perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id...

143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA (Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada Materi Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 ) TESIS Oleh : FAJAR SUHARTANTO S830908013 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU

DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

(Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada Materi

Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 )

TESIS

Oleh :

FAJAR SUHARTANTO

S830908013

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION MENGGUNAKAN

LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU

DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

( Studi Kasus Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada

Materi Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 )

TESIS

Oleh :

FAJAR SUHARTANTO

S830908013

PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION MENGGUNAKAN

LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU

DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

( Studi Kasus Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada

Materi Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 )

TESIS

Oleh :

FAJAR SUHARTANTO

S830908013

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU

DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

(Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada Materi

Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama : Kimia

Oleh :

Fajar Suhartanto

S830908013

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU

DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

(Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada Materi

Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 )

Disusun oleh :

Fajar Suhartanto

S830908013

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I : Prof. Dr. Ashadi ________________ __________

NIP. 19510102 197501 1 001

Pembimbing II : Drs. Haryono, M.Pd _________________ __________

NIP. 19520423 197603 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681174 199403 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL DITINJAU

DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

(Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Tangerang pada Materi

Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010 )

TESIS

Oleh :

Fajar Suhartanto

S830908013

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Dr. M. Masykuri, M.Si. .………………………

Sekretaris : Dr. rer. nat. Sri Mulyani, M.Si . ……………………...

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Ashadi ……………………….

2. Drs. Haryono, M.Pd ……………………….

Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada tanggal ..................... 2012

Surakarta, ………………….

Mengetahui Ketua Program Studi Pend. Sains

Direktur PPs UNS

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS Dr. M. Masykuri,M.Si.

NIP. 19610717 198601 1 001 NIP. 19681174 199403 1 001

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan yang sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : ” PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR

MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL

DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. (Siswa Kelas XI SMU Negeri 9

Tangerang pada Materi Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010)” ini

adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat

karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan

Sains PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang

diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Sains PPs UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan

sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Juli 2012

Fajar Suhartanto

S830908013

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan petunjuk, kemudahan dan karunia sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul PEMBELAJARAN

TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN

VIRTUAL DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) Dan

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. (Siswa Kelas XI SMU Negeri 9

Tangerang pada Materi Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010)

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan tesis ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan

terimakasih kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kesempatan untuk belajar pada Program Pascasarjana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah berkenan memberikan fasilitas dalam menempuh pendidikan pada

Program Pascasarjana.

3. Dr. M. Masykuri, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan arahan selama penulis menyelesaikan pendidikan.

4. Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing pertama yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

5. Drs. Haryono, M.Pd. selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

6. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.

7. Semua karyawan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan demi kelancaran tugas-tugas penulis.

8. Kepala Sekolah SMA N 9 Tangerang yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk mengadakan penelitian.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

9. Ibu Ritati, S.Pd selaku Guru Kimia SMA N 9 Tangerang atas bantuan dan

masukannya selama pengambilan data.

10. Siswa Kelas XI-2 dan XI-3 SMA 9 Tangerang atas kerjasama yang telah

diberikan saat pengambilan data.

11. Orangtuaku dan kakakku, yang telah memberikan dorongan, kasih sayang

yang tulus dan doanya selama proses penyusunan tesis.

12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Sains Program Pascasarjana atas kerja

sama dan kekompakannya.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang lebih

baik di sisi Allah SWT.

Karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dalam penelitian ini. Akhirnya,

semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya

pendidikan kimia.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN ........................................................................................ ii

PENGESAHAN ......................................................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

ABSTRAK .................................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 8

D. Perumusan Masalah.................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 13

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran.............................................................. 13

2. Pengertian Belajar ................................................................ 17

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

3. Laboratorium ......................................................................... 25

4. Emotional Quotient ............................................................... 30

5. Kemandirian Belajar ............................................................. 38

6. Prestasi Belajar ...................................................................... 41

10. Penentuan ΔH Reaksi .......................................................... 46

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 59

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 61

D. Hipotesis ................................................................................... 68

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 69

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 69

B. Metode Penelitian ..................................................................... 69

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 71

D. Variabel Penelitian ................................................................... 71

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 73

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 74

G. Uji Coba Instrumen ................................................................. 75

H. Teknik Analisa Data ............................................................... 85

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................. 90

A. Deskripsi Data ........................................................................... 90

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 94

C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 100

D. Pembahasan ............................................................................... 107

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 122

A. Kesimpulan ............................................................................... 122

B. Implikasi .................................................................................... 124

C. Saran .......................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 127

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

halaman

1. Nilai Rata-Rata Ulangan mid Semester 1 Mata Pelajaran kimia SMA

Negeri 9 Tangerang Tahun Pelajaran 2008/2009 .................................. 3.

2. Tahap Penelitian ..................................................................................... 69

3. Rancangan Penelitian ............................................................................. 70

4. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif ............... 76

5. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif .......... 77

6. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif .......... 77

7. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif .. 78

8. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian EQ dan

Kemandirian belajar .............................................................................. 80

9. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian EQ dan

Kemandirian belajar .............................................................................. 81

10. Skor Penilaian Afektif ............................................................................ 82

11. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif................. 83

12. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen penilaian Afektif ............ 84

13. Jumlah Siswa yang Mempunyai Kemandirian Belajar. ......................... 91

14. Jumlah Siswa yang Mempunyai EQ Tinggi dan Rendah ...................... 91

15. Distribisi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Kelas Lab. Virtuil dan

Lab. Riil ................................................................................................ 92

16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas Lab. Virtuil dan

Lab. Riil ................................................................................................. 93

17. Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Belajar Kognitif ................... 100

18. Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Belajar Afektif ..................... 102

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

halaman

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mengajar ............................ 18

2. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Kognitif Kelas Lab.

Virtuil dan Lab. Riil .............................................................................. 92

3. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Afektif Kelas Lab. Virtuil dan

Lab. Riil ................................................................................................ 93

4. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif ............................................... 95

5. Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif. ................................................ 96

6. Uji Homoginitas Metode Terhadap Prestasi Belajar Kognitif .............. 97

7. Uji Homoginitas Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Kognitif ................................................................................................. 97

8. Uji Homoginitas EQ Terhadap Prestasi Belajar Kognitif ..................... 98

9. Uji Homoginitas Metode Terhadap Prestasi Belajar Afektif ................ 98

10. Uji Homoginitas Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Afektif .................................................................................................. 99

11. Uji Homoginitas EQ Terhadap Prestasi Belajar Afektif ....................... 99

12. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Metode Terhadap Prestasi

Belajar Kognitif .................................................................................... 104

13. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Kognitif ....................................................................... 104

14. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh EQ Terhadap Prestasi Belajar

Kognitif ................................................................................................. 105

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

15. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Metode Terhadap Prestasi

Belajar Afektif ...................................................................................... 105

16. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Afektif .......................................................................... 106

17. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh EQ Terhadap Prestasi Belajar

Afektif ................................................................................................... 106

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Silabus dan Sistem Penilaian ................................................................ 130

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 134

3. Kisi-kisi Instrumen Kognitif . ................................................................ 145

4. Instrument Penilaian Kognitif ............................................................... 146

5. Kunci Jawaban Soal-Soal Kognitif ....................................................... 156

6. Lembar Jawaban ................................................................................... 157

7. Indikator Emotional Quotien (EQ) ....................................................... 158

8. Angket Emotional Quotien (EQ) ......................................................... 159

9. Indikator Kemandirian Belajar .............................................................. 162

10. Angket Kemandirian belajar ................................................................. 163

11. Indikator Penilaian Angket Afektif ....................................................... 166

12. Instrumen Penilaian Afektif .................................................................. 167

13. Kriteria Skor Psikomotorik .................................................................. 171

14. Lembar Penilaian Observasi Kinerja .................................................... 175

15. Lembar Kegiatan Siswa ....................................................................... 177

18. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda danTaraf Kesukaran Soal

Kognitif ................................................................................................ 179

16. Uji Validitas dan Reliabilitas Afektif..................................................... 181

17. Uji Validitas dan Reliabilitas Emotional Quotien (EQ) ........................ 183

18. Uji Validitas dan Reliabilitas Kemandirian Belajar .............................. 186

19. Data Induk Penelitian ............................................................................ 189

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

20. Daftar nama siswa SMA Negeri 9 Tangerang ...................................... 191

21. Uji Kesamaan Rerata ............................................................................ 193

22. Uji Normalitas ........................................................................................ 196

23. Uji Homogenitas .................................................................................... 199

24. Analisis Variansi Tiga Jalan ................................................................. 205

25. Uji Lanjut Pasca Anava ......................................................................... 211

26. Deskripsi Media .................................................................................... 214

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Fajar Suhartanto. S830908013. 2012. Pembelajaran Terstruktur Menggunakan

Laboratorium Riil dan Virtuil Ditinjau dari Emotional Quotient (EQ) dan

Kemandirian Belajar Siswa. (Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Tangerang pada

Materi Penentuan ΔH Reaksi Tahun Ajaran 2009/2010). TESIS. Pembimbing I :

Prof. Dr. H. Ashadi, Pembimbing II : Drs. Haryono, M.Pd. Program Studi

Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh penggunaan model

pembelajaran terstruktur Laboratorium Riil, Laboratorium Virtuil, Emotional

Quotient, Kemandirian Belajar dan interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2009 sampai dengan Maret

2012, Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, populasi adalah siswa kelas

XI SMA Negeri 9 Tangerang. Sampel diambil dengan sistem simple cluster

random sampling dari 4 kelas ilmu alam diambil 2 kelas sebagai sampel. Satu

kelas eksperimen pertama menggunakan model pembelajaran terstruktur

Laboratorium Riil dan satu kelas eksperimen kedua menggunakan model

pembelajaran terstruktur laboratorium virtual. Data Emotional Quotient,

Kemandirian Belajar dan prestasi belajar afektif dikumpulkan dengan metode

angket, prestasi belajar kognitif dikumpulkan dengan metode test. Data

psikomotor dikumpulkan dengan observasi. Data dianalisis dengan Anova tiga

jalan sel tak sama dengan desain faktorial 2X2X2 dengan menggunakan bantuan

Minitab 15.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh penggunaan

model pembelajaran terstruktur laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap

prestasi, (2) terdapat pengaruh Emotional Quotient (EQ) tinggi dan rendah

terhadap prestasi, (3) terdapat pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah

terhadap prestasi, (4) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan

Emotional Quotien (EQ) terhadap prestasi (5) tidak terdapat interaksi antara

model pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap prestasi, (6) tidak

terdapat interaksi Emotional Quotient (EQ) siswa dengan kemandirian belajar

terhadap prestasi, (7) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan

Emotional Quotient (EQ) dan kemandirian belajar terhadap prestasi.

Kata kunci : model pembelajaran terstruktur, laboratorium riil, laboratorium

virtuil, Emotional Quotient (EQ), kemandirian belajar, prestasi belajar dan ΔH

Reaksi

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Fajar Suhartanto. S830908013. 2012. Learning Direct Instruction Using

Laboratory Real and Virtuil is reviewed from the Emotional Quotient (EQ)

and Self-Regulated Learning. (A Senior High School 9 Tangerang Students in

Grades XI on Material Determination ΔH reaction Academic Year

2009/2010). TESIS. Thesis advisor : 1) Prof. Dr. H. Ashadi, 2) Drs. Haryono,

M.Pd. Science Education Studies Program, Post-Graduate of the Sebelas Maret

University, Surakarta.

ABSTRACT

The aims of this study is to determine: the influence of the use of learning

model direct instruction Laboratory Real, Laboratory Virtuil,

Emotional Quotient, Self-Regulated Learning and its interaction toward student

learning achievement.

The study was conducted from May 2009 until March 2012, this study is a

research experiment, a class XI student population is 9 SMA Tangerang. Sample

were taken with the system simple random cluster sampling from four classes of

natural science as a sample taken two classes. One class of the first experiments

using the learning model of direct instruction on laboratory Real and of the second

class of experiments using learning model of direct instruction on laboratory

virtual. Emotional Quotient, Self-Regulated Learning and affective learning

achievement data is collected by the questionnaire method, cognitive learning

achievement were collected with a test methods. Psychomotor Data collected by

observation. Data were analyzed with a three-way ANOVA with unequal cell

2x2x2 factorial design with the help of Minitab 15.

The results showed that: (1) There is an effect of the model

direct instruction using the real laboratory and laboratory virtuil toward

achievement, (2) there is an effect of Emotional Quotient (EQ) of high and low

toward achievement, (3) there is an effect of Self-Regulated Learning of high and

low toward achievement, (4) there is no interaction between the learning model

with Emotional Quotien (EQ) toward achievement (5) there is no interaction

between the model of learning with Self-Regulated Learning study toward

achievement, (6) there is no interaction of Emotional Quotient (EQ) of students

with Self-Regulated Learning towards achievement, (7) there is no interaction

between the learning model with the Emotional Quotient (EQ) and Self-Regulated

Learning towards achievement.

Key words: learning models, direct instruction, the real laboratory, a laboratory

virtuil, Emotional Quotient (EQ), Self-Regulated Learning, learning achievement

and ΔH Reaction

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai proses belajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh

potensi yang ada pada diri siswa secara optimal baik kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Pendidikan formal di sekolah-sekolah sampai saat ini tetap sebagai

lembaga pendidikan utama yang merupakan pusat pengembangan sumber daya

manusia (SDM) dengan didukung oleh pendidikan keluarga dan masyarakat. Salah

satu masalah pembelajaran di sekolah-sekolah Indonesia adalah banyaknya siswa

yang memperoleh prestasi belajar yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa mutu

pendidikan masih rendah. Berbagai upaya secara terus menerus dilakukan

pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah

dengan memperbaiki kurikulum. Kurikulum yang dipakai saat ini adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Departemen Pendidikan Nasional dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) telah menetapkan karangka dasar, standar kompetensi lulusan,

standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran untuk setiap satuan

pendidikan. Sedangkan pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan

sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah

koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. Kurikulum baru ini tetap

memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Prinsip pengembangan

KTSP adalah : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2. Beragam dan terpadu; 3. Tanggap

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4. Relevan dengan

kebutuhan kehidupan; 5. Menyeluruh dan berkesinambungan; 6. Belajar sepanjang

hayat; 7. Dan seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan

daerah.(BSNP-Standar Isi, 2006 : 4)

Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) mempunyai peran besar

dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dunia pendidikan di

Indonesia, diharapkan dapat melahirkan lulusan yang cakap dalam IPA dan dapat

menumbuhkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, inisiatif, dan bersifat

adaptif terhadap perubahan.

Adapun tujuan mata pelajaran IPA di SMA yang telah dicanangkan oleh

Badan Standarisasi Nasional Pendidikan agar peserta didik mempunyai kemampuan

meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,

keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya serta mengembangkan pemahaman

tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tahap selanjutnya yaitu melakukan

inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak

ilmiah secara berkomunikasi sehingga rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang selanjutnya. (Depdiknas, 2006: 2)

Kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang pada hakekatnya

merupakan pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan produk hasil

penelitian yang dilakukan para ahli, sehingga untuk kemudian perkembangan kimia

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

diarahkan pada produk ilmiah, metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa

dan akhirnya bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa. Salah satu materi

kimia yang diajarkan siswa kelas XI-Ilmu Alam adalah penentuan ΔH reaksi.

Karakteristik dari materi penentuan ΔH reaksi yaitu dengan serangkaian kegiatan

laboratorium melalui praktikum sesuai dengan standar kompetensi untuk bisa

memahami konsep yang ada dan menyelesaikan soal-soal hitungan dalam

penentuan ΔH reaksi. Tetapi kenyataan di lapangan proses pembelajarannya hanya

mengarah pada pemahaman konsep secara verbal (menghafal ), sehingga prestasi

belajar siswa untuk pelajaran kimia masih relatif rendah, seperti halnya yang terjadi

di SMA Negeri 9 Tangerang. Dari data nilai rata-rata ulangan mid semester satu

mata pelajaran kimia pada tahun 2008/2009, diperoleh hasil yang disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Mid Semester 1 Mata Pelajaran Kimia SMA Negeri 9 Tangerang

Tahun Pelajaran 2008/2009

Nilai Kelas

Jumlah XI-IA1 XI-IA2 XI-IA3 XI-IA4

Rata-rata Mid Semester 59,40 61,56 48,95 51,87 55,45

> KKM (%) 39,3 43,7 34,5 37,8 38,83

< KKM (%) 60,7 56,3 65,5 62,2 61,18

Sumber : Daftar nilai siswa kelas XI SMA Negeri 9 Tangerang

Rendahnya prestasi belajar kimia sering kali dianggap sebagai salah satu

pelajaran yang tergolong sulit, hal tersebut disebabkan karena proses belajar

mengajar siswa tidak ikut terlibat secara aktif dala m proses belajar

mengajar tersebut. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam proses

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

belajar mengajar adalah siswa kurang aktif dikelas, cenderung tidak pernah

mengajukan pertanyaannya dalam pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya, tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya.

Hendaknya, guru dapat menyajikan materi dengan baik dan siswa dilibatkan dalam

proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran oleh guru

sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan model pembelajaran

harus disesuaikan dengan topik yang dibahas karena tiap topik sifatnya berbeda-

beda

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 239-240) “Keberhasilan belajar

siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor

dari luar siswa (faktor eksternal)”. Model pembelajaran yang dipilih merupakan

salah satu faktor eksternal yang menunjang keberhasilan belajar siswa. Untuk itu

para guru, khususnya disini guru kimia harus mempunyai kreativitas dan inovasi

untuk mengembangkan metode mengajar dari model pembelajaran yang dipilih,

guna menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Model pembelajaran terstruktur memberikan suatu alternatif dalam

meningkatkan kemampuan daya tangkap dan daya serap siswa. Model pembelajaran

Terstruktur adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada guru (Arends,

1997:66). Jadi dalam melaksanakan model pembelajaran tersebut guru sebagai

pusatnya, namun demikian model ini lebih cocok diterapkan dalam kegiatan

laboratorium (praktikum) dikarenakan model pembelajaran terstruktur memberikan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

panduan secara bertahap dan terstruktur serta memberikan kemudahan bagi siswa

yang kemampuan berpikirnya masih rendah. Siswa yang berkemampuan masih

rendah secara perlahan dan bertahap diarahkan agar dapat mengikuti dan

menyelesaikan materi praktikum yang diberikan oleh guru supaya dapat mendekati

siswa yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi. Selain itu model pembelajaran

terstruktur melibatkan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan daya serap materi bagi siswa. Model pembelajaran

terstruktur akan lebih berarti apabila ditunjang dengan alat bantu atau media.

Kegiatan laboratorium merupakan pengalaman belajar yang direncanakan

agar siswa berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran dengan pengamatan gejala.

Menurut Hofstein dan Lunetta (1982 : 201) “The laboratory has been given a

central and distinctive role in science education, and science educators have

suggested that there are rich benefits in learning from using laboratory activities”.

Laboratorium memiliki peran sentral dan istimewa dalam pendidikan sains, dan

guru sains melihat banyak manfaat dalam pembelajaran sains dari kegiatan

laboratorium. Dewasa ini minat terhadap kegiatan laboratorium sebagai pusat

pembelajaran sains telah muncul kembali di sekolah-sekolah menengah. Kegiatan

laboratorium akan berlangsung dengan baik apabila ditunjang oleh sarana dan

prasarana laboratorium, namun fakta yang ada alat dan bahan laboratorium di

sekolah pada umumnya kurang atau bahkan tidak ada sama sekali.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Alat-alat dan bahan laboratorium di SMA Negeri 9 Tangerang ditinjau dari

kuantitas masih kurang. Setiap jenis percobaan kebanyakan hanya memiliki alat

lima unit, sehingga sulit untuk melaksanakan praktikum dengan 40 siswa tiap kelas.

Kurangnya alat dan bahan laboratorium sering disebabkan karena harga alat dan

bahan yang dirasa mahal. Permasalahan yang timbul seperti ini perlu dipecahkan,

salah satu cara untuk mengatasi yaitu dengan membuat laboratorium virtuil dengan

simulasi komputer yang bersifat interaktif dengan siswa yang dibuat hampir

menyerupai kegiatan laboratorium yang sebenarnya sehingga tetap mempunyai arti

ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Fasilitas laboratorium komputer ini

dimiliki oleh SMA Negeri 9 Tangerang sehingga memungkinkan untuk melakukan

praktikum melalui laboratorium virtual.

Selain penerapan model pembelajaran, prestasi belajar siswa juga

dipengaruhi oleh faktor internal, namun fakta dilapangan jarang sekali guru yang

memperhatikan faktor internal ini. Salah satu faktor internal yang kurang mendapat

perhatian guru adalah Emotional Quotien (EQ). Salovey dalam Goleman (2005: 57-

59) menuturkan, “Kecerdasan emosional meliputi kemampuan untuk mengenali

emosi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi diri dengan tepat,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan kemampuan untuk

membina hubungan dengan orang lain”. Mengutip dari Dameria, 2005, “Dalam

proses belajar mengajar siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan

lebih mampu menyelesaikan masalah dan rasa frustasi mereka, lebih mampu

berkonsentrasi dan bekerjasama baik dengan siswa lainnya maupun dengan guru”.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Setiap siswa memiliki kecerdasan emosional yang berbeda-beda yang berperan

penting dalam keberhasilan belajar dan menentukan prestasi belajar siswa.

Faktor internal yang tidak kalah penting dalam menentukan keberhasilan

belajar namun masih kurang mendapat perhatian guru yaitu kemandirian belajar.

Siswa adalah pelaku atau subyek belajar, maka dalam kegiatan belajar siswa

dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran,

kemauan dan motivasi dari dalam dirinya untuk melakukan usaha belajar. Belajar

merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan diri siswa dan bukan semata tekanan

guru maupun pihak lain. Dengan kemandirian ini diharapkan siswa dapat

memanfaatkan waktu di sekolah maupun di rumah, memanfaatkan buku,

perpustakaan dan media belajar lainnya. Adanya sikap kemandirian dalam diri

siswa maka tujuan belajar akan lebih mudah dicapai.

Berdasar uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang

model pembelajaran terstruktur menggunakan laboratorium riil dan virtual ditinjau

dari Emotional Quotient (EQ) dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi

belajar siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. Penelitian dilakukan pada

siswa kelas XI-Ilmu Alam semester I tahun pelajaran 2009/2010 di SMA Negeri 9

Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan pada materi pokok penentuan ΔH reaksi

sebagai berikut :

1. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dikelas masih relatif kurang

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Rendahnya prestasi belajar kimia sering kali dianggap sebagai salah satu

pelajaran yang tergolong sulit.

3. Proses pembelajaran masih didominasi dengan menggunakan pendekatan

konvensional dengan metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang menarik

dan menimbulkan suasana yang membosankan bagi siswa.

4. Pemilihan model pembelajaran yang belum tepat, perlu pemilihan model

pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi yang diajarkan agar dapat

meningkatkan prestasi belajar.

5. Kurangnya kreatifitas dan inovasi dari guru untuk menciptakan pembelajaran

yang menarik bagi siswa.

6. Sarana dan prasarana laboratorium belum lengkap sehingga belum bisa

dimanfaatkan dengan maksimal.

7. Jadwal penggunaan laboratorium yang masih dipakai bersama.

8. Kurangnya perhatian mengenai faktor internal siswa seperti Emotional Quotien

(EQ) yang kemungkinan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

9. Kurangnya perhatian mengenai kemandirian belajar siswa yang kemungkinan

mempengaruhi prestasi belajar siswa

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah , maka perlu

adanya pembatasan masalah agar penelitian mempunyai arah yang jelas dan

terfokus pada masalah yang diteliti. Pembatasan masalah penelitian ini dititik

beratkan pada :

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Subyek yang diteliti adalah siswa-siswi kelas XI-Ilmu Alam SMA Negeri 9

Tangerang Tahun 2009/2010.

2. Model pembelajaran yang dipakai adalah model pembelajaran terstruktur

dengan menggunakan laboratorium riil dan virtual.

3. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada materi

pokok penentuan ΔH reaksi.

4. Emotional Quotient (EQ) dan kemandirian belajar digolongkan menjadi tinggi

dan rendah.

5. Prestasi belajar pada penelitian ini meliputi aspek kognitif dan afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka

dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran terstruktur

menggunakan laboratorium riil dan virtual terhadap prestasi belajar kimia

materi pokok penentuan ΔH reaksi?

2. Apakah ada pengaruh Emotional Quotien (EQ) tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar kimia materi materi pokok penentuan ΔH reaksi?

3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran terstruktur menggunakan

laboratorium riil dan virtual dengan Emotional Quotien (EQ) terhadap prestasi

belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi?

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

5. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran terstruktur menggunakan

laboratorium riil dan virtual dengan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi

belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi?

6. Apakah ada interaksi antara Emotional Quotien (EQ) dengan kemandirian

belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH

reaksi?

7. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran terstruktur menggunakan

laboratorium riil dan virtual, Emotional Quotien (EQ) dan kemandirian belajar

siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran terstruktur menggunakan

laboratorium riil dan virtual terhadap prestasi belajar kimia materi pokok

penentuan ΔH reaksi.

2. Pengaruh Emotional Quotien (EQ) tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

kimia materi materi pokok penentuan ΔH reaksi.

3. Pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia

materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4. Interaksi antara model pembelajaran terstruktur menggunakan laboratorium riil

dan virtual dengan Emotional Quotien (EQ) terhadap prestasi belajar kimia

materi pokok penentuan ΔH reaksi.

5. Interaksi antara model pembelajaran terstruktur menggunakan laboratorium riil

dan virtual dengan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia

materi pokok penentuan ΔH reaksi.

6. Interaksi antara Emotional Quotien (EQ) dengan kemandirian belajar siswa

terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

7. Interaksi antara model pembelajaran terstruktur menggunakan laboratorium riil

dan virtual, Emotional Quotien (EQ) dan kemandirian belajar siswa terhadap

prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah untuk :

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan atau sebagai bahan pemikiran kepada guru maupun

tenaga kependidikan lainnya agar lebih cermat dalam menentukan model

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang disampaikan

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

b. Memberikan masukan bagi pendidik dalam pemilihan model pembelajaran,

bahwa perlu adanya inovasi metode dalam pembelajaran yang diharapkan

dapat memberikan efektifitas dalam pembelajaran.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Manfaat Teoritis :

a. Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan model

pembelajaran terstruktur dengan menggunakan laboratorium riil dan virtual.

b. Informasi sumbangan tentang Emotional Quotien (EQ) terhadap prestasi

belajar siswa.

c. Informasi sumbangan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran

Konsep pembelajaran adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20 pasal 1,

2003). Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pembentukan sikap serta mendapatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.

Untuk menerapkan proses pembelajaran, pendidik dapat mengakses berbagai

informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut tidak hanya berhenti pada tataran

konseptual, melainkan sampai ke penerapan model pembelajaran yang aplikatif,

baik dikelas maupun diluar kelas.

Model pembelajaran menurut Kardi dan Nur (2003) adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematika mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran mempunyai ciri-ciri

khusus yaitu : a. rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta dan

pengembangnya. b. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. c.

tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran tersebut dapat

dilaksanakan dengan baik. d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Model pembelajaran terstruktur merupakan suatu model pembelajaran yang

dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi

yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Menurut Arends (1997: 64) “... on

an approach to teaching that helps students learn basic skill and acquire

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

information that can be taught in a step fashion.” Model pembelajaran secara

terstruktur menitikberatkan pada suatu bentuk pembelajaran yang membantu siswa

mempelajari kemampuan dasar dan proses perolehan informasi yang diajarkan tahap

demi tahap.

Model pembelajaran terstruktur adalah salah satu model pembelajaran yang

memusat pada guru disajikan melalui lima tahap, yaitu : a. set introduction,

menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, b. demonstration

mendemonstrasikan pengetahuan, c. guided practice, pemberian latihan terbimbing,

d. feed back, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik dan e. extended,

memberikan perluasan latihan mandiri ( Arends, 1997 : 66 ). Pembelajaran

terstruktur secara sistematis menuntun dan membantu siswa melalui langkah-

langkah atau tahapan-tahapan tertentu, dan selanjutnya siswa aktif bekerja sendiri

dengan adanya kegiatan latihan terbimbing dan latihan mandiri. Ini berarti siswa

akan mendapatkan informasi yang jelas dalam mempelajari suatu materi pelajaran.

Menurut Carrin (1993: 82) model pembelajaran terstruktur secara sistematis

menuntun dan membantu siswa untuk melihat hasil belajar dari masing-masing

siswa tahap demi tahap. Sedangkan menurut Kardi (1997: 3) pembelajaran

terstruktur dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan dan kerja kelompok.

Model pembelajaran ini digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang

ditransformasikan secara terstruktur oleh guru kepada siswa, penyusunan waktu

yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran seefisien mungkin. Sehingga

dalam proses pembelajaran guru dapat menyesuaikan dengan tepat waktu yang

digunakan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Pembelajaran terstruktur ini sesuai untuk pembelajaran penentuan ΔH reaksi

yang memberikan panduan secara bertahap dan terstruktur yang memberikan

kemudahan bagi siswa dengan tingkat berpikirnya masih rendah secara berlahan

dan bertahap diarahkan untuk mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

Pelaksanaan pembelajaran terstruktur di kelas dapat dilakukan menurut syntak atau

langkah-langkah berikut seperti tertera dalam tabel 2.

Tabel 2.1 Syntax Pembelajaran Terstruktur.

Phase Kegiatan Guru

Phase 1.

Menetapkan tujuan dan

menetapkan set

Menjelaskan standar kompetensi, kompetensi

dasar, pengalaman belajar serta memberikan

informasi latar belakang dan menjelaskan mengapa

pelajaran tersebut penting. Membuat siswa siap

untuk belajar.

Phase 2.

Memperagakan

pengetahuan atau

keterampilan

Guru mendemonstrasikan keterampilan secara

benar atau menyampaikan informasi tahap demi

tahap.

Phase 3.

Memberikan latihan-

latihan terbimbing.

Memberikan suatu latihan-latihan awal.

Phase 4.

Meninjau kembali atau

mengecek pemahaman

dan memberikan balikan.

Mengoreksi hasil praktikum siswa dan memberi

balikan

Phase 5.

Memberikan latihan

lanjut dan transfer belajar.

Menyusun suatu kondisi untuk latihan lebih lanjut

dengan memperhatikan transfer terhadap masalah

yang kompleks dan kehidupan riil.

Menurut Joice, Weil dan Calhaun (2000: 338) dalam pembelajaran

terstruktur mempunyai ciri-ciri diantaranya adalah pembelajaran menitikberatkan

pada tingkat prestasi belajar yang tinggi, adanya arahan dan bimbingan guru yang

besar, adanya harapan yang besar untuk kemajuan siswa serta suasana lingkungan

belajar yang alami. Salah satu penekanan pada pembelajaran terstruktur adalah

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pengelolaan waktu belajar siswa di dalam kelas. Menyinggung hal tersebut, Tood

(1999: 107) menyebutkan tipe-tipe waktu belajar di dalam kelas yaitu : a. Planned

Time, waktu untuk kegiatan belajar mengajar pada tahap perencanaan. b. Allocated

Time, waktu secara nyata dihabiskan untuk kegiatan belajar mengajar di dalam

kelas. c. Engaged time / Time on Task, waktu yang dialokasikan pada siswa untuk

melaksanakan tugas didalam proses belajar mengajar. d. Academic Learning Time,

waktu dari engaged time dimana siswa memperoleh kesuksesan di dalam belajar. e.

Time Needed, waktu yang dibutuhkan siswa untuk memperoleh kesuksesan,

melengkapi kegiatan atau mempelajari beberapa bahan pada situasi yang optimal.

Prinsip dasar yang perlu ditekankan berkaitan dengan pembelajaran

terstruktur adalah menitikberatkan pada belajar kognitif dengan mengajarkan

konsep, strategi dan operasi secara luas dan tuntas bukan hanya per kasus (Magliaro,

2005 : 44). Pembelajaran ini bukan belajar hafalan, konsep yang dipelajari tidak

diajarkan terisolasi dengan yang lain dengan melibatkan integrasi yang strategis

dalam dan antar subjek, analisis pengetahuan digunakan untuk menciptakan

komunikasi guru-murid yang jelas, sehingga setiap siswa akan menguasai konsep

dan hubungannya, dan terlibat dalam berbagai aktivitas yang meningkatkan

pemahaman dan kemampuan praktis.

Pembelajaran terstruktur disusun secara logis sehingga pertama kali siswa

belajar apa yang mereka perlukan untuk menguasai konsep berikutnya.

Pembelajaran dibentuk sedemikian sehingga guru tahu apa yang harus dikatakan

untuk menghindari komunikasi yang salah dan apa yang harus ditanyakan pada

siswa agar siswa mencapai pemahaman. Pembelajaran diikuti dengan aktivitas

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kelompok kecil dan independen (mandiri) untuk memberikan kesempatan pada

siswa mempraktekkan dan menggeneralisasikan materi barunya secara bertahap dari

format „dibimbing oleh guru menjadi ‘student-guided’. Pembelajaran terstruktur

memberikan kemandirian pada siswa sehingga tes dilakukan untuk mengetahui

bahwa siswa telah menguasai bahan dengan tuntas dan untuk menentukan konsep

mana yang memerlukan perbaikan.

Model pembelajaran terstruktur bukanlah merupakan pelatihan perilaku

tanpa arti yang menganggap siswa tidak punya daya untuk melakukan tindakan

mereka sendiri, akan tetapi pembelajaran terstruktur merupakan cara untuk

menentukan apa yang diperlukan oleh siswa untuk mencapai materi secara

bermakna sehingga dapat menyusun lingkungan belajar dan menerima apa yang

mereka perlukan serta membantu siswa dan guru untuk terus meninjau

perkembangan untuk menuju kebaikan sehingga kurikulum dan proses pembelajaran

dapat ditingkatkan.

2. Pengertian Belajar

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang belajar, sebab manusia

adalah makhluk yang berada dalam proses menjadi (to be). Dialah makhluk yang

mengusahakan sendiri apa yang dipelajarinya, bukan makhluk yang telah

diprogramkan sejak lahir. Untuk itu manusia diperlengkapi oleh Tuhan dengan akal,

sehingga dengan ini dia bisa mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.

Belajar adalah bentuk kegiatan untuk mengembangkan potensi. Secara umum kita

mengartikan belajar sebagai usaha untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk mengusai

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

ketrampilan tertentu. Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang

mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar (Depdiknas, 2003

: 2). Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu: adanya perubahan tingkah laku,

sifat perubahannya relatif permanen serta perubahan tersebut disebabkan oleh

interaksi dengan lingkungan.

Belajar merupakan suatu proses. Di dalam proses pembelajaran di sekolah,

siswa (raw input) merupakan bahan baku yang diberi pengalaman belajar. Dengan

proses pembelajaran (teaching learning process) diharapkan input dapat berubah

menjadi output dengan kualifikasi tertentu. Dalam proses itu turut berpengaruh

sejumlah faktor lingkungan (environmental input) dan faktor yang dirancang dan

dimanipulasikan (instrumental input) misalnya kurikulum, guru yang memberikan

pembelajaran, fasilitas serta manajemen yang berlaku di sekolah. Menurut Ngalim

Purwanto (1990), secara skematis faktor-faktor yang berinteraksi dalam proses

belajar mengajar dan yang menentukan hasil belajar siswa dapat dipetakan pada

Gambar 2.1

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Mengajar

Jadi pada dasarnya belajar adalah merupakan suatu proses yang dapat

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Belajar juga

dipengaruhi faktor dalam diri seseorang dan lingkungan.

Raw Input

Environmental Input

Instrumental Input

Teaching Learning Process Output

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Teori Belajar

Teori belajar yang relevan dengan pembelajaran IPA dewasa ini antara lain

dikemukakan oleh Gagne, Piaget, Ausubel dan Bruner

a. Teori Belajar Gagne

Gagne merupakan tokoh yang mengemukakan belajar merupakan perubahan

perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Dalam belajar dipengaruhi oleh faktor

dalam diri (internal) dan faktor luar diri (eksternal) dimana keduanya saling

berinteraksi. Kondisi internal adalah keadaan di dalam diri individu yang diperlukan

untuk mencapai hasil pembelajaran dan proses kognitif yang terjadi dalam individu

selama proses belajar berlangsung. Sedangkan kondisi eksternal adalah berbagai

rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses

pembelajaran. Interaksi antara kondisi internal dan eksternal akan menghasilkan

pembelajaran.

Gagne mengemukakan lima kategori belajar yang merupakan keluaran dari

pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia terdiri atas: 1. informasi

verbal merupakan kemampuan untuk menuangkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa yang memadahi sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

Kemampuan ini diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah dari kata-kata yang

diucapkan seseorang, televisi, radio dan media lainnya. 2. kecakapan intelektual

adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungan dengan

menggunakan simbol-simbol. Kecakapan ini menyangkut dalam hal membedakan

(diskriminasi), konsep konkrit, konsep abstrak, aturan-aturan dan hukum-hukum. 3.

strategi kognitif merupakan organisasi ketrampilan internal yang diperlukan dalam

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

belajar, mengingat dan berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. 4. sikap

merupakan hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih

berbagai tindakan yang akan dilakukan. 5. kecakapan motorik adalah hasil

pembelajaran yang berupa pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Berdasarkan teori belajar Gagne ini, pembelajaran kimia perlu menggunakan

media yang ada di lingkungan siswa. Pembelajaran kimia tidak bisa dilepaskan dari

peristiwa alam, sehingga berdasarkan teori belajar Gagne ini pembelajaran kimia

akan menjadi baik jika melakukan proses yang benar. Proses belajar kimia dilakukan

melalui pengamatan, mengukur variabel, mengumpulkan data dan menyimpulkan.

Kesimpulan yang diperoleh digunakan untuk membuat aturan, kaidah dan lain

sebagainya. Pengalaman langsung yang berkembang dengan peristiwa alam akan

membentuk sikap hidup peserta didik dengan perilaku ilmiah.

Pembelajaran penentuan ΔH reaksi berdasarkan teori belajar Gagne perlu

melibatkan kegiatan aspek kognitif, sikap dan kemampuan motorik. Kegiatan

praktik penentuan ΔH reaksi merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh

agar siswa memiliki ketiga kecakapan itu. Selain kegiatan praktik dengan

pendekatan keterampilan proses sains akan dapat mengembangkan kecakapan

intelektual sehingga mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk informasi

verbal. Misalnya siswa yang mempelajari penentuan ΔH reaksi melalui praktik, akan

mendapatkan kesimpulan terjadi perubahan suhu, sehingga perubahan tersebut dapat

dikategorikan sebagai reaksi eksoterm atau endoterm dan dapat dihitung ΔH reaksi.

Berdasarkan karakteristik ini siswa dapat permasalahan dengan prinsip yang sama

jika suatu reaksi dapat menghasilkan panas (endoterm) atau melepaskan panas

(eksoterm).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget dalam Mohammad Surya (2003 : 56) “Perkembangan

kognitif merupakan suatu proses dimana kemajuan individu melalui suatu rangkaian

yang secara kualitatif berbeda dalam berpikir. Piaget menjelaskan bagaimana proses

pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektual yaitu berpikir dari

konkrit ke abstrak. Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu adalah pasti dan spontan

namun umur kronologis yang diberikan itu adalah fleksibel, terutama selama masa

transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur kronologis itu dapat

saling tindih tergantung kepada individu.

Perkembangan kognitif yang terbentuk adalah melalui interaksi yang konstan

antara individu dengan lingkungannya sehingga terjadi dua proses yaitu organisasi

dan adaptasi. Organisasi merupakan proses penataan segala sesuatu yang ada di

lingkungan sehingga dikenal oleh individu. Sedangkan adaptasi merupakan proses

terjadinya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Adaptasi terjadi

dalam dua bentuk yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses

menerima dan mengubah dengan dirinya, sedangkan akomodasi adalah proses

individu mengubah dirinya agar bersesuaian dengan apa yang diterima dari

lingkungannya. Selanjutnya dalam proses perkembangan kognitif seseorang

diperlukan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Keadaan ini disebut

dengan equilibrium.

Siswa SMA pada umumnya berusia 15 – 19 tahun, berdasarkan teori

perkembangan kognitif Piaget dikelompokkan pada fase formal operational. Pada

tahap perkembangan ini siswa sudah dapat diajak untuk berfikir rasional dan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

irasional sehingga dalam pembelajaran selain mengembangkan keterampilan berfikir

rasional juga harus dikembangkan cara berfikir imajiner. Dalam pembelajaran

melalui praktikum, siswa perlu dilatih untuk dapat membuat kesimpulan yang

bersifat umum atau general.

Prinsip pembelajaran penentuan ΔH reaksi sesuai dengan teori belajar Piaget

bagi siswa SMA dimulai dari konkrit menuju ke abstrak misalnya dalam

mengenalkan kalor dimulai dengan mengukur perubahan suhu dapat dilihat secara

kongkrit. Perubahan suhu menunjukkan besar kecilnya kalor reaksi yang

dibutuhkan. Kalor (panas) adalah sesuatu yang bersifat abstrak, karena tidak dapat

dilihat langsung dengan panca indera. Dari yang sederhana ke kompleks;

pengenalan reaksi dari reaksi sederhana ke reaksi yang kompleks. Tingkatan yang

kompleks ini membutuhkan pemikiran baik dalam bentuk rasional maupun irasional.

c. Teori Belajar Ausubel

Menurut Ausubel, Novak dan Hanesian dalam Suparno (2005 : 53) “Belajar

ada dua jenis yaitu belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghafal

(rote learning)”. Belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana

informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah ada pada diri

seseorang yang sedang belajar. Dalam belajar bermakna siswa mencoba

menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan yang ada, serta

kesiapan dan niat dari anak didik untuk belajar dari kebermaknaan materi

pembelajaran secara potensial. Hal ini dapat berlangsung apabila melalui belajar

konsep dan perubahan konsep yang telah ada akan mengakibatkan pertumbuhan dan

perubahan struktur konsep yang telah ada atau dimiliki oleh siswa. Belajar

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menghafal diperlukan apabila dalam struktur kognitif siswa belum ada

konsep/informasi baru yang dipelajari. Jika konsep yang cocok dengan fenomena

baru itu belum ada dalam struktur kognitif siswa, maka konsep/informasi baru

tersebut harus dipelajari dengan belajar menghafal.

Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru untuk menerapkan belajar

bermakna Ausubel adalah sebagai berikut: 1). Advance organizer: Penyampaian

awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Diharapkan siswa secara mental

akan siap untuk menerima materi kalau mereka mengetahui sebelumnya materi apa

yang akan disampaikan guru. Contoh: handout sebelum perkuliahan, 2). Progressive

Differensial: Materi pelajaran yang disampaikan guru hendaknya bertahap. Diawali

dengan hal-hal atau konsep yang umum, kemudian dilanjutkan ke hal-hal yang

khusus, disertai dengan contoh-contoh, 3). Integrative reconciliation: Penjelasan

yang diberikan oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan konsep-konsep yang

telah mereka ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, 4). Consolidation:

Pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lebih banyak contoh atau latihan

sehingga siswa bisa lebih paham dan selanjutnya siap menerima materi baru.

Pembelajaran kimia sesuai dengan teori belajar Ausubel harus memiliki pola

tertentu yang khas. Pola ini sebaiknya diawali dengan menampilkan sesuatu yang

pernah dipelajari siswa sebelumnya, tetapi juga mampu menumbuhkan konflik

kognitif. Adanya konflik kognitif akan menumbuhkan permasalahan yang harus

dipecahkan. Jika akhir pembelajaran mampu memecahkan permasalahan yang

muncul diawal pembelajaran, ini akan menumbukan kebermaknaan pembelajaran

kimia yang lebih mendalam.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Teori Belajar Bruner

Bruner dalam Syaiful Sagala (2003 : 34) menyatakan Teori belajar ialah

cara-cara bagaimana orang memilih secara efektif dan menentukan inti dari teori

belajarnya. Dalam proses belajar terdapat tiga fase, yaitu fase informasi,

transformasi dan evaluasi. Informasi dalam setiap pelajaran yang diperoleh

merupakan sejumlah informasi yang dapat menambah pengetahuan, memperhalus

dan ada yang memperdalam serta ada pula informasi yang bertentangan dengan apa

yang telah diketahui sebelumnya. Informasi tersebut kemudian di transformasi atau

diubah ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan

untuk hal-hal yang lebih luas, dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.

Evaluasi untuk menilai lebih baik manakah pengetahuan yang kita peroleh dan

transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Pendekatan Bruner dalam belajar merupakan pendekatan kategorisasi dan

menyederhanakan apa yang telah dipelajari berdasar objek, benda atau gagasan.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa belajar merupakan pengembangan kategori-kategori

dan pengembangan suatu sistem pengkodean dari berbagai kategori yang saling

berinteraksi sehingga siswa mempunyai model yang unik tentang alam. Dengan

mengubah model tersebut model belajar baru dapat terjadi. Dalam belajar anak

dianggap sebagai sosok yang aktif untuk memecahkan masalah sendiri yang

memiliki keunikan dalam memahami setiap masalah. Bruner beranggapan bahwa

siswa setingkat SMA atau MA pun akan dapat mengatasi permasalahannya, asalkan

dalam kurikulum berisi tema-tema yang berhubungan dengan kecakapan hidup,

yang dikonseptualisasikan untuk memecahkan permasalahan.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pembelajaran penentuan ΔH reaksi sesuai dengan teori belajar Bruner

diperlukan informasi yang jelas, baik itu informasi tentang konsep maupun

informasi tentang proses kegiatan yang harus dilakukan siswa. Informasi bukan

dalam bentuk petunjuk, tetapi sesuatu yang dapat memotivasi siswa agar lebih

bersemangat untuk mengembangkan kreativitasnya dalam melakukan praktikum.

Kegiatan evaluasi dilakukan bukan untuk menghakimi tetapi dalam upaya untuk

memperbaiki kekurangan dan kelemahan. Sehingga prinsip evaluasi yang

dikembangkan dalam pembelajaran listrik dinamis adalah membangun (konstruktif).

4. Laboratorium

Laboratorium dapat diartikan sebagai tempat atau ruangan dengan segala

macam peralatan-peralatan beserta bahan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.

Laboratorium juga merupakan sarana, media dimana dilakukan kegiatan belajar

mengajar dab dapat pula digunakan unrtuk mengemukakan kebenaran ilmiah dan

penerapannya. Kegiatan laboratorium dilakukan secara sistematis dan direncanakan

dengan baik. Kegiatan laboratorium dilakukan untuk menguji kebenaran tentang

suatu konsep atau teori dengan mengamati proses yang berlangsung dan menuliskan

hasil kegiatan tersebut dan di evaluasi oleh guru.

Kegiatan laboratorium dapat dilakukan di laboratorium yang sesungguhnya

(riil) dengan alat dan bahan yang sebenarnya atau dilakukan dengan bantuan

komputer (virtuil) berupa simulasi yang menyerupai keadaan sesungguhnya di

laboratorium riil.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1. Laboratorium Riil

Kegiatan laboratorium menekankan siswa pada keuntungan percobaan

prediksi dan interpretasi independen dan bukan hanya sekedar latihan buku resep.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyati Arifin ( 1995 : 110 ) yang

mengungkapkan bahwa fungsi laboratorium tidak diartikan sebagai tempat untuk

mengecek atau mencocokkan kebenaran teori yang telah diajarkan di kelas.

Laboratorium kimia adalah salah satu sarana pendidikan kimia yaitu wadah yang

dapat digunakan sebagai tempat berlatih siswa. Siswa dapat mengadakan kontak

secara langsung dengan obyek yang dipelajari, baik melalui pengamatan maupun

melalui percobaan. Dengan kegiatan laboratorium akan selalu mengalir informasi-

informasi ilmiah.

Setiap kegiatan laboratorium hendaknya mengandung sesuatu yang baru,

sehingga kegiatan itu merangsang dan bukan hanya sekedar mengikuti prosedur

secara rutin. Dalam kegiatan laboratorium siswa akan mengalami diantaranya :

1) Pengenalan Alat

Laboratorium kimia dengan pengenalannya dapat ditunjukkan secara

langsung, atau siswa untuk memegang secara langsung. Diberi perhatian bahwa

dalam memegang alat siswa harus hati-hati agar tidak jatuh rusak atau pecah. Cara

menggunakan dan merangkai alat yang tepat, diberikan contoh dan petunjuk oleh

guru.

2) Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain

sejenis yang dipakai sebagai satuan standar. Dengan menggunakan laboratorium

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kimia pengukuran dapat dilakukan dengan melihat langsung pada alat, sehingga

perlu pemahaman keterampilan dalam membaca alat.

3) Pengamatan

Dengan menggunakan laboratorium kimia, kegiatan siswa memusatkan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera pada peristiwa

reaksi yang dihadapinya

4) Percobaan

Siswa dalam melakukan kegiatan laboratorium di tuntut dengan prosedural

kerja pada petunjuk kegiatan laboratoium yang sudah disiapkan sebelumnya semua

sehingga setelah mendapatkan data setelah praktikum siswa dapat mencatat data

yang diperoleh pada lembar data pengamatan.

Penggunaan kegiatan laboratorium mempunyai beberapa keuntungan yaitu

siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah,

sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan

tidak mudah percaya pula pada kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya,

siswa lebih aktif berpikir dan bertindak, yang mana sangat dikehendaki oleh

kegiatan belajar mengajar yang modern dimana siswa lebih banyak aktif belajar

sendiri dengan bimbingan guru, siswa dalam melaksanakan proses kegiatan

laboratorium disamping memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan

pengalaman praktis serta ketrampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan

(Roestiyah, 1991 : 82). Kelemahan kegiatan laboratorium juga dikemukakan oleh

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 137), yaitu : Memerlukan peralatan

dan bahan yang lengkap kurangnya alat dan bahan dapat menghambat laju

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yan lama, selain itu dapat

menimbulkan kesulitan bagi guru dan siswa apabila kurang berpengalaman dalam

melakukan kegiatan laboratorium, kegagalan dan kesalahan dalam kegiatan akan

berakibat pada kesalahan menyimpulkan.

2. Laboratorium Virtuil

Laboratorium virtuil adalah kegiatan laboratorium dapat dilakukan melalui

simulasi menyerupai keadaan yang sebenarnya dengan bantuan media lain tanpa

harus melakukan di laboratorium yang sesungguhnya. Simulasi yang dibuat

biasanya dengan menggunakan komputer, dengan simulasi ini siswa tidak dapat

memegang langsung alat dan bahan untuk kegiatan laboratorium tetapi dengan

simulasi komputer dapat menjelaskan dan memberi gambaran pelajaran yang

bersifat abstrak dengan lebih jelas dan menarik.

Komputer yang berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran

dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Komputer juga

berfungsi sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi

penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. Modus ini

dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung

pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi

pelajaran. Meskipun komputer sudah tentu tidak dapat menggantikan proses

pembelajaran tatap muka, namun antara siswa dan komputer dapat berkomunikasi

dan terjadi interaksi edukatif secara mandiri, dan dapat membuahkan hasil belajar

secara efektif.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Model-model pembelajaran dengan bantuan komputer antara lain adalah

model tutorial, model latihan, model simulasi dan model permainan instruksional.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis,

interaktif dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks

dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata. Hal senada juga dikemukakan oleh

Roestiyah N.K (2008:155) bahwa : “pengajaran menggunakan simulasi computer

merupakan sistem dimana siswa dapat berinteraksi”.

Keunggulan dalam penggunaan komputer dalam pembelajaran (Azhar

Arsyad, 2005 : 54-55) yaitu dapat mengakomadasi siswa yang lamban menerima

pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara

yang lebih individual. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan

latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi

grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme dan tingkat kecepatan

belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Kemampuan

merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran

memberi kesempatan lebih baik untuk perkembangan setiap siswa dapat dipantau.

Komputer juga bisa dapat berhubungan dengan peralatan lain seperti compact disc,

video tape, dan lain-lain, serta dapat dikendalikan dengan program pengendali dari

komputer.

Keterbatasan komputer yang digunakan dalam pembelajaran (Azhar Arsyad,

2005 : 54-55) antara lain relatif masih mahal walaupun harga dan ukuran komputer

yang digunakan dalam pembelajaran sudah semakin menurun, diperlukan

pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer. Keragaman model

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

komputer (hardwere) sering menyebabkan program (softwere) yang tersedia untuk

satu model tidak cocok (compatible)dengan model lain. Komputer hanya efektif bila

digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.

Komputer membutuhkan suatu program untuk menjalankan suatu perintah.

Program yang digunakan untuk membuat media pendidikan salah satunya adalah

Macromedia Flash, program ini merupakan program untuk designer web, praktisi

media interaktif atau praktisi multimedia. Kemampuannya ditekankan pada

pembuatan animasi, serta mengimport dan memanipulasi berbagai tipe media

(audio, video, bitmap, vector, teks, grafik dan data).

5. Emotional Quotient (EQ)

Beberapa ahli psikologi menyarankan untuk mengikutsertakan emosi dalam

organisasi dan industri, tidak hanya menggunakan intelektual tapi juga

mengikutsertakan kecerdasan emosional, agar mampu membuat keputusan terbaik

dengan cepat dan tepat dari beberapa pilihan pemecahan suatu masalah. Banyaknya

penelitian yang ada menunjukkan bahwa orang yang hanya mengandalkan

intelektualitasnya tanpa mengikutsertakan emosi belum tentu mampu membuat

pilihan pemecahan masalah yang terbaik. Daniel Goleman menjelaskan bahwa

“ketika otak menerima tekanan atau ancaman kapasitas syaraf untuk berpikir secara

rasional maka otak mengecil, otak dibajak secara rasional”. EQ merupakan

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan untuk menghadapi depresi

atau frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati, tidak melebih-

lebihkan kesenangan dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

berpikir (Daniel Goleman, 2001:42). Memahami emosi dan perasaan siswa sangat

membantu mempercepat pembelajaran.

a. Pengertian Emosi

Dimyati Mahmud (1990: 8) menyatakan, “Emosi adalah perasaan bergejolak

yang luar biasa intensitasnya. Termasuk dalam kategori emosi ini ialah perasaan

cinta, benci, marah, takut, cemas, tertekan dan perasaan lain yang kadar

intensitasnya tinggi”. Kebanyakan tingkah laku manusia itu bersifat emosional.

Daya upaya dan usaha manusia dalam mempertahankan hidup ini selalu dibarengi

oleh berbagai macam pengalaman emosional, baik yang menyenangkan maupun

yang tidak menyenangkan. Pengalaman emosional itu ditandai oleh kurangnya

kontrol akal yang dapat dilihat pada tingkah laku terbuka yang ditunjukkannya.

Emosi atau perasaan seseorang mempengaruhi perilaku yang diperbuatnya. Perasaan

takut, cemas, rasa aman, senang dan bahagia akan berpengaruh terhadap perbuatan

seseorang. Keadaan emosional merupakan suatu reaksi kompleks yang diikuti

perasaan kuat atau disertai keadaan efektif

Goleman (2005: 411) mengemukakan pendapatnya bahwa “Emosi adalah

setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang

meluap-luap, dan emosi menunjukkan pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran

khasnya, keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk

bertindak”. Dari dua pengertian yang diungkapkan, pengertian emosi menurut

Goleman sudah mewakili.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Pengertian Kecerdasan Emosional

Salovey & Mayer dalam Shapiro (2003: 8) menuturkan, “Kecerdasan

emosional didefinisikan sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang

melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri

maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini

untuk membimbing pikiran dan tindakan”. Emotional Quotient (EQ) atau

kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan,

mengorganisir dan menggunakan emosi ke arah kegiatan yang mendatangkan hasil

optimal.

Salovey dalam Goleman (2005: 57-59) mengemukakan bahwa “Kecerdasan

emosional meliputi kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola dan

mengekspresikan emosi diri dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain”.

Kecerdasan emosional lebih ditunjukkan pada upaya mengenali, memahami, dan

mewujudkan emosi dalam proporsi yang tepat, selain itu salah satu hal penting

kecerdasan emosional adalah untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat

dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang berkaitan

dengan hubungan antar manusia. Orang yang terampil dalam kecerdasan emosional

dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan lancar, peka membaca reaksi

dan perasaan seseorang, mampu memimpin dan mengorganisir dan pandai dalam

menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia. Kecerdasan

emosional merupakan kualitas pribadi yang berkaitan dengan pemahaman seseorang

terhadap perasaan diri sendiri, kemampuan memahami orang lain dan kemampuan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mengendalikan dorongan emosi sehingga dapat meningkatkan kualitas

kehidupannya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional dalam perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar seseorang (eksternal).

Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Internal

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yang

pertama yaitu usia. Dikutip dari Shapiro (2003: 45), tiap keterampilan dalam

kecerdasan emosional mempunyai perkembangan sendiri-sendiri, semakin

meningkat usia maka perkembangan kecerdasan emosional jauh lebih bervariasi

dibandingkan perkembangan fisik atau kognitif, tetapi perkembangan kecerdasan

emosional dalam banyak hal dapat diperkirakan.

faktor yang ke dua adalah pusat emosi otak. Di dalam otak manusia terdapat

amigdala yang merupakan tempat untuk menyimpan ingatan tentang emosi.

Menurut Goleman (2005: 19-20).

Amigdala merupakan bagian tubuh yang memproses hal-hal yang

berhubungan dengan emosi, seperti perasaan sedih, nafsu, kasih sayang dan

sebagainya, apabila amigdala hilang dari otak maka kemampuan

menangkap emosi dari suatu peristiwa tidak ada lagi, jadi aspek perasaan

sudah tidak dimiliki. Amigdala inilah yang mengatur mengapa

emosi dapat menjalankan rasio ketika ada stimulus dari luar.

2) Eksternal

Kecerdasan emosional juga dapat dipengaruhi secara eksternal, yang pertama

yaitu pendidikan emosi. Shapiro (2003: 10) berpendapat bahwa “Kecerdasan

emosional dapat diajarkan kepada anak karena kecerdasan emosional tidak begitu

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dipengaruhi oleh faktor keturunan sehingga membuka kesempatan orang tua dan

pendidik untuk mengajarkannya”. Melalui pengalaman-pengalaman emosi dan

pembelajaran emosi yang tepat dan berulang yang diterima dari lingkungan

sekitarnya maka perkembangan kecerdasan emosional akan berkembang secara

optimal. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling berpengaruh dalam

kehidupan seseorang. Hubungan di dalam keluarga terutama dengan orang tua

menentukan perkembangan anak.

Faktor yang kedua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah

cara mengasuh yang dilakukan orang tua terhadap anak. Empat gaya orang tua

dalam mengajarkan atau mendidik emosi kepada anak sebagaimana yang

dikemukakan Goleman (2005: 269), ”Gaya orang tua yang mengabaikan emosi,

orang tua yang menyetujui emosi, orang tua yang membebaskan emosi dan orang

tua yang akan memberikan keuntungan besar bagi anak”. Orang tua yang mengasuh

anaknya dengan kecerdasan emosional adalah orang tua yang menyadari emosi

anaknya, mengakui emosi sebagai peluang kedekatan dan mengajar, mendengarkan

dengan penuh empati dan meneguhkan perasaan anak, menolong anaknya

menemukan kata-kata untuk memberi nama emosi yang sedang dialaminya dan

menemukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan masalah yang

dihadapinya akan membantu anak mendapatkan kecerdasan emosional tinggi.

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional adalah

hubungan sosial. Hubungan sosial dengan teman sebaya sangat penting bagi

perkembangan kepribadian anak. Keberhasilan dalam pergaulan akan meningkatkan

kepuasan dan kebanggaan tersendiri yang besarnya hampir sama dengan kasih

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

sayang orang tua. Hubungan sosial dengan teman sebaya ini akan mempertajam

kemampuan dalam menggunakan keterampilan emosionalnya.

d. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional memiliki banyak aspek, dalam hal ini berkaitan

dengan kemampuan seseorang untuk dapat mengenali dan menggunakan potensi

emosionalnya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek kecerdasan emosional dalam

penelitian ini diambil berdasarkan pendapat dari Daniel Goleman. Aspek-aspek

tersebut yaitu:

1) Kesadaran Diri (mengenali emosi diri)

Goleman (2005: 58) menggunakan istilah emosi dalam arti perhatian yang

terus menerus terhadap kesadaran batin seseorang. Pada kesadaran diri tersebut

pikiran mengenali dan menggali pengalaman termasuk emosi. Kesadaran diri berarti

mengenal, memahami dan mengidentifikasi perasaan sewaktu perasaan terjadi pada

diri seseorang sehingga mampu menggunakan kesadaran diri untuk mengambil

keputusan dengan tepat apa yang harus diperbuatnya.

2) Kendali Dorongan Hati (mengelola emosi)

Dalam bukunya lebih lanjut Goleman (2005: 58) mengemukakan bahwa

“Kendali dorongan hati adalah menangani emosi sedemikian rupa sehingga

berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup

menunda kenikmatan sebelum tercapai sasaran dan mampu pulih kembali dari

tekanan emosi”.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3) Memotivasi Diri

Memotivasi diri mempunyai arti antusias, gairah dan daya juang untuk

sukses yang dilandasi dorongan hati yang kuat untuk mencapai cita-cita. Menurut

Goleman (2005: 58) “Memotivasi diri membantu individu mengambil inisiatif dan

bertindak efektif dan untuk menghadapi kegagalan dan mampu menggagalkan

frustasi”. Peranan motivasi sangat penting bagi individu dalam meraih kesuksesan,

karena motivasi diri adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan adanya usaha

kuat untuk mencapai cita-cita.

4) Empati

Menurut Goleman (2005: 90) “Empati adalah kemampuan untuk mengenal

emosi orang lain, mampu memahami perspektif individu, menumbuhkan hubungan

saling percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang”. Empati

dibangun atas kesadaran diri, semakin terampil individu terbuka pada emosi dirinya

sendiri, semakin terampil individu membaca perasaan orang lain. Kemampuan

berempati adalah kemampuan untuk memahami, merasakan bagaimana perasaan

orang lain, meletakkan diri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman

orang lain sehingga mampu menyelaraskan diri dengan bermacam orang. Adapun

untuk mampu memahami orang lain perlu mampu membaca pesan non verbal, nada

bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah dan bahasa tubuh lainnya.

5) Keterampilan Sosial (membina hubungan)

Keterampilan sosial adalah menangani emosi dengan baik ketika

berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan

sosial, berinteraksi dengan lancar dan memberikan keterampilan untuk

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan dan

bekerjasama.

e. Peranan Kecerdasan Emosional dalam Pendidikan

Shapiro (2003) mengatakan bahwa ”... Mempunyai EQ yang tinggi sama

pentingnya dengan mempunyai IQ tinggi. Pengkajian demi pengkajian telah

menunjukkan bahwa anak-anak dengan keterampilan emosional lebih bahagia, lebih

percaya diri, dan lebih sukses di sekolah”. Kematangan emosi menjadi pondasi bagi

anak-anak untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, peduli kepada orang lain

dan produktif. Prestasi akademik siswa tidak hanya ditentukan oleh

kecerdasan intelektual, tetapi juga berhubungan dengan kecerdasan emosional.

Menurut Goleman (2005: 273):

Keberhasilan di sekolah bukanlah diramalkan oleh kumpulan fakta seorang

anak atau kemampuan dirinya untuk membaca, melainkan oleh kecerdasan

emosi: yakin kepada diri sendiri, mempunyai minat, tahu pola perilaku apa

yang diharapkan orang lain, bagaimana mengendalikan dorongan hati untuk

berbuat nakal, mampu menunggu, mengikuti petunjuk, mengacu kepada guru

untuk mencari bantuan dan mengungkapkan kebutuhan-kebutuhannya saat

bergaul dengan anak-anak lain.

Goleman (2005: 405) juga menyatakan, “Kecerdasan emosional mempunyai

pengaruh besar terhadap keberhasilan proses belajar mengajar anak. Program

keterampilan emosional memperbaiki nilai prestasi akademik dan kinerja sekolah

anak”. Menurut hasil penelitian beberapa ahli terungkap bahwa tingkat kecerdasan

intelektual relatif tetap, sedangakan kecerdasan emosional dapat meningkat sejalan

dengan usia. Kecerdasan emosional anak merupakan faktor lain yang seharusnya

turut mendapat perhatian, karena dengan kematangan emosi yang baik seseorang

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

akan dapat berhasil dalam menghadapi tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil

secara akademis.

6. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian

Menurut Kartini Kartono (1990: 27) “Kemandirian dapat diartikan sebagai

self standing, yaitu kemampuan berdiri di atas kaki sendiri dengan keberanian dan

tanggung jawab atas segala tingkah lakunya sebagai manusia dewasa dalam

melaksanakan segala kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri”. Sedangkan

Holstein (1986: xxii) mengartikan “Kemandirian sebagai ketidaktergantungan dan

kebebasan dalam pengambilan keputusan, penilaian, pendapat dan

pertanggungjawaban”. Kemandirian merupakan kemampuan berdiri sendiri di atas

kaki sendiri dalam melaksanakan segala kewajiban. Sikap mandiri meliputi juga

kemampuan untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungan, mampu

menentukan nasibnya sendiri, mampu berinisiatif, kreatif, dewasa dalam

membawakan dan menempatkan diri, dan yang terpenting tidak mempunyai

ketergantungan pada orang lain.

Seseorang dikatakan mempunyai kemandirian apabila pada dirinya

mempunyai ciri seperti yang dikemukakan Emil Salim dalam Conny R. Semiawan &

Soedijarto (ed.) (1991: 131-132) bahwa karakteristik orang mandiri ditandai dengan ciri-

ciri sebagai berikut :

Bebas, yaitu tumbuhnya tindakan atas kehendak sendiri dan bukan karena

orang lain. Ulet, seperti tampak pada usaha mengejar prestasi, penuh

ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya. Berinisiatif,

yaitu mampu berpikir dan bertindak secara orisinil dan penuh inisiatif.

Pengendalian dari dalam, adanya kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi,

mampu mengendalikan tindakan. Pemantapan diri, mencakup aspek percaya

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pada diri sendiri dan memperoleh kepuasan usahanya.

b. Pengertian Kemandirian Belajar

Nana Sudjana (1996: 33) memberi pengertian “Kemandirian belajar adalah

keinginan kuat untuk belajar, kadar kegiatan (partisipasi) belajar yang tinggi, berani

menampilkan diri dan kreatif, berkeleluasaan melaksanakan kegiatan belajar secara

teratur”. Siswa yang mempunyai kemandirian belajar akan memiliki keinginan kuat

untuk belajar, berani menampilkan diri dan kreatif dan bebas dari rasa

ketergantungan karena memiliki keleluasaan dalam belajar. Pendapat senada

dikemukakan oleh Hoshi yang dikutip Slameto (2004: 39) bahwa,

Dalam kemandirian belajar siswa bertanggung jawab atas pembuatan

keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya, dan memiliki

kemampuan untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut.

Kemandirian memerlukan kemauan untuk bertindak secara mandiri, tidak

bergantung. Kemampuan ini tergantung pada pengembangan berbagai

strategi komunikasi belajar, kreativitas, kerja mandiri, penciptaan konteks

belajar pribadi, dan ekspresi berbagai makna pribadi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar

merupakan sikap belajar karena adanya motivasi diri sendiri dan berusaha

memecahkan masalahnya sendiri dengan meminimalkan bantuan atau tanpa

paksaan dari orang lain.

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Seseorang yang mempunyai kemandirian belajar biasanya dalam dirinya

terdapat perilaku mandiri yang dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada Menurut Haris

Mudjiman (1994 : 46) “Kemandirian belajar sebagai bentuk perilaku ditandai

oleh hal-hal sebagai berikut : mencari ilmu pengetahuan secara aktif, sikap belajar

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

secara kritis, sikap belajar secara terencana, sikap mengandalkan pada kemampuan

diri sendiri atau percaya diri, sikap belajar dengan self-enforcement”.

Seorang siswa yang memiliki kemandirian belajar akan senantiasa

bersikap aktif, kritis, dan berani untuk menunjukkan keinginan dan kebutuhan akan

belajar. Sikap ini diawali dari merencanakan kegiatan belajar sampai evaluasi.

Apabila mengalami kesulitan atau kegagalan, maka tidak akan cepat putus asa tetapi

sebaliknya segera mencari solusi baik dengan diskusi, membaca buku, menanyakan

pada guru, atau dengan belajar dari kegagalannya untuk tidak mengulangi lagi.

Berbagai sikap tadi dilakukan benar-benar dalam kondisi yang sadar dan tanpa

adanya paksaan dari luar.

Dari uraian diatas, dapat dijabarkan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai

berikut: 1). Paham terhadap tujuan belajar, artinya siswa mampu menentukan tujuan

belajar dengan berpedoman pada buku pelajaran atau melalui penjelasan guru di

awal kegiatan belajar mengajar. Siswa juga mampu mernbuat perencanaan atau

persiapan sebelum melakukan aktivitas belajar. 2). Senantiasa aktif untuk mencari

ilmu pengetahuan, artinya siswa aktif mencari ilmu sendiri dari berbagai sumber

ilmu yang ada, seperti: pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, maupun dari

berbagai sumber media. Dengan demikian ia dapat meningkatkan prestasi

belajarnya. 3). Senantiasa kritis dalam belajar, artinya siswa yang kritis tidak akan

menerima begitu saja apa yang diterima atau didengarnya, tetapi akan menimbulkan

sejumlah pertanyaan internal. 4). Mengandalkan kemampuan diri sendiri atau

percaya diri, siswa akan senantiasa berupaya menyelesaikan setiap tugas-tugas

belajar dengan kemampuan sendiri, tidak suka menunggu pertolongan dari orang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

lain dalam menyelesaikan tugasnya. Siswa juga tidak akan mudah terpengaruh

dengan pendapat temannya dalam setiap menghadapi tugas belajarnya. 5).

Senantiasa terampil dalam belajar, siswa mampu memusatkan perhatian dan

mengembangkan cara belajar, misalnya dengan membaca, membuat catatan atau

ringkasan ataupun kesimpulan. 6). Senantiasa melakukan evaluasi diri, siswa

berusaha untuk mengetahui kegagalan, kemudian melakukan kegiatan lagi disertai

usaha untuk memperbaiki. 7). Prakarsa untuk belajar, siswa senantiasa memiliki

inisiatif dan motivasi sendiri dalam belajar, mampu menetapkan waktu belajar, dan

memiliki kesadaran untuk belajar tanpa ada paksaan.

d. Cara Meningkatkan Kemandirian Belajar

Lipton & Hubble (2005: 12-16) berpendapat bahwa, kemandirian belajar

siswa dapat ditingkatkan dengan banyak cara, diantaranya yaitu: memberikan

referensi belajar yang bermacam-macam (lengkap) agar siswa bisa menyesuaikan

dengan pengalamannya serta relevan dengan kebutuhan minatnya, memberikan

ekspektasi bahwa siswa akan berhasil dalam tugas belajarnya dengan menyampikan

sesuatu yang positif dan harapan yang besar, mempersilakan siswa untuk

menentukan pilihan dan mengambil keputusan sendiri tentang kapan, bagaimana

dan seperti apa tugas belajar mereka, dan memberikan umpan balik yang secara

konstruktif memandu siswa menuju perbaikan.

7. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil suatu usaha, kemampuan, dan sikap

seseorang dalam menyelasaikan hal dalam segala bidang. Sedangkan hasil belajar

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

merupakan perubahan perilaku yang diperolah siswa setelah mengalami belajar.

Prestasi belajar menurut Gagne dalam Bell Gredler (1986:187) dibedakan menjadi

lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap,

dan ketrampilan. Menurut Winkel (1999: 510) prestasi belajar dapat dilihat dari

perubahan-perubahan dalam pengertian kognitif, pengalaman ketrampilan, nilai

sikap yang bersifat konstan. Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang baru atau

penyempurnaan sesuatu hal yang pernah dimiliki atau dipelajari sebelumnya. Hasil

yang dicapai dalam perbuatan dinyatakan dalam bentuk angka.

Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1998 : 112) prestasi belajar

dibagi tiga kategori yaitu : kognitif, afektif, psikomotorik. Prestasi belajar diperoleh

setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok.

Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada

kegiatan belajar siswa yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang

telah berlangsung. Menurut Saifudin Azwar (2000: 90) prestasi belajar adalah hasil

dari maksimal seseorang dalam menguasai materi-materi yang telah diajarkan.

Prestasi belajar merupakan fungsi yang penting dari suatu pembelajaran.

Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar, pada proses ini

siswa menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dalam belajarnya. Siswa

menunjukkan mampu atau tidaknya dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar atau

mentransfer materi pelajaran yang ia dapatkan.

Fungsi dari prestasi belajar adalah sebagai : a. indikator kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa; b. lambang pemuasan hasrat ingin tahu; c.

bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena prestasi belajar dapat dijadikan

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sebagai pendorong bagi siswa dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan; d.

indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan, karena prestasi belajar

dapat dijadikan sebagai tingkat produktivitas dan sebagai kesuksesan siswa; e.

untuk mengetahui daya serap siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang

diprogramkan kurikulum.

Benyamin S. Bloom (Gay, 1985: 72-76; Gage dan Berliner, 198: 457-60)

dalam Anni (2004) mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar,

yaitu:

a. Ranah kognitif (cognitive domain)

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan kemampuan dan

kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencangkup kategori pengetahuan

(knowledge) berhubungan dengan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan dapat menyangkut bahan yang luas. Yang diketahui hanya

sekedar informasi yang dapat diingat saja. Oleh karena itu, tingkatan ranah kognitif

pengetahuan adalah rendah, pemahaman (comprehension) kemampuan memahami

arti suatu bahan pelajaran, seperti menafsir, menjelaskan atau meringkas ssuatu.

Kemampuan ini lebih tinggi dari pada pengetahuan, penerapan (application)

kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari

kedalam situasi baru atau situasi kongkret seperti menerapkan suatu dalil, metode,

konsep, prinsip atau teori. Kemampuan ini lebih tinggi nilainya daripada

pemahaman, analisis (analysis) kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu

kedalam komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.

Kemampuan ini meliputi mengenal bagian-bagian, hubungan antar bagian, serta

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

prinsip yang digunakan dalam organisasi atau susunan materi pelajaran., sintesis

(synthesis) kemampuan untuk menghimpun bagian kedalam suatu keseluruhan,

seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai

informasi atau fakta. Jadi kemampuan ini adalah semacam kemampuan merumuskan

pola atau struktur baru, berdasarkan informasi atau fakta, penilaian (evaluation)

kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu

berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat bersifat

internal atau eksternal.

b. Ranah afektif (affective domain)

Taksonomi tujuan pembelajaran afektif, dikembangkan oleh Krathwohl dan

kawan-kawan, merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan

pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori

tujuan pembelajaran ini mencerminkan hirarki yang bertentangan dari keinginan

untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup.

Ranah afektif mencakup receive (menerima) keinginan untuk memperhatikan

suatu gejala atau rangsangan tertentu., responding (menanggapi) Kemauan

menanggapi menunjukkan kepada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti

mengerjakan tugas, mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan

pekerjaan laboratorium, tugas khusus dan menolong orang lain, valuing (menilai)

berkenaan dengan penerimaan nilai tertentu pada diri individu, seperti menunjukkan

kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau

kesungguhan kerja (komitmen) untuk melakukan suatu peningkatan kehidupan

sosial., organization (mengorganisasi) Berkenaan dengan penerimaan terhadap

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berbagai nilai yang berbeda-beda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih

tinggi.

c. Ranah psikomotorik (Psychomotoric domain)

Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan

fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi

syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena tumpang tindih

dengan ranah kognitif dan ranah afektif.

Ranah psikomotor mencakup imitasi (meniru) menirukan gerakan yang telah

diamati, memanipulasi yaitu melakukan sesuatu sesuai instruksi, presisi, melakukan

sesuatu dengan akurat, artikulasi Mengkoordinasi beberapa kemampuan melakukan

secara habitual, kemahiran, dan naturalisasi.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan

evaluasi. Evaluasi merupakan umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan dan

pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam kegiatan

belajar, salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dituliskan dalam bentuk

laporan hasil belajar secara periodik. Hudgins dalam Mey Suyanto (2005)

mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses sistematis dalam menganalisa

dan menginterpretasikan informasi sebagai landasan dalam menentukan tingkat

pencapaian hasil belajar. Evaluasi mengandung unsur measurement atau mengukur,

karena membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif.

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan

siswa dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan diperlukan adanya

berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dipakai dalam sistem penilaian berbasis

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kompetensi meliputi : kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu;

tugas kelompok, ulangan blok, laporan praktikum pengamatan dan sebagainya yang

disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran.

Tujuan penilaian adalah untuk: mengetahui apakah siswa telah atau belum

mengusai kompetensi dasar tertentu; mengetahui tingkat pencapaian kompetensi

siswa; mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa; mendiagnosis kesulitan

belajar siswa; mengetahui hasil belajar; mengetahui pencapaian kurikulum;

mendorong siswa belajar; mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik (Mey

Suyanto, 2005).

8. Bahan Ajar

a. Entalpi (H) dan Perubahan Entalpi (∆H)

Entalpi (H), yaitu jumlah total dari semua bentuk energi yang dimiliki yang

terdapat dalam suatu materi. Harga entalpi suatu zat/sistem tidak dapat ditentukan,

yang dapat ditentukan adalah perubahan entalpi (∆H) yang menyertai suatu proses

(kimia atau fisika).

Perubahan entalpi adalah selisih antara jumlah entalpi akhir (produk)

dengan jumlah entalpi awal (pereaksi). Untuk reaksi perubahan dari reaktan (R)

menjadi produk (P) adalah :

R P

Maka perubahan entalpinya adalah :

∆H = HP-HR

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Keterangan :

ΔH = perubahan entalpi

HR = entalpi pereaksi / reaktan

HP = entalpi produk

1) Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Sistem adalah zat atau proses yang sedang dipelajari perubahan energinya.

Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem, dengan apa sistem mengadakan

pertukaran energi. Kalor reaksi adalah perubahan kalor yang menyertai suatu reaksi.

Reaksi ada dua macam yaitu:

a) Reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari

sistem ke lingkungan (terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil

daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda

negatif.

Reaksi Eksoterm : ∆H = HP – HR < 0

Contoh: CaO (s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq)

b) Reaksi endoterm yaitu reaksi yang memerlukan kalor, kalor mengalir dari

lingkungan ke sistem (terjadi kenaikan entalpi), entalpi produk lebih besar

daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda

positif.

Reaksi Endoterm : ∆H = HP – HR > 0

Contoh :

Ba(OH)2.8H2O (s) + 2NH4Cl (s) BaCl2.2H2O (s) + 2NH3(g) + 6 H2O (l)

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Perubahan Entalpi Standar (∆Hº)

Perubahan entalpi yang diukur pada 25 ºC dan 1 atm, disebut perubahan

entalpi standar dan dinyatakan dengan lambang ∆Hº atau ∆H298. kondisi dengan

suhu 25 ºC dan tekanan 1 atm selanjutnya disebut kondisi standar.

Dalam satuan internasional (SI), besarnya perubahan entalpi dinyatakan

dalam satuan kilo Joule mol-1

.

1 kkal = 4,184 kiloJoule

1 kal = 4,184 Joule

Macam-macam perubahan entalpi berdasarkan jenis reaksinya meliputi :

a) Perubahan entalpi pembentukan (∆Hf), Adalah besarnya perubahan entalpi pada

reaksi pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya. Dalam hal ini

∆Hf digunakan untuk senyawa, harga ∆Hf untuk unsur-unsur bebas adalah nol.

Bila diukur pada suhu 298 K tekanan 1 atm, maka disebut perubahan entalpi

pembentukan standar ( ∆Hfº = standard entalphy of Formation)

Contoh 1 :

Bila diketahui reaksi sebagai berikut :

H2(g) + O2(g) 2H2O(l) ΔH = - 571,7 kJ

Maka :

(1) kalor reaksi = - 571,7 kJ

(2) kalor pembentukan H2O = - 571,7/2 kJ

karena pada reaksi terbentuk 2 molekul H2O maka:

2f - 571,7/2 kJ / 2 = - 285,85 kJ/mol

(3) Reaksi pembentukan H2O adalah rekasi eksoterm.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Contoh 2:

Bila 83HCf-24,8 kkal/mol

(1) Tulis persamaan reaksi termokimianya!

(2) Berapa kkal kalor dibebaskan jika pada reaksi terbentuk 2,2 gram C3H8?

(Ar C= 12, H= 1)

Jawab :

(1) 83HCf -24,8 kkal/mol, berarti jika 1 mol C3H8 (koefisien =1)

terbentuk dari unsur C dan unsur H2 perubahan entalpinya -24,8 kkal.

Ditulis:

3 C + 4 H2 C3H8 kkal8,24

(2) Untuk membentuk 1 mol C3H8 -24,8 kkal

maka untuk membentuk 2,2 gram 44

2,2 mol berarti

ΔHf C3H8 = kkalx 8,2444

2,2

ΔHf C3H8 kkalx 8,2405,0

= -1,24 kkal

b) Perubahan Entalpi Penguraian (∆Hd)

Adalah besarnya perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi

unsur-unsur pembentuknya. Marquis de laplace merumuskan, bahwa jumlah

kalor yang dilepaskan pada pembentukkan senyawa dari unsur-unsurnya sama

dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi

unsur-unsurnya.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hukum Marquis de laplace berlaku untuk semua reaksi,

Contoh: A + B C + D ∆H = + x kkal

C + D A + B ∆H = - x kkal

Jadi, reaksi pembentukan H2O(l) ditulis sebagai berikut:

2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) +571,7 kJ

maka reaksi penguraian air dapat ditulis

2 H2O(l) 2 H2(g) + O2(g) -571,7 kJ

c) Perubahan Entalpi Pembakaran (∆Hc)

Adalah besarnya perubahan entalpi yang terbentuk jika 1 mol senyawa dibakar

(+ O2) menjadi oksidanya.

Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada

298 K dan 1 atm disebut perubahan entalpi pembakaran standar dan dinyatakan

dengan o

c(Δ Standar Enthalpy of Combustion). Entalpi pembakaran juga

dinyatakan dalam kJ mol-1

.

Contoh:

4 gram gas metana (CH4) direaksikan dengan oksigen menurut reaksi:

CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l)

Pada reaksi tersebut dibebaskan kalor sebesar 240 kJ.

Tentukan pembakaran metana!

Jawab:

Dibebaskan kalor, berarti reaksi eksoterm atau ΔΗ bertanda negatif.

4 gram CH4, maka mol CH4 = mol0,25mol16

4

Mr

gram

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

jadi untuk 0,25 mol, kJ-240ΔΗ

pembakaran metana adalah perubahan entalpi untuk pembakaran 1 mol

metana.

Maka untuk 1 mol CH2, kJ 240-x0.25

1ΔΗ

= - 960 kJ

Jadi kJ/mol960CHΔΗ 4c

d) Perubahan Entalpi Netralisasi (∆Hn)

Adalah perubahan entalpi yang menyertai pembentukan 1 mol H2O dari reaksi

asam basa.

Contoh : 2 NaOH + H2 SO4 Na2SO4 + 2 H2O + 200 kJ

Maka :

(1) kalor reaksi = + 200 kJ

(2) reaksiΔΗ = -200 kJ

(3) kJ/mol100mol2

kJ200NaOHΔΗn

(4) molkJSOH /200ΔΗ 42n

b. Kalorimetri

Kalorimetri adalah proses pengukuran kalor reaksi, sedang alat yang

digunakan untuk mengukur perubahan entalphi suatu reaksi disebut kalorimeter.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1oC atau 1

K disebut kalor jenis dinyatakan dalam joule per gram per derajat celsius (J g-1

oC

-1)

atau joule per gram per kelvin (J g-1

K-1

). Secara umum berlaku rumus :

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Keterangan :

q = jumlah kalor (dalam joule)

m = massa zat (dalam gram)

t = perubahan suhu = t akhir - t awal(oC atau K)

c = kalor jenis (J g-1

oC

-1 atau Jg

-1K

-1)

Contoh:

Sejumlah 20 mL larutan KOH 0,1 M dinetralkan dengan 20 mL larutan HCl 0,1 M

pada kalorimeter ternyata terjadi kenaikan suhu 1,8 oC. Jika kalor jenis larutan 4,2

J/g oC dan massa jenis larutan dianggap = 1 gram/mL, berapa ∆H netralisasi

tersebut?

Jawab:

HCl + KOH KCl + H2O

Mol HCl = 20 ml 0,1 M = 0,002 mol

Mol KOH = 20 ml 0,1 M = 0,002 mol

Volume larutan = (20 + 20) mL = 40 mL

Massa larutan = V

= 1 gram/mL 40 mL

= 40 gram

c = 4,2 J/gram oC

t = 1,8 oC

q = m.c. t

= 40 gram. 4,2 J/gram oC. 1,8

oC

= 302,4 joule = 302,4 J/0,002 mol

q = m.c.Δt

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

qreaksi = kJ/mol 151,2J/mol0,002

302,4

= -151,2 kJ/mol

Jumlah kalor yang diperlukan oleh suatu zat atau suatu sistem untuk

menaikkan suhu 1oC atau 1 K disebut kapasitas kalor (C). Kapasitas kalor

dinyatakan dalam joule per derajat Celcius (J oC

-1) atau dalam Joule per Kelvin (J K

-

1). Apabila kapasitas kalor diketahui, maka rumus menjadi sebagai berikut:

Keterangan q = jumlah kalor

C = kapasitas kalor

t = perubahan suhu (takhir-tawal)

c. Hukum Hess Atau Hukum Penjumlahan Kalor

Hukum Hess : perubahan entalpi suatu reaksi tidak bergantung pada

lintasan / jalannya reaksi, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan keadaan akhir.

Dengan hukum Hess, kalor reaksi dapat ditentukan secara langsung, artinya

tidak melalui suatu eksperimen. Penentuan kalor reaksi dapat dilakukan melalui dua

cara:

1) Berdasarkan kalor reaksi dari beberapa reaksi yang berhubungan

Dalam hal ini reaksi ynag diketahui kalor reaksinya disusun sedemikian rupa

sehingga penjumlahannya menjadi sama dengan reaksi yang diselidiki.

Contoh 1:

Diketahui (1) S(s) + O2(g) SO2(g) ΔH= -296,8 kJ

(2) 2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g) ΔH= -197,8 kJ

q = C. t

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tentukanlah entalpi reaksi : S(s) + 2

11 O2(g) SO3(g)

Perubahan entalpi reaksi ini dapat diperoleh dengan menyusun dan menjumlahkan

dua reaksi yang diketahui sebagai beikut : Reaksi (1) ditulis tetap sedangkan reaksi

(2) dibagi dua:

S(s) + O2(g) SO2(g) ΔH= -296,8 kJ

SO2(g) + 2

1O2(g) SO3(g) ΔH= -98,9 kJ

S(s) + 2

11 O2(g) SO3(g) ΔH= -395,7 kJ

(Keenan, 2001 :479)

Contoh 2:

Mg Mg(s) + ½ O2(g) MgO(s)

ΔH2 = -8,84 kJ

MgO

Mg(s) + 2 HCl(aq) MgO(s) + 2 H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g) + ½ O2(g)

MgCl2(aq) + H2(g) ΔH3 = - 26,06 kJ

Mg(OH)2

ΔH1 = - 53 kJ Mg(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + 2 H2O(l)

ΔH4 = P kJ

MgCl2

Diagram di atas adalah diagram tingkat energi dari reaksi:

Mg(OH)2(aq) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + 2 H2O (l)

BerapaΔH reaksi?

Menurut Hukum Hess berlaku persamaan :

ΔHreaksi = ΔH1 - ΔH2 - ΔH3

ΔHreaksi = (-53kJ) – (-8,84 kJ) – (- 26,06 kJ) = - 18, 10 kJ

Jadi ΔH reaksi = P = - 18, 10 kJ

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Contoh 3:

C (s) + O2 (g)

C (g) + ½ O2 (g) CO (g)

ΔH = - 110,5 kJ

CO (g) + ½ O2 (g)

C (s) + O2 (g) CO2 (g)

ΔH = - 393,5 kJ

CO (g) + ½ O2 (g) CO2 (g)

ΔH = - 283,0 kJ

CO2 (g)

(John B. Russel, 1981 : 503)

2). Berdasarkan tabel entalpi pembentukan

Secara umum, untuk reaksi

Atau

Contoh 1 :

Diketahui : NH3 (g) + HCl (g) NH4Cl (s)

ΔHf0 NH3 (g) = - 46,1 kJ mol

-1

ΔHf0 HCl (g) = - 92,3 kJ mol

-1

ΔHf0 NH4Cl (g) = - 314,4 kJ mol

-1

Ditanya : ΔHreaksi

m AB + n CD p AD + q CB ΔH= ?

ΔH = ( p . ΔH0

f AD + q . ΔH0

f CB) – ( m . ΔH0

f AB + n . ΔH0

f CD )

(pereaksi)ΣΔΗ(produk)ΣΔΗΔΗ ff

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Jawab : ΔHreaksi = Σ ΔHf0 produk - Σ ΔHf

0 reaktan

ΔHreaksi = ΔHf0 NH4Cl (g) - [ΔHf

0 NH3 (g) + ΔHf

0 HCl (g)]

= - 314,4 kJ mol-1

- [- 46,1 kJ mol-1

+ - 92,3 kJ mol-1

]

= - 176,0 kJ mol-1

Contoh 2 :

Diketahui : CH3OH (l) + 1 ½ O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (g)

ΔHf0 CH3OH (l) = - 239,0 kJ mol

-1

ΔHf0 CO2 (g) = - 393,5 kJ mol

-1

ΔHf0 H2O (g) = -241,8 kJ mol

-1

Ditanya : ΔHreaksi

Jawab :

ΔHreaksi = Σ ΔHf0 produk - Σ ΔHf

0 reaktan

=[ΔHf0 CO2 (g) + 2.ΔHf

0 H2O (g)] - [ΔHf

0 CH3OH (l) + 1 ½ ΔHf

0 H2O (g)]

= [-393,5 = 2.( -241,8)] kJ mol -1

- [- 239,0 + 1 ½ (0)] kJ mol -1

= - 638,1 kJ mol-1

(John B. Russel, 1981 : 504)

d. Energi Ikatan dan Entalpi Reaksi

Di dalam suatu reaksi kimia, pada dasarnya adalah peristiwa pemutusan dan

penggabungan ikatan kimia.

Misal : X2 + Y2 2 XY, dapat ditulis

X-X + Y-Y X + X + Y + Y X –Y + X – Y

Untuk memutuskan suatu ikatan kimia diperlukan energi, sedangkan pada

penggabungan ikatan dibebaskan energi.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1) Energi Ikatan

Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk

memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan

dinyatakan dalam satuan Kilo Joule (kJ). Macam energi ikatan antara lain:

a) Energi ikatan rata-rata adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan

kovalen yang terdapat di antara dua atom dalam senyawa yang berwujud gas.

Contoh:

H

H C H C(g) + 4 H(g) ΔH= +1661 kJ

H

Untuk memutuskan 4 ikatan C – H diperlukan energi 1661 kJ, maka untuk

memutus ikatan C – H rata-rata energi yang diperlukan adalah kJ4164

1661

atau disebut energi ikatan rata-rata C – H = 461 kJ

b) Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk menguraikan satu mol

senyawa gas menjadi atom-atomnya dalam wujud gas.

Contoh :

(1). H2(g) 2H(g) ΔH= +431 kJ (dwi atom/

beratom dua)

Energi atomisasi H2 = 431 kJ

(2). CH4(g) C(g) + 4H(g) ΔH= +1661 kJ

(beratom banyak)

Energi atomisasi CH4 =1661 kJ

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c) Energi dissosiasi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah

satu ikatan tertentu dalam suatu senyawa dalam keadaan gas.

Contoh : CH4 CH3 + H ΔH= +435 kJ

CH3 CH2 + H ΔH= +444 kJ

2) Menghitung ΔHReaksi Berdasarkan Energi Ikatan

Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam dua tahap,

yaitu:

a) Pemutusan ikatan pada pereaksi

b) Pembentukan ikatan pada produk

Contoh :

Reaksi : H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)

Ikatan yang putus : 1 mol H-H = 436 kJ

1 mol Cl-Cl = 242 kJ

Jumlah energi ikatan yang putus = 678 kJ

Ikatan yang terbentuk

2 mol H-Cl = 2 x 432 kJ = 862 kJ

= Eikatan reaktan yang putus - Eikatan produk yang terbentuk

=(678-862) kJ = -148 kJ

Ternyata reaksi bertanda negatif, berarti ikatan dalam produk lebih kuat daripada

ikatan dalam pereaksi.

= energi ikatan reaktan yang putus - Energi ikatan produk yang terbentuk

atau

= energi ikatan kiri - Energi ikatan kanan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh David Dean Jr dan Deanna Kuhn (2006) dengan

judul “Direct Instruction vs. Discovery : The Long View”.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan direct instruction dapat

menghasilkan strategi penyelesaian yang lebih efektif dibandingkan dengan

discovery.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek penelitian diberi perlakuan

dengan model direct instruction menggunakan laboratorium riil dan virtuil

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyono (2005) dengan judul “Pengaruh

Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran Terhadap Prestasi

Belajar Fisika Ditinjau dari Kreativitas Siswa” (Tesis).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi fisika

antara penerapan laboratorium riil dan virtuil.

Pada penelitian ini diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan

model direct instruction menggunakan laboratorium riil dan virtuil.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hans A. Braun (2003) dengan judul “Virtual

versus real laboratories in life science education : concepts and experiences”.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perangkat virtual dapat meningkatkan

pemahaman siswa dan menganggap simulasi virtual sebagai alternatif yang

valid dengan percobaan nyata.

Pada penelitian ini diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan

model direct instruction menggunakan laboratorium riil dan virtual.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Penelitian yang dilakukan oleh L. Arockiam et. al. (2011) dengan Judul

“A Study on Relationship between Emotional Quotient and Recollection &

Retention in E-Learning”.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kontrol diri

(emosional) sangat baik, memiliki daya ingat yang lebih baik pula.

Pada penelitian ini diharapkan faktor internal siswa yang berupa Emotional

Quotient dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Codruta Mih et. al. (2010) dengan judul

“Component of Self-Regulated Learning; Implication for School Performance”.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa yang kompeten lebih sering

menggunakan pemikiran yang mendalam dan kritis lebih dapat menggunakan

kemandirian dalam belajar.

Pada penelitian ini diharapkan faktor internal siswa yang berupa kemandirian

belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

6. Penelitian yang dilakukan oleh Susan G. Magliaro (2005) dengan judul “Direct

Instruction Resivited : A Key Model for Instructional Technology”.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa DI cocok diterapkan pada

pembelajaran berbasis teknologi karena memberikan instruksi yang terstruktur

yang jelas dan menyediakan potensi peserta didik untuk praktek dan segera

memberikan umpan balik.

Pada penelitian ini diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan

model direct instruction menggunakan laboratorium riil dan virtuil.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

C. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh model pembelajaran Direct Instruction menggunakan laboratorium riil

dan laboratorium virtuil terhadap prestasi belajar kimia.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah

satu faktor eksternal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan model

pembelajaran yang tepat dan efektif. Model mengajar yang digunakan oleh guru

sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi

tertentu. Model mengajar yang baik merupakan model yang disesuaikan dengan

materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan

pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif.

Salah satu materi kimia yang diajarkan siswa kelas XI-Ilmu Alam adalah

penentuan ΔH reaksi. Karakteristik dari materi penentuan ΔH reaksi yaitu dengan

serangkaian kegiatan laboratorium melalui praktikum sesuai dengan standar

kompetensi untuk bisa memahami konsep yang ada dan menyelesaikan soal-soal

hitungan dalam penentuan ΔH reaksi. sehingga diperlukan suatu model

pembelajaran yang dapat membantu mempermudah cara belajar siswa. Model

pembelajaran yang tepat untuk melibatkan keaktifan siswa adalah model Direct

Instruction. Dalam penelitian ini, model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtuil.

Menggunakan laboratorium riil dapat membuktikan secara nyata, sehingga

siswa terlibat langsung dalam proses kegiatan-kegiatan penemuan-penemuan konsep

sendiri. Pada laboratorium riil membutuhkan keterampilan yang lebih dari guru dan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

siswa dalam melakukan praktikum, sehingga menghasilkan konsep yang benar dan

tidak dapat menggambarkan keabstrakkan suatu materi. Tidak semua pelajaran

kimia dapat dilakukan dengan praktikum di laboratorium riil, sehingga perlu adanya

penggunaan media lain sebagai alternative untuk menggantikan laboratorium riil.

Salah satunya dengan menggunakan laboratorium virtuil dari simulasi komputer.

Pembelajaran dengan laboratorium virtuil dapat mengakomodasi siswa yang

lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim afektif dengan cara

yang lebih individual. Tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan

tingkat penguasaannya karena dapat merekam aktivitas siswa selama menggunakan

program tersebut, dapat diulang sesuai keinginan siswa dan dapat mengatasi

keterbatasan daya indera dan latar belakang siswa, sehingga dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Laboratorium virtuil sudah tentu tidak dapat menggantikan proses

pembelajaran tatap muka langsung, diduga model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa pada

materi penentuan ΔH reaksi dari pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Direct Instruction menggunakan laboratorium virtuil.

2. Pengaruh EQ tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia.

Kecerdasan emosional (EQ) merupakan kemampuan untuk mengelola emosi

atau perasaan menjadi potensi positif. Emosi dimiliki oleh setiap individu, termasuk

pula siswa. Emosi dapat berbentuk negatif atau positif. Emosi positif dapat

memotivasi internal yang sifatnya membangun misalnya menyukai belajar, bergaul,

bila mendapat kegagalan dijadikan sebagai cermin untuk keberhasilan. Sedangkan

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

emosi negatif bersifat destruktif atau merusak, murung, putus asa, menarik diri,

takut, malu, dan sebagainya.

Materi penentuan ΔH reaksi yaitu dengan serangkaian kegiatan laboratorium

melalui praktikum sesuai dengan standar kompetensi untuk bisa memahami konsep.

Pelaksanaan praktikum kemungkinan ada kesalahan-kesalahan yang menyimpang

dari prosedur sehingga dapat memicu emosi yang berlebihan dari siswa. Jadi, EQ

siswa kemungkinan juga dapat mempengaruhi proses berjalannya praktikum

penentuan ΔH reaksi. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang

tinggi diharapkan akan mampu menjalankan perannya sebagai seorang siswa yang

baik, sebaliknya dengan siswa yang memiliki EQ rendah, sehingga diduga akan

terdapat pengaruh EQ tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia penentuan

ΔH reaksi.

3. Pengaruh Kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia.

Kemandirian belajar adalah keinginan kuat untuk belajar, kadar kegiatan

(partisipasi) belajar yang tinggi, berani menampilkan diri dan kreatif,

berkeleluasaan melaksanakan kegiatan belajar secara teratur. Kegiatan praktikum

penentuan ΔH reaksi membutuhkan peran aktif dari siswa dan bebas dari rasa

ketergantungan dari siswa lain, sehungga bisa melaksanakan prosedur dengan tepat

dan benar.

Sifat kemandirian belajar yang dimiliki siswa akan berpengaruh pula

terhadap cara belajar siswa, yang nantinya akan berdampak pada prestasi yang

diperoleh. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan melakukan kegiatan

belajar secara mandiri dan tidak mengandalkan bantuan dari siswa atau orang lain,

sehingga bakat yang dimilikinya berfungsi secara optimal.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan Emotional Quotient (EQ)

terhadap pretasi belajar kimia

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diduga bahwa siswa yang memiliki

EQ tinggi apabila dikenai model pembelajaran DI menggunakan laboratorium riil

akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dengan siswa yang mempunyai EQ

tinggi tetapi dikenai pengajaran dengan model DI menggunakan laboratorium

virtuil. Sebaliknya siswa yang memiliki EQ rendah yang diajar dengan model DI

menggunakan menggunakan laboratorium riil akan mempunyai prestasi belajar yang

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai pengajaran dengan model DI

menggunakan laboratorium virtuil. Interaksi penggunaan model pembelajaran DI

menggunakan menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan EQ siswa terlihat

pada saat kegiatan laboratorium.

Dalam kegiatan laboratorium, siswa memerlukan mengelola emosi atau

perasaan kesabaran, fokus serta pengetahuan umum yang memadai. Saat siswa

mulai melaksanakan prosedur praktikum tahap demi tahap sesungguhnya hal

tersebut mengasah kecekatan, dimana kegiatan ini memerlukan koordinasi mata,

tangan dan pikiran. Pada saat itulah siswa membiasakan diri untuk berkonsentrasi

agar melaksanakan praktikum sesuai dengan petunjuk. Ada kalanya saat siswa

melakukan praktikum terjadi kesalahan-kesalahan prosedur sehingga hasil yang di

capai tidak sesuai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Hal ini tentu dapat dihindari

jika dilaksanakan sesuai prosedur dan tidak tergesa-gesa dalam melaksanakan

langkah tersebut, sesungguhnya tanpa disadari siswa tengah belajar mengendalikan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

emosi dan bersabar dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Siswa yang

memiliki EQ tinggi dapat mengendalikan emosinya, kemungkinan tepat diterapkan

dengan model DI menggunakan laboratorium riil, sedangkan siswa yang memiliki

EQ rendah kemungkinan tepat diterapkan dengan DI menggunakan laboratorium

virtuil. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diduga kemungkinan terdapat

interaksi antara penggunaan model DI menggunakan laboratorium riil dan virtuil

dengan EQ siswa terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

5. Interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan Kemandirian Belajar Siswa

terhadap pretasi belajar kimia

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diduga bahwa siswa yang memiliki

kemandirian belajar tinggi apabila dikenai model pembelajaran DI menggunakan

laboratorium virtuil akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dengan siswa

yang mempunyai kemandirian belajar tinggi tetapi dikenai pengajaran dengan model

DI menggunakan laboratorium riil. Sebaliknya siswa yang memiliki kemandirian

belajar rendah yang diajar dengan model DI menggunakan menggunakan

laboratorium virtuil akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang dikenai pengajaran dengan model DI menggunakan laboratorium

riil. Interaksi penggunaan model pembelajaran DI menggunakan menggunakan

laboratorium riil dan virtuil dengan kemandirian belajar siswa terlihat pada saat

kegiatan laboratorium virtuil.

Laboratorium riil lebih menekankan pada kerjasama dalam kelompok

mereka untuk menyelesaikan praktikum sehingga kemandirian belajar dari masing-

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

masing siswa akan tertutupi oleh kerjasama kelompok. Kemandirian belajar akan

terlihat jelas saat siswa melakukan kegiatan laboratorium virtuil, karena terjadi

interaksi secara mandiri antara siswa dengan program komputer tersebut.

Berdasarkan uraian, maka dapat diduga kemungkinan terdapat interaksi antara

penggunaan model DI menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan

kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH

reaksi.

6. Interaksi antara EQ dan kemandirian belajar siswa terhadap pretasi belajar

kimia.

Pada pengajaran materi penentuan ΔH reaksi dengan memperhatikan EQ dan

kemandirian belajar siswa, dimungkinkan terdapat interaksi antara EQ dan

kemandirian belajar siswa. Karena siswa dengan EQ yang tinggi, dimungkinkan

juga akan memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Dengan kecerdasan emosi

tinggi, siswa dapat lebih mengontrol emosinya sehingga bisa lebih baik dalam

berkonsentrasi untuk belajar secara individual. Begitu juga sebaliknya dengan siswa

yang memiliki EQ rendah. Jadi diduga terdapat interaksi antara EQ dan kemandirian

belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

7. Interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil, EQ serta kemandirian belajar siswa

terhadap pretasi belajar kimia.

Bertolak dari uraian sebelumnya yaitu kemungkinan siswa yang menerima

pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

yang diajar dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium virtuil. Faktor EQ dan kemandirian belajar mempunyai peran yang

sama dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dimungkinkan apapun

model pembelajaran yang diterapkan, baik dengan model pembelajaran Direct

Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan virtuil, siswa yang memiliki EQ

tinggi akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki EQ rendah. Sebaliknya berapapun nilai EQ, baik tinggi maupun rendah,

siswa yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction

(DI) menggunakan laboratorium riil akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih

baik daripada model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium virtuil. Begitu pula dengan kemandirian belajar siswa, apapun metode

pembelajaran yang diterapkan, baik model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium riil atau model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium virtuil, siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi

akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

kemandirian belajar rendah. Sebaliknya berapapun tingkat kemandirian belajar, baik

tinggi maupun rendah, siswa yang menerima pembelajaran dengan model

pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium virtuil akan

memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada model pembelajaran Direct

Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil. Sehingga dapat diduga bahwa

terjadi interaksi antara model pembelajaran, EQ dan kemandirian belajar siswa

terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat disusun

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar kimia materi

penentuan ΔH reaksi.

2. Ada pengaruh EQ tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia materi

penentuan ΔH reaksi.

3. Ada pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

kimia materi penentuan ΔH reaksi.

4. Ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil dan virtuil dengan EQ terhadap prestasi belajar kimia materi

penentuan ΔH reaksi.

5. Ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil dan virtuil dengan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi

belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

6. Ada interaksi antara EQ dengan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi

belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

7. Ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil dan virtuil dengan EQ serta kemandirian belajar siswa terhadap

prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di kelas XI-Ilmu Alam semester ganjil SMA

Negeri 9 Tangerang untuk tahun pelajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2009 - Februari 2009. Pelaksanaan

penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap – tahap pelaksanaannya

dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1. Tahap Penelitian

Kegiatan B u l a n

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

Proposal penelitian √ √ √

Permohonan ijin √

Pembuatan dan uji

instrumen √ √ √

Pengambilan data

penelitian √ √

Penyusunan

laporan &

konsultasi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dengan menggunakan anava tiga jalan dengan rancangan faktorial 2x2x2. Faktor

pertama adalah model pembelajaran yaitu model pembelajaran direct instruction

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

menggunakan laboratorium riil dan direct instruction menggunakan laboratorium

virtual. Faktor kedua adalah EQ yang dikategorikan ke dalam EQ tinggi dan rendah.

Faktor ketiga kemandirian belajar siswa yang dibagi menjadi kemandirian belajar

tinggi dan rendah. Rancangan Penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

A

A1 A2

B1 C1 A1B1C1 A2B1C1

C2 A1B1C2 A2B1C2

B2 C1 A1B2C1 A2B2C1

C2 A1B2C2 A2B2C2

Keterangan :

A1 : model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium riil

A2 : model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium virtual

B1 : EQ tinggi

B2 : EQ rendah

C1 : kemandirian belajar tinggi

C2 : kemandirian belajar rendah

A1B1C1 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium riil

pada EQ tinggi dan kemandirian belajar tinggi

A1B1C2 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium riil

pada EQ tinggi dan kemandirian belajar rendah

A1B2C1 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium riil

pada EQ rendah dan kemandirian belajar tinggi

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

A1B2C2 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium riil

pada EQ rendah dan kemandirian belajar rendah

A2B1C1 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium virtual

pada EQ tinggi dan kemandirian belajar tinggi

A2B1C2 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium virtual

pada EQ tinggi dan kemandirian belajar rendah

A2B2C1 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium virtual

pada EQ rendah dan kemandirian belajar tinggi

A2B2C2 = model pembelajaran direct instruction menggunakan laboratorium virtual

pada EQ rendah dan kemandirian belajar rendah

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Negeri

9 Tangerang tahun pelajaran 2009/2010.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple cluster random

sampling atau sampel acak dengan cara undian kelas (Saifudin azwar, 2001: 81).

Dalam penelitian ini sebagai sampel diambil 2 kelas dari 4 kelas XI-Ilmu Alam yang

ada di SMA Negeri 9 Tangerang.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu metode pembelajaran

dan dua variabel moderator yaitu Emotional Quotient (EQ) dan kemandirian belajar

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

siswa yang dikategorikan dalam tinggi dan rendah. Variabel terikat penelitian adalah

prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Model Pembelajaran

Pembelajaran direct instruction merupakan suatu model pembelajaran

yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh

informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Laboratorium riil

adalah salah satu sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai tempat

berlatih siswa untuk mengadakan kontak secara langsung dengan obyek yang

dipelajari, baik melalui pengamatan maupun melalui percobaan. Laboratorium

virtual merupakan media pembelajaran dengan menggunakan perangkat

komputer yang dapat menyimpan, memproses, dan menampilkan tulisan, gambar

ataupun gerakan animasi yang bersifat interaktif dengan siswa.

b. Variabel Moderator 1 : Emotional Quotient (EQ)

Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional merupakan

kemampuan seseorang untuk mengendalikan, mengorganisir dan menggunakan

emosi ke arah kegiatan yang mendatangkan hasil optimal.

c. Variabel Moderator 2 : Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar adalah keinginan kuat untuk belajar, kadar

kegiatan (partisipasi) belajar yang tinggi, berani menampilkan diri dan kreatif,

berkeleluasaan melaksanakan kegiatan belajar secara teratur.

d. Variabel terikat : Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah perolehan skor pada pengukuran dengan

prestasi belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep-

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

konsep pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan setelah siswa

mengikuti proses belajar mengajar.

2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian

Variabel model pembelajaran berupa nilai prestasi dari model pembelajaran

direct instruction menggunakan laboratorium riil dan direct instruction

menggunakan laboratorium virtual berskala pengukuran nominal. Variabel EQ dan

kemandirian belajar siswa berskala pengukuran ordinal yang dibedakan menjadi

kategori tinggi dan rendah. Perbedaan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata

kedua kelas. Siswa dengan perolehan skor sama dan diatas skor rata-rata

dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan skor dibawah

skor rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes, angket dan observasi.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif pada

kelas XI-Ilmu Alam SMA Negeri 9 Tangerang tahun pelajaran 2009 / 2010.

2. Metode Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung

dan tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan

jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

ada. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data skor EQ, kemandirian

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

belajar dan nilai prestasi belajar afektif. Akan tetapi jika ada data EQ yang tidak

sesuai dengan kondisi siswa di lapangan maka dilakukan observasi dengan bantuan

guru. Maka data angket EQ siswa tersebut akan diganti dengan data observasi.

3. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar

psikomotorik. Observasi dilakukan dengan menilai unjuk kerja praktikum siswa

pada materi penentuan ΔH reaksi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi

dua, yaitu :

1. Instrumen dalam pelaksanaan penelitian yang berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

2. Instrumen dalam pengambilan data pokok, yaitu angket EQ dan kemandirian

belajar, tes prestasi belajar ranah kognitif, angket prestasi belajar ranah afektif

penilaian unjuk kerja ranah psikomotor.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes prestasi

belajar ranah kognitif, angket EQ, angket kemandirian belajar dan angket prestasi

belajar afektif diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen

tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik, diantaranya instrumen

yang valid dan reliabel, serta untuk mengetahui kualitas instrumen tes dilakukan

pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

G. Uji Coba Instrumen

1. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif. Sebelum

digunakan dalam penelitian, instrument penelitian diujicobakan terlebih dahulu

untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen tes dikatakan valid, apabila dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas

item. Validitas item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item.

Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Karl Pearson sebagai berikut :

2222xy

Y)(- YNX)(- XN

Y)X)(( - XYN r

Keterangan :

X: skor butir item nomor tertentu, Y : skor total, rxy: koefisien validitas, N:

jumlah subjek.

Kemudian diuji t pada taraf signifikan 5% dengan derajat bebas n – 2.

Rumusnya adalah:

t = 2n21 xy

xy

r

r

Item dikatakan valid bila harga t > ttabel.

(Nana Sudjana, 2005: 146)

Hasil uji validitas instrument penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 3.3.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Kriteria

Jumlah Valid Drop

Soal Materi Penentuan ΔH Reaksi 28 2 30

Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 16.

b. Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut:

rtt =

2

t

2

t

S

pqS

1n

n

Keterangan :

rtt : koefisien reliabilitas, n : jumlah item, St : standar deviasi, p : proporsi

subyek yang menjawab item dengan benar, q: proporsi subyek yang menjawab

item dengan salah, Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan r product moment. Apabila harga rtt > rtabel maka tes instrumen tersebut

adalah reliabel.

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak

reliabel

(Anas Sudijono, 2005: 254)

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 3.4.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Reliabilitas Kriteria

Soal Materi Penentuan ΔH Reaksi 30 0,867 Reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat

pada Lampiran 16.

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Indeks kesukaran item digunakan untuk menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal. Untuk menentukan indeks kesukaran item digunakan

rumus sebagai berikut :

P = N

N p

Keterangan :

P : indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang menjawab benar dari suatu item

N : jumlah siswa yang mengikuti tes

Adapun kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Kurang dari 0,25: terlalu

sukar, 2) 0,25 – 0,75 : cukup (sedang), 3) lebih dari 0,75 : terlalu mudah

(Anas Sudijono, 2005: 372)

Hasil uji taraf kesukaran soal instrument penilaian kognitif yang

dilakukan terangkum dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif

Taraf Kesukaran Soal Jumlah

Terlalu Sukar Cukup (sedang) Terlalu Mudah

6 20 4 30

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 16.

d. Daya Pembeda Soal

Taraf pembeda item adalah kemampuan suatu item untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai), (Anas Sudijono, 2005:385). Bilangan

yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi

dengan rumus :

D = PA – PB

Di mana:

D : indek diskriminasi item

PA : proporsi siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar dari suatu

item

PB : proporsi siswa kelompok bawah yang dapat menjawab benar dari suatu

item

Adapun klasifikasinya sebagai berikut: 1) Bertanda negatif: jelek sekali,

2) kurang dari 0,20 : jelek, 3) 0,20– 0,40 : sedang, 4) 0,40 – 0,70 : baik, 5) 0,70 –

1,00 : baik sekali.

(Anas Sudijono, 2005: 389)

Hasil uji daya beda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif

Daya Pembeda Soal Jumlah

Jelek Sekali Jelek Sedang Baik Baik Sekali

2 17 11 0 0 30

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Hasil uji daya beda soal instrument penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 16.

2. Instrumen Penilaian EQ dan Kemandirian Belajar Siswa

a. Penyusunan kisi-kisi angket

Setelah aspek dan indikator dirumuskan kemudian disusun kisi-kisi angket yang

memuat tentang ruang lingkup variabel bebas sesuai dasar teori. Kisi-kisi angket

tersebut dijadikan pedoman pembuatan pertanyaan dan persyaratan.

b. Penyusunan item angket

Meliputi pembuatan item-item pertanyaan, alternatif jawaban, surat pengantar

angket, dan petunjuk pengisian angket. Item-item disesuaikan dengan indikator

yang telah dirumuskan.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen

penilaian EQ dan kemandirian belajar diujicobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kualitas item angket, dengan menguji validitas dan realibilitas.

a. Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung indeks

korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi product moment

dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut :

rxy =

2222 YYNXXN

YXXYN

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan, X = skor butir item nomor tertentu, Y = skor total, N = jumlah

subyek.

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria

validitas suatu tes (rxy) selanjutnya disebut rhitung. Kemudian hasil perhitungan

dapat dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Item dikatakan valid bila

harga rhitung > rtabel.

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian EQ dan Kemandirian Belajar

Variabel Kriteria

Jumlah Valid Drop

Angket EQ 28 4 32

Angket Kemandirian Belajar 37 3 40

Hasil uji validitas instrumen penilaian EQ dan Kemandirian Belajar yang lebih

rinci dapat dilihat pada Lampiran 16.

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Alpha (digunakan

untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0) yaitu sebagai berikut:

11r =

2

2

11

t

i

n

n

Keterangan :

11r = reliabilitas yang dicari

n = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ2

i = jumlah varians skor tiap-tiap item

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

σ2

i =

N

N

XX

2

i2

i

σ2

t = varians total

σ2

t =

2

t

2

t

N

X

N

X

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak

reliabel.

(Anas Sudijono, 2005: 254)

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian EQ dan Kemandirian Belajar

yang dilakukan terangkum dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian EQ dan Kemandirian Belajar

Variabel Jumlah Reliabilitas Kriteria

Angket EQ 32 0,874 Reliabel

Angket Kemandirian Belajar 40 0,886 Reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian EQ dan Kemandirian Belajar yang lebih

rinci dapat dilihat pada Lampiran 16

3. Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan

adalah angket langsung dan tertutup yaitu siswa memberikan jawaban dengan

memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala penskoran

digunakan skala likert, adapun ketentuannya dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 3. 9. Skor Penilaian Afektif

Aspek yang di Nilai Skor

( + ) ( - )

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak setuju) 2 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4

(Depdiknas, 2003: 14)

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen penilian afektif

diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket, dengan

menguji validitas dan realibilitas.

a. Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung

indeks korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut :

rxy =

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = skor butir item nomor tertentu

Y = skor total

N = jumlah subyek

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria

validitas suatu tes (rxy) selanjutnya disebut rhitung. Kemudian hasil perhitungan

2222 YYNXXN

YXXYN

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dapat dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Item dikatakan valid bila

harga rhitung > rtabel.

Tabel 3.10. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif

Variabel Kriteria

Jumlah Valid Drop

Angket Penilaian Afektif 29 3 32

Hasil uji validitas instrumen penilaian afektif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 16.

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Alpha (digunakan untuk

mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0) yaitu sebagai berikut:

11r =

2

2

11

t

i

n

n

Keterangan :

11r = reliabilitas yang dicari

n = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ2

i = jumlah varians skor tiap-tiap item

σ2

i =

N

N

XX

2

i2

i

σ2

t = varians total

σ2

t =

2

t

2

t

N

X

N

X

(Suharsimi Arikunto, 2006: 108-112)

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak

reliabel

(Anas Sudijono, 2005: 254)

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian afektif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif

Variabel Jumlah Reliabilitas Kriteria

Angket Penilaian Afektif 32 0,909 Reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian afektif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 16.

4. Instrumen Penilaian Psikomotor

Instrumen penilaian psikomotor berupa lembar penilaian observasi kinerja

(Perfomance Assesment). Bentuk instrumen ini digunakan untuk kompetensi yang

berhubungan dengan prektek. Perangkat tes ini diisi oleh guru atau asisten

laboratorium sesuai dengan kriteria skor untuk tiap-tiap aspek yang dinilai.

Analisis instrumen penilaian psikomotor menggunakan analisis kualitatif.

Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun

keahlian yang sama, dosen pembimbing atau para ahli. Tujuannya adalah untuk

menilai materi, konstruksi dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi

pedoman dan bisa dipahami oleh siswa.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan normalitas dan homogensitas.

Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis variansi tiga

jalan dengan sel tak sama.

a. Uji Kesamaan rata-rata.

Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal. Dengan

cara menguji rata-rata nilai mid semester 1 mata pelajaran kimia antara 2 kelas

eksperimen. Uji statistic yang digunakan adalah uji t dua pihak, dihitung

menggunakan software minitab

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang terdistribusi normal atau tidak, uji normalitas ini dihitung

menggunakan software minitab.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis:

H0 : data tidak terdistribusi normal

H1 : data terdistribusi normal

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan normality test dengan pendekatan Ryan-Joiners.

Ketentuan pengambilan kesimpulan, H0 tidak ditolak ketika P-Value < 0,1

selain itu H1 akan ditolak. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi – variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Uji normalitas ini dihitung menggunakan

software minitab.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis :

H0 : data tidak homogen

H1: data homogen

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan test for equal variances. Ketentuan

pengambilan kesimpulan, H0 tidak ditolak ketika P-Value < 0,05 selain itu

H1 akan ditolak. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

2. Uji Hipotesis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikansi

efek tiga varibel bebas terhadap satu variabel terikat dan interaksi ketiga variabel

bebas terhadap variabel terikat.

a. Uji Hipotesis:

1) H0A : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct

Instruction menggunakan laboratorium riil dan virtual terhadap prestasi

belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

H1A : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual terhadap prestasi belajar kimia

materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2) H0B : Tidak ada pengaruh Emotional Quotien (EQ) tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar kimia materi materi pokok penentuan ΔH reaksi.

H1B : Ada pengaruh Emotional Quotien (EQ) tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar kimia materi materi pokok penentuan ΔH reaksi.

3) H0C : Tidak ada pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

H1C : Ada pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

4) H0AB : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual dengan Emotional Quotien (EQ)

terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi

H1AB : Ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual dengan Emotional Quotien (EQ)

terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

5) H0AC : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual dengan kemandirian belajar siswa

terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi

H1AC : Ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual dengan kemandirian belajar siswa

terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH reaksi.

6) H0BC : Tidak ada interaksi antara Emotional Quotien (EQ) dengan

kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok

penentuan ΔH reaksi

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

H1BC : Ada interaksi antara Emotional Quotien (EQ) dengan kemandirian

belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ΔH

reaksi.

7) H0ABC : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual, Emotional Quotien (EQ) dan

kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia

H1ABC : Ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtual, Emotional Quotien (EQ) dan

kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia.

b. Statistik Uji

Statistik uji menggunakan GLM (General Linier Model). Ketentuan

pengambilan kesimpulan, H0 ditolak ketika P-Value < 0,05 selain itu H1 akan

diterima. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

c. Uji Lanjut Anava (Uji Scheffe)

Uji komparasi ganda digunakan untuk mengetahuai lebih lanjut rerata

mana yang berbeda dan rerata mana yang sama. Setelah dilakukan analisis

variansi. Jadi, uji komparasi ganda merupakan analisis pasca variansi.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Scheffe dengan

rumus :

F = (k – 1) Fij dimana Fij =

ji

ji

nnRKG

XX

11

2

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Keterangan :

Xi = rerata (sampel) kolom ke i

Xj = rerata (sampel) kolom ke j

RKG = rerata kuadrat galat, diperoleh dari perhitungan analisis variabel

Ni = banyaknya observasi kolom i

Nj = banyaknya observasi kolom j

F > F(1, N – k) dimana

N = cacah semua observasi

K = cacah kolom, perlakuan (treatment)

(Budiono, 2000 : 209)

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi skor kemandirian

belajar, skor EQ dan nilai prestasi belajar siswa materi penentuan ΔH reaksi. Data

diperoleh dari kelas XI-IA3 sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran

DI menggunakan laboratorium riil dan XI-IA2 sebagai kelas eksperimen dengan

model pembelajaran DI menggunakan laboratorium virtuil.

1. Data Skor Kemandirian Belajar

Data penelitian mengenai kemandirian belajar siswa diperoleh dari tes

kemandirian belajar. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikelompokkan

dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Pengelompokan kategori ini

berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa yang mempunyai skor sama

dengan skor rata-rata atau di atasnya dikelompokkan dalam kategori tinggi, dan

siswa yang mempunyai skor di bawah skor rata-rata dikelompokkan dalam

kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 77 siswa yang terdiri

dari 39 siswa kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran DI

menggunakan laboratorium virtuil dan 38 siswa kelas eksperimen menggunakan

model pembelajaran DI menggunakan laboratorium riil, terdapat 40 siswa

mempunyai kemandirian belajar tinggi dan 37 siswa mempunyai kemandirian

belajar rendah. Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4.1. Jumlah Siswa yang Mempunyai Kemandirian Belajar Tinggi dan Rendah.

Kemandirian Belajar Kelas Virtuil Kelas Riil

Frekuensi persentase Frekuensi persentase

Tinggi 23 59 17 44.7

Rendah 16 41 21 55.3

Jumlah 39 100 38 100

2. Data Skor EQ

Data EQ siswa diperoleh dari angket EQ. Berdasarkan data yang

diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah.

Pengelompokan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa

yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya dikelompokkan

dalam kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor di bawah rata-rata

dikeelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut

dari 77 siswa yang terdiri dari 39 siswa kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran DI menggunakan laboratorium virtuil dan 38 siswa kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran DI menggunakan laboratorium

riil, terdapat 48 siswa mempunyai EQ tinggi dan 29 siswa mempunyai EQ rendah.

Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Jumlah Siswa yang Mempunyai EQ Tinggi dan Rendah.

EQ Kelas Virtuil Kelas Riil

Frekuensi persentase Frekuensi persentase

Tinggi 20 48.7

28 73.7

Rendah 19 51.3

10 26.3

Jumlah 39 100 38 100

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3. Data Prestasi Belajar Kimia

a. Prestasi belajar kognitif

Perbandingan prestasi belajar kognitif antara kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran DI menggunakan laboratorium riil dan sebagai

kelas eksperimen dengan model pembelajaran DI menggunakan laboratorium

virtuil dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan data dari masing-masing kelas

dibuat daftar distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Kelas Lab. Virtuil dan Lab. Riil

Interval Median Kelas Lab. Virtuil Kelas Lab. Riil

Frekuensi Frekuensi Relatif

(%) Frekuensi

Frekuensi Relatif

(%)

43,50 – 50,50 46,51 1 2,56 0 0

50,51 – 57,51 53,52 3 7,69

0 0

57,52 – 64,52 60,53 12 30,77

0 0

64,53 – 71,53 67,54 12 30,77

3 7,89

71,54 – 78,54 74,55 7 17,95

3 7,89

78,55 – 85,55 81,56 3 7,69

7 18,42

85,56 – 92,56 88,57 1 2,56

21 55,26

92,57 – 99,57 95,58 0 0 4 10,53

Jumlah 39 100 38 100

Gambar 4.1. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Kognitif Kelas Lab. Virtuil

dan Lab. Riil

0

5

10

15

20

25

Fre

kue

nsi

median

lab virtuil

lab riil

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b. Prestasi belajar afektif

Perbandingan prestasi belajar afektif antara kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran DI menggunakan laboratorium riil dan sebagai

kelas eksperimen dengan model pembelajaran DI menggunakan laboratorium

virtuil dapat dilihat pada Gambar 4.2. Berdasarkan data dari masing-masing kelas

dibuat daftar distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas Lab. Virtuil dan Lab. Riil

Interval Median

Kelas Lab. Virtuil Kelas Lab. Riil

Frekuensi Frekuensi

Relatif (%) Frekuensi Frekuensi

Relatif (%)

55 – 62 59 1 2,56 0 0

63 – 70 67 3 7,69

0 0

71 – 78 75 3 7,69

4 10, 53

79 – 86 83 10 25,64

10 26,32

87 – 94 91 11 28,20

12 31,58

95 – 102 99 10 25,64

6 15,79

103 – 110 107 1 2,56

5 13,16

111 - 118 115 0 0 1 2,63

Jumlah 39 100 38 100

Gambar 4.2. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Afektif Kelas Lab. Virtuil dan

Lab. Riil

0

2

4

6

8

10

12

59 67 75 83 91 99 107 115

fre

kue

nsi

median

lab virtuil

lab riil

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pada penelitian ini menggunakan beberapa uji persyaratan analisis antara

lain: uji kesamaan rata-rata, uji normalitas, dan uji homoginitas. Hasilnya akan

disampaikan pada uraian berikut:

1. Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

yang sama antara virtuil dan riil. Dengan menggunakan uji t dua pihak terhadap

nilai rata-rata mid semester 1 mata pelajaran kimia. Adapun hasil komputasinya

menggunakan minitab 15 dapat dilihat pada Lampiran 19. Dari perhitungan

didapatkan nilai "t" amatan adalah -1,98 dan P-Value = 0.051. Nampak bahwa P >

alpha. Oleh sebab itu, Ho tidak ditolak. maksudnya, nilai rata-rata mid semester 1

mata pelajaran kimia kedua kelas (XI-IA2 dan XI-IA3) sama.

Dari uji normalitas, terlihat bahwa data nilai mid semester 1 mata pelajaran

kimia kedua kelas adalah normal, dimana harga P > 0,100 sehingga Ho tidak

ditolak, yang berarti data terdistribusi normal. Begitu pula dengan uji

homogenitas, dengan harga P (0,784) > α (0,05) sehingga Ho tidak ditolak, yang

berarti data nilai mid semester 1 mata pelajaran kimia kedua kelas homogen.

Kesimpulannya adalah nilai rata-rata mid semester 1 mata pelajaran kimia kedua

kelas sama. Dengan mengasumsikan nilai rata-rata mid semester 1 mata pelajaran

kimia sebagai kemampuan awal, maka kedua kelas mempunyai kemampuan awal

yang sama.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan dengan minitab 15. Komputasinya dapat dilihat pada

Lampiran 20. hasilnya disajikan pada Gambar berikut:

110100908070605040

99.9

99

95

90

80

7060504030

20

10

5

1

0.1

Kognitif

Pe

rce

nt

Mean 76.07

StDev 11.13

N 77

RJ 0.989

P-Value >0.100

Probability Plot of KognitifNormal

Gambar 4.3. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif

Dari grafik Nampak bahwa P-value > 0,100 sehingga Ho tidak ditolak, maka

kedua data sampel memenuhi syarat terdistribusi normal.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

1201101009080706050

99.9

99

95

90

80

7060504030

20

10

5

1

0.1

Afektif

Pe

rce

nt

Mean 88.88

StDev 10.26

N 77

RJ 0.990

P-Value >0.100

Probability Plot of AfektifNormal

Gambar 4.4. Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif

Dari grafik Nampak bahwa P-value > 0,100 sehingga Ho tidak ditolak, maka

kedua data sampel memenuhi syarat terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil di atas, untuk setiap uji diperoleh P > 0,100 sehingga

diperoleh kesimpulan H0 tidak ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Uji yang dipakai menggunakan perhitungan

minitab 15. Komputasi dari uji ini dapat dilihat pada lampiran 21, rangkuman

hasilnya disajikan pada gambar berikut :

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

2

1

111098765

Me

tod

e

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

100908070605040

Me

tod

e

Kognitif

Test Statistic 1.61

P-Value 0.148

Test Statistic 1.68

P-Value 0.199

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Kognitif

Gambar 4.5. Uji Homoginitas Metode Terhadap Prestasi Belajar Kognitif

Dari grafik Nampak bahwa Ho (Data Homogen) tidak ditolak sebab P (P-Value

= 0,199) > α (0,05). Berarti, data metode homogen.

2

1

16141210

Ke

ma

nd

iria

n B

ela

jar

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

100908070605040

Ke

ma

nd

iria

n B

ela

jar

Kognitif

Test Statistic 1.17

P-Value 0.634

Test Statistic 1.21

P-Value 0.276

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Kognitif

4.6. Uji Homoginitas Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kognitif

Dari grafik Nampak bahwa Ho (Data Homogen) tidak ditolak sebab P (P-Value

= 0,199) > α (0,05). Berarti, data metode homogen.

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

2

1

18161412108

EQ

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

100908070605040

EQ

Kognitif

Test Statistic 1.56

P-Value 0.174

Test Statistic 0.76

P-Value 0.385

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Kognitif

4.7. Uji Homoginitas EQ Terhadap Prestasi Belajar Kognitif

Dari grafik Nampak bahwa Ho (Data Homogen) tidak ditolak sebab P (P-Value

= 0,385) > α (0,05). Berarti, data EQ homogen.

2

1

15141312111098

Me

tod

e

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

1201101009080706050

Me

tod

e

A fektif

Test Statistic 1.22

P-Value 0.540

Test Statistic 0.08

P-Value 0.773

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Afektif

4.7. Uji Homoginitas Metode Terhadap Prestasi Belajar Afektif

Dari grafik Nampak bahwa Ho (Data Homogen) tidak ditolak sebab P (P-Value

= 0,773) > α (0,05). Berarti, data metode homogen.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2

1

14121086

Ke

ma

nd

iria

n B

ela

jar

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

1201101009080706050

Ke

ma

nd

iria

n B

ela

jar

A fektif

Test Statistic 1.51

P-Value 0.206

Test Statistic 0.25

P-Value 0.619

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Afektif

4.8. Uji Homoginitas Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Afektif

Dari grafik Nampak bahwa Ho (Data Homogen) tidak ditolak sebab P (P-Value

= 0,619) > α (0,05). Berarti, data kemandirian belajar homogen.

2

1

15141312111098

EQ

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

1201101009080706050

EQ

A fektif

Test Statistic 1.20

P-Value 0.572

Test Statistic 0.00

P-Value 0.969

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Afektif

4.8. Uji Homoginitas EQ Terhadap Prestasi Belajar Afektif

Dari grafik Nampak bahwa Ho (Data Homogen) tidak ditolak sebab P (P-Value

= 0,969) > α (0,05). Berarti, data EQ homogen.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Berdasarkan hasil di atas, untuk setiap uji perbandingan dua varian

diperoleh P-Value > 0,05, sehingga diperoleh kesimpulan H0 tidak ditolak.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel mempunyai varians

yang sama (homogen).

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Hipotesis

Uji yang dilakukan menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan sel

tak sama dan komputasinya dapat dilihat pada Lampiran 22. Adapun rangkuman

hasil analisis variansi tiga jalan disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.5. Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Kognitif

No Terhadap Prestasi Kognitif P

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Metode

Kemandirian Belajar

EQ

Metode*Kemandirian belajar

Metode*EQ

Kemandirian Belajar*EQ

Metode*Kemandirian Belajar*EQ

0,000

0,027

0,017

0,601

0,183

0,824

0,902

Kesimpulan:

1. P- Value metode = 0,000 < 0,05, maka Ho (metode tidak berpengaruh

terhadap prestasi kognitif) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak), berarti

metode berpengaruh terhadap prestasi kognitif).

2. P-Value kemandirian belajar = 0,027 < 0.05, maka Ho (kemandirian

belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi kognitif) ditolak, (P > 0,005

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

tidak ditolak), berarti kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi

kognitif).

3. P-Value EQ = 0,017 < 0.05, maka Ho (EQ tidak berpengaruh terhadap

prestasi kognitif) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak), berarti EQ

berpengaruh terhadap prestasi kognitif).

4. P-Value interaksi metode dan kemandirian belajar = 0,601 > 0.05, maka

Ho (tidak terdapat interaksi metode dan kemandirian belajar terhadap

prestasi kognitif) tidak ditolak, (P < 0,005 ditolak), berarti tidak terdapat

interaksi metode dan kemandirian belajar terhadap prestasi kognitif).

5. P-Value interaksi metode dan EQ = 0,183 > 0.05, maka Ho (tidak terdapat

interaksi metode dan EQ terhadap prestasi kognitif) tidak ditolak, (P <

0,005 ditolak), berarti tidak terdapat interaksi metode dan EQ terhadap

prestasi kognitif).

6. P-Value interaksi kemandirian belajar dan EQ = 0,824 > 0.05, maka Ho

(tidak terdapat interaksi kemandirian belajar dan EQterhadap prestasi

kognitif) tidak ditolak, (P < 0,005 ditolak), berarti tidak terdapat interaksi

kemandirian belajar dan EQ terhadap prestasi kognitif.

7. P-Value interaksi metode, kemandirian belajar serta EQ = 0,902 > 0.05,

maka Ho (tidak terdapat interaksi metode, kemandirian belajar serta EQ

terhadap prestasi kognitif) tidak ditolak, (P < 0,005 ditolak), berarti tidak

terdapat interaksi metode, kemandirian belajar dan EQ terhadap prestasi

kognitif.

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 4.6. Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Afektif

No Terhadap Prestasi Afektif P

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Metode

Kemandirian Belajar

EQ

Metode*Kemandirian belajar

Metode*EQ

Kemandirian Belajar*EQ

Metode*Kemandirian Belajar*EQ

0,036

0,000

0,033

0,805

0,912

0,981

0,903

Kesimpulan:

1. P- Value metode = 0,036 < 0,05, maka Ho (metode tidak berpengaruh

terhadap prestasi afektif) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak), berarti metode

berpengaruh terhadap prestasi afektif).

2. P-Value kemandirian belajar = 0,000 < 0.05, maka Ho (kemandirian

belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi afektif) ditolak, (P > 0,005

tidak ditolak), berarti kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi

afektif.

3. P-Value EQ = 0,033 < 0.05, maka Ho (EQ tidak berpengaruh terhadap

prestasi afektif) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak), berarti EQ berpengaruh

terhadap prestasi afektif.

4. P-Value interaksi metode dan kemandirian belajar = 0,805 > 0.05, maka

Ho (tidak terdapat interaksi metode dan kemandirian belajar terhadap

prestasi afektif) tidak ditolak, (P < 0,005 ditolak), berarti tidak terdapat

interaksi metode dan kemandirian belajar terhadap prestasi afektif.

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

5. P-Value interaksi metode dan EQ = 0,912 > 0.05, maka Ho (tidak terdapat

interaksi metode dan EQ terhadap prestasi afektif) tidak ditolak, (P <

0,005 ditolak), berarti tidak terdapat interaksi metode dan EQ terhadap

prestasi afektif.

6. P-Value interaksi kemandirian belajar dan EQ = 0,981 > 0.05, maka Ho

(tidak terdapat interaksi kemandirian belajar dan EQterhadap prestasi

afektif) tidak ditolak, (P < 0,005 ditolak), berarti tidak terdapat interaksi

kemandirian belajar dan EQ terhadap prestasi afektif.

7. P-Value interaksi metode, kemandirian belajar serta EQ = 0,903 > 0.05,

maka Ho (tidak terdapat interaksi metode, kemandirian belajar serta EQ

terhadap prestasi afektif) tidak ditolak, (P < 0,005 ditolak), berarti tidak

terdapat interaksi metode, kemandirian belajar dan EQ terhadap prestasi

afektif.

2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Tiga Jalan

Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui

karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji

komparasi ganda dilakukan pada hipotesis pertama, kedua dan ketiga. Pada

hipotesis keempat, kelima, keenam dan ketujuh tidak diperlukan uji komparasi

ganda, karena keputusan H0 tidak ditolak atau diterima.

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

21

85

80

75

70

65

Metode

Mean

74.12

78.01

76.07

One-Way Normal ANOM for KognitifAlpha = 0.05

Gambar 4.9. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Metode Terhadap Prestasi Belajar

Kognitif

Pada diagram diatas, ada yang melewati batas garis merah, berarti metode

berpengaruh signifikan terhadap kognitif

21

80

79

78

77

76

75

74

73

72

Kemandirian Belajar

Mean

73.270

78.865

76.067

One-Way Normal ANOM for KognitifAlpha = 0.05

Gambar 4.10. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Kognitif

Pada diagram diatas, tidak ada yang melewati batas garis merah, berarti

kemandirian belajar berpengaruh tidak signifikan terhadap kognitif

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

21

80

78

76

74

72

70

EQ

Mean

73.95

78.18

76.07

One-Way Normal ANOM for KognitifAlpha = 0.05

Gambar 4.11. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh EQ Terhadap Prestasi Belajar Kognitif

Pada diagram diatas, ada yang melewati batas garis merah, berarti EQ

berpengaruh signifikan terhadap kognitif

21

92

91

90

89

88

87

86

85

Metode

Mean

86.232

91.535

88.883

One-Way Normal ANOM for AfektifAlpha = 0.05

Gambar 4.12. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Metode Terhadap Prestasi Belajar

Afektif

Pada diagram diatas, tidak ada yang melewati batas garis merah, berarti metode

tidak berpengaruh signifikan terhadap afektif.

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

21

95.0

92.5

90.0

87.5

85.0

Kemandirian Belajar

Mean

86.53

91.24

88.88

One-Way Normal ANOM for AfektifAlpha = 0.05

Gambar 4.13. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Afektif

Pada diagram diatas, ada yang melewati batas garis merah, berarti kemandirian

belajar berpengaruh signifikan terhadap afektif

21

93

92

91

90

89

88

87

86

85

EQ

Mean

86.869

90.897

88.883

One-Way Normal ANOM for AfektifAlpha = 0.05

Gambar 4.14. Uji Lanjut Pasca ANAVA Pengaruh EQ Terhadap Prestasi Belajar Afektif

Pada diagram diatas, ada yang melewati batas garis merah, berarti EQ

berpengaruh signifikan terhadap afektif

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

D. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct Instruction menggunakan

laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar siswa, ada atau tidaknya

pengaruh Emotional Quotien (EQ) tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

siswa, ada atau tidaknya pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada atau

tidaknya interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction menggunakan

laboratorium riil dan virtuil dengan Emotional Quotien (EQ) terhadap prestasi

belajar kimia, ada atau tidaknya interaksi antara model pembelajaran Direct

Instruction menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan kemandirian belajar

siswa terhadap prestasi belajar kimia, ada atau tidaknya interaksi antara Emotional

Quotien (EQ) dengan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia,

ada atau tidaknya interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil dan virtuil, Emotional Quotien (EQ) dan

kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan

ΔH reaksi.

1. Hipotesis Pertama

Kesimpulan yang diperoleh dari hipotesis pertama yaitu, model

pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia, baik prestasi belajar

kognitif maupun afektif. Hal ini sesuai dengan teori yang telah diungkapkan

bahwa model pembelajaran merupakan faktor eksternal yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar. Dua metode pembelajaran yang karakteristiknya berbeda

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap prestasi belajar. Meskipun

menggunakan satu model pembelajaran, yaitu direct instruction namun dengan

dua kondisi laboratorium yang berbeda yaitu laboratorium riil dan laboratorium

virtuil akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil prestasi belajar siswa

Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama aspek kognitif diperoleh P-

Value metode = 0,000 < 0,05, maka Ho (metode tidak berpengaruh terhadap

prestasi kognitif) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak). Hal ini berarti penggunaan

model pembelajaran direct instruction pada laboratorium riil dan model

pembelajaran direct instruction pada laboratorium virtuil memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama aspek afektif diperoleh P- Value metode

= 0,036 < 0,05, maka Ho (metode tidak berpengaruh terhadap prestasi afektif)

ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak). Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran

direct instruction pada laboratorium riil dan model pembelajaran direct instruction

pada laboratorium virtuil memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar afektif

siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran direct instruction pada laboratorium riil

dan model pembelajaran direct instruction pada laboratorium virtuil memberikan

pengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Kegiatan di laboratorium kimia awalnya disambut dengan sangat antusias

oleh siswa, tapi kemudian menjadi ramai dikarenakan banyak siswa yang jalan

kesana kemari untuk mengambil larutan. Selain itu siswa juga masih kesulitan

untuk menggunakan alat-alat praktek yang belum diketahui fungsi dan cara

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

penggunaannya. Suasana di laboratorium komputer sedikit lebih tenang, karena

siswa hanya duduk di depan komputer, tidak jalan-jalan untuk mengambil larutan.

Pembelajaran kimia dengan komputer sangat positif, karena dapat dibuat

sedemikian rupa supaya lebih menarik dan menghilangkan kejenuhan di dalam

kelas.

Program komputer yang digunakan merupakan bentuk simulasi dan

demonstrasi laboratorium riil yang dapat menampilkan konsep berupa audio

visual dengan gerakan dan gambar, proses reaksi secara nyata sehingga siswa

merasa melakukan praktikum yang sebenarnya. Laboratorium virtuil ini mampu

mengatasi perbedaan individual, kemampuan dan cara belajar yang berbeda-beda

karena proses yang ada dalam program komputer dapat dilakukan berulang-ulang

sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa. Laboratorium virtuil ini

dapat mengakomodasi siswa yang lamban dalam menerima pelajaran. Siswa juga

dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok dengan sedikit mungkin bantuan

dari guru, sehingga siswa dapat berdiskusi dengan temannya secara bebas.

Materi pokok penentuan ΔH reaksi lebih bersifat konkret, siswa

didekatkan pada proses yang lebih nyata termasuk pengamatan terhadap

praktikum dilaboratorium riil. Pada laboratorium riil siswa aktif mengamati dan

melakukan percobaan sehingga dapat memecahkan setiap masalah yang ada.

Pembelajaran di laboratorium riil menggunakan alat dan bahan-bahan kimia

sebenarnya, guru dan siswa harus memiliki kemampuan dan pengalaman yang

cukup dasar agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan konsep dalam proses

belajarnya.

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Dari keunggulan yang telah diuraikan di atas, laboratorium virtuil dapat

menambah motivasi belajar dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran

sedangkan laboratorium riil sangat diperlukan untuk konsep yang lebih bersifat

konkret. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

direct instruction pada laboratorium riil dan model pembelajaran direct instruction

pada laboratorium virtuil dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi

pokok penentuan ΔH reaksi.

2. Hipotesis Kedua

Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama aspek kognitif diperoleh P-Value

kemandirian belajar = 0,027 < 0.05, maka Ho (kemandirian belajar tidak

berpengaruh terhadap prestasi kognitif) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak), berarti

kemandirian belajar tinggi dan rendah berpengaruh terhadap prestasi belajar

kognitif pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. (Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 23). Untuk aspek afektif diperoleh P-Value

kemandirian belajar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan antara kemandirian belajar siswa kategori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.6. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada kelompok kemandirian

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

belajar kategori tinggi dan kelompok kemandirian belajar kategori rendah

terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif.

Dari hasil perhitungan ini terlihat bahwa kemandirian belajar merupakan

salah satu faktor penyebab tinggi rendahnya prestasi belajar kognitif maupun

prestasi belajar afektif materi pokok penentuan ΔH reaksi. “Kemandirian belajar

merupakan keinginan kuat untuk belajar, kadar kegiatan belajar yang tinggi,

berani menampilkan diri dan kreatif, berkeleluasaan melaksanakan kegiatan

belajar secara teratur” (Nana Sudjana, 1996: 33). Dengan memiliki sikap

kemandirian belajar, seorang siswa bebas dari ketergantungan untuk melakukan

belajar, dapat mengatur dirinya kapan ia harus belajar dan mengetahui belajar

yang tepat dengan keadaannya.

Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan lebih aktif mencari

sumber belajar, kritis dalam belajar, mengandalkan kemampuan diri, senantiasa

terampil dalam belajar dan dapat melakukan evaluasi diri. Namun tentu dengan

kadar yang berbeda-beda antar siswa yang satu dengan siswa yang lain. Sejalan

dengan prestasi belajar afektif, kemandirian belajar merupakan sikap, artinya

aspek yang dinilai dalam prestasi belajar afektif terdapat komponen kemandirian

belajar, sehingga kemandirian belajar berperan pula dalam meningkatnya prestasi

belajar afektif siswa.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel

tak sama aspek kognitif diperoleh P-Value EQ = 0,017 < 0,05, sehingga Ho (EQ

tidak berpengaruh terhadap prestasi kognitif) ditolak. Hal ini berarti terdapat

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

pengaruh yang signifikan antara EQ siswa kategori tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar kognitif siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.5 (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22). Untuk aspek afektif diperoleh P-

Value EQ = 0,033 < 0,05, sehingga Ho (EQ tidak berpengaruh terhadap prestasi

kognitif) ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara EQ

siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar afektif siswa pada

materi pokok penentuan ΔH reaksi. Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada

Tabel 4.6. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada

kelompok EQ kategori tinggi dan kelompok EQ kategori rendah terhadap prestasi

belajar siswa aspek kognitif dan afektif.

Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi

merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi

dapat menjadi motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat

mengganggu perilaku intensional manusia. Emosi dimiliki oleh setiap individu,

termasuk pula siswa. Emosi dapat berbentuk negatif atau positif. Emosi negatif

merupakan dorongan yang dapat menghambat kita untuk melakukan sesuatu,

dalam hal ini individu bertindak tidak secara efektif dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapi. Emosi negatif yang kuat membelokkan setiap perhatian

agar tertuju pada emosi itu sendiri, sehingga menghalang-halangi usaha yang

berupa memusatkan perhatian ke hal lain. Emosi yang positif merupakan energi

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

luar biasa yang dapat kita manfaatkan untuk meraih prestasi atau keberhasilan

yang sifatnya membangun misalnya menyukai belajar, bergaul, bila mendapat

kegagalan dijadikan sebagai cermin untuk keberhasilan. Siswa yang kurang bisa

mengendalikan emosi akan mengalami learning disability (ketidakmampuan

belajar) atau learning difficulty (kesulitan belajar), misconception (kesalahan

konsep) ataupun attention deficit (kurang perhatian) dalam proses belajarnya.

EQ merupakan kemampuan siswa sendiri untuk mengendalikan emosi

diri sendiri dan bertahan untuk menghadapi depresi atau frustasi, mengendalikan

dorongan hati, mengatur suasana hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan dan

menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir. Siswa yang

memiliki EQ tinggi akan memiliki kesadaran diri, mampu mengelola emosi,

mengenali emosi orang lain dan mampu membina hubungan dengan orang lain

secara baik serta memiliki tanggung jawab. Dengan kondisi demikian siswa akan

selalu tenang dalam belajar, memiliki kemauan atau keinginan belajar yang kuat

dan berani mengutarakan pendapat atau bertanya jika mengalami kesulitan

sehingga siswa akan dapat mempelajari materi pelajaran tersebut dengan baik dan

prestasi belajarnya juga akan baik. Sedangkan siswa yang memiliki EQ rendah

kurang menguasai emosi dirinya dan kurang mengenali emosi orang lain,

sehingga dalam menerima pelajaran bisa menyebabkan konsentrasi terganggu

dengan masalah lain yang dihadapinya dan jika mengalami kesulitan dalam

belajar tidak memiliki keberanian bertanya sehingga tidak bisa menerima

pelajaran secara sepenuhnya, sehingga prestasi belajarnya juga kurang baik..

Siswa yang memiliki EQ tinggi akan lebih mudah menjawab soal kognitif

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

dibanding siswa yang memiliki EQ rendah.

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel

tak sama aspek kognitif diperoleh P-Value = 0,601 > 0,05, sehingga Ho (tidak

terdapat interaksi metode dan kemandirian belajar terhadap prestasi kognitif) tidak

ditolak. Hal ini berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran

dengan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi

penentuan ΔH reaksi. Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.5.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22). Untuk aspek afektif

diperoleh P-Value = 0,805 > 0,05, sehingga Ho (tidak terdapat interaksi metode

dan kemandirian belajar terhadap prestasi afektif) tidak ditolak. Hal ini berarti

tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan kemandirian

belajar terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi penentuan ΔH reaksi.

Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.6. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan tingkat

kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan

afektif.

Dari hipotesis keempat, disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara

metode pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar kimia,

baik prestasi belajar kognitif maupun afektif. Tidak adanya interaksi ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Berdasarkan hipotesis pertama, model pembelajaran direct instruction

pada laboratorium yang berbeda yaitu laboratorium riil dan laboratorium virtuil

akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil prestasi belajar baik terhadap

prestasi belajar kognitif maupun afektif. Sedangkan pada hipotesis kedua peran

kemandirian belajar sangat dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar kognitif. Pada proses pembelajaran pada laboratorium riil maupun

laboratorium virtuil, semakin tinggi tingkat kemandirian belajar, akan semakin

tinggi pula prestasi belajar kognitif siswa. Sehingga apapun metode pembelajaran

yang diterapkan, baik direct instruction pada laboratorium riil dan laboratorium

virtuil, siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan memiliki prestasi

belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemandirian belajar

rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara metode

pembelajaran dengan kemandirian belajar.

Penjelasan di atas dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat

mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri

siswa diluar faktor metode pembelajaran dan kemandirian belajar siswa yang

digunakan dalam penelitian ini, serta masih banyak keterbatasan dalam penelitian

ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan

belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

5. Hipotesis Kelima

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel

tak sama aspek kognitif diperoleh P-Value = 0,183 > 0,05, sehingga Ho (tidak

terdapat interaksi metode dan EQ terhadap prestasi kognitif) tidak ditolak. Hal ini

berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan EQ

terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi.

Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.5. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22). Untuk aspek afektif diperole P-

Value = 0,912 > 0,05, sehingga Ho (tidak terdapat interaksi metode dan EQ

terhadap prestasi afektif) tidak ditolak . Hal ini berarti tidak ada interaksi antara

penggunaan metode pembelajaran dengan EQ terhadap prestasi belajar afektif

siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. Rangkuman hasil uji anava dapat

dilihat pada Tabel 4.6. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

22).

Emotional Quotien (EQ) sangat dibutuhkan siswa dalam meningkatkan

prestasi belajarnya, semakin tinggi EQ akan semakin tinggi pula prestasi

belajarnya. Pada proses pembelajaran laboratorium riil dan virtuil, siswa yang

memiliki tingkat EQ tinggi akan memilik prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa yang memiliki EQ rendah. Siswa yang menggunakan laboratorium riil baik

tinggi atau rendah tingkat EQ akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik

daripada menggunakan laboratorium virtuil. EQ berpengaruh terhadap prestasi,

namun setelah berinteraksi dengan penerapan kegiatan laboratorium riil dan virtuil

tidak berpengaruh terhadap prestasi. Hal itu mungkin disebabkan peran EQ tidak

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

begitu dominan dibandingkan dengan penerapan laboratorium riil dan virtuil.

Dengan demikian tidak terjadi interaksi antara model pembelajaran dengan EQ

terhadap prestasi belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara

penggunaan model pembelajaran dengan tingkat EQ siswa terhadap prestasi

belajar siswa aspek kognitif dan afektif. Hal ini dimungkinkan karena banyak

faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dalam

maupun luar diri siswa diluar faktor metode pembelajaran dan EQ siswa yang

digunakan dalam penelitian ini, serta peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor

tersebut di luar kegiatan belajar mengajar.

6. Hipotesis Keenam

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel

tak sama aspek kognitif diperoleh. P-Value = 0,824 > 0,05, sehingga Ho (tidak

terdapat interaksi kemandirian belajar dan EQ terhadap prestasi kognitif) tidak

ditolak Hal ini berarti tidak ada interaksi antara kemandirian belajar dengan EQ

terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi penentuan ΔH reaksi.

Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.5. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22). Untuk aspek afektif diperoleh P-

Value = 0,981 > 0,05, sehingga Ho (tidak terdapat interaksi kemandirian belajar

dan EQ terhadap prestasi afektif) tidak ditolak. Hal ini berarti tidak ada interaksi

antara kemandirian belajar dengan EQ terhadap prestasi belajar afektif siswa pada

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

materi pokok penentuan ΔH reaksi. Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada

Tabel 4.6. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22).

Bagaimanapun tingkat kemandirian belajarnya, siswa yang memiliki EQ

tinggi akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki EQ rendah. Sebaliknya berapapun tingkat EQ, baik tinggi maupun

rendah, siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar tinggi akan memiliki

prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat

kemandirian belajar rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, tidak ada

interaksi antara kemandirian belajar dengan EQ terhadap prestasi belajar siswa

pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. Hal ini dimungkinkan karena banyak

faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dalam

maupun luar diri siswa diluar faktor kemandirian belajar dan EQ siswa yang

digunakan dalam penelitian ini, serta peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor

tersebut di luar kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi

antara kemandirian belajar dan EQ siswa terhadap prestasi belajar siswa.

7. Hipotesis Ketujuh

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan sel

tak sama aspek kognitif diperoleh P-Value = 0,902 > 0,05, sehingga Ho (tidak

terdapat interaksi metode, kemandirian belajar serta EQ terhadap prestasi kognitif)

tidak ditolak. Hal ini berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode

pembelajaran, kemandirian belajar serta EQ terhadap prestasi belajar kognitif

siswa pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. Rangkuman hasil uji anava dapat

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

dilihat pada Tabel 4.5. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22).

Untuk aspek afektif diperoleh. P-Value = 0,903 > 0,05, sehingga Ho (tidak

terdapat interaksi metode, kemandirian belajar serta EQ terhadap prestasi afektif)

tidak ditolak Hal ini berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode

pembelajaran, kemandirian belajar serta EQ terhadap prestasi belajar afektif siswa

pada materi pokok penentuan ΔH reaksi. Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat

pada Tabel 4.6. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22).

Dari Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga, dapat disimpulkan bahwa

siswa yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran Direct

Instruction menggunakan laboratorium riil memiliki prestasi belajar kimia yang

lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran Direct

Instruction menggunakan laboratorium virtuil dan siswa yang memiliki

kemampuan kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi belajar kimia yang lebih

baik daripada siswa yang memiliki kemampuan kemandirian belajar rendah, serta

dilihat dari karakteristik kedua metode pembelajaran yang mana faktor

kemandirian belajar dan EQ mempunyai peran yang sama dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Apapun model pembelajaran yang diterapkan, baik model

pembelajaran Direct Instruction menggunakan laboratorium riil dan virtuil, siswa

yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan memiliki prestasi belajar kimia

yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah.

Sebaliknya berapapun tingkat kemandirian belajar, baik tinggi maupun rendah,

siswa yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran Direct

Instruction menggunakan laboratorium riil akan memiliki prestasi belajar kimia

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

yang lebih baik daripada model pembelajaran Direct Instruction menggunakan

laboratorium virtuil. Begitu pula dengan EQ siswa, apapun metode pembelajaran

yang diterapkan, baik model pembelajaran Direct Instruction menggunakan

laboratorium riil dan virtuil, siswa yang memiliki EQ tinggi akan memiliki

prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki EQ rendah.

Sebaliknya berapapun tingkat EQ, baik tinggi maupun rendah, siswa yang

menerima pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction

menggunakan laboratorium riil akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih

baik daripada model pembelajaran Direct Instruction menggunakan laboratorium

virtuil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara metode

pembelajaran, kemandirian belajar dan EQ siswa. Hal ini dimungkinkan karena

banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik

dalam maupun luar diri siswa diluar faktor model pembelajaran dan EQ siswa

yang digunakan dalam penelitian ini, serta peneliti tidak dapat mengontrol faktor-

faktor tersebut di luar kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada

interaksi antara metode pembelajaran, kemandirian belajar dan EQ siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar kimia

materi penentuan ΔH reaksi. Nilai rataan prestasi kognitif model

pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan

virtual berturut-turut adalah 84,49 dan 67,86 sedangkan untuk nilai prestasi

afektif 91,18 dan 86,64. Nilai rerata prestasi belajar model pembelajaran

Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil lebih baik daripada

menggunakan laboratorium virtuil.

2. Terdapat pengaruh EQ tinggi dan rendah pada model pembelajaran Direct

Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi

belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi. Siswa yang memiliki EQ tinggi

mempunyai prestasi belajar kognitif maupun afektif yang lebih tinggi

daripada siswa yang memiliki EQ rendah.

3. Terdapat pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah pada model

pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan

virtuil terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi. Siswa

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

yang memiliki kemandirian belajar tinggi mempunyai prestasi belajar kognitif

maupun afektif yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemandirian

belajar rendah.

4. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan EQ terhadap prestasi

belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi. Artinya tingkat EQ dan

penggunaan model pembelajaran mempunyai pengaruh sendiri-sendiri

terhadap prestasi belajar kimia.

5. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan kemandirian belajar siswa

terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi. Artinya tingkat

kemandirian belajar dan penggunaan model pembelajaran mempunyai

pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar kimia.

6. Tidak ada interaksi antara EQ dengan kemandirian belajar siswa terhadap

prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi. Artinya tingkat EQ dan

tingkat kemandirian belajar siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri

terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

7. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran Direct Instruction (DI)

menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan EQ serta kemandirian

belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ΔH reaksi.

Artinya tingkat kemandiran belajar, tingkat EQ dan penggunaan model

pembelajaran mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar

kimia.

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, penelitian ini

memberikan implikasi sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, model pembelajaran Direct

Instruction (DI) dapat diterapkan pada pembelajaran kimia, materi penentuan

ΔH reaksi.

2. Pada pembelajaran kimia pada materi penentuan ΔH reaksi sebaiknya

mengunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan

laboratorium riil. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, model

pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil

memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada laboratorium virtuil.

Laboratorium virtuil ini bisa digunakan sebagai pembelajaran alternative

apabila di sekolah memiliki keterbatasan alat-alat dan bahan-bahan kimia.

3. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, dilihat dari faktor EQ

siswa, model pembelajaran Direct Instruction (DI) dapat diterapkan pada

semua tingkatan EQ, baik tinggi maupun rendah.

4. Kemandirian belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga dalam

pembelajaran kimia diupayakan agar meningkatkan kemandirian belajar

siswa. Untuk meningkatkan kemandirian belajar dapat dilakukan mulai dari

proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa secara nyata dan secara

terus menerus. Guru yang mengajar juga harus kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan pendekatan, metode, peralatan dan materi pembelajaran

kimia.

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

5. Sarana laboratorium riil yang terbatas dapat dilengkapi dengan memanfaatkan

kemajuan teknologi dengan mengupayakan pembuatan media-media

pendukung laboratorium.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka untuk

perbaikan dan peningkatan dalam pembelajaran kimia saran-saran dari peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran kimia dengan kegiatan laboratorium hendaknya tidak hanya

bergantung pada alat dan bahan yang tersedia, tetapi dapat memanfaat

teknologi yang berkembang sehingga siswa mendapat suasana belajar yang

berbeda namun mempunyai nilai ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Agar kegiatan laboratorium berjalan dengan efektif dan efisien perlu dibuat

lembar kerja siswa yang tidak hanya sekedar siswa melakukan perintah akan

tetapi berisi masalah-masalah untuk menemukan konsep-konsep atau prinsi-

prinsip sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan.

3. Hendaknya guru memotivasi siswa untuk meningkatkan EQ dan kemandirian

belajar siswa. Memberikan angket EQ dan kemandirian belajar untuk

mengukur peningkatan EQ dan kemandirian belajar siswa, khususnya materi

penentuan ΔH reaksi.

4. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan guru dalam

upaya meningkakan prestasi belajar siswa.

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA commit to user i PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

5. Dalam pembuatan media pembelajaran perlu melibatkan siswa sehingga

memunculkan ide-ide kreatif baru yang diadaptasikan untuk membelajarkan

siswa tersebut.