B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme...

37
B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besi Besi merupakan unsur vital yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin, dan merupakan komponen penting pada sistem enzim pernafasan. Pada metabolisme besi perlu diketahui komposisi dan distribusi besi dalam tubuh, cadangan besi tubuh, siklus besi, absorbsi besi dan transportasi besi. 10-13 2.1.1. Bentuk zat besi dalam tubuh. Terdapat empat bentuk zat besi dalam tubuh yaitu: a. Zat besi dalam hemoglobin. 12-15 b. Zat besi dalam depot (cadangan) sebagai feritin dan hemosiderin c. Zat besi yang ditranspor dalam transferin. d. Zat besi parenkhim atau zat besi dalam jaringan seperti mioglobin dan beberapa enzim antara lain sitokrom, katalase, dan peroksidase. Universitas Sumatera Utara

Transcript of B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme...

Page 1: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

B A B 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Metabolisme besi

Besi merupakan unsur vital yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk

pembentukan hemoglobin, dan merupakan komponen penting pada sistem

enzim pernafasan. Pada metabolisme besi perlu diketahui komposisi dan

distribusi besi dalam tubuh, cadangan besi tubuh, siklus besi, absorbsi besi

dan transportasi besi.

10-13

2.1.1. Bentuk zat besi dalam tubuh.

Terdapat empat bentuk zat besi dalam tubuh yaitu:

a. Zat besi dalam hemoglobin.

12-15

b. Zat besi dalam depot (cadangan) sebagai feritin dan hemosiderin

c. Zat besi yang ditranspor dalam transferin.

d. Zat besi parenkhim atau zat besi dalam jaringan seperti mioglobin dan

beberapa enzim antara lain sitokrom, katalase, dan peroksidase.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Tabel 2.1.Kompartemen zat besi dalam tubuh.

12

Besi yang telah dibebaskan dari endosom akan masuk kedalam

mitikondria untuk diprroses menjadi hem setelah bergabung dengan

protoporfirin, sisanya tersimpan dalam bentuk feritin. Sejalan dengan

maturasi eritrosit baik reseptor transferin maupun feritin akan dilepas

kedalam peredaran darah. Feritin segera difagositosis makrofag di sumsum

tulang dan setelah proses hemoglobinisasi selesai eritrosit akan memasuki

Dari tabel ini kelihatan bahwa sebagian besar zat besi terikat dalam

hemoglobin yang berfungsi khusus, yaitu mengangkut oksigen untuk

keperluan metabolisme dalam jaringan-jaringan. Sebagian lain dari zat besi

terikat dalam sistem retikuloendotelial (RES) di hepar dan sumsum tulang

sebagai depot besi (cadangan). Sebagian kecil dari zat besi dijumpai dalam

transporting iron binding protein (transferin), sedangkan sebagian kecil sekali

didapati dalam enzim-enzim yang berfungsi sebagai katalisator pada proses

metabolisme dalam tubuh. Fungsi-fungsi tersebut diatas akan terganggu

pada penderita anemia defisiensi besi.

Proses metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin,

dimana zat besi digunakan secara terus- menerus. Sebagian besar zat besi

16-19

Universitas Sumatera Utara

Page 3: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

yang bebas dalam tubuh akan dimanfaatkan kembali (reutilization), dan

hanya sebagian kecil sekali yang diekskresikan melalui air kemih, feses dan

keringat.

11,19,22,31

2.1.2. Kebutuhan zat besi.

Kebutuhan zat besi dalam makanan setiap harinya sangat berbeda,

hal ini tergantung pada umur, sex, berat badan dan keadaan individu masing-

masing. Kebutuhan zat besi yang terbesar ialah dalam 2 tahun kehidupan

pertama. selanjutnya selama periode pertumbuhan, kenaikan berat badan

pada usia remaja dan sepanjang masa produksi wanita.

Pada masa pertumbuhan diperlukan tambahan sekitar 0,5 -1 mg / hari,

sedangkan wanita pada masa mensturasi memerlukan tambahan zat besi

antara 0,5 -1 mg / hari. Pada wanita hamil kebutuhan zat besi sekitar 3 -5 mg

/ hari dan tergantung pada tuanya kehamilan. Pada seorang laki laki normal

dewasa kebutuhan besi telah cukup bila dalam makanannya terdapat 10-20

mg zat besi setiap harinya.

16,17,19

Asupan zat besi yang masuk ke dalam tubuh kita kira-kira 10 – 20 mg

setiap harinya, tapi ternyata hanya 1 – 2 mg atau 10% saja yang di absorbsi

oleh tubuh. 70% dari zat besi yang di absorbsi tadi di metabolisme oleh tubuh

dengan proses eritropoesis menjadi hemoglobin, 10 - 20% di simpan dalam

bentuk feritin dan sisanya 5 – 15% di gunakan oleh tubuh untuk proses lain.

19,20,23

Universitas Sumatera Utara

Page 4: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Besi Fe3+ yang disimpan di dalam ferritin bisa saja di lepaskan kembali bila

ternyata tubuh membutuhkannya.

Feritin merupakan salah satu protein kunci yang mengatur hemostasis

besi dan juga merupakan biomarker klinis yang tersedia secara luas untuk

mengevaluasi status besi dan secara khusus penting untuk mendeteksi

defisiensi besi. Kadar feritin pada laki-laki dan wanita berbeda, pada laki-laki

dan wanita postmenopause kadar feritin kurang dari 300ng/ml , pada wanita

premonoupase kurang dari 200 ng/ml.

24-26

Tabel 2.2. Distribusi normal komponen besi pada pria dan wanita (mg/kg)

27,29,32

20

Universitas Sumatera Utara

Page 5: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Gambar 2.1. Distribusi Besi Dalam Tubuh Dewasa Andrews, N. C., 1999. Disorders of iron metabolism. N Engl J Med; 26: 1986-95).

2.1.3. Absorbsi besi

Menurut Bakta (2006) proses absorbsi besi dibagi menjadi tiga fase,

yaitu:26,29

1. Fase Luminal

Besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk, yaitu besi heme

dan besi non-heme. Besi heme terdapat dalam daging dan ikan,

tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya tinggi. Besi non-heme

berasal dari sumber nabati, tingkat absorbsi dan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

bioavailabilitasnya rendah. Besi dalam makanan diolah di

lambung, karena pengaruh asam lambung maka besi dilepaskan

dari ikatannya dengan senyawa lain. Kemudian terjadi reduksi dari

besi bentuk feri (Fe3+) ke fero (Fe2+) yang dapat diserap di

duodenum.

2. Fase Mukosal

Penyerapan besi terjadi terutama melalui mukosa duodenum dan

jejunum proksimal. Penyerapan terjadi secara aktif melalui proses

yang sangat kompleks. Dikenal adanya mucosal block

(mekanisme yang dapat mengatur penyerapan besi melalui

mukosa usus)

3. Fase Korporeal

Meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh

sel-sel yang memerlukan, serta penyimpanan besi (storage) oleh

tubuh. Besi setelah diserap oleh enterosit (epitel usus), melewati

bagian basal epitel usus, memasuki kapiler usus, kemudian dalam

darah diikat oleh apotransferin menjadi transferin. Transferin akan

melepaskan besi pada sel RES melalui proses pinositosis.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Gambar 2.2. Absorbsi zat besi. Sumber: Andrews NC,New Engl J Med. 341:1986-1995, Copyright © 1999 Massachusetts Medical Society. All rights

reserved.

2.1.4. Mekanisme regulasi absorbsi besi

Terdapat 3 mekanisme regulasi absorbsi besi dalam usus:25,26,29

1. Regulator dietetik : absorbsi besi dipengaruhi oleh jumlah kandungan

besi dalam makanan, jenis besi dalam makanan (besi heme atau non

heme), adanya penghambat atau pemacu absorbsi dalam makanan.

2. Regulator simpanan : Penyerapan besi diatur melalui besarnya

cadangan besi dalam tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

3. Regulator eritropoetik : Besar absorbsi besi berhubungan dengan

kecepatan eritropoesis. Mekanisme ini belum diketahui dengan pasti.

2.1.5. Transport zat besi.

2.1.5.1. Transferin

Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut negatif), merupakan

glikoprotein dengan berat molekul 79570 dalton, terdiri dari polypeptide rantai

tunggal dengan 679 asam amino dalam dua domain homolog. N-terminal dan

C-terminal masing-masing mempunyai satu tempat ikatan dengan Fe3+. Satu

molekul transferin mengikat 2 atom besi (Fe3+). Transferin akan berikatan

dengan reseptor transferin, setiap reseptor transferin mengikat 2 molekul

transferin12,17,28,32

Transferin terutama disintesis oleh sel parenkim hati, sebagian kecil di

otak, ovarium, dan limfosit T helper. Transferin mempunyai waktu paruh 8-11

hari.

Transferin mempunyai 3 fungsi utama yaitu17,33

1. Solubilisasi Fe3+, mengikat besi dengan afinitas tinggi

2. Mengantar besi ke sel

3. Berinteraksi dengan reseptor membran

Jumlah transferin dinyatakan dalam jumlah besi yang terikat disebut

sebagai Total Iron Binding Capacity (TIBC). Pada orang dewasa normal

kadar besi plasma kira-kira 18 µmol/L setara dengan 100 µg/dL. TIBC 56

Universitas Sumatera Utara

Page 9: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

µmol setara dengan 300 µg/dL. Dengan demikian hanya sepertiga bagian

dari transferin yang berikatan dengan besi, sehingga masih tersedia

cadangan yang cukup banyak untuk berikatan dengan besi apabila terjadi

kelebihan besi. Hal ini penting dalam diagnosis gangguan metabolisme

besi.17,34,35

Besi (Fe3+) di dalam plasma yang berikatan dengan apotransferin (Tf),

Fe-Tf akan berikatan dengan reseptor transferin (TfR) pada permukaan sel.

Kompleks TfR dan Fe3+ -Tf bersama DMT 1 di clathin-coated pit, mengalami

invaginasi membentuk endosom. Pompa proton di dalam endosom akan

menurunkan pH menjadi asam (5,5) mengakibatkan ikatan antara Fe3+ dan

apotransferin terlepas. Apotransferin tetap berikatan dengan TfR di

permukaan sel, sedangkan Fe3+ yang dilepaskan akan keluar melalui DMT 1

mitokondria dan disimpan. Besi dengan protoporfirin selanjutnya

dipergunakan untuk pembentukan heme. Besi yang berlebih akan disimpan

sebagai feritin dan hemosiderin. Akibat pH ekstrasel 7,4 ikatan antara

apotransferin TfR di permukaan sel akan terlepas. Apotransferin akan

dilepaskan keluar dari sel menuju sirkulasi dan berfungsi kembali sebagai

pengangkut besi, sedangkan TfR akan menjadi Truncated Transferin

Receptor atau Soluble Transferin Receptor (sTfR)10,13,36

Universitas Sumatera Utara

Page 10: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Gambar 2.3. Siklus Transferin. Sumber: Andrews, N. C., 1999. Disorders of Iron Metabolism. N Engl J Med; 26: 1986-95).

2.1.5.2. Reseptor Transferin

Reseptor Transferin merupakan protein transmembran homodimer

terdiri dari 2 molekul monomer yang identik, terikat pada 2 ikatan sulfide

pada residu sitein 89 dan 92, terletak ekstraseluler. Tiap monomer

mempunyai berat molekul 90 kD, terdiri dari 780 residu asam amino dengan

3 domain, yaitu protease-like domain (A) berikatan dengan aminopeptidase,

apical domain (B), dan helical domain (C). Setiap monomer mengikat 1

molekul transferin yang telah mengikat 2 atom Fe3+. Setiap reseptor transferin

mengikat 2 molekul transferin. Hampir semua sel tubuh mengekspresikan

reseptor transferin. 10,13,17,36

Universitas Sumatera Utara

Page 11: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2.1.5.3. Soluble Transferin Receptor (sTfR)

Dalam plasma STfR berada dalam bentuk kompleks dengan transferin,

memiliki berat molekul 320 kD. Kadar sTfR serum berkorelasi dengan jumlah

reseptor transferin yang diekspresikan pada permukaan sel. Kadar sTfR tidak

di pengaruhi oleh protein fase akut, kerusakan hati akut, dan keganasan.

Kadar sTfR menggambarkan aktivitas eritropoiesis. sehingga kadar sTfR

dapat digunakan monitoring aktivitas eritropoiesis. 10,11,17

2.1.6. Erythropoiesis

Sistem eritroid terdiri atas sel darah merah (eritrosit) dan prekursor

eritroid. Unit fungsional dari sitem eritroid ini dikenal sebagai eritron yang

berfungsi sebagai pembawa oksigen. Prekursor eritroid dalam sumsum

tulang berasal dari sel induk hemopoietik, melalui jalur sel induk myeloid,

kemudian menjadi sel induk eritroid, yaitu BFU-E dan selanjutnya CFU-E.

Prekursor eritroid dalam sumsum tulang dikenal sebagai pronormoblast,

berkembang menjadi basophilic selanjutnya polychromatophilic normoblast

dan acidophilic (late) normoblast. Sel ini kemudian kehilangan intinya, masih

tertinggal sisa-sisa RNA, yang jika di cat dengan pengecatan khusus akan

tampak, seperti jala sehingga disebut retikulosit. Retikulosit akan dilepas ke

darah tepi, kehilangan sisa RNA sehingga menjadi erotrosit dewasa. Proses

ini dikenal sebagai eritropoiesis, yang terjadi dalam sumsum tulang.18,23,26

Universitas Sumatera Utara

Page 12: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi (life span) rata-rata

selama 120 hari. Setelah 120 hari eritrosit mengalami proses penuaan

(senescence) kemudian dikeluarkan dari sirkulasi oleh sistem RES. Apabila

destruksi terjadi sebelum waktunya (<120 hari) maka proses ini disebut

sebagai hemolisis. Komponen eritrosit terdiri atas membran eritrosit, sistem

enzim (pyruvat kinase dan G6PD) dan hemoglobin (alat angkut

oksigen).11,26,29

Hb merupakan senyawa biomolekul yang terdiri dari heme (gabungan

protoporfirin dan besi) dan globin (bagian protein yang terdiri atas 2 rantai

alfa dan 2 rantai beta). Besi didapat dari transferin. Pada permulaan sel

eritrosit berinti terdapat reseptor transferin. Jumlah eritrosit normal dalam

tubuh kita berkisar antara 4-5 juta/µl (pada wanita) atau 5-6 juta/µl (pada

pria). 15,16,18,23

Universitas Sumatera Utara

Page 13: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Gambar 2.4. Eritropoiesis. Adapted from Bron et al. Semin Oncol.2001, and Weiss et al. N Engl J Med.2005

Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya Fe2+ yang terdapat dalam

transferin dapat digunakan dalam eritropoesis, karena sel "eritroblas" dalam

sumsum tulang hanya memiliki "reseptor" untuk feritin. Kelebihan besi yang

tidak digunakan disimpan dalam stroma sumsum tulang sebagai feritin. Besi

yang terikat pada β-globulin (feritin) selain berasal dari mukosa usus juga

berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua (berumur 120 hari)

dihancurkan sehingga besinya masuk ke dalam jaringan limpa

untuk kemudian terikat pada β-globulin (menjadi transferin) dan kemudian

ikut

Gangguan dalam pengikatan besi untuk membentuk Hb akan

mengakibatkan terbentuknya eritrosit dengan sitoplasma yang kecil

aliran darah ke sumsum tulang untuk digunakan eritroblas

membentuk hemoglobin.11,18,23,34

Universitas Sumatera Utara

Page 14: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

(mikrositer) dan kurang mengandung Hb di dalamnya (hipokrom). Tidak

berhasilnya sitoplasma sel eritrosit berinti mengikat Fe untuk pembentukan

Hb dapat disebabkan oleh karena rendahnya kadar Fe dalam darah (kurang

gizi, gangguan absorbsi Fe, kebutuhan besi yang meningkat) dan rendahnya

kadar transferin dalam darah.15-23,34

2.1.7. Feritin

Feritin adalah salah satu protein yang penting dalam proses

metebolisme besi di dalam tubuh. Sekitar 25 % dari jumlah total zat besi

dalam tubuh berada dalam bentuk cadangan zat besi (depot iron), berupa

feritin dan hemosiderin. Feritin dan hemosiderin sebagian besar terdapat

dalam limpa, hati, dan sumsum tulang. Feritin adalah protein intra sel yang

larut didalam air, yang merupakan protein fase akut. Hemosiderin merupakan

cadangan besi tubuh berasal dari feritin yang mengalami degradasi sebagian,

terdapat terutama di sumsum tulang, bersifat tidak larut di dalam air. 13,15,38

Pada kondisi normal, feritin menyimpan besi di dalam intraseluler yang

nantinya dapat di lepaskan kembali untuk di gunakan sesuai dengan

kebutuhan. Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan

sensitif untuk menentukan cadangan besi pada orang sehat. Serum feritin <

12 ug/l sangat spesifik untuk defisiensi zat besi, yang berarti bila semua

cadangan besi habis, dapat dianggap sebagai diagnostik untuk defisiensi zat

besi. 24,26,38

Universitas Sumatera Utara

Page 15: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2.1.7.1. Struktur dan fungsi feritin

Ferritin adalah kompleks protein yang berbentuk globular, mempunyai

24 subunit- subunit protein yang menyusunnya dengan berat molekul 450

kDa, terdapat di semua sel baik di sel prokayotik maupun di sel eukaryotik.

Pada manusia, subunit - subunit pembentuk feritin ada dua tipe, yaitu Tipe L

(Light) Polipeptida dan Tipe H (Heavy) Polipeptida, dimana masing - masing

memiliki berat molekul 19 kD dan 21 kD Tipe L yang disimbolkan dengan FTL

berlokasi di kromosom 19 sementara Tipe H yang disimbolkan dengan FTH1

berlokasi di kromosom 11.39,40,41

Feritin mengandung sekitar 23% besi. Setiap satu kompleks feritin bisa

menyimpan kira – kira 3000 - 4500 ion Fe3+ di dalamnya. Feritin bisa

ditemukan atau disimpan di liver, limpa, otot skelet dan sumsum tulang.

Dalam keadaan normal, hanya sedikit feritin yang terdapat dalam plasma

manusia. Jumlah feritin dalam plasma menggambarkan jumlah besi yang

tersimpan di dalam tubuh kita. Bila dilihat dari stuktur kristalnya, satu

monomer feritin mempunyai lima helix penyusun yaitu blue helix, orange

helix, green helix, yellow helix dan red helix dimana ion Fe berada di tengah

kelima helix tersebut.39,41

Besi bebas bersifat toxic untuk sel, karena besi bebas merupakan

katalisis pembentukan radikal bebas dari Reactive Oxygen Species (ROS)

Universitas Sumatera Utara

Page 16: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

melalui reaksi Fenton. Untuk itu, sel membentuk suatu mekanisme

perlindungan diri yaitu dengan cara membuat ikatan besi dengan feritin. Jadi

feritin merupakan protein utama penyimpan besi di dalam sel. 39,40,41

2.1.7.2. Hubungan feritin dan CRP

Besi berperan penting dalam pembentukan sel-sel darah merah,

pengangkutan elektron, imunitas tubuh serta proses tumbuh kembang

terutama motorik dan mental. Kekurangan zat besi berhubungan dengan

kejadian infeksi dan inflamasi, hal ini digambarkan dengan perubahan kadar

feritin serum, zat besi serum, dan saturasi transferin pada saat fase akut.

Beberapa penelitian menunjukkan beberapa penanda proses inflamasi yang

dapat digunakan untuk menggambarkan proses inflamasi yang berkaitan

dengan perubahan kadar zat besi dalam tubuh. Penelitian terbaru

menunjukkan penanda protein fase akut yang paling sering yaitu C-Reaktive

Protein.42

Protein fase akut memegang peran dalam proses inflamasi yang

kompleks. Konsentrasi protein fase akut akan meningkat secara signifikan

selama proses inflamasi akut misalnya adanya infeksi, tumor, tindakan

pembedahan, infark miokard. Peningkatan tersebut disebabkan oleh

peningkatan sintesis di hati namun tidak dapat digunakan untuk menentukan

penyebab inflamasi. Pengukuran protein fase akut dapat digunakan untuk

mengamati progresivitas dari inflamasi serta melihat respon terapi dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

menilai kapan protein fase akut mulai meningkat dan kapan kadar yang

tertinggi tercapai.43

Kadar CRP kan meningkat cepat pada infeksi disebut respon fase

akut. Peningkatan CRP berhubungan dengan peningkatan konsentrasi

interleukin-6 (IL-6) didalam pasma yang sebagian besar diproduksi oleh

makrofag. Makrofag merupakan sel imun yang berperan langsung dengan

kadar zat besi dalam tubuh manusia. Makrofag membutuhkan zat besi untuk

memproduksi highly toxic hydroxyl radical , juga merupakan tempat

penyimpanan besi yang utama pada saat terjadi proses inflamasi. Sitokin,

radikal bebas, serta protein fase akut yang dihasilkan oleh hati akan

mempengaruhi homeostasis besi oleh makrofag dengan cara mengatur

ambilan dan keluaran besi sehingga akan memicu peningkatan retensi besi

dalam makrofag pada saat terjadi inflamasi. Besi juga mengatur aktivitas

sitokin, proliferasi, dan aktivitas limfosit sehingga diferensiasi dan aktivasi

makrofag akan terpengaruh.44

2.2. Donor darah

Donor Darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka

rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah atau di UTD, dan

sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah.1,2,45,46 Mengenai pendonor

darah telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 7

tahun 2011 tentang pelayanan darah, Bab VI pasal 28-33.45

Universitas Sumatera Utara

Page 18: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2.2.1. Jenis donor darah

Pada dasarnya ada 3 macam donor darah, yaitu .45,46

1. Donor keluarga atau donor pengganti : darah yang dibutuhkan pasien

dicukupi oleh donor dari keluarga atau kerabat pasien.

2. Donor komersial: menerima uang/hadiah untuk darah yang

disumbangkannya (bukan oleh keinginan menolong orang lain).

3. Donor sukarela: orang yang memberikan darah, plasma atau

komponen darah lainnya atas kerelaan sendiri tanpa menerima

pembayaran.

2.2.2. Pendonor regular :

Seorang donor yang memenuhi kriteria dibawah ini dapat dimasukkan

dalam registerasi donor regular.1,45,46

1. Telah setuju mendonasikan darahnya secara teratur, yaitu :

paling sedikit 1 kali sampai dengan 4 kali dalam satu tahun

untuk pria 4 kali dan 3 kali untuk wanita.

2. Telah mendonasikan darahnya dalam satu tahun terakhir

apabila diminta.

3. Tidak pernah menunjukkan suatu masalah selama donasi

darah, seperti pingsan atau memiliki perangai yang tidak

baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

4. Pada umumnya dalam keadaan sehat.

5. Dapat dengan mudah dihubungi oleh UTD dan dapat datang

ke UTD tanpa kesulitan.

2.2.3. Syarat-syarat menjadi donor darah 1,2,45,46

• Umur 18-60 tahun ( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila

mendapat izin tertulis dari orang tua)

• Berat badan minimal 45 kg

• Tidak memiliki penyakit jantung, paru-paru, kanker, tekanan darah

tinggi, Diabetes Melitus, Epilepsi, Hepatitis B atau C, Sifilis, dan HIV

serta berprilaku beresiko tinggi.

• Tekanan darah baik sistole antara 100-180 mmHg, diastole antara 60-

100 mmHg

• Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit

• Hemoglobin pria minimal 13 g/dL sedangkan perempuan minimal 12

g/dL.

• Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah

sebelumnya (maksimal 5x dalam setahun).

2.2.3.1. Pada saat kapan harus menjadi pendonor darah yaitu 2,46 :

1. Setelah cabut gigi, tunggu 5 hari setelah sembuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2. Setelah operasi kecil, tunggu hingga 6 bulan.

3. Setelah operasi besar, tunggu hingga 12 bulan.

4. Setelah transfusi, tunggu hingga 12 bulan.

5. Setelah tato, tindik, tusuk jarum, dan transplantasi, tunggu 12 bulan.

6. Bila kontak erat dengan penderita hepatitis tunggu hingga 12 bulan.

7. Sedang hamil, tunggu 6 bulan setelah melahirkan.

8. Sedang menyusui, tunggu hingga 3 bulan setelah berhenti menyusui.

9. Setelah penyakit malaria tunggu hingga 3 tahun setelah bebas dari

gejala malaria. Bila tinggal di area endemis malaria selama 5 tahun,

sebaiknya tunggu 3 tahun setelah keluar dari area endemis.

10. Bila sakit tifus tunggu 6 bulan setelah sembuh.

11. Setelah vaksin, tunggu 8 minggu.

12. Ada gejala alergi, tunggu selama 1 tahun setelah sembuh.

13. Ada infeksi kulit pada daerah yang akan ditusuk, tunggu 1 minggu

setelah sembuh.

2.2.4. Pengambilan dan pengumpulan darah

2.2.4.1. Informasi untuk donor.

Setiap donor harus terlebih dahulu mendapatkan46:

a. Pemberian informasi

Universitas Sumatera Utara

Page 21: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

b. Pengisian daftar isian donor

c. Penandatanganan persetujuan tundakan medis (informed consent)

d. Pemeriksaan pendahuluan terdiri dari penimbangan berat badan, Hb,

golongan darah dan pemeriksaan fisik oleh dokter.

2.2.4.2. Pengambilan Darah

Pengambilan darah donor dilakukan pada donor yang telah lolos

seleksi. Seluruh proses pengambilan darah harus terdokumentasi dengan

baik. Darah harus disadap secara aseptis menggunakan alat steril dan

dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi dan terlatih dalam hal

pengambilan darah.46-49

2.2.4.3. Penyimpanan Darah

Darah disimpan dalam kantong plastik yang mengandung larutan

Acid Citrate Dextrose ( ACD ) atau Citrate Phosphat Dextrose ( CPD ) dan

disimpan di lemari pendingin dengan suhu 40C. ACD dan CPD merupakan

anti koagulan yang banyak dipakai untuk menyimpan darah. Sitrat dalam

larutan berperan sebagai anti koagulan sedangkan dextrose berguna untuk

sumber energi bagi sel darah merah. Anti koagulan yang lain adalah heparin,

karena mempunyai waktu paruh yang singkat (4 jam), jarang digunakan.

Darah lengkap dengan anti koagulan ACD dan CPD masa simpan 21 hari

Universitas Sumatera Utara

Page 22: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

setelah penyadapan dan darah lengkap dengan anti koagulan CPD-Adenin

masa simpan 35 hari setelah penyadapan.46

2.2.4.4. Reaksi selama dan sesudah donasi.

Reaksi pada donor jarang terjadi yaitu :46-48

1. Ringan : gejala vasovagal tanpa kehilangan kesadaran.

2. Sedang: gejala yang sama seperti pada reaksi ringan dilanjutkan

dengan kehilangan kesadaran.

3. Berat : semua gejala diatas disertai dengan kejang-.kejang

Donor darah sebaiknya dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. Hal ini

dilakukan karena proses pergantian sel darah merah membutuhkan waktu

kurang lebih 120 hari (3 bulan), sehingga, diharapkan setelah 3 bulan, sel-sel

telah kembali matur atau dewasa.1,46

2.2.5. Interval donor darah

Semua donor harus mendapat informed consent beserta penjelasan

mengenai resiko transfusi. Donor harus dijelaskan bahwa darah akan diuji

terhadap penyakit infeksi seperti hepatitis, sifilis dan HIV. 45-48

2.2.6 Prosedur donor darah

Cara pengambilannya adalah:46

Universitas Sumatera Utara

Page 23: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2.2.6.1.

• Flebotomi meliputi penusukan vena dan pengambilan darah.

Dilakukan dengan standard umum. Donor diletakkan dengan posisi

setengah berbaring/berbaring. Kulit pada fosa antekubital dibersihkan

dengan preparat yodium. Dipasang tourniket, dan dilakukan tusukan

vena. Pengambilan 300 ml darah dilakukan 10-15 menit. Setelah

jarum diambil, donor diminta mengangkat lengan keatas, dan

dilakukan penekanan dengan kassa steril selama 2-3 menit atau

sampai perdarahan berhenti, kemudian ditutup dengan plester. Donor

diminta untuk tetap berbaring sampai mereka siap untuk duduk,

biasanya dalam 1-2 menit..1,46,47

Flebotomi.

• Donor kemudian diminta untuk tidak melepas plester dan menghindari

mengangkat beban berat selama beberapa jam, jangan merokok

selama 1 jam dan tidak minum minuman keras selama 3 jam, diminta

menambah asupan cairan selama 2 hari dan dianjurkan makan

makanan yang seimbang selama 2 minggu.1,46

• Label pada kantong darah dan tabung harus diperiksa dengan teliti

sebelum dan sesudah pendonoran untuk mencegah terjadinya

kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi resipien.1,46,47,48,49

Universitas Sumatera Utara

Page 24: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2.2.6.2. Hemaferesis.

Hemaferesis adalah istilah umum yang merujuk kepada pengambilan

whole blood dari seorang donor atau pasien, pemisahan menjadi komponen-

komponen darah, penyimpanan komponen yang diinginkan dan

pengembalian elemen yang tersisa ke donor atau pasien.46,47

2.2.6.3. Plasmaferesis.

Prosedur dimana sejumlah unit darah dari donor diambil untuk

mendapatkan mendapatkan plasmanya, diikuti dengan penginfusan kembali

sel-sel darah merah donor. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan plasma

atau fresh frozen plasma.46,47

2.2.6.4. Sitaferesis.

Sejumlah besar trombosit atau leukosit dapat dikoleksi dari donor

tunggal menggunakan sentrifugasi aliran intermiten atau kontinyu.46,47

2.2.6.5. Plateleferesis/Tromboferesis.

Trombosit dipisahkan secara sentrifugal dari whole blood. 45,46,47,48

Universitas Sumatera Utara

Page 25: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

2.2.6.6. Transfusi autolog

Transfusi autolog adalah transfusi darah yang paling aman, dimana

donor juga berlaku sebagai resipien sehingga menghilangkan resiko terjadi

ketidakcocokan dan penyakit yang ditularkan melalui darah. 45,47

2.2.7. Volume darah donasi

Jumlah darah yang akan disumbangkan bervariasi, tergantung volume

kantong dan berat badan pendonor. Volume kantong ada yang 250 cc, 350

cc, 450 cc, 500 cc. Ketika donasi berarti memberikan 10% dari total volume

darah didalam tubuh. Volume darah maksimal yang bisa diambil adalah 10,5

cc/ kg BB..1,46,47

2.2.8. Komponen Darah

Dari satu kantong darah dapat dihasilkan komponen darah yaitu:

darah lengkap, darah merah pekat, trombosit pekat, plasma segar beku,

plasma cair, dan cryoprecipitate. 1,2,45,46

2.3. Kadar serum feritin pada pendonor

Beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar serum

feritin pada pendonor khususnya pada pendonor regular. Retrovirus

Epidemiology Donor Study-II (REDS-II) Donor Iron Status Evaluation (RISE)

study of the National Heart, Lung, and Blood Institute melakukan peneltian

Universitas Sumatera Utara

Page 26: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

terhadap 2425 wanita dan pria, didapati dua pertiga pendonor reguler

perempuan (66%) dan pendonor reguler laki-laki (49%) menderita defisiensi

besi.50 Mittal dkk juga mendapatkan bahwa dari populasi pendonor laki-laki,

49% didapati defisiensi besi pada pendonor regular dengan donasi 3-

4x/tahun.51 Toby L. Simon dkk di Mexico (1981) meneliti terhadap 516

pendonor wanita dan 505 pendonor laki-laki. Pendonor wanita dan laki-laki

dibagi atas 2 kelompok, yang pertama kali donasi, dan 2-6 kali donasi/tahun.

Hasilnya antara kelompok 1 dan 2 pendonor wanita dan pria terdapat

perbedaan kadar serum feritin yang signifikan (p=0,0003) dan (p=0.0001).4

Zahra Mozaheb dkk, Iran (2010) meneliti terhadap 235 pendonor laki-laki

yang dibagi 3 kelompok yaitu yang bukan pendonor sebagai kelompok

kontrol, 2-3 kali donasi/thn sebagai kelompok kasus. Hasilnya terdapat

perbedaan yang signifikan kadar serum feritin antara kelompok kontrol dan

kasus (p=0,0000).6 Okpokam dkk, Nigeria (2011) meneliti terhadap 163

pendonor laki-laki yang dibagi atas 1 kali donasi/kontrol, 2 kali donasi/thn, 3

kali donasi /thn, 4kali donasi/thn. Didapatkan adanya perbedaan yang

signifikan kadar serum feritin ((p<0.05).7 Norashikin dkk, Malaysia (2005)

meneliti sebanyak 211 pendonor laki-laki dengan membandingkan 3

kelompok yaitu 1 kali donasi, 2-4 kali donasi, dan >5 kali donasi dalam 2

tahun terakhir. Hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan kadar serum

feritin antara 1 kali donasi dengan >5 kali donasi(p=0,001) .8 Saleh M.

Abdullah, Saudi Arabia (2009) melakukan penelitian pada 182 pendonor laki-

Universitas Sumatera Utara

Page 27: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

laki, di bagi atas : kelompok 1: pendonor baru, kelompok 2 : 1kali donasi/ 3

tahun, kelompok 3 : 2-5 kali / 3 tahun. Hasilnya didapatkan adanya

perbedaan yang signifikan kadar serum feritin antara kelompok 1 dan 3

(p=0,000).9

Beberapa peneliti di atas ada yang membandingkan pendonor regular

yang mengkonsumsi zat besi dengan yang tidak mengkonsumsi zat besi

(Simon T.L ,Mozaheb Z).4,6 Ternyata didapati bahwa pada pendonor regular

yang mengkonsumsi zat besi terdapat penurunan kadar serum feritin yang

lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi zat besi.

2.4. Penyebab defisiensi besi pada pendonor reguler

Defisiensi besi adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh

berkurangnya cadangan besi tubuh. 27-31

Menurut Bakta (2006) anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh

karena26,29:

1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal

dari:

a. Saluran cerna: tukak peptik, pemakaian salisilat

b. Saluran kemih: hematuria.

c. Saluran nafas: hemoptisis.

2. Faktor nutrisi, kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau

kualitas besi yang rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

3. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam

masa pertumbuhan, dan kehamilan.

4. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik,

atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan

kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk

susu).

Guidelines for Adolescent Nutrition Services (2005) menyebutkan

penyebab terjadinya defisiensi besi salah satunya berhubungan dengan

frekwensi donor darah.54

Tabel 2.3. Faktor resiko terjadinya defisiensi besi54

Stang J, Story M (eds) Guidelines for Adolescent Nutrition Services (2005) http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.shtm

Pada orang sehat, satu kali donor darah sebanyak 400-500 ml dapat

mengeluarkan 225 mg besi karena setiap 1,0 ml darah mengandung 0,5 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 29: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

besi. Besi yang dikeluarkan berbeda pada laki-laki dan perempuan, pada laki-

laki 236 mg sedangkan pada perempuan 213 mg. Besi yang tersimpan pada

perempuan 30% lebih rendah daripada laki-laki (Simon TL,Finch CA).52,53

Telah diketahui bahwa di dalam darah terdapat komponen-komponen

darah dimana jumlahnya 45% dari volume darah sedangkan plasma

jumlahnya 55% dari volume darah. Feritin dalam plasma, jumlahnya sangat

kecil yaitu sebanding dengan konsentrasi feritin didalam tubuh atau apabila

terdapat 1µg feritin serum setara dengan 10 mg simpanan besi dan setiap

1ml eritrosit mengandung 1,1 mg besi.13,14,16 Jika dalam 1 ml darah terdapat

0,5 mg besi maka setiap kali donasi sebanyak 300 ml darah, zat besi yang

akan keluar adalah sebanyak 150 mg sehingga kebutuhan akan zat besi

harus terpenuhi untuk aktivitas eritropoiesis.

Bila kebutuhan zat besi didalam darah tidak terpenuhi maka feritin akan

melepas besi dalam jumlah yang banyak dan bila kebutuhan untuk

pembuatan hemoglobin meningkat maka cadangan besi akan di mobilisir

secara cepat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan cadangan

besi dan bila berlanjut terus akhirnya cadangan besi menjadi kosong dan

aktivitas eritropoiesis akan menurun.11,13,15

Berbeda pada keadaan seperti infeksi, inflamasi atau proses

keganasan, pemakaian zat besi sebagai hasil pemecahan oleh sel-sel sistem

retikulo endothelial berjalan lebih perlahan disebabkan karena adanya

perubahan kemampuan pelepasan zat besi menurun mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

pelepasan zat besi ke eritroid menjadi kurang, transport zat besi dari pool

plasma ke sum-sum tulang menjadi kurang, konsentrasi plasma zat besi

menurun dan aktivitas eritropoiesis menurun sehingga dijumpai feritin yang

meningkat pada keadaan ini.11,23,29

Di PMI cabang Medan, setelah melakukan donor darah pada institusi

tertentu atau lembaga sosial kemasyarakatan selalu membagikan suplemen

besi 1 hari sekali dalam 3 hari. Pertanyaannya adalah apakah suplemen besi

tersebut cukup dikonsumsi memenuhi kebutuhan besi dalam tubuh sampai

pada masa donasi kembali. Apabila pendonor tidak memenuhi kebutuhan zat

besinya sendiri baik melalui makanan dan suplemen besi maka akan

beresiko terjadinya penurunan kadar serum feritin, hingga terjadinya

defisiensi besi sampai anemi defisiensi besi..

Klasifikasi defisiensi besi :21,24,29,36

1. Deplesi besi (iron depleted state): cadangan besi menurun, tetapi

penyediaan besi untuk eritropoiesis belum terganggu.

2. Eritropoiesis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis): cadangan

besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoiesis terganggu tetapi

belum timbul anemia secara laboratorik.

3. Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai anemia.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Tabel 2.4. Diagnosis defisiensi besi55

Iron status Stored iron Transport iron Functional iron

Iron deficiency anemi Low Low Low

Iron deficient erythropoiesis Low Low Normal

Iron depletion Low Normal Normal

Normal Normal Normal Normal

Iron overload High High Normal

Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, 1998.Recommendations to Prevent and Control Iron Deficiency in the United

States. Morb Mortal Wkly Rep; 47: 1-36.

Untuk itulah betapa pentingnya memperhatikan kebutuhan zat besi

khususnya pada pendonor reguler dengan frekwensi 3-4 kali/tahun karena

lebih beresiko mengalami defisiensi besi.

Pada penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan feritin, hemoglobin

dan hematokrit. CRP diperiksa untuk menghindari adanya bias karena

inflamasi dapat menyebabkan cadangan zat besi bertambah.

2.5. Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan komponen simpanan besi

• Feritin serum . Kadar feritin dalam serum sangat kecil, secara garis

besar sebanding dengan simpanan besi sehingga dapat membantu

Universitas Sumatera Utara

Page 32: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

untuk evaluasi status besi termasuk menegakkan diagnosa defisiensi

besi.27-31

2. Pemeriksaan komponen transport besi30,31,34,36

• TIBC : pemeriksaan untuk melihat kapasitas ikatan besi dalam serum,

jadi TIBC akan meningkat pada konsentrasi besi rendah dan menurun

pada besi serum yang tinggi.

• Saturasi transferin adalah transferin yang terikat dengan besi. Pada

saturasi transferin yang rendah merupakan indikasi tingginya proporsi

iron binding site yang kosong.

• Kadar besi serum (SI) adalah pemeriksaan jumlah total besi dalam

serum.

3. Pemeriksaan komponen pada eritrosit.34-37

• Eritrosit protophorphirin (Ep) adalah suatu prekursor dari hemoglobin

sehingga konsentrasi Ep didalam darah meningkat ketika produksi

hemoglobin terjadi kekurangan besi dan merupakan indikator awal

terjadinya anemi defisiensi besi.

• Hemoglobin dan hematokrit. Merupakan refleksi jumlah besi fungsional

dimana pada mikronutrien besi, perubahan kadar hemoglobin dan

hematokrit hanya terjadi pada stadium defisiensi besi (spesifik

menentukan anemi defisiensi besi).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

• Mean Corpusculer Volume (MCV) adalah volume rata-rata eritrosit,

MCV akan menurun apabila kekurangan zat besi semakin parah.

Dihitung dengan membagi hematokrit dengan angka sel darah merah.

Nilai normal 70 -100 fl, mikrositik < 70 fl dan makrositik > 100 fl.

• Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH) adalah berat hemoglobin rata-

rata dalam satu sel darah merah. Dihitung dengan membagi

hemoglobin dengan angka sel darah merah. Nilai normal 27-31 pg,

mikrositik hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.

• Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC) adalah

konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata. Dihitung dengan membagi

hemoglobin dengan hematokrit. Nilai normal 30-35% dan Hipokrom <

30%.

2.5.1. Alat dan prinsip kerja

2.5.1.1. Pemeriksaan darah lengkap

Dengan alat automated cell counting Sysmex XT 2000i.57

2.5.1.1.1 Prinsip pemeriksaan hemoglobin.

Membran sel darah merah dilisis oleh Sysmex XT 2000i, kemudian

molekul hemoglobin dilepas. Ion ferro dalam molekul hemoglobin oleh

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dirubah menjadi ferri yang disebut

methemoglobin. Methemoglobin dengan SLS membentuk komplek disebut

Universitas Sumatera Utara

Page 34: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

SLS-Hb, komplek tersebut dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 540 nm.27,57

2.5.1.1.2. Prinsip pemeriksaan hematokrit.

Sampel darah EDTA dihisap, kemudian dicampur dengan reagen

cellpack, kemudian dilewatkan tabung yang dilengkapi dengan tranducer dan

sensor start-sensor stop. Tranducer akan mengukur tinggi pulsa yang dengan

volume sel darah merah, start sensor-stop sensor mengukur volume whole

blood.57

2.5.1.1.3. Prinsip pemeriksaan jumlah eritrosit

• Electrical Impedance

• Sel lewat melalui apertura sehingga ketika terjadi perbedaan resistensi

melalui apertura itu, maka tertangkap sebagai sinyal listrik. Besarnya

sinyal yang ditangkap tersebut menentukan jumlah dan ukuran sel yang

lewat 27,57

Spesimen : darah EDTA

2.5.1.2. Pemeriksaan feritin58

Bahan : darah vena dengan tanpa anti koagulan

Universitas Sumatera Utara

Page 35: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Alat: Cobas E 601 dengan metode ECLIA (Electrochemiluminiscence

Immunoassay) atau analyzer immunoassay.

Prinsip kerja27,58 :

Serum yang mengandung feritin ditambahkan dengan antibody

monoklonal untuk feritin (yang berasal dari tikus) yang dilekatkan pada

biotin.

Setelah itu ditambahkan antibodimonoklonal yang telah dilabel

dengan ruthenium sehingga terbentuk komplek sandwich.

Kemudian ditambahkan mikropartikel yang dilapisi streptavidin,

komplek yang terbentuk berikatan dengan fase solid melalui interaksi

biotin dengan streptavidin.

Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana mikropartikel

secara magnet ditangkap pada permukaan elektroda.

Substansi yang tidak berikatan dibuang melalui procell.

Aplikasi voltase (tegangan) pada elektroda menginduksi emisi

chemiluminescence (ECL) terjadi reaksi antara kompleks ruthenium

dengan TPA (trypropylamin) yang distimulasi secara elektrik untuk

menghasilkan emisi cahaya.

Jumlah cahaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar analit

dalam sampel.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Reagent-working solutions27,58 :

Reagen M berisi streptavidin yang dilapisi mikropartikel 0,72 mg/mL,

dengan preservatif.

Reagen R1 merupakan konjugat yang terdiri dari biotinylated

monoclonal anti-ferritin antibody (mouse) 3 mg/L yang dilabel dengan

ruthenium 3 mg/L dalam bufer fosfat 100 mmol/L, pH 7,2 dan

preservatif.

Reagen R2 berisi monoclonal anti-ferritin antibody (mouse) yang

dilabel dengan kompleks ruthenium biotin yang telah dilapisi dengan

antibodi monoklonal terhadap feritin dari tikus 6,0 mg/L bufer fosfat

100 mmol/L, pH 7,2 dan preservatif.

Setelah dibuka mempunyai stabilitas selama 12 minggu pada

penyimpanan 2-80C.

2.5.1.3. CRP59

Prinsip pemeriksaan CRP berdasarkan prinsip aglutinasi latex dimana

antibody (serum) ditambahkan dengan reagen CRP akan terjadi aglutinasi

(partikel latex dapat memberi gumpalan dengan y globulin). Bila serum

mengandung ≥ 0,8 mg/dl CRP maka akan terjadi aglutinasi dapat mendeteksi

adanya antibodi terhadap kuman penyebab C- Reaktif Protein.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: B A B 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Metabolisme besirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39680/4/Chapter II.pdf · Transferin . Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut

Komposisi reagent : 59

1. CRP latex reagent : suspense dari polystyrene yang uniform dengan

antihuman CRP monospesifik (dari kambing) dalam glycine buffer.

2. CRP kontrol positif.

3. CRP kontrol negatif.

Serum dapat disimpan selama 72 jam pada temperature 2-8 0C.

Universitas Sumatera Utara