DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id...

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU (Lawsonia inermis L.) TERHADAP ISOLAT KLINIS Streptococcus β hemolyticus DARI PENDERITA TONSILO-FARINGITIS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Hermanu Adi G0007085 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2010

Transcript of DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU (Lawsonia

inermis L.) TERHADAP ISOLAT KLINIS Streptococcus β hemolyticus

DARI PENDERITA TONSILO-FARINGITIS

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Hermanu Adi

G0007085

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2010

Page 2: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul: Daya Antibakteri Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) terhadap Isolat Klinis Streptococcus β Hemolyticus dari Penderita

Tonsilo-Faringitis

Hermanu Adi, G.0007085

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Kamis, 9 Desember 2010

Pembimbing Utama Penguji Utama Tri Nugraha Susilawati, dr., MMed. Marwoto, dr., MSc., SpMK. NIP: 19801103 200604 2001 NIP: 19590203 198601 1004

Pembimbing Pendamping Anggota Penguji

Maryani, dr., MSi. Sarwastuti Hendradewi, dr., SpTHT-KL., Msi Med.

NIP: 19661120 199702 2001 NIP: 19651121 201001 2001

Tim Skripsi

Tri Nugraha Susilawati, dr., MMed. NIP: 19801103 200604 2001

Page 3: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta 9 Desember 2010 Nama : Hermanu Adi NIM : G0007085

Page 4: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Hermanu Adi, G0007085, 2010. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) terhadap Isolat Klinik Streptococcus β Hemolyticus dari Penderita Tonsilo-Faringitis. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) mengandung lawsone, 1,4-napthoquinone, flavonoid, dan tanin yang diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya daya antibakteri ekstrak daun pacar kuku terhadap pertumbuhan Streptococcus β Hemolyticus dari pasien tonsilofaringitis di Rumah Sakit Moewardi, Surakarta. Metode: Besar sampel sebanyak 12 biakan Streptococcus β Hemolyticus yang diperoleh dari usap tenggorok penderita tonsilofaringitis diinokulasikan dengan kapas lidi steril pada agar darah untuk uji resistensi. Disk aquadest sebagai kontrol negatif, ekstrak daun pacar kuku dengan kadar 25%, 50%, 75%, 100%, dan disk antibiotik ceftriaxone sebagai kontrol positif diletakkan pada inokulasi, kemudian diukur zona hambatan yang terjadi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pacar kuku pada kadar 50%, 75%, dan 100% memiliki daya antibakteri. Tetapi, daya antibakteri ekstrak daun pacar kuku lebih lemah dari antibiotik ceftriaxone [p(sig.) < 0,05] Simpulan: Ekstrak daun pacar kuku terbukti dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus secara in vitro. Kata kunci: Ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) – Antibakteri – Streptococcus β Hemolyticus

Page 5: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Hermanu Adi, G0007085, 2010. (Antibacterial) Effect of Henna’s Leaf Extract on Clinical Isolates of Streptococcus B Hemolyticus Obtained from Tonsilopharyngitis Patients at Moewardi Hospital, Surakarta. Background: Henna’s leaf extract contains antibacterial substances such as lawsone, 1,4-naphthoquinone, flavonoid and tannin. This research aims to evaluate antibacterial effect of henna’s leaf extract on Streptococcus B hemolyticus from tonsiopharyngitis patients at Moewardi Hospital, Surakarta. Method: Twelve specimens obtained from throat swab were identified as Streptococcus B hemolyticus and were inoculated on blood agar plate for further antimicrobial resistance testing. Discs of filter paper containing henna’s leaf extract in the concentration of 25%, 50%, 75%, and 100% were used in this experiment together with discs containing aquadest and ceftriaxone as negative and positive control, respectively. The diameters of inhibition zone around the discs were measured and data were analyzed using Kruskal Wallis continued by Mann Whitney. Results: The study revealed antibacterial effect of henna’s leaf extract in the concentration of 50%, 75%, and 100%. However, this antibacterial effect is significantly weaker than ceftriaxon [p(sig.) < 0,05] Conclusion: Henna’s leaf extract is proven to has in vitro antibacterial effect in Streptococcus β hemolyticus. Keywords : Henna’s Leaf Extract (Lawsonia inermis L.) – Antibacterial – Streptococcus β Hemolyticus

Page 6: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Daya Antibakteri Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) terhadap Isolat Klinik Streptococcus β Hemolyticus dari Penderita Tonsilo-faringitis”. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW.

Penulisan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan ini. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. DR. A. A. Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2. Muthmainah, dr., MKes, selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3. Tri Nugraha Susilawati, dr., MMed., selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi bagi penulis.

4. Maryani, dr., MSi. selaku Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi bagi penulis.

5. Marwoto, dr., MSc., SpMK. selaku Penguji Utama yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Sarwastuti Hendradewi, dr., SpTHT-KL., MSiMed. selaku Anggota Penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Ayah, ibu, dan adikku atas dukungan, semangat dan cinta kasih yang tak habis-habisnya kalian berikan.

8. Seluruh Staf Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis mengharapkan kritik serta sumbang saran di masa mendatang untuk peningkatan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua.

Surakarta, Desember 2010

Hermanu Adi

Page 7: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

PRAKATA........................................................................................................ vi

DAFTAR ISI....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Perumusan Masalah…………………………………………........ 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian……………………………………………..... 4

BAB II. LANDASAN TEORI.......................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 5

1. Pacar kuku ................................………………………......... 5

a. Klasifikasi.......................................................................... 5

b. Nama lokal......................................................................... 5

c. Deskripsi tanaman.............................................................. 5

d. Etnofarmakologi................................................................ 6

e. Kandungan dan kegunaan................................................. 6

2. Streptococcus β hemolyticus.………………….………........ 9

a. Morfologi dan identifikasi................................................. 9

b. Struktur antigen................................................................. 11

c. Toksin dan enzim.............................................................. 12

d. Patogenesis manifestasi klinik............................................ 12

e. Pengobatan....................................................................... 13

3. Tonsilo-faringitis akut ...………………….……………...... 13

a. Etiologi............................................................................. 13

b. Gejala klinis...................................................................... 13

c. Terapi................................................................................ 14

Page 8: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B. Kerangka Pemikiran................................................................... 15

C. Hipotesis.................................................................................... 16

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 17

A. Jenis Penelitian............................................................................ 17

B. Lokasi Penelitian …………………………………………….... 17

C. Subjek Penelitian......................................................................... 17

D. Teknik Sampling.......................................................................... 18

E. Identifikasi Variabel.................................................................... 18

1. Variabel Bebas....................................................................... 18

2. Variabel Terikat..................................................................... 18

3. Variabel Luar........................................................................ 18

F. Definisi Operasional Variabel………………………………..... 18

1. Ekstrak Daun Pacar Kuku..................................................... 18

2. Hambatan Pertumbuhan Bakteri........................................... 18

3. Variabel Luar......................................................................... 19

G. Rancangan Penelitian.................................................................. 20

H. Instrumen dan Bahan Penelitian................................................. 21

I. Cara Kerja................................................................................... 22

1. Persiapan Awal...................................................................... 22

2. Pengambilan Spesimen.......................................................... 22

3. Pengulturan Spesimen dan Uji Hemolise.............................. 22

4. Pemeriksaan Mikroskopik...................................................... 22

5. Uji Katalase............................................................................ 23

6. Persiapan Ekstrak Daun Pacar Kuku...................................... 23

7. Persiapan Disk Kertas Saring Ekstrak Daun Pacar Kuku....... 23

8. Pembuatan Suspensi Bakteri................................................... 23

9. Pelaksanaan Uji Bakteri.......................................................... 23

J. Teknik Analisis Data……………………………….................... 24

BAB IV. HASIL PENELITIAN…………………………………………........ 25

Page 9: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB V. PEMBAHASAN…………………………………………………... 30

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 34

A. Simpulan……………………………………………………...... 34

B. Saran………………………………………………………........ 34

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….... 35

LAMPIRAN

Page 10: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sebaran Responden Menurut Umur

Tabel 2 Diameter Zona Hambat (mm) terhadap Streptococcus β hemolyticus

(Sampel) dan Pola Kepekaannya pada Beberapa Antibiotik

Tabel 3 Diameter Zona Hambat (mm) terhadap Pertumbuhan Streptococcus β

hemolyticus pada Pemberian Ekstrak Daun Pacar Kuku dan Kelompok

Kontrol.

Page 11: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proporsi Pasien Tonsilitis/ Faringitis Streptococcus β hemolyticus

dengan Non Streptococcus β hemolyticus.

Gambar 2. Pola Resistensi Sampel terhadap Beberapa Antibiotik

Gambar 3. Perbandingan Rata Hitung Diameter Daya Hambat (mm) Berbagai

Kelompok Perlakuan Utama

Page 12: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Daun Pacar Kuku

Lampiran 2. Bahan dan Cara Kerja Ekstraksi Maserasi

Lampiran 3. Surat Izin Pembuatan Ekstrak dari Farmasi Fakultas

MIPA UNS

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian di

Laboratorium Mikrobiologi

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dan Pengambilan Sampel

Lampiran 6. Foto Hasil Pengamatan Zona Hambatan Pertumbuhan

terhadap Streptococcus β Hemolyticus 18-24 Jam Setelah

Perlakuan

Lampiran 7. Hasil Pengukuran Zona Hambatan Pertumbuhan pada

Streptococcus β Hemolyticus (mm) 18-24 Jam Setelah

Perlakuan

Lampiran 8. Uji Statistik Normalitas dan Homogenitas

Lampiran 9. Uji Statistik Kruskall Wallis

Lampiran 10. Uji Statistik Mann Whitney

Lampiran 11. Uji Statistik Wilcoxon Signed Ranks

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 13. Pengambilan Sampel

Page 13: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 14: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU (Lawsonia

inermis L.) TERHADAP ISOLAT KLINIS Streptococcus β hemolyticus

DARI PENDERITA TONSILO-FARINGITIS

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Hermanu Adi

G0007085

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2010

Page 15: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Streptococcus sp. adalah salah satu patogen yang paling sering

menginfeksi manusia (Brooks et al., 2002). Tidak ada alat tubuh atau jaringan

dalam tubuh manusia yang betul-betul kebal terhadap infeksi Streptococcus.

Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet fever,

erisipelas, faringitis, febris puerpuralis, rheumatic fever, dan bermacam-

macam penyakit lainnya (Warsa, 1994).

Radang kerongkongan (faringitis) merupakan suatu penyakit yang hampir

semua orang pernah merasakannya (Warsa, 1994). Nyeri kerongkongan

merupakan gejala yang sering dikeluhkan akibat adanya kelainan atau

peradangan di daerah kerongkongan (faring). Infeksi Streptococcus β

hemolyticus merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%)

dan pada anak (30%) (Rusmarjono dan Soepardi, 2008).

Penanganan tonsilo-faringitis akut harus dilakukan sesegera mungkin

untuk mencegah terjadinya komplikasi, misalnya otitis media akut, abses

peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia, dan lain sebagainya

(Rusmarjono dan Soepardi, 2008). Penderita faringitis Streptococcus yang

berat juga memiliki kemungkinan lebih besar terkena demam rematik.

Penyakit ini merupakan sequel paling berbahaya infeksi Streptococcus

hemolitik, karena merusak otot dan katup jantung (Brooks et al., 2002).

Serangan pertama dari jantung rematik hanya menimbulkan sedikit kerusakan

pada jantung, tetapi kerusakan terus bertambah pada serangan-serangan

berikutnya (Warsa, 1994). Angka kematian setelah serangan pertama sekitar

1-2%. Penyakit jantung rematik persisten dengan kardiomegali, gagal

jantung, dan perikarditis mempunyai prognosis yang buruk (Massie et al.,

2001).

Page 16: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Selama hampir lima dekade, penisilin telah menjadi obat pilihan untuk

mengobati faringitis Streptococcus, sedangkan pasien dengan alergi penisilin

disarankan mendapat pengobatan dengan eritromisin (antibiotik golongan

makrolid) (Hayes; Williamson, 2001). Umumnya Streptococcus β

hemolyticus masih sensitif terhadap antibiotik penisilin (Albrich et al., 2004).

Namun, penelitian-penelitian yang dilakukan lebih dari 40 tahun belakangan

ini melaporkan bahwa penisilin V memiliki angka kegagalan 5 sampai 15

persen dalam pengobatan klinis faringitis Streptococcus (Pichero, 1996).

Strain Streptococcus β hemolyticus yang resisten terhadap antibiotik makrolid

juga telah banyak dilaporkan. (Albrich et al., 2004). Mendorong produk

alternatif pengganti yang lebih poten, murah, memiliki efek samping yang

kecil, dan tersedia secara kontinu sehingga resistensi bisa diatasi.

Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir

ini meningkat, bahkan beberapa bahan alam telah diproduksi di pabrik dalam

skala besar. Pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.) adalah salah satu tanaman

yang memiliki sifat menyembuhkan dan sekarang menjadi subyek penelitian

yang luas, salah satunya adalah untuk dikembangkan sebagai agen

antimikroba yang baru (Azaizeh et al., 2003).

Kandungan utama pada pacar kuku, yaitu Lawsone (2-hydroxy-1,4-

napthoquinone) memiliki struktur kimia yang hampir sama dengan struktur

kimia yang terkandung dalam antibiotik nanomycin dan golongan

anthracyclin (daunomycin dan adriamycin) yang memiliki struktur kimia 5-

hydroxy-1,4-napthoquinone. Senyawa yang serupa dengan Lawsone juga

digunakan untuk menghambat efek patogen pada infeksi nosokomial saluran

kencing (Bhuvaneswari et al., 2002). Lawsone juga dikatakan memiliki

aktivitas tuberkulostatis (Tripathi et al., 1958). Mekanisme daya antibakteri

lawsone diperkirakan karena adanya hidroksil-hidroksil bebas dari Lawsone

yang dapat menempel pada lokasi enzim bakteri dan membuat bakteri

tersebut menjadi tidak aktif (Al-Rubiay K. K. et al., 2008).

Page 17: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Selain Lawsone, kandungan lain dari ekstrak daun pacar kuku juga dapat

berperan sebagai antibakteri. Quinone (1,4-napthoquinone) mempunyai daya

penghambat pertumbuhan bakteri dengan jalan menghambat secara

kompetitif transpor elektron bakteri (Ryu; Kim, 1992). Flavonoid berfungsi

sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap

protein extraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri

(Safithri, 2005). Tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara

mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama

dengan senyawa fenolik (Ajizah A., 2004).

Djamil M. S. (2009) melaporkan bahwa daun pacar kuku terbukti ampuh

melawan bakteri Streptococcus sanguinis, menurunkan konsentrasi plak gigi,

tidak bersifat toksik pada manusia, dan menyembuhkan ginggivitis. Pacar

kuku juga telah diamati ampuh terhadap Streptococcus mutans yang sering

mengakibatkan karies gigi (Ibrahim E. P., 2008). Penelitian lain yang

dilakukan oleh Muhammad H. S. dan Muhammad S. (2005) menunjukkan

bahwa ekstrak air daun pacar kuku kadar 80% dapat menghambat

Streptococcus dengan diameter hambat rata-rata 23 mm. Habbal et al. (2007)

menyebutkan bahwa jamu-jamuan yang dibuat dengan cara merebus daun

pacar kuku telah lama digunakan sebagai obat kumur pada sakit

kerongkongan di India.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan bukti-bukti empiris, penulis

menemukan adanya indikasi pacar kuku mempunyai daya antibakteri. Untuk

itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang daya antibakteri ekstrak

daun Lawsonia inermis L. terhadap bakteri Streptococcus β hemolyticus

secara In vitro.

Page 18: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Perumusan Masalah

Apakah ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) mempunyai daya

antibakteri terhadap Streptococcus β hemolyticus secara In vitro?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.)

mempunyai daya antibakteri terhadap Streptococcus β hemolyticus.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai daya antibakteri ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus β hemolyticus secara In vitro.

2. Manfaat aplikatif

a. Memberikan masukan kepada pihak farmasi untuk pengembangan

sediaan obat herbal, khususnya untuk penyakit infeksi yang disebabkan

oleh Streptococcus β hemolyticus.

b. Memberikan masukan kepada peneliti untuk meneliti lebih lanjut

mengenai efek antibakteri pacar kuku, khususnya dengan metode uji

daya antibakteri dan ekstraksi yang berbeda.

c. Memberikan masukan kepada klinisi untuk penggunaan obat herbal

komplementer, khususnya untuk obat kumur pada faringitis.

Page 19: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pacar kuku (Lawsonia inermis L.)

1. Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Myrtales

Family : Lythraceae

Genus : Lawsonia

Species : Lawsonia inermis

(USDA, 2010)

2. Nama Lokal

Amharic (hina); Arabic (yoranna, hinná, hena, henna); Burmese

(dan); English (mignonette tree, henna tree, camphire, Egyptian privet,

Zanzibar bark); Filipino (cinamomo); French (jalousie, fleurs, henné,

réséda de France); Hindi (mehndi); Indonesian (inai, pacar kuku);

Javanese (pacar kuku); Lao (Sino-Tibetan) (kaaw); Malay (inai, pacar

kuku, hinna); Sanskrit (mendika, ragangi, raktgarbha); Somali (erip);

Spanish (resedá, henna); Tamil (maruthani, marithondi); Thai (thian

daeng, thian khaao, thian king); nama dagang (henna, mendhi);

Vietnamese (nhuôm móng tay, lâ mòn) (Orwa, 2009).

3. Deskripsi tanaman

Pacar kuku (Lawsonia inermis) merupakan jenis tanaman yang

termasuk dalam famili Lytraceae berupa tanaman perdu bercabang

banyak atau pohon kecil bertinggi 1-4 meter (Cahyani et al., 2001).

Page 20: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Tanaman ini banyak tumbuh di Asia, Timur Tengah, dan bagian utara

Afrika. Tanaman ini tumbuh di luar ruangan tanpa naungan pada

temperatur yang lebih tinggi dari 11˚ C. Tanaman ini tumbuh lebih baik

di daerah kering daripada daerah basah atau lembab (Habbal et al.,

2005). Batangnya berkayu, bentuk bulat, berduri, dan berwarna putih

kotor. Daunnya tunggal, duduk berhadapan, bulat telur, ujung dan

pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-5 cm,

lebar 1-3 cm, dan berwarna hijau. Bunganya majemuk, bentuk mafai,

benang sari delapan, putik satu, bulat, putih, mahkota bentuk ginjal, dan

warnanya kuning kemerahan. Buahnya kotak, beruang dua, diameter

lebih kurang 7,5 mm, dan warnanya hitam. Bijinya kecil, segitiga, dan

berwarna coklat kehitaman. Akarnya tunggang dan berwarna kuning

muda (Orwa, 2009).

4. Etnofarmakologi

Suku Indian Amerika telah menggunakan tumbuh-tumbuhan yang

mengandung napthoquinone dalam terapi sejumlah penyakit termasuk

kanker (Pinto, 1977; Kapadia, 1997). Daun-daun henna telah digunakan

sebagai obat kumur dalam sakit kerongkongan (Chopra, 1958). Orang

Mesir kuno dilaporkan telah dapat mengolah bunga pacar kuku menjadi

minyak dan salep untuk melemaskan lengan. Dalam kebudayaan Islam

pemakaian pacar kuku terdapat dalam buku “Pengobatan Nabi” yang

merupakan praktek pengobatan pada Nabi Muhammad (Habbal et al.,

2007)

5. Kandungan dan kegunaan

Menurut analisis fitokimia, serbuk daun pacar kuku mengandung

sekitar 0,5-1,5% lawsone (2-hydroxy-1,4-napthoquinone). Senyawa ini

merupakan senyawa fenol dan termasuk dalam golongan protein yang

memiliki kemampuan mewarnai dengan baik (Harborn, 1996). Pacar

Page 21: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kuku juga mengandung mannite, tannic acid, mucilage, gallic acid, dan

napthoquinone (Saadabi, 2007).

Efek fitofarmaka dari napthoquinone telah dideskripsikan sebagai

anti inflamasi, bakterisidal, fungisidal, virusidal, trypanosidal, anti

Plasmodium falciparum, anti malaria, anti Schistosoma mansoni, dan

anti kanker (Habbal et al., 2007). Ekstrak ethanol dan air pada daun

Lawsonia inermis menunjukkan efek analgesik, antipiretik, dan efek

anti inflamasi pada tikus (Ali et al., 1995).

1,4-napthoquinone (quinone) mengandung vitamin K endogen atau

yang disebut ubiquinone yang dapat menghambat secara kompetitif

transpor elektron pada metabolisme bakteri (Ryu; Kim, 1992). Aktivitas

antibakterial pada napthoquinone alami yang dibuat menjadi alkanin

dan shikonin sintetis telah diinvestigasi (Riffel, 2002). Pada umumnya

senyawa tersebut aktif melawan bakteri gram positif seperti

Staphylococcus aureus, Enterococcus faecium, dan Baccilus subtilis,

tetapi mereka tidak aktif melawan bakteri gram negatif (Papageorgiu,

1999).

Habbal et al. (2007) melaporkan, bahwa secara in vitro ekstrak

segar dan kering dari daun dan biji pacar kuku lokal Oman diuji

melawan 3 jenis bakteri standar dan 11 jenis bakteri yang didapat dari

isolat pasien-pasien yang mendatangi klinik rumah sakit. Hasilnya

adalah semua daun pacar kuku segar dan kering juga bijinya memiliki

aktivitas antibakterial melawan semua mikroorganisme yang diuji

tersebut. Pada penelitian lain, Muhammad H. S. dan Muhammad S.

(2005) melaporkan bahwa ekstrak air dan chloroform daun pacar kuku

yang dipanaskan dengan suhu 50˚C dan diencerkan dengan kadar 10%,

30%, 60%, dan 80% mulai menghambat pertumbuhan Streptococcus

pada kadar 30% dengan diameter hambatan rata-rata 9 mm. Sedangkan

kadar terbesar didapat pada kadar 80% dengan diameter hambat rata-

rata 23 mm.

Page 22: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Terdapat laporan-laporan dari aktivitas tuberkulostatis pada

Lawsonia inermis yang melibatkan lawsone (2-hydroxy-1,4-

napthoquinone) yang dikenal menjadi unsur utama dari ramuannya

(Tripathi et al., 1958). Aktivitas anti mikroba lawsone kemungkinan

dikarenakan banyaknya hidroksil bebas yang mempunyai kemampuan

untuk menyatukan dengan karbohidrat dan protein dalam dinding sel

bakteri. Hidroksil-hidroksil bebas tersebut menempel pada lokasi enzim

dan membuatnya tidak aktif (Al-Rubiay K. K. et al., 2008).

Lawsone, agen antimikroba dalam henna, sangat larut dalam air,

larut sebagian dalam 70% etil alkohol dan tahan panas.

Pendemonstrasian penelitian chromatography memunculkan senyawa

fenol dalam bahan (Malekzadeh, 1968). Senyawa serupa digunakan

untuk menghambat efek patogen pada infeksi nosokomial saluran

kencing umum seperti pada Escheria coli, Proteus mirabilis, Klebsiella

pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus pada

konsentrasi tertentu (Bhuvaneswari et al., 2002).

Habbal et al. (2007) mengatakan bahwa aktivitas antimikroba pada

pacar kuku lebih banyak ditemukan dalam daun daripada dalam biji. Ini

disebabkan karena adanya quinone dalam daun pacar kuku yang didapat

dari proses perendaman. Biji pacar kuku hanya mempunyai aktivitas

antibakterial terbatas dan pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Vijaya (1995) melaporkan bahwa bahan-bahan tertentu seperti

flavonoid, quinone (1,4-napthoquinone), dan fenol sederhana terdapat

lebih banyak pada daun yang kering, karena itu, daun yang kering

memiliki aktivitas yang lebih kuat atas Shigella sonnei daripada daun

yang segar, yang ditunjukkan lebih efektif pada konsentrasi yang lebih

tinggi. Hal ini dimungkinkan karena efek pengeringan tumbuhan

menyebabkan bahan-bahan aktif menjadi lebih terkonsentrasi daripada

daun-daun yang masih hijau, di mana air dan kandungan utama seperti

klorofil juga lainnya masih ada.

Page 23: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk

senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu

integritas membran sel bakteri (Safithri, 2005). Tanin mempunyai daya

antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga tanin

mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik (Ajizah A., 2004).

Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba

berupa senyawa fenolik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain: (1) gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, (2) peningkatan

permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan

komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi

atau kerusakan fungsi material genetik (Pamungkas R. N., 2009).

Menurut Malakzadeh (1968) ekstrak daun pacar kuku yang telah

diautoclave pada 14 psi selama 15 menit lebih memiliki aktivitas

antimikroba daripada ekstrak mentah (tanpa diautoclave). Hal ini

dimungkinkan karena perekat lebih banyak terbentuk dengan

menggunakan air panas daripada air dingin.

2. Streptococcus β hemolyticus

a. Morfologi dan Identifikasi

Streptococcus terdiri dari kokus yang tersusun dalam bentuk rantai

(Warsa, 1993). Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur dan

berdiameter 0,5-1 µm. Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus

sumbu panjang rantai. Anggota-anggota rantai sering tampak sebagai

diplokokus, dan bentuknya kadang-kadang menyerupai batang. Panjang

rantai sangat bervariasi dan sebagian besar ditentukan oleh faktor

lingkungan (Brooks et al., 2002). Streptococcus patogen jika ditanam

dalam pembenihan cair atau padat yang cocok sering membentuk rantai

panjang yang terdiri dari 8 buah kokus atau lebih. Bakteri ini tidak

membentuk spora, kecuali beberapa strain yang hidupnya saprofitik

(Warsa, 1993). Streptococcus merupakan bakteri yang nonmotile dan

strain yang virulen membuat selubung yang mengandung hyaluronic

Page 24: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

acid dan M type spesific protein (Warsa, 1993). Streptococcus bersifat

gram positif, namun pada biakan tua dan bakteri yang mati, bakteri ini

menjadi gram negatif (Brooks et al., 2002; Warsa, 1993). Keadaan

dimana bakteri dari gram positif menjadi gram negatif terjadi bila

bakteri dieramkan semalam (Brooks et al., 2002).

Umumnya Streptococcus bersifat anaerob fakultatif, hanya

beberapa jenis yang bersifat anaerob obligat. Pada umumnya tekanan

O2 harus dikurangi, kecuali untuk enterokokus. Pada perbenihan biasa,

pertumbuhannya kurang subur jika ke dalamnya tidak ditambahkan

darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada pH 7,4-7,6. Suhu

optimum untuk pertumbuhan 370C, pertumbuhannya cepat berkurang

pada 400C (Warsa, 2003).

Kebutuhan makanan bervariasi untuk setiap species. Kuman yang

patogen bagi manusia paling banyak memerlukan faktor-faktor

pertumbuhan. Pertumbuhan Streptococcus cenderung menjadi kurang

subur pada perbenihan padat atau dalam kaldu, kecuali yang diperkaya

dengan darah atau cairan jaringan. Pertumbuhan dan hemolisis dibantu

oleh pengeraman dalam C02 10% (Brooks et al., 2002).

Varian strain Streptococcus yang sama dapat menunjukkan bentuk

koloni yang berbeda. Hal ini amat nyata di antara strain golongan A,

yang membentuk koloni suram atau mengkilat. Koloni yang suram

terdiri atas organisme yang menghasilkan banyak protein M. Organisme

ini cenderung virulen dan relatif kebal terhadap fagositosis oleh leukosit

manusia. Koloni yang mengkilat cenderung menghasilkan sedikit

protein M dan sering tidak virulen (Brooks et al., 2002). Tes katalase

negatif untuk streptokokus, ini dapat membedakan dengan stafilokokus

di mana tes katalase positif (Khan, 2009; Madigan, 2000; Warsa, 1993).

Page 25: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah, kuman

ini dibagi dalam:

1) Hemolisis tipe alfa, membentuk warna kehijau-hijauan dan hemolisis

sebagian ini di sekeliling koloninya, bila disimpan dalam peti es

yang paling luar akan berubah menjadi tidak berwarna.

2) Hemolisis tipe beta, membentuk zona bening di sekeliling koloninya,

tak ada sel darah merah yang masih utuh, zona tidak bertambah lebar

setelah disimpan dalam peti es.

3) Hemolisis tipe gamma, tidak menyebabkan hemolisis.

(Warsa, 1993)

b. Struktur Antigen

Streptococcus β hemolyticus grup A memiliki struktur yang lebih

kompleks dibandingkan dengan Pneumococcus. Struktur yang dimiliki

antara lain kabohidrat C, protein M, substansi T, dan nukleoprotein

(Todar, 2008).

Karbohidrat C disusun dari polimer bercabang dari L-rhamnose dan

N-acetyl-D-glucosamine. Hal tersebut mungkin memiliki suatu peranan

dalam meningkatkan kapasitas invasif. Protein R dan substansi T

digunakan sebagai penanda epidemiologis dan tidak memiliki peranan

virulensi (Khan, 2009).

Protein M, yang merupakan faktor virulensi utama pada

Streptococcus, adalah sebuah makromolekul yang tergabung dalam

fimbria yang ikut menyusun dinding sel. Protein M mengikat fibrinogen

host dan menghalangi pengikatan komplemen pada peptidoglikan. Ini

menyebabkan selamatnya organisme dengan jalan menghambat

fagositosis. Strain-strain yang mengandung protein M yang berlimpah

resisten terhadap fagositosis, berkembang cepat pada jaringan manusia,

dan memulai proses penyakit. Setelah infeksi akut, antibodi tipe

spesifik berkembang melawan aktivitas protein M dalam beberapa

khasus (Khan, 2009).

Page 26: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Nukleoprotein, ekstraksi Streptococcus dengan basa lemah

menghasilkan campuran protein dan zat-zat lain dengan spesifitas

serologik yang rendah, dan dinamakan zat P. Zat ini mungkin

merupakan sebagian besar badan sel Streptococcus (Brooks et al.,

2002).

c. Toksin dan Enzim

Lebih dari 20 produk ekstraselular yang antigenik termasuk dalam

grup A. Patogenitas dari Streptococcus sp. grup A ini ditentukan oleh

adanya toksin eritrogenik, streptolisin, enzim streptokinase

(fibrinolisin), streptodornase (deoksiribonuklease), diphosphopyridine

nucleotidase dan hialuronidase (Brooks et al., 2002)

d. Patogenesis manifestasi klinik

1) Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi lokal Streptococcus β

Hemolytic grup A:

a) Radang faring

b) Impetigo

(Khan, 2009).

2) Penyakit yang diakibatkan oleh invasi Streptococcus β Hemolytic

grup A:

a) Erisipelas

b) Demam puerperalis

c) Sepsis

(Brooks et al., 2002)

3) Endokarditis infektif:

a) Endokarditis akut

b) Endokarditis subakut

(Warsa, 1993)

4) Infeksi Streptococcus grup A fulminan dan sindroma syok toksik

Streptococcus (Brooks et al., 2002).

Page 27: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5) Penyakit pascastreptokokus:

a) Glomerulonefritis akut (Brooks et al., 2002)

b) Demam reumatik (Bauman, 2007).

e. Pengobatan

Penisilin oral masih menjadi obat pilihan dalam banyak situasi

klinis dalam mengobati Streptococcus beta hemolytic, meskipun

cephalosporin (relatif lebih mahal) dan mungkin amoxicillin-potassium

clavulanate mempunyai tingkat penyembuhan klinis yang lebih

superior. Terapi alternatif harus digunakan pada pasien dengan alergi

penisilin atau kegagalan terapi dengan penisilin. Pasien-pasien yang

tidak merespon terhadap pengobatan awal sebaiknya diberikan

antimikroba yang dapat menghambat atau membunuh mikroba yang

memproduksi penisilinase (seperti amoxicillin-potassium clavulanate,

cephalosporin, atau makrolid) (Hayes; Williamson, 2001).

f. Mekanisme Resistensi Streptococcus terhadap Antibiotik

Streptococcus mempunyai barier alami terhadap obat golongan

aminoglikosida (Sudarmono, 1993). Karena terjadinya perubahan

permeabilitas antibiotik tidak dapat mencapai lokasi target yang

dikehendaki. Keadaan ini berhubungan dengan penurunan permeabilitas

dinding mikroorganisme terhadap antibiotik. Perubahan permeabilitas

berhubungan dengan perubahan reseptor permukaan sel sehingga

antibiotik kehilangan kemampuan untuk melakukan transportasi aktif

guna melewati membran sel, dan akhirnya terjadi perubahan struktur

dinding sel yang tidak spesifik. Mekanisme ini juga dimiliki gram

negatif. Bakteri gram negatif mempunyai lapisan lipid pada membran

luar dinding sel, membran luar tersebut terdiri dari protein porin yang

berbentuk saluran, penuh berisi air. Perubahan yang terjadi pada porin

akan menyebabkan penurunan permeabilitas terhadap antibiotik

tertentu, misalnya golongan beta laktam (Hadinegoro, 1999).

Page 28: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Tonsilo-Faringitis Akut

a. Etiologi

Tonsilo-faringitis akut paling sering disebabkan oleh Streptococcus

β hemolyticus grup A, meskipun Staphylococcus, Pneumococcus, dan

H. Influenza juga virus patogen dapat dilibatkan. Kadang-kadang

Streptococcus non hemolitikus atau Streptococcus viridans ditemukan

dalam biakan, biasanya pada kasus-kasus berat (Adams, 1994).

b. Gejala Klinis

Pada faringitis bakterial jarang disertai batuk, bisa disertai nyeri

kepala dan muntah (Rusmarjono dan Soepardi, 2008). Duapuluh persen

dari infeksi ini tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) (Brooks et al.,

2002).

Gejala yang sering ditemukan adalah suhu tubuh naik sampai

mencapai 40˚C, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, odinofagi, tidak nafsu

makan (anorexia), rasa nyeri di telinga (otalgia) (Efiaty dan Nurbaiti,

1997).

Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak,

hiperemis, terlihat detritus berbentuk folikel, lakuna, atau berupa

membran. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan,

terutama pada anak-anak (Efiaty dan Nurbaiti, 1997).

c. Terapi

Umumnya terapi pada faringitis atau tonsilitis adalah antibiotika

atau sulfonamida, antipiretika, dan obat kumur atau obat hisap yang

mengandung desinfektan (Efiaty dan Nurbaiti, 1997). Jika ditemukan

Streptococcus grup A, segera diobati dengan penisilin atau eritromisin

selama 10 hari (Ballenger, 1994).

Pengguanaan irigasi hangat pada tenggorokan, perawatan

penunjang yaitu pemberian cairan yang adekuat, diet ringan, dan aspirin

jika diperlukan masih penting dalam mempercepat penyembuhan,

walaupun kenyataannya perbaikan terjadi setelah pemberian antibiotik

(Adams, 1994).

Page 29: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

B. Kerangka Pemikiran

Ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.)

Lawsone

Streptococcus β Hemolyticus

Hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus β

Hemolyticus

Keterangan:

: menjadi

: mempengaruhi

: mengandung : mekanisme antibakteri

Variabel luar tak terkendali: 1. Umur tanaman 2. Asal tanaman 3. Musim

Variabel luar terkendali: Proses ekstraksi

Flavonoid

Tanin

Hidroksil-hidroksil bebasnya menempel pada lokasi enzim

bakteri dan membuatnya tidak aktif

Membentuk senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu integritas membran

sel bakteri

(1) gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, (2) peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan

komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau kerusakan fungsi

material genetic

Menghambat transpor elektron pada bakteri secara kompetitif 1,4-napthoquinone

Page 30: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

C. Hipotesis

Ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.) dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus β hemolyticus secara in vitro.

Page 31: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium menggunakan rancangan

the post test only with control group design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Poliklinik THT RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bakteri Streptococcus β hemolyticus yang

diperoleh dari sekret faring atau tonsil penderita tonsilo-faringitis akut di

Poliklinik THT RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Besar sampel sebanyak 12

biakan Streptococcus β hemolyticus.

Sampel bakteri Streptococcus β hemolyticus didapatkan setelah melalui

beberapa langkah identifikasi. Pertama, swab sekret faring atau tonsil penderita

tonsilo-faringitis dicelupkan ke dalam media kaldu pepton darah dan

diinkubasi dengan suhu 37˚C selama 24 jam. Setelah diinkubasi, osche kolong

dicelupkan ke kaldu pepton darah kemudian celupan diinokulasikan ke dalam

media agar darah dan kembali diinkubasi dengan suhu 37˚C selama 24 jam.

Dalam media agar darah akan menunjukkan koloni bakteri dengan zona bening

di sekitarnya yang menunjukkan tipe β hemolitik. Kemudian diambil satu

koloni untuk dilakukan pengecatan gram, Streptococcus akan tercat sebagai

coccus berantai berwarna ungu. Diambil lagi satu koloni bakteri dari media

agar darah untuk dilakukan uji katalase, Streptococcus akan menunjukkan hasil

negatif yang akan membedakannya dengan Staphylococcus.

Page 32: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Kriteria inklusi untuk pengambilan swab faring adalah:

1. Penderita tonsilo-faringitis akut dengan gejala klinik:

1) Demam

2) Sakit menelan

3) Batuk minimal atau tidak ada

4) Faring hiperemis

5) Terdapat atau tidak terdapat eksudat di faring dan tonsil.

2. Pasien yang kooperatif dan bersedia diambil swab pada faringnya dengan

menandatangani suatu pernyataan (informed consent).

2. Kriteria eksklusi untuk pengambilan swab faring adalah:

a. Penderita memiliki riwayat penyakit sistemik

b. Menderita penyakit kelainan darah seperti hemofilia

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik

consecutive sampling, terdapat 12 sampel yang didapat dari awal bulan Juni

sampai akhir bulan Juli 2010. Sampel diambil dari swab tonsil atau faring

penderita tonsilo-faringitis yang datang ke Poliklinik THT RSUD Dr.

Moewardi.

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas : Ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.).

2. Variabel terikat: Hambatan pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus.

3. Variabel luar :

a. Variabel terkendali : Proses ekstraksi.

b. Variabel tak terkendali : Umur tanaman, asal tanaman, dan musim.

Page 33: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

F. Definisi Operasional Variabel

1. Ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.)

Ekstrak daun pacar kuku yang digunakan berasal dari hasil ekstraksi daun

pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.) dengan metode maserasi di Jurusan

Farmasi Fakultas MIPA UNS. Ekstrak ini diencerkan dengan konsentrasi

25%, 50%, 75%, dan 100% menggunakan larutan etanol 70%, dengan

memakai perbandingan massa ekstrak daun pacar kuku (gr) tiap ml

aquadest. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio.

2. Hambatan pertumbuhan bakteri

Pertumbuhan bakteri dapat dilihat dari penambahan jumlah koloni pada

media agar. Hambatan pertumbuhan bakteri itu diartikan baik dalam arti

membunuh maupun membuat bakteri menjadi dorman. Hambatan ini dapat

dilihat dari zona hambatan yang terbentuk pada pertumbuhan koloni

Streptococcus β hemolyticus pada media agar darah plate yang diberi disk

saring ekstrak daun pacar kuku. Sebagai kontrol positif adalah disk

antibiotik Ceftriaxone 10 µg. Disk antibiotik Ceftriaxone 10 µg dipilih

sebagai kontrol positif karena didapatkan paling sensitif setelah

dibandingkan sensitivitasnya dengan beberapa antibiotik lainnya yang

sering digunakan dalam pengobatan tonsilo-faringitis di pelayanan klinik

(Eritromisin 10 µg, Penisilin 10 µg, dan Amoxicillin 10 µg). Skala

pengukuran variabel ini adalah skala rasio.

3. Variabel Luar

a. Proses pengekstraksian merupakan variabel yang dapat dikendalikan.

Faktor pengekstraksian ini dapat dikendalikan dengan proses maserasi

sama.

b. Umur daun, asal tanaman, dan musim merupakan varibel-variabel yang

tidak dapat dikendalikan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

kandungan yang ada dalam daun pacar kuku.

Page 34: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

G. Rancangan Penelitian

Keteranan:

Cakram Kosong (Kontrol Negatif)

Ekstrak Etanol Pacar Kuku

Cakram

Suspensi Bakteri Streptococcus β

Hemolyticus Standar Mc Farland 0,5

Agar darah, 37˚C, inkubasi 24 jam

Ukur Diameter Zona Hambatan

50 % 75% 100%

Cakram Cakram Spesimen Swab

Tonsil/Faring dalam Kaldu Pepton Darah

Pengecatan Gram (Mikroskopik)

Agar darah, 37˚C, 24 jam (kultur & tes hemolise)

Tes katalase

Keterangan: : Kontrol negatif : Kontrol positif (Ceftriaxone dipilih setelah diadakan uji sensitivitas) : Kelompok perlakuan : Media pembenihan

25 %

Cakram

Cakram Antibiotik Ceftriaxone

(Kontrol Positif)

Page 35: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

H. Instrumen dan Bahan Penelitian

1. Alat untuk kultur dan uji spesimen serta pemeriksaan uji aktivitas

antibakteri:

a. Object glass

b. Lampu spiritus

c. Osche kolong steril

d. Kapas alkohol

e. Osche jarum

f. Kapas lidi steril

g. Jangka sorong

h. Mikroskop

i. Inkubator

2. Bahan untuk kultur dan uji spesimen:

a. Spesimen swab faring dari penderita faringitis

b. Pewarna gram

c. Larutan aquadest

d. Larutan NaCl 0,9%

e. H2O2 3%

f. Media agar darah

g. Kaldu pepton darah

h. Disk kertas saring

i. Agar Mc Conkey

3. Bahan untuk pemeriksaan uji aktivitas antibakteri:

a. Biakan bakteri Streptococcus β hemolyticus dari kultur spesimen dalam

pembenihan agar darah 37˚C dalam waktu 24 jam.

b. Standart 0,5 McFarland

c. Media agar darah plate

d. Ekstrak daun pacar kuku dalam disk kertas saring dengan konsentrasi

25%, 50%, 75%, dan 100%

e. Disk antimikroba Eritromisin 10 µg, Penisilin 10 µg, Amoxicillin 10 µg,

dan Ceftriaxone 10 µg.

Page 36: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

I. Cara Kerja

1. Persiapan Awal

Alat-alat yang akan digunakan secara steril dicuci bersih, kemudian

dikeringkan dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15

menit.

2. Pengambilan spesimen

Spesimen diambil dari swab tonsil atau faring penderita tonsilo-

faringitis yang berkunjung ke Rumah Sakit Dokter Moewardi, hasil

swab kemudian dicelupkan ke media transpor kaldu pepton darah, lalu

diinkubasi selama 18-24 jam dalam suhu 37 oC.

3. Pengulturan spesimen dan uji hemolise

Spesimen dari kaldu pepton darah kemudian dikultur dalam agar

darah dengan menggoreskan osche kolong yang telah dicelupkan ke

dalam kaldu pepton darah, kemudian dieramkan pada inkubator 37˚C

selama 24 jam. Setelah itu dilihat koloni yang tumbuh dan zona

hemolisanya. Streptococcus β hemolyticus akan menunjukkan zona

hemolisa yang jernih di sekitar koloni (Warsa, 1993).

4. Pemeriksaan mikroskopik

Setelah bakteri ditanam dalam agar darah, beberapa koloni bakteri

diambil untuk dijadikan preparat pengecatan gram. Kemudian preparat

dicat dengan metode pewarnaan gram, Streptococcus pada pembenihan

yang baru akan berwarna ungu, kokus, berdiameter 0,5-1µm, dalam

bentuk rantai yang khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu

rantai. Panjang rantai bervariasi dan sebagian besar ditentukan oleh

faktor lingkungan. Rantai akan lebih panjang pada media cair dibanding

pada media padat. Pada pertumbuhan tua atau kuman yang mati sifat

gram positifnya akan hilang dan menjadi gram negatif. Streptokokus

patogen jika ditanam dalam perbenihan cair atau padat yang cocok

sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari 8 buah kokus atau

lebih (Warsa, 1993).

Page 37: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5. Uji katalase

Streptococcus tidak menghasilkan katalase (Khan, 2009). Jadi

dalam percobaan katalase Streptococcus tidak menghasilkan gelembung

gas. Ini akan membedakannya dengan Staphylococcus.

6. Persiapan Ekstrak daun pacar kuku

Ekstrak daun pacar kuku didapatkan dengan cara merendam serbuk

daun pacar kuku selama 24 jam pada temperatur kamar dan terlindung

dari cahaya. Hasil rendaman disaring dengan kain flanel steril.

Kemudian diuapkan sampai terbentuk massa ekstrak. Sebelum

digunakan, ekstrak diperiksa sterilitasnya dengan menggunakan media

agar darah plate dan Mc Conkey. Kemudian diinkubasi dalam waktu 24

jam dengan suhu 37˚C. Bila tidak ditemukan pertumbuhan kuman,

maka ekstrak dinyatakan steril dan siap untuk digunakan. Ekstrak yang

telah siap digunakan diencerkan dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%,

dan 100% dengan menambahkan larutan aquadest steril. Pengenceran

ini dengan perbandingan massa ekstrak daun pacar kuku (gr) tiap ml

pelarut aquadest steril.

7. Persiapan disk kertas saring ekstrak daun pacar kuku

Disk kertas saring ditetesi dengan ekstrak daun pacar kuku hingga

jenuh dalam konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%, kemudian

dibiarkan selama 10 menit dalam cawan petri steril dan diulang sekali

lagi.

8. Pembuatan Suspensi Bakteri

Beberapa oshe bakteri diambil dari biakan agar darah, kemudian

dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi kaldu pepton, dan

dikocok sampai homogen. Kemudian dibandingkan dengan suspensi

Mc Farland 0,5. Bakteri diambil dengan kapas lidi steril, digoreskan

dengan merata pada media agar darah di seluruh permukaan media.

9. Pelaksanaan Uji Bakteri

Pertama, pada media agar darah plate yang telah dioleskan

mikroorganisme dibiarkan dahulu lima menit supaya mengering.

Page 38: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Masing-masing agar darah yang telah diolesi mikroorganisme diberikan

empat disk perlakuan dan dua disk kontrol. Kelompok perlakuan terdiri

dari disk ekstrak daun pacar kuku 25%, disk ekstrak daun pacar kuku

50%, disk ekstrak daun pacar kuku 75%, dan disk ekstrak daun pacar

kuku 100%. Sedangkan kelompok kontrol terdiri dari disk aquadest

sebagai kontrol negatif dan disk antibiotik Ceftriaxone 10 µg sebagai

kontrol positif. Selain itu, dalam agar darah tersebut juga diletakkan tiga

disk antibiotik lain untuk tes resistensi. Jadi, total ada sembilan

perlakuan yang akan diberikan pada satu media pembenihan agar darah.

Disk-disk tersebut diletakkan pada permukaan media pembenihan. Disk

ditekan dengan menggunakan pinset pada permukaan lempengan

sehingga terdapat kontak yang baik antara disk dengan lempengan agar

darah. Disk tidak perlu ditekan kuat-kuat karena dapat melukai

permukaan agar. Disk-disk tersebut ditempatkan dengan jarak terpencar

pada media plate agar tersebut dan dicatat jenis antimikrobanya.

Kemudian dimasukkan dalam inkubator pada suhu 37˚C selama 24 jam.

Pengujian senyawa antibakteri dilakukan setelah pengeraman dengan

mengukur diameter zona hambatan yang terjadi dengan jangka sorong

dalam satuan milimeter (mm).

J. Analisis Data

Karena data dalam penelitian ini tidak homogen, maka data tidak

dapat diolah dengan uji parametrik Anova. Untuk itu, uji kemaknaan pada

penelitian ini menggunakan uji Kruskal Wallis dengan SPSS 16.0 for

Windows. Kruskall Wallis merupakan uji nonparametrik yang digunakan

untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel berskala rasio,

yaitu untuk membandingkan antara lima perlakuan, empat kelompok

perlakuan dan satu kelompok kontrol, yaitu disk ekstrak daun pacar kuku

25%, 50%, 75%, 100%, dan kontrol positif disk antibiotik Ceftriaxone.

Kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.

Page 39: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dari data formulir partisipasi pasien, sebaran umur pasien yang sekret

tonsil/ faring-nya menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sebaran Responden Menurut Umur

Umur (tahun) Frekuensi (orang) Presentase (%)

0-5 0 0%

6-12 6 50%

13-21 3 25%

22-59 3 25%

≥60 0 0%

Dari data tersebut Streptococcus β hemolyticus didapatkan paling banyak

pada rentang usia antara 6-12 tahun.

Sampel penelitian didapat dari 37 spesimen usap tonsil atau faring pasien

tonsilo-faringitis di Poliklinik THT Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, 12

sampel menunjukkan positif Streptococcus β hemolyticus setelah diperiksa di

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

32%

68%

strepto beta hemolyticus

non strepto beta hemolyticus

Gambar 1. Proporsi Pasien Tonsilitis/Faringitis Streptococcus β hemolyticus

dengan Non Streptococcus β hemolyticus.

Page 40: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Perbandingan pola kepekaan antara pemberian disk antibiotik ceftriaxone

dengan antibiotik amoxicillin, penisilin, dan eritromisin terhadap pertumbuhan

Streptococcus β hemolyticus dapat dilihat dari tabel dan gambar berikut.

Tabel 2. Diameter Zona Hambat (mm) terhadap Streptococcus β hemolyticus

(sampel) dan Pola Kepekaannya pada Beberapa Antibiotik

Sampel

Zona Hambatan (mm)

E

(Eritromisin)

P

(Penisilin)

AML

(Amoxicillin)

CRO

(Ceftriaxone)

A 10 R 10 R 11 R 24 S

B 18 S 15 I 26 S 21 S

C 9 R 12 R 24 S 22 S

D 0 R 18 I 24 S 28 S

E 0 R 12 R 20 S 26 S

F 0 R 12 R 24 S 21 S

G 0 R 13 R 25 S 28 S

H 9 R 14 R 28 S 29 S

I 20 S 20 I 20 S 21 S

J 8 R 16 I 21 S 26 S

K 9 R 15 I 23 S 25 S

L 8 R 18 I 22 S 25 S

Jumlah 2(S) - 10(R) 6(I) – 6(R) 11(S) – 1(R) 12 (S)

16,6

7%

83,3

3%

50,0

0%

50,0

0%

91,6

7%

8,33

%

100%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Eritromisin Penisilin Amoxicillin Ceftriaxone

Sensitif

Resisten

Intermediet

Gambar 2. Pola Resistensi Sampel terhadap Beberapa Antibiotik

Page 41: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Perbandingan daya hambat (mm) antara perlakuan ekstrak pacar kuku

25%, 50%, 75%, dan 100% dengan kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3. Diameter Zona Hambat (mm) terhadap Pertumbuhan Streptococcus β

hemolyticus pada Pemberian Ekstrak Daun Pacar Kuku dan Kelompok

Kontrol.

Sampel Zona Hambatan (mm)

Aq 25% 50% 75% 100% CRO

A 0 0 12 23 17 24

B 0 0 13 15 18 21

C 0 0 9 17 20 22

D 0 0 9 23 18 28

E 0 0 13 18 16 26

F 0 0 9 17 19 21

G 0 0 13 16 19 28

H 0 0 10 18 15 29

I 0 0 11 22 21 21

J 0 0 11 20 18 26

K 0 0 9 18 19 25

L 0 0 14 20 20 25

Mean 0 0 11,1 18,9 18,3 24,6

Perbandingan rerata hitung diameter daya hambat dari tiap kelompok

perlakuan utama terhadap pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus dapat dilihat

dari grafik berikut:

Page 42: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

0 0

11,1

18,9 18,3

24,6

0

5

10

15

20

25

diskaquadest

pacar kuku25%

pacar kuku50%

pacar kuku75%

pacar kuku100%

Ceftriaxone

Gambar 3. Perbandingan Rerata Hitung Diameter Daya Hambat (mm) Berbagai

Kelompok Perlakuan Utama

Pada gambar 3 di atas terlihat bahwa semakin tinggi kadar konsentrasi

ekstrak daun pacar kuku yang digunakan, maka rerata hitung diameter zona

hambatan yang terbentuk semakin besar pula, kecuali pada konsentrasi 100%

rerata hitungnya sedikit lebih rendah dari konsentrasi 75%.

Dari tabel 3 dan gambar 3 di atas juga dapat dilihat bahwa pada kontrol

negatif disk aquadest tidak memiliki daya hambat (0 mm), ekstrak daun pacar

kuku 25% (0 mm), ekstrak daun pacar kuku 50% (11,1 mm), ekstrak daun pacar

kuku 75% (18,9 mm), ekstrak daun pacar kuku 100% (18,3 mm), dan kontrol

positif antibiotik Ceftriaxone memberikan rata-rata daya hambat 24 mm.

Analisis Data

A. Kruskall Wallis

Semua data yang diperoleh dianalisis pada α = 0,05. Hasil perhitungan

dapat dilihat di lampiran 8 dan 9.

1. Tes normalitas

Hasil tes normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan distribusi

data dari kontrol positif, ekstrak 25%, ekstrak 50%, ekstrak 75%, maupun

100% memiliki p value > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data

normal.

Page 43: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Tes homogenitas varians

Hasil analisis menunjukkan Levene Test hitung p value sebesar 0,000, p

value < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data tidak homogen. Karena

data tidak homogen, pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik

nonparametrik yaitu uji Kruskall Wallis.

3. Uji Kruskall Wallis

Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan p value sebesar 0,000, p value <

0,005, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

antara kelima perlakuan.

Berdasarkan hasil uji Kruskall Wallis yang menyatakan bahwa terdapat

perbedaan daya hambat pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus yang

signifikan antara kelima perlakuan, maka dilanjutkan uji Mann Whitney

sehingga dapat ditentukan perbandingan antar masing-masing perlakuan.

B. Uji Mann Whitney

Uji statistik dilanjutkan dengan uji Mann Whitney dengan

membandingkan antar masing-masing perlakuan, nilai signifikansi α = 0,05.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10:

1. Nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hitung

diameter zona hambatan yang bermakna antara:

a. Kontrol positif dengan ekstrak daun pacar kuku kadar 25%, 50%, 75%,

dan 100%.

b. Daun pacar kuku kadar 25% dengan ekstrak daun pacar kuku kadar

50%, 75%, dan 100%.

c. Daun pacar kuku kadar 50% dengan ekstrak daun pacar kuku kadar

75% dan 100%.

2. Nilai p > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata

hitung diameter zona hambatan yang bermakna antara ekstrak daun pacar

kuku kadar 75% dengan ekstrak daun pacar kuku kadar 100%.

.

Page 44: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB V

PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan bahwa spesimen yang mengandung Streptococcus β

hemolyticus paling banyak ditemukan pada penderita tonsilo-faringitis rentang

usia 6-12 tahun (50%), hal ini menunjukkan bahwa yang paling banyak

mengalami tonsilo-faringitis karena Streptococcus β hemolyticus adalah anak usia

sekolah. Oleh karena itu, penggunaan bahan-bahan alami dengan efek samping

yang minimal diharapkan dapat digunakan pada anak-anak.

Berdasarkan data pada penelitian ini ternyata angka kejadian tonsilo-

faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus β hemolyticus terhitung masih

cukup banyak, dari 37 spesimen yang diidentifikasi ternyata 12 spesimen

didapatkan bakteri Streptococcus β hemolyticus. Dapat dilihat dari gambar 1

bahwa spesimen yang mengandung Streptococcus β hemolyticus pada penelitian

ini adalah 32% dari seluruh spesimen. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri

Streptococcus β hemolyticus masih menjadi penyebab utama terjadinya tonsilo-

faringitis bakterial.

Menurut etnofarmakologi, daun pacar telah lama digunakan sebagai obat

kumur dalam sakit kerongkongan di India (Chopra, 1958), selain itu hingga saat

ini daun pacar kuku sering digunakan sebagai bahan pewarna kulit, rambut, dan

hiasan pada tangan (Habbal et al., 2007). Hal tersebut menunjukkan bahwa daun

pacar kuku cukup aman digunakan secara topikal. Penggunaan obat kumur ekstrak

daun pacar kuku diharapkan dapat menjadi obat komplementer untuk pengobatan

jangka panjang yang aman

Pemberian antibiotik Eritromisin, Penisilin, Amoxicillin, dan Ceftriaxone

terhadap semua sampel bertujuan untuk mengetahui pola resistensi bakteri

Streptococcus β hemolyticus terhadap berbagai jenis antibiotik sekaligus

menentukan antibiotik yang dijadikan kontrol positif (tabel 2 dan gambar 2).

Pemberian antibiotik Eritromisin memberikan reaksi yang resisten pada

pengukuran diameter zona hambat sebesar 83,33% sampel, padahal hingga saat

Page 45: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ini antibiotik Eritromisin masih banyak digunakan dalam praktek klinis khususnya

untuk pasien yang alergi dengan antibiotik golongan Penisilin.

Begitu juga dengan pemberian antibiotik Penisilin, bakteri isolat klinis

pada penelitian ini 50% sampel memberikan reaksi resisten, sedangkan 50%

lainnya hanya memberikan reaksi intermediet. Meskipun pada praktek klinik

Penisilin masih dijadikan untuk pengobatan pertama mengatasi tonsilo-faringitis

bakterial, tetapi pada penelitian ini menunjukkan bahwa Penisilin sudah tidak

poten lagi menghambat pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus isolat klinis.

Antibiotik Amoxicillin masih memberikan reaksi yang cukup poten pada

penelitian ini. Hanya 8,33% sampel resisten terhadap antibiotik Amoxicillin

sedangkan 91,67% lainnya masih sensitif. Antibiotik Amoxicillin terbukti masih

poten untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus meskipun

sudah terjadi resistensi.

Pada pemberian antibiotik Ceftriaxone pada bakteri Streptococcus β

hemolyticus isolat klinis pada penelitian ini menunjukkan 100% sensitif. Karena

hanya antibiotik Ceftriaxone yang sensitif seluruhnya, antibiotik Ceftriaxone

dipilih menjadi kontrol positif pada penelitian ini.

Hasil pengukuran diameter daya hambatan terhadap Streptococcus β

hemolyticus yang terbentuk karena pemberian keempat konsentrasi ekstrak daun

pacar kuku dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel 3 dan gambar 3. Rerata

hitung diameter zona hambat kontrol positif, yaitu disk antibiotik Ceftriaxone

(24,6 mm) lebih besar dari ekstrak daun pacar kuku konsentrasi 50%, 75%, dan

100%.

Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak daun

pacar kuku yang digunakan, semakin besar pula rerata hitung diameter daya

hambat yang dibentuk. Peningkatan rerata hitung diameter daya hambatan

sebanding dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak daun pacar kuku,

menunjukkan adanya hubungan dosis respon. Temuan ini memperkuat

kesimpulan kausal antara pemberian ekstrak daun pacar kuku dengan hambatan

pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus.

Page 46: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Peningkatan dosis respon hanya berlaku sampai pada konsentrasi

optimum. Pada ekstrak daun pacar kuku konsentrasi 100% diameter hambatannya

sedikit lebih rendah dari 75% mungkin dikarenakan pada konsentrasi 100% sudah

melebihi konsentrasi optimum efek daya hambat ekstrak daun pacar kuku.

Setelah dilakukan analis statistik uji Kruskal Wallis (lampiran 9) untuk

membandingkan kelima rerata hitung diameter zona hambatan kelompok

perlakuan utama, yaitu kontrol positif antibiotik ceftriaxone, ekstrak daun pacar

kuku 25%, 50%, 75%, dan 100%, didapatkan bahwa ada perbedaan rerata hitung

diameter zona hambat yang bermakna (p<0,05) antara kelima kelompok perlakuan

tersebut.

Analisis dilanjutkan dengan melakukan perbandingan multiple rerata

hitung diameter zona hambat antar masing-masing perlakuan utama (lampiran

10). Dengan uji Mann Whitney (α = 0,05) tampak adanya perbedaan yang

bermakna antara kontrol positif antibiotik Ceftriaxone dengan ekstrak daun pacar

kuku kadar 25%, 50%, 75%, dan 100%; antara ekstrak daun pacar kuku kadar

25% dengan ekstrak daun pacar kuku kadar 50%, 75%, 100%; dan antara ekstrak

daun pacar kuku 50% dengan 75%, dan 100%. Sedangkan perbedaan tidak

bermakna ditemukan pada ekstrak daun pacar kuku kadar 75% dengan 100%,

kedua ekstrak tersebut memiliki rata-rata zona hambatan yang hampir sama.

Berdasarkan pada hasil analisis tersebut, ekstrak daun pacar kuku memiliki

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus. Tetapi

pemberian ekstrak daun pacar kuku yang melampaui dosis optimum 75%, seperti

pada konsentrasi 100% tidak memberikan efek yang lebih baik.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Muhammad H. S. dan Muhammad S. dari Departemen Ilmu Biologi Universitas

Usmanu Danfodiyo Nigeria (2005), bahwa ekstrak air daun pacar kuku mampu

menghambat pertumbuhan Streptococcus sp. hingga diameter 23 mm pada

konsentrasi 80%.

Data pada lampiran 7 menunjukkan rerata hitung diameter daya hambat

ekstrak daun pacar kuku 75% (18,9 mm) dan 100% (18,3 mm) melebihi rerata

hitung diameter disk antibiotik Eritromisin (7,6 mm) dan Penisilin (14,6 mm).

Page 47: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Namun jika dibandingkan dengan antibiotik Ceftriaxone sebagai kontrol positif

(24,6 mm) ternyata keempat konsentrasi ekstrak daun pacar kuku masih belum

efektif untuk digunakan dalam terapi alternatif tonsilo-faringitis Streptococcus β

hemolyticus, karena keempat konsentrasi ekstrak daun pacar kuku menghasilkan

rerata hitung diameter hambat yang belum mampu mendekati atau melebihi rerata

hitung diameter hambatan antibiotik kontrol positif.

Melihat bahwa daun-daun henna telah lama digunakan sebagai obat kumur

dalam sakit kerongkongan di India (Chopra, 1958) dan pada penelitian ini

menunjukkan bahwa ekstrak daun pacar kuku terbukti dapat menghambat

pertumbuhan Streptococcus β hemolyticus, maka bagi penduduk yang telah

menggunakan daun-daun pacar kuku untuk mengobati sakit tenggorokan dapat

melanjutkan penggunaannya.

Kelemahan dari skripsi ini adalah ekstrak daun pacar kuku yang digunakan

hanya berasal dari satu daerah saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari peneliti

dalam mencari ekstrak daun pacar kuku dari berbagai daerah. Hendaknya

penelitian dilakukan dengan menggunakan ekstrak daun pacar kuku dari berbagai

daerah agar dapat diketahui efek antibakterinya dengan lebih bermakna.

Page 48: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR KUKU … · c. Terapi..... 14 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix B. Kerangka ... erisipelas, faringitis, febris puerpuralis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang daya antibakteri ekstrak daun pacar

kuku terhadap isolat klinik Streptococcus β hemolyticus dari penderita

tonsilo-faringitis, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak daun pacar kuku terbukti dapat menghambat pertumbuhan

Streptococcus β Hemolyitcus secara In vitro.

2. Rata-rata daya hambat ekstrak daun pacar kuku pada kadar 25% (0

mm), kadar 50% (11,1 mm), kadar 75% (18,9 mm), dan kadar 100%

(18,3 mm).

3. Daya antibakteri ekstrak daun pacar kuku kadar 25%, 50%, 75%, dan

100% terhadap Streptococcus β hemolyticus lebih rendah [p (sig.) <

0,05] jika dibandingkan dengan disk antibiotik Ceftriaxone.

B. SARAN

Setelah dilakukan penelitian tentang daya antibakteri ekstrak daun

pacar kuku (Lawsonia inermis L.) terhadap isolat klinik Streptococcus β

hemolyticus dari penderita tonsilo-faringitis, maka peneliti menganjurkan:

1. Kepada peneliti untuk:

a. Menentukan Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari ekstrak

daun pacar kuku.

b. Melakukan uji preklinis mengenai toksisitas ekstrak daun pacar

kuku secara In vivo sehingga dapat diketahui lethal dose 50

(LD50), efek toksik, dan dosis amannya.

c. Mencari preparasi dan dosis yang tepat untuk penggunaan lebih

lanjut daun pacar kuku sebagai antibakteri.

2. Karena terbukti dapat membunuh bakteri, maka bagi masyarakat yang

telah lama menggunakan daun-daun pacar kuku sebagai obat sakit

tenggorokan dapat melanjutkan penggunaannya.