BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. ·...

16
56 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA Pada penelitian efek pemberian kombinasi artesunat dan ekstrak batang brotowali (Tinospora crispa) terhadap ekspresi iNOS dan HIF-1α pada jaringan otak mencit C57BL/6J yang diinfeksi Plasmodium berghei anka ini terdapat 7 kelompok perlakuan mencit yang terdiri dari 3 ekor mencit tiap kelompoknya. Tujuh kelompok perlakuan tersebut terdiri dari: K- : Kelompok kontrol negatif (kelompok mencit yang tidak dinfeksi Plasmodium berghei dan tidak mendapatkan terapi artesunat maupun ekstrak brotowali). K+ : Kelompok kontrol positif (kelompok mencit yang dinfeksi Plasmodium berghei, namun tidak diberikan terapi artesunat dan ekstrak brotowali). P1 : Kelompok artesunat (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dan diberikan terapi artesunat 32 mg/hari/ekor). P2 : Kelompok brotowali (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dan diberikan terapi ekstrak brotowali 70 mg/kgBB/ekor). P3 : Kelompok kombinasi dosis 1 (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dan diberikan terapi kombinasi artesunat 32 mg/hari/ekor dan ekstrak brotowali 50 mg/hari/ekor). P4 : Kelompok kombinasi dosis 2 (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dan diberikan terapi kombinasi artesunat 32 mg/hari/ekor dan ekstrak brotowali 60 mg/hari/ekor). P5 : Kelompok kombinasi dosis 3 (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dan diberikan terapi kombinasi artesunat 32 mg/hari/ekor dan ekstrak brotowali 70 mg/hari/ekor).

Transcript of BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. ·...

Page 1: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

56

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Pada penelitian efek pemberian kombinasi artesunat dan ekstrak batang

brotowali (Tinospora crispa) terhadap ekspresi iNOS dan HIF-1α pada jaringan

otak mencit C57BL/6J yang diinfeksi Plasmodium berghei anka ini terdapat 7

kelompok perlakuan mencit yang terdiri dari 3 ekor mencit tiap kelompoknya.

Tujuh kelompok perlakuan tersebut terdiri dari:

K- : Kelompok kontrol negatif (kelompok mencit yang tidak dinfeksi Plasmodium

berghei dan tidak mendapatkan terapi artesunat maupun ekstrak brotowali).

K+ : Kelompok kontrol positif (kelompok mencit yang dinfeksi Plasmodium

berghei, namun tidak diberikan terapi artesunat dan ekstrak brotowali).

P1 : Kelompok artesunat (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei

dan diberikan terapi artesunat 32 mg/hari/ekor).

P2 : Kelompok brotowali (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei

dan diberikan terapi ekstrak brotowali 70 mg/kgBB/ekor).

P3 : Kelompok kombinasi dosis 1 (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium

berghei dan diberikan terapi kombinasi artesunat 32 mg/hari/ekor dan ekstrak

brotowali 50 mg/hari/ekor).

P4 : Kelompok kombinasi dosis 2 (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium

berghei dan diberikan terapi kombinasi artesunat 32 mg/hari/ekor dan ekstrak

brotowali 60 mg/hari/ekor).

P5 : Kelompok kombinasi dosis 3 (kelompok mencit yang diinfeksi Plasmodium

berghei dan diberikan terapi kombinasi artesunat 32 mg/hari/ekor dan ekstrak

brotowali 70 mg/hari/ekor).

Page 2: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

57

Pada semua mencit dilakukan pengukuran derajat parasitemia setiap hari

dan dimatikan pada hari ke-7 setelah infeksi, kemudian dibuat sediaan

imunohistokimia untuk mengamati ekspresi iNOS dan HIF-1α pada potongan

otak mencit.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Uji Fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak brotowali dibuat di Pusat Penelitian Kimia- LIPI (Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia) Bandung. Hasil eksraksi kemudian dilakukan uji

fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui kadar total fenol

dan flavonoid. Hasil uji fitokimia ekstrak brotowali didapatkan kandungan fenol,

terpenid, triterpenoid, flavonoid, saponin dan alkaloid (Tabel 5.1). Hasil

kromatografi lapis tipis kadar total fenol adalah 43,34±1,92 (Tabel 5.2) dan kadar

total flavonoid adalah 74,26±1,32 (Tabel 5.3).

Tabel 5.1 Analisa Fitokimia Ekstrak Brotowali

Analisa Positif/negatif Keterangan

Fenol +++ Kuning menjadi hijau kehitaman

Terpenoid +++ Coklat menjadi ungu

Triterpenoid + Coklat menjadi ungu

Steroid - -

Flavonoid + Warna hijau jingga

Tanin - Warna hijau

Saponin + Muncul buih

Alkaloid + Endapan oranye dengan dragendorff

Page 3: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

58

Tabel 5.2 Penetapan Kadar Total Fenol

Berat

sampel

(µg)

Absorbansi

(760 nm)

Berat total fenol

eq. Asam gallat

(µg)

% Kadar total

fenol eq. Asam

gallat

% Rata-rata kadar

total fenol eq. Asam

gallat

20 0,75 9,07 45,38 43,34±1,92

20 0,71 8,32 41,58

20 0,72 8,61 43,05

Tabel 5.3 Penetapan Kadar Total Flavonoid

Berat

sampel

(µg)

Absorbansi

(420 nm)

Berat total

flavonoid eq.

Rutin (µg)

% Kadar total

flavonoid eq.

Rutin

% Rata-rata kadar

total flavonoid eq.

Rutin

20 0,74 14,55 72,74 74,26±1,32

20 0,76 14,99 74,97

20 0,76 15,01 75,07

5.1.2 Derajat Parasitemia

Dari hasil derajat parasitemia didapatkan bahwa parasitemia mulai terjadi

peningkatan pada hari ke-4 setelah infeksi. Pada K+ didapatkan derajat

parasitemia yang terus meningkat sampai hari ke-7, pada P2 didapatkan

penurunan derajat parasitemia pada hari ke-6, pada P1 dan P5 terjadi penurunan

derajat parasitemia pada hari ke-4, sedangkan pada P3 dan P4 terjadi

penurunan derajat parasitemia pada hari ke-5 setelah infeksi (Gambar 5.1).

Page 4: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

59

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7

De

raja

t P

aras

ite

mia

(%

)

Hari Perlakuan

Kontrol positif

Artesunat

Brotowali

Kombinasi dosis I

Kombinasi dosis II

Kombinasi dosis III

Gambar 5.1 Grafik Derajat Parasitemia Mencit Kelompok Perlakuan

5.1.3 Hasil Pengamatan Imunohistokimia

Ekspresi HIF-1α dan iNOS diamati dan diukur melalui pemeriksaan

imunohistokimia pada sampel otak mencit menggunakan mikroskop pembesaran

400x. Sel yang mengekspresikan iNOS menunjukkan sitoplasma yang berwarna

coklat, sedangkan sel yang mengekspresikan HIF-1α akan menunjukkan inti dan

sitoplasma yang berwarna coklat pada semua jenis sel yang berinti terutama sel

glia. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung rerata sel yang

mengekspresikan iNOS dan HIF-1α dari 10 lapang pandang (Al-Dissi et al.,

2010) (Gambar 5.2 dan Gambar 5.3).

Page 5: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

60

Gambar 5.2. Ekspresi HIF-1α pada pemeriksaan dengan teknik imunohistokimia

pada semua kelompok dengan perbesaran 400x. (K-) Kontrol negatif, (K+) Kontrol

Positif (K+), (P1) Artesunat, (P2) Brotowali, (P3) Kombinasi dosis I, (P4) Kombinasi dosis

II, (P5) Kombinasi dosis III. Tanda panah menunjukkan sel dengan ekspresi HIF-1α.

P5

P1

K- K+

P2

P3 P4

Page 6: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

61

Gambar 5.3. Ekspresi iNOS pada pemeriksaan dengan teknik imunohistokimia

pada semua kelompok dengan perbesaran 400x. (A) Kontrol negatif (K-), (B) Kontrol Positif (K+), (C) Artesunat (P1), (D) Brotowali (P2), (E) Kombinasi dosis I (P3), (F)

Kombinasi dosis II (P4), (G) Kombinasi dosis III (P5). Tanda panah menunjukkan sel dengan ekspresi iNOS.

K- K+

P1 P2

P4 P3

P5

Page 7: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

62

5.2 Analisis Data

5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α

Ekspresi HIF-1α pada otak mencit dari masing-masing kelompok hewan

coba diamati pada hari ke-7 setelah infeksi. Tabel 5.4 menyajikan perbedaan

rata-rata ekspresi HIF-1α pada otak mencit dari masing-masing kelompok hewan

coba yang diamati pada hari ke-7.

Tabel 5.4. Rerata Ekspresi HIF-1α pada Otak Mencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei Kelompok Rata-rata Standart Deviasi

K- (Kontrol negatif) 9,67 0,58

K+ (Kontrol positif) 44,67 3,51

P1 (Artesunat) 23,67 3,05

P2 (Brotowali) 23,00 2,00

P3 (Kombinasi dosis I) 18,33 3,06

P4 (Kombinasi dosis II) 16,67 1,15

P5 (Kombinasi dosis III) 16,33 1,52

Keterangan K- = Kontrol negatif, K+= Kontrol positif, P1 = Artesunat, P2 = Brotowali, P3 = Kombinasi dosis I, P4 = Kombinasi dosis II, P5 = Kombinasi dosis III

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji

homogenitas dilakukan dengan uji Levene. Ringkasan uji asumsi dapat dilihat

pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas HIF-1α

Variabel Uji Normalitas Uji Homogenitas

Nilai Sig Keterangan Nilai Sig Keterangan

HIF-1α 0,002 Tidak memenuhi 0,294 Memenuhi

Berdasarkan Tabel 5.5. HIF-1α tidak memenuhi asumsi normalitas namun

memenuhi asumsi homogenitas. Variabel HIF-1α perlu dilakukan transformasi.

Uji asumsi pada hasil transformasi disajikan pada Tabel 5.6.

Page 8: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

63

Tabel 5.6. Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas transformasi HIF-1α

Variabel Uji Normalitas Uji Homogenitas

Nilai Sig Keterangan Nilai Sig Keterangan

HIF-1α 0,116 Memenuhi 0,426 Memenuhi

Berdasarkan Tabel 5.6. HIF-1α memenuhi asumsi normalitas dan asumsi

homogenitas. Uji beda yang digunakan adalah One Way ANOVA dan dilakukan

uji post hoc dengan uji Tukey. Nilai sig yang diperoleh sebesar 0,000<α (0,05)

dan dapat disimpulkan ada perbedaan HIF-1α antara K-, K+, P1, P2, P3, P4 dan

P5. Hasil uji lanjut (post hoc) Tukey disajikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5. 7 Uji Tukey pada ekspresi HIF-1α pada otak mencit yang diinfeksi Plasmodium Berghei

Perlakuan HIF-1α

K- 9,67±0,58 a

K+ 44,67±3,51 d

P1 23,67±3,05 c

P2 23,00±2,00 c

P3 18,33±3,06 bc

P4 16,67±1,15 b

P5 16,33±1,52 b

*Notasi yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata α=5%. Keterangan K- = Kontrol negatif, K+= Kontrol positif, P1 = Artesunat, P2 = Brotowali, P3 = Kombinasi dosis I,

P4 = Kombinasi dosis II, P5 = Kombinasi dosis III

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa rerata ekspresi HIF-1α yang paling tinggi

adalah pada kelompok kontrol positif. Rerata yang paling rendah adalah kontrol

negatif. Kelompok kontrol positif dengan rerata tertinggi yaitu 44,67 ± 3,51 dan

kelompok negatif dengan rerata terendah yaitu 9,67 ± 0,58. Terdapat perbedaan

yang signifikan antara K+ dengan K- (p = 0,000), P1 (p=0,000), P2 (p=0,000), P3

(p=0,001), P4 (p=0,003), P5 (p=0,005). Terdapat perbedaan yang signifikan

antara K- dengan P1 (p=0,000), P2 (p=0,000), P3 (p=0,000), P4 (p=0,000), P5

Page 9: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

64

(p=0,000). Tidak ada perbedaan yang nyata antara kelompok perlakuan P3

dengan P4 (p=0,953), P3 dengan P5 (p=0,889) serta P4 dengan P5 (p=1,000).

Terdapat perbedaan yang bermakna antara P1 dengan P4 (p=0,019), P1 dengan

P5 (p=0,013), P2 dengan P4 (p=0,034) dan P2 dengan P5 (p=0,023). Grafik

rerata HIF-1α pada masing-masing kelompok perlakuan disajikan pada Gambar

5.4.

Kelompok

Gambar 5.4. Grafik rerata HIF-1α pada Semua Kelompok

Keterangan K- = Kontrol negatif, K+= Kontrol positif, P1 = Artesunat, P2 = Brotowali, P3 = Kombinasi dosis I, P4 = Kombinasi dosis II, P5 = Kombinasi dosis III

5.2.2 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi iNOS

Ekspresi iNOS pada otak mencit dari masing-masing kelompok diamati

pada hari ke-7 setelah infeksi. Tabel 5.8 menyajikan perbedaan rerata ekspresi

iNOS pada otak mencit dari masing-masing kelompok hewan coba yang diamati

pada hari ke-7.

Ju

mla

h H

IF-1

α

Page 10: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

65

Tabel 5.8 Rerata Ekspresi iNOS pada Otak Mencit pada Semua Kelompok

Kelompok Rata-rata Standar Deviasi

K- (Kontrol negatif) 11,67 4,51

K+(Kontrol positif) 46,33 4,16

P1 (Artesunat) 25,67 1,15

P2 (Brotowali) 26,67 2,08

P3 (Kombinasi dosis I) 21,00 2,64

P4 (Kombinasi dosis II) 17,33 2,08

P5 (Kombinasi dosis III) 17,00 2,00

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji

homogenitas dilakukan dengan uji Levene. Ringkasan uji asumsi dapat dilihat

pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas Ekspresi iNOS

Variabel Uji Normalitas Uji Homogenitas

Nilai Sig Keterangan Nilai Sig Keterangan

iNOS 0,046 Tidak memenuhi 0,355 Memenuhi

Berdasarkan Tabel 5.9. data ekspresi iNOS tidak memenuhi asumsi

normalitas namun memenuhi asumsi homogenitas. Variabel iNOS perlu

dilakukan transformasi. Uji asumsi pada hasil transformasi disajikan pada Tabel

5.10.

Tabel 5.10. Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas transformasi iNOS

Variabel Uji Normalitas Uji Homogenitas

Nilai Sig Keterangan Nilai Sig Keterangan

iNOS 0,200 Memenuhi 0,158 Memenuhi

Page 11: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

66

Berdasarkan Tabel 5.10. iNOS memenuhi asumsi normalitas dan asumsi

homogenitas. Uji beda yang digunakan adalah One Way ANOVA dan dilakukan

uji post hoc dengan uji Tukey. Nilai sig yang diperoleh sebesar 0,000<α (0,05)

Dapat disimpulkan ada perbedaan ekspresi iNOS antara K-, K+, P1, P2, P3, P4

dan P5. Hasil uji lanjut (post hoc) Tukey disajikan pada Tabel 5.11.

Tabel 5. 11 Uji Tukey pada ekspresi iNOS pada otak mencit yang diinfeksi Plasmodium Berghei

Perlakuan iNOS

K- 11,67±4,51 a

K+ 46,33±4,16 d

P1 25,67±1,15 bc

P2 26,67±2,08 c

P3 21,00±2,64 bc

P4 17,33±2,08 ab

P5 17,00±2,00 ab *Notasi yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata α=5%

Keterangan K- = Kontrol negatif, K+= Kontrol positif, P1 = Artesunat, P2 = Brotowali, P3 = Kombinasi dosis I, P4 = Kombinasi dosis II, P5 = Kombinasi dosis III

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa rerata ekspresi iNOS yang paling tinggi

adalah pada kelompok kontrol positif. Rerata tersebut berbeda secara signifikan

dengan kelompok perlakuan yang lain dengan nilai sig<α. Rerata yang paling

rendah adalah kontrol negatif, rerata yang diperoleh dari kontrol negatif juga

menunjukkan perbedaan dengan kelompok yang lain. Pada uji tukey diketahui

bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok artesunat (P1)

dengan P3 (p =0,59), P1 dengan P4 (p=0,06) dan P1 dengan P5 (p=0,05).

Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok brotowali tunggal (P2) dengan

P4 (p=0,04), P2 dengan P5 (p=0,03). Grafik rerata iNOS pada masing-masing

kelompok perlakuan disajikan pada Gambar 5.5.

Page 12: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

67

Kelompok

Gambar 5.5. Grafik rerata iNOS pada Semua Kelompok

Keterangan K- = Kontrol negatif, K+= Kontrol positif, P1 = Artesunat, P2 = Brotowali, P3 = Kombinasi dosis I, P4 = Kombinasi dosis II, P5 = Kombinasi dosis III

5.2.3. Uji Korelasi Antara Peningkatan Dosis Brotowali Dengan Ekspresi

HIF-1α

Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi antara

dosis brotowali dan HIF-1α sebesar -0,832 dengan nilai signifikansi sebesar

0,001 (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dosis ekstrak brotowali dengan HIF-1α. Korelasi bersifat negatif,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis ekstrak brotowali maka

semakin rendah ekspresi HIF-1α. Hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6. Diagram Pencar Dosis Ekstrak Brotowali dan HIF-1α

Ju

mla

h i

NO

S

HIF

-1α

Page 13: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

68

Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda, diperoleh model

regresi hubungan dosis brotowali terhadap HIF-1α diperoleh model sebagai Y =

23,638-0,109X, dengan Y adalah HIF-1α dan X adalah dosis brotowali. Pada

hasil pengujian analisis regresi pada tabel 5.14 diperoleh nilai R2 = 69,2%, p=

0,000. Nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga diambil keputusan H0 ditolak

pada taraf α = 5% dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel X (dosis) terhadap variabel Y (HIF-1α) (Tabel 5.12).

Tabel 5.12. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dosis terhadap persentase HIF-1α

Variabel Dependen Variabel

Independen B Signifikan Keterangan

HIF-1a Konstanta 23,638 0,000 Non Signifikan

Dosis -0,109 0,001 Non Signifikan

Koefisien Determinasi (R2)

Signifikansi

= 0,050 = 0,692 = 0,001

Besarnya slope (koefisien regresi) diperoleh sebesar -0,109 yaitu bernilai

negatif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan dosis sebanyak 1

mg/kgBB/hari cenderung akan menurunkan HIF-1α sebanyak 0,109. Rerata HIF-

1α tanpa ada penambahan dosis sebesar 23,638

5.2.4. Uji Korelasi Antara Peningkatan Dosis Brotowali Dengan Ekspresi

iNOS

Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi antara

dosis brotowali dan iNOS sebesar -0,874 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001

(p<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara dosis ekstrak brotowali dengan iNOS. Korelasi bersifat negatif, sehingga

dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis ekstrak brotowali maka semakin

rendah ekspresi iNOS. Hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Page 14: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

69

Gambar 5.7. Diagram pencar dosis ekstrak brotowali dan iNOS

Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda, diperoleh model

regresi hubungan dosis brotowali terhadap iNOS diperoleh model sebagai Y =

25,914-0,126X, dengan Y adalah iNOS dan X adalah dosis brotowali. Pada hasil

pengujian analisis regresi pada tabel 5.15 diperoleh nilai R2 = 76,5%, p= 0,000.

Nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga diambil keputusan H0 ditolak pada

taraf α = 5% dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X (dosis) terhadap variabel Y (iNOS) (Tabel 5.13).

Tabel 5.13. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dosis terhadap persentase iNOS

Variabel Dependen Variabel

Independen B Signifikan Keterangan

iNOS

Konstanta 25,914 0,000 Non

Signifikan

Dosis -0,126 0,000 Non

Signifikan

Koefisien Determinasi (R2) Signifikansi

= 0,050 = 0,765 = 0,000

Besarnya slope (koefisien regresi) diperoleh sebesar -0,126 yaitu bernilai

negatif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan dosis sebanyak 1

mg/kgBB/hari cenderung akan menurunkan iNOS sebanyak 0,126. Rerata iNOS

tanpa ada penambahan dosis sebesar 25,914.

Page 15: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

70

5. 2. 5 Uji Korelasi Antara Peningkatan Ekspresi HIF-1α dan Ekspresi iNOS

Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi antara

ekspresi HIF-1α dan iNOS sebesar 0,905 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000

(p<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara HIF-1α dan iNOS

signifikan. Korelasi bersifat positif di mana semakin tinggi HIF-1α semakin tinggi

iNOS. Hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 5.8.

HIF-1α

Gambar 5.8. Diagram Hubungan Ekspresi HIF-1α dan iNOS

Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda, diperoleh model

regresi hubungan HIF-1α terhadap iNOS diperoleh model sebagai Y =

2,491+0,975X, dengan Y adalah iNOS dan X adalah HIF-1α. Pada hasil

pengujian analisis regresi pada table 5.14 diperoleh nilai R2 = 38,8%, p= 0,011.

Nilai signifikansi lebih dari 0,000, sehingga diambil keputusan H0 ditolak pada

taraf α = 5% dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X (HIF-1α) terhadap variabel Y (iNOS) (Tabel 5.14).

Tabel 5.14. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda HIF-1α terhadap iNOS

Variabel Dependen

Variabel Independen

B Signifikan Keterangan

iNOS Konstanta 2,491 0,207 Non Signifikan

HIF-1α 0,975 0,000 Signifikan

α Koefisien Determinasi (R2) Signifikansi

= 0,050 = 0,917 = 0,000

iNO

S

Page 16: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATArepository.ub.ac.id/1911/6/BAB 5.pdf · 2020. 10. 15. · 5.2 Analisis Data 5.2.1 Uji Pengaruh Ekstrak Brotowali Terhadap Ekspresi HIF-1α Ekspresi

71

Besarnya slope (koefisien regresi) diperoleh sebesar 0,975 yaitu bernilai

positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan HIF-1α

cenderung akan menaikkan iNOS sebesar 0,975. Rerata iNOS tanpa ada

penambahan HIF-1α sebesar 2,491.