DOBI vs B-Carotene

54
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009. HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE KARYA ILMIAH MUTIA AFRIANI 062401001 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UATA MEDAN 2009

description

DOBI

Transcript of DOBI vs B-Carotene

Page 1: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN

β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

KARYA ILMIAH

MUTIA AFRIANI

062401001

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UATA

MEDAN

2009

Page 2: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN

β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya

MUTIA AFRIANI

062401001

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UATA

MEDAN

2009

Page 3: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

Kategori : KARYA ILMIAH Nama : MUTIA AFRIANI Nomor Induk Mahasiswa : 062401001 Program Studi : DIPLOMA III KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ) Disetujui Medan, Mei 2009

Diketahui/Disetujui Oleh Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Ketua, DR.Rumondang Bulan Nst,M.S Prof.DR.Harry Agusnar,Msc,Mphill NIP : 131 459 666 NIP : 130 422 438

Page 4: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

PERNYATAAN

HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN

β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2009

MUTIA AFRIANI

062401001

Page 5: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

PENGHARGAAN

Assalamualikum Wr.Wb Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Karya ilmiah ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma – III Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diangkat dalam Karya Ilmiah ini adalah “HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE.” Dalam penulisan Karya Ilmiah ini, banyak pihak – pihak yang membantu penulis mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga penyelesaian Karya Ilmiah ini. Untuk itu, penulis kiranya tidak lupa untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada : 1. Kepada ayahanda tercinta Aiyub Ishak dan Ibunda tersayang Marwaty S. serta tak

lupa kepada kakanda Yuzi arifin yang mana telah memberikan dukungan kepada penulis baik dukungan moril maupun materil serta doanya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

2. Bapak Prof.DR.Harry Agusnar, Msc,Mphil, selaku Dosen Pembimbing Karya Ilmiah

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, sebagai Ketua Departemen Kimia FMIPA USU. 4. Seluruh staf pengajar serta pegawai Program Studi Diploma – III Kimia Analis

FMIPA USU. 5. Rekan – rekan mahasiswa Program Studi Diploma – III Kimia Analis FMIPA

USU angkatan 2006. 6. Sahabat – sahabatku ( KOG ) yaitu Pulung, Dek tem, Rahul, Nurma, Echo, Dek

gaj’h, B’ Veby, Pager, dan semua sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dukungan dan doa serta berjuang bersama – sama dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.

Medan, Mei 2009 Penulis

Page 6: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN

β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

ABSTRAK

DOBI dan β-karoten adalah salah satu indicator untuk kualitas CPO. Dimana DOBI adalah rasio perbandingan absorbansi pada range visible dan absorbansi pada range UV yang diperlukan untuk menentukan kulaitas CPO, sedangkan β-karoten adalah pigmen fotosintesis yang bewarna oranye yang penting untuk fotosintesis. Kulitas CPO yang merupakan kebutuhan awal untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas tinggi. Harga DOBI dan β-karoten yang tinggi adalah hal yang sangat penting untuk membantu pemprosesan digunakan dalam pemurnian.

Dari hal tersebut diatas, maka pengolahan minyak sawit perlu ditentukan DOBI dan β-karoten secara spektrofotometri, sehingga dapat memenuhi standart mutu minyak yang sesuai dengan standart mutu ( PORAM ) yaitu untuk DOBI standart mutu PORAM ( 1,4 min ) sedangkan untuk β-karoten standart mutu PORAM ( 500 – 700 ppm ).

Page 7: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN

β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

ABSTRACT

DOBI and β-carotene were some indicator for the quality of CPO.Where Dobi was the ratio of the comparison absorbance in range visible and absorbance in range UV that was needed to determine quality CPO, whereas β-carotene was the photosynthesis pigment that orange that was important for photosynthesis. Quality CPO that was the requirement for early to produce the quality end product high. The price of the DOBI and β-Carotene who were high was the matter that very important to help process was used in purification.

Concerning this above, then the processing of palm oil must be determined the DOBI and β-carotene in a spectrophotometrically, so as could meet standard the quality of oil that in accordance with standard quality (PORAM) that is for the DOBI standard the PORAM quality (1.4 min) whereas for β-carotene standard the PORAM quality (500 – 700 ppm).

Page 8: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii PERNYATAAN iii PENGHARGAAN iv ABSTRAK v ABSTRACT vi DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GRAFIK x

BAB 1. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 3 1.3 Tujuan Penulisan 3 1.4 Manfaat Penulisan 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Kelapa Sawit 5 2.2 Varietas Kelapa Sawit 6 2.3 Minyak Kelapa Sawit 7 2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit 8

2.3.2 Sifat Fisiko-Kimia Kelapa Sawit 8 2.4 Peranan DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dalam penentuan Harga Minyak Sawit 9 2.4.1 Deteration Index Pemutihan ( DOBI ) dan Hubungannya

dengan Kualitas Minyak Sawit 10 2.4.2 Penyebab - penyebab DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) yang rendah 12

2.4.3 Tindakan - tindakan yang dilakukan untuk memastikan CPO mempunyai kualitas yang tinggi 13 2.5 Karoten Sebagai Provitamin A 14 2.5.1 Peranan Karetenoid Sebagai provitamin A 16 2.6 Spektofotometri UV-Visible 17

Page 9: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN 20 3.1 Alat - alat 20 3.2 Bahan - bahan 20 3.3 Prosedur Analisa 20 3.3.1 Persiapan Alat 20 3.3.2 Persiapan Sampel 23 3.3.3 Penentuan λ maksimum DOBI dan β - karoten pada range visible 23 3.3.4 Penentuan λ maksimum DOBI dan β-Karoten pada range UV 24

3.3.5 Penentuan DOBI dalam CPO 24 3.3.6 Penentuan β - karoten dalam CPO 25 3.3.5 Penentuan DOBI dan β - karoten dalam CPO 25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 4.1 Hasil 26 4.1.1 Data Percobaan 26 4.1.2 Perhitungan 28 4..2 Pembahasan 30 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 31 5.1 Kesimpulan 31 5.2 Saran 32 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 34

Page 10: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Nilai Sifat Fisiko – Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit 8 Tabel 2 : SNI ( Standar Nasional Indonesia ) tentang hubungan DOBI dengan kualitas 10 Tabel 3 : PORIM ( Palm Oil Riset Institute Of Malasyia ) tentang Hubungan DOBI dengan kualitas. 11 Tabel 4 : Petunjuk Keck Seng untuk DOBI dan tingkat Refinabilitas DOBI 11 Tabel 5 : Data hasil perhitungan analisa DOBI dalam CPO 26 Tabel 6. Data hasil perhitungan analisa β-karoten dalam CPO 27 Tabel 7. Data hasil perhitungan hubungan analisa DOBI dan β-karoten dalam CPO 27 Tabel 8. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of 35

Blechability Index) dan β-karoten Pada Range Visible Tabel 9. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of

Bleachability Index) dan β-karoten Pada Range UV 37

Page 11: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range Visible 36

Grafik 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range UV 38

Grafik 3. Penentuan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index) Dalam CPO (Crude Palm Oil) 39 Grafik 4. Penentuan Analisa β-karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) 40 Grafik 5. Hubungan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index)

dan β-karoten Dalam CPO (Crude Palm Oil) 41

Page 12: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam yang berpotensi untuk dikembangkan

menjadi berbagai bahan pangan fungsional. Kelapa sawit merupakan tanaman

yandapat yang dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000

mm/tahun dan kisaran suhu 22 – 32 o C. Saat ini 5,5 juta Ha lahan perkebunan kelapa

sawit di Indonesia telah memproduksi minyak sawit mentah ( CPO ) dengan kapasitas

minimal 16 juta ton per tahun dan merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua

di dunia setelah Malasyia.

Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan

minyak inti kelapa sawit ( palm kernel oil ) dan sebagai hasil samping adalah bungkil

inti kelapa sawit ( palm kernel meal atau pellet ). Bungkil inti kelapa sawit adalah inti

kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan

pellet adalah bubuk yang dicetak kecil – kecil berbentuk bulat panjang dengan

diameter lebih kurang dari 8 m dan digunakan sebagai makanan ternak

Minyak sawit memiliki kandungan Gizi yang lebih lengkap dibandingkan

dengan minyak Zaitun dan VCO (Virgin Coconut Oil).

Selain dikembangkan sebagai minyak goreng,minyak sawit dapat

diaplikasikan untuk mensintesis berbagai produk pangan karena kandungan

mikronutrien yang tinggi seperti karetenoid ( 500 – 700 ) dan Vitamin E ( 1000 ppm ).

Page 13: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Minyak sawit mentah atau CPO dikenal kaya akan mikronutrien,terutama karetenoid

(provitamin A) dan Sitosterol. CPO bewarna merah kecoklatan menandakan

kandungan karetenoid yang tinggi.

Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari

gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominant

dalam minyak sawit yaitu Asam Palmitat , C16 : 0 ( jenuh ), dan Asam Oleat, C18 : 1

( tidak jenuh ).

Salah satu yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit adalah warna

minyak yang terkandung didalamnya. Sehingga warna tersebut harus dianalisa. Warna

pada minyak sawit umumnya diperoleh adanya karoten. Kroten merupakan provitamin

A yang dapat diubah di dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif setelah mengalami

metabolisme. Dalam tanaman terdapat berbagai jenis karoten, namun yang hanya

ditemukan adalah α, β d an γ - karoten. Karena karoten merupakan sumber utama

vitamin A bagi masyarakat di Negara yang sedang berkembang maka absorbsi dan

ketersediaan karoten perlu diketahui.

Selain itu juga dari nilai Gizinya penggunaan minyak sawit sebagai minyak

goreng cukup menguntungkan. Kesukaan konsumen akan minyak goreng, tterutama

berkaitan dengan aroma dan rasa minyak goreng. Penggunaan minyak sawit sebagai

minyak goreng secara langsung dapat mengalami beberapa hambatan, diantaranya

adalah hasil gorengnya kurang kering dan sulit diserap oleh bahan makanan yang

bersangkutan. Hal ini ditandai dengan adanya lapisan lemak dipermukaan bahan

makanan yang digoreng. Untuk mengatasinya diupayakan pengolahan lebih lanjut

yaitu pemisahan fraksi cair RBD Olein dan fraksi padat RBD Stearin dari fraksi Olein

yang telah dikembangkan menjadi minyak goreng.

Page 14: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Untuk mendapatkan minyak goreng dengan mutu yang dapat diterima

konsumen, minyak sawit mentah diolah melalui beberapa tahap proses pemurnian

( Rafinasi ). Dimana dalam proses ini menghasilkan minyak sawit murni RBDPO

(Refined Deodorized Palm Oil ) yang selanjutnya difraksinasi menghasilkan RBD

Stearin dan RBD Olein sebagai fraksi padat dan fraksi cair, RBD Olein ini disebut

sebagai minyak goreng biasa.

Minyak sawit yang berkualitas baik sangat menunjang perdagangan sehingga

berpengaruh pada perdagangan ekspor. Oleh karena itu DOBI salah satu factor

penentu minyak sawit, maka dalam hal ini tertarik untuk memilih judul “ Hubungan

Analisa DOBI (Deteration Of Bleachability Index) dengan β - karoten

(Provitamin A) dalam CPO (Crude Palm Oil) dengan menggunakan

Spektrofotometri UV – Visible “.

1.2 Permasalahan

- Apakah DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dan β- karoten dalam CPO

( Crude Palm Oil )yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan.

- Apa yang menyebabkan jika salah dari DOBI (Deteration Of Bleachability

Index) dan β- karoten dalam CPO ( Crude Palm Oil ) tidak memenuhi

persyaratan.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan untuk karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

- Untuk mengetahui kadar β- karoten dalam CPO.

- Untuk mengetahui DOBI dalam CPO.

Page 15: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Untuk mengetahui panjang gelombang maksimum pada Range Visible dan UV

dengan memakai pelarut n –heksan..

- Untuk mengetahui apakah kadar β- karoten telah sesuai dengan standar yang

telah ditentukan.

- Untuk mengetahui Hubungan DOBI dan β- karoten dalam CPO.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan karya Ilmiah adalah :

- Untuk meningkatkan kualitas minyak sawit di Indonesia dengan meningkatkan

angka DOBI.

- Untuk memberikan Informasi kepada konsumen tentang perlunya penentuan

DOBI agar tidak terjadi pemalsuan.

- Untuk memberikan Informasi kepada konsumen apakah kandungan yang

terbesar dari karoten adalah β- karoten dimana β- karoten adalah provitamin A

yang sangat berpengaruh terhadap Gizi dan bidang kesehatan lainnya sehingga

produk Crude Palm Oil dapat digunakan oleh konsumen.

- Untuk memberikan Informasi kepada pembaca tentang penyebab DOBI yang

rendah.

Page 16: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Kelapa sawit, didasarkan atas bukti – bukti fosil, Sejarah, dan Linguistik yang

ada diyakini berasal dari Afrika Barat. Di tempat asalnya ini, Kelapa sawit ( yang pada

saat lalu dibiarkan tumbuh liar di hutan – hutan ) sejak awal telah dikenal sebagai

tanaman pangan yang penting. Oleh penduduk setempat kelapa sawit telah diproses

secara amat sederhana menjadi minyak dan tuak sawit.

Di luar benua Afrika, Kelapa sawit mulai diperhitungkan sebagai tanaman

komoditas ( penghasil produk dagangan ) Sejak Revolusi Industri bersaing keras di

Eropa. Saat itu, di Eropa mulai bermunculan Industri atau pabrik ( antara lain industri

sabun dan margarin ) yang membutuhkan bahan mentah / baku untuk operasionalnya.

Minyak sawit, dan minyak inti sawit yang muncul kemudian adalah dua produk yang

anatara lain dibutuhkan untuk bahan mentah / baku tersebut. Maka jadilah minyak

( dan minyak inti sawit ) dibutuhkan oleh pasar Eropa. ( Tim Penulis PS, 1992 ).

Kelapa sawit ( Elaeis guinensis JAQC ) adalah tanaman berkeping satu yang

termasuk dalam familia palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa yunani yaitu

Elaeis atau minyak, sedangkan nama species Guinensis berasal dari kata guinea, yaitu

Page 17: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

tempat dimana seorang ahli bernama Jaqcuin menemukan tanaman kelapa sawit

pertama kali dipantai Guinea.

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan

curah hujan 2000 mm / tahun dan kisaran suhu 22 – 32 o C. Dimana daerah

penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat ( Lebak dan

Tangerang ), Lampung, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh. Negara penghasil kelapa

sawit di Indonesia adalah Malasyia, Amerika Tengah dan Nigeria. ( Ketaren, 2005 ).

2.2 Varietas Kelapa Sawit

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas

kelapa sawit, yaitu :

1. Dura

Tempurung cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada

bagian luar tempurung dan daging buah relative tipis dengan persentase daging buah

terhadap buah bervariasi anatara 35 – 50 %. Kernel ( daging biji ) biasanya besar

dengan kandungan minyak yang rendah. Dalam persilangan varietas Dura dipakai

sebagai pohon induk betina.

2. Psifera

Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada, tetapi daging

buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging

biji sangat tipis. Jenis Psifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan

jenis yang lain. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai pohon induk jantan.

Penyerbukan silang antara Psifera dengan Dura akan menghasilkan Varietas Tenera.

3. Tenera

Page 18: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Varietas ini mempunyai sifat – sifat yang bersal dari kedua induknya, yaitu Dura

dan Psifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebunan saat ini. Tempurung

sudah menipis, ketebalanya berkisar anatara 0,5 – 4 mm, dan terdapat lingkaran

serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 96

%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak daripada Dura tetapi

ukuran tandannya relative lebih kecil.

4. Macro Carya

Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali.

5. Diwikka – wakka

Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.

Diwikka – wakka dapat dibedakan menjadi Diwikka – wakkadura, Diwikka –

wakkapsifera dan Diwikka – wakkatenera. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa

sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang dikandungnya.

Rendemen minyak tertinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22 – 24 %

sedangkan pada varietas Dura antara 16 – 18 %. Sehingga tidak heran jika lebih

banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.

2.3. Minyak Kelapa Sawit

Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari

daging buah ( mesokarp ) berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai minyak

kelapa sawit kasar atau Crude Palm Olein ( CPO ). Sedangkan minyak yang kedua

adalah berasal dari inti kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal sebagai minyak inti

kelapa sawit atau Palm Kernel Oil ( PKO ).

Minyak sawit kasar ( Crude Palm Oil ) mengandung sekitar 500 – 700 ppm β -

caroten dan merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar. Oleh karena itu

Page 19: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

CPO berwarna merah jingga. Disamping itu jumlahnya juga cukup tinggi. Minyak

sawit ini diperoleh dari mesokarp buah kelapa sawit melalui ekstraksi dan

mengandung sedikit air serta serat halus, yang berwarna kuning sampai merah dan

berbentuk semi solid pada suhu ruang. Adanya serat halus dan air pada sawit kasar

tersebut menyebabkan minyak sawit kasar tidak dapat dikonsumsi langsung sebagai

bahan pangan maupun non pangan. ( Ketaren,2005 ).

2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah

yang dilapisi kulit yang tipis ; kadar minyak dalam perikarp sekitar 30 – 40 persen.

Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.

( Ketaren, 2005 ).

2.3.2 Sifat Fisiko – Kimia Minyak Kelapa Sawit

Sifat fisiko - kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,

kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih ( boiling point ), titik pelunakan,

slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan ( turbidity

point ), titik asap, titim nyala dan titik api.

Beberapa sifat fisiko - kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 1 : Nilai Sifat Fisiko – Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit

Sifat Minyak Sawit Minyak Inti Sawit

Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900 – 0,913

Indeks bias D 40 oC 1,4565 – 1,4585 1,495 – 1,415

Page 20: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20

Bilangan Penyabunan 196 - 205 244 - 254

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah

proses pemucatan, karena asam –asam lemak dan gliserida tidak bewarna. Warna

orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.

Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya

asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas

minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.

Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa

sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang

berbeda-beda. ( Ketaren, S ).

2.4 Peranan DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dalam penentuan

Harga Minyak Sawit

DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) merupakan index derajat kepucatan

minyak sawit mentah. Angka DOBI dalam CPO adalah 2,8. Karena tidak

terpenuhinya angka standart DOBI maka harga CPO Indonesia dipasar Internasional

selalu dipotong antara 300 - 500 rupiah perkilogram. DOBI itu sendiri merupakan

angka perbandingan antara serapan atom terhadap asam lemak bebas.

Rendahnya efesiensi pengolahan dan tekhnologi terjadi akibat system tekhnologi

dan perangkat mesin menggunakan acuan system tekhnologi lama, akibatnya banyak

buah kelapa sawit yang tersisa pada pengolahan petontokan atau proses pemisahan

secara mekanis anatara sawit dan tandannya.

Page 21: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Tabel 2 : SNI ( Standar Nasional Indonesia ) tentang hubungan DOBI dengan

kualitas

DOBI Kualitas

< 1,68 Buruk

1,78 - 2,30 Kurang Baik

2,30 - 2,92 Cukup Baik

2,93 - 3,23 Baik

2.4.1 Deteration Index Pemutihan ( DOBI ) dan Hubungannya dengan Kualitas

Minyak Sawit

Dalam hubungannya perdagangan, kualitas CPO harus menemukan gambaran

dari GMQ ( Good Maerchantable Quality ) atau kualitas perdagangan yang baik,

sebenarnya didalam GMQ deteration dari Index pemutihan ( DOBI ) tidak termasuk

dalam spesifikasi kualitas. Walaupun demikian banyak pembeli memurnikan CPO

dalam penyulingan, pemutihan dan deodorasi produksi. Pemutihan yang baik

kemudian menjadi satu indicator pencocokan untuk pemakaian dan harus mencakup

GMQ.

Analisa dari asam lemak bebas, kelembapan dan kotoran sendiri tidak

mencukupi untuk mengidentifikasi kualitas CPO yang baik sedangkan dalam analisis

DOBI dapat memberikan indikasi yang lebih baik serta memberikan kemudahan CPO

dalam pengolahan.

Page 22: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) adalah rasio angka dari

penyerapan Spektrofotometer pada λ 446 nm dan pada λ 269 nm. Metode ini

dikembangkan oleh Dr. P.A.T.Swabada dari Institut Penelitian minyak sawit dari

Malasyia ( Malasyia Palm Oil Board ). Pengukuran yang dibuat dengan melarutkan

minyak sawit memakai pelaut n-heksan dan kemudian menentukan penyerapannya

dalam spektrofotometer Keck Seng menggunakan suatu alat spektrofotometer UV -

Visible Hitachi U - 2000.

Pekerja PORIM ( Palm Oil Riset Institute Of Malasyia ) menentukan

hubungan berikut antara lain DOBI dan kualitas.

Tabel 3 : PORIM ( Palm Oil Riset Institute Of Malasyia ) tentang Hubungan

DOBI dengan kualitas.

DOBI Kualitas

< 1,68 Minyak sawit endapan atau equvalennya

1,76 - 2,30 Kurang

2,36 - 2,92 Cukup

2,99 - 3,24 Baik

> 3,24 Terbaik

Untuk menghindari kehilangan celah, Keck Seng mengambil garis petunjuk

berikut ini :

Tabel 4 : Petunjuk Keck Seng untuk DOBI dan tingkat Refinabilitas DOBI

DOBI Kualitas

< 1,56 Minyak sawit endapan atau equvalennya

1,68 - 2,30 Kurang

Page 23: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

2,31 - 2,30 Cukup

2,93 - 3,24 Baik

> 3,24 Terbaik

2.4.2 Penyebab - penyebab DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) yang

rendah

DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) itu sendiri merupakan angka

perbandingan angka serapan adsorben terhadap asam lemak bebas. Apabila

dihubungkan dengan aspek kulaitas berdasarkan DOBI, ada 5 kelas minyak sawit

mentah ( CPO ). CPO dengan angka DOBI < 1,68 termasuk kedalam CPO yang

memiliki kualitas yang buruk. Sementara itu CPO dengan angka DOBI antara 1,78 -

2,30 memiliki mutu yang kurang baik. Kemudian CPO dengan angka DOBI 2,30 -

2,92 mengindikasikan bahwa CPO ini memiliki mutu cukup baik. Angka DOBI 2,93 -

3,23 memperlihatkan iindikasi CPO dengan mutu baik.

Salah satu penyebab rendahnya angka DOBI adalah adanya perbedaan

persyaratan mutu antara SNI CPO dengan persyaratan mutu yang dituntut oleh

konsumen. Konsumen mensyaratkan angka DOBI minimal sementara persyartan mutu

SNI menurut angka asam lemak bebas max 5 %.

Adapun penyebab DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) yang rendah

anatara lain adalah sebagai berikut :

- Persentase yang tinggi dari tandan buah yang bewarna hitam ( belum masak )

- Penundaan Pengolahan terutama pada musim hujan

- Kontaminasi dari CPO dengan kondensasi Sterizer

Page 24: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Kontaminasi dari dengan minyak sawit oksidasi endapan

- Sterilisasi yang lama dari tandan buah

- Pemanasan ( > 55 oC ) dari CPO dalam tangki penyimpanan

Ada beberapa penyebab lain, tetapi hal ini kurang mendukung dari penyebab

diatas. Misalnya perhatian ( erasi ) minyak panas, Penundaan dalam pemrosesa hingga

pada bagian mesin sementara suhu tinggi pada tingkat suhu yang lain.

Tandan buah segar ( TBS ) yang menunjukkan dua kategori dari kematangan.

Tandan bewarna hitam yang mengandung minyak dengan DOBI yang lebih rendah

dan tandan bewarna kuning dengan DOBI yang lebih tinggi. Ekstraksi minyak dari

tandan yang lebih hitam memiliki DOBI < 1,5 dimana dari tandan yang bewarna

kuning memiliki DOBI > 3,5. ( www.deptan.go.id/buletin/infomutu/mei ).

2.4.3 Tindakan - tindakan yang dilakukan untuk memastikan CPO mempunyai

kualitas yang tinggi

Keck Seng dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan CPO dalam

perkebunan kelapa sawit pada saat penggilingan dan pembersihan minyak sawit.

Tindakan yang dilakukan Keck Seng untuk menghasilkan DOBI minyak sawit

yang lebih tinggi yaitu :

- Memberikan peringatan kepada perkebunan agar memanen buah pada keadaan

sudah benar - benar masak.

Page 25: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Sterilisasi kondensasi dengan endapan yang buruk tidak diizinkan untuk

dihubungkan dengan CPO. Karena kondensasi sterilizer dan minyak dapat

menghasilkan besi dan tembaga yang berkadar tinggi.

- Keck Seng menggunakan kondisi sterilisasi yang lemah. Dalam hal ini dilakukan

untuk mengecilkan tandan buah setelah pengupasan dan menggunakan

penghancuran tandan yang tinggi.

2.5 Karoten Sebagai Provitamin A

Beta-karoten mempunyai deretan delokalisasi seperti yang telah kita lihat,

tetapi pada skala yang lebih besar dengan 11 ikatan rangkap dua karbon-karbon

terkonjugasi bersama-sama. Gambar berikut menunjukan struktur beta-karoten dengan

ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang-seling yang ditunjukan dengan

warna merah.

Yang lebih terdelokalisasi, perbedaan energi antara energi tertinggi orbital pi

ikatan dan energi terendah orbital pi anti-ikatan lebih kecil. Karena itu untuk

mendorong elektron pada beta-karoten dibutuhkan energi yang lebih kecil daripada

contoh-contoh molekul sebelumnya - karena perbedaan tingkat energinya lebih

Page 26: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

rendah. Ingat bahwa energi yang rendah artinya sinar yang diserap frekuensinya lebih

rendah - dan hal itu ekivalen dengan panjang gelombang yang lebih panjang.

Beta-karoten menyerap sinar pada daerah ultra-violet sampai violet tetapi lebih

kuat pada daerah tampak antara 400 dan 500 nm dengan puncak 470 nm.

Jika anda membaca bahasan tentang radiasi elektromegnetik, anda mungkin

ingat bahwa panjang gelombang berhubungan dengan warna:

daerah warna panjang gelombang (nm)

ungu 380 - 435

biru 435 - 500

sian (biru-pucat) 500 - 520

hijau 520 - 565

kuning 565 - 590

oranye 590 - 625

merah 625 - 740

Istilah karoten digunakan untuk menunjuk ke beberapa zat yang berhubungan

yang memiliki formula C40H56. Karoten adalah pigmen fotosintesis bewarna oranye

Page 27: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

yang penting untuk fotosintesis. Dia berperan dalam fotosintesis dan menyalurkannya

energi cahaya yang dia serap ke klorofil.

Beta karoten berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat meningkatkan daya tahan

tubuh. Beta Karoten juga berfungsi dalam membantu tumbuh kembang sistem

penglihatan

Sebagai antioksidan, beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang

sebagian besar ada dalam tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran

berwarna kuning atau hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga

berperan serupa dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli,

kentang, dan tomat.

Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang

minoritas tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang

mengejutkan ada pada astaxanthin yang tergolong karoten.

Secara kimia , karoten adalah terpena, disintesis secara biokimia dari delapan

satuan isoprene. Dia ada didalam dua bentuk utama yang diberi karakter yunani : α -

karoten, β - karoten, ( γ, δ, dan ε - karoten ) juga ada.

Beta karoten terdiri dari dua group retinil,dan dipecah dalam mukosa dari usus

halus kecil oleh beta karoten dioksigenase menjadi retinol,sebuah bentuk dari vitamin

A. Karoten dapat disimpan dalam hati dan diubah menjadi vitamin A sesuai kebutuhan

dan membuatnya menjadi provitamin. ( www.id.wikipedia.org/wiki/karoten ).

Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam

bahan-bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah

besar karoten menjadi vitamin A. Dalam tanaman tedapat beberapa jenis karoten

Page 28: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

namun yang lebih banyak ditemui adalah α, β, γ karoten, mungkin juga terdapat

eriproxantin.(Winarno, FG.1997)

2.5.1 Peranan Karetenoid Sebagai provitamin A

Karetenoid merupakan kelompok yang sangat menarik untuk campuran -

campuran yang terjadi dalam tumbuh - tumbuhan. Warna mereka biasanya kuning,

oranye, atau merah tergantung rantainya, yang terkonjugasi oleh system polyene.

Lycopene ditemukan dalam tomat dan paprika yang matang. β- karoten ditemukan

dalam wortel.

Unit isoprene dalam campuran tersebut merupakan indikasi garis yang terputus

- putus.Dalam hewan mamalia dan juga manusia, β- karoten dipecah dengan

menggunakan reaksi oksidasi enzymatic untuk memberikan dua moleku retinal.

Retinal ini merupakan reduksi enzymatic untuk alcohol l yang disebut vitamin A

Karotenoid adalah nutrisi yang penting untuk melindungi anak dari terjadinya

infeksi, menjaga pertumbuhan yang normal dan meningkatkan ketajaman penglihatan

karena merupakan bahan baku pembentuk Vitamin A. Karotenoid alami terdapat

dalam bentuk beta karoten, lutein dan lainnya. ( Jack,E.F. 1982 ).

2.6 Spektofotometri UV-Visible

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan

panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya

yang di transmisikan atau yang di absorpsi.

Filter Sinar λ (nm) <400 400-450 450-500 500-570 570-590 590-620 620-750 >750

warna UV Violet Biru Hijau Kuning Jingga Merah Infra Merah

Page 29: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :

E = hv

Dimana ,

E = energy (joule/second)

h = tetapan plank

v = frekuensi foton

Penyerapan sinar uv dan sinar tampak o/ molekul, melalui 3 proses yaitu :

1. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.

2. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks

3. Penyerapan oleh perpindahan muatan.

Komponen dari suatu spektrofotometer berkas tunggal :

1. Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah

spectrum dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.

2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjang-

panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

3. Suatu wadah sampel (kuvet)

4 Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya

menjadisuatu isyarat listrik.

5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik

itu memadai untuk di baca.

6. Suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,

menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).

Skema spektrofotometer ;

Sumber Cahaya Monokromator Sampel Detektor

Page 30: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Amplifier Pembaca / Recorder

Penerapan spektrofotometrik

Hukum Beer : Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan

konsentrasi sutu spesies penyerap dalam larutan.

Hukum Bouguer (Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen

dalam lapisan-lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik

yang memasuki lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain.

Dengan semuanya yang lain sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan

panjang jalan yang melewati medium.

Gabungan Hukum Bouguer-Beer, sering di tuliskan sebagai

A = abc atau A = εbc

Dengan

A = absorbans

ε = absorpsivitas molar (jika konsentrasi dalam molar) dengan satuan M-1cm-1

a = absorpsivitas (jika konsentrasi dalam %b/v) dituliskan E1%1cm

b = panjang jalan/kuvet

c = konsentrasi ( dalam molar atau %b/v)

Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam bentuk A (absorbansi)

Maka,

A = - log (%T)

A = log (Po/P),

Po adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan melewati sampel.

http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/spektrofotometer/

Page 31: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada

mudahnya promosi electron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi

untuk promosi electron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.

Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang

gelombang yang lebih panjang. Senyawa akan menyerap cahaya dalam daerah tampak

yakni ( senyawa bewarna ) mempunyai eektron yang lebih mudah dipromosikan

daripada senyawa yang meyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek.

( Fessenden, 1986 )

Pada kenyataannya, spectrum UV-Visible yang merupakan korelasi antara

absorbansi ( sebagai ordinat ) dan panjang gelombang ( sebagai absis) bukan

merupakan merupakan suatu pita spectrum. Terbentuknya pita spectrum UV-Vis

tersebut disebabkan oleh terjadinya ekesitasi elektronik lebih dari satu macam pada

gugus molekul yang sagat kompleks.( Ibnu ghalib gandjar dan Abdul, R. 2007 )

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat -alat

- Spektrofotometer UV

- Labu Takar 25 ml

- Timbangan analitis

- Pipet Volume 10 ml

- Hot Plate

- Pipet tetes

Page 32: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Beaker glass 250 ml

3.2 Bahan - bahan

- n-heksan

- CPO

3.3 Prosedur Analisa

3.3.1 Persiapan Alat

A. Menghilangkan Alat

1. Hidupkan CPU dan monitor computer dengan cara menekan tombol “ power / ON

“. Tunggu beberapa saat samapai menu windows pada layer monitor.

2. Pada Task bar windows, klik ‘ Start ‘ untuk menampilkan menu start .

3. Gerakkan kursor melalui menu programs untuk menampilkan menu program.

4. Pilih aplikasi ‘ Scan ‘ dari menu - menu Cary Win UV ( dapat juga dilakukan

dengan memilih ikon aplikasi dalam folder Cary Win UV pada desktop ).

B. Melakukan Set Up Instrument

1. Klik ‘ Set Up ‘ atau pilih dari set up dari baris menu untukmenampilkan Set

Up dialog dan tentukan parameter metode untuk metode baru.

a) Cary Tab

- Tentukan batas panjang gelombang untuk scan dengan menuliskan

angka yang diinginkan pada kotak start / stop.

- Pada kotak Y made pilih ordinat dimana data yang dikumpulkan akan

dilampirkan.

Page 33: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Masukkan angka batas atas dan batas bawah pada kotak Y min dan Y

max untuk menentukan batas ordinat tampilan.

- Pastikan ‘ Cycle Mode ‘ tidak dipilih.

- Pilih ‘ Dual Beam ‘ pada ‘ Beam Mode ‘

- Pada group scan controls, pilih ‘ Simple ‘ dan klik tombol ‘ Scan

Speed ‘ atau pilih ‘ Advanced ‘ dan masukkan angka pada Avetime

dan data interval.

- Pada group Display options, pilih ‘ Individual Data ‘ untuk

menampilkan data untuk tiap sample pada satu kotak grafik.

b) Baseline Tab

- Pilih ‘ Baseline Correction ‘ untuk melakukan koreksi baseline pada

data sample koreksi akan dilakukan pada tiap titik sebelum

ditampilkan

c) Accessories 1 Tab

- Pastikan tidak ada pilihan pada tab ini

d) Accessories 2 Tab

- Pastikan tidak ada pilihan pada tab ini

e) Reports Tab

- Masukkan nama operator pada kotak name

- Masukkan komentar yang berhubungan dengan analisa pada kotak comment

- Tentukan bentuk laporan dengan melilih check box pada group options.

f) Auto Store Tab

- Pilih ‘ Storage on ‘ ( prompy at start )

g) Pilih ‘ Show Status Display ‘ pada tiap Tab atau dari menu view

Page 34: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

h) Setelah metode yang dibuat sesuai, klik ‘ Of ‘ untuk memastikan perubahan

yang telah dilakukan dan tutup set up dialog.

C. Melakukan Scan dengan Baseline Correction

Me-nol kan Instrument :

a) Klik ‘ Zero ‘ atau pilih zero dari menu command untuk me-nol kan system

mengatur baseline.

b) Untuk mengatur baseline :

1. klik ‘ baseline ‘ atau pilih baseline pada menu commands

2. ketika diminta, masukkan sample blanko kedalam tempat sample tekan

tombol ‘ OK ‘

Instrument akan melakukan scan baseline. Setelah selesai huruf,huruf ‘

baseline ‘ akan tampil dengan warna merah pada kotak status ordinat,

menandakan telah yang di scan dan tekan ‘ OK ‘. Scan run akan memulai dan

garis terkoreksi akan tampil didaerah grafik.Pada akhir scan run, software cary

akan menampilkan hasil seraca run. berada pada metode baseline correction

dan telah mempunyai file baseline yang digunakan untuk bereaksi.

Memulai Scan Run :

3. Klik tombol ‘ start ‘ aplikasi untuk memulai pengumpulan data ( start juga

dapat dipilih melalui menu command ).

Menentukan nama file untuk data dan nama sample :

4. Untuk menentukan nama file :

a) Ketika ‘ start ‘ ditekan, dialog windows save as akan tampil. Ketik

nama yang sesuai untuk scan yang dilakukan dan tekan ‘ save ‘.

b) Dialog sample name akan tampil, ketik nama yang sesuai untuk sample

Page 35: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

3.3.2 Persiapan Sample

Sampel yang diperlukan untuk analisa DOBI dan β - Karoten adalah sampel

CPO. Sebelum dilakukan analisa sampel maka terlebih dahulu dipersiapkan dengan

caa pemansan sampel CPO diatas hot plate agar CPO yang menggumpal atau fase

padatnya mencair dan homogen sehingga mudah dalam melakukan penimbangan dan

diperoleh hasil yang maksimum.

3.3.3 Penentuan α maksimum DOBI dan β - karoten pada range visible.

- Dimasukkan beberapa larutan blanko ( pelarut organic misaln

- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil ya n-heksan ) dalam

masing - masing kuvet.

- Diukur Absorbansi pada α 446 nm dan 269 nm

- Diambil nilai Absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang

terbesar sebagai tempat sampel.

- Ditimbang 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml

- Dilarutkan dengan sedikit n-heksan, encerkan hingga tanda tera,homogenkan

- Diukur Absorbansi pada λ 420 nm dan 470 nm dengan cell 1 cm

3.3.4 Penentuan λ maksimum DOBI dan β-Karoten pada range UV

- Dimasukkan beberpa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n- heksan )

dalam masing - masing kuvet.

- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil

- Diukur Absorbansi pada λ 257 nm dan 275 nm

Page 36: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Diambil nilai Absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang

terbesar sebagai tempat sampel

- Ditimbang 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml

- Dilarutkan dengan sedikit n-heksan, encerkan hingga tanda tera, homogenkan

- Diukur Absorbansi pada λ 269 nm dan 446 dengan cell 1 cm

3.3.5 Penentuan DOBI dalam CPO

- Dimasukkan beberpa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n- heksan )

dalam masing - masing kuvet.

- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil

- Diukur Absorbansi pada λ 269 nm dan 446 nm

- Diambil nilai Absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang

terbesar sebagai tempat sampel

- Ditimbang 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml

- Dilarutkan dengan sedikit n-heksan, encerkan hingga tanda tera, homogenkan

- Dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada λ 446 nm dan 269

nm

3.3.6 Penentuan β - karoten dalam CPO

- Dimasukkan beberapa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n-heksan

dalam masing - masing kuvet

- Dihidupkan alat spektrofometer dan dibiarkan stabil

- Diukur absorbansi pada λ 269 nm dan 446 nm

Page 37: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Diambil nilai absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang

terbesar sebagai temapat sampel

- Ditimbang masing - masing 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml

- Dilarutkan dengan n-heksan sampai garis batas

- Dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada λ 446 nm

3.3.7 Penentuan DOBI dan β - karoten dalam CPO

- Dimasukkan beberapa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n-heksan )

dalam masing-masing kuvet

- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil

- Diukur absorbansin pada 269 nm dan 446 nm

- Diambil nilai absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang

terbesar sebagai tempat sampel

- Ditimbang masing-masing 0,2 g CPO dalam labu takar 25 ml

- Dilarutkan dengan n-heksan sampai garis batas

- Dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada 446 nm dan 269 nm.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 38: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

4.1 Hasil

4.1.1 Data Percobaan

Tabel 5. Data hasil perhitungan analisa DOBI dalam CPO

Berat Sampel (gr)

Absorbansi Pada λ 446 nm

Absorbansi pada λ 269 nm DOBI

0.1029 0.569 0.234 2.43 0.103 0.567 0.231 2.45

0.1034 0.602 0.221 2.72 0.1047 0.601 0.225 2.67 0.1047 0.599 0.232 2.58 0.1052 0.595 0.234 2.54 0.1058 0.597 0.236 2.53 0.107 0.602 0.223 2.7

0.1073 0.599 0.247 2.42 0.1088 0.602 0.227 2.65 0.11 0.655 0.235 2.79

0.1111 0.569 0.231 2.46 0.1122 0.601 0.245 2.45 0.1133 0.654 0.238 2.74 0.1133 0.589 0.279 2.11 0.1135 0.655 0.244 2.68 0.1141 0.645 0.246 2.66 0.1146 0.589 0.245 2.4 0.1208 0.579 0.269 2.15 0.1359 0.709 0.309 2.29

Tabel 6. Data hasil perhitungan analisa β-karoten dalam CPO

Berat Sampel (gr)

Absorbansi Pada λ 446 nm β-Karoten

0.1052 0.595 542.06 0.1359 0.709 499.53 0.1058 0.597 540.29 0.1073 0.599 534.52

Page 39: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

0.1141 0.645 548.82 0.1135 0.655 552.56 0.1122 0.601 512.88 0.1146 0.589 492.11 0.1034 0.602 557.46 0.1047 0.601 549.62 0.107 0.602 538.7

0.1133 0.654 552.69 0.1088 0.602 529.79 0.1111 0.569 490.38 0.1133 0.589 497.76 0.11 0.655 570.14

0.1029 0.569 529.46 0.1208 0.579 458.93 0.1047 0.599 547.79 0.103 0.567 527.08

Tabel 7. Data hasil perhitungan hubungan analisa DOBI dan β-karoten dalam CPO

Berat Sampel (gr)

Absorbansi Pada λ 446 nm

Absorbansi pada λ 269 nm DOBI β-Karoten

0.1029 0.569 0.234 2.43 529.46 0.103 0.567 0.231 2.45 527.08

0.1034 0.602 0.221 2.72 557.46 0.1047 0.601 0.225 2.67 549.62 0.1047 0.599 0.232 2.58 547.79 0.1052 0.595 0.234 2.54 542.06 0.1058 0.597 0.236 2.53 540.29 0.107 0.602 0.223 2.7 538.7

0.1073 0.599 0.247 2.42 534.52 0.1088 0.602 0.227 2.65 529.79 0.11 0.655 0.235 2.79 570.14

0.1111 0.569 0.231 2.46 490.38 0.1122 0.601 0.245 2.45 512.88 0.1133 0.654 0.238 2.74 552.69 0.1133 0.589 0.279 2.11 497.76 0.1135 0.655 0.244 2.68 552.56 0.1141 0.645 0.246 2.66 548.82 0.1146 0.589 0.245 2.4 492.11 0.1208 0.579 0.269 2.15 458.93 0.1359 0.709 0.309 2.29 499.53

4.1.2 Perhitungan

Page 40: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Untuk analisa DOBI dalam CPO perhitungannya adalah :

Absorbansi pada λ 446 nm

DOBI =

Absorbansi pada λ 269 nm

DOBI1 + DOBI2 + DOBI3

DOBI =

3

Keterangan :

DOBI : DOBI rata-rata

λ : Panjang Gelombang

Contoh Perhitungan :

0,709

DOBI =

0,309

= 2,29

2,29 + 2,54 + 2,53

DOBI =

3

= 5,25

Untuk analisa β-karoten dalam CPO perhitungannya adalah :

Page 41: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

383 x A .λ 446

β-karoten = x Volume.labu takar

berat sampel

Keterangan :

A : Absorbansi

V.labu takar : 0,25

Contoh perhitungan :

383 x 0,595

β-karoten = x 0,25

0,1052

= 542,06 ppm

4.2 Pembahasan

Untuk menganalisa DOBI and β – karoten dilakukan dengan menggunakan

metode spektrofotometri UV-Visible dengan panjang gelombang range visible dan

Page 42: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

range UV, dimana DOBI adalah perbandingan absorbansi pada rane visible dan

absorbansi pada range UV,sedangkan β – karoten adalah pigmen fotosintesis bewarna

orange yang penting untuk fotosintesis. Penentuan pajang gelombang maksimum pada

range visible dan UV dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang

gelombang 420 nm sampai dengan 470 nm dan 256 nm sampai dengan 270 nm.

Setelah dilakukan pengukuran (kalibrasi) maka diperoleh panjang gelombang

maksimum pada range visible dan UV adalah 446 nm dan 269 nm.

DOBI and β – karoten ditentukan untuk memenuhi standart mutu CPO yang

baik. Karena semakin tinggi DOBI and β – karoten maka semakin baik kualitas CPO,

sehingga daya jual CPO semakin tinggi. Berdasarkan analisa percobaan yang

dilakukan bahwasannya nilai DOBI and β – karoten Memenuhi syarat standart mutu

PORAM yaitu (1,4 min) untuk DOBI dan (500-700 ppm) β-karoten .

Pada perhitungan analisa percobaan selanjutnya didapat harga β – karoten

tidak memenuhi syarat standart mutu PORAM. Hal ini disebabkan karena salah satu

syarat minyak dengan mutu yang tinggi memiliki warna yang tidak pucat dimana

pemucatan dilakukan dengan menggunakan adsorben dan dengan suhu yang

tinggi.Tujuan pemucatan yaitu meghilangkan warna yang kurang disukai dalam

minyak maka karoten yang berfungsi sebagai pigmen sebagai minyak akan diserap

oleh adsorben dan dilakukannya pemucatan pada suhu yang tinggi juga akan

mengurangi kadar karoten dalam minyak karena karoten memiliki sifat yang tidak

stabil pada suhu tinggi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 43: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

5.1 Kesimpulan

- Dari analisa diperoleh kadar β-karoten dalam CPO adalah :

CPO 1 : 499,06 ppm

CPO 2 : 542,06 ppm

CPO 3 : 540,20 ppm

- Dari analisa diperoleh kadar rata-rata DOBI dalam CPO yaitu : 2,52

- Pada range visible dan UV panjang gelombang maksimumdengan

menggunakan pelarut n-heksan adalah 269 nm dan 446 nm

- Adanya karoten dalam CPO sangat mempengaruhi mutu minyak ,dimana

minyak dikatakan baik atau memenuhi standart mutu yaitu apabila minyak

tersebut mengandung β-karoten 500-700 ppm sesuai dengan standart mutu

PORAM.

- Hubungan analisa DOBI dan β-karoten sangat mempengaruhi kualitas CPO

dimana semakin tinggi DOBI dan β-karoten maka daya jual CPO semakin

tinggi dan sebaliknya apabila DOBI dan β-karoten rendah maka daya jual CPO

semakin menurun.

5.2 Saran

Page 44: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

- Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap α, γ karoten dalam CPO

dan pada sampel lainnya.

- Diharapkan penentuan DOBI dan β-karoten dilakukan dengan menggunakan

pelarut dan sampel yang sama tetapi menggunakan metode lain.

- Diharapkan agar penentuan DOBI dan β-karoten dilakukan dengan

menggunakan pelarut yang berbeda sehingga dapat diketahui panjang

gelombang maksimum pada range visible dan UV

- Selama melakukan analisa perlu dihindari kesalahan dalam pengukuran secara

spektrofotometri sehingga sampel yang dianalisa mendapatkan hasil yang

akurat.

Page 45: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1986. Kimia Organik. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta : Erlangga

http:// www.id.wikipedia.org/wiki/karoten. 20 Maret 2009

hhtp://www.deptan.go.id/buletin/infomutu. 15 April 2009

http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/spektrofotometer/

Ibnu Gholib Gandjar dan Abdul,R. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :

Penerbit Pustaka Pelajar.

Jack,E. 1982. Organic Chemistry An Introduction. New Jersey : Prentice Hall.

Ketaren,S. 1986. Pengantar Tekhnologi Minyak dan Pangan. Jakarta : Penerbit

Universitas Indonesia Press.

Khopkar,S..M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia Press.

Tim Penulis PS. 1998. Kelapa Sawit Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek

Pemasaran. Jakarta : Penerbit Swadaya.

Winarno,FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit Gramedia.

Page 46: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Page 47: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Tabel 8. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of

BLechability Index) dan β-karoten Pada Range Visible

Panjang Gelombang λ 446 nm Absorbansi Panjang Gelombang λ 446

nm Absorbansi

420 0,502 446 0,678 421 0,515 447 0,676 422 0,518 448 0,665 423 0,522 449 0,657 424 0,526 450 0,649 425 0,530 451 0,639 426 0,533 452 0,629 427 0,539 453 0,620 428 0,545 454 0,612 429 0,552 455 0,610 430 0,560 456 0,594 431 0,570 457 0,586 432 0,579 458 0,579 433 0,590 459 0,575 434 0,600 460 0,573 435 0,613 461 0,572 436 0,624 462 0,571 437 0,635 463 0,572 438 0,646 464 0,575 439 0,656 465 0,578 440 0,664 466 0,581 441 0,670 467 0,584 442 0,674 468 0,586 443 0,675 469 0,588 444 0,676 470 0,587

Page 48: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Grafik 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of

Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range Visible

Page 49: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Tabel 9. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of

Bleachability Index) dan β-karoten Pada Range UV

Panjang Gelombang λ 269 Absorbansi 257 0,183 258 0,185 259 0,183 260 0,173 261 0,172 262 0,172 263 0,175 264 0,173 265 0,173 266 0,174 267 0,179 268 0,181 269 0,191 270 0,187 271 0,174 272 0,172 273 0,173 274 0,173 275 0,177

Page 50: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Page 51: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Grafik 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of

Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range UV

Page 52: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Grafik 3. Penentuan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index) Dalam

CPO ( Crude Palm Oil )

K adar DOB I (Deteration Of B leac hability Index) dalam C P O

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

DOBI

2.43

2.45

2.72

2.67

2.58

2.54

2.53 2.

72.42

2.65

2.79

2.46

2.45

2.74

2.11

2.68

2.66 2.

42.15

B erat S ampel(gr)

ad

Page 53: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Grafik 4. Penentuan Analisa β-karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil

Page 54: DOBI vs B-Carotene

Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.

Grafik 5. Hubungan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index)

dan β-karoten Dalam CPO (Crude Palm Oil)

Hubung an Analis a DOB I deng an β-karoten dalam C P O

450

470

490

510

530

550

570

590

DOB I 2.43 2.45 2.72 2.67 2.58 2.54 2.53 2.7 2.42 2.65 2.79 2.46 2.45 2.74

β-K aroten