BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab...

29
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul (Bemisia tabaci) pada Berbagai Stadia Hidup (telur, nimfa, imago) 4.1.1 Jumlah Telur Hasil anava pada lampiran1.1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata terhadap jumlah telur. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel ( 56,153 > 1,65 ) pada taraf nilai signifikansi (p) < α (0,000 < 0,05). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh dari beberapa perlakuan yang diberikan, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan (DMRT) 5% berikut ini. Tabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai Nama galur Rerata jumlah telur Notasi Malabar/Anjasmoro-145-1 18 a Malabar/Anjasmoro-152-1 18,5 a Malabar/Anjasmoro-154-3 22 b Kaba/ IAC-100/ Burangrang 23 b L.Jateng/Sinabung-1040-1 23,5 bc IAC-100/ Burangrang 23,5 bc IAC-100/ Burangrang 23,5 bc Malabar/Sinabung-916-1 24 bc Argomulyo/Sinabung-801-1 25,5 cd IAC-100/ Burangrang 25,5 cd IAC-100/ Burangrang 25,5 cd Sinabung/L.Jateng-582-1 26,5 d Sinabung/Malabar-560-1 27 de Sinabung/Malabar-559-3 29 ef Sinabung/L.Jateng-653-3 29 ef Anjasmoro/Malabar-8-3 29,5 fg Sinabung/Anjasmoro-512-2 30 fgh Anjasmoro/Malabar-18-5 30,5 fgh

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Kutu Kebul (Bemisia tabaci) pada Berbagai Stadia Hidup (telur,

nimfa, imago)

4.1.1 Jumlah Telur

Hasil anava pada lampiran1.1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

nyata terhadap jumlah telur. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel (56,153 >

1,65) pada taraf nilai signifikansi (p) < α (0,000 < 0,05). Untuk mengetahui lebih

lanjut tentang pengaruh dari beberapa perlakuan yang diberikan, maka dilakukan

uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan (DMRT) 5% berikut ini.

Tabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai

Nama galur Rerata jumlah telur Notasi

Malabar/Anjasmoro-145-1 18 a

Malabar/Anjasmoro-152-1 18,5 a

Malabar/Anjasmoro-154-3 22 b

Kaba/ IAC-100/ Burangrang 23 b

L.Jateng/Sinabung-1040-1 23,5 bc

IAC-100/ Burangrang 23,5 bc

IAC-100/ Burangrang 23,5 bc

Malabar/Sinabung-916-1 24 bc

Argomulyo/Sinabung-801-1 25,5 cd

IAC-100/ Burangrang 25,5 cd

IAC-100/ Burangrang 25,5 cd

Sinabung/L.Jateng-582-1 26,5 d

Sinabung/Malabar-560-1 27 de

Sinabung/Malabar-559-3 29 ef

Sinabung/L.Jateng-653-3 29 ef

Anjasmoro/Malabar-8-3 29,5 fg

Sinabung/Anjasmoro-512-2 30 fgh

Anjasmoro/Malabar-18-5 30,5 fgh

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

38

Lanjutan tabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis

kedelai

Nama galur Rerata jumlah telur Notasi

Argomulyo/Anjasmoro230-2 30,5 fgh

Argomulyo/Sinabung-708-1 30,5 fgh

Sinabung/L.Jateng-608-1 31 fgh

Anjasmoro 31,5 gh

Sinabung/L.Jateng-599-1 32 h

L. Jateng/Sinabung-1000-9 34,5 i

L.Jateng/Sinabung-1032-8 34,5 i

L. Jateng/Sinabung-1062-2 34,5 i

L. Jateng/Sinabung-1019-3 35 i

L.Jateng/Sinabung-1047 35 i

L. Jateng/Sinabung-1062-1 35 i

G 100 H/9305/IAC-100 35 i

G 100 H/9305/IAC-100 35 i

Burangrang 35,5 i

L. Jateng/Sinabung-1022-1 35,5 i

L. Jateng/Sinabung-1026-4 35,5 i

L.Jateng/Sinabung-1032-3 35,5 i

L. Jateng/Sinabung 1036-1 35,5 i

Baluran 35,5 i

G 100 H/9305/IAC-100 35,5 i

L.Jateng/Sinabung-972 36 i

L. Jateng/Sinabung-1032-1 36 i

L.Jateng/Sinabung-1037-3 36 i

L.Jateng/ Sinabung-987-1 36,5 i

Malabar/Sinabung-915-3 37 i

Wilis 37 i

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rerata jumlah telur paling banyak adalah

pada perlakuan Wilis yaitu sebesar 37, namun tidak berbeda nyata dengan

perlakuan L. Jateng/Sinabung-1000-9, L. Jateng/Sinabung-1032-8, L.

Jateng/Sinabung-1062-2), L. Jateng/Sinabung-1019-3, L. Jateng/Sinabung-1047,

L. Jateng/Sinabung-1062-1, G 100 H/9305/IAC-100, G 100 H/9305/IAC-100,

Burangrang, L. Jateng/Sinabung-1022-1, L. Jateng/Sinabung-1026-4, L.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

39

Jateng/Sinabung-1032-3, L. Jateng/Sinabung1036-1, Baluran, G 100H/9305/IAC-

100, L. Jateng/Sinabung-972, L. Jateng/Sinabung-1032-1, L. Jateng/Sinabung-

1037-), L. Jateng/ Sinabung-987-1 dan Malabar/Sinabung-915-3. Sedangkan

rerata jumlah telur paling kecil adalah pada perlakuan Malabar/Anjasmoro-145-1

sebesar , namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan Malabar/Anjasmoro-152-1.

4.1.2 Jumlah Nimfa

Hasil anava pada lampiran 1.2 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

nyata terhadap jumlah Nimfa. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel

(179,910 > 1,65) atau nilai signifikansi (p) < α (0,000 < 0,05). Untuk mengetahui lebih

lanjut tentang pengaruh dari beberapa perlakuan yang diberikan, maka dilakukan

uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan (DMRT) 5% berikut ini.

Tabel 4.2 Jumlah nimfa kutu kebul (B. tabaci) pada berbagai jenis kedelai

Nama galur Rerata jumlah nimfa Notasi

Kaba/ IAC-100/ Burangrang 29,5 a

Argomulyo/Anjasmoro230-2 38,5 b

L.Jateng/Sinabung-1040-1 42 c

Malabar/Sinabung-916-1 43 c

IAC-100/ Burangrang 47 d

IAC-100/ Burangrang 47 d

IAC-100/ Burangrang 47,5 d

IAC-100/ Burangrang 48,5 d

Argomulyo/Sinabung-801-1 51 e

Malabar/Anjasmoro-145-1 52,5 e

Argomulyo/Sinabung-708-1 55 f

Sinabung/L.Jateng-582-1 56 fg

Anjasmoro/Malabar-8-3 57 fgh

Sinabung/Anjasmoro-512-2 57 fgh

Sinabung/L.Jateng-653-3 57 fgh

Anjasmoro/Malabar-18-5 57,5 fghi

Malabar/Anjasmoro-154-3 57,5 fghi

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

40

Lanjutan tabel 4.2 Jumlah nimfa kutu kebul pada berbagai jenis

kedelai

Nama galur Rerata jumlah nimfa Notasi

Malabar/Anjasmoro-152-1 58 ghij

Sinabung/L.Jateng-599-1 58,5 ghijk

Sinabung/Malabar-559-3 59 hijk

Anjasmoro 60 ijk

Sinabung/L.Jateng-608-1 60,5 jk

Sinabung/Malabar-560-1 61 k

G 100 H/9305/IAC-100 65,5 l

Wilis 66,5 lm

L. Jateng/Sinabung-1000-9 67,5 lmn

L. Jateng/Sinabung-1019-3 67,5 lmn

L.Jateng/Sinabung-1032-8 67,5 lmn

L. Jateng/Sinabung 1036-1 67,5 lmn

L. Jateng/Sinabung-1032-1 68 lmno

Baluran 68 lmno

L. Jateng/Sinabung-1026-4 68,5 mno

L.Jateng/Sinabung-1047 68,5 mno

G 100 H/9305/IAC-100 69 mno

Malabar/Sinabung-915-3 69,5 nop

L.Jateng/Sinabung-1037-3 69,5 nop

L. Jateng/Sinabung-1062-2 69,5 nop

L.Jateng/Sinabung-1032-3 70 nopq

L.Jateng/Sinabung-972 70,5 opqr

L. Jateng/Sinabung-1062-1 70,5 opqr

G 100 H/9305/IAC-100 70,5 opqr

Burangrang 72 pqr

L. Jateng/Sinabung-1022-1 72,5 qr

L.Jateng/ Sinabung-987-1 73 r

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata jumlah Nimfa paling banyak adalah

pada perlakuan L. Jateng/ Sinabung-987-1 yaitu sebesar 73, namun tidak berbeda

nyata dengan perlakuan L.Jateng/Sinabung-972, L. Jateng/Sinabung-1062-1, 37 G

100 H/9305/IAC-100, Burangrang dan L. Jateng/Sinabung-1022-1. Sedangkan

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

41

rerata jumlah Nimfa paling kecil adalah pada perlakuan Kaba/ IAC-100/

Burangrang sebesar 29%.

4.1.3 Jumlah Pupa

Hasil anava pada lampiran 1.3 di atas menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang nyata terhadap jumlah pupa. Hal ini dapat dilihat dari nilai F

hitung > F tabel (22,544 > 1,65) atau nilai signifikansi (p) < α (0,000 < 0,05).

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh dari beberapa galur yang

diberikan, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan (DMRT)

5% berikut ini.

Tabel 4.3 Jumlah pupa kutu kebul pada berbagai jenis kedelai

Nama galur Rerata jumlah pupa Notasi

Argomulyo/Anjasmoro230-2 11 a

Kaba/ IAC-100/ Burangrang 11 a

IAC-100/ Burangrang 11 a

Malabar/Anjasmoro-154-3 11,5 a

L.Jateng/Sinabung-1040-1 11,5 a

IAC-100/ Burangrang 11,5 a

IAC-100/ Burangrang 11,5 a

IAC-100/ Burangrang 12 ab

Malabar/Sinabung-916-1 12,5 abc

Malabar/Anjasmoro-152-1 14 bcd

Anjasmoro/Malabar-8-3 14,5 cde

Sinabung/Anjasmoro-512-2 14,5 cde

Sinabung/Malabar-559-3 14,5 cde

Sinabung/Malabar-560-1 15 de

Sinabung/L.Jateng-582-1 15 de

Sinabung/L.Jateng-653-3 15 de

Anjasmoro 15,5 def

Sinabung/L.Jateng-599-1 16 defg

Sinabung/L.Jateng-608-1 16 defg

Argomulyo/Sinabung-708-1 16,5 efgh

L. Jateng/Sinabung-1000-9 17,5 fghi

L. Jateng/Sinabung-1032-1 17,5 fghi

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

42

Lanjutan tabel 4.3 Jumlah pupa kutu kebul pada berbagai jenis kedelai

Nama galur Rerata jumlah pupa Notasi

L.Jateng/Sinabung-1032-8 17,5 Fghi

L. Jateng/Sinabung-1062-1 17,5 Fghi

G 100 H/9305/IAC-100 17,5 Fghi

G 100 H/9305/IAC-100 17,5 Fghi

Burangrang 18 Ghij

L.Jateng/Sinabung-1037-3 18 Ghij

L.Jateng/Sinabung-1047 18 ghij

Malabar/Sinabung-915-3 18,5 hij

L.Jateng/Sinabung-972 18,5 hij

Wilis 18,5 hij

L. Jateng/Sinabung-1026-4 18,5 hij

L.Jateng/Sinabung-1032-3 18,5 hij

L. Jateng/Sinabung-1062-2 18,5 hij

G 100 H/9305/IAC-100 18,5 hij

L. Jateng/Sinabung-1019-3 19 ij

L.Jateng/ Sinabung-987-1 19,5 ij

L. Jateng/Sinabung-1022-1 19,5 ij

L. Jateng/Sinabung 1036-1 19,5 ij

Baluran 19,5 ij

Argomulyo/Sinabung-801-1 20 j

Malabar/Anjasmoro-145-1 22,5 k

Anjasmoro/Malabar-18-5 24 k

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa rerata jumlah pupa paling banyak

adalah pada galur Anjasmoro/Malabar-18-5 yaitu sebesar L. Jateng/Sinabung-

1019-3, namun tidak berbeda nyata dengan galur Malabar/Anjasmoro-145-1

Sedangkan rerata jumlah imago paling kecil adalah pada galur

Argomulyo/Anjasmoro230-2, namun tidak berbeda nyata dengan galur Kaba/

IAC-100/ Burangrang, IAC-100/ Burangrang, Malabar/Anjasmoro-154-3,

L.Jateng/Sinabung-1040-1, IAC-100/ Burangrang, IAC-100/ Burangrang, IAC-

100/ Burangrang dan Malabar/Sinabung-916-1.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

43

4.1.4 Jumlah Imago

Hasil anava pada lampiran 1.4 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang nyata terhadap jumlah imago. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel

(21,828 > 1,65) atau nilai signifikansi (p) < α (0,000 < 0,05). Untuk mengetahui lebih

lanjut tentang pengaruh dari beberapa perlakuan yang diberikan, maka dilakukan

uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan (DMRT) 5% berikut ini.

Tabel 4.4 Jumlah imago kutu kebul pada berbagai jenis kedelai

Nama galur Rerata jumlah imago Notasi

Kaba/ IAC-100/ Burangrang 5,5 a

IAC-100/ Burangrang 5,5 a

IAC-100/ Burangrang 6 ab

IAC-100/ Burangrang 6,5 abc

IAC-100/ Burangrang 7 abcd

Sinabung/L.Jateng-653-3 7,5 bcde

Sinabung/L.Jateng-582-1 8 cdef

Sinabung/Anjasmoro-512-2 8,5 defg

Malabar/Sinabung-916-1 8,5 defg

L.Jateng/Sinabung-1040-1 8,5 defg

Sinabung/Malabar-559-3 9 efgh

Argomulyo/Anjasmoro230-2 9,5 fghi

Sinabung/Malabar-560-1 9,5 fghi

Argomulyo/Sinabung-708-1 9,5 fghi

Sinabung/L.Jateng-599-1 10 ghij

Anjasmoro 10 ghij

Sinabung/L.Jateng-608-1 10,5 hijk

L.Jateng/Sinabung-972 10,5 hijk

L. Jateng/Sinabung-1062-1 10,5 hijk

Malabar/Anjasmoro-154-3 11 ijkl

Malabar/Sinabung-915-3 11 ijkl

L. Jateng/Sinabung-1000-9 11 ijkl

L. Jateng/Sinabung-1019-3 11 ijkl

L. Jateng/Sinabung-1022-1 11 ijkl

L.Jateng/Sinabung-1032-3 11 ijkl

L. Jateng/Sinabung 1036-1 11 ijkl

L.Jateng/Sinabung-1047 11 ijkl

Baluran 11 ijkl

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

44

Lanjutan tabel 4.4 Jumlah imago kutu kebul pada berbagai jenis

kedelai

Nama galur Rerata jumlah imago Notasi

L.Jateng/ Sinabung-987-1 11,5 jklm

Burangrang 11,5 jklm

L. Jateng/Sinabung-1032-1 11,5 jklm

L.Jateng/Sinabung-1032-8 11,5 jklm

L. Jateng/Sinabung-1062-2 11,5 jklm

G 100 H/9305/IAC-100 11,5 jklm

G 100 H/9305/IAC-100 11,5 jklm

G 100 H/9305/IAC-100 11,5 jklm

Malabar/Anjasmoro-152-1 12 klm

Wilis 12 klm

L.Jateng/Sinabung-1037-3 12 klm

Anjasmoro/Malabar-18-5 12,5 lm

L. Jateng/Sinabung-1026-4 13 m

Anjasmoro/Malabar-8-3 14,5 n

Malabar/Anjasmoro-145-1 15,5 n

Argomulyo/Sinabung-801-1 18 o

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rerata jumlah imago paling banyak adalah

pada perlakuan Argomulyo/Sinabung-801-1 yaitu sebesar 18%. Sedangkan rerata

jumlah imago paling kecil adalah pada perlakuan Kaba/ IAC-100/ Burangrang

5%, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan IAC-100/ Burangrang, IAC-

100/ Burangrang, IAC-100/ Burangrang dan IAC-100/ Burangrang.

Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa rerata persentase jumlah telur,

nimfa, pupa dan imago kutu kebul berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh

keadaan lingkungan, dan tanaman inangnya. Tanaman dipilih atau tidak oleh

serangga sebagai tanaman inangnya disebabkan oleh sifat-sifat tanaman itu sendiri

apakah disukai atau tidak disukai sebagai tempat hinggap atau tempat bertelur.

Ada juga faktor yang lain seperti luas daun yang besar diikuti dengan kerapatan

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

45

trikoma yang tinggi atau bulu yang rapat, maka akan dapat mengganggu aktivitas

kutu kebul, sehingga laju pertumbuhannya akan terhambat.

Talekar dan Chen (dalam Sodiq, 2009) menyatakan bahwa terdapat

korelasi antara serangan hama dengan jumlah bulu (trichome) pada permukaan

daun, luas daun, kandungan cairan pada daun dan diameter batang. Di samping itu

jumlah bulu pada daun mempengaruhi populasi telur yang diletakkan, semakin

jarang atau sedikit trikoma, maka populasi telur semakin tinggi (Marwoto, 1983).

Dalam penelitian Suharsono (2006) “Antixenosis Morfologis Salah Satu

Faktor Ketahanan Kedelai Terhadap Hama Pemakan Polong”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketahanan kedelai terhadap hama pengisap polong Riptortus

linearis dipengaruhi oleh ketebalan kulit polong dan kerapatan trikoma. Trikoma

yang rapat dan panjang mengurangi banyaknya luka tusukan stilet pengisap

polong. Banyaknya luka tusukan stilet pada biji galur-galur IAC-100, dan IAC-

80-596-2 dengan kerapatan trikoma 15–20/mm2 sejumlah 3–6 luka tusukan lebih

rendah daripada luka tusukan stilet pada varietas Wilis yang mempunyai

kerapatan trikoma 5–11/ mm2 menderita luka tusukan stilet lebih tinggi, yaitu 10–

15 luka tusukan. Selain itu karakter trikoma tersebut juga berpengaruh terhadap

preferensi peneluran hama penggerek polong Etiella zinckenella.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

46

4.2 Hubungan Antar Populasi Telur, Nimfa, Pupa dan Imago

4.2.1 Hubungan antara Jumlah Telur dengan Nimfa

Gambar 4.1 hubungan antara jumlah telur dan nimfa

Berdasarkan hasil analisis korelasi (Gambar 4.1) dapat diketahui bahwa

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Besar keeratan hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,786.

r = 0, 786

sig = 0,000

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

47

4.2.2 Hubungan Antara Jumlah Telur dengan Pupa

Gambar 4.2 Hubungan Antara Jumlah Telur dengan Pupa

Berdasarkan hasil analisis korelasi (Gambar 4.2) dapat diketahui bahwa

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Besar keeratan hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,547.

4.2.3 Hubungan Antara Jumlah Telur dengan Imago

Gambar 4.3 Hubungan Antara Jumlah Telur dengan Imago

r = 0,574

sig = 0,000

r = 0,247

sig = 0,000

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

48

Berdasarkan hasil analisis korelasi (Gambar 4.3) dapat diketahui bahwa

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,020 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Besar keeratan hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,247.

4.2.4 Hubungan Antara Jumlah Nimfa dengan Pupa

Gambar 4.4 Hubungan Antara Jumlah Nimfa dengan Pupa

Berdasarkan hasil analisis korelasi (Gambar 4.4) dapat diketahui bahwa

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Besar keeratan hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,686.

r = 0,686

sig = 0,000

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

49

4.2.5 Hubungan antara jumlah nimfa dengan imago

Gambar 4.5 Hubungan Antara Jumlah Nimfa dengan Imago

Berdasarkan hasil analisis korelasi (Gambar 4.5) dapat diketahui bahwa

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Besar keeratan hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,461.

4.2.6 Hubungan antara jumlah pupa dengan imago

Gambar 4.6 Hubungan Antara Jumlah Pupa dengan Imago

r = 0,461

sig = 0,000

r = 0,680

sig = 0,000

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

50

Berdasarkan hasil analisis korelasi (Gambar 4.6) dapat diketahui bahwa

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Besar keeratan hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,680.

Dari hasil analisis korelasi diatas dapat dsimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara jumlah telur, nimfa, pupa dan imago yang cukup erat. Jika

jumlah telur banyak maka jumlah nimfa juga banyak.

Dalam penelitian Suharsono (2006) “Antixenosis Morfologis Salah Satu

Faktor Ketahanan Kedelai Terhadap Hama Pemakan Polong”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hubungan antara karakteristik trikoma polong dengan

peneluran hama penggerek polong Etiella zinckenella menunjukkan bahwa

peletakan telur dipengaruhi oleh adanya trikoma. Pada varietas Wilis dengan

kerapatan trikoma 5–11/ mm2, jumlah telur penggerek polong yang diletakkan/

tanaman mencapai 98,3 butir, sedangkan pada galur IAC-100 dan IAC-80-596-2

dengan kerapatan trikoma 15–20/mm2 telur yang diletakkan berkisar antara 3–5

telur/tanaman.

4.3 Hubungan Jumlah Kutu Kebul (B. tabaci) dengan Intensitas Serangan

Hasil regresi linier dan koefisien korelasi (Gambar 4.7) didapatkan bahwa

kenaikan jumlah telur berpengaruh terhadap intensitas serangan dengan

persamaan regresi Y= 1, 0473+35,67 dan koefisien korelasi r = 0, 294

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

51

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Kerusakan Daun dengan Jumlah Telur

Hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara

populasi jumlah telur dengan intensitas serangan menunjukkan korelasi keeratan

lemah r = 29%.

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Kerusakan Daun dengan Jumlah Nimfa

Hasil regresi linier dan koefisien korelasi (Gambar 4.8) didapatkan bahwa

kenaikan jumlah nimfa berpengaruh terhadap intensitas serangan dengan

persamaan regresi Y= 0, 6658+27, 851 dan koefisien korelasi r = 0, 4033. Hasil

analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara populasi

jumlah nimfa dengan intensitas serangan menunjukkan korelasi keeratan lemah r

= 40%.

y = 1,0473x + 35,678R² = 0,294

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

0 10 20 30 40In

ten

sita

s Se

ran

gan

Jumlah Telur

y = 0,6658x + 27,851R² = 0,4033

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

0 20 40 60 80

Inte

nsi

tas

Sera

nga

n

Jumlah Nimfa

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

52

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Kerusakan Daun Dengan Jumlah Pupa

Hasil regresi linier dan koefisien korelasi (Gambar 4.9) didapatkan bahwa

kenaikan jumlah pupa berpengaruh terhadap intensitas serangan dengan

persamaan regresi Y= 1,8577+37,5544 dan koefisien korelasi r = 0, 2716. Hasil

analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara populasi

jumlah pupa dengan intensitas serangan menunjukkan korelasi keeratan lemah r =

27%.

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Antara Kerusakan Daun dengan Jumlah Imago

y = 1,8577x + 37,544R² = 0,2716

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

0 5 10 15 20 25 30

Inte

nsi

tas

Sera

nga

n

Jumlah Pupa

y = 2,7492x + 39,284R² = 0,4183

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

0 5 10 15 20

Inte

nsi

tas

Sera

nga

n

Jumlah Imago

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

53

Hasil regresi linier dan koefisien korelasi (Gambar 4.10) didapatkan

bahwa kenaikan jumlah imago berpengaruh terhadap intensitas serangan dengan

persamaan regresi Y= 2,7492+39,284 dan koefisien korelasi r = 0, 4183. Hasil

analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara populasi kutu

kebul dengan intensitas serangan menunjukkan korelasi keeratan kuat r = 41%.

Berdasarkan data-data grafik hubungan antara tingkat kerusakan daun

dengan jumlah butir kutu kebul di atas, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

cukup signifikan antara intensitas kerusakan daun pada galur kedelai terhadap

serangan kutu kebul sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kerusakan daun

pada galur kedelai (Glycine max L.) dipengaruhi oleh intensitas serangan kutu

kebul (B. tabaci G.) pada galur kedelai.

4.4 Tingkat Kepakaan atau Kerentanan Berdasarkan Stadia kutu kebul

(B. tabaci)

4.4.1 Kategori kepekaan berdasarkan jumlah telur

Berdasarkan data perhitungan intensitas kerusakan daun dapat diketahui

bahwa tingkat kerusakan daun pada beberapa galur kedelai dapat dikategorikan

sebagai berikut Sangat tahan sebanyak 2 galur, Tahan sebanyak 6 galur, Agak

tahan sebanyak 12 galur, Rentan sebanyak 21 galur dan Sangat rentan sebanyak 3

galur. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

54

Gambar 4.11 Diagram Jumlah Galur Kedelai pada beberapa Kelompok Kategori

Kepekaan menurut jumlah telur

Keterangan:

ST = Sangat Tahan (<X-2SD) R = Rentan (X s/d X+2SD)

T = Tahan (X-SD s/d X-2SD) SR = Sangat Rentan (>X+2SD)

AT = Agak Tahan (X s/d X-SD)

Hasil penelitian menúnjukkan bahwa beberapa galur kedelai memiliki

kriteria ketahnan yang berbeda terhadap hama, berdasarkan intensitas kerusakan

daunya kategori kepekaan tanaman kedelai dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap telur

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

Anjasmoro/Malabar-8-3 √

Anjasmoro/Malabar-18-5 √

Malabar/Anjasmoro-145-1 √

Malabar/Anjasmoro-152-1 √

Malabar/Anjasmoro-154-3 √

Argomulyo/Anjasmoro-230-2 √

Sinabung/Anjasmoro-512-2 √

Sinabung/Malabar-559-3 √

Sinabung/Malabar-560-1 √

Sinabung/L. Jateng-582-1 √

Sinabung/L. Jateng-599-1 √

26

12

21

3

0

10

20

30

40

ST T AT R SRFre

kue

nsi

ban

yakn

ya g

alu

r

Kategori kepekaan daun

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

55

Sinabung/L. Jateng-608-1 √

Lanjutan tabel 4.5 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap telur

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

Anjasmoro √

Sinabung/L. Jateng-653-3 √

Argomulyo/Sinabung-708-1 √

Argomulyo/Sinabung-801-1 √

Malabar/Sinabung-915-3 √

Malabar/Sinabung-916-1 √

L. Jateng/Sinabung-972 √

L. Jateng/Sinabung-987-1 √

L. Jateng/Sinabung-1000-9 √

Burangrang √

Wilis √

L. Jateng/Sinabung-1019-3 √

L. Jateng/Sinabung-1022-1 √

L. Jateng/Sinabung-1026-4 √

L. Jateng/Sinabung-1032-1 √

L. Jateng/Sinabung-1032-3 √

L. Jateng/Sinabung-1032-8 √

L. Jateng/Sinabung-1036-1 √

L. Jateng/Sinabung-1037-3 √

L. Jateng/Sinabung-1040-1 √

L. Jateng/Sinabung-1047 √

L. Jateng/Sinabung-1062-1 √

L. Jateng/Sinabung-1062-2 √

Baluran √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

Kaba/ IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

56

IAC-100/ Burangrang √

4.4.2 Kategori kepekaan berdasarkan jumlah nimfa

Berdasarkan data perhitungan intensitas kerusakan daun dapat diketahui

bahwa tingkat kerusakan daun pada beberapa galur kedelai dapat dikategorikan

sebagai berikut ST (2), T (6), AT (13), R (20) dan SR (3). Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini.

Gambar 4.12 Diagram Jumlah Galur Kedelai pada beberapa Kelompok Kategori

Kepekaan menurut jumlah nimfa

Keterangan:

ST = Sangat Tahan (<X-2SD) R = Rentan (X s/d X+2SD)

T = Tahan (X-SD s/d X-2SD) SR = Sangat Rentan (>X+2SD)

AT = Agak Tahan (X s/d X-SD)

Hasil penelitian menúnjukkan bahwa beberapa galur kedelai memiliki

kriteria ketahnan yang berbeda terhadap hama, berdasarkan intensitas kerusakan

daunya kategori kepekaan tanaman kedelai dapat dilihat pada tabel 4.6

26

1320

3

0

10

20

30

40

ST T AT R SRFre

kue

nsi

ban

yakn

ya

galu

r

Kategori kepekaan daun

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

57

Tabel 4.6 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap nimfa

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

Anjasmoro/Malabar-8-3 √

Anjasmoro/Malabar-18-5 √

Malabar/Anjasmoro-145-1 √

Malabar/Anjasmoro-152-1 √

Malabar/Anjasmoro-154-3 √

Argomulyo/Anjasmoro-230-2 √

Sinabung/Anjasmoro-512-2 √

Sinabung/Malabar-559-3 √

Sinabung/Malabar-560-1 √

Sinabung/L. Jateng-582-1 √

Sinabung/L. Jateng-599-1 √

Sinabung/L. Jateng-608-1 √

Anjasmoro √

Sinabung/L. Jateng-653-3 √

Argomulyo/Sinabung-708-1 √

Argomulyo/Sinabung-801-1 √

Malabar/Sinabung-915-3 √

Malabar/Sinabung-916-1 √

L. Jateng/Sinabung-972 √

L. Jateng/Sinabung-987-1 √

L. Jateng/Sinabung-1000-9 √

Burangrang √

Wilis √

L. Jateng/Sinabung-1019-3 √

L. Jateng/Sinabung-1022-1 √

L. Jateng/Sinabung-1026-4 √

L. Jateng/Sinabung-1032-1 √

L. Jateng/Sinabung-1032-3 √

L. Jateng/Sinabung-1032-8 √

L. Jateng/Sinabung-1036-1 √

L. Jateng/Sinabung-1037-3 √

L. Jateng/Sinabung-1040-1 √

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

58

Lanjutan tabel 4.6 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap nimfa

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

L. Jateng/Sinabung-1047 √

L. Jateng/Sinabung-1062-1 √

L. Jateng/Sinabung-1062-2 √

Baluran √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

Kaba/ IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

4.4.3 Kategori kepekaan berdasarkan jumlah pupa

Berdasarkan data perhitungan intensitas kerusakan daun dapat diketahui

bahwa tingkat kerusakan daun pada beberapa galur kedelai dapat dikategorikan

sebagai berikut ST (0), T (9), AT (10), R (22) dan SR (3). Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar 4.13 di bawah ini.

Gambar 4.13 Diagram Jumlah Galur Kedelai pada beberapa Kelompok Kategori

Kepekaan menurut jumlah pupa

0

9 10

22

3

0

10

20

30

40

ST T AT R SR

Fre

kue

nsi

ban

yakn

ya

galu

r

Kategori kepekaan daun

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

59

Keterangan:

ST = Sangat Tahan (<X-2SD) R = Rentan (X s/d X+2SD)

T = Tahan (X-SD s/d X-2SD) SR = Sangat Rentan (>X+2SD)

AT = Agak Tahan (X s/d X-SD)

Hasil penelitian menúnjukkan bahwa beberapa galur kedelai memiliki

kriteria ketahnan yang berbeda terhadap hama, berdasarkan intensitas kerusakan

daunya kategori kepekaan tanaman kedelai dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap pupa

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

Anjasmoro/Malabar-8-3 √

Anjasmoro/Malabar-18-5 √

Malabar/Anjasmoro-145-1 √

Malabar/Anjasmoro-152-1 √

Malabar/Anjasmoro-154-3 √

Argomulyo/Anjasmoro-230-2 √

Sinabung/Anjasmoro-512-2 √

Sinabung/Malabar-559-3 √

Sinabung/Malabar-560-1 √

Sinabung/L. Jateng-582-1 √

Sinabung/L. Jateng-599-1 √

Sinabung/L. Jateng-608-1 √

Anjasmoro √

Sinabung/L. Jateng-653-3 √

Argomulyo/Sinabung-708-1 √

Argomulyo/Sinabung-801-1 √

Malabar/Sinabung-915-3 √

Malabar/Sinabung-916-1 √

L. Jateng/Sinabung-972 √

L. Jateng/Sinabung-987-1 √

L. Jateng/Sinabung-1000-9 √

Burangrang √

Wilis √

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

60

Lanjutan tabel 4.7 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap pupa

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

L. Jateng/Sinabung-1019-3 √

L. Jateng/Sinabung-1022-1 √

L. Jateng/Sinabung-1026-4 √

L. Jateng/Sinabung-1032-1 √

L. Jateng/Sinabung-1032-3 √

L. Jateng/Sinabung-1032-8 √

L. Jateng/Sinabung-1036-1 √

L. Jateng/Sinabung-1037-3 √

L. Jateng/Sinabung-1040-1 √

L. Jateng/Sinabung-1047 √

L. Jateng/Sinabung-1062-1 √

L. Jateng/Sinabung-1062-2 √

Baluran √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

Kaba/ IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

4.4.4 Kategori kepekaan berdasarkan jumlah imago

Berdasarkan data perhitungan intensitas kerusakan daun dapat diketahui

bahwa tingkat kerusakan daun pada beberapa galur kedelai dapat dikategorikan

sebagai berikut ST (2), T (5), AT (9), R (24) dan SR (4). Hal tersebut dapat dilihat

pada gambar 4.14 di bawah ini.

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

61

Gambar 4.14 Diagram Jumlah Galur Kedelai pada beberapa Kelompok Kategori

Kepekaan menurut jumlah imago

Keterangan:

ST = Sangat Tahan (<X-2SD) R = Rentan (X s/d X+2SD)

T = Tahan (X-SD s/d X-2SD) SR = Sangat Rentan (>X+2SD)

AT = Agak Tahan (X s/d X-SD)

Hasil penelitian menúnjukkan bahwa beberapa galur kedelai memiliki

kriteria ketahnan yang berbeda terhadap hama, berdasarkan intensitas kerusakan

daunya kategori kepekaan tanaman kedelai dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap imago

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

Anjasmoro/Malabar-8-3 √

Anjasmoro/Malabar-18-5 √

Malabar/Anjasmoro-145-1 √

Malabar/Anjasmoro-152-1 √

Argomulyo/Anjasmoro-221-1 √

Argomulyo/Anjasmoro-230-2 √

Sinabung/Anjasmoro-512-2 √

Sinabung/Malabar-559-3 √

Sinabung/Malabar-560-1 √

Sinabung/L. Jateng-582-1 √

Sinabung/L. Jateng-599-1 √

Sinabung/L. Jateng-608-1 √

25

9

24

4

05

10152025303540

ST T AT R SR

Fre

kue

nsi

ban

yakn

ya g

alu

r

Kategori kepekaan daun

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

62

Lanjutan tabel 4.8 Kategori Ketahanan 44 Galur Kedelai terhadap imago

Nama Galur

Kriteria Ketahanan

Sangat

Tahan

Tahan

(Toleran)

Agak

Tahan

Rentan

(Peka)

Sangat

Rentan

Anjasmoro √

Sinabung/L. Jateng-653-3 √

Argomulyo/Sinabung-708-1 √

Argomulyo/Sinabung-801-1 √

Malabar/Sinabung-915-3 √

Malabar/Sinabung-916-1 √

L. Jateng/Sinabung-972 √

L. Jateng/Sinabung-987-1 √

L. Jateng/Sinabung-1000-9 √

Burangrang √

Wilis √

L. Jateng/Sinabung-1019-3 √

L. Jateng/Sinabung-1022-1 √

L. Jateng/Sinabung-1026-4 √

L. Jateng/Sinabung-1032-1 √

L. Jateng/Sinabung-1032-3 √

L. Jateng/Sinabung-1032-8 √

L. Jateng/Sinabung-1036-1 √

L. Jateng/Sinabung-1037-3 √

L. Jateng/Sinabung-1040-1 √

L. Jateng/Sinabung-1047 √

L. Jateng/Sinabung-1062-1 √

L. Jateng/Sinabung-1062-2 √

Baluran √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

G 100 H/9305/IAC-100 √

Kaba/ IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

IAC-100/ Burangrang √

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

63

Berdasarkan hasil pengamatan (30 HST), 44 galur kedelai menunjukkan

respon ketahanan yang berbeda yaitu dari tahan (toleran) menjadi rentan (peka)

atau sebaliknya dari rentan (peka) menjadi (toleran). Hal tersebut terjadi karena

beberapa faktor, menurut Painter (dalam untung, 2006) membagi mekanisme

resistensi tanaman terhadap serangga hama ke dalam 3 bentuk, yaitu: (1)

Ketidaksukaan (non preferences) yang kemudian oleh Kogan dan Ortman (1978),

istilah tersebut diganti dengan antixenotis atau menolak kehadiran serangga pada

tanaman, (2) Antibiotis yaitu semua pengaruh fisiologis pada serangga yang

merugikan dan bersifat sementara atau yang tetap, yang merupakan akibat dari

serangga yang makan dan mencerna jaringan atau cairan tanaman tertentu, (3)

Toleran yang merupakan respon tanaman terhadap serangga Menurut Untung

(2006) begitu serangga menemukan inangnya, rangsangan tanaman jarak pendek

yang mendorong serangga menjadi menetap pada tanaman tersebut dan mencoba

mencicipi ada tidaknya zat racun dijaringan tanaman sehingga dapat menentukan

apakah tanaman tersebut cocok sebagai pakan dan perkembangbiakan serangga

itu.

Beberapa faktor yang mengakibatkan tanaman toleran terhadap serangan

hama, adalah: kekuatan tanaman secara umum, pertumbuhan kembali jaringan

tanaman yang rusak, ketegaran batang dan ketahanan terhadap rebah, produksi

cabang tambahan, pemanfaatan lebih efisien oleh serangga dan kompensasi lateral

oleh tanaman tetangganya (Samsudin, 2008). Menurut Oka (2005) toleransi suatu

varietas tanaman juga mungkin ada hubunganya dengan kadar auksin bebas di

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

64

dalam tanaman itu. Kadar air tanah besar pengaruhnya dalam toleransi, khususnya

terhadap serangga penghisap.

4.5 Hikmah Penciptaan Kutu Kebul

Dalam firman Allah surat Al- A’raf ayat 133 menjelaslkan bahwa Allah

menurunkan azab yang lebih dahsyat kepada mereka berupa topan yang melanda

rumah dan pohon-pohonan, sesudah itu datang pula hama belalang, kutu, katak

yang merusak kebun dan sawah-sawah mereka, kemudian membinasakan tanam-

tanaman mereka. Kutu kebul (B. tabaci) adalah serangga hama yang dapat

menyebabkan kerusakan langsung pada tanaman dan sebagai media penular

(vektor) penyakit tanaman (Natawigera, 1990). Peranan kutu kebul dalam

pertanian adalah sebagai hama polifag yang menyerang berbagai jenis tanaman,

antara lain tanaman hias, sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar dan

merupakan vektor utama penyakit tanaman.

Meskipun kutu kebul dikatakan sebagai perusak akan tetapi di sisi lain juga

bermanfaat dalam ranah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keseimbangan

alam firman Allah dalam surat Al- Mulk ayat 3-4 yang berbunyi:

Artinya: Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali

tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang

tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat

sesuatu yang tidak seimbang?. Kemudian pandanglah sekali lagi

niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak

menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan

payah.

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Kutu Kebul …etheses.uin-malang.ac.id/944/6/06520014 Bab 4.pdfTabel 4.1 Jumlah telur kutu kebul pada berbagai jenis kedelai ... Malabar/Anjasmoro-145-1

65

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dalam

keadaan seimbang. Kutu kebul yang merupakan hama tanaman akan tetapi dapat

juga berperan dalam keseimbangan alam. Dalam rantai makanan kutu kebul

menempati urutan konsumen I. Ini artinya kutu kebul memperoleh makanan

langsung dari produsen yaitu tanaman kedelai, kemudian konsumen I akan

dimakan oleh konsumen II yaitu kumbang koksi Rodolia cardinalis dan

seterusnya. Jika kutu kebul tidak ada maka rantai makanan tersebut akan terputus,

dengan adanya kutu kebul kumbang koksi Rodolia cardinalis akan terjaga

kelestariannya dan terkendali perkembangannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa allah tidak menciptakan semuanya ini

dengan sia-sia, tetapi dengan penuh kebenaran. Seperti firman Allah dalam (Q.S.

Ali- Imron: 191).

Artinya: “.....Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,

Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”(Q.S. Ali-

Imron: 191)

Peranan kutu kebul yang merugikan bagi pertanian ini ternyata

bermanfaat juga dalam ranah ilmu pengetahuan. Dengan adanya kerugian yang

disebabkan oleh kutu kebul membuat para ilmuwan meneliti tentang kehidupan

kutu kebul. Hal ini dapat menjadi referensi dalam dunia pendidikan, misalnya

terciptanya obat anti hama yang dapat membantu dalam bidang pertanian.

Dalam lapangan ekonomi manusia yaitu adanya usaha menciptakan obat

anti hama yang bisa diproduksi. jika obat itu dijual maka akan mendatangkan

keuntungan sehingga dapat memberikan pemasukan.