bacil ERLINA jadi

40
BACILLACEAE

Transcript of bacil ERLINA jadi

Page 1: bacil ERLINA jadi

BACILLACEAE

Page 2: bacil ERLINA jadi
Page 3: bacil ERLINA jadi

BacillaceaeKuman batang berspora (endospora) yang bersifat Gram positif susunannya seperti rantai, dan terbagi dalam 2 genus yang terkenal yaitu Bacillus dan Clostridium.

Bacillus berarti batang kecil dengan ukuran 0,3-2,2 x 1,2-7,0 μm dan tumbuh secara aerob.

Sedangkan Clostridium berarti kelosan benang yang kecil. Biasanya berflagel peritrik, sehingga dapat bergerak. Spora lonjong atau bulat yang biasanya lebih besar di badan kuman sehingga mengembung dan tumbuh secara anaerob.

Page 4: bacil ERLINA jadi

KlasifikasiKingdom : BakteriaFilum : FirmicutesKelas : BacilliOrdo : BacillalesFamili :

BacillaceaceaeGenus : BacillusSpesies :

Bacillus anthracis, Bacillus subtilis, Bacillus cereus.

o Kingdom : Bakteriao Filum : Firmicuteso Kelas : Clostridiao Ordo : Clostridialeso Famili : Closridiaceaeo Genus : Clostridiumo Spesies :

Clostridium tetani, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Clostridium difficile.

Page 5: bacil ERLINA jadi

B. anthracis- MorfologiGram positif, non motil, bentuk batang yang

berukuran besar 1-1,3 X 3-10 mikron meter, dengan ke-empat sudutnya membentuk siku-siku

Mampu membentuk spora, bentuk oval, yang berukuran 0,75 X 1,0 mikron meter

Susunan dua dua atau seperti rantaiBerkapsul dan tahan asam

Page 6: bacil ERLINA jadi

B. anthracis – Sifat biakan Koloni Bacillus anthracis berbentuk bulat dan

menyerupai “kaca yang diukir” bila disinari cahaya. Hemolisis jarang ditemui pada Bacillus anthracis

tetapi sering pada basil saprofit. Gelatin diencerkan, dan pertumbuhan pada

perbenihan agar-agar tegak mirip “pohon cemara terbalik”.

Page 7: bacil ERLINA jadi

B. anthracis – Sifat Pertumbuhan & biokimia • Menggunakan sumber Nitrogen dan Carbon

sederhana• Spora resisten terhadap perubahan lingkungan, tahan

terhadap panas kering dan desinfektan kimia tertentu dalam waktu yang cukup lama, serta dapat bertahan selama bertahun-tahun pada tanah yang kering.

Page 8: bacil ERLINA jadi

B. anthracis – sifat antigen Bahan simpai Bacillus anthracis, yang terdiri atas

polipeptida berbobot molekul tinggi yang mengandung asam D-glutamat, adalah suatu hapten. Badan bakteri mengandung protein dan suatu polisakarida somatic, keduanya bersifat antigenic.

Edema Toxin meupakan racun yang menyebabkan makrofag tidak dapat melakukan fagositosis pada bakteri.

Lethal Toxin merupakan racun yang memaksa makrofag mensekresikan TNF-alpha dan interleukin-1-beta yang menyebabkan septic shock dan akhirnya kematian, selain itu racun ini dapat menyebabkan bocornya pembuluh darah.

Racun yang dihasilkan oleh Bacillus anthracis mengandung 3 macam protein, yaitu : antigen pelindung, faktor edema, dan faktor mematikan.

Page 9: bacil ERLINA jadi

B. antrachis – sifat patogenitas~ Penyakit yang ditimbulkan oleh Bacillus anthracis

yaitu anthraks kulit, anthraks saluran pencernaan, anthraks saluran pernapasan, dan dapat sampai ke otak yang disebut anthraks otak atau meningitis.

~ Spora tumbuh pada jaringan tempat masuknya mengakibatkan edema gelatinosa dan kongesti. Basil menyebar melalui saluran getah bening ke dalam aliran darah, kemudian menuju ke jaringan, terjadilah sepsis yang dapat berakibat kematian.

~ Pada antraks inhalasi, spora Bacillus anthracis dari debu wol, rambut atau kulit terhirup, terfagosit di paru-paru, kemudian menuju ke limfe mediastinum dimana terjadi germinasi, diikuti dengan produksi toksin dan menimbulkan mediastinum haemorrhagic dan sepsis yang berakibat fatal.

Page 10: bacil ERLINA jadi

~ Cutaneous anthrax :Ulkus tidak nyeri dengan eschar hitam, Lesi dikenal sebagai malignant pustule , dapat berkembang menjadi bakteremia dan menyebabkan kematian.

~ Pulmonary (inhalation) anthrax : disebut juga woolsorter’s disease. Gejala awal seperti infeksi sal.respirasi biasa, dapat berkembang menjadi haemorrhagic mediastinitis, bloody, pleural effusion, septic shock dan kematian.

~ Gastrointestinal anthrax : muntah, nyeri perut, dan diare berdarah

Page 11: bacil ERLINA jadi

B. antrachis – pencegahan# Bangkai hewan dibakar atau dikubur sedalam mungkin

disertai kapur. # Dekontaminasi produk-produk hewan dengan autoclave. # Memakai baju dan sarung tangan pelindung sewaktu

menangani bahan-bahan yang mungkin tercemar B.anthracis.

# Imunisasi aktif hewan piaraan dan petugas berisiko tinggi

B. antrachis –pengobatan Harus dilakukan seawal mungkin Penicillin efektif untuk antraks kulit Penicillin + gentamisin atau streptomisin disarankan

untuk antraks pernafasan

Page 12: bacil ERLINA jadi

B. antrachis – diagnostik Spesimen : cairan atau nanah dari lesi lokal, darah dan

sputum Pada sediaan basah dapat dilakukan pewarnaan Gram,

sediaan kering dengan teknik fluoresensi Biakan agar darah : koloni kelabu hingga putih

nonhemolitik dengan permukaan kasar dan membentuk ground glass appearance. Di tepi koloni terdapat bentukan tonjolan seperti koma (medusa head).

Pada kultur setengah padat, B.anthracis selalu tidak bergerak.

Dengan ELISA dapat dilakukan pengukuran antibodi terhadap toksin edema dan toksin letal. Hasil positif terdapat empat kali peningkatan titer atau titer tunggal > 1:32

Page 13: bacil ERLINA jadi

B. cereus – morfologi Berbentuk batang besar, tergolong dalam gram

positif, membentuk rantai dan bersifat fakultatif aerob.

Menghasilkan spora dan beberapa bersifat motil. Spora biasanya terletak di tengah basil yang tidak

bergerak dan resisten terhadap perubahan lingkungan.

Tahan terhadap panas kering dan disinfektan kimia tertentu selama waktu yang cukup lama, dan dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam tanah kering.

Page 14: bacil ERLINA jadi

B. cereus – sifat biakan Menggunakan sumber nitrogen dan karbon

sederhana untuk energi dan pertumbuhannya

Pertumbuhan rhizoid (struktur seperti akar)Sifat Bacillus cereus

Koloni di agar darah Rough, plat, tdak bentuk koma

Hemolisa Umumnya ß-hemolisa negatif

Media bikarbinat(CO2) Rata, rumput

Tes fluresensi-antibodi Negatif

Phage gama Resisten

Phatogen terhadap hewan Negatif

Litmus milk Direduksi dalam 2-3 hari

Biru metilin Direduksi dalam 24 jam

gerak Umumnya positif

Page 15: bacil ERLINA jadi

B. cereus – sifat antigenBahan simpai Bacillus cereus, yang terdiri atas

polipeptida berbobot molekul tinggi yang mengandung asam D-glutamat, adalah suatu hapten.

Badan bakteri mengandung protein dan suatu polisakarida somatic.

Keduanya bersifat antigenic.

2 macam toksin penyebab keracunan, yaitu :

Toksin emetik : muntah selama 26 jam setelah konsumsi.

Toksin diare : diare, 12- 24 jam setelah konsumsi.

Page 16: bacil ERLINA jadi

B. cereus – sifat patogenitasGejala-gejala keracunan makanan tipe diare karena

B. cereus mirip dengan gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium perfringens . Diare berair, kram perut, dan rasa sakit mulai terjadi 6-15 jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi. Rasa mual mungkin menyertai diare, tetapi jarang terjadi muntah (emesis). Pada sebagian besar kasus, gejala-gejala ini tetap berlangsung selama 24 jam.

Keracunan makanan tipe emetik ditandai dengan mual dan muntah dalam waktu 0.5 sampai 6 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kadang-kadang kram perut dan/atau diare dapat juga terjadi. Umumnya gejala terjadi selama kurang dari 24 jam. Gejala-gejala keracunan makanan tipe ini mirip dengan gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus .

Page 17: bacil ERLINA jadi

B. cereus – sifat patogenitasBacillus cereus adalah penyebab

penting dari infeksi mata, keratitis berat, endoftalmitis dan panoftalmitis.Kadangkadang dapat menimbulkan penyakit pada orang dengan fungsi imun yang terganggu (misalnya meningitis, endokarditis, endoftalmitis, konjungtivis, atau gastro enteritis akut).

Page 18: bacil ERLINA jadi

B. cereus – pencegahan & pengobatan Mengonsumsi nasi yang tidak dingin. Salah

satu alternatif adalah menghangatkan nasi yang dikonsumsi dalam penghangat nasi.

Mendinginkan bahan-bahan makanan lain selain nasi yang dapat dikontaminasi oleh Bacillus cereus hingga suhu ± 4°C(mie, pasta) .

Menjaga keaseptisan penggerjaan pengolahan bahan makanan.

Mengonsumsi makanan yang diyakinkan telah benarbenar masak/matang.

Pengobatan simtomatis & kausatif (zat antibakteri)

Page 19: bacil ERLINA jadi

B. cereus – DiagnostikHasil isolasi bakteri dari makanan yang

dicurigai, kotoran, atau muntahan pasien menunjukkan adanya sejumlah besar B. cereus dari serotip yang dikenal sebagai penyebab keracunan makanan.Mengisolasi B. cereus dari makanan yang dicurigai dan menentukan kemampuannya dalam menghasilkan enterotoxin ( enterotoxigenicity ) dengan uji serologis (untuk toxin penyebab diare) atau uji biologis (untuk tipe diare dan emetik)

Page 20: bacil ERLINA jadi

Cl. tetani - morfologiBerbentuk batang langsing agak bengkok, kecil, berukuran 2-5 x 0,4 – 0,5 milimikron.Bergerak aktif dengan flagel peritrikh.Berspora bulat terminal menyerupai drum stick.Gram positifTidak berkapsul.

Page 21: bacil ERLINA jadi

Cl. tetani – sifat biokimiaBersifat anaerob obligat, suhu pertumbuhan 370C pH optimum7,4.

Kuman ini tidak mempunyai sitokrom sitokrom oksidase dan tidak dapat memecah hidrogen peroksida karena tidak mempunyai katalase dan peroksidase.

Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8°F (121°C) selama 10–15 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya.

Tidak meragi gula, bersifat Proteolitik, Indol positif dan Gelatin Liquefaction positif

Page 22: bacil ERLINA jadi

Cl. tetani – sifat antigen Antigen O

Semuanya sama pada semua strain Antigen H

Beberapa tipe Colstridium tetani dapat dibedakan dengan antigen flagel spesifik.

Eksotoksin Clostidium tetani dibagi menjadi :

Tetanolisin menyebabkan sel darah merah lisis dan bersifat antigenic.

Tetanospasmin merupakan neurotoksin yang mempengaruhi syaraf yang menyebabkan kejang (Spasmus)

Bila eksotoksin sudah terikat jaringan maka tidak dapat dinetralisir oleh anti tetanus serum.

Page 23: bacil ERLINA jadi

Cl. tetani – sifat patogenitasClostridium tetani bukan organisme yang invasive.

Infeksi tetap terlokalisasi pada jaringan yang rusak (luka, luka bakar, cedera, umulikus, jahitan bedah).

Luas jaringan yang terinfeksi kecil dan penyakit ini hampir seluruhnya toksemia.

Germinasi spora dan pertumbuhan organisme vegetatif yang menghasilkan toksin dibantu oleh :

Jaringan nekrotik

Garam-garam kalsium

Adanya infeksi piogenik

Yang semuanya membantu menimbulkan potensi oksidasi-reduksi rendah.

Page 24: bacil ERLINA jadi

Toksin yang dilepaskan dari sel-sel vegetatif dapat mencapai susunan saraf pusat melalui transpor akson secara vetrograd atau melalui aliran darah. Pada susunan saraf pusat toksin mudah terikat pada ganglion di medulla dan batang otak.

Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3-12 hari, namun dapat singkat 1-2 hari dan kadang lebih satu bulan (makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis , makin jauh tempat invasi dr SSP, masa inkubasi makin panjang )

Adanya tonik pada otot seran lintang, biasanya dimulai dari daerah sekitar perlukaan, kemudian otot-otot pengunyahan.

Secara bertahap kejang tersebut akan melibatkan semua otot serat lintang sehingga akan terjadi kejang tonik.

Adanya ransang dari luar dapat memacu timbulnya kekejangan. Kesadaran penderita tetap baik dan penyakit terus berlanjut. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan, yang umumnya 50%.

Page 25: bacil ERLINA jadi

Cl. tetani – pencegahanImunisasi aktif dengan toksoid (DPT / DTdapat

dimulai sejak anak berusia 2 bulan )

Perawatan luka menurut cara yang tepat

Penggunaan antitoksi profilaksis

Cl. tetani – pengobatanAntibiotika

Penicilin, tetrasiklin (membunuh bentuk vegetativ)

Antitoksin

Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) , tetanus antitoksin

Tetanus Toksoid

Antikonvulsan (anti kejang)

Page 26: bacil ERLINA jadi

Cl. tetani – Diagnosis LabDiagnosa biasanya berdasarkan gambaran

klinik dan adanya anamnesa luka.- Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic smile ). Biakan anaerob jaringan luka yang terkontaminasi dapat menghasilkan Cl. tetani, tetapi pemberian antitoksin untuk pencegahan/ pengobatan tidak menunggu hasil biakan.Bukti isolasi Costridium tetani harus didasarkan pada pembentukan toksin & netralisasi dgn antitoksin spesifik.Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

Page 27: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum - morfologio Bentuk batang lebih besar dari Clostridium

tetanio Termasuk gram positif tertantu untuk biak

muda, biasanya tunggal atau berpasangano Bentuk spora subterminal, tidak berkapsulo Bergerak dengan flagel peritrik

Page 28: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – sifat biologi & biakanClostridium botulinum bersifat anaerob

obligatTumbuh subur pada suhu 250 C dan kurang subur pada suhu > 36,50 C.Pada pH media netral atau sedikit alkalis tumbuh baik (Thioglycolate dan Cook Meat Media).Tumbuh pada media atau plat agar darah dalam suasana anaerob membentuk kolni besar, halus, mengkilap dan hemolitis.

Page 29: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – sifat biokimiaMeragi KarbohidratMembentuk asam dan gas, seperti:

glukosa, laktosa, maltosa.Mencairkan gelatinBersifat proteolitik

Page 30: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – sifat antigen Selama pertumbuhan Clostridium botulinum dan selama otolisis kuman, toksin dikeluarkan ke lingkungan disekitarnya. Dikenal tujuh macam toksin antigenic yang jelas berbeda A, B, C, D, E, F, dan G.

Tipe A, B, E (kadang” F) : Paling sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia.

Tipe C : Mengkibatkan leher lemas pada unggas Tipe D : Menyebabkan botulisme pada sapi. Dosis letal bagi manusia mungkin 1-2 g. toksin

dirusak oleh pemanasan selama 20 menit pada suhu 1000C. pembentukan toksin mungkin di bawah pengawasan suatu gen virus. Beberapa strain Clostridium botulinum toksigenik menghasilkan bakteriofag yang menginfeksi strain tidak toksigenik dan mengubahnya menjadi toksigenik.

Page 31: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – sifat patogenesis Clostridium botulinum biasanya menyebabkan infeksi pada

luka, akan tetapi menyebabkan keracunan makanan oleh toksin yang termakan bersama dengan makanan.

Makanan yang sering tercemar dengan Clostridium adalah makanan yang berbumbu, makanan yang diasap, makanan kalengan yang dimakan tanpa dimasak terlebih dulu.

Kerja toksin adalah memblokir pembentukan atau pelepasan acethylcholin pada hubungan saraf otot sehingga terjadi kelumpuhan otot.

Biasanya gejala muncul setelah 18-98 jam setelah memakan toksin, dengan keluhan penglihatan karena otot mata yang tidak ada koordinasi, sulit menelan, sulit bicara, kematian biasanya karena paralysis otot pernafasan atau kelumpuhan jantung (cardiac arrest) angka kematian botulismus adalah tinggi.

Page 32: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – pencegahanPeraturan yang ketat terhadap

pengalengan makanan untuk perdagangan .makanan kaleng didihkan selama lebih dari20menit sebelum dihidangkan.Menghindari makanan kaleng jika kemasankaleng sudah menggembungToksoid dipergunakan untuk imunisasi aktif tenak sapi

Page 33: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – pengobatanBotulisme termasuk jenis intoksikasi (keracunan), maka

antibiotik tidak berguna dalam terapi pada pasien.

Antitoksin dalam dosis tinggi dapat digunakan untuk menetralisir racun. Antitoksin ini adalah antitoksin trivalen (A, B, E). Penggunaan antitoksin trivalen ini disebabkan tipe penyebab pada suatu kasus biasanya tidak diketahui. Tes laboraturium memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, dapat juga digunakan Chloroquine dalam pengobatan botulisme ini.

Pada kasus botulisme pada luka, dapat digunakan antibiotik, yaitu Penicillin G (Pfizerpen), Chloramphenicol (Chloromycetin), dan Clindamycin (Cleocin).

Page 34: bacil ERLINA jadi

Cl. botulinum – diagnosis labToksin sering ditemukan dalam serum penderita dan

toksin dapat ditemukan pada makanan yang tersisa.

Mencit yang disuntik intraperitolial akan mati dengan segera.

Tipe antigenik toksin diidentifikasi dengan cara menetralisasi dengan antitoksin spesifik pada mencit.

Clostridium botulinum dapat dibiakkan dalam makanan yang tersisa dan dites pembentukan toksinnya, tetapi hal ini jarang dilakukan dan manfaatnya masih belum jelas.

Pada botulisme bayi, Clostridium botulinum dan toksin dapat ditemukan dalam isi usus tetapi tidak terdapat dalam serum.

Toksin dapat diperkirakan dengan hemaglutinasi pasif atau radioimunisasi.

Page 35: bacil ERLINA jadi

Cl. perfringens – morfologi & sifat pertumbuhan

C. perfringens bersifat anaerob, positif gram, batang yang membentuk spora. Tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus manusia, hewan peliharaan dan hewan liar.Spora organisme ini dapat bertahan di tanah, endapan, dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau hewan.

Page 36: bacil ERLINA jadi

Cl. perfringens – PatogenesisAda 5 tipe Cl. Perfringens yaitu A,B,C,D,E.

Pada manusia yang menimbulkan penyakit adalah tipe A dan C.

Tipe A : gangren gas dan keracunan makanan.

Pada gangren gas, karbohidrat jaringan dihancurkan dengan pembentukan gas dan oleh adanya septikemia, akan terjadi hemolisis intravaskuler.

Pada keracunan makanan, toksin merangsang enzim adenylate cyclase pada dinding usus→ bertambahnya konsentrasi cAMP (cyclic adenosin monophosphat) → hipersekresi air dan Cl & menghambat reabsopsi Na →diare

Tipe C : jejunitis, biasanya karena makan daging babi.Gejalanya adalah disentri, sakit perut dan muntah-muntah.

Page 37: bacil ERLINA jadi

Cl. perfringens – Gejala klinisDari luka yang terkontaminasi (mis : fraktur

terbuka, uterus postpartum)Infeksi menyebar dalam 3 hari dan menimbulkan :- nyeri- pembengkakan krepitasi jaringan subkutan- sekret yang berbau- nekrosis yang menyebar- demam- hemolisa- toksemia, syok dan kematian

Page 38: bacil ERLINA jadi

Cl. perfringens – PencegahanPembersihan dan debridemen pada setiap

kasus luka.Makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar Tidak ada vaksin

Cl. perfringens – PengobatanDebridemen yang luas dan pembuangan

jaringan yang matiAntibiotika : penicillin G

Page 39: bacil ERLINA jadi

Cl. perfringens – Diagnosa labSpesimen berasal dari luka, pus, jaringan.

Adanya bakteri batang gram (+) berukuran besar pada usapan menunjukkan gas gangren karena klostridia.

Spora tidak selalu ada

Bahan pemeriksaan diinokulasi ke media daging yang dicincang dalam glukosa dan medium tioglukolat, dieramkan secara anaerobik dan diidentifikasi berdasarkan reaksi fermentasi gula dan pembentukan gas organik

Untuk aktivitas lesitinasa dapat dilihat pada medium kuning telur yang merupakan presipitasi di sekitar koloni

Page 40: bacil ERLINA jadi

THANKS FOR YOUR ATTENTION

WE WELCOME YOURQUESTIONS, SUGGESTIONS, COMMENTS !