yang terjadi karena lesi inflamasi akne pada populasi ini.

Page 17: Management of Acne

• Terakhir, pasien harus diberi informasi akan waktu respon dari terapi akne dan jalan untuk meminimalisir iristasi, seperti menggunakan cleanser yang lembut dan moisturizer bersamaan dengan retinoid.

• Dalam kesimpulan, normalisasi desquamasi folikuler adalah kunci untuk mencapai dan mempertahankan akne ringan hingga sedang. Retinoid adalah bagian integral dari terapi akne, tunggal maupun kombinasi dengan topical yang lain dan atau agen antimikroba yang lain, dan berperan sebagai inisiasi pada terapi akne inflamatori. Penggunaan retinoid jika digunakan dengan antibiotic menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan antibiotic saja.

Page 18: Management of Acne

Rekomendasi Konsensus : Topical retinoid

Digunakan sebagai terapi primer pada sebagian besar akne vulgaris

Digunakan lebih awal lebih baik Harus di berikan pada seluruh area

yang menjadi akne Kombinasi dengan terapi antimikroba

bila ada lesi inflamatorik Bagian esensial dari terapi maintenance

Page 19: Management of Acne

COMBINATION THERAPY

Page 20: Management of Acne

Combination therapy

Membersihkan lesi inflamasi dan komedo lebih cepat dan lebih berpengaruh dibandingkan antibiotik saja

Bisa mengenai pada beberapa target patofisiologi Topikal retinoid membantu penetrasi agen antimikrobal Pakai topikal retinoid lebih awal (onset terapi) untuk hasil lebih

cepat Tetap dipertahankan dengan menggunakan topikal retinoid

antibiotik

Topikal Retinoid

Page 21: Management of Acne

Antibiotik yang digunakan:• Tetrasiklin• Macrolid• Trimetroprim

! Penggunaan antibiotik sebagai terapi lini pertama bisa meningkatkan resiko:

1. Resistensi P. acnes

2. Meningkatkan jumlah resisten organisme lain, termasuk Staphylococcus aureus.

Untuk menguranginya, digunakan kombinasi dengan agen lain yang mempunyai aksi mekanisme yang lain

Page 22: Management of Acne

Topical retinoids + antimicrobial agents Pasien dengan lesi inflamasi + komedo

paling bagus pakai topikal retinoids + terapi antimikrobial.

Terbukti lebih cepat mengurangi lesi acne lebih cepat dibandingkan hanya terapi antimicrobial saja.

Page 23: Management of Acne

3 Major area of acne patofisiologi yang dipengaruhi oleh terapi kombinasi

Hiperkornifikasi duktus

Proliferasi P.acnes

inflamasi

Page 24: Management of Acne

TOPIKAL RETINOID mempengaruhi permeabilitas kulit dengan cara melemahkan

lapisan barier tanduk Selama terapi retinoid, keratinosit pada lapisan kulit menjadi

longgar dan jumlah lapisan selnya berkurang sampai 50% Peningkatan turnover sel pada epitel folikular menjadikan antibiotik

oral lebih bisa ditransport ke dalam kanal tempat P.acnes berada.

Membantu penetrasi antibiotik

Meningkatkan potnsi

antibiotik

Menurunkan potensi

resistensi

Mensupres populasi P.

acnes

Mempercepat kerja

antibiotik

Durasi kerja

antibiotik dibatasi

Page 25: Management of Acne

ANTIMICROBIAL THERAPY

Page 26: Management of Acne

Antibiotik sistemik :- Inflamasi akne sedang sampai berat- Tetrasiklin, makrolid, kotrimoksazol,

trimethoprim

Antibiotik topikal dan benzoil peroksidase :- Inflamasi akne ringan sampai sedang- Asam azelaic biasanya diindikasikan untuk

akne dengan komedo dan papulopustul ringan

Indikasi

Page 27: Management of Acne

Antibiotik oral mereduksi jumlah P. acne dan Staphylococcus epidermidis

Antibiotik mengintervensi pertumbuhan dan metabolisme P.acne serta memiliki aktivitas antiinflamasi (menghambat neutrofil, produksi sitokin, fungsi makrofag)

Mekanisme Kerja

Page 28: Management of Acne

Tetrasiklin mengurangi produksi prostaglandin, menghambat nitrit oksida sintetase, dan meningkatakan ekspresi minosiklin. Minosiklin dan doksisiklin akan menghambat formasi granuloma inflamasi

Benzoil peroksidase menghancurkan baik bakteri maupun ragi lebih cepat dari antibiotik. Belum ada yang membuktikan resistensi terhadap benzoil peroksidase

Asam azelaic bekerja sebagai anti-inflamasi dan komedolitik ringan

Page 29: Management of Acne

Eritromisin dan tetrasiklin merupakan pilihan yang aman dengan efficacy baik untuk mengatasi akne.

Sulfametoksazol / trimethoprim (SMX/TMP) merupakan lini ketiga dalam terapi akne, namun biasanya digunakan untuk yang resisten dengan tetrasiklin dan eritromisin

Efek klinis penggunaan antibiotik oral berkisar antara 4-8 minggu

Antibiotik Oral

Page 30: Management of Acne

Klindamisin dan eritromisin merupakan antibiotik topikal yang sering dipakai, efektif mengatasi inflamasi akne dengan konsentrasi 1-4% dengan atau tanpa zinc

Tidak digunakan sebagai monoterapi Efek samping : eritema, pengelupasan,

gatal, kering, dan panas.

Antibiotik Topikal

Page 31: Management of Acne

Konsentrasi berkisar antara 1-10% Biasanya pada remaja dimulai dengan

dosis rendah Diaplikasikan pada seluruh wajah Memiliki efek bakteriostatik yang cepat Dapat menyebabkan dermatitis kontak

iritan berupa eritema, skuama, gatal

Benzoil Peroksidase

Page 32: Management of Acne

Gunakan pada akne sedang sampai berat Hindari monoterapi dengan antibiotik saja Kombinasi dengan retinoid topikal. Tambahkan

benzoil peroksidase bila penggunaan antibiotik lebih dari 2 bulan

Durasi terapi minimal : 6-8 minggu, maksimal : 12-18 minggu

Hindari penggunaan terapi oral dan topikal bersamaan dengan antibiotik yang berbeda

Optimalisasi Terapi dengan Antibiotik Oral

Page 33: Management of Acne

Batasi penggunaan antibiotik jangka pendek

Kombinasikan terapi dengan benzoil perokidase dan antibiotik topikal

Gunakan retinoid topikal untuk mempercepat perbaikan

Resistensi Antibiotik

Page 34: Management of Acne

HORMONAL THERAPY

Page 35: Management of Acne

INDIKASIPilihan tepat bagi wanita terutama yang

ingin menggunakan kontrasepsi oral.Alternatif dari isotretinoin.Pasien wanita dengan:

○ Jenis wajah berminyak (severe seborrhea)○ Androgenic alopecia○ Seborrhea/acne/hirsutism/alopecia (SAHA)

syndrome○ Late-onset acne (acne tarda)○ Proven ovarian/adrenal hyperandrogenism

Page 36: Management of Acne

HORMONAL THERAPY

Antiandrogen:Cyproterone acetateChlormadinone acetateSpironolactoneDrospirenoneDesogestrelFlutamide

Agents that block ovarian/adrenal androgen production:Estrogen

Page 37: Management of Acne

Kontrasepsi oralCyproterone acetateAgonis gonadotropin-releasing hormone

(GnRH)Glukokortikoid dosis rendah

Inhibitor enzim yang terlibat dalam metabolisme androgen di kulit dalam penelitian

Page 38: Management of Acne

PERAN ANDROGEN PADA ACNE

Etiologi acne multifaktorial, terutama peningkatan produksi sebum karena androgen.

Prepubertal: glandula adrenal menghasilkan dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS) dapat dimetabolisme menjadi androgen poten di kulit pembesaran glandula sebacea dan peningkatan produksi sebum

Page 39: Management of Acne

SCREENING PENYAKIT ENDOKRIN Terutama pada wanita berjerawat yang:

Terbukti resisten dengan terapi konvensionalOnset mendadak dari jerawat beratHirsutism, periode menstruasi iregular, sindroma

SAHARelaps segera setelah menjalani terapi

isotretinoin Meliputi: serum DHEAS, testosteron total,

free testosterone, LH/FSH ratio, prolaktin, 17-hydroxyprogesterone dilakukan 2 minggu sebelum menstruasi.

Page 40: Management of Acne

ORAL RETINOIDS

Page 41: Management of Acne

IndikasiAcne nodular yang beratAcne sedang atau berat yang tidak

responsive terhadap terapi topikal.Acne sedang sampai berat dengan scar fisik

dan psikologisAcne yang meradang yang resisten

terhadap terapi konvensionalAcne kronis yang cenderung muncul lagiJuga digunakan pada folikulitis gram negatif,

facial pioderma, dan acne rosacea yang berat.

Page 42: Management of Acne

Mekanisme Kerja

Isotretinoin oral adalah preparat retinoid yang memiliki efek:menurunkan ukuran dan sekresi dari kelenjar

polisebaceousmenormalkan keratinisasi folikularmencegah pembentukan dari komedo barusecara tidak langsung menghambat pertumbuhan

P.acnes melalui perubahan dari milia folikular (white head comedo)

memberikan efek antiinflamasi.

Page 43: Management of Acne

DosisDosis oral isotretinoin antara 0,1 – 2 mg/kgBB,

dosis >1 mg/kgBB/hari jarang digunakan.Pada umumnya terapi dilanjutkan hingga dosis

kumulatif 120-150mg/kgBB tercapai, dipikirkan untuk kemungkinan relaps

Untuk meminimalkan efek samping, kebanyakan ahli kulit memberikan dosis tidak lebih dari 0,5 mg/hari pada bulan pertama

Jika pasien tidak memiliki masalah tolerabilitas, dapat diikuti 1 mg/kgBB/hari untuk sisa 16-20 minggu terapi.

Page 44: Management of Acne

Efek SampingEfek samping yang sering muncul pada

penggunaan isotretinoin oral adalah bibir kering dan pecah-pecah, mata dan kulit kering

Infeksi sekunder oleh S.aureus tidak jarang dilaporkan dan sebaiknya diterapi dengan antiseptic topikal atau antibiotik oral.

Beberapa pasien merasakan nyeri otot, sakit dan punggung, dan beberapa mengeluhkan sakit kepala ringan pada awal terapi.

Epistaksis dan kerapuhan kulit dapat juga muncul.

Page 45: Management of Acne

Beberapa pasien mengalami sakit kepala hebat, penurunan penglihatan malam, atau tanda kejiwaan yang merugikan (perubahan mood, depresi), dan sebaiknya penggunaan isotretinoin segera dihentikan.

Sebagai tambahan, profil lipid dalam darah sebaiknya diperiksa secara rutin.

Isotretinoin oral berpotensi teratogen sehingga tidak boleh digunakan pada wanita hamil.

Jarang ditemukan, pada penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan perubahan struktur tulang seperti osteoporosis dan pembentukan osteofit.

Page 46: Management of Acne

GENERAL MANAGEMENT STRATEGIES IN ACNE

Page 47: Management of Acne

Anamnesis Usaha pengobatan akne Faktor predisposisi (stres, keringat, dll) :

modifikasi Predileksi familial

Page 48: Management of Acne

Diet

Diet bukan etiologi akne Makanan yang berhubungan dengan

timbulnya akne : cokelat, kacang, permen, soft drinks

Belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa intake karbohidrat maupun lemak yang tinggi mempengaruhi produksi sebum maupun akne

Page 49: Management of Acne

Zinc

Menginhibisi produksi kemotaksis 5-α reductase dan TNFα

Menginduksi superoksida dismutase Tidak mempengaruhi komedo Aman digunakan saat musim panas

(tidak ada fototoksisitas) Efek samping : gastralgia, nausea

Page 50: Management of Acne

Skin Care

• Belum ada bukti yang menunjukkan bila jarang mencuci wajah dapat menyebabkan akne ataupun sering mencuci wajah dapat mengurangi akne

• Membersihkan wajah dengan menggosok terlalu kuat dapat memperburuk inflamasi

• Area dengan akne sebaiknya dibersihkan sehari dua kali dengan air hangat dan jari, dibersihkan dengan lembut

• Gunakan kosmetik dan produk perawatan kulit yang noncomedogenic

• Sabun antibakteri tidak diindikasikan untuk akne

Page 51: Management of Acne

Konseling

Edukasi pada pasien mengenai :- Terapi- Waktu yang diperlukan- Risiko perburukan sebelum perbaikan- Penggunaan obat yang diberikan

Page 52: Management of Acne

ADJUNCTIVE THERAPIES

Page 53: Management of Acne

Rekomendasi yang telah disetujui Sebaiknya digunakan bila timbul lesi inflamasi Membersihkan dengan cepat dan menghasilkan resolusi

lebih baik untuk lesi inflamasi dan komedo Topikal retinoid harus dimulai pada awal terapi antimikrobial Antibiotik harus distop ketika lesi inflamasi menghilang cepat Bila tidak memungkinkan, ganti menjadi kombinasi benzoyl

peroxide + antibiotic Terus pergunakan topikal retinoid untuk mempertahankan

remisi dari lesi akne baru ketika terapi antibiotik sudah distop

Page 54: Management of Acne

COMEDO EXTRACTION - ELECTROCAUTERY

Perbaikan terlihat cepat diharapkan oleh pasien Menggunakan anestesi topikal untuk menyingkirkan

komedo tertutup. Keuntungan dari acne surgery dibantu dengan

penggunaan topikal retinoid menghindari perkembangan lesi baru sementara komedo menghilang. Topikal retinoid memfasilitasi ekspulsi (pengeluaran) komedo.

Ekstraksi komedo yang baik hasil yang cepat. Komedo terbuka diekstraksi dengan penekanan halus

sekitar pori-pori. Komedo tertutup bisa diinsisi menggunakan jarum

ukuran besar atau bisturi no 11. lalu isinya akan keliatan. Pembatasan ekstraksi komedo diantaranya : incomplete

extraction, refilling, resiko kerusakan jaringan.

Page 55: Management of Acne
Page 56: Management of Acne

Chemical peels Mengkoreksi skar permukaan dan hiperpigmentasi. Sebaiknya dilakukan bila jerawat sedang dibawah kontrol. Peeling agents:

• Glycolic acid (alpha-hydroxy acids)• Asam salisilat efek anti inflamasi. Lipid soluble.

Page 57: Management of Acne

Photodynamic therapy Menggunakan sinar UV Penggunaan jangka panjang (UV-A) menambah

comedogenesis dan kerusakan kulit Target: P. acnes. Penggunaan pada pasien acne mild-moderate

lesi berkurang secara signifikan setelah 4-12 minggu:• blue light (puncak 415 nm)• mixed blue light + red light (puncak 415 nm dan

660 nm)

Page 58: Management of Acne
Page 59: Management of Acne

corticosteroids

Delayed

side effect topical c.s

Skin atrop

hyPapul

o-pustu

lar flares

Perioral

dermatitis

Steroid

rosasea

Rebound

dermatitis

Page 60: Management of Acne

corticosteroids

Penggunaan 7-10 hari

severe acne untuk

mengontrol

Mengobati granuloma

pyogenicum-like

Harus terlokalisir pada lesi setelah terapi

isoretioin

Bisa untuk terapi acne conglobata

(topikal)

(oral) berguna

untuk acne fulminans

Injeksi intralesi untuk lesi

besar

Page 61: Management of Acne

THANK YOU