Frequency Distribution Ibrahim Altubasi, PT, PhD The University of Jordan.
KISAH NABI IBRAHIM DALAM TAFSIR AL-MIS{BA
Transcript of KISAH NABI IBRAHIM DALAM TAFSIR AL-MIS{BA
KISAH NABI IBRAHIM DALAM TAFSIR AL-MIS{BA<<H KARYA M. QURAISH SHIHAB
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU TAFSIR HADIS
OLEH:
Dewi Mahdayani O4531580
FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN TAFSIR HADIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2008
ii
iv
MOTTO
‰) s9 šχ% x. ’Îû öΝ ÎηÅÁ |Á s% ×ο u ö9Ïã ’Í<'ρ T[{ É=≈ t6ø9 F{$# 3 $ tΒ tβ% x. $ ZVƒÏ‰tn 2”u tI ø ãƒ
s Å6≈s9 uρ t,ƒÏ‰ óÁs? “Ï% ©! $# t ÷ t/ ϵ÷ƒ y‰ tƒ Ÿ≅‹ ÅÁø s? uρ Èe≅ à2 & ó x« “Y‰ èδuρ ZπuΗ ÷q u‘ uρ
5Θ öθ s) Ïj9 tβθãΖ ÏΒ÷σ ãƒ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-
buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman. (Q.S. Yusuf [12]: 111)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan
Kepada yang tercinta:
Bapak dan Mama yang patut menjadi suri tauladan
Seseorang yang telah memberi motivasi dan injeksi moral dalam karya ini
Kampus tercinta Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
vi
KATA PENGANTAR حيمحمن الّرّربسم اهللا ال
الم علي الة و الّساحلمد هللا رب العاملني حنمده و نستعني به ونستغفره والّصعوته ايل يوم دعا بد ومند املبعوث رمحة للعاملني وعلي اله وصحبهسيدنا حمّم
ينالّد
Dengan mengucap basmalah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat dan karuniaNya, karena dengan petunjukNyalah penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah mencerahkan kehidupan manusia.
Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
gelar sarjana dalam ilmu Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak bisa lepas dari dukungan berbagai pihak,
oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.A Dekan Fakultas Ushuluddin
2. Dr. Suryadi, M.A. Ketua Jurusan Tafsir Hadis, sekretaris Jurusan Tafsir Hadis,
Alfatih Suryadilaga, S.Ag, M.Ag. serta segenap Dosen dan Karyawan Fakultas
vii
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin M.Ag selaku Penasehat Akademik
4. Drs. H. Mahfudz Masduki .MA selaku Pembimbing yang dengan ikhlas telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. KH. Husein dan Hj. Dlurrah Nafisah yang selalu penulis dengarkan nasihat-
nasihatnya, menuntun dan mengajarkan penulis tentang arti kebijaksanaan dan
kebesaran jiwa dalam menghadapi semua cobaan hidup.
6. Ayahanda yang telah mendahului kita semua, dan Ibunda tercinta, sebenarnya tiada
kata bisa mewakili kata hati penyusun untuk berterima kasih kepada beliau berdua.
Atas semua keringat dan air mata yang senantiasa direlakan mongiringi hanya buat
penulis semata. (Bapak… Mama… terima kasih atas semuanya yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil)
7. Kakak-kakakku tersayang mbak Umi dan mbak Lia, mas Imam dan mas Kholis,
adikku tersayang M. Iqbal Maulana, keponakan-keponakanku Aisya, dek Rizal, dek
Alil, serta segenap keluarga besar di Brebes berkat dukungan dan doa kalian semua
berjalan lancar.
8. Teman-teman TH, aku selalu merindukan kebersamaan dan keceriaan kalian.
terlebih pada Anshori, Fidloh…yang telah rela membantu dan mensuport penulis
dalam menulis skripsi ini. Para penghuni kompleks Hindun terutama kamar depan,
cing-Er, Zurr’oah, mbak Rea. Terima kasih atas semua.
viii
9. Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan kripsi ini yang tidak
bisa penulis sebut satu per satu.
Kepada semua pihak tersebut, penulis hanya bisa mendoakan semoga segala
amal baik yang telah kalian berikan diterima di sisi Allah SWT dan mendapat balasan
Allah SWT.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis yakin bahwa masih banyak
kekurangan dalam skripsi ini dan tentu saja segala kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, 10 November 2008
Dewi Mahdayani
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan transliterasi
dari Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987 Tertanggal 22 Januari 1988. secara garis
besar, uraiannya adalah sebagai berikut :
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan
sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan
huruf dan tanda sekaligus.
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
bā b be ب
tā t te ت
s ث |a > s\ es (dengan titik di atas)
ji<m j je ج
hā h ha (dengan titik di bawah) ح
khā kh ka dan ha خ
dāl d de د
żāl ż z (dengan titik di atas) ذ
rā r er ر
zai z zet ز
si س <n s es
syi ش <n sy es dan ye
x
s ص ād s es (dengan titik di bawah)
dād d de (dengan titik di bawah) ض
t ط ā t te (dengan titik di bawah)
z ظ ā z zet (dengan titik di bawah)
ain ...‘... koma terbalik di atas‘ ع
gain g ge غ
fā f ef ف
qāf q ki ق
kāf k ka ك
lām l el ل
mi م >m m em
nūn n en ن
wāwu w we و
hā h ha ه
hamzah ' Apostrof ء
yā y ye ي
2. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal
atau monftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal tunggal Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat, translitrasinya
sebagai berikut:
xi
Tanda Nama Huruf Latin Nama
----َ-- fathah a a
----ِ--- kasrah i i
----ُ--- dammah u u
Contoh:
yażhabu - يذهب Kataba - آتب
żukira - ذآر Su’ila - سئل
b. Vokal Rangkap
Vocal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat
dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan ya ai a dan i ...َ.... ى
Fathah dan wawu au a dan u ...َ.... و
Contoh :
هول kaifa - آيف - haula
xii
ABSTRAK
Merujuk kepada al-Qur’an, ditemukan bahwa para nabi dan rasul selalu
membawa ajaran tauhid. Ayat-ayat di dalamnya menggugah jiwa dan menuntut mereka untuk membangun sebuah masyarakat yang penuh dengan kemakmuran dan keadilan. Hingga datang ajakan Nabi Ibrahim yang merupakan periode baru dari tuntunan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Nabi Ibrahim dikenal sebagai “Bapak Para Nabi”, “Bapak Monoteisme”, serta “Proklamator keadilan Ilahi”. Karena agama-agama samawi terbesar dewasa ini merujuk kepada ajaran beliau.
Dari deskripsi di atas timbul permasalahan apa kepercayaan Nabi Ibrahim, sehingga ia dianggap sebagai bapak para nabi dan bagaimana pula usahanya dalam pencarian tuhannya sehingga ia bisa mencapai derajat yang sempurna?
Skripsi ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan penafsiran, yaitu menafsirkan ayat sehingga jelas ditemukan apa yang dimaksud/dikandung dalam ayat tersebut serta bertujuan untuk menafsirkan ayat dengan cara mengumpulkan, serta mensistematiskan data-data atau dokumen-dokumen sejarah untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa menurut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya ajaran Nabi Ibrahim adalah hanif, tidak bengkok, tidak memihak kepada pandangan hidup orang-orang Yahudi, dan tidak juga mengarah kepada agama Nasrani yang penganut-penganutnya juga mengajak kaum muslimin untuk memeluk agama mereka.
Perenungan Nabi Ibrahim akan pemikiran-pemikiran yang jenius mengantarkan dirinya menolak mempertuhankan berhala sekaligus penolakan terhadap politheisme (syirik). Perjalanan Nabi Ibrahim dalam pencarian keberadaan tuhannya begitu kuat, proses yang ia lakukan untuk menemukan tuhan semata-mata untuk membuktikan kesesatan tuhan kaumnya. Penemuan Ibrahim tentang tuhan menjadikan manusia yang tadinya tunduk kepada alam menjadi mampu menguasai alam, serta menilai baik dan buruknya.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………….……………………………………….. i
HALAMAN NOTA DINAS…………………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………….………………………………………... iii
MOTTO………………………………………………………………………….. iv
PERSEMBAHAN……………………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR………………….………………………………………… vi
TRANSLITERASI……………………..………………………………………… ix
ABSTRAK……………………………..………………………………………… xii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………..………………………… 7
D. Telaah Pustaka…………………………..………………………… 8
E. Metodologi Penelitian…………………..………………………… 10
F. Sistematika Pembahasan………………..………………………… 12
BAB II: M. QURAISH SHIHAB DAN TAFSIR AL-MIS{BA<H
A. Perjalanan hidup dan intelektualitasnya…………………………… 14
B. Karya-Karya……………………………… ……………………… 18
xiv
C. Tafsir al-Mis}ba>h…………………………... ……………………… 21
BAB III: KISAH NABI IBRAHIM DALAM AL-QUR’AN
A. Kisah dalam al-Qur’an
1. Pengertian Kisah………………………………..…………. 30
2. Karakteristik Kisah-Kisah dalam al-Qur'an…….…………. 33
3. Manfaat Mempelajari Kisah dalam al-Qur’an…....………… 35
4. Kisah al-Qur`an; Sebuah Teladan Umat…………………… 37
5. Pengulangan dalam Kisah-kisah al-Qur`an …….…………. 38
B. Klasifikasi Ayat Kisah Nabi Ibrahim Dalam al-Qur’an
1. Ibrahim Menemukan Tuhan ………………………………… 41
2. Dakwah Nabi Ibrahim…………………………….………… 42
3. Penghancuran Patung-Patung…….……………………….… 48
4. Pembakaran Nabi Ibrahim……….…………..……………… 56
5. Kisah Nabi Isma’il dan Penyembelihannya………………… 57
BAB IV: NABI IBRAHIM DALAM PENAFSIRAN M. QURAISH SHIHAB
A. Penafsiran M. Quraish Shihab tentang Nabi Ibrahim dalam ayat
1. Riwayat Nabi Ibrahim…………….………………………. 60
2. Menemukan Tuhan……………….………………………. 64
3. Dakwah Nabi Ibrahim…………….………………………. 69
4. Penghancuran Patung-Patung……...………………………. 71
5. Pembakaran Nabi Ibrahim…………………………………. 75
xv
6. Perintah Menyembelih Nabi Isma’il………………………. 81
B. Ketauhidan Nabi Ibrahim………………………………………. 89
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ……………….……………………………………… 94
B. Saran-Saran………………..…………………………………….... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan
suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-
Qur’an al Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan melibihi al-
Qur’an dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum,
tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, maupun saat turunnya, sampai
kepada sebab-sebab serta waktu turunnya.1
Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah
tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang
didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya juga memberikan hal
yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan
datang.2
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang relevan sepanjang masa.
Hal ini terlihat pada petunjuk-petunjuk yang menjangkau seluruh aspek
kehidupan. Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat
1 M. Quraish, Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan Pustaka, 2007), hlm. 3 2 Mana Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir (Jakarta: Litera AntarNusa,
1996) hlm 67
1
2
menarik perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-
pesan dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu
merupakan faktor paling kuat yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut
ke dalam hati. Nasehat dengan tutur kata yang disampaikan tanpa variasi tidak
mampu menarik perhatian akal, bahkan semua isinya pun tidak akan bisa
dipahami. Akan tetapi bila nasehat tersebut dituangkan dalam bentuk kisah yang
menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan maka akan terlihat jelas
tujuannya.
Qas}as} al-Qur’a>n adalah pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal umat
yang telah lalu, nubuwat kenabian yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi. al-Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada
masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau
jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara menarik
dan mempesona.3
Telah diyakini bahwa al-Qur’an berisi petunjuk bagi manusia. Ajaran-
ajarannya bersifat variatif serta dikemas sedemikian rupa. Ada yang berupa
informasi perintah dan larangan, dan ada juga yang dimodifikasi dalam bentuk
deskripsi kisah-kisah yang mengandung ibrah, yang dikenal dengan istilah "kisah-
kisah dalam al-Qur’an".4
3 Mana Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, …. hlm: 432 4 Muhammad Chirzin, Al-Qur’an & Ulumul Qur'an (Yogyakarta: Dhana Bhakti Prima Yasa,
2003), hlm. 117
3
Kisah yang ditampilkan dalam al-Qur’an sangat beragam bentuknya.
Kisah merupakan salah satu gaya yang digunakan al-Qur’an dalam memaparkan
petunjuk-petunjuknya kepada manusia. Model cerita selama ini memiliki daya
tarik yang kuat karena bisa menggugah hati pembacanya. Dengan demikian,
kisah-kisah yang ada di dalam al-Qur’an merupakan sarana pengajaran dan tidak
hanya bermaksud untuk mengungkap kesejarahan dari tokoh atau peristiwanya,
melainkan menyampaikan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Sebagai produk wahyu, kisah-kisah dalam al-Qur’an tentu saja berbeda
dengan cerita atau dongeng umumnya, karena karakteristik yang terdapat dalam
masing-masing kisah. Fenomena kisah-kisah dalam al-Qur’an yang diyakini
kebenarannya sangat erat kaitannya dengan sejarah. Menurut as-Suyut}i> kisah
dalam al-Qur’an sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengingkari sejarah
lantaran sejarah dianggap salah dan membahayakan al-Qur’an. Kisah-kisah dalam
al-Qur’an merupakan petikan-petikan dari sejarah sebagai pelajaran kepada umat
manusia dan bagaimana mestinya mereka menarik manfaat dari peristiwa-
peristiwa sejarah.5 Hal ini dapat dilihat bagaimana al-Qur’an secara eksplisit
berbicara tentang pentingnya sejarah, sebagaimana tertera dalam Firman Allah
SWT,
5 Ahmad asy-Syirbas}i>, Sejarah Tafsir al-Qur’an, alih bahasa Tim Pustaka Firdaus (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1985), hlm.127
4
…Ȭّيام وتلɉا اƬبني نداو ȃاȺّ6…ال
Salah satu kisah yang ada di dalam al-Qur’an adalah kisah Nabi Ibrahim.
Kisah ini tersebar di dalam beberapa surat dalam al-Qur’an. Nabi Ibrahim
memberi contoh bagaimana sikap atau perilaku manusia terhadap Tuhan, dengan
imannya yang kokoh, kesabaran, ketawakalan, keikhlasannya yang selalu di uji
oleh Tuhan. Ia juga diceritakan oleh al-Qur’an telah "menemukan" pengertian
tentang Tuhan dengan menggunakan akal pikirannya. Singkatnya ia adalah imam
dan juga suritauladan yang baik bagi umat manusia7.
Nabi Ibrahim a.s. menemukan dan membina keyakinannya melalui
pencarian dan pengalaman-pengalaman keruhanian yang dilaluinya dan hal ini
secara Qur'ani terbukti bukan saja dalam penemuannya tentang keEsaan Tuhan
seru sekalian alam, sebagaimana diuraikan sebagaimana surat al-An'a>m [6]: 75,
tetapi juga dalam keyakinan tentang hari kebangkitan.
Menarik untuk diketahui bahwa dia adalah satu-satunya nabi yang disebut
al-Qur’an bermohon kepada Allah untuk diperlihatkan bagaimana cara-Nya
menghidupkan yang mati, dan permintaannya itu dikabulkan Allah (Q. S. Al
Baqarah [2]:260)
Penemuan Nabi Ibrahim tentang pengertian tuhan (Sang Pencipta) atau
siapakah yang pantas disembah atau dimintai pertolongan, sebagaimana ditulis
6 Q.S Ali Imran [3]: 140 7 Ahmad asy-Syirbas}i>, Sejarah Tafsir al-Qur’an……, hlm. 175.
5
‘Abba>s al-'Aqa>d dalam Abu> al-Anbiya> yang dikutip oleh Quraish Shihab,
merupakan: "Penemuan manusia yang terbesar dan yang tak dapat diabaikan oleh
para ilmuwan atau sejarawan. Ia tidak dapat dibandingkan dengan penemuan
roda, api, listrik atau rahasia-rahasia atom, betapa pun besarnya pengaruh
penemuan-penemuan tersebut yang semua itu dikuasai oleh manusia. Penemuan
Ibrahim menguasai jiwa dan raga manusia. Penemuan Ibrahim menjadikan
manusia yang tadinya tunduk kepada alam menjadi mampu menguasai alam, serta
menilai baik dan buruknya. Penemuan manusia dapat menjadikannya berlaku
sewenang-wenang, tetapi kesewenang-wenangannya ini tidak mungkin dilakukan
selama penemuan Ibrahim a.s. Penemuan tersebut berkaitan dengan
kedudukannya sebagai makhluk dan hubungan makhluk ini dengan tuhan, alam
raya dan makhluk-makhluk sesamanya"8
Demikian pentingnya posisi Nabi Ibrahim bagi umat manusia, terkait
dengan ketauhidan. Maka al-Qur’an sebagai kitab petunjuk memerintahkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya untuk mengikuti millah
atau agama Nabi Ibrahim, sebagaimana di tegaskan dalam al-Qur’an.
Diantara para nabi, Nabi Ibrahim mempunyai kedudukan yang istimewa.
Ia adalah nenek moyang Bani Israil. Nabi Musa, Isa dan Nabi Muhammad adalah
keturunan Nabi Ibrahim. Kaum Yahudi maupun Nasrani juga mengakui Nabi
Ibrahim sebagai nenek moyang para nabi. Demikian pula kaum muslimin,
8 Dikutip dalam M.Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an:Tafsir Maudhu'i Atas Pelbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2007) hlm. 29.
6
khususnya orang Arab. Mereka beranggapan sebagai keturunan Nabi Ibrahim
lewat putra pertamanya Ismail. Nabi Ibrahim adalah tempat bertemu tiga agama
besar di dunia. Tetapi bagi kaum muslim pengikut Nabi Muhammad SAW, Nabi
Ibrahim-lah tokoh pembenar (al-Shiddi>q) bagi kepercayaan Tauhid, mengEsakan
Tuhan9.
Ketika Rasulullah SAW bertemu dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani
telah terjadi polemik yang mempersoalkan kepercayaan siapa yang paling benar.
Mereka sama-sama mengatakan bahwa agama mereka bersumber pada ajaran
Nabi Ibrahim, tetapi apa sesungguhnya kepercayaan Ibrahim tersebut?
Dalam kitab-kitab tafsir terdapat berbagai macam pendapat tentang
kepercayaan Nabi Ibrahim. Para mufassir masing-masing menjelaskannya sesuai
dengan apa yang mereka ketahui berdasarkan dalil-dalil yang ada. Termasuk pula
mufassir Indonesia, M. Quraish Shihab. Bagaimanakah pandangan M. Quraish
Shihab tentang Nabi Ibrahim dalam Tafsir al-Mis}ba>h.
Dengan tingginya tingkat intelektualitas yang ia miliki dan sistematika
gaya bahasanya yang mudah dipahami dalam setiap karya-karyanya yang mudah
didapat, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh pandangannya tentang Nabi
Ibrahim dalam Tafsir al-Mis}ba>h. Demikianlah yang akan dibahas dalam skripsi
ini.
9 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur’an, Tafsir Social Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci,
(Jakarta: Paramadina, 2002) hlm.102-103.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka
persoalan yang dikaji dalam penelitian skripsi ini adalah:
1. Apa kepercayaan Nabi Ibrahim yang sesungguhnya?
2. Bagaimana pengembaraan Nabi Ibrahim dalam mencari dan menemukan
Tuhan?
3. Bagaimana pandangan Quraish Shihab dalam Tafsirnya al-Mis}ba>h tentang
Nabi Ibrahim?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana pandangan Quraish Shihab tentang
Nabi Ibrahim dalam tafsirnya, yakni Tafsir al-Mis}ba>h
2. Bagaimana pula ia menjelaskan kisah Nabi Ibrahim sebagai interpretasi ayat-
ayat al-Qur’an dalam tafsirnya.
Adapun kegunaan dari penyusunan skripsi ini adalah:
1. Memberi pemahaman yang jelas terhadap penafsiran M. Quraish Shihab
tentang Nabi Ibrahim dalam Tafsir al-Mis}ba>h.
2. Menambah informasi dan memperkaya khazanah keilmuan khususnya di
bidang tafsir.
8
3. Mempunyai arti kemasyarakatan khususnya bagi umat Islam, tentunya dapat
menambah peningkatan, penghayatan dan pengamalan ajaran nilai-nilai al-
Qur’an.
D. Telaah Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis, pada umumnya kajian-kajian tentang Ibrahim
adalah berupa kumpulan-kumpulan kisah nabi atau bersifat naratif. Dengan kata
lain, upaya menggali pesan-pesan moral kisah Nabi Ibrahim belum banyak
dilakukan. Seperti tesis yang dilakukan Ismail Lubis yang berjudul "Segi-Segi
Filsafat Pendidikan Islam Pada Kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an" Lubis
mencoba menggali pesan-pesan moral yang terkandung di dalam kisah Nabi
Ibrahim, yakni dari segi nilai filsafat pendidikannya.10 Ia menyimpulkan bahwa:
pertama, proses penanaman akidah yang benar ke dalam jiwa keluarga dan
kaumnya (Nabi Ibrahim) adalah berkaitan dengan pertanyaan esensi dalam
pendidikan yaitu bagaimana cara memperoleh pengetahuan.
Kedua, tujuan yang hendak dicapai oleh Ibrahim dalam menanamkan
akidah tersebut adalah untuk mendapatkan ridlo Allah dan kebahagiaan hidup di
dunia. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan "Apakah tujuan pendidikan itu?"
ketiga, konsep-konsep dasar pendidikan Islam yang terdapat di dalam kisah Nabi
Ibrahim adalah agama, manusia, ilmu, hikmah, keadilan dan amal perbuatan.
10 M. Al-Majzub dikutip dalam Ismail Lubis, “Segi-Segi Filsafat Pendidikan Pada Kisah Nabi
Ibrahim dalam al-Qur’an”, Tesis sarjana, Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1984
9
Konsep hikmah dalam kisah Nabi Ibrahim mengandung arti filosofis yang amat
luas.
Jerald F. Dirk dalam bukunya yang berjudul Ibrahim Sang Sahabat
Tuhan, ia berusaha menyintesiskan informasi Islam (al-Qur’an dan hadis s}ah}i>h)
dan Yudeo Kristen (Injil dan Pseudepigraphical). Buku ini menceritakan riwayat
hidup Nabi Ibrahim dengan membandingkan antara yang terdapat dalam al-
Qur’an, Hadis, kompilasi Taurat (manuskrip dalam kitab kejadian), konteks
naskah suci Yahudi dan Kristen.11
Diantara buku yang membicarakan tentang tuhan atau gagasan manusia
tentang tuhan adalah Karen Amstrong dengan judul A History of god, buku ini
kemudian diterjemahkan oleh Zaenul Am Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian
Tuhan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, Kristen, dan Islam Selama
4.000 Tahun. Karen Amstrong membahas tentang sejarah persepsi umat manusia
tentang tuhan, sejak 4.000 tahun silam hingga sekarang. Maksud sejarah tuhan
dalam buku ini adalah sejarah ide, gagasan, pemikiran, konsepsi manusia tentang
Tuhan.12
Emy Fauziyah, membahas dalam skripsinya yang berjudul Ibrahim versi
al-Qur’an dengan Abraham (versi Injil), dalam skripsinya ia membandingkan
11 Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, terj. Satrio Wahono (Jakarta: Serambi, 2004)
hlm. 218-219 12 Karen Amstrong, Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan yang Dilakukan oleh Orang-
Orang Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4.000 Tahun, terj. Zaenul Am, (Bandung: Mizan, 2001).
10
antara Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an dengan Abraham yang ada dalam Injil. Ia
mencari titik persamaan dan perbedaan yang ada dalam al-Qur’an dan Injil.13
Adapun penelitian yang mengambil tema Kisah Nabi Ibrahim dalam
Tafsir Al Misbah karya M. Quraish Shihab ini lebih memfokuskan pada
penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan metode pemahaman (penafsiran)
Quraish Shihab tentang Nabi Ibrahim. Untuk mendapatkan pemahaman yang
utuh, data-data penafsiran Quraish Shihab tentang Nabi Ibrahim yang terdapat
dalam Tafsir al-Misbah, dicoba untuk dirangkum dan dikumpulkan.
Skripsi ini mempunyai titik tolak terhadap penjelasan Nabi Ibrahim dalam
al-Qur’an terkait ayat-ayat yang menjelaskan kejadian-kejadian yang dialami
Nabi Ibrahim dalam Tafsir al-Mis}ba>h karya Quraish Shihab. Penelitian ini lebih
diarahkan kepada bagaimana M. Quraish Shihab menafsirkan ayat-ayat tersebut.
Oleh karena itulah penulis mencoba untuk mengkaji tentang hal tersebut.
E. Metodologi penelitian
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi objek dan data-data yang diperlukan, maka penelitian ini
termasuk ke dalam jenis penelitian kepustakaan (library research). Sedangkan
ditinjau dari segi bentuk data yang diperlukan, penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kualitatif. Yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik
13 Emi Fauziyah, “Ibrahim dan Abraham Versi al-Qur'an dan Injil”, Skripsi Sarjana Tafsir
Hadis, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002
11
bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya
(natural setting), dengan tidak di rubah ke dalam bentuk simbol-simbol atau
bilangan14.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:
a. Sumber primer, sebagaimana objek penelitian ini adalah kisah Nabi Ibrahim
dalam Tafsir al-Mis}ba>h, maka sumber-sumber primernya adalah Tafsir al-
Mis}ba>h.
b. Sumber sekunder, yaitu buku-buku, artikel-artikel dan laporan-laporan
penelitan yang berkaitan dengan permasalahan.
3. Pendekatan dan Metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penafsiran, yaitu menafsirkan ayat sehingga jelas ditemukan apa yang
dimaksud/dikandung dalam ayat tersebut serta bertujuan untuk menafsirkan ayat
dengan cara mengumpulkan, serta mensistematiskan data-data atau dokumen-
dokumen sejarah untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat
dihubungkan dengan fakta yang ada pada masa sekarang dan proyeksi masa
depan.15
14 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996), hlm. 174 15 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
hlm. 42
12
Pendekatan penafsiran ini berupaya menggambarkan kejadian dalam
waktu dan budaya lampau agar dapat dimengerti dan menjadi bermakna secara
eksistensial dalam situasi sekarang.16 Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode tematik. Yaitu dengan melakukan pemaparan terhadap kisah Nabi
Ibrahim baik yang terdapat di dalam Tafsir al-Mis}ba>h maupun dalam beberapa
literatur tentang kisah Nabi Ibrahim, untuk kemudian dianalisis menurut
kemampuan penulis.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka dibuat sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metodologi
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, memuat tentang biografi M. Quraish Shihab dan Tafsir al-
Mis}ba>h. Pada bab ini dijelaskan mengenai perjalanan hidup dan intelektualnya.
Adapun mengenai Tafsir al-Mis}ba>h dijelaskan motivasi penulisan, metode
penulisan dan sistematikanya.
Pada bab ketiga menggambarkan seputar kisah Nabi Ibrahim dalam al-
Qur’an. Pada bab ini akan dijelaskan sub bab tentang pengertian kisah dalam al-
Qur'an yang meliputi: pengertian kisah. Tinjauan sekilas atas kisah-kisah dalam
16 Farid Esack, Al-Qur’an, Liberalisme, Pluralisme: Membebaskan yang Tertindas, terj.
Watung A. Budiman, (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 83.
13
al-Qur'an, manfaat mempelajari kisah dalam al-Qur’an, kisah al-Qur`an: sebuah
teladan umat, pengulangan dalam kisah-kisah al-Qur`an. Selain itu, pada bab ini
juga akan dijelaskan sub bab tentang pengklasifikasian ayat-ayat tentang kisah
Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an yang meliputi: pencarian tuhan seruan dakwah
Nabi Ibrahim, penghancuran patung, Nabi Ibrahim dibakar, kisah Nabi Ismail dan
penyembelihannya, kisah Nabi Ismail dan penyembelihannya.
Bab keempat memuat analisis mengenai kisah Nabi Ibrahim dalam Tafsir
al-Mis}ba>h. Pada bab ini dipaparkan pandangan Quraish Shihab tentang Nabi
Ibrahim dan bagaimana ketauhidan Nabi Ibrahim..
Penelitian ini ditutup dengan bab lima, yakni penutup yang berisi
tentang kesimpulan dan saran-saran.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan telaah pustaka untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Pertama, Dalam al-Qur’an, al-Qur’an mempunyai jawaban tersendiri
tentang Ibrahim, Ibrahim diakui sebagai seorang muslim. Setiap agama dari ketiga
agama besar itu mengakui bahwa Ibrahim adalah seorang yang lurus dan cenderung
kepada kebenaran. Dia adalah seorang penganut kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa yaitu ajaran Islam. Ajaran Nabi Ibrahim adalah hanif, tidak bengkok,
tidak memihak kepada pandangan hidup orang-orang Yahudi, dan tidak juga
mengarah kepada agama Nasrani yang penganut-penganutnya juga mengajak kaum
muslimin untuk memeluk agama mereka.
Kedua, dengan menemukan alam raya yang jelas-jelas mengelilinginya,
meskipun Nabi Ibrahim masih remaja, ia mampu menalar kepercayaan monotheistis
terhadap Allah SWT. Walau ada banyak orang yang sering kali lebih tua dari Nabi
Ibrahim yang telah merenungkan langit dan yang telah mengamati gerakan teratur
94
95
benda-benda langit dan yang telah merenungkan gerakan bulan dan matahari, tapi
mereka tidak bisa menyadari monotheisme.
Otak Nabi Ibrahim memiliki daya pemikiran analistis yang jenius. Terdapat
beberapa kemuliaan besar di dalam karakteristik dan kepribadian Nabi Ibrahim.
Penalaran alam tidak cukup. Untuk mencapai kebenaran tentang keEsaan Allah
SWT memilih individu itu sebagai penerima pengetahuan yang benar.
Ketiga, menurut Quraish Shihab perenungan Nabi Ibrahim akan
pemikiran-pemikiran yang jenius mengantarkan dirinya menolak mempertuhankan
berhala sekaligus penolakan terhadap politheisme (syirik). Perjalanan Nabi Ibrahim
dalam pencarian keberadaan tuhannya begitu kuat, proses yang ia lakukan untuk
menemukan tuhan semata-mata untuk membuktikan kesesatan tuhan kaumnya.
Penemuan Ibrahim tentang tuhan menjadikan manusia yang tadinya tunduk kepada
alam menjadi mampu menguasai alam, serta menilai baik dan buruknya. Ia dapat
menghiasi jiwanya. Penemuan tersebut berkaitan dengan kedudukannya sebagai
makhluk dan hubungan makhluk ini dengan tuhan, alam raya dan makhluk-makhluk
sesamanya
B. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan adalah:
1. Hendaknya manusia selalu bertafakur tentang alam yang ada disekitarnya.
96
2. Hendaknya manusia memegang teguh keimanan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Diantara kewajiban anak adalah patuh terhadap perintah orang tua selama tidak
keluar dari koridor syari’at.
4. Hendaknya manusia mau berkorban untuk kepentingan agamanya demi
mencapai derajat yang lebih tinggi disisi Allah.
C. Penutup
Demikian skripsi ini di tulis. Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kendala-kendala yang penulis hadapi, sehingga penulis menyadari skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran yang konstruktif dari pembaca sangat
di harapkan.
97
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Ba>qi> Fuad, Mu’jam mufahras alfa>d}ul al-Qur’a>n, Beirut: Dar al-Fikr, 1981 Abdu>r Rahi>m, Tafsir al-Qur’an Studi Perbandingan Antara Tafsir Tradisional dan
Modern, Surabaya: al-Jami'ah, 1995 Abu> Syahbah, Muhammad, Al-Madkhal li Dira>sati al-Qur`a>n, Cairo: Maktabah
Sunnah, cet.I, 1992 Ad-Daila>mi>, Al-Firdaus bi Ma`tsu>r al-Khit}a>b, Beirut: Da>r al-Kutub Ilmiah, Cet.I,
1986, vol.III Al-G{azali, Ihya>' ‘Ulu>muddi>n I, Beirut: Da>r al-Kutub, 2004 Al-Maraghi, Must\}ofa> Ahmad, Tafsir Al-Maraghi, Beirut: Da>r Fikr, 2001 Amstrong, Karan Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan yang Dilakukan oleh
Orang-Orang Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4.000 Tahun, terj. Zaenul Am, Bandung: Mizan, 2001
An-Nawawi, Marah al Labid, , Beirut: Dar al Kutub, 2003 An-Nawawi,Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
alih bahasa Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press, 1993 Ash-Sha>bu>ni>, Muhammad Ali, Kenabian dan Para-Para Nabi, alih bahasa Arifin
Maun, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993 Asy-Syirbashi,Ahmad, Sejarah Tafsir al-Qur’an, alih bahasa. Tim Pustaka Firdaus
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985 Azra, Azyumardi, Sejarah dan Ulum al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999 Chirzin, Muhammad, Al-Qur’an &’ Ulumul Qur'an, Yogyakarta: Dhana Bhakti, 2004 Departemen Agama, Al-Qur'an dan terjemahnya, Edisi revisi Surabaya: Mahkota, 1989 Dirk, Jerald F., Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, terj. Satrio Wahono Jakarta: Serambi,
2004.
98
Djalal, Abdul ‘Ulumul Qur'an edisi lengkap Surabaya: Dunia Ilmu, 1998 Esack, Farid, Al Qur’an, Liberalisme, Pluralisme: Membebaskan yang Tertindas,
terj. Watung A. Budiman, Bandung: Mizan, 2000 Fauziyah, Emi, Ibrahim dan Abraham versi Al-Qur'an dan Injil, Tafsir Hadis,
Ushuluddin, 2002. skripsi tidak diterbitkan. Hajjaj, Jihad Muhammad, Umur Para Nabi, Jakarta: Cendikia, 2004 Hamka, Tafsir al-Azhar, Surabaya: Pustaka Islam, 1985 Hanafi, Segi-Segi Kesastraan Pada Kisah-Kisah Dalam al-Qur’an, Jakarta: Pustaka
al-Husna,1984 http//www.lentera hati.com Iqbal Muhammad, Buku Pintar al-Qur’an; Refrensi Lengkap Memahami Kitab Suci
al-Qur’an, Jakarta: Ladang Pustaka, tt. Kastir, Ibnu, Kisah Para Nabi, terj. Abdul Ghaffar Jakarta: Pustaka Azzam,2008 M. Al-Majzub dikutip dalam Ismail Lubis, Segi-Segi Filsafah Pendidikan pada Kisah
Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an Tesis sarjana, Yogyakarta: Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga, 1984
Mahmoud Hegazy,. Muhammmad, Al-Wih}dah al-Maud}u>’`iyah fi al-Qura>n al-Kari>m,
Cairo: Maktabah Iman, cet.1970 Muhammad Hajaj, Jihad, Umur Para Nabi, Jakarta: Cendekia Muslim, 2004 Munawarah, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Jakarta: Eska Media, 2005 Munawwir, A. Warson, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, Yogyakarta: Pustaka
Progresif, 1997 Narbuk, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999 Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996
99
Qattan, Mana Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir. Jakarta: Pustaka Lentera Antar Nusa, 1996
Rahardjo, Dawam, Ensiklopedi Al-Qur’an, Tafsir Social Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 2002 Salim, Abdul Muin, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: tp, 2005. Shihab, M. Quraish,. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan Pustaka, 2007 -------------------, Lentera al-Qur’an; Kisah dan Hikmah Kehidupan, Jakarta: Mizan, 2008 -------------------, Membumikan al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan Pustaka, 2007 -------------------, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jilid I-
XV, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Sya’ban, Hilmi Ali, Nabi Ibrahim, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007
CURRICULUM VITAE
Nama : Dewi Mahdayani
Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 15 Desember 1984
Alamat asal : Jl. Raya Tegalglagah No 77 Bulakamba Brebes
Jawa Tengah 52253
Nama Orang Tua
Ayah : H. Aminuddin alm.
Ibu : Hj. Amriti
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : PNS
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pendidikan
MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah Brebes : Lulus Tahun 1997
MTsN Babakan Ciwaringin Cirebon : Lulus Tahun 2000
MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta : Lulus Tahun 2004
UIN Sunan Kalijaga : Masuk Tahun 2004- Sekarang