Fun Khus 03 Muhammad Hi Kam

download Fun Khus 03 Muhammad Hi Kam

of 73

Transcript of Fun Khus 03 Muhammad Hi Kam

  • 3.Fungsi Legendre3.1. Pengembangan fungsi Legendre3.2. Sifat-sifat Fungsi Legendre3.3. Legendre Asosiasi3.4. Harmonik Sferis3.5. Operator Momentum Angular

  • 3.1. Pengembangan Fungsi Legendre

    Fungsi Legendre dapat langsung dikembangkan dari basis fisika yakni elektrostatik:

    1041

    rq

    =

    r r1

    qz=a

    z

    (3.1)

  • 2/122

    0

    )cos2(4

    += ararq

    Dalam koordinat polar r dan :

    Dapat diekspansikan dalam polinomial Pn:

    =

    =00

    )(cos4 n

    n

    n raPq

    Disini Pn adalah polinomial Legendre dan dapat didefinisikan:

    1||,)()21(),(0

    2/12

  • =

    =+0

    222

    2/12 )2()!(2

    )!2()21(n

    nn txtn

    ntxt

    Fungsi generator dapat diekspansikan:

    =

    =0

    2 )2(!)!2(

    !)!12(n

    ntxtn

    n

    ntxt )2( 2Ekspansi binomial dari menghasilkan deret dobel: = =

    =+ 0 022

    2/12 )2()!(!

    !)1()!(2

    )!2()21(n

    n

    k

    kknknn txknk

    ntnntxt

    = =

    += 0 0 2 )2()!(!!2

    )!2()1(n

    n

    k

    knknn

    k txknkn

    n

    (3.4)

    (3.5)

  • = =

    =+0

    ]2/[

    0

    222

    2/12 )2()!2()!(!2

    )!22()1()21(n

    n

    k

    nknkn

    k txknknk

    kntxt

    Dapat diatur urutan sumasi:

    (3.6)Bandingkan dengan (3.4) diperoleh:

    =

    =]2/[

    0

    2

    )!2()!(!2)!22()1()(

    n

    k

    knn

    kn xknknk

    knxP (3.7)

    Dapat dievaluasi langsung beberapa Pn(x) untuk n kecil.

    1)(0 =xPxxP =)(1

    21

    23)( 22 = xxP

  • Kembali ke masalah elektrostatis, untuk kasus dipole:

    =

    210

    114 rr

    q

    r2 r r1

    qz=a

    z

    -q

    z=-a

  • =

    210

    114 rr

    q

    Diekspansikan sesuai cosinus, untuk (r>a) :

    +

    +

    +

    =

    2/122/12

    0

    cos21cos214 r

    ara

    ra

    raq

    (3.8)

    (3.9)

    Jelas bahwa suku kedua serupa dengan pertama kecuali dengan mengganti a menjadi a.

    Gunakan (3.4) akan diperoleh:

    =

    =

    = 000)1)((cos)(cos

    4 n

    nn

    nn

    n

    n raP

    raPq (3.10)

  • +

    +

    = ....)(cos)(cos

    42 3

    310 r

    aPraPq

    Suku pertama (dan suku paling dominan kalau r>>>a) adalah :

    21

    0

    )(cos42

    rPaq

    =Yang merupakan potensial dipol listrik yang sudah biasa dikenal. Disini 2aq merupakan momen dipol.

    (3.11)

    (3.12)

  • Pelajari sendiri:z Multipol listrik linear

    z Polinomial Gegenbauer

    =

    + =+ 0212/1

    2/12 )()!()21(2

    n

    nmnm

    m

    txTmtxt

    +

    +

    +

    +-

    -

    -

    -

    +

    +

    -

    -

    (3.13)

  • Latihanz Kembangkan potensial listrik dari deretan

    muatan yang membentuk kuadrupol:

    z Gunakan E = untuk mendapatkan komponen-komponen medan listrik sebuah dipole listrik. Anggap r>>>a.

    -2q q

    z=az

    q

    z=-a

  • 3.2. Sifat-sifat Fungsi Legendre

    Hubungan Rekursi dan Sifat-sifat Khusus

    2/12 )21(),( += txtxtg

    Seperti pada fungsi Bessel, fungsi generator pada polinomial Legendre dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan hubungan rekursi

    Turunkan terhadap t:

    =

    =+=

    0

    12/32 )()21(

    ),(n

    nn txnPtxt

    txt

    xtg

    Dapat disusun menjadi:

    0)()()()21(00

    12 =++ =

    =

    n

    nn

    n

    nn txPxttxnPtxt (3.14)

  • Seterusnya (buktikan!):

    )()()1()()12( 11 xnPxPnxxPn nnn + ++=+Inilah hubungan rekursi tiga suku seperti pada fungsi Bessel.

    Misal untuk n=1:

    )()(2)(3 021 xPxPxxP +=Dari hal ini:

    )13()( 2212 = xxPNilai Pn(x) untuk orde n yang lebih tinggi secara iterasi.

    (3.15)

  • Polinomial Legendre

    )157063()(

    )33035()(

    )35()(

    )13()(

    )(1)(

    3581

    5

    2481

    4

    321

    3

    221

    2

    1

    0

    xxxxP

    xxxP

    xxxP

    xxPxxP

    xP

    +=+=

    ==

    ==

    Secara manual teknik menghitung polinomial Legendre dapat membosankan. Namun dengan komputer digital hal ini dapat mudah dilakukan:

    )1/()]()([)()(2)( 111 += + nxPxxPxPxxPxP nnnnn (3.16)

  • Persamaan Diferensial

    =

    =+=

    02/32 )(')21(

    ),(n

    nn txPtxt

    tx

    xtg

    Sifat-sifat lain polinomial Legendre dapat diperoleh dengan diferensiasi fungsi generator:

    0)()(')21(00

    2 =+ =

    = nn

    nn

    nn txPttxPtxt

    atau

    (3.17)

    dari hal ini:

    )()('2)(')(' 11 xPxxPxPxP nnnn +=+ + (3.18)

  • Diferensiasikan (3.15) terhadap x kemudian kalikan dua dan gabung dengan persamaan (3.18), didapat:

    )()12()(')(' 11 xPnxPxP nnn += + (3.19)Gabungan (3.15) dan (3.19) menghasikan macam-macam relasi, diantaranya:

    )(')()1()(' 1 xxPxPnxP nnn ++=+)(')()(' 1 xxPxnPxP nnn +=

    )()()(')1( 12 xnxPxnPxPx nnn =

    )()1()()1()(')1( 12 xPnxxPnxPx nnn +++=

    (3.20)

    (3.21)

    (3.22)

    (3.23)

  • Diferensiasikan (3.22) dan gunakan (3.21) untuk menghilangkan Pn-1(x) diperoleh p.d. orde-2:

    0)()1()('2)(")1( 2 =++ xPnnxxPxPx nnn (3.24)Persamaan terakhir inilah yang disebut dengan persamaan diferensial Legendre.

    Dalam banyak kasus di Fisika, pers. Legendre sering juga dinyatakan dalam diferensiasi terhadap , dengan x = cos

    0)(cos)1()(cossinsin

    1 =++

    n

    n Pnnd

    dPdd

    (3.25)

  • =

    =+=0

    2/12 )()21(),(n

    nn txPtxtxtg

    Kembali ke fungsi generator:

    Untuk x=1, dapat dievaluasi:

    =

    ==+= 02/12

    11)21()1,(

    n

    ntt

    tttg

    Dapat disimpulkan:

    1)1( =nPJuga dapat dibuktikan dengan cara serupa:

    nnP )1()1( =

    (3.26)

    (3.27)

  • Bila x=0, maka dapat dievaluasi:

    =

    =+=0

    2/12 )0()1()0,(n

    nn tPttg

    Sementara kita ketahui bahwa:

    ....!2

    )12....(3.1)1(....1)1( 24832

    212/12 ++++=+ nnn tn

    nttt

    Maka:

    0)0(!)!2(

    !)!12()1(!2

    )12....(3.1)1()0(

    12

    2

    =

    ==

    +n

    nn

    nn

    Pn

    nnnP

    (3.28)

  • Paritas

    Dapat dibuktikan dengan mudah bahwa:z g(-t,-x) = g(t, x)z Pn(-x) = (-1)nPn(x)

    (3.29)(3.30)

  • Latihanz Lihat Arfken

    1. Tunjukkan bahwa

    Petunjuk dalam koordinat polar sferis:

    2. Tunjukkan bahwa:

    Hasil ini bermanfaat untuk menghitung muatan terinduksi pada bola metal oleh suatu muatan titik q.

    21

    1

    )(cos)1()(cos ++

    + +=

    nn

    nn

    rPn

    rP

    z

    =

    rrz1sincos

    =

    +=+

    02/32

    2

    )()12()21(

    1n

    nn txPnttx

    t

  • Ortogonalitas Fungsi LegendrePersamaan differensial Legendre (3.24):

    dapat ditulis:

    Kalikan dengan Pm(x) kemudian integrasi dengan batas -1 sampai 1, didapat:

    0)()1()('2)(")1( 2 =++ xPnnxxPxPx nnn

    0)()1()](')1[( 2 =++ xPnnxPxdxd

    nn

    ++=

    =

    1

    1

    1

    1

    22

    )()()]1()1([

    )](')1[()()](')1[()(

    dxxPxPnnmm

    dxxPxdxdxPxPx

    dxdxP

    mn

    mnnm

    (3.31)

    (3.32)

  • Karena faktor (1-x2) maka suku sebelah kiri =0, sehingga:

    Untuk m n, maka:

    tampak ortogonalitas pada interval [-1,1]. Masih harus dihitung untuk m=n, jelas integral tidak sama dengan nol.

    Bagaimana mencarinya?

    0)()()]1()1([1

    1

    =++

    dxxPxPnnmm mn

    0)()(1

    1

    =

    dxxPxP mn (3.33)

  • Dari fungsi generator:

    Integrasikan dari x=-1 sampai 1, maka suku bersilang akan menjadi nol, sehingga:

    Misalkan y = 1-2tx+t2, didapat:

    2

    0

    12 )()21(

    =+ =

    n

    nn txPtxt

    [ ] =

    =+ 01

    1

    221

    12 )(21 n

    nn dxxPt

    txtdx

    +==+

    +

    tt

    tydy

    ttxtdx t

    t 11ln1

    21

    21

    2

    2

    )1(

    )1(

    1

    12 (3.35)

    (3.34)

  • Ekspansikan dalam deret pangkat:

    Sehingga dapat disimpulkan (bandingkan 3.34 dan 3.36):

    Jadi:

    = +=

    +

    0

    2

    122

    11ln1

    n

    n

    nt

    tt

    t

    [ ]12

    2)(1

    1

    2

    += ndxxPn

    (3.36)

    (3.37)

    nmnm ndxxPxP ,

    1

    1 122)()( +=

  • Definisi alternatif untuk polinomial Legendrez Pelajari sendiri formula Rodrigues

    nn

    nn xdxd

    nxP )1(

    !21)( 2

    = (3.38)

    Latihan:

    Cek untuk beberapa n kecil.

  • Contoh-contoh penggunaan di Fisika

    1. Medan Gravitasi BumiSalah satu penggunaan deret Legendre adalah untuk menjelaskan potensial gravitasi Bumi. Dengan R =radius equator = 6378,1 0,1 km

    Dapat ditulis:

    22 /km001,0494,62 sR

    GM =

    ( )

    = =

    +

    2

    1 )(cos),(n

    nn

    rR

    n ParR

    RGMrU

  • 2. Bola dalam Medan Uniform

    Problem: mencari potensial yang terdistorsi karena ada bola konduktor dengan radius r0.

    zE

  • Potensial elektrostatik memenuhi pers. Laplace:

    02 = VGunakan metode separasi variabel (lihat. Fisika Matematika II) pada koordinat polar sferis:

    (Mengapa tidak ada ketergantungan ?)

    Bagaimana mencari koefisien an dan bn? Gunakan syarat batas kondisi fisis.

    =

    +

    =+=

    01

    0

    )(cos)(cosn

    nn

    nn

    nn

    n rPbPraV

  • Bila medan original (tak terdistorsi) adalah E0 maka:

    V(r)= E0z = E0 r cos = E0 r P1(cos )

    Karena deret Legendre adalah unique maka dapat disimpulkan:

    an = 0, untuk n>1a1 = E0

    =

    +

    =+=

    01

    0

    )(cos)(cosn

    nn

    nn

    nn

    n rPbPraV

  • Kita dapat memilih pada bola konduktor dan bidang =/2 potensial =0, sehingga:

    Supaya hal ini bisa terjadi maka semua koefisien Pn(cos ) harus nol.

    a0 = b0 = 0bn = 0 untuk n 2

    zE

    0

    )(cos)(cos)(2

    10

    10020

    1

    0

    000

    =+

    ++==

    =+

    nn

    nn r

    PbPrErb

    rbarrV

  • Dan juga b1 = E0r03

    Potensial elektrostatik (di luar bola) menjadi:

    Pada teori Medan Elektromagnetik, hasil yang sama dapat dikerjakan dengan metode bayangan (detail lihat Jackson).

    =

    +=

    3

    30

    10

    2

    300

    10

    1)(cos

    )(cos)(cos

    rrrPE

    rrErPEV

  • Sebagai informasi tambahan, kerapatan muatan permukaan terinduksi dapat dihitung:

    Momen dipole listrik terinduksi:

    cos3 0000

    ErV

    rr

    ==

    =

    003

    04 ErP =

  • Pelajari sendiri

    3. Potensial Listrik Muatan Cincin

  • 3.3. Fungsi Legendre Asosiasi

    Fungsi Legendre Asosiasi dapat dikembangkan dari fungsi Legendre:

    0)()1()('2)(")1( 2 =++ xPnnxxPxPx nnnDiturunkan sebanyak m kali akan diperoleh:

    0)1)((')1(2")1( 2 =++++ umnmnumxuxDengan: )(xP

    dxdu nm

    m

    (3.39)

    Sekarang kalau kita ambil:

    )()1()()1()( 2/22/2 xPdxdxxuxxv nm

    mmm == (3.40)

  • Masukkan ke (3.31) (latihan!!!) akan diperoleh:

    01

    )1('2")1( 22

    2 =

    ++ vxmnnxvvx

    Pers. (3.33) merupakan p.d. Legendre asosiasi yang akan kembali menjadi Legendre bila m=0.

    Dalam koordinat polar, Legendre asosiasi menjadi:

    (3.41)

    0sin

    )1(sinsin

    12

    2

    =

    ++

    vmnnddv

    dd

    (3.42)

  • Solusi reguler, dilabelkan kembali Pmn(x) adalah:

    )()1()()( 2/2 xPdxdxxPxv nm

    mmm

    n =Beberapa fungsi Legendre asosiasi:

    32/3233

    2223

    2232/122

    231

    3

    2222

    2/1212

    2/1211

    sin15)1(15)(

    sincos15)1(15)(

    sin)1cos5()1)(15()(sin3)1(3)(

    sincos3)1(3)(

    sin)1()(

    ====

    ====

    ====

    xxPxxxP

    xxxPxxPxxxP

    xxP

    (3.43)

  • dan dihubungkan dengan:)(xPmn )(xPm

    n

    )()!()!()1()( xP

    mnmnxP mn

    mmn +

    =

    dan jelas bahwa:

    )()(0 xPxP nn =Terdapat juga fungsi generator untuk Legendre Asosiasi, namun amat sangat jarang digunakan di Fisika.

    (3.44)

    (3.45)

  • Hubungan Rekursi:Karena ada dua indeks (n dan m) maka ada macam-macam variasi hubungan rekursi. Beberapa diantaranya dapat dilihat di Arfken.

    Misal:m

    nm

    nm

    n PnmPnmxPn 11 )1()()12( + +++=+ (3.46)

  • Paritas Fungsi Legendre Asosiasi:

    )()1()( xPxP mnnmm

    n+=

    Ortogonalitas Fungsi Legendre Asosiasi:

    qpm

    qmp mq

    mqq

    dxxPxP ,1

    1 )!()!(

    122)()(

    ++=

    atau dalam koordinat polar:

    qpm

    qmp mq

    mqq

    dPP ,1

    1 )!()!(

    122sin)(cos)(cos

    ++=

    (3.47)

    (3.48)

    (3.49)

  • Contoh kasus di Fisika:Medan induksi magnet dari loop arus

    d

    x

    y

    z

    r

    I

    Potensial vektor:

    rIdd

    4

    0=ADari argumentasi simetri tampak bahwa A hanya mempunyai komponen 0 dan independen dari .

    A

    ),(0 rA=A

    (3.50)

    (3.51)

  • Persamaan Maxwell:

    ,JH = ,0/( = tD pada satuan MKS)Karena maka:ABH ==0

    JA 0=Disini J adalah rapat arus. Pada masalah ini nilai J adalah nol kecuali pada loop itu sendiri. Jadi untuk yang jauh dari loop:

    0),(0 = rADalam koordinat sferis:

    = )(cot112),( 222

    22

    2

    00

    ArA

    rrA

    rrA

    rA

    = 0

    (3.52)

    (3.53)

    (3.54)

    (3.55)

  • )()(),( = rRrAGunakan metode separasi variabel:Didapat

    0sin

    )1(cot

    0)1(2

    22

    2

    2

    22

    =+++=++

    nndd

    dd

    RnndrdRr

    drRdr (3.56)

    (3.57)

    Persamaan yang kedua merupakan Legendre asosiasi dengan m=1

    )(cos)( 1 nP=Konstanta separasi n(n+1) dipilih untuk membuat solusi ini well behaved.

    (3.58)

  • Solusi trial R(r) = r , didapat = n, n 1. Solusi pertama divergen ketika r. Sehingga solusi yang sesuai:

    )(cos)(cos 11

    11 n

    n

    nnnn

    n PracP

    rbA

    +

    +

    ==dan:

    =

    +

    =1

    11

    )(cos),(n

    n

    n

    n PracrA

    Dari potensial vektor ini dapat dicari medan magnet (latihan!!)

    (3.59)

    (3.60)

  • 3.4. Harmonik Sferis

    Dalam separasi variabel dari (a) pers. Laplace, (b) pers. gelombang klassik bergantung ruang, dan (c) pers. gelombang Schrodinger untuk gaya sentral,

    0)(22 =+ rfkKetergantungan angular datang sepenuhnya dari operator Laplacianadalah:

    0)()1()(sin

    )(sinsin

    )(2

    2

    2 =+++

    nn

    dd

    dd

    dd

    (3.61)

    (3.62)

  • 22

    2 )()(

    1 md

    d =

    Ketergantungan azimutal:

    Dengan solusi:

    imim ee ,)( =Yang memenuhi kondisi ortogonalitas:

    21

    21,

    2

    0

    2 mmimim dee

    =

    (3.63)

    (3.64)

    (3.65)

    Dapat dibuktikan dengan argumentasi fisis (misal dalam elektrostatik dan kuantum) bahwa m harus merupakan bilangan bulat (buktikan!)

  • ime21)( =

    Pers. (3.56) menuntun kepada:

    yang merupakan ortonormal (ortogonal dan ternormalisasi) terhadap sudut azimuth

    (3.66)

    Ketergantungan pada Sudut:

    Kita lihat kembali ortogonalitas fungsi Legendre Asosiasi pada pers. (3.48) atau (3.49). Kita dapat definisikan fungsi ortonormal dari Legendre asosiasi, yakni:

    )(cos)!()!(

    212)(cos mnmn Pmn

    mnn++=P (3.67)

  • imm

    nmm

    n ePmnmnnY )(cos

    )!()!(

    412)1(),(

    2/1

    ++

    Ketergantungan pada sudut dari solusi pers. (3.62) menjadi:

    )()(cos mnPHal terakhir disebut Harmonik sferis, yang dapat ditulis menjadi:

    (3.68)

    Disini dimasukkan suku fasa (-1)m untuk menyesuaikan dan memudahkan pada perhitungan real di banyak kasus Fisika.

  • i

    i

    i

    eY

    eY

    Y

    eY

    Y

    2222

    11

    01

    11

    00

    sin396

    5),(

    sin83),(

    cos43),(

    sin83),(

    41),(

    =

    +=

    =

    =

    =

    Tabel beberapa Harmonik Sferis:

    Selengkapnya dapat dilihat di Arfken.

  • 3.5. Operator Momentum Angular

    Dalam Mekanika Kuantum, konsep momentum angular memegang peran yang sangat penting serupa dengan yang terjadi pada Mekanika Klassik, disini momentum angular dihubungkan dengan torsi. Namun dalam Mekanika Kuantum kita mengeksplorasi Hamiltonian klassik yang hanya tergantung pada momentum angular.

  • zx

    y

    L=rp

    Posisi partikel R,,momentum p

    Sekarang perhatikan sebuah partikel klassik yang bergerak dalam permukaan bola, partikel boleh kemana saja selama tetap berada jarak konstan R dari pusat bola. Jadi variabel yang tersisa dalam koordinat polar hanya (,).

  • Dalam kasus ini momentum selalu tegak lurus posisi:pr = 0

    Vektor momentum angular klassik:L = rp

    Sekarang kita lihat kuadrat dari momentun angular:

    L2 = (rp) (rp)= (rr)(pp) (rp)(pr) = r2p2 = R2p2

    Tidak ada energi potensial pada masalah ini, hanya energi kinetik. Hamiltonian untuk gerakan ini:

    dengan I merupakan momen inersia. I

    LmRL

    mpH

    222

    2

    2

    22

    ===

  • Definisi klassik untuk momentum angular L = rpmemberikan komponen:

    yzx zpypL =zxy xpzpL =xyz ypxpL =

    )/( xipx = h

    = hip

    Operator momentum seperti biasanya ditulis:

    atau dalam tiga dimensi

  • hSekarang dapat kita evaluasi beberapa komutator:

    [Lx , z] = [ypz zpy , z] = y [pz , z] = i y[Lx , pz] = [ypz zpy , pz] = [z, pz] py = i py[Lx , x] = 0

    [Lx , px] = 0

    dan masih banyak lagi komutator serupa.

    h

  • hipx x =],[ hipy y =],[ hipz z =],[

    Hubungan ini dapat diringkas:* posisi dan momentum:

    , juga dan

    [x, py] = 0, juga [x, pz]=[y, px]=[y, pz]=[z, px]= [z, py]=0

    xiLzziLyyiLxyiLzxiLyziLx

    LzLyLx

    yxz

    xzy

    zyx

    hhhhhh===

    ======

    ],[;],[;],[

    ],[;],[;],[

    0],[],[],[

    xyzzxyyzx

    yxzxzyzyx

    zzyyxx

    piLppiLppiLppiLppiLppiLp

    LpLpLp

    hhhhhh===

    ======

    ],[;],[;],[

    ],[;],[;],[0],[],[],[

    x

    y

    z

    * posisi dan momentum angular:

    * momentum dan momentum angular:

  • zyx

    zxxxzxxyx

    LixpiypipLxpzLxpzpLLL

    hhh =+=== ],[],[],[],[

    yxzxzy LiLLLiLL hh == ],[dan],[

    x,y,zi,j,k LiLL kijkji == dengan ],[ h1

    2

    3

    Sekarang kita gunakan komutator-komutator tersebut untuk menyelesaikan hubungan komutasi antar komponen L.Misalnya:

    Dengan mudah dapat dibuktikan juga:

    Secara simbolik dapat ditulis:

    ijk adalah Levi civita yang bernilai +1 untuk permutasi genap/ siklis (123, 231, 312) dan 1 untuk permutasi ganjil/ antisiklis (132, 321, 213), serta bernilai nol kalau ada indeks yang sama.

  • 2222zyx LLL ++=L

    ],[],[],[ 222222 zyxzzyxz LLLLLLLL +=++=Lyzyzyyxzxzxx LLLLLLLLLLLL ],[],[],[],[ +++=

    0=++= yxxyxyyx LLiLLiLLiLLi hhhh

    Sekarang kita lihat kuadrat dari momentum angular

    Evaluasi komutator berikut:

    Dapat dibuktikan juga berlaku untuk Lx dan Ly

    0],[ 2 =iLL , i=x,y,z

  • Karena L2 berkomutasi dengan semua komponen momentum angular, kita dapat temukan eigenstate simultan dari L2 dan salah satu komponen L.

    Biasanya dipilih L2 dan Lz. Anggap harga eigen masing-masing dan m :

    L2 |m = |mLz |m = m |m

    Dalam representasi (,) fungsi eigen:,|m = m(,)

  • Kita dapatkan:

    ,| L2|m = ,|m,|Lz|m = m ,|m

    Untuk menyelesaikan masalah ini, maka perlu menyatakan L2 dan Lz dalam representasi (,).

    Berikut akan dibuktikan bahwa representasi ,|m atau m(,) adalah harmonik sferis ),( mY

  • L2 dan Lz dalam representasi (,):

    = hiLz

    +

    = 2

    2

    222

    sin1sin

    sin1

    hL

    Tampak bahwa:

    ),(),( mlmlz YmYL h=),()1(),( 22 mlml YllY h+=L

  • Pendekatan Operator Secara Umum

    Sekarang kita tinjau metode operator, sebut saja triplet operator momentum angular Jx, Jy, Jz yang tidak tergantung pada representasi. Ketiga operator ini tidak terbatas pada Lx, Ly, Lz yang didefinisikan dari hubungan Klassik.

    Hubungan komutasi:[Jx, Jy] = iJz x,y,z siklis

    Kita definisikan:J2 = Jx2 + Jy2 + Jz2

  • Maka, seperti sebelumnya:[J2, Ji] = 0, i= x, y atau z

    Sekarang kita pilih eigenstate yang merupakan eigenstate simultan untuk J2 dan Jz dengan harga eigen J dan m.

    J2 |J m = J |J mJz |J m = m |J m

    Lalu kita definisikan operator non-hermitian:J+ = Jx + iJyJ = Jx iJy

  • Komutasi dengan Jz dapat dengan mudah dievaluasi:

    [Jz, J+] = J+ ; [Jz, J] = J[J+, J] = 2 Jz

    Lebih lanjut dapat dibuktikan (latihan!)J+ J = J2 Jz2 + JzJ J+ = J2 Jz2 Jz

    Pengenalan pada J+, J tidaklah begitu aneh, karena serupa pada kasus operator tangga naik/turun dalam osilator harmonis (akan dibahas pada bab berikutnya)

  • Dari relasi komutasi, diperoleh JzJ+ = J+ (Jz + )

    Sehingga:JzJ+ |J m= J+ (Jz + ) |J m = (m+1) J+|J m

    Tampak bahwa J+|J m merupakan eigenstate dari Jz yang memiliki harga eigen (m+1) . Oleh karena itu J+ disebut sebagai operator tangga naik.

  • Hal serupa dapat dibuktikanJzJ |J m= (m1) J|J m

    Jadi J merupakan operator tangga turun.

    Dapat ditulis: J+ |J m= cJ m |J m+1J |J m= dJ m |J m1

    Dengan c dan d merupakan konstanta yang harus dihitung.

  • Sebelum menghitung itu kita lihat bahwa nilai mpunya batas bawah dan batas atas. Hal ini secara mudah dibuktikan dengan kenyataan bahwa harga ekspektasi Jx2 + Jy2 tidak bisa negatif, atau:

    0 J m|Jx2+Jy2|J m = J m|J2Jz2|J m=J (m)2

    Jadi (m)2 J, artinya untuk nilai J tertentu nilai mdibatasi, yakni ada mmin dan mmax.

  • Di atas mmax tidak ada keadaan lagi, artinya:J+ |J mmax = 0

    dan jugaJ J+|J mmax = 0

    atau (J2 Jz2 Jz) |J mmax = 0,hal ini memberikan:

    J mmax (mmax+1) 2 = 0Hal serupa dari kenyataan tidak ada lagi keadaan di bawah mmin, maka J |J mmin = 0, diperoleh:J mmin (mmin1) 2 = 0

  • Kedua persamaan digabung, diperoleh:mmax (mmax+1) = mmin (mmin1)

    Salah satu solusi persamaan ini: mmin = mmax+1, hal ini tentu saja tidak mungkin. Solusi yang benar adalah:

    mmax = mminMisal mmax = j, makaJ= j(j +1) 2Hasil terakhir ini sangat mirip dengan harga

    eigen L2 yang dikerjakan (dengan susah payah!) menggunakan cara diferensial.

  • Tetapi apakah J dan L sama persis? Ternyata tidak, bahkan akan ada kejutan disini.

    Nilai j tidak boleh sembarang, hal ini terlihat:mmax mmin = j (j) = 2jKarena mmax mmin selalu bulat positif atau

    nol, maka 2j demikian juga.

    Artinya j bisa bulat, nol atau setengah-bulat (half-integer).

  • Kondisi j yang dapat mempunyai nilai setengah-bulat ini agak mengejutkan karena berbeda dengan l dari L2 yang hanya boleh bernilai bilangan bulat positif atau nol. Jadi tampak bahwa J2 dan L2 sedikit berbeda.

    Apakah fisisnya ada untuk kasus j setengah bulat (yang secara Klassik tidak ada analoginya)? Ternyata ada yaitu untuk momentum angular spin.

    Selanjutnya L disebut sebagai momentum angular orbital, S disebut sebagai momentum angular spin. Sedangkan momentum angular J merujuk ke L, S, atau jumlah keduanya.

  • Sekarang kita evaluasi nilai konstanta c dan d. Keadaan |J m kita tulis saja sebagai |jm.Karena J = ++Jmakajm| J J+|jm = ( J+)jm| J+|jm = |cjm|2

    Sementara jm| J J+|jm = jm| J2 Jz2 Jz |jm

    = j(j+1)2 m2 2mJadi

    cjm = [j(j+1) m(m+1)]

  • Evaluasi J+J pada |jm akan menghasilkandjm = [j(j+1) m(m1)]

    Dapat diringkas untuk kedua operator tangga

    >+++>=+ 1|)1()1(| jmmmjjjmJ h>+>= 1|)1()1(| jmmmjjjmJ h

  • Pelajari Sendiri

    z Teorema Adisi untuk Harmonik Sferisz Integral dari hasil kali 3 Harmonik Sferisz Fungsi-fungsi Legendre Jenis Kedua

  • z Bab 04