HASIL PENGAMATAN 3.1. 3.1.1. κ-Karagenanrepository.unika.ac.id/20475/4/15.I1.0170 GIOVANY...
Transcript of HASIL PENGAMATAN 3.1. 3.1.1. κ-Karagenanrepository.unika.ac.id/20475/4/15.I1.0170 GIOVANY...
32
3. HASIL PENGAMATAN
3.1. Hasil Penelitian Tahap I
3.1.1. Penentuan Konsentrasi κ-Karagenan
Hasil analisis tekstur gel isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi κ-karagenan
dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 5, 6, dan 7.
Tabel 5. Tekstur Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi κ-Karagenan
Konsentrasi karagenan (%) Hardness (kgf) Cohesiveness Springiness (mm)
0,5 0,037 ± 0,005 0,533 ± 0,042 4,181 ± 0,136
1 0,059 ± 0,007 0,567 ± 0,060 6,346 ± 0,057
1,5 0.079 ± 0,005 0,485 ± 0,015 6,080 ± 0,061
2 0,095 ± 0,004 0,488 ± 0,021 5,958 ± 0,202
2,5 0,116 ± 0,007 0,458 ± 0,031 5,964 ± 0,099
3 0,122 ± 0,010 0,437 ± 0,021 5,944 ± 0,114
3,5 0,148 ± 0,006 0,404 ± 0,013 5,966 ± 0,312
4 0,174 ± 0,005 0,418 ± 0,026 5,580 ± 0,103
4,5 0,182 ± 0,009 0,368 ± 0,014 6,556 ± 0,310
5 0,207 ± 0,010 0,356 ± 0,025 6,651 ± 0,684
5,5 0,224 ± 0,010 0,295 ± 0,022 6,583 ± 0,221
6 0,255 ± 0,008 0,347 ± 0,018 6,751 ± 0,205 Keterangan:
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Gambar 5. Hardness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi κ-
Karagenan
0.03
0.07
0.11
0.15
0.19
0.23
0.27
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Ha
rdn
ess
(kgf)
Konsentrasi κ-Karagenan (%)
33
Gambar 6. Cohesiveness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi κ-
Karagenan
Gambar 7. Springiness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi κ-
Karagenan
Pada Tabel 5 dapat dilihat hasil analisis tekstur gel isolat protein kedelai dengan berbagai
konsentrasi κ-karagenan. Pada gambar 5 dapat dilihat grafik tingkat kekerasan (hardness)
gel isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi κ-karagenan. Nilai hardness akan
semakin besar seiring dengan kenaikan konsentrasi κ-karagenan. Pada gambar 6 dan 7
dapat dilihat grafik tingkat cohesiveness dan kekenyalan (springiness) dari gel isolat
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Co
hes
iven
ess
Konsentrasi κ-Karagenan (%)
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Spri
ngin
ess
(mm
)
Konsentrasi κ-Karagenan (%)
34
protein kedelai dengan berbagai konsentrasi κ-karagenan bernilai fluktuatif. Pada
penambahan κ-karagenan 3%, nilai hardness yang didapatkan sudah cukup mengalami
kenaikan dan nilai cohesiveness-nya belum terlalu rendah, serta nilai springiness-nya
cukup stabil. Range yang digunakan pada penelitian tahap II adalah 3-6% (b/b).
3.1.2. Penentuan Konsentrasi Garam CaCl2
Hasil analisis tekstur gel isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi garam CaCl2
dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 8,9, dan 10.
Tabel 6. Tekstur Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi Garam CaCl2
Konsentrasi CaCl2 (%) Hardness (kgf) Cohesiveness Springiness (mm)
0,5 0,044 ± 0,002 0,386 ± 0,015 3,957 ± 0,149
1 0,045 ± 0,004 0,377 ± 0,019 3,184 ± 0,074
2 0,078 ± 0,007 0,527 ± 0,007 5,089 ± 0,056
3 0,072 ± 0,002 0,577 ± 0,023 4,902 ± 0,074
4 0,059 ± 0,004 0,598 ± 0,008 4,772 ± 0,094 Keterangan:
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Gambar 8. Hardness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi Garam
CaCl2
0.04
0.05
0.05
0.06
0.06
0.07
0.07
0.08
0.08
0.09
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Hard
nes
s (k
gf)
Konsentrasi Garam CaCl2 (%)
35
Gambar 9. Cohesiveness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi
Garam CaCl2
Gambar 10. Springiness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Konsentrasi Garam
CaCl2
Pada Tabel 6 dapat dilihat hasil analisis tekstur gel isolat protein kedelai dengan berbagai
konsentrasi garam CaCl2. Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa nilai hardness akan
meningkat hingga pada konsentrasi garam 2% kemudian mengalami penurunan yang
signifikan pada konsentrasi 4%. Pada gambar 9 dapat dilihat cohesiveness dari gel isolat
protein kedelai dengan berbagai konsentrasi garam CaCl2, nilai cohesiveness akan
mengalami penurunan yang tidak signifikan pada konsentrasi 1%, kemudian mengalami
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Co
hes
iven
ess
Konsentrasi Garam CaCl2 (%)
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
0 1 2 3 4
Spri
ngin
ess
(mm
)
Konsentrasi Garam CaCl2 (%)
36
kenaikan hingga konsentrasi 4%. Pada gambar 10 dapat dilihat bahwa nilai springiness
mengalami penurunan pada konsentrasi 1%, meningkat drastis pada konsentrasi 2%, dan
kemudian terjadi penurunan hingga konsentrasi 4%. Pada penambahan garam CaCl2 1%
mulai terjadi kenaikan dari nilai hardness, cohesiveness, dan springiness. Pada
konsentrasi di atas 3% mulai terjadi penurunan nilai hardness dan springiness meskipun
dari segi cohesiveness terjadi peningkatan. Dari hasil tersebut maka range yang akan
digunakan pada penelitian tahap II adalah 1-3% (b/b).
3.1.3. Penentuan Nilai pH
Hasil analisis tekstur gel isolat protein kedelai pada berbagai nilai pH dapat dilihat pada
tabel 7 dan gambar 11, 12, dan 13.
Tabel 7. Tekstur Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Nilai pH
Nilai pH Hardness (kgf) Cohesiveness Springiness (mm)
4,76 - - -
5,61 - - -
6,46 0,014 ± 0,001 0,373 ± 0,057 4,607 ± 0,768
7,31 0,013 ± 0,002 0,557 ± 0,021 5,520 ± 0,612
8,16 0,015 ± 0,001 0,532 ± 0,056 4,972 ± 0,123 Keterangan:
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
(-) = tidak terbentuk gel
Gambar 11. Hardness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Nilai pH
0.000
0.002
0.004
0.006
0.008
0.010
0.012
0.014
0.016
0 1 2 3 4 5 6
Hard
nes
s (k
gf)
Nilai pH
37
Gambar 12. Cohesiveness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Nilai pH
Gambar 13. Springiness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Nilai pH
Pada Tabel 7 dapat dilihat hasil analisis tekstur gel isolat protein kedelai dengan berbagai
nilai pH. Isolat protein kedelai dengan nilai pH 4,76 dan 5,31 tidak dapat membentuk gel
sehingga tidak dapat diuji teksturnya. Pada gambar 11, 12 dan 13 dapat dilihat bahwa
nilai hardness naik pada pH 7,31, kemudian turun pada pH 8,16. Dari hasil tersebut, range
nilai pH yang digunakan untuk penelitian tahap II adalah 6,46-8,16.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
4 5 6 7 8
Co
hes
iven
ess
Nilai pH
-1
0
1
2
3
4
5
6
4 5 6 7 8
Spri
ngin
ess
(mm
)
Nilai pH
38
3.2. Hasil Penelitian Tahap II
3.2.1. Effect Summary
Hasil effect summary dari Least Square Fit dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Effect Summary dari Least Square Fit Source LogWorth PValue
Salt con.(1,3) 6.585 0.00000
pH*pH 4.235 0.00006
pH(6.46,8.16) 3.404 0.00039
Carrageenan con.(3,6) 3.366 0.00043
Carrageenan con.*Carrageenan con. 3.223 0.00060
Salt con.*pH 3.109 0.00078
Carrageenan con.*pH 2.537 0.00291
Salt con.*Salt con. 2.208 0.00619
Carrageenan con.*Salt con. 1.870 0.01349
Carrageenan con.*Salt con.*pH 0.964 0.10861
Keterangan:
Nilai LogWorth didapatkan dari –log10 (PValue)
Pada tabel 8 dapat dilihat PValue dari berbagai interaksi response surface dari yang paling
kecil hingga besar. Interaksi dianggap signifikan mempengaruhi respons secara
keseluruhan apabila memiliki nilai PValue lebih kecil dari 0,05. Interaksi yang tidak
signifikan perlu dihapus dari tabel karena interaksi tersebut tidak berpengaruh terhadap
model. Interaksi antara konsentrasi karagenan, garam, dan pH memiliki PValue sebesar
0,10861 sehingga dihapus dari tabel.
3.2.2. Lack of Fit
Hasil uji lack of fit dari respons hardness, cohesiveness, springiness, water holding
capacity, dan viskositas dapat dilihat pada tabel 9, 10, 11, 12, dan 13.
Tabel 9. Lack of Fit Respons Hardness
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Lack Of Fit 5 0.00020427 0.000041 0.3577
Pure Error 1 0.00011423 0.000114 Prob > F
Total Error 6 0.00031850 0.8446
Max RSq
0.9990 Keterangan:
DF = degree of freedom
39
Tabel 10. Lack of Fit Respons Cohesiveness
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Lack Of Fit 5 0.01531615 0.003063 5.5545
Pure Error 1 0.00055149 0.000551 Prob > F
Total Error 6 0.01586764 0.3110
Max RSq
0.9910 Keterangan:
DF = degree of freedom
Tabel 11. Lack of Fit Respons Springiness
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Lack Of Fit 5 2.3288245 0.465765 27.3251
Pure Error 1 0.0170453 0.017045 Prob > F
Total Error 6 2.3458698 0.1442
Max RSq
0.9970 Keterangan:
DF = degree of freedom
Tabel 12. Lack of Fit Respons Water Holding Capacity
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Lack Of Fit 5 14.521516 2.90430 0.3257
Pure Error 1 8.916864 8.91686 Prob > F
Total Error 6 23.438381 0.8599
Max RSq
0.9015 Keterangan:
DF = degree of freedom
Tabel 13. Lack of Fit Respons Viskositas
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Lack Of Fit 5 268.00428 53.6009 7.9766
Pure Error 1 6.71978 6.7198 Prob > F
Total Error 6 274.72406 0.2623
Max RSq
0.9988 Keterangan:
DF = degree of freedom
Pada tabel 9, 10, 11, 12, dan 13 dapat dilihat bahwa nilai sum of squares mengindikasikan
jumlah kuadrat terkait untuk setiap variabel, sedangkan nilai mean square didapatkan dari
pembagian sum of squares dengan df. Nilai F ratio menguji hipotesis bahwa semua
parameter regresi (selain intersep) adalah nol. Nilai Prob > F adalah probabilitas untuk
mendapatkan nilai F yang lebih besar jika model yang ditentukan tidak lebih baik dari
40
rata-rata respons secara keseluruhan. Nilai Max RSq menunjukkan korelasi antara model
yang aktual dengan yang diprediksi. Max RSq untuk respons hardness sebesar 0,9990,
untuk respons cohesiveness sebesar 0,9910, untuk respons springiness sebesar 0,9970,
untuk respons water holding capacity sebesar 0,9015, untuk respons viskositas sebesar
0,9988. Nilai Max RSq yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa model yang
dibuat sudah cocok dengan sebaran data dan variabel penelitian.
3.2.3. Analysis of Variance
Hasil uji analysis of variance (ANOVA) dari respons hardness, cohesiveness,
springiness, water holding capacity, dan viskositas dapat dilihat pada tabel 14, 15, 16,
17, dan 18.
Tabel 14. ANOVA Respons Hardness
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Model 9 0.11484977 0.012761 240.3987
Error 6 0.00031850 0.000053 Prob > F
C. Total 15 0.11516827 <.0001* Keterangan:
DF = degree of freedom
Tabel 15. ANOVA Respons Cohesiveness
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Model 9 0.04547635 0.005053 1.9107
Error 6 0.01586764 0.002645 Prob > F
C. Total 15 0.06134398 0.2219 Keterangan:
DF = degree of freedom
Tabel 16. ANOVA Respons Springiness
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Model 9 3.4039673 0.378219 0.9674
Error 6 2.3458698 0.390978 Prob > F
C. Total 15 5.7498371 0.5373 Keterangan:
DF = degree of freedom
Tabel 17. ANOVA Respons Water Holding Capacity
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Model 9 67.106247 7.45625 1.9087
Error 6 23.438381 3.90640 Prob > F
C. Total 15 90.544628 0.2223 Keterangan:
DF = degree of freedom
41
Tabel 18. ANOVA Respons Viskositas
Source DF Sum of Squares Mean Square F Ratio
Model 9 5531.4686 614.608 13.4231
Error 6 274.7241 45.787 Prob > F
C. Total 15 5806.1926 0.0025* Keterangan:
DF = degree of freedom
Nilai Prob > F dianggap signifikan apabila nilainya lebih kecil dari 0,05. Nilai Prob > F
untuk respons hardness adalah sebesar <0.0001 dan untuk respons viskositas adalah
sebesar 0,0025 yang menunjukkan bahwa penambahan κ-karagenan, garam CaCl2, dan
pH memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sebaran data respons hardness dan
viskositas. Untuk respons cohesiveness, springiness, dan water holding capacity adalah
sebesar 0,2219, 0,5373, dan 0,2223 yang menunjukkan bahwa penambahan κ-karagenan,
garam CaCl2, dan pH tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap sebaran data
respons cohesiveness, springiness, dan water holding capacity.
3.2.4. Prediction Profiler
Hasil prediction profiler dari Least Square Fit dapat dilihat pada gambar 14. Prediction
profiler menunjukkan konsentrasi κ-karagenan, garam CaCl2, nilai pH yang paling
optimum untuk menghasilkan gel isolat protein kedelai yang menyerupai kontrol daging
sapi. Pada konsentrasi κ-karagenan sebesar 4,5%, konsentrasi garam CaCl2 sebesar 2%,
dan pH 7,31 akan didapatkan viskositas sebesar 58,462 Pa.s, hardness sebesar 0,3468
kgf, cohesiveness sebesar 0,2201, springiness sebesar 6,5831 mm, dan WHC sebesar
46,885%. Konsentrasi κ-karagenan, garam CaCl2, dan pH itulah yang akan digunakan
sebagai nilai axis pada grafik 3-D.
42
Gambar 14. Prediction Profiler
3.2.5. Tekstur
3.2.5.1. Kekerasan (Hardness)
Hasil analisis hardness dapat dilihat pada tabel 19 dan plot reponse surface antara faktor
dengan hardness dapat dilihat pada gambar 15, 16, dan 17. Pada tabel 19 dapat dilihat
hasil analisis hardness gel isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi κ-
karagenan, garam CaCl2, dan nilai pH. Sampel dengan penambahan 6% κ-karagenan, 1%
garam CaCl2, dan pH 6,46 memiliki tingkat hardness tertinggi, sedangkan sampel dengan
43
penambahan 4,5% κ-karagenan, 3% garam CaCl2, dan pH 7,31 memiliki tingkat hardness
terendah.
Tabel 19. Hardness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Perlakuan Penambahan
κ-Karagenan, Garam CaCl2, dan pH
Konsentrasi κ-
Karagenan (%)
Konsentrasi Garam
CaCl2 (%) Nilai pH Hardness (kgf)
Kontrol Daging Sapi 0,918 ± 0,030
4,5 2 6,46 0,428 ± 0,016
4,5 1 7,31 0,427 ± 0,012
3 3 8,16 0,259 ± 0,006
3 1 6,46 0,435 ± 0,033
6 1 8,16 0,415 ± 0,023
6 2 7,31 0,327 ± 0,018
4,5 3 7,31 0,222 ± 0,017
4,5 2 8,16 0,389 ± 0,013
6 1 6,46 0,530 ± 0,057
6 3 6,46 0,283 ± 0,020
4,5 2 7,31 0,339 ± 0,034
4,5 2 7,31 0,354 ± 0,009
3 3 6,46 0,231 ± 0,045
3 2 7,31 0,292 ± 0,018
6 3 8,16 0,251 ± 0,014
3 1 8,16 0,382 ± 0,016 Keterangan:
Semua hardness merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Gambar 15. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Konsentrasi
Garam CaCl2 terhadap Hardness pada pH 7,31
44
Gambar 16. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Nilai pH
terhadap Hardness pada Konsentrasi Garam 2%
Gambar 17. Plot Response Surface Efek Konsentrasi Garam CaCl2 dan Nilai pH
terhadap Hardness pada Konsentrasi κ-Karagenan 4,5%
Pada gambar 15 dapat dilihat tren hardness yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dan κ-
karagenan. Pada konsentrasi garam CaCl2 tinggi (3%), perubahan konsentrasi κ-
karagenan akan menghasilkan tren parabolik yang memiliki nilai hardness tertinggi pada
konsentrasi 4-5%. Pada konsentrasi garam CaCl2 rendah (1%), perubahan konsentrasi κ-
karagenan akan menghasilkan tren parabolik yang berpuncak pada konsentrasi 5-5,5%.
Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%) maupun tinggi (6%), perubahan konsentrasi
45
garam CaCl2 akan menghasilkan tren hardness cenderung linier dimana semakin tinggi
konsentrasi garam CaCl2, nilai hardness akan semakin rendah.
Pada gambar 16 dapat dilihat tren hardness pada yang dipengaruhi oleh κ-karagenan dan
pH. Pada nilai pH tinggi (7,8-8), perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan
tren parabolik yang berpuncak pada konsentrasi κ-karagenan 4,5-5%. Pada nilai pH
rendah (6,4-6,6), perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren parabolik
yang berpuncak pada konsentrasi κ-karagenan 5-5,5%. Pada konsentrasi κ-karagenan
rendah (3%), perubahan pH akan menghasilkan tren parabolik yang berpuncak pada nilai
pH 7,8-8 dan 6,4. Pada konsentrasi κ-karagenan tinggi (6%), perubahan pH akan
menghasilkan tren parabolik yang berpuncak pada nilai pH 6,4.
Pada gambar 17 dapat dilihat tren hardness yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dan pH.
Pada konsentrasi garam CaCl2 tinggi (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan tren
parabolik yang memiliki nilai hardness tertinggi pada nilai pH 6,4 dan 8. Pada konsentrasi
garam CaCl2 rendah (1%), semakin rendah nilai pH akan menghasilkan tren parabolik
yang memiliki nilai hardness tertinggi pada nilai pH 6,4. Pada nilai pH rendah (6,4)
maupun tinggi (8), semakin rendah konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan nilai
hardness yang lebih tinggi.
3.2.5.2. Cohesiveness
Hasil analisis cohesiveness dapat dilihat pada tabel 20 dan plot response surface antara
faktor dengan cohesiveness dapat dilihat pada gambar 18, 19, dan 20. Pada tabel 20 dapat
dilihat hasil analisis cohesiveness gel isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi
κ-karagenan, garam CaCl2, dan nilai pH. Sampel dengan penambahan 3% κ-karagenan,
3% garam CaCl2, dan pH 8,16 memiliki tingkat cohesiveness tertinggi, sedangkan sampel
dengan penambahan 4,5% κ-karagenan, 2% garam CaCl2, dan pH 7,31 memiliki tingkat
cohesiveness terendah.
46
Tabel 20. Cohesiveness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Perlakuan
Penambahan κ-Karagenan, Garam CaCl2, dan pH
Konsentrasi κ-
Karagenan (%)
Konsentrasi Garam
CaCl2 (%) Nilai pH Cohesiveness
Kontrol Daging Sapi 0,413 ± 0,039
4,5 2 6,46 0,314 ± 0,026
4,5 1 7,31 0,274 ± 0,010
3 3 8,16 0,349 ± 0,019
3 1 6,46 0,270 ± 0,033
6 1 8,16 0,326 ± 0,015
6 2 7,31 0,298 ± 0,019
4,5 3 7,31 0,334 ± 0,027
4,5 2 8,16 0,271 ± 0,010
6 1 6,46 0,304 ± 0,016
6 3 6,46 0,305 ± 0,031
4,5 2 7,31 0,188 ± 0,024
4,5 2 7,31 0,155 ± 0,014
3 3 6,46 0,334 ± 0,031
3 2 7,31 0,157 ± 0,022
6 3 8,16 0,333 ± 0,043
3 1 8,16 0,217 ± 0,040 Keterangan:
Semua cohesiveness merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Gambar 18. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Konsentrasi
Garam CaCl2 terhadap Cohesiveness pada Nilai pH 7,31
47
Gambar 19. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Nilai pH
terhadap Cohesiveness pada Konsentrasi Garam CaCl2 2%
Gambar 20. Plot Response Surface Efek Konsentrasi Garam CaCl2 dan Nilai pH
terhadap Cohesiveness pada Konsentrasi κ-Karagenan 4,5%
Pada gambar 18 dapat dilihat tren cohesiveness yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dan
κ-karagenan. Pada konsentrasi garam rendah (1%), perubahan konsentrasi κ-karagenan
akan menghasilkan tren cenderung linier dimana semakin tinggi konsentrasi κ-karagenan
akan menghasilkan nilai cohesiveness yang lebih tinggi. Pada konsentrasi garam tinggi
(3%), perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren parabolik yang
memiliki nilai cohesiveness paling tinggi pada konsentrasi κ-karagenan 4-5%. Pada
konsentrasi κ-karagenan rendah (3-3,5%), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan
menghasilkan tren parabolik yang memiliki nilai cohesiveness tertinggi pada konsentrasi
48
garam 3%. Pada konsentrasi κ-karagenan tinggi (5-6%), perubahan konsentrasi garam
CaCl2 akan menghasilkan tren parabolik yang memiliki nilai cohesiveness tertinggi pada
konsentrasi garam 1% dan 3%.
Pada gambar 19 dapat dilihat tren cohesiveness yang dipengaruhi oleh κ-karagenan dan
pH. Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan
tren parabolik yang memiliki nilai cohesiveness tertinggi pada nilai pH 6,4-6,6 dan 8.
Pada konsentrasi κ-karagenan tinggi (5,5-6%), perubahan nilai pH akan menghasilkan
tren parabolik yang memiliki nilai cohesiveness tertinggi pada nilai pH 8. Pada nilai pH
rendah (6,4-6,6), perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren parabolik
yang berpuncak pada konsentrasi 4,5-5,5. Pada nilai pH tinggi (8), perubahan konsentrasi
κ-karagenan akan menghasilkan tren linier dengan nilai cohesiveness tertinggi pada
konsentrasi 5,5-6%.
Pada gambar 20 dapat dilihat tren cohesiveness yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dan
pH. Pada pH rendah (6,4), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren
parabolik dengan nilai cohesiveness tertinggi pada konsentrasi garam 1% dan 3%. Pada
pH tinggi (8), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren parabolik
dengan nilai cohesiveness tertinggi pada konsentrasi garam 3%. Pada konsentrasi garam
rendah (1%) maupun tinggi (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan tren parabolik
dengan nilai cohesiveness tertinggi pada nilai pH 6,4-6,6 dan 8.
3.2.5.3. Kekenyalan (Springiness)
Hasil analisis springiness dapat dilihat pada tabel 21 dan plot response surface antara
faktor dengan springiness dapat dilihat pada gambar 21, 22, dan 23. Pada tabel 21 dapat
dilihat hasil analisis springiness gel isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi κ-
karagenan, garam CaCl2, dan nilai pH. Sampel dengan penambahan 3% κ-karagenan, 2%
garam CaCl2, dan pH 7,31 memiliki tingkat springiness terbesar, sedangkan sampel
dengan penambahan 3% κ-karagenan, 3% garam CaCl2, dan pH 8,16 memiliki tingkat
springiness terendah.
49
Tabel 21. Springiness Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Perlakuan
Penambahan κ-Karagenan, Garam CaCl2, dan pH
Konsentrasi κ-
Karagenan (%)
Konsentrasi Garam
CaCl2 (%) Nilai pH Springiness (mm)
Kontrol Daging Sapi 6,658 ± 0,824
4,5 2 6,46 6,460 ± 0,928
4,5 1 7,31 5,887 ± 0,497
3 3 8,16 5,892 ± 0,793
3 1 6,46 5,764 ± 0,907
6 1 8,16 6,488 ± 0,817
6 2 7,31 6,391 ± 0,337
4,5 3 7,31 5,739 ± 0,653
4,5 2 8,16 7,261 ± 1,268
6 1 6,46 6,066 ± 0,738
6 3 6,46 7,471 ± 0,928
4,5 2 7,31 6,373 ± 0,700
4,5 2 7,31 6,557 ± 0,746
3 3 6,46 6,586 ± 0,922
3 2 7,31 7,858 ± 1,139
6 3 8,16 6,983 ± 0,941
3 1 8,16 6,265 ± 0,626 Keterangan:
Semua springiness merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Gambar 21. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Konsentrasi
Garam CaCl2 terhadap Springiness pada Nilai pH 7,31
50
Gambar 22. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Nilai pH
terhadap Springiness pada Konsentrasi Garam CaCl2 2%
Gambar 23. Plot Response Surface Efek Konsentrasi Garam CaCl2 dan Nilai pH
terhadap Springiness pada Konsentrasi κ-Karagenan 4,5%
Pada gambar 21 dapat dilihat tren springiness yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dan κ-
karagenan. Pada konsentrasi garam rendah (1%), perubahan konsentrasi κ-karagenan
akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi pada konsentrasi κ-
karagenan 3% dan 6%. Pada konsentrasi garam tinggi (3%), perubahan konsentrasi κ-
karagenan akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi pada
konsentrasi κ-karagenan 6%. Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%), perubahan
51
konsentrasi garam akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi
pada konsentrasi garam 2%. Pada konsentrasi κ-karagenan tinggi (6%), perubahan
konsentrasi garam akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi
pada konsentrasi 2-2,5%.
Pada gambar 22 dapat dilihat tren springiness yang dipengaruhi oleh κ-karagenan dan
pH. Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan
tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi pada nilai pH 6,4 dan 8. Pada konsentrasi
κ-karagenan tinggi (6%), perubahan nilai pH akan menghasilkan tren parabolik dengan
nilai springiness tertinggi pada pH 8. Pada nilai pH rendah (6,4) maupun tinggi (8),
perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai
springiness tertinggi pada konsentrasi 6%.
Pada gambar 23 dapat dilihat tren springiness yang dipengaruhi oleh nilai pH dan κ-
karagenan. Pada konsentrasi garam rendah (1%), perubahan nilai pH akan menghasilkan
tren linier dimana semakin tinggi nilai pH akan meningkatkan nilai springiness. Pada
konsentrasi garam tinggi (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan tren parabolik
dengan nilai springiness tertinggi pada pH 6,4. Pada nilai pH rendah (6,4-6,6), perubahan
konsentrasi garam akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi
pada konsentrasi garam 2-2,5%. Pada nilai pH tinggi (8), perubahan konsentrasi garam
akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai springiness tertinggi pada konsentrasi
garam 1,5-2%.
3.2.6. Water Holding Capacity (WHC)
Hasil analisis water holding capacity dapat dilihat pada tabel 22 dan plot response surface
antara faktor dengan water holding capacity dapat dilihat pada gambar 24, 25, dan 26.
Pada tabel 22 dapat dilihat hasil analisis water holding capacity gel isolat protein kedelai
dengan berbagai konsentrasi κ-karagenan, garam CaCl2, dan nilai pH. Sampel dengan
penambahan 6% κ-karagenan, 1% garam CaCl2, dan pH 6,46 memiliki persentase WHC
terbesar, sedangkan sampel dengan penambahan 3% κ-karagenan, 3% garam CaCl2, dan
pH 6,46 memiliki persentase WHC terendah. Semakin tinggi persentase WHC maka
52
semakin sedikit air yang keluar dari sampel yang menunjukkan kemampuan mengikat air
sampel semakin baik.
Tabel 22. Water Holding Capacity Gel Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Perlakuan
Penambahan κ-Karagenan, Garam CaCl2, dan pH
Konsentrasi κ-
Karagenan (%)
Konsentrasi Garam
CaCl2 (%) Nilai pH Water Holding Capacity (%)
Kontrol Daging Sapi 60,778 ± 1,486
4,5 2 6,46 48,333 ± 4,482
4,5 1 7,31 46,222 ± 3,488
3 3 8,16 49,222 ± 6,123
3 1 6,46 45,222 ± 6,480
6 1 8,16 48,111 ± 6,785
6 2 7,31 46,500 ± 4,273
4,5 3 7,31 47,611 ± 2,091
4,5 2 8,16 49,500 ± 7,073
6 1 6,46 45,167± 4,952
6 3 6,46 49,389± 3,415
4,5 2 7,31 49,556 ± 3,607
4,5 2 7,31 45,333 ± 4,971
3 3 6,46 53,056 ± 4,343
3 2 7,31 45,778 ± 3,619
6 3 8,16 52,278 ± 5,515
3 1 8,16 50,444 ± 6,927 Keterangan:
Semua water holding capacity merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Nilai water holding capacity merupakan nilai dari berat air yang keluar dari sampel
Gambar 24. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Konsentrasi
Garam CaCl2 terhadap Water Holding Capacity pada Nilai pH 7,31
53
Gambar 25. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Nilai pH
terhadap Water Holding Capacity pada Konsentrasi Garam CaCl2 2%
Gambar 26. Plot Response Surface Efek Konsentrasi Garam CaCl2 dan Nilai pH
terhadap Water Holding Capacity pada Konsentrasi κ-Karagenan 4,5%
Pada gambar 24 dapat dilihat tren water holding capacity yang dipengaruhi oleh garam
CaCl2 dan κ-karagenan. Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3-4%) maupun tinggi
54
(6%), perubahan konsentrasi garam akan menghasilkan tren linier dimana semakin tinggi
konsentrasi garam, nilai WHC akan semakin tinggi. Pada konsentrasi garam rendah (1%),
perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai WHC
tertinggi pada konsentrasi κ-karagenan 3-4%. Pada konsentrasi garam tinggi (3%),
perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai WHC
tertinggi pada konsentrasi κ-karagenan 4,5-5%.
Pada gambar 25 dapat dilihat tren WHC yang dipengaruhi oleh κ-karagenan dengan pH.
Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%) maupun tinggi (6%), perubahan nilai pH akan
menghasilkan tren parabolik dengan nilai WHC tertinggi pada pH 8. Pada nilai pH rendah
(6,4), perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan tren linier dimana semakin
tinggi konsentrasi κ-karagenan, semakin rendah nilai WHC. Pada nilai pH tinggi (8),
perubahan konsentrasi akan menghasilkan tren parabolik dengan nilai WHC tertinggi
pada konsentrasi κ-karagenan 5%.
Pada gambar 26 dapat dilihat tren WHC yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dan pH.
Pada nilai pH rendah (6,4), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren
linier dimana semakin tinggi konsentrasi garam CaCl2, nilai WHC akan semakin tinggi.
Pada nilai pH tinggi (8), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren
WHC yang cenderung konstan dimana nilai WHC tertinggi dihasilkan pada konsentrasi
garam 2,5-3%. Pada konsentrasi garam CaCl2 rendah (1%), perubahan nilai pH akan
menghasilkan tren parabolik dengan nilai WHC tertinggi pada nilai pH 8. Pada
konsentrasi garam CaCl2 tinggi (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan tren
parabolik dengan nilai WHC pada nilai pH 6,4.
3.2.7. Viskositas Adonan
Hasil analisis viskositas adonan dapat dilihat pada tabel 23 dan plot response surface
antara faktor dengan viskositas dapat dilihat pada gambar 27, 28, dan 29. Pada tabel 23
dapat dilihat hasil analisis viskositas isolat protein kedelai dengan berbagai konsentrasi
κ-karagenan, garam CaCl2, dan nilai pH. Sampel dengan penambahan 3% κ-karagenan,
1% garam CaCl2, dan pH 6,46 memiliki nilai viskositas terkecil, sedangkan sampel
55
dengan penambahan 6% κ-karagenan, 2% garam CaCl2, dan pH 7,31 memiliki nilai
viskositas terbesar. Semakin besar nilai viskositas maka sampel semakin kental.
Tabel 23. Viskositas Isolat Protein Kedelai dengan Berbagai Perlakuan Penambahan κ-
Karagenan, Garam CaCl2, dan pH
Konsentrasi κ-
Karagenan (%)
Konsentrasi Garam
CaCl2 (%) Nilai pH Viskositas (Pa.s)
Kontrol Daging Sapi 66,89 ± 9,417
4,5 2 6,46 42,924 ± 0,450
4,5 1 7,31 44,791 ± 3,323
3 3 8,16 49,406 ± 0,098
3 1 6,46 11,181 ± 0,240
6 1 8,16 78,366 ± 0,854
6 2 7,31 84,448 ± 2,192
4,5 3 7,31 73,801 ± 4,691
4,5 2 8,16 68,735 ± 1,164
6 1 6,46 45,474 ± 2,538
6 3 6,46 76,269 ± 3,229
4,5 2 7,31 57,321 ± 4,856
4,5 2 7,31 53,655 ± 5,988
3 3 6,46 47,973 ± 2,064
3 2 7,31 34,326 ± 0,828
6 3 8,16 74,251 ± 5,184
3 1 8,16 39,125 ± 0,480 Keterangan:
Semua viskositas merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi
Gambar 27. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Konsentrasi
Garam CaCl2 terhadap Viskositas Adonan pada Nilai pH 7,31
56
Gambar 28. Plot Response Surface Efek Konsentrasi κ-Karagenan dan Nilai pH
terhadap Viskositas Adonan pada Konsentrasi Garam CaCl2 2%
Gambar 29. Plot Response Surface Efek Konsentrasi Garam CaCl2 dan Nilai pH
terhadap Viskositas Adonan pada Konsentrasi κ-Karagenan 4,5%
Pada gambar 27 dapat dilihat tren viskositas yang dipengaruhi oleh yang dipengaruhi oleh
garam CaCl2 dan κ-karagenan. Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%) maupun tinggi
(6%), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren linier dimana semakin
tinggi konsentrasi garam CaCl2, semakin tinggi nilai viskositas. Pada konsentrasi garam
rendah (1%) maupun tinggi (3%), perubahan konsentrasi κ-karagenan akan menghasilkan
tren linier dimana semakin tinggi konsentrasi κ-karagenan, semakin tinggi pula nilai
viskositas.
Pada gambar 28 dapat dilihat tren viskositas yang dipengaruhi oleh κ-karagenan dengan
pH. Pada konsentrasi κ-karagenan rendah (3%) maupun tinggi (6%), perubahan nilai pH
akan menghasilkan tren yang cenderung linier dengan nilai viskositas tertinggi pada pH
57
7,6-8. Pada nilai pH rendah (6,6) maupun tinggi (8), perubahan konsentrasi κ-karagenan
akan menghasilkan tren linier dimana semakin tinggi konsentrasi κ-karagenan, semakin
tinggi nilai viskositas.
Pada gambar 29 dapat dilihat tren viskositas yang dipengaruhi oleh garam CaCl2 dengan
pH. Pada konsentrasi garam CaCl2 rendah (1%), perubahan nilai pH akan menghasilkan
tren yang cenderung linier dengan nilai viskositas tertinggi pada pH 7,8-8. Pada
konsentrasi garam CaCl2 tinggi (3%), perubahan nilai pH akan menghasilkan tren
parabolik dengan nilai viskositas tertinggi pada nilai pH 7-7,4. Pada nilai pH rendah (6,6),
perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren linier dimana semakin tinggi
konsentrasi garam CaCl2, nilai viskositas akan semakin tinggi. Pada nilai pH tinggi (7,8-
8), perubahan konsentrasi garam CaCl2 akan menghasilkan tren viskositas yang
cenderung konstan.