6a Pengukuran Daya

27
PENGUKURAN DAYA 1. TANPA WATTMETER 2. DENGAN WATTMETER

description

pengukuran daya

Transcript of 6a Pengukuran Daya

Page 1: 6a Pengukuran Daya

PENGUKURAN DAYA

1. TANPA WATTMETER

2. DENGAN WATTMETER

Page 2: 6a Pengukuran Daya

PENGUKURAN DAYA TANPA WATTMETER

1. METODA 3 VOLTMETER

V1 sin φ

V1 cos φ

IV2

V3

V1

OA

B

φ

Daya beban : P = V1 . I . Cos φ V1 mengukur tegangan pada beban Z dimana V1 = I . Z = I . V¯(RL

2 + X2

V2 mengukur tegangan pada tahanan murni R dimana V2 sepasa I, oleh karenanya V2 = I RV3 mengukur tegangan droop pd kombinasi beban Z dan tahanan murni R.Perhatikan Δ OAB : V32 = (V2 + V1 Cos φ)2 + ( Vi sin φ)2

Penyelasaian persamaan tersebut menghasilkan :

P = (V32 – V22 – V12) / 2.R

Page 3: 6a Pengukuran Daya

2. METODA 3 AMPERMETER

I2

I3

I1I1 sinφ

I1 cosφ

φV

Daya beban : P = V1 . I . Cos φ I1 mengukur arus pada beban Z dimana I1 = V/ Z = V/ V¯(RL2 + X2 I2 mengukur arus yang lewat pada tahanan murni R dimana I2 sepasa V, oleh karena itu I2 = V/RI3 mengukur arus pd kombinasi beban Z dan tahanan murni R.Perhatikan Δ OAB : I32 = (I2 + I1 Cos φ)2 + (I1 sin φ)2

Penyelasaian persamaan tersebut menghasilkan :

P = R(I32 – I22 – I12) / 2

O

A

B

Page 4: 6a Pengukuran Daya

Soal:

1. Dari pengukuran daya dengan metoda 3 volt meter diperoleh data sbb:

Tegangan drop pada kombinasi Z dan R adalah 184 V, tegangan pada tahanan non induktif (R= 8 Ώ) adalah 90 V dan tegangan drop pada beban adalah 105 V.

Hitunglah :

a. Daya yang didisipasi oleh beban.

b. Reaktansi dan tahanan efektif pd beban.

Page 5: 6a Pengukuran Daya

Penyelesaian:

a. V1 = 105 V ; V2 = 90 V ; dan V3 = 184 V.

Daya yang diserap beban :P = (V3

2 – V22 – V1

2)/2 R = 1842 – 1052 – 902) / 2 x 8 =

= (14731) / 16 = 920,69 Watt.

b. Arus rangkaian I = V2 / R = 90 / 8 = 11,25 A

jika R’ adalah tahanan efektif pada beban, maka:

I2 .R’ = P, jadi : 11,25 2. R’ = 920,69

R’= 920,69 / 126,56 = 7,27 Ώ

Beban Z = V1 / I = 105 / 11,25 = 9,33 Ώ X = V¯( Z2 – R’2 ) = V¯( 9,33)2 – (7,27)2 = V¯( 33,94)

Jadi X = 5,82 Ώ

Page 6: 6a Pengukuran Daya

Soal:2. Pengukuran daya dengan metoda 3 Amper meter diperoleh data sbb:

Arus pada tahanan non induktif I2 = 2,5 A

Arus pada beban I1 = 4 A, dan arus utama

I3 = 5,6 A. Bila tegangan terminal adalah300V,Hitunglah :

a. Daya yang diserap oleh bebanb. Tahanan non induktif. c. Impedansi beban.d. Power faktor.

Page 7: 6a Pengukuran Daya

Penyelesaian:

b. Tahanan non induktif:

R = V / I2 = 300 / 2,5 = 120 Ώ

c. Z = V / I1 = 300 / 4 = 75 Ώ

d. Daya yang diserap beban

P = ½ R ( I32 – I2

2 – I12 )

= ½ 120 ( 5,62 – 42 – 2,52 ) = 546,6 Watt.

d. Power faktor ;

Cos φ = Watt / VA = 546,6 / 300 x 4

Cos φ = 0,46

Page 8: 6a Pengukuran Daya

A adalah klem arus, E klem tegangan, B kumparan arus danC kumparan tegangan, Kemudian D jarum penunjuk, F kern besi lunak untuk memperkuat medan magnit yang ditimbulkan oleh arus , G pegas atas dan bawah berfungsi selain untuk membatasi putaran jarum (torsi lawan) juga sekaligus sebagai kontak antara ujung2 kumparan tegangan yang berputar dan klem tegangan sebagai sumber arus listrik dimana alat / peralatan listrik terhubung.

Prinsip KW meter.

PENGUKURAN DAYA DGN WATTMETER

Konstruksi

Page 9: 6a Pengukuran Daya

Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt

meter terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara

penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan

volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :

KW – meter (kilo watt meter)

MW – meter (mega watt meter)

Page 10: 6a Pengukuran Daya

Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah

nilai-nilai rata-rata dari perkalian e. i , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus

pada beban atau rangkaian tersebut

Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan

tegangan pada rangkaian tersebut iV satu fasa dengan e karena Zv = Rv

Page 11: 6a Pengukuran Daya

Cara Kerja Kw meter.Pada Kw meter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui kumparan arus tsb.Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama (tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar (sesuai dgn besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar kekanan juga makin kuat, yg menye-babkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar.

Page 12: 6a Pengukuran Daya

ANALISIS ERROR PADA WATT METER

A. Error kerena letak kumparan arus dan kumparan tegangan (resistansi r dan Rp):

1. Kumparan arus pada sisi beban

V

v’

V1

I

V cos φ

V cos θ

θ φ

Vektor V1 = V + v’ dan v’ = I . r

Pembacaan meter :V1 . I cos θ = (V cos φ + v’) I

= V I cos φ + v’ IPemb. meter:= daya beban + I2 r

Jadi bila kumparan arus diletakkan pada sisi beban maka:

Pm = Pb + I2. rPm = pembacaan meter.Pb=daya beban.

Page 13: 6a Pengukuran Daya

2. Kumparan arus pada sisi sumber.

(Kumparan tegangan pada sisi beban).

φ

Pembacaan daya oleh wattmeter adalah daya beban + rugi2 daya pd kump. tegangan

P beban = V I cos φ dan

P meter = P beban + V2 / Rp

V

I1Iθ

Page 14: 6a Pengukuran Daya

Soal:

Sebuah wattmeter tipe dinamometer 240 V, 10A, 50 Hz, mempunyai resistansi kumparan arus r =0,9Ω. Sedangkan resistansi kumparan Rp = 10.000 Ω, PF = 0,8 lagging dan arus beban 4A. Bila tegangan kerja adalah 220 V, hitunglah % error akibat resistansi resistansi:

a. Kumparan tegangan di hubungkan pada

sisi beban, dan

b. Kumparan arus di hubungkan pd sisi beban

Page 15: 6a Pengukuran Daya

Penyelesaian :Daya beban P = V I cosφ = 220 x 4 x 0,8

P = 704 watt.a. Rugi daya pada resistansi kumparan

tegangan => V2 / Rp = 2202 / 10.000 = 48.400/10.000 = 4,84 watt.

Pmeter (Pm)= 704 + 4,84 = 708,84 watt.% error = (4,84 / 708,84)x 100% = 0,68 %

b. Rugi daya pada resistansi kumparan arus:I2 x r = 42 x 0,9 = 14,4 watt. Pm = 704 + 14,4 = 718,4 watt % error = (14,4 / 718,4 ) x 100 % = 2 %

Page 16: 6a Pengukuran Daya

B. Error akibat Induktor kumparan tegangan

Pada kumparan tegangan tg α = XL / Rpatau Cos α = Rp / Zp

bila: Pb = daya beban dan Pm = daya pembacaan meter

Maka Faktor koreksi = Pb / Pm Faktor koreksi = Cos φ / Cos (φ – α).

Pb = Pm {Cos φ / Cos (φ – α)}Error = Pm – Pb

= Pm - {Cos φ / Cos (φ – α)} Pm Error = Pm {(Sin α) / (Cotg φ – Sin α)}

% error = Sin α / {Cotg φ – Sin α)} x 100 %

Page 17: 6a Pengukuran Daya

DAYA (POWER) LISTRIK

Adalah jumlah kerja yang dapat dilakukan Dalam setiap detik, dalam satuan Watt atau Joule / detik atau Volt Ampere.

P = E . I (Watt)E = I . R (Volt)

I = ER

P = I . R2

P =ER

2

PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan

Page 18: 6a Pengukuran Daya

Daya Listrik yg dikeluarkan oleh Generator.

• Daya Aktif, satuan watt, (KW).

• Daya Semu, satuan VA, (KVA).

• Daya Reaktif, satuan VAR, (KVAR).

Faktor daya (Cos φ), adalah perbandingan antara Daya Aktif dan Daya Semu.

Watt

Cos φ = ——

VA

Page 19: 6a Pengukuran Daya

DAYA PADA ARUS BOLAK BALIK

Tiga macam Daya : 1. Daya Aktif (P)2. Daya Reaktif (Q)3. Daya Semu (S)

Segi tiga Daya :

P

QS

Cos =

Sin =

Tan =

PS

QSQP

PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan

Page 20: 6a Pengukuran Daya
Page 21: 6a Pengukuran Daya
Page 22: 6a Pengukuran Daya
Page 23: 6a Pengukuran Daya

Pengukuran daya 3 phase

Teorema Blondel pada pengukuran daya phase banyak.

Z

Wc

WA

Z Z

A B

C

A’

B’

C’

BEBAN

Page 24: 6a Pengukuran Daya

TEOREMA BLONDEL

Daya dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari sejumlah kawat dalam sistem poly phase ( n – 1 ) wattmeter .

dgn syarat:

satu kawat hrs dibuat “common” terhadap semua rangkaian potensial.

“daya jumlah” : Daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing masing watt meter secara aljabar.

Page 25: 6a Pengukuran Daya

Beban Δ: seimbang, induktif, sudut phasa φ,

I phasa lagging V phasaV AC

V BAV CB

V BC

I A’A

I B’B

I CB

I BC

I BA

I AC

I AB

φ φ

φ

120o30o + φ

Page 26: 6a Pengukuran Daya

Pada WA : vektor I A’A = I AC = I AB

Pada Wc : vektor I B’B = I BA = I BC

Kerana setimbang :

V AC = V BC = V BA = V

I AC = I CB = I BA = I

WA = VAC IA’A cos(30o – φ) V I cos(30o – φ)

WB = VBC IA’B cos(30o + φ) V I cos(30o + φ)

________________________________+WA + WB = VI cos(30o–φ) + VI cos(30o+φ)

Page 27: 6a Pengukuran Daya

WA + WB = VI Cos(30o– φ) + VI Cos(30o+ φ)

= {Cos(30o– φ) + Cos(30o+ φ)} V I

= (Cos 30o Cosφ + Sin30o Sinφ + Cos30o Cosφ) - Sin30o Sinφ}

VI

= 2 Cos30o Cosφ V I

WA + WB = 2 . ½ V¯3 Cosφ V I