IKAN PALMAS

download IKAN PALMAS

of 13

description

ikan palmas

Transcript of IKAN PALMAS

Polypterus Palmas Si Ikan Naga

Polypterus adalah genus ikan air tawar dalam keluarga bichir (keluarga Polypteridae) dari Ordo Polypteriformes . Spesies jenis adalah bichir Nil (P. bichir). Ikan dalam genus ini hidup di berbagai daerah di Afrika . Etimologi dari nama genus berasal dari kombinasi awalan Yunani -, poli yang berarti (banyak) dan akar kata , pteron (sayap atau sirip). Maka dinamakan Sirip banyak

Anatomi

Bichir(sejenis sirip) yang memanjang di punggung mencapai lima belas finlet dorsal. Masing-masing finlets memiliki tulang belakang tajam. Tubuh ikan ini di tutupi oleh sisik tebal. Struktur rahang mereka lebih dekat menyerupai tetrapoda daripada ikan teleost. Bichirs memiliki sejumlah karakteristik primitif lainnya, termasuk sirip dada berdaging dangkal yang mirip dengan lobus ikan bersirip. Mereka juga memiliki spirakel..

Bichirs memiliki paru-paru tidak sempurna, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan oksigen dari udara langsung ketika di perairan minim oksigen, dengan berenang dengan cepat ke permukaan dan kembali ke bawah. Mereka merupakan hewan yang aktif di malam hari (nocturnal), dan makan vertebrata kecil, krustasea, serangga. Bichirs memiliki panjang tubuh maksimal 97 cm (3,18 kaki).

Berikut ini merupakan jenis-jenis polypterus yang bias ditemukan di Indonesia

Polypterus Senegalus

Polypterus Ornatipinnis

Polypterus Endlicheri

Polypterus Delhezi

Polypterus Platinum Senegalus

Polypterus Senegalus Slayer

Polypterus Albino Slayer

Polypterus Lapradei

Polypterus Teugelsi

Polypterus Weeksi

Rope Fish

Perawatan dan Syarat HidupIdealnya, ikan ini dipelihara pada kisaran suhu tropis, sekitar 25-28oC (77-82oF) dengan kesadahan air yang agak rendah dan pH yang netral cenderung asam, tetapi sebetulnya kadar kimia dalam air tidak terlalu penting selama kualitas air tetap terjaga dengan penggantian air secara rutin bila kotor. Namun, Ikan ini dianggap kuat dan sangat toleran dengan kualitas air yang miskin Oksigen dan suhu yang lebih rendah, tetapi tidak bijaksana bila anda semua ingin menguji hal ini di akuarium rumah anda !! kasian gan ikannya :CMIIW

Penambahan alat filtrasi untuk syarat hidupnya bukan merupakan ide yang buruk, apalagi untuk anda yang sibuk kegiatan di kantor, filter merupakan hal yang perlu karena frekuensi mengganti air menjadi lebih jarang. Filter yang bisa digunakan adalah jenis Top filter yang praktis, meski ada yang lebih praktis lagi yaitu canister filter , namun biasanya tidak praktis untuk dompet anda hehehe, penggunaan aerator menurut beberapa sumber yang say abaca itu perlu, namun menurut saya itu hanya optional saja, dikarenakan ikan ini sudah diberi kelebihan untuk bias mengambil oksigen langsung di udara. Mungkin aerator hanya untuk menambah keindahan kehidupan bawah air anda.Pencahayaan tidak terlalu penting kecuali jika Anda memilih untuk mendekorasi akuarium dengan tanaman hidup. Terutama malam hari, ikan cenderung lebih memilih pencahayaan redup, meskipun pada saat belum dewasa tampaknya mereka tidak terganggu oleh cahaya terang . Ini memungkinkan kita bisa memasang jenis lampu yang pas misalnya yang berwarna redup blue moon. Peningkatan aktivitas ikan ini kemungkinan akan diamati ketika tangki remang-remang.

Polypterus tampaknya ikan sangat kuat yang jarang menderita penyakit. Sisik keras mereka memberinya tingkat proteksi dari jenis luka yang mengakibatkan infeksi bakteri atau jamur, dan mungkin juga membuat mereka lebih tahan terhadap parasit tertentu. Namun, spesies yang baru diimpor mungkin menderita infeksi lintah air tawar, Macrogyrodactylus polypteri yang menempel pada tubuh ikan. Ikan yang terinfeksi ini biasanya menunjukkan perilaku menggaruk2kan badannya ke substrat akuarium , perilaku sering disebut sebagai "flashing" atau "menjentikkan". Mandi Formalin efektif dalam menghilangkan parasit ini.

Perbedaan Jenis Kelamin

Perbedaan seksual dalam Polypterus tidak akan jelas bila diamati ketika mereka kecil, namun ketika ukuran dewasa bias diamati dengan melihat sirip anal mereka, biasanya untuk jantan siripnya lebih tebal dan lebar dibandingkan dengan betinanya. Dan untuk jantan juga kemungkinan memiliki sirip punggung yang lebih besar dari betinanya. Tidak ada perbedaan yang jelas di waktu kecil. Sejumlah spesies Polypterus telah dibesarkan di penangkaran, termasuk P. ornatipinnis, senegalus dan endlicheri. Namun, pemijahan di akuarium rumah masih langka.

Bentuk sirip anal betina

Bentuk Sirip Anal Jantan

Penyakit Penyakit bintik putih.penyebab penyakitnya adalah parasit Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit ini sering disebut dengan penyakit "White spot". Gejala fisik yang ditunjukkan adalah adanya bintik putih baik pada kulit, sirip, mata dan insang. Biasanya sering terjadi pada ikan yang ukuran kecil. Kasus infeksinya lebih sering pada kondisi ikan dengan populasi kepadatan akuarium yang tinggi, dengan suhu air rendah (dibawah 25C).

Penanggulangan parasit ini yaitu dengan cara mempertahankan kondisi air dalam keadaan yang optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan/populasi serta mempertahankan suhu air >25C. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan campuram formalin 25 ml/m3 air dan malachite green oxalat 0.15 g/m3 air selama 24 jam. Penyakit Trichodiniasis

Penyakit ini disebabkan oleh Trichodina sp. Parasit ini banyak menjangkit pada ikan ukuran benih terutama apabila ikan berada dalam keadaan stress yang diakibatkan oleh kepadatan populasi terlalu tinggi, penanganan yang kurang sempurna, pemberian pakan yang kurang tepat baik mutu maupun jumlahnya terutama pada keadaan temperatur air yang cenderung rendah. Gejala yang ditunjukkannya adalah ikan yang terinfeksi biasanya menggosok-gosokan badannya pada dasar atau dinding akuarium atau kolam.

Penanggulangan penyakit dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budidaya yang sempurna. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam, atau Acriflavin dengan dosis 3 mg/l air selama 15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung. Penyakit Tetrahymena

Penyakit ini disebabkan oleh Tetrahymena pyriformis. Parasit dapat menginfeksi kulit dan sirip. Organisme penyebab penyakit tersebut jika dilihat menggunakan mikroskop berbentuk seperti buah pear. Gejala biasanya ikan yang terinfeksi mengosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, serta mengibas-ibaskan siripnya. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan Acriflavin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15 30 menit. Penyakit Costiasis

Penyebabnya adalah Costia necatrix, merupakan parasit yang mempunyai bulu cambuk sebagai alat pergerakannya, jika dilihat menggunakan mikroskop bentuknya akan terlihat seperti kacang kedelai. Gejala yang ditunjukkannya ikan yang terinfeksi yaitu terlihat lebih kusam dan pucat dan ikan akan mengalami pendarahan dan luka pada kulit.

Cara penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan menempatkan ikan pada suhu diatas 30C. Pengobatan dapat dilakukan dengan Iodine 1 tetes dari larutan stock untuk tiap 5 liter (Larutan stoc dibuat dari 0.5 mg dilarutkan dalam 100 ml air). Penyakit Beludru (Oodiniasis)

Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit Oodinium pillularis. Organ tubuh yang biasanya terinfeksi adalah kulit dan kadang-kadang insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit ikan terasa kasar berwarna kuning kecoklatan. Apabila menginfeksi insang maka ikan akan menunjukkan gejala frekuensi pernafasan yang lebih cepat dari biasanya.

Penanggulangan dapat dilakukan dengan menempatkan ikan yang terinfeksi pada air dengan suhu diatas 33C selama 24 jam. Pengobatan dapat dilakukan dengan memakai Quinine sulfat 10 mg/l air selama 3 hari. Campuran copper sulfat dan asam citrat sebanyak 1.25 ml larutan stock/l air selama 10 hari (larutan stock dibuat dari 100 mg cooper sulfat ditambah dengan 25 mg asam citrat dilarutkan dalat 100 ml aquadest) Penyakit Gembil

Parasit ini biasanya menginfeksi ikan jenis koi dan Lion head, dan biasanya merupakan bawaan dari kolam pendederan yang terinfeksi. Banyak terjadi pada ikan ukuran kecil dan biasanya parasit tersebut berada dalam stadium spora yang membentuk kista dalam jaringan tubuh biasanya pada insang dan bagian badan. Gejalanya adalah berupa bintil-bintil berwarna putih kemerahan yang terdapat pada insang, sehingga tutup insang terlihat selalu terbuka. Jenis yang menginfeksi badan akan menunjukkan benjolan pada tubuh ikan. Parasit tersebut sangat sulit untuk diberantas secara khemotherapy. Satusatunya jalan untuk menanggulangi parasit tersebut adalah dengan cara pencegahan, yaitu dengan menerapkan sistem majemen budidaya yang baik serta sanitasi baik pada kolam pendederan maupun air. Pleistophorosis

Penyakit tersebut dapat menginfeksi ikan air tawar maupun ikan laut. Parasit yang sering menginfeksi ikan dari jenis neon tetra. Penyebab penyakitnya adalah Pleistophora hypessobryconis. Gejala yang ditujukkannya adalah ikan yang terinfeksi berwarna pucat dan pada tempat infeksinya akan kelihatan berwarna putih, garis- garis warna pada ikan tersebut seolah terputus, ikan berenamg sangat lemah, kadang-kadang menunjukkan adanya kelainan tulang belakang.

Belum ada cara pengobatan yang dapat dipakai untuk menanggulangi penyakit tersebut. Ikan yang terinfeksi hendaknya segera diambil dari bak dan kemudian dikubur atau dibakar. Penyakit cacing

Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang dan kulit ikan. Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp. merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budidaya, terutama pada ikan ukuran kecil. Gejala dari ikan yang terinfeksi adalah frekuensi pernafasan dan gerakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lama-lama ikan menjadi kurus.

Penanggulangan parasit ini dapat dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu antara lain dengan mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman dalam wadah penampung. Penyakit Paser

Penyakit ini disebabkan oleh Lernaea cyprinaceae. Stadium infektifnya adalah stadium copepodid. Gejala biasanya ditunjukkan dengan adanya jasad parasiter yang sudah dewasa tersebut yang menancap pada badan ikan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman dalam dalam wadah penampung dengan Fenthion 0.25 mg/l air selama 24 jam. Formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam dengan cara perendaman. Kedua obat tersebut hanya dapat membunuh parasit pada stadium copepodid. Penyakit kutu ikan argulus

Parasit ini terkenal dengan nama kutu ikan (fish lice), bergerak sangat cepat, bersifat sebagai parasit obligat. Namun demikian ia hanya dapat bertahan hidup sementara diluar tubuh inangnya.

Selain sebagai parasit, Argulus juga dapat menjadi penyebab timbulnya infeksi kedua antara lain oleh bakteri, jamur maupun virus karena akibat luka gigitannya.

Pengobatan dapat dilakukan dengan merndan ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah penampung dengan larutan garam ikan 1.25% selama 10-15 menit.

It is impossible to give any general guidelines for the breeding of all Bichir species in aquariums, since they are so different from each other. Some Bichir species have never been successfully bred in aquariums and we do not know what it takes to induce spawning for these fishes. Other Bichirs, such as the Polypterus delhezi, frequently spawn in aquariums. Even with frequently bred Bichirs like the Polypterus delhezi, we are however rather unaware of the exact mechanisms behind the breeding and which factors that triggers breeding.

The Senegal bichir (Polypterus senegalus) is quite often bred in aquariums, and the addition of cooler water is suspected to trigger breeding in this species. It is reasonable to assume that a combination of water changes and temperature changes are key factors here. If you want to breed the Senegal bichir, you should begin buy ensuring that the environment in which you keep the potential parents are perfect for them. The water quality should be superb, frequent water changes must be performed and the aquarium must of course be of suitable size. Keep the pH slightly acidic and make sure the water is soft. A varied diet with plenty of meaty live food is recommended.

The male Bichir distinguish it self from the female Bichir by having a considerably broader anal fin. You can only sex mature Bichirs, since immature males will have an anal fin similar to the anal fin of a female Bichir. Male Bichirs also tend to be smaller than female Bichirs, and some mature Bichir males should allegedly have a thicker dorsal spine than the females.

The Senegal bichir have breeding rituals that typically last for a day or longer. The male Bichir will chase the female, and he will also bump into her with his snout. The female will try to locate a suitable spawning site before she deposits any eggs, and you should therefore provide her with bushy plants before you try to induce breeding. A heavily planted aquarium with bushy and fine-leaved plants is recommended. You can also insert special spawning mops into the aquarium.

The female Bichir will deposit from 100 to 300 eggs during several days. She deposits several eggs each time, and the eggs are fertilized by the male when he cups his anal and caudal fins around the genital area of the female Bichir. The male takes the eggs, fertilizes them and they are then scattered over the plants. A Bichir egg is 2-3 millimetres and slightly adhesive. It will stick to the plants until the fry hatch after three or four days. Bichirs will sometimes eat their own eggs, so it can be a good idea to remove the parents from the aquarium as soon as the final fertilization is finished.

The Bichir fry have external gills. You should wait roughly a week before you start feeding the fry, since they should eat their entire yolk sac first. The first food should be small live food, such as newly hatched Brine Shrimp (Artemia nauplii) or Microworms. Place the food near the fry when you feed them, since newly hatched Bichir fry are not very active hunters. Since older Bichir fry tend to be cannibalistic, you should remove larger fry from smaller fry as they grow if you want to ensure a high overall survival rate.