contoh XRD
-
Upload
mujiatul-makiyah -
Category
Documents
-
view
700 -
download
8
Transcript of contoh XRD
Lampiran 2
Hasil Karakterisasi XRD
Tabel 1. Karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X.
Sampel 2 θ Int-f hkl
ITO 30.58 3907.517 101
CdS 26.16 965.4745 111
43.04 686.7544 220
53.64 55.7495 311
63.1 77.3696 400
ZnS 28.16 221.0368 111
58.74 306.3671 311
Komposit CdS-ZnS 26.34 996.2424 111
43.06 688.969 220
58.74 306.3671 311
88.86 99.6385 422
Tabel 2. Perhitungan ukuran kristal dengan metode Debye-Scherrer.
Sampel 2 θ B (rad) θCos θ (rad)
λ (nm) D (nm)
CdS 26.16 0.00593 13.08 0.974 0.15406 24.00594ZnS 58.74 0.00209 29.37 0.871 0.15406 45.74409
D= 0,9∗λB cosθ
D = ketebalan kristal yang juga dapat dianggap sebagai ukuran kristal (nm)λ = panjang gelombang sinar-x yang digunakan pada waktu pengukuran (nm)B = lebar setengah puncak pada difraktogramθ = sudut difraksi berasal dari data grafik 2θ pada difraktogram.
Gambar 1. Pola Difraksi ITO berdasarkan JCPDS no. 39-1058 sebagai pembanding hasil analisis XRD.
Gambar 2. Pola Difraksi CdS berdasarkan JCPDS no. 75-1546 sebagai pembanding hasil analisis XRD.
Gambar 3. Pola Difraksi ZnS berdasarkan JCPDS no. 80-0020 sebagai pembanding hasil analisis XRD.
4.1.1. X-Ray Diffraction (XRD)
Difraksi Sinar-X merupakan teknik yang digunakan dalam karakteristik material untuk
mendapatkan informasi tentang ukuran, struktur kristal, dan orientasi kristal. Gambar 4.7.
terlihat bahwa karena puncak ITO yang sangat tinggi menyebabkan puncak puncak material
lainnya nampak terlihat rendah intensitasnya. Indium timah oksida (ITO) memiliki intensitas
yang sangat tinggi sebesar 3907,519 pada 30,580, sesuai dengan JCPDS no. 39-1058 puncak
pada 30,580 merupakan kristal dengan puncak reflektansi (222).
Difraktogram CdS tedapat beberapa peak yaitu pada 26,160; 43,040; 53,640 dan 63,10.
Sesuai data JCPDS no. 75-1546 bahwa puncak puncak pada material tersebut telah
berkesesuaian dengan material cadmium sulfida, dengan orientasi penumbuhan kristal yaitu
dengan puncak reflektansi pada 26,160 (111), 43,040 (220), 53,640 (311) dan 63,10 (400). Sifat
kristalinitas pada CdS terdapat pada puncak reflektansi (111), (200), (311) dan (400).
Gambar 4.7. Difraktogram dari ITO, CdS, ZnS dan komposit CdS-ZnS
Penentukan ukuran kristal pada partikel CdS, dari puncak puncak yang ada pada
difaktogram yang telah disesuaikan dengan JCPDS no. 75-1546, maka untuk menghitung ukuran
20 30 40 50 60 70 80 90
01000200030004000
20 30 40 50 60 70 80 90
01000200030004000
20 30 40 50 60 70 80 90
01000200030004000
20 30 40 50 60 70 80 90
01000200030004000
Komposit CdS-ZnS
ZnS
CdS
ITO
inte
nsi
tas
kristal digunakan peak pada intensitas tertinggi, yaitu pada 26,160. Hasil perhitungan ukuran
kristal menggunakan persamaan Warren-Scherrer diperoleh ukuran kiristal CdS sebesar
24,00594 nm.
30
0
1000
2000peak CdS pada 2 200 sampai 300
inte
nsi
tas
2
40 60 80
0
peak CdS pada 2 dari 300 sampai 900
Inte
nsi
tas
2
Gambar 4.8. Difraktogram CdS dengan 2dari 200 sampai 900
Difaktogram dari kristal ZnS yang yang disesuikan dengan JCPDS no. 80-0020
menunjukkan hasil puncak yang sama antara hasil difraktogram dengan data JCPDS, yaitu pada
puncak pada 28,160 dan 58,740 yang ditunjukan pada gambar 4.9.
24 26 28 30
0
1000
peak ZnS pada 2 dari 200 sampai 300
Inte
nsi
tas
2
60 80
0
100
200
300
400
2
peak ZnS pada 2 dari 300 sampai 900
Inte
nsi
tas
Gambar 4.9. Difraktogram ZnS dengan 2dari 200 sampai 900
Puncak pada 28,160 memiliki puncak reflektansi (111) sedangkan pada puncak 58,740
memiliki puncak reflektansi (311), puncak reflektansi (111) dan (311) memiliki intensitas yang
tinggi, sehingga puncak reflektansi (111) dan (311) memiliki sifat kristalinitas yang baik. Ukuran
kristal dari ZnS diukur pada puncak 28,160 menunjukkan ukuran kristal sebesar 45,74409 nm.
Difraktogram dari material komposit CdS-ZnS memiliki puncak puncak reflektansi yaitu
gabungan dari beberapa puncak reflektansi dari CdS dan ZnS. Puncak CdS terdapat pada 26,340
dengan puncak reflektansi (111) selain itu pada 43,060 dengan puncak reflektansi (220),
sedangkan puncak ZnS muncul pada 58,740 dengan puncak reflektansi (311) dan puncak pada
88,860 dengan puncak reflektansi (422).
Difaktogram komposit CdS-ZnS pada gambar 4.10. menunjukkan beberapa kristal
dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi. Puncak puncak itu antara lain 84,80 merupakan
puncak dari CdS dengan puncak reflektansi (422), pada puncak 72,70 merupakan puncak dari
CdS dengan puncak reflektansi (420), pada 63,680 merupakan puncak dari CdS dengan puncak
reflektanasi (400). Beberapa puncak yang ditunjukan pada difraktogram komposit CdS-ZnS
nampak kristal CdS lebih banyak terlihat puncaknya, hal ini dikarenakan pada kristal CdS
persebarannya tidak merata sehingga menutupi kristal ZnS yang persebaran dan bentuknya
homogen, hal ini juga sudah dijelaskan pada analisis SEM yang menunjukkan bahwa partikel
CdS lebih dominan pada komposit CdS-ZnS.
Difraktogram komposit CdS-ZnS juga menunjukkan bahwa ZnS dengan puncak
reflektansi (111) tidak muncul dengan intensitas yang tinggi, hal ini karena adanya puncak
reflektansi (111) dari CdS.
40 60 80
0
2
Inte
nsita
s
peak komposit CdS-ZnS pada 2 dari 300 sampai 900
0
1000In
tens
itas
2
peak komposit CdS-ZnS pada 2 dari 200 sampai 300
Gambar 4.10. Difraktogram komposit CdS-ZnS dengan 2dari 300 sampai 900
30 40 50 60 70 80 90
JCPDF
(104)
(202)
(004)
(201)
(112)
(200)
(103)
(110)
(102)
(101)
(002)
(100)
2 (0)
Subtrat ITO
(101)
ZnO 0,01 M
(201)
(112)
(200)
(103)
(110)
(102)
(100)
(002)
(101)
Inte
nsit
as (
a.u
.)
ZnO 0,05 M
(103)
(201)
(112)
(200)
(110)
(102)
(100)
(002)
(101)
ZnO 0,08 M
Gambar 4.2. Pola difraksi ZnO pada berbagai konsentrasi yang dipreparasi dengan metode sonokimia
Peningkatan konsentrasi dapat menyebabkan kristalinitas ZnO semakin naik dan orientasi
yang muncul pada puncak refleksi (100),(002) dan (101). Pada konsentrasi Zn2+ 0,01 M, hanya
terlihat puncak refleksi (100) dengan intensitas yang rendah menunjukkan bahwa kristal ZnO
yang dihasilkan masih bersifat amorf atau mempunyai kerapatan kristal yang rendah. Pada
konsentrasi Zn2+ 0,05M menuju konsentrasi 0,08 M mengalami peningkatan intensitas puncak
kristal ZnO, hal ini menunjukkan kristalinitas semakin naik. Pertumbuhan kristal ZnO
berdasarkan kenaikan konsentrasi masih dominan ke arah sumbu-a kristal tumbuh ke berbagai
arah belum menunjukkan pertumbuhan satu arah yaitu ke sumbu-c, berdasarkan penelitian
sebelumnya untuk pertumbuhan satu arah pada difraktogaram XRD yang dihasilkan puncak
reflektansi yang muncul hanya pada sumbu-a (Maryanti, 2008), hal ini juga didukung dari hasil
karakterisasi SEM. Kenaikan konsentrasi menjadi faktor penting dalam pertumbuhan kristal
ZnO, karena dengan semakin naiknya konsentrasi Zn2+ mengalami hidrolisis yang sangat cepat,
sehingga proses distribusi ion Zn2+ terhadap subtrat sangat cepat, menyebabkan partikel tumbuh
tidak beraturan (Yadav, 2007).
Preparasi nanopartikel ZnO juga dilakukan pada berbagai waktu sonikasi, hal ini untuk
melihat pengaruh sonikasi terhadap ukuran dan pertumbuhan kristal ZnO. Dengan menggunakan
hasil dari pola difraksi yang disesuaikan dengan JCPDF No 75-1526 seperti pada Gambar 4.3.
berikut.
Gambar 4.3. Pola difraksi ZnO pada berbagai waktu sonikasi
Semakin lama sonikasi peningkatan intensitas puncak difraksi semakin meningkat. Pada
sonikasi selama 30 menit tidak muncul puncak, hal ini dapat disimpulkan bahwa kristal belum
terjadi pertumbuhan, sedangkan pada 1 jam sudah mulai terjadi pertumbuhan kristal ZnO dengan
puncak reflektansi yang muncul (101) dengan intensitas yang rendah kristal masih bersifat
amorf. Puncak mulai terlihat dan semakin tajam yaitu pada 2 jam dan 3 jam dengan puncak
reflektansi (100), (002) dan (101). Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama sonikasi maka
struktur kristalin ZnO semakin meningkat, tetapi untuk orientasi pertumbuhan kristal masih
dominan tumbuh ke arah sumbu-a yaitu pada puncak reflektansi (100) dan (101). Sonokimia
juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan kristal ZnO, semakin lama sonikasi
menyebabkan getaran ultrasonik pada proses pembentukan hidrolisis Zn2+ menjadi spesis
Zn(OH)2 lebih cepat, sehingga proses deposisi kristal ke subtrat menyebabkan kristal tumbuh
tidak beraturan.
Lampiran 2
Hasil Karakterisasi XRD
Tabel 1. Karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X
Sampel 2 θ Int-f hkl
Konsentrasi
0,01 M 36.68 39.85 101
0,05 M 32.48 43.39 100
35.24 39.85 002
36.89 71.61 101
0,08M 32.36 188.89 100
35.16 141.53 002
36.92 323.01 101
Waktu sonikasi
30 mnit - - -
1 jam 36.75 52.26 101
2 jam 32.38 99.24 100
35.22 77.84 002
36.98 163.33 101
3 jam 32.38 211.80 100
35.22 160.54 002
36.92 299.91 101Penambahan NH4OH dan LiCl
NH4OH 32.38 226.09 100
35.26 177.49 002
36.98 388.96 101
LiCl 32.38 61.69 100
35.118 51.91 002
36.86 105.44 101
Tabel 2. Perhitungan ukuran kristal ZnO dengan metode Debey-Scherrer
Sampel 2 θ B (rad) θCos θ (rad)
λ (nm) D (nm)
Konsentrasi
0,01 M 36.262 0.048607 18.131 0.950348 0.15406 3.000,05 M 36.903 0.011188 18.4515 0.948592 0.15406 13.06
0,08 M 36.924 0.005452 18.462 0.948534 0.15406 26.81
Waktu sonikasi
30 mnit - - - - - -
1 jam 36.326 0.042855 18.163 0.950174 0.15406 3.41
2 jam 36.902 0.008059 18.451 0.948595 0.15406 18.14
3 jam 36.906 0.007111 18.453 0.948584 0.15406 20.55Penambahan NH4OH dan LiCl
NH4OH36.923 0.007079 18.4615 0.948537 0.15406 20.65
LiCl 36.879 0.008939 18.4395 0.948658 0.15406 16.35
D= K∗λB cosθ
D = ketebalan kristal yang juga dapat dianggap sebagai ukuran kristal (nm)K = konstanta material yang nilainya kurang dari satu. Nilai yang umumnya dipakai untuk K = 0,9 λ = panjang gelombang sinar-x yang digunakan pada waktu pengukuran (nm)B = lebar setengah puncak pada difraktogram
θ = sudut difraksi berasal dari data grafik 2θ pada difraktogram.
Gambar 1. Pola Difraksi ZnO berdasarkan JCPDF no. 75-152 sebagai pembanding hasil analisis XRD.