LAMPIRAN A INVERSE SQUARE LAWsemikonduktor Selenium dengan lapisan tipis emas untuk membentuk...
Transcript of LAMPIRAN A INVERSE SQUARE LAWsemikonduktor Selenium dengan lapisan tipis emas untuk membentuk...
LAMPIRAN A
INVERSE SQUARE LAW
Lampiran A – Inverse Square Law
INVERSE SQUARE LAW
Intensitas radiasi merupakan fungsi dari jarak, dimana intensitas radiasi
akan semakin berkurang dengan bertambahnya jarak tempuh sesuai dengan rumus
berikut ini
24 rP
AP
I sun
sun
sunsun ⋅Π⋅
==
• Besar intesitas radiasi pada jarak r = d ⇒ 21 4 dP
AP
I sun
sun
sunsun ⋅Π⋅
==
• Besar intesitas radiasi pada jarak r = nd ⇒ ( )22 4 nd
PAP
I sun
sun
sunsun
⋅Π⋅==
karena radiasi berasal dari sumber yang sama (daya matahari sama), maka
intensitas radiasi pada jarak r = nd terhadap referensi intensistas radiasi pada jarak
r=d dengan besarnya jarak pada titik acuan yang sama adalah sebagai berikut :
( ) ( )21
22 44 dIndI sunsun ⋅Π⋅=⋅Π⋅
( )( ) 12
2
2 44
sunsun InddI ×
⋅Π⋅⋅Π⋅
=
1221
sunsun In
I ×=
Dari persamaan diatas terlihat bahwa intensitas radiasi berbanding terbalik dengan
kuadrat dari jarak yang dikenal dengan nama Inverse Square Law
A-1
LAMPIRAN B
SOLAR CONSTANT
Lampiran B – Solar Constant
SOLAR CONSTANT [22]
Nilai solar constant dapat dihitung dengan menganggap matahari sebagai
blackbody, yaitu sebagai berikut :
daya pada orbit bumi = daya pada permukaan matahari
So . Aearth orbit = I sun surface . Asun surface
So = Isun surface . Asun surface / Aearth orbit
So = esun. σ . (Tsun surface)4 . 4Π(Rsun)2 / 4Π(Rearth orbit)2
So = 1 .5,67 x 10-8.(5762)4.(6,95 x 108/1,49 x 1011)2
So = 1360 Wm-2
dengan So : solar constant (Wm-2)
Aearth orbit : luas permukaan orbit bumi (m2)
Isun surface : intensitas radiasi pada permukaan matahari (Wm-2)
Asun surface : luas permukaan matahari (m2)
esun : emisivitas matahari = 1, karena black body
σ : konstanta Stefan–Boltzmann (5,67 x 10-8 Wm-2K-4)
Tsun surface : temperatur absolut permukaan matahari (K)
Rsun : radius matahari (m)
Rearth orbit : radius orbit bumi (m)
B-1
LAMPIRAN C
AIR MASS (AM)
Lampiran C – Air Mass (AM)
AIR MASS (AM)
Dari gambar diatas terlihat pada kondisi optimum (1) irradiance tegak
lurus dengan permukaan atmosfer sehingga irradiance menempuh jarak terpendek
dengan ketebalan atmosfer sebesar d. Sedangkan untuk kondisi yang tidak
optimum (2), dimana terbentuk sudut sebesar φ terhadap kondisi optimum,
irradiance menempuh jarak n kali dari jarak optimum d. Nilai n menunjukan
besarnya ketebalah optik atmosfer untuk sembarang kondisi terhadap referensi
ketebalan optik atmosfer saat kondisi optimum yang lebih dikenal dengan nama
Air Mass (AM). Air Mass (AM) dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
dnd ×='
ddnAM '
==
φcos
1=
φcssAM =
keterangan : '
cosdd
=φ
C-1
LAMPIRAN D
PERSENTASE IRRADIANCE
Lampiran D – Persentase Irradiance
PERSENTASE IRRADIANCE
Dari gambar diatas terlihat, pada kondisi (1) irradiance tegak lurus dengan
permukaan solar panel, diperlukan luas permukaan sebesar A1(PxL1) agar dapat
menerima semua irradiance. Sedangkan pada kondisi (2) untuk irradiance
membentuk sudut sebesar φ terhadap permukaan solar cell, diperlukan luas
permukaan sebesar A2 (PxL2). Untuk solar cell dengan lebar sebesar L1, maka
intensitas radiasi yang diterima permukaan solar cell dengan sudut φ dapat
dihitung dengan rumus berikut ini:
%10021% ×=
AAIntensitas
( )( ) %100
21×
××
=LPLP
%10021×=
LL
( ) %100sin ×= ϕ
keterangan : 21sin
LL
=ϕ
D-1
LAMPIRAN E
SEJARAH SOLAR CELL
Lampiran E – Sejarah Solar Cell
SEJARAH SOLAR CELL [6, 11, 20]
Tahun Peristiwa
1839
Photovoltaic effect ditemukan oleh fisikawan Perancis Alexandre
Edmond Becquerel ketika bereksperimen dengan sel elektrolit
pembentuk 2 elektrode besi.
1877 W.G. Adams dan R.E. Day menemukan photovoltaic effect dalam zat
padat Selenium.
1883
Solar cell pertama kali dibuat oleh Charles Fritts yang melapisi
semikonduktor Selenium dengan lapisan tipis emas untuk membentuk
junction. Devais ini memiliki efisiensi 1%.
1904 Wilhelm Hallwachs membuat junction solar cell dari tembaga dan
tembaga oksida.
1918
Jan Czochralski, ilmuwan Polandia menemukan metoda pembentukan
single crystalline Silikon yang dikenal dengan nama Czochralski
Method.
1932 Audobert dan Stora menemukan photovoltaic effect pada Cadmium-
Selenide (CdS), material solar cell yang masih digunakan saat ini.
1946 Russel Ohl membuat hak paten atas solar cell modern
1950 Bell Laboratories memproduksi solar cell untuk aktivitas luar angkasa.
1953 Gerald Pearson memulai riset tentang Lithium-Silikon solar cell.
1954
AT&T memperkenalkan solar cell Silikon pertama dengan efisiensi
sekitar 6% yang dikembangkan oleh 3 peneliti Amerika yaitu Daryl
Chapin, Calvin Fuller dan G.L. Pearson di Bell Laboratories.
1955 Hoffman Electronics membuat solar cell komersil dengan efisiensi 2%.
1957 Hoffman Electronics membuat solar cell dengan efisiensi 8%.
1958
T.Mandelkorn,U.S. Signal Corps Laboratories membuat P-N junction
Silikon solar cell yang lebih kuat terhadap dampak radiasi dan sesuai
untuk luar angkasa.
Hoffman Electronics membuat solar cell dengan efisiensi 9%.
E-1
Lampiran E – Sejarah Solar Cell
Vanguad I, satelit komunikasi pertama berdaya solar cell diluncurkan
dengan 0,1 W, 100 cm2 solar panel.
Hoffman Electronics membuat solar cell komersil dengan efisiensi
10%. 1959
1960 Hoffman Electronics membuat solar cell dengan efisiensi 14%.
1962 Satelit komunikasi Telstar berdaya solar cell.
1963 Perusahaan Sharp memproduksi solar panel Silikon.
1967 Soyuz I pesawat luar angkasa berawak pertama berdaya solar cell.
1971 Salyut I berdaya solar cell.
1973 Skylab berdaya solar cell.
David Carlson dan Christopher Wronski dari RCA Laboratories
membuat amorphous Silikon solar cell pertama dengan efisiensi sekitar
1,1%.
1976
Institute of Energy Conversion di University of Delaware
mengembangkan solar cell thin film pertama menggunakan teknologi
Cu2S/CdS dengan efisiensi lebih dari 10%.
1980
Center for Photovoltaic Engineering pada University of New South
Wales membuat Silikon solar cell dengan efisiensi 20%. 1985
1989 Reflective solar concentrator pertama kali digunakan pada solar cell.
Photoelectrochemical cell (dye-sensitized cell/graetzel cell) pertama
kali ditemukan. 1991
NREL mengembangkan GaInP/GaAs dengan 2 terminal concentrator
merupakan solar cell pertama dengan efisiensi 30%. 1994
National Center for Photovoltaic memperkenalkan dye-sensitized cell
dengan efisiensi 11%. 1996
Dikenal Grid Connected System sebagai sektor pertumbuhan solar cell
yang terpesat.
akhir
1990-an
Solar panel dapat mengubah sekitar 17% dari energi radiasi yang
datang menjadi energi listrik. 2005
E-2
LAMPIRAN F
KURVA SOLAR CELL untuk VARIASI
RESISTANSI SERI dan RESISTANSI PARALEL
Lampiran F - Kurva Solar Cell untuk Variasi
Resistansi Seri dan Resistansi Paralel
KURVA SOLAR CELL untuk VARIASI
RESISTANSI SERI dan RESISTANSI PARALEL
Kurva solar cell untuk variasi resistansi seri
Kurva solar cell untuk variasi resistansi paralel
F-1
LAMPIRAN G
JENIS SOLAR CELL
Lampiran G – Jenis Solar Cell
Ref
ine
1 1 2 3 3 4 4 5 6 7 4 4 4 8
Rem
arks
P+ -n-n
+
500x
con
cent
ratio
n
MIS
, act
ive
area
sem
icry
stal
line,
MIS
edge
-sup
porte
d gr
owth
silic
on o
n ce
ram
ic
ITO
/sem
icry
stal
line
EFG
(rib
bon)
rolle
r que
nchi
ng
a-Si
C /
a-Si
p-i-n
MIS
p-i-n
n+ -p-p
+ hom
ojun
ctio
n
AlG
aAs /
GaA
s
Are
a (c
m2 )
2 2 0,4
2,8
2,8 4 5 11,4
45
0,04
1,1
0,73
1,2
0,5
1,5
η 16,8
18,3
17,6
18,3
13,3
13,8
10,5
11,5
11,4
5 10,1
6,6
6,4 20
18,2
FF
0,79
6
0,75
4
0,75
0,80
6
0,76
0,74
0,76
0,79
0,77
8
0,63
0,67
6
0,57
0,66
0,81
0,81
J SC (m
A/c
m2 )
34,3
1380
1500
0
36,5
32,7
31,9
24,2
28,1
26,2
15
17,8
13,1
11,1
25
28
VO
C (V
)
0,62
2
0,73
1
0,78
3
0,62
1
0,54
0
0,58
5
0,57
2
0,52
2
0,56
1
0,50
0,84
0,88
0
0,87
8
0,97
0,93
JEN
IS S
OL
AR
CE
LL
[3]
Mat
eria
l
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Silik
on
Am
orph
ous S
i
Am
orph
ous S
i
Am
orph
ous S
i
GaA
s
GaA
s
G-1
Lampiran G – Jenis Solar Cell
Ref
ine
8 9 4 4 4 4 4 4 4 10
10
10
11
4 4
Rem
arks
AlG
aAs /
GaA
s, 10
x
AlG
aAs /
GaA
s, 10
0x
CLE
FT
on G
e co
ated
Si
tand
em c
ell
CV
D th
in fi
lm, M
IS
solu
tion
ion-
exch
ange
16%
C, 8
4% Z
n
evap
orat
ion
20%
Cd,
80%
Zn
thin
film
elec
trode
posi
tion
sing
le c
ryst
al In
P
PEC
PEC
Are
a (c
m2 )
1,5 - 0,5
0,1
4,0 9 1 1 1 - - -
0,23
- -
η 23
21
17
12
16,5
8,5
9,2
10,2
9,4
10,6
10,5
8 12,5
11,5
10,2
FF
0,85
-
0,78
0,63
0,74
0,67
0,71
0,75
0,63
0,63
1
- -
0,71
0,64
0,57
J SC (m
A/c
m2 )
270 - 23
24,4
10,8
22,7
24,8
22,8
38
39
- - 15
24,8
22,6
VO
C (V
)
1,05
-
0,95
0,76
2,05
0,56
0,52
0,6
0,4
0,43
1
-
0,79
0,63
0,66
0,72
JEN
IS S
OL
AR
CE
LL
[3]
Mat
eria
l
GaA
s
GaA
s
GaA
s
GaA
s
AlG
aAs /
GaA
s
GaA
S
Cu 2
S / C
dS
Cu 2
S / Z
nCdS
CuI
nSe 2
/ C
dS
CuI
nSe 2
/ C
dZnS
CdS
/ C
dTe
CdS
/ C
dTe
CdS
/ In
P
InP
WSe
2
G-2
Lampiran G – Jenis Solar Cell
Ref
ine
4 4 4 12
12 4 12
12
Rem
arks
PEC
CdT
e e
lect
rode
posi
tion,
elec
trode
posi
tion
- -
Mg
/ Zn 3
P 2, t
hin
film
- -
Are
a (c
m2 )
-
0,02
1 0,01
6
1 0,12
1
η 9,4
8,6
6,5
5,0
4,8
4,3
3,3
0,7
FF
0,56
0,64
0,48
0,45
0,63
0,55
0,43
0,25
J SC (m
A/c
m2 )
25
18,7
23,8
20
13
18
19
1,9
VO
C (V
)
0,65
0,72
3
0,57
0,6
0,59
0,48
0,41
1,2
JEN
IS S
OL
AR
CE
LL
[3]
Mat
eria
l
MoS
e 2
CdT
e
CdS
e
CdS
e / Z
nSe
/ Au
CuT
e /C
dTe
mer
ocya
nine
/ A
l
CuI
nS /
CuI
nS2
Zn3P
2
G-3
LAMPIRAN H
PERBANDINGAN TEKNIK MEMOMPA
Lampiran H – Perbandingan Teknik Memompa
PERBANDINGAN TEKNIK MEMOMPA [2]
Teknik
Memompa Keuntungan Kekurangan
Hand
Pump
• biaya rendah
• teknologi yang sederhana
• perawatan mudah
• debit rendah
• menghabiskan waktu dan energi secara
tidak produktif
• tidak ekonomis
Diesel &
Gasoline
Pump
• biaya awal rendah
• portable
• mudah dipasang dan
digunakan
• membutuhkan perawatan dan
penggantian suku cadang
• perawatan sering tidak memadai
sehingga kurang handal dan dapat
mengurangi usia pakai
• bahan bakar cenderung mahal dan
persediaannya tidak dapat diandalkan
• menghasilkan noise, debu dan asap.
Wind
Pump
• tidak membutuhkan
bahan bakar fosil
sehingga tidak
menimbulkan polusi
• awet
• perawatan sukar
• biaya perbaikan mahal
• sukar mencari suku cadang
• instalasi sukar dan membutuhkan
peralatan khusus
• sangat sensitif terhadap kecepatan angin
• membutuhkan tempat terbuka
Solar
Water
Pump
• perawatan mudah
• ramah lingkungan
• tidak membutuhkan
bahan bakar fosil
• pemasangan mudah
• dapat diandalkan
• awet
• sistem modular
• biaya awal besar
• output rendah saat cuaca mendung
H-1
LAMPIRAN I
ANNUAL GLOBAL SOLAR RADIATION
Lampiran I – Annual Global Solar Radiation
ANNUAL GLOBAL SOLAR RADIATION [22]
I-1
LAMPIRAN J
DOKUMENTASI
Lampiran J - Dokumentasi
DOKUMENTASI
series regulator
square wave inverter
J-1