IDEOLOGI KURIKULUM BAHASA ARAB KTSP DAN...
Transcript of IDEOLOGI KURIKULUM BAHASA ARAB KTSP DAN...
i
IDEOLOGI KURIKULUM BAHASA ARAB KTSP
DAN KURIKULUM 2013
MADRASAH ALIYAH
(Studi Komparasi)
Oleh:
Miftahus Surur
NIM: 1420411068
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam
YOGYAKARTA
2016
vii
MOTTO
* $tΒ uρ šχ% x. tβθ ãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (#ρã� Ï�ΨuŠÏ9 Zπ©ù!$ Ÿ2 4 Ÿω öθ n=sù t� x�tΡ ÏΒ Èe≅ä. 7π s%ö� Ïù öΝåκ÷]ÏiΒ ×π x�Í←!$ sÛ
(#θ ßγ ¤)x�tGuŠÏj9 ’Îû ǃÏe$!$# (#ρâ‘ É‹ΨãŠÏ9 uρ óΟßγ tΒ öθ s% #sŒ Î) (#þθãè y_ u‘ öΝÍκö� s9 Î) óΟßγ ‾=yè s9 šχρâ‘ x‹ øts† ∩⊇⊄⊄∪
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. Attaubah: 122).
viii
ABSTRAK
Miftahus Surur, “Ideologi Kurikulum Bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 (K-13) Madrasah Aliyah” Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. Pendidikan sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia di dunia ini. Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai-nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan perkembangan peradaban manuasia sejak masih dalam kandungan bahkan hingga berproses untuk menjadi yang lebih baik lagi. Terkait dengan penuntun serta menjadi pedoman diatas sudah idealnya dan sayogyanya Al-Qur’an, Hadist, serta redaksi-redaksi yang berbahasa Arab yang menjadi rujukan lazim karena bahasa Arab adalah bahasa Allah, rasul dan juga bagian dari peradaban Islam di Arab. Dengan demikian Bahasa Arab mempunyai peranan penting yang pada dasarnya bahasa adalah alat komunikasi, dan lebih dari itu bahasa menjadi peradaban bahkan cirikhas suatu bangsa. Pendidikan tanpa kurikulum tidak akan tercapai tujuan pendidikan itu sendiri, sehingga kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan lembaga pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1. Ideologi kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah. 2. Tujuan, materi, metode, dan evaluasi dalam pengajaran kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah. 3. Kelebihan dan kekurangan kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif serta historis-sosiologis dan menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Data diperoleh dari suber data primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang peneliti dapatkan menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 adalah sama-sama untuk mendorong empat kemahiran, materi kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 mencakup tema-tema yang sama, metode kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 adapun dalam KTSP menggunakan pendekatan yang beragam sesuai dengan kreativitas guru sedangkan Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik/tematik, sedangkan untuk evaluasi KTSP menggunakan penilaian kelas, Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik yakni secara utuh kesiapan peserta didik, proses dan hasil. Kata Kunci: Ideologi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kurikulum 2013, Bahasa Arab
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ا tidak dilambangkan tidak dilambangkan
ba’ B Be ب
ta’ T T ت
ṡa’ ṡ es (dengan titik di atas) ث
Jim J je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
Kha Kh ka dan ha خ
Dal D de د
Zal ś zet (dengan titik di atas) ذ
ra’ R er ر
Zai Z zet ز
Sin S es س
Syin Sy es dan ye ش
ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص
ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض
ṭa’ ṭ te (dengan titik di bawah) ط
ẓa’ ẓ zet (dengan titik dibawah) ظ
x
‘ ain‘ ع koma terbalik di atas
Gain G ge غ
fa’ F ef ف
Qaf Q qi ق
Kaf K ka ك
Lam L el ل
Mim M em م
Nun N n ن
Wawu W we و
ha’ H ha ه
hamzah ‘ apostrof ء
ya’ Y ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap
متعقدين
عدة
ditulis
ditulis
muta‘aqqidīn
‘iddah
C. Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
هبة
جزية
ditulis
ditulis
Hibbah
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
xi
Bila diikuti dengan kata sandang "al" serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h.
’Ditulis karāmah al-auliyā كرامه األولياء
2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan
dammah ditulis t.
Ditulis zakātul fiṭri زكاة الفطر
D. Vokal Pendek
Kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
i
a
u
E. Vokal Panjang
fathah + alif
جاهلية
fathah + ya’ mati
يسعى
kasrah + ya’ mati
كرمي
dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
A
jāhiliyyah
a
yas'ā
i
karīm
u
furūd
xii
F. Vokal Rangkap
fathah + ya' mati
���
fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaulum
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
أأنتم
عدتأ
لئن شكرمت
ditulis
ditulis
ditulis
a'antum
u'idat
la'in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti huruf Qamariyah
ناالقر
القياس
ditulis
ditulis
al-Qur'ān
al-Qiyās
b. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf (el)-nya.
السماء
الشمس
Ditulis
Ditulis
as-samā'
asy-syams
xiii
I. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat
ذوي الفروض
أهل السنة
ditulis
ditulis
zawi al-furūḍ
ahl as-sunnah
xiv
KATA PENGANTAR
العربية افضل اللغات والصالة احلمد هللا الذي انزل القرآن بلسان عريب مبني والذي جعل اللغة
وعلى آله وصحبه افضل الفضائل والكرامات. اما بعد والسالم على سيد السادات
Segala puji dan syukur penulis haturkan dengan tulus ke hadirat Allah SWT
atas semua limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga tesis ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Tesis ini tidak akan terwujud tanpa arahan, masukan, dan dorongan yang
membara dari berbagai pihak. Oleh karenanya, ucapan terimakasih dan rasa ta’dhim
penulis haturkan kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bapak Prof.
Drs. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D.
2. Bapak Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D selaku direktur Program
Pascasarjana yang telah memberikan izin dalam penulisan karya ini.
3. Ibu Rof’ah, S. Ag., BSW., MA., Ph.D., selaku Koordinator dan Ahmad Rofiq,
M.Ag., MA., Ph.D., selaku Sekretaris Koordinator Program Studi IIS
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. H. Tulus Musthafa, Lc, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Prodi PBA PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
telah ikhlas membuka dimensi berfikir penulis.
xv
6. Isteri dan Anak penulis, yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan studi ini.
7. Segenap rekan-rekan Prodi Pendidikkan Islam khususnya PBA yang telah
menjadi tempat berbagi dan diskusi selama penulis menempuh studi ini.
8. Bapak pimpinan dan karyawan/karyawati Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman buku-buku yang
penulis butuhkan selama menempuh studi dan penulisan tesis ini.
9. Bapak dan Ibu penulis, yang telah mendidik dan membesarkan dengan penuh
kasih sayang dan memberi dorongan semangat serta do’a tiada henti.
10. Teman-teman Angkatan 2014 Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab, khususnya
kelas C : Zamzam Mustofa (Ponorogo), Putra David Mahendra (Ponorogo),
Rizza Faisal Awwaludin (Ponorogo), Nur Rohmah Intansari, Ninik Hanifatum
Masitoh, Emi Rosidatul M, Ahalana Darol Muqomah (Magetan), Rodiatul
Maghfiroh (Jember), Aqib Fatah Abdi (Sragen), Ahmad Jakfar (Cirebon), Faizal
Samsul Bahri (purwokerto), M. Nur Khalimuddin (Pekalongan), Khoiriyya Nur
Laili (Sumatra), Luthfi Qoriatul Hidayah (Boyolali), Retno Hidayah (Pati), Noer
Azizah (Boyolali), Nur Rohman Salis (Jepara), Yayan Rubiyanto (Cirebon).
11. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang secara tidak
langsung telah membantu baik moril ataupun spiritual dalam menyelesaikan
tesis ini.
Demikian penulis haturkan Jazakumullah Khairan Ahsanal Jaza’ Jaza’an
Katsira Mudha’afa. Dan tentunya dalam tesis ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh sebab itu mohon kritik dan saran dari para pembaca. Harapannya
xvi
penulisan tesis ini tidaklah menjadi akhir dari karya penulis, mudah-mudahan
dikemudian hari lahirlah karya-karya yang lain. Semoga tulisan ini bermanfa’at.
Amin.
Salatiga, 2 Juni 2016
Penulis
xvii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i
PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………... ii
PERNYATAAN PLAGIASI …………………………………………... iii PENGESAHAN DIREKTUR ………………………………………....... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ……………………………………….. v
NOTA DINAS PEMBIMBING ………………………………………… vi
ABSTRAK ………………………………………………………………. viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ………………………………………… ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………... xii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xviii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………… 11
C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 12
D. Kajian Pustaka ……………………………………………. 14
E. Metode Penelitian ………………………………………… 16
F. Sistematika Pembahasan …………………………………. 21
BAB II : IDEOLOGI KURIKULUM BAHASA ARAB ..…………... 23
A. Kajian Dasar Pandangan Tentang Ideologi ………………. 23
1. Pengertian Ideologi …………………………………… 23
xviii
2. Pengelompokkan Ideologi ……………………………. 25
3. Ideologi dalam Pendidikan …………………………… 27
4. Pesan Ideologis dalam Kurikulum ……………………. 28
B. Perkembangan Kurikulum ………………………………... 31
1. Pengertian Kurikulum ………………………………… 31
2. Fungsi dan Peran Kurikulum …………………………. 34
3. Teori Kurikulum ……………………………………... 37
4. Relevansi Perubahan/Pengembangan Kurikulum …… 38
C. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah 46
1. Karakteristik Pembelajaran Bahasa Arab …………….. 47
2. Tujuan Pembelajaran Kurikulum Bahasa Arab ………. 48
3. Tujuan Pengajaran Kurikulum Bahasa Arab …………. 49
4. Pola Pembelajaran Bahasa Arab ……………………… 51
BAB III : KURIKULUM BAHASA ARAB (KTSP) DAN
KURIKULUM 2013 ……….…………………………......... 54
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) …………… 54
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) ………………………………………………... 54
2. Tujuan Pengajaran bahasa Arab KTSP ………………… 60
3. Materi Pengajaran bahasa Arab KTSP ………………… 64
4. Metode Pengajaran bahasa Arab KTSP ……………….. 71
5. Evaluasi Pengajaran bahasa Arab KTSP ……………… 72
B. Kurikulum 2013 (K-13) ………………………………….... 73
xix
1. Pengertian Kurikulum 2013 (K-13) ………………….. 73
2. Tujuan Pengajaran bahasa Arab Kurikulum 2013 ....... 78
3. Materi Pengajaran bahasa Arab Kurikulum 2013 …… 81
4. Metode Pengajaran bahasa Arab Kurikulum 2013 ….. 93
5. Evaluasi Pengajaran bahasa Arab Kurikulum 2013 …. 94
BAB IV : ANALISI KURIKULUM BAHASA ARAB KURIKULM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN …………………… 96
A. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Kurikulum 2013 ………………………………………….. 96
B. Materi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Kurikulum 2013 ………………………………………….. 102
C. Metode Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum 2013 …………………………………… 109
D. Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dan Kurikulum 2013 …………………………………….. 120
E. Kelebihan dan kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 ………………. 126
F. Perbedaan esensial Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 129
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 132
B. Saran ……………………………………………………… 135
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 138
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………… 142
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Materi pelajaran bahasa Arab kelas X KTSP Madrasah Aliyah. 64
Tabel 2 Materi pelajaran bahasa Arab kelas XI KTSP Madrasah Aliyah. 65
Tabel 3 Materi pelajaran bahasa Arab kelas XII KTSP Madrasah Aliyah. 66
Tabel 4 Nilai interval Kurikulum 2013 (K-13). 73
Tabel 5 Materi pelajaran bahasa Arab kelas X Kurikulum 2013 (K-13) Madrasah
Aliyah. 79
Tabel 6 Materi pelajaran bahasa Arab kelas XI Kurikulum 2013 (K-13) Madrasah
Aliyah. 80
Tabel 7 Perbedaan esensial Kuriukulum 2013 (K-13) dengan KTSP. 122
Tabel 8 Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum. 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting sekali bagi kelangsungan hidup
manusia di dunia ini. Perhatian masyarakat terhadap masalah pendidikan
tidak pernah surut. Dan pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena
itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.1
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan
menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, segaligus
untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia yang bisa dilakukan
sejak masih dalam kandungan. Begitu pentingya pendidikan bagi kita.
Maka tidak bisa dibayangkan tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak
akan berbeda dengan manusia zaman dahulu, bahkan lebih terpuruk atau
rendah kualitas peradabannya.
Pendidikan juga merupakan usaha agar manusia mampu serta dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan pengajaran atau cara
lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat, sehingga yang bersangkutan
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ;Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTSP (Jakarta : KencanaPrenada Media Group, 2010), hlm. 1
2
dapat menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang
dihadapinya. Dan pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun
potensi kompetensi peserta didik.2
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan
baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih mengarah
lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Guna mencapai tujuan pendidikan tersebut maka diperlukan berbagai
faktor atau unsur yang mendorongnya terutama kurikulum yang diterapkan
atau dipakai.
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab
berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
ahirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga
pendidikan.3 Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan
sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.
Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya
adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
canggihnya teknologi, selain itu kurikulum juga harus berkembang sejalan
dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Demikian juga,
kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan keahlian kepada
2Ibid., 3 Nana Syaodah Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya
1997)
3
peserta didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu
lembaga.
Di negara kita Indonesia istilah “kurikulum” baru menjadi populer
sejak tahun 1950-an, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh
pendidikan di Amerika Serikat.4 Sebelumnya yang lazim digunakan adalah
“rentjana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan
rencana pelajaran. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, maka
pengertian kurikulum yang lama sudah banyak ditinggalkan dan beralih
pada pertimbangan teknologi dan pengetahuan, perkembangan
masyarakat, dan pengalaman belajar bagi anak.5
Kurikulum juga merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, yang sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.Kurikulum juga
harus sesuai dengan falsafah UUD 1945 yang menggambarkan pandangan
hidup suatu bangsa. Serta tujuan dan pola kehidupan suatu bangsa banyak
ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakannya.6
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur,
sistem nilai serta kebutuhan masyarakat.7 Menurut A. Ferry T. Indratno8
4 S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm 2. 5 John Dewey, Risalah Ahli Didik, terj. Redaksi Sapradama, (Djakarta: Sapta
Darma,1955), hlm. 19 6 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 1 7 Ibid., hlm. 2
4
menyatakan bahwa kurikulum ialah program dan isi dari suatu sistem
pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan
antar generasi dalam masyarakat. Dengan demikian, kurikulum memegang
peran penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan bagi peserta didik. Ia
adalah ruh yang memberikan kehidupan bagi dunia pendidikan. Ibaratnya,
kurikulum adalah konstruksi bangunan yang berpengaruh bagi estetika
bangunan, semisal gedung, rumah, dan sebagainya.
Kurikulum merupakan salah satu komponen sistem pendidikan
yang paling rentan terhadap perubahan. Adalah ada tiga faktor yang
membuat kurikulum diubah atau diperbaharui. Pertama, perubahan filosofi
tentang manusia dan pendidikan, lebih-lebih mengenai hakikat kebutuhan
peserta didik terhadap pendidikan atau pembelajaran. Kedua, cepatnya
perkembangan ilmu dan teknologi, maka subject matter yang harus
disampaikan kepada peserta didik semakin banyak dan beragam. Ketiga,
perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, ataupun daya
dukung lingkungan alam, baik tingkat lokal maupun global.
Sejak Indonesia merdeka setidaknya kita sudah mengenal 9
(sembilan) model kurikulum di mana bias kepentingan politik ikut
mewarnai. Yaitu Rentjana Pembelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai
1952, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975,
Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006 atau KTSP
8 A. Ferry T. Indratno, Kurikulum Beridentitas Kerakyatan dalam Kurikulum yang
Mencerdaskan, Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif (Jakarta: Kompas, 2007), hlm. 108
5
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)9, serta kurikulum 2013 atau yang
populer dengan sebutan kurtilas atau (K-13).
M. Basuki Sugita10 mulai tahun pelajaran 2006/2007, depdiknas
meluncurkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau akrab
disebut Kurikulum 2006. KTSP memberi kekuasaan penuh kepada setiap
sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan potensi
sekolah dan potensi daerah sekitar.
Ketua BNSP Bambang Suhendro11 menegaskan, kurikulum 2006
(KTSP) merupakan hasil kreasi dari segenap guru disekolah berdasarkan
standar isi dan standar kompetensi. Dengan adanya kurikulum ini, maka
ini merupakan sebuah konsep yang indah dan menarik karena memberikan
peluang yang selebar-lebarnya kepada daerah untuk berkembang. Dengan
demikian, seluruh potensi setempat diharapkan dapat didayagunakan demi
pengembangan daerah setempat.
Sudaryanto12, mendiknas Bambang Sudibyo menguatkan bahwa
tidak ada perubahan drastis dalam kurikulum 2006 ini. Kurikulum ini
(KTSP) yang diolah berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan produk Badan Standar Nasional Pendidikan atau BNSP termaktub
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Selain itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti
9 Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran (Jakarta:
BumiAksara, 20011), hlm.87-92. 10 Kompas, 23 September 2006 11 Kompas, 10 Februari 2006 12 Kompas, 18 September 2006
6
ketentuan lain yang berkaitan dengan kurikulum sebagaimana telah
disebutkan dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Standar isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Yang termasuk dalam SI adalah kerangka dasar, dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) setiap
mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Serta SI ini ditetapkan dengan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
Sedangkan Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan
sebagaimana yang telah ditetapkan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.
Dalam kurikulum ini (KTSP) guru diberi otonomi dalam menjabarkan
kurikulum, dan murid atau siswa sebagai subjek dalam proses belajar
mengajar.13 Dari sinilah diharapkan implementasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan dapat memenuhi standarisasi evaluasi belajar siswa.
Kurikulum KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dan digunakan
sebagai acuan pembelajaran di sekolah14, yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi dan berfungsi sebagai pedoman untuk
13 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanManajemen
Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet I, hlm. 95.
14 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal I Ayat 15.
7
menghantarkan peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita
masyarakat.
Di pandang dari pola dan model pengembangannya, KTSP
merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralistik yaitu
dengan memerhatikan kondisi yang ada di sekolah dan lingkungan sekitar.
Mengejawentahkan penyusunan KTSP diserahkan kepada satuan
pendidikan, sekolah, dan daerah masing-masing, maka diasumsikan bahwa
guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan akan sangat
bersahabat dengan kurikulum tersebut.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan
Menengah menyebutkan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) bahwa:
a. Sekolah/Madrasah menyusun KTSP
b. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
c. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, potensi
atau karakteristik suatu daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
peserta didik.
d. Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab atas tersusunya KTSP.
e. Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang kurikulum bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan
KTSP.
8
Dalam KTSP pemerhati kurikulum khususnya pemerintah melalui
kemendikbud dirasa kurang relevan, maka terbitlah Kurikulum 2013 (K-
13) yang sampai sekarang ini masih banyak dibicarakan dan memunculkan
ide atau gagasan tentang perubahan kurikulum ini. Pada dasarnya
Kurikulum 2013 (K-13) menggunakan Pendekatan Saintifik. Dan
Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang telah berlaku selama kurang lebih 6 bulan.
Pada tahun pelajaran 2014/2015 Kurikulum 2013 ini mulai
diterapkan di Madrasah dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap. Pada tahun awal penerapannya, di Madrasah Ibtidaiyah akan
dilaksanakan untuk kelas I dan IV, di Madrasah Tsanawiyyah untuk kelas
VII (tujuh) dan di Madrasah Aliyah diterapkan pada kelas X (sepuluh).
Kurikulum 2013 (K-13) ini masuk dalam masa percobaannya pada tahun
2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.15
Pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan dikelas I, II, IV dan V
sedangkan untuk SMP/MTs kelas VII dan VIII dan SMA/MA kelas X dan
XI.16 Dalam kurikulum ini memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku serta
didalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan
materi yang ditambahkan.17
15 Wikipedi, org, diakses 15 desember 2015, pukul 9:51 WIB 16 Ibid... 17 Materi yang dirampingkan adalah Bahasa Indonesia, IPS, PPkn, dsb., sedangkan materi
yang ditambahkan adalah materi Matematika yang disesuaikan dengan materi pembelajaran
9
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies
Baswedan, nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, maka
pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah untuk
sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)18, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah
melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini,
dan satuan pendidikan khusus. Dan penghentian tersebut bersifat
sementara, paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020, bahkan
kurikulum 2013 ini berlaku diseluruh sekolah pada tahun 2018.19
Doni Koesoema20 menuturkan dalam Kurikulum 2013 ini,
kompetensi spiritualitas hanya melalui pendidikan agama dan PPKn.
Tentunya dengan berbagai polemik dan problematika kurikulum 2013 (K-
13) mata pelajaran Bahasa Arab juga terkena imbasnya, apalagi dalam
pembelajaran bahasa Arab dituntut dapat berkontribusi dalam membentuk
karakter peserta didik atau siswa dengan menginternalisasikan nilai-nilai
keislaman, budaya Timur Tengah dan budaya universal kontemporer yang
tidak bertentangan dengan Islam.
Termasuk salah satu hal yang membedakan Kurikulum 2013
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
18 Ibid... 19 Tempo. Co, diakses hari selasa, 15 Desember 2015, pukul 10:27 WIB. 20 Anggota Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), berharap
kompetensi inti spiritualitas dan sosial dalam kurikulum 2013 dihapus, dan fokus pada pengetahuan dan keterampilan. Menurutnya, masalah spiritualitas dan sosial dapat dilakukan dengan pendampingan melaluai interaksi guru dan murid. Spiritualitas dan sosial tidak bisa dinilai dengan angka tetapi itu progres dan deskriptif sehingga perkembangan anaknya bisa terpetakan.
10
penyusunan/pengembangan silabus. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP/Kurikulum2006), kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan, akan tetapi dalam Kurikulum
2013 pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah,
kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan
oleh ataupun disatuan pendidikan yang bersangkutan.
Dalam perkembangan kurikulum Madrasah Aliyah khususnya
Bahasa Arab telah banyak mengalami perubahan dimulai dari tahun 1984
yaitu kurikulum yang masih sangat sederhana yang dalam proses
belajarnya dilakukan di masjid, surau, atau rumah-rumah ulama’ yang
memberikan pengajian dan belum berbentuk sekolahan. Di tempat-tempat
inilah pengajian dilakukan dengan sistem kelompok-kelompok kecil yang
disebut dengan halaqah.21 Pada tahun 1994 madrasah sudah masuk dalam
jenis dan lingkup sekolah sesuai dengan Undang-Undang RI No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) sehingga untuk
kurikulum lebih baik dibandingkan sebelumnya, yang mana Madrasah
mempunyai jurusan khusus ilmu-ilmu syariah. Bahkan dalam proyek
rintisannya, jurusan ini telah dikembangkan secara khusus dalam model
MAPK.22 Kemudian pada tahun 2004 kurikulum berubah menjadi
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya perubahan ini tidak lepas
dengan adanya kebutuhan masyarakat, yang pada kurikulum sebelumnya
21 Halaqah artinya lingkaran belajar. Yakni guru ketika mengajar dikelilingi oleh
muridnya yang duduk melingkar. 22 Maksum, Madrasah Sejarah dan perkembangannya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 159.
11
belum terpenuhi. Dan pengembangan kurikulum diserahkan kepada
Madrasah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Begitu
seterusnya pada tahun 2006 mengalami perubahan yakni KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi perubahan ini tidak
jauh berbeda dari kurikulum sebelumnya. Dan pada akhirnya kurikulum
berubah lagi hingga sekarang yakni kurikulum 2013.
Di dalam kurikulum bahasa Arab mengalami perubahan-perubahan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang pada dasarnya juga tetap
sesuai dengan karakteristik Bahasa Arab itu sendiri, dan berbicara tentang
kurikulum maka akan mengungkap tentang tujuan kurikulum, materi,
metode yang digunakan dan evaluasi. Berangkat dari kurikulum Bahasa
Arab KTSP dan Kurikulum 2013 ini maka penulis tertantang untuk
meneliti hal tersebut. Adapun judul tesis yang akan dikaji lebih lanjut yaitu
“IDEOLOGI KURIKULUM BAHASA ARAB KTSP dan
KURIKULUM 2013 MADRASAH ALIYAH”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan agar penelitian tidak melebar
permasalahannya sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Berdasarkan
latar belakang yang telah penulis uraikan di atas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana tujuan pengajaran bahasa Arab kurikulum KTSP dan
kurikulum 2013?
2. Bagaimana materi kurikulum bahasa Arab KTSP dan kurikulum 2013?
12
3. Bagaimana metode kurikulum bahasa Arab KTSP dan kurikulum
2013?
4. Bagaimana evaluasi kurikulum bahasa Arab KTSP dan kurikulum
2013?
5. Kelebihan dan kekurangan apa saja dalam kurikulum bahasa arab
KTSP dan kurikulum 2013?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi
praktis tentang pentingnya melakukan eksplorasi dan trobosan-
trobosan tentang ideologi kurikulum bahasa Arab khususnya di tingkat
Madrasah Aliyah (MA). Secara spesifik penelitian ini menjawab
beberapa pokok masalah penelitian yaitu:
a. Untuk mengetahui tujuan pengajaran kurikulum bahasa Arab
(KTSP) dan kurikulum 2013 (K-2013) Madrasah Aliyah.
b. Untuk mengetahui materi kurikulum bahasa Arab (KTSP) dan
Kurikulum 2013 (K-2013) Madrasah Aliyah.
c. Untuk mengetahui metode kurikulum bahasa Arab (KTSP) dan
kurikulum 2013?
d. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum bahasa Arab (KTSP) dan
kurikulum 2013?
e. Untuk mengetahui kelebihan, kekurangan apa saja dalam
kurikulum bahasa Arab (KTSP) dan Kurikulum 2013.
13
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini secara konfrehensif diharapkan dapat
memberi kontribusi yang bernilai bagi perkembangan dan ideologi
pembaharuan atau perbaikan pemikiran wacana pendidikan terutama
mengenai kurikulum bahasa Arab Madrasah Aliyah (MA). Adapun
kegunaan praktis yang dapat diraih lainnya adalah;
a. Mendiskripsikan ideologi kurikulum bahasa Arab Madrasah Aliyah
sehingga dapat menjadi dokumen penting bagi lembaga pendidikan
jenjang Madrasah Aliyah (MA) sederajat.
b. Berusaha menemukan keterkaitan yang fungsional antara
kurikulum bahasa Arab KTSP dan kurikulum 2013 (K-13)
Madrasah Aliyah, oleh karena itu kontribusi ilmiah yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah menemukan gambaran dan ide-ide
pokok kurikulum bahasa Arab yang sesuai dengan relevansi
kebutuhan.
c. Memberi kontribusi teoritis dalam bentuk penyajian informasi
ilmiah tentang kurikulum. Yang mana kurikulum merupakan “alat
atau kunci” untuk dalam proses pendidikan. Serta memperkaya
khazanah keilmuan di kalangan pelaku pendidikan (stakeholders).
d. Sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dasar
pijakan serta muqābalah (pembanding) dalam penelitian-penelitian
lebih lanjut yang sejenis.
14
D. Kajian Pustaka
Melalui kajian prior research dapat diketahui bahwa cukup banyak
penelitian yang secara garis besar membahas tentang kurikulum bahasa
Arab, sepanjang temuan penulis, hasil penelitian ilmiah berikut dipandang
terkait erat dengan fokus penelitian tesis ini.
Nurul Hayati, Studi Historis Perkembangan Pendidikan Islam Di
Indonesia (Telaah Terhadap Perubahan Kurikulum Madrasah Aliyah
Pasca UUS PN 1989). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
berbagai perubahan kurikulum Madrasah Aliyah pasca UUSPN 1989 pada
kurikulum: tahun 1994, kurikulum 2004/KBK, dan kurikulum 2006/ KTSP
dilihat dari empat komponen kurikulum, yaitu tujuan, materi, metode, dan
evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perubaham dari
kurikulum 1994 ke kurikulum KBK merupakan perubahan menyeluruh
karena setiap komponen dari kurikulum telah berubah, berbeda dengan
kurkikulum 2004 ke KTSP, kurikulum ini hanya memberikan perubahan
beberapa komponen saja bahkan untuk perubahan dalam 4 (empat)
komponen tersebut tidak mengalami perubahan hanya saja perubahan yang
terjadi adalah pada teknis pelaksanaan dari kurikulum tersebut, sedangkan
dalam BSNP hanya menerapkan batasan atau standar isi dalam kurikulum.
Madrasah, guru dan peserta didik merupakan komponen terpenting dalam
pendidikan karena ketiga-tiganya merupakan pelaksana yang berhadapan
15
langsung dengan pendidikan. Dan ketiga komponen ini menjadi pengaruh
cukup besar terhadap perubahan kurikulum.23
M. Rokib, Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Perspektif Teori Konstruktivisme). Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa Teori Konstruktivisme memandang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memiliki kesesuaian antara peran
guru dan murid dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bahasa Arab
dengan Kurikulum KTSP menurut teori Konstruktivisme lebih
menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengkosntruksikan konsep-konsep bahasa Arab
melalui pengalamannya sehingga terjadi asimilasi dan akomodasi,
sedangkan peran guru adalah menjadi mediator dan fasilitator yang
membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik dan
menyenangkan.24
Nur Sholeh, dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa
Arab Analisis dan Panduan Kurikulum Bahasa Arab KTSP. Buku tersebut
ditulis dengan tujuan agar kita semua mengetahui tentang gambaran
kurikulum pendidikan bahasa Arab Madrasah Aliyah yang pernah terjadi
dan sedang terjadi di Indonesia ini. Demikian juga supaya kurikulum yang
akan terbentuk nantinya dapat menjadi lebih baik, dan agar tidak akan
23 Nurul Hayati, Studi Historis Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia (Telaah
Terhadap Perubahan Kurikulum Madrasah Aliyah Pasca UUS PN 1989). (Skripsi, tidak diterbitkan Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008).
24 M. Rokib, Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Perspektif Teori Konstruktivisme), (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009).
16
pernah lahir kurikulum yang asal-asalan (khususnya kurikulum pendidikan
bahasa Arab).25
Ahmad Husain Al-laqani, Tatwiru Manāhiji al-ta’lĩm. Kitab ini
membahas tentang pengembangan kurikulum pembelajaran dan segala
aspek-aspeknya. Adapun kitab ini terdiri dari tiga belas fasal, yang
masing-masing fasal memberi informasi terkait dengan pengembangan
dan aplikasinya.26
E. Metode Penelitian
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau proses
sistematik untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian, jika dikaitkan dengan
metode ilmiah, suatu proses penelitian sekurang-kurangnya berisi suatu
rangkaian urutan langkah-langkah.
Lima langkah yang sesuai dengan metode ilmiah dan melengkapi
elemen-elemen umum pendekatan sistematik pada penelitian adalah 1)
identifikasi masalah penelitian 2) review informasi 3) pengumpulan data 4)
analisis data dan 5) penarikan kesimpulan. Karena identifikasi masalah
telah dibahas di muka, maka untuk menyelesaikan penelitian ini penulis
akan menerapkan langkah-langkah penelitian dengan urutan sebagai
berikut:
25 Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Analisis dan Panduan Kurikulum Bahasa Arab Sesuai KTSP, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013).
26 Ahmad Husain Al-laqani, Tatwiru Manahiji al-ta’lim, (Kairo: ‘Alamul Kutub, 1994).
17
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research)
yaitu penelitian yang datanya diperoleh melalui studi pustaka, yaitu
berbagai buku (monografi) dan artikel dalam jurnal atau majalah yang
membahas tentang kurikulum bahasa Arab serta beberapa kebijakan
pemerintah yang relevan. Noeng Muhadjir menuturkan bahwa, studi
teks yang berarti studi pustaka setidaknya dapat dibedakan atas studi
pustaka yang memerlukan olahan uji kebermaknaan empirik di
lapangan dan studi pustaka yang memerlukan olahan filosofis dan
teoritis daripada uji empiris di lapangan,27 dan penelitian ini lebih
menekankan pada uji kebermaknaan empirik di lapangan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini mengenai ideologi kurikulum yang merupakan
suatu kajian mengenai sejarah pemikiran. Dengan demikian
keterangan yang diperoleh adalah keterangan dialektis, yang diperoleh
melalui metode historis-sosiologis, yaitu pemahaman terhadap suatu
kepercayaan, ajaran atau kejadian, dengan melihatnya sebagai realitas
yang mempunyai kesatuan mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan,
dan lingkungan dimana kepercayaan, ajaran atau pemikiran itu
muncul.
Metode historis merupakan proses pengumpulan dan penafsiran
gejala, peristiwa atau gagasan yang timbul di masa lampau. Dengan
27 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),
hlm.159
18
memahami gambaran atau deskripsi peristiwa pengembangan
kurikulum di masa lampau, maka peneliti dapat memperoleh
gambaran umum dan atau generalisasi yang berguna dalam
memahami perkembangan kurikulum di masa lalu, sekarang bahkan
meramalkan perkembangannnya di masa mendatang. Metode historis
juga digunakan untuk mengungkap pendapat para ahli, sehingga dapat
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hasil
pemikirannya.28
3. Sumber Data, Pengumpulan dan Teknik Analisis Data
a. Sumber data
Penelitian ini terdapat dua macam sumber data, yaitu
sumber data primer dan sekunder. Yang dimaksud dengan data
primer di sini adalah KMA tentang Kurikulum KTSP dan
Kurikulum 2013 (K-13), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 Tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan, Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Jenjang
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, buku-buku tentang teori
Kurikulum dan Perkembangan Kurikulum dari Kementrian
Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama. Sedangkan yang
dimaksud dengan data sekunder adalah beberapa literatur yang
berhubungan dengan kurikulum bahasa Arab, dan kebijakannya,
28 Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung: CV.Tarsito, 1972), hlm. 21-28
19
baik berdasarkan temuan-temuan di lapangan maupun selama
penelitian.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis
adalah dokumentasi dan telaah literatur, yaitu sebagai berikut:
1) Mengambil beberapa kebijakan pemerintah pasca terbitnya
kurikulum 2006, dan kurikulum 2013.
2) Mengambil KMA Nomor 207 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Madrasah KTSP dan Kurikulum 2013.
3) Mengambil beberapa kebijakan pemerintah pasca terbitnya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2003
Tentang Standar Isi.
4) Mengambil beberapa kebijakan pemerintah pasca terbitnya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2003
Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
5) Menghimpun serta mengkaji standar isi dan SKL
(Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006).
Dan proses pengambilan informasi melalui pengumpulan
data dan membandingkannya dengan kategori yang muncul
dinamakan metode komparatif konstan (Constant Comparative).29
29 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm. 210
20
c. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengolah data dengan cara
mengorganisasikan data dan mensistematiskan data ke dalam
pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan dan tafsiran tertentu dari tafsirannya.30 Dalam analisis
data kualitatif, penulis menggunakan metode analisis isi (Content
analysis). Content analysis adalah teknik sistematik untuk
menganalisis isi pesan, suatu alat untuk mengobservasi dan
menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator
yang dipilih.
Penelitian dengan metode ini digunakan untuk memperoleh
keterangan dari isi komunikasi, yang disampaikan dalam bentuk
lambang yang terdokumentasi, dan metode ini dapat dipakai
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti pada surat
kabar, buku, puisi, film, cerita rakyat, peraturan perundang-
undangan, atau kitab suci. Dengan menggunakan metode analisis
isi ini akan diperoleh suatu hasil atau pemahaman terhadap
berbagai isi pesan yang disampaikan oleh media massa, atau
sumber informasi yang lain secara obyektif, sistematis, dan
relevan secara sosiologis.31
30 Soetandyo Wignjosoebroto, Pengolahan dan Analisa Data, dalam Koentjoroningrat,
Metode-metode Penelitian Masyarakat ( Jakarta : PT. Gramedia, 1977), hlm. 328 31 Imam Suparayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 71
21
G. Sistematika Pembahasan
Agar hasil penulisan tesis ini mudah dipahami, maka penulis
menuturkan sistematika penulisan tersebut untuk mengklasifikasikan
persoalan-persoalan yang telah ada. Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab
yang terbagi atas beberapa sub-sub bab yang ada di dalamnya. Adapun
secara lebih rinci sistematika pembahasan tesis ini sebagai berikut:
Bab Pertama Pendahuluan, bab ini berisi Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka,
Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab Kedua membahas beberapa kajian teori tentang ideologi
kurikulum bahasa Arab KTSP dan kurikulum 2013. Pada sub bab pertama
Kajian Dasar Tentang Ideologi: yang berisi tentang Pengertian Ideologi,
Pengelompokkan Ideologi, Ideologi dalam Pendidikan dan Pesan Ideologis
dalam Kurikulum. Pada sub bab kedua tentang Teori Perkembangan
Kurikulum: berisi tentang Pengertian Kurikulum, Teori Kurikulum dan
Relevansi Perubahan/Pengembangan Kurikulum dengan Teori
Perkembangan Kurikulum. Pada sub bab ketiga berisi tentang Kurikulum
Pembelajaran Bahasa Arab: Karakteristik Pembelajaran Bahasa Arab,
Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab, dan Pola Pembelajaran Bahasa Arab.
Bab Ketiga berisi tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yang meliputi Pengertian KTSP, Tujuan pengajaran kurikulum
bahasa Arab KTSP, Materi pengajaran kurikulum KTSP, Metode
22
pembelajaran dala KTSP, Evaluasi dalam KTSP. Dan Kurikulum 2013 (K-
13), yang meliputi Pengertian Kurikulum 2013 (K-13), Tujuan pengajaran
kurikulum bahasa Arab pada Kurikulum 2013 (K-13), Materi pengajaran
Kurikulum 2013 (K-13), Metode pembelajaran 2013 (K-13), Evaluasi
dalam Kurikulum 2013 (K-13).
Bab Keempat analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13) berisi tentang Tujuan bahasa Arab
KTSP dan Kurikulum 2013, Materi pengajaran bahasa Arab KTSP dan
Kurikulum 2013, Metode pembelajaran bahasa Arab KTSP dan Kurikulum
2013, Evaluasi bahasa Arab dalam KTSP dan Kurikulum 2013, Kelebihan
dan Kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013, dan Perbedaan esensial
Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006.
Bab Kelima merupakan bab terakhir yang sekaligus menjadi
penutup dari tesis ini. Adapun isinya terdiri dari kesimpulan, dan saran-
saran kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.
132
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian komparasi yang telah diuraikan sebelumnya,
maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 adalah
sama-sama untuk mendorong empat kemahiran yakni menyimak
(mahāratu al-istimā’ ), berbicara (mahāratu al-kalām), membaca
(mahāratu al-qirā’ah), dan menulis (mahāratu al-kitābah), dan tiga
unsur bahasa yaitu bunyi suara (al-Aswāt), kosa kata/perbendaharaan
kata (al-Mufradāt), dan susunan gramatikal arab (at-Tarākib an-
Nahwiyyah). Adapun Standar Kompetensi Lulusan KTSP berbeda-
beda pada setiap mata pelajarannya dan menitikberatkan pada ranah
kognitif dan psikomotor saja, sedangkan dalam Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan diintegralkan kedalam semua mata
pelajaran dan mencakup tiga ranah yaitu kognitif, psikomotor dan
afektif.
2. Materi kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 mencakup
tema-tema yang sama yakni tentang perkenalan (atta’āruf), kehidupan
keluarga (al-hāyah al-’āiliah), hobi (al-hiwāyah), profesi (al-mihnah),
remaja (al-murāhaqah), kesehatan (al-sihhah), pariwisata, hari-hari
besar islam (al-a’yād fi al-islām), dan tokoh-tokoh islam. Dalam KTSP
cakupan materi yang dipelajari di tuangkan dalam SK dan KD,
133
sedangkan Kurikulum 2013 cakupan materi dituangkan dalam KI dan
KD.
3. Metode kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013, dalam
KTSP menggunakan pendekatan yang beragam sesuai dengan
kreativitas guru sedangkan Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik/tematik.
4. Evaluasi kurikulum bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 adalah
berupa; beberapa tadribāt (latihan) dalam pelajaran yang meliputi; al-
kitābah, al-qirā’ah, at-tarkib, al-hiwār, dan al-mufradāt, Tamrīnāt lid-
durūs al-I’dādiyyah pada ahir setiap dars, Tamrīnat ammah pada ahir
setiap semester. Untuk penilain KTSP menggunakan Penilaian kelas
dilakukan dengan teknik seperti: penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Sedangkan Kurikulum
2013 menggunakan pendekatan penilaian otentik yakni secara utuh,
meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil.
5. Kelebihan dan kekurangan Kurikulum bahasa Arab KTSP dan
Kurikulum 2013.
a. KTSP
1. Kelebihan
134
a. Aspek tujuan; mendorong agar siswa mampu dan terampil
dalam menguasai empat kemahiran bahasa secara
seimbang.
b. Aspek materi; tema-tema yang diajarkan merupakan tema-
tema yang ringan dan juga sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Aspek metode; metode-metode serta pendekatannya
bermacam-macam dan bervariatif.
d. Aspek evaluasi; menggunakan penilaian kelas.
2. Kekurangan
a. Hanya menekankan pada ranah kognitif dan psikomotor
saja, sedangkan ranah afektif belum terlalu ditekankan.
b. Materi pembelajaran masih terlalu luas terlihat didalamnya
masih menggunakan tema-tema besarnya saja.
b. Kurikulum 2013
1. Kelebihan
a. Aspek tujuan; mendorong agar siswa mampu dan terampil
dalam menguasai empat kemahiran bahasa secara
seimbang.
b. Aspek materi; tema-tema materinya lebih terinci sehingga
tidak terkesan terlalu luas.
c. Aspek metode; menggunakan pendekatan saintifik dan
tematik.
135
d. Aspek evaluasi; menggunakan penilaian otentik atau secara
utuh.
2. Kekurangan
a. Model pendekatan saintifik/tematik membutuhkan kerja
ekstra guru dan siswa dalam penerapannya terkait
pengembangan ranah kognitif, psikomotor dan afektif.
b. Tuntutan keaktifan guru dan siswa didalam pembelajaran
akan terhambat bilamana tidak ada pemahaman dari
berbagai pihak yang terkait yakni guru, siswa dan
lingkungan madrasah/sekolah.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas penulis ingin memberikan saran sekiranya
menjadi masukan ataupun bahan pertimbangan dalam menentukan atau
mengambil kebijakan khususnya terkait dengan kurikulum, baik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maupun Kurikulum 2013
(K-13), adapun saran itu sebagai berikut:
1. Setidaknya dalam menentukan pengembangan/perubahan kurikulum,
guru dilibatkan dalam prosesnya, tidak hanya pakar pendidikan atau
kurikulum saja yang dilibatkan, karena pada dasarnya gurulah yang
nantinya melaksanakan kurikulum tersebut. Apabila guru dilibatkan
dalam proses perubahan itu sudah barang tentu disana ada peran guru,
masukan dari guru, pertimbangan guru terkait dengan kurikulum
136
sehingga guru tidak bertanya-tanya tentang kurikulum itu bahkan tidak
paham tentang kurikulum tersebut.
2. Hendaknya dalam perubahan kurikulum dikaji secara mendalam dan
dengan pertimbangan yang sangat matang dan dengan melibatkan
semua elemen, unsur pendidikan sehingga disana tidak sebatas unsur
proyek ataupun politik semata.
3. Hendaklah setiap kurikulum, di dalam prosesnya, penilaiannya, dan
evaluasinya dilakukan secara berjenjang, berkesinambungan, serta
terukur dengan kevalidanya dan tidak sebatas nilai yang dikedepankan
melainkan lebih kepada proses itu sendiri. Melihat banyaknya negara-
negara berkembang yang lebih menekankan kepada proses terkait
dengan belajar mengajar daripada hasil yang dicapai siswa, dalam hal
ini adalah nilai baik itu nilai ulangan harian, semester bahkan nilai
ujian nasional. Jika hal ini dilakukan tentu guru, kepala madrasah,
orang tua, bahkan pemerhati pendidikan lebih menghargai capaian
siswa tanpa memandang nilai sebagai tujuan utama bahkan harga mati
dalam belajar.
4. Dalam proses pembelajaran bahasa Arab, hendaknya seorang guru
bahasa Arab mulai jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai
Madrasah Aliyah (MA) menekankan betul serta mempraktekkan empat
keterampilan berbahasa yakni menyimak (istimā’ ), berbicara (kalām),
membaca (qirā’ah), dan menulis (kitābah), dan tiga unsur bahasa yaitu
bunyi suara (al-Aswāt), kosa kata/perbendaharaan kata (al-Mufradāt),
137
dan susunan gramatikal arab (at-Tarākib an-Nahwiyyah). Yang
kesemuanya itu dapat mengarahkan siswa kepada kompetensi
komunikatif dan budaya Arab. Tentunya keterampilan dan unsur
bahasa tersebut di sesuaikan dengan porsi jenjang pendidikannya.
Demikian tesis ini diteliti, tentu banyak sekali kekurangan baik
dalam hal isi ataupun penulisan, untuk itu peneliti berharap adanya saran
dan masukan supaya lebih baik dikemudian hari.
138
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2011.
Buku paket Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah
Aliyah kelas X Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014.
Buku paket Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah
Aliyah kelas XI Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014.
Dewey, John, Risalah Ahli Didik, terj. Redaksi Sapradama, (Djakarta:
Sapta Darma, 1955).
Fahruddin, Teknik Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab,
Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2006.
Hasan, Hamid, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Hayati, Nurul, Studi Historis Perkembangan Pendidikan Islam Di
Indonesia (Telaah Terhadap Perubahan Kurikulum Madrasah
Aliyah Pasca UUS PN 1989). (Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008).
Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007.
Hidayat, Sholeh, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
139
Hidayat, Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah kelas X, Semarang:
Karya Toha Putra, 2008.
Hidayat, Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah kelas XI, Semarang:
Karya Toha Putra, 2008.
Hidayat, Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah kelas XII, Semarang:
Karya Toha Putra, 2008.
Joko Susilo, Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Khairuddin, Junaidi, Mahfud, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Konsep dan Implementasinya di Madrasah, Jogjakarta: Nuansa
Aksara, 2007.
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013.
Muslih, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Majid, Abdul, dan Rochman, Chaerul, Pendekatan Ilmiah Dalam
Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014.
Nasution, S, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
Nurdin, Syafruddin, dan Usman, Basyiruddin, Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Nurhayati, Anin, Kurikulum Inovasi, Yogyakarta: Teras, 2010.
140
Raharjo, Rahmad, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Yogyakarta:
BAITUNA PUBLISHING, 2012.
Rokib, M, Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Kurikulum Tingkat
SatuanPendidikan (Perspektif Teori Konstruktivisme), (Skripsi,
Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta , 2009).
Syaodih Sukmadinata, Nana, Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.
Soedijarto, Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Grasindo,
1993.
Subandijah, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1993.
Supardi, Model Pembelajaran Portofolio, Salatiga: STAIN Salatiga Press,
2013.
Suryosubroto, B, Tatalaksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Sholeh, Nur, Nuha, Ulin, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Analisis
dan Panduan Kurikulum Bahasa Arab sesuai KTSP, Jogjakarta:
DIVA Press, 2013.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ;Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada KTSP (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010).
Yamin, Moh, Manajemen Mutu, Jogjakarta: DIVA Press, 2010
141
Sumber Undang-Undang dan Peraturan Menteri
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Kloang Klede Putra Timur Bekerja
sama dengan Koperasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri,
2003.
Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Permendiknas No.22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan.
KMA tentang Kurikulum Madrasah No 207 Tahun 2014 KTSP dan
Kurikulum 2013 (K-13).
142
CURRICULUM VITEA (CV)
A. Data Pribadi
Nama Lengkap : Miftahus Surur, S.Pd.I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tgl, lahir : Semarang, 20 Mei 1985
Alamat Sekarang : Gumuk, 07/03, Turunan, Gentan, Susukan, Kab Semarang
Hp/email : 085740411228/[email protected]
Nama Ayah : M. Masduqi Ilyas
Nama Ibu : Syafa’ah
Nama Istri : Nur Ulayatunnida, S.Pd.I
Nama Anak : Najma Mazaya Sakina
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. RA Hidayatus Syubban Karangroto Genuk Semarang lulus tahun 1991
b. MI Hidayatus Syubban Karangroto Genuk Semarang lulus tahun 1997
c. MTs Hidayatus Syubban Karangroto Genuk Semarang lulus tahun 2000
d. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan lulus tahun 2003
e. Jurusan Tarbiyah (PBA S1) STAIN Salatiga lulus tahun 2011
f. Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Pendidikan Islam [PI]
Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab [PBA])
2. Pendidikan Non-Formal
a. Madrasah Diniyah Assholihiyyah Karangroto Genuk Semarang
b. Madrasah Diniyah Awaliyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan
lulus tahun 2003
c. Majlis Muhadhoroh Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan lulus
tahun 2006
d. Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan lulus
tahun 2006
143
C. Riwayat Organisasi
1. Pengurus Ittihadu At-tholabah Litarqiyyati AL-lughati Al-Arabiyyah
(ITTAQO) STAIN Salatiga 2008
Jabatan : Ketua Devisi Pendidikan
2. Pengurus Jam’iyyah Qurro’ Walhuffadz (JQH) STAIN Salatiga 2009
Jabatan : Ketua Devisi Tafsir
3. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Tarbiyyah (HMJ Tarbiyyah/ PBA)
STAIN Salatiga 2010
Jabatan : Koordinator Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
4. Pengurus Ma’had Mahasiswa STAIN Salatiga 2008 - 2011
Jabatan : Ketua Ma’had 2009-2011
5. Pengurus Madrasah Diniyyah Awaliyyah “Roudhatut Tholibin III” Susukan
Kab. Semarang 2014 – Sekarang
Jabatan : Kepala Madrasah
D. Riwayat Pekerjaan
1. Tenaga Pendidik Ma’had Putra STAIN Salatiga 2008 – 2011
2. Asisten Dosen Studi Intensif Bahasa Asing (SIBA) STAIN Salatiga 2008 -
2011
3. Tutor Bahasa Arab MAN Salatiga 2009
4. Tenaga Pendidik MTs Hidayatus Syubban Semarang 2012
5. Tenaga Pendidik MTsN Susukan Kab. Semarang 2013
6. Dosen Luar Biasa (DLB) STAIN Salatiga 2013 – Sekarang
7. Tenaga Pendidik Pondok Pesantren “Roudhatut Tholibin III” Susukan Kab.
Semarang 2013 – Sekarang
8. Tenaga Pendidik Madrasah Diniyyah Awaliyyah “Roudhatut Tholibin III”
Susukan Kab. Semarang 2014 – Sekarang
9. Tenaga Pendidik Madrasah Diniyyah Wustho – ‘Ulya “Roudhatut Tholibin”
Susukan Kab. Semarang 2014 – Sekarang
144
E. Karya Ilmiah
1. Skripsi
٢٠۱۱ أنواعها واستعماهلا ىف اللغة العربية: اهلمزة
2. Tesis
Ideologi Kurikulum Bahasa Arab KTSP dan Kurikulum 2013 Madrasah
Aliyah (Studi Komparasi)
Salatiga, 20 Mei 2016
Miftahus Surur, S.Pd.I