40962020 Diktat Gelombang
-
Upload
chairul-huda -
Category
Documents
-
view
72 -
download
5
Transcript of 40962020 Diktat Gelombang
Anggapan-anggapan yang dipakai untuk menurunkan persamaan gerak :
1. Tali bersifat lentur / fleksibel, hanya dapat menimbulkan gaya tangensial
dan tidak memiliki kekakuan / stiffress untuk melawan transversal.
2. Distribusi rapat massa tali homogen / konstan.
3. Pada tali tidak banyak berubah : tali tidak menyimpang jauh dari titik
setimbangnya.
4. Pengaruh gaya berat tali diabaikan.
5. Tali cukup panjang / efek ujung diabaikan.
T2 sin T2
T2 cos
T1 cos
= simpangan talix = tali dalam keadaan
seimbang
T1 T1 sin
x x + dx
Elemen tali hanya bergerak turun naik, tidak ada gerak dalam arah sumbu
x, jadi:
T2 cos = T1 cos T0 (tegangan tali).
Arah sumbu Y :
T2 cos - T1 cos = massa elemen tali (percepatan
elemen)
To tan - To tan =
To
To
To
catatan :
Jadi, persamaan gelombang :
Laju rambat gelombang :
V = sepenuhnya ditentukan oleh tali (medium)
= laju getar elemen tali
V
Solusi Umum
Untuk gangguan lokal berupa gangguan harmonik dan gelombang
merambat ke kanan (X+), solusinya :
= A cos
Dimana : k =
Impedansi Gelomaang dan Perambatan Energi
Energi disalurkan
T cos
T T sin
Komponen yang bertanggung jawab menggetarkan bagian tali adalah
komponen gaya yang vertikal.
Gaya ini bertanggung jawab meneruskan energi ke bagian tali.
Daya yang disalurkan adalah :
P = (Gaya Penggetar). (Kecepatan tali)
Khusus untuk gelombang harmonic
P = - To.
= + To A2k
=
Note :
k =
Daya Rata – Rata < P >
< P > =
Note : < sin2( >
Untuk gelombang yang merambat ke kanan berlaku
n = x – vt
Sehingga :
F = - To
Secara umum gaya penggerak F sebanding dengan
F = Z , untuk tali Z = Ket : Z = Impedansi
Khusus untuk tali
Z = F = -To =
Daya yang ditranmisikan menjadi :
P = To
Untuk gelombang harmonic
Laju getar
< P > =
m =
Energi Kinetic Elemen Tali
K =
Energi Potensial Elemen Tali
U =
Energi Totalnya :
E = K + U =
=
=
Energi tiap satuan panjang/rapat energi :
Sehingga rata-rata daya dapat dituliskan :
= ɛ’ v
FENOMENA BATAS
Misalkan sambungan terjadi x = 0 , gelombang datng dari kiri (1) kiri, merambat
ke tali (2) kanan. Disambungkan tali, sebagai gelombang di pantulkan ,sebagian
lagi di teruskan .
Syarat batas di x = 0 (sambungan tali harus berlaku =
1) (0,t) = ( 0,t) untuk sembarang t (tali tidak putus)
2) untuk sembarang t (kedua tali
bergerak sama)
3) untuk sembarang t (tali tidak patah)
Pada tali (1) ada gelombang datang dan gelombang pantul pada tali (2) ada
gelombang transmisi.
Karena syarat batas harus dipenuhi setiap waktu
= 1’ = 2
K1 v1 = K1’v1’ = K2 v2 k1 = k1’
Karena emua frekuensi sama, kita dapat menggunakan metode fasor
Syarat batas a di x = 0
A0 + r (A0) = (A0) 1 + r = ...................(1)
r = - 1
syarat batas b
Syarat batas c
-i k1A0 + ik1 r A0 = - i k2 A0
k1 (-1 + r) = - k2
Persamaan 1-2, diperoleh :
……….1
………..2
KASUS EKSTRIM
Impedance matching
( semuanya ditransmisikan )
Infinite drag ,
( pembalikan fase )
Tidak ada yang ditransmisikan, tembok tidak bergoyang
Tembok
Tali
Zero drag
,
Tidak ada loncatan fase
Tali
Pemantulan dan transmisi energi
Daya datang
Daya pantul
Daya transmisi
Reflektansi
Transmitansi
( Hukum Kekekalan energi )
Beberapa istilah
Jika suatu parcel gas berubah volumenya
V V + dV
Maka kerapatannya dan tekanannya akan berubah juga.
A
Perubahan kerapatan relatif disebut ”kondensasi”
Perbandingan antara perubahan volume terhadap perubahan tekanan merupakan
ukuran mudah/sukarnya gas tersebut dimampatkan / dikompres.
Didefinisikan kompresibilitas
(satuannya 1 / Pascal )
K besar mudah dimampatkan
kecil sukar dimampatkan
kebalikan dari kompresibilitas disebut Bulk Modulus
( satuannya Pascal)
Beberapa Persamaan Dasar
Volume parcel : A dx
Kerapatan :
Tekanan : P0
X X + dX
A
Volume parcel :
Kerapatan :
Tekanan :
Perubahan Volume Relatif
Persamaan Kontinuitas
Walaupun ada gangguan, massa parcel tidak berubah, jadi :
Persamaan Termodinamika
Untuk gas :
P.V = n.R.T
P.V =
P =
Persamaan ini akan diselesaikan oleh persamaan proses. Untuk penjalaran
energi di dalam gas, proses berlangsung cukup cepat, sehingga tidak sempat ada
pertukaran kalor antara bagian-bagian gas.
Perambatan gangguan berlangsung secara adiabatic :
P = , ( Tetapan Laplace )
Untuk gas ideal monoatomik
=
Gas pada umumnya :
Dinyatakan dalam kerapatan
Untuk proses adiabatic : Modulus Bulk
Persamaan Gelombang
PL PR
X X + dX
Akibat adanya gangguan tekanan dibagian kiri dan kanan tidak sama.
Ada netto gaya :
dF = ( PL – PR ) = [ P(x) – P(x+dx) ] A
= [ Po + P(x) – Po – P(x + dx)] A
= [ P(x) – (P(x) + ] A
= A dx
Menurut hukum Newton
dF = dm . a
A dx =
……………………….1
Persamaan Adiabatic
P = Po ( 1 + s ) Po + Px = Po .....................................2
Konstanta Laplace
Subsitusikan (2) ke pers (1)
= -
=
Untuk << 1 (sama dengan, S << 1)
( 1 + / ) = 1 – ( + 1) +………….
Aproksimasi orde nol
Diperoleh persamaan gelombang linear :
Laju rambat :
Untuk gas ideal :
Differensialkan persamaan gelombang terhadap x
Gelombang tekanan untuk bunyi :
Perhatikan bahwa solusi simpangan gelombang harmonic dan tekanan gelombang
berbeda fase
PERAMBATAN ENERGI DAN IMPEDANSI
Gauge Pressuare yang diberikan pada bagian kanan :
Gaya dibagian kanan :
Impedansi tiap satuan luas :
A
Daya tiap satuan luas (intensitas) yang diteruskan :
Untuk gelombang yang merambat kearah sumbu X + :
Intensitas sering dinyatakan dengan decibel (D).
Tingkat Intensitas log
I Intesitas acuan/ambang pendengaran 10 watt/mGambar.....dB
120 ambang rasa
sakit
110
100
90
80 infra sonik ultra
60 sonik sonik
40
20
10 100 1000 10.000 100.000 f
Aproksimasi Orde satu
Persamaan lengkap gelombang bunyi:
V
Solsinya Linear
Tanpa suku non Linear solusinya adalah:
Salah satu Aproksimasi yang dilakukan orang adalah menggunakan solusi linear
untuk suku non linear
=
Solusinya:
Mengubah bentuk
Persamaan Dasar : Persamaan Maxwell
1.
2.
Persamaan 1 dan 2 di atas memiliki sumber berupa ”muatan listrik”.
3.
4.
Persamaan 3 dan 4 memiliki sumber berupa ”rapat arus”.
Implisit dalam persamaan Maxwell terkandung persamaan kuntinuitas
( Hukum kekekalan muatan ). Untuk itu, kita ambil divergensi persamaan
Maxwell ke-4
Persamaan Gelombang Elektromagnetik ( EM ) untuk ruang batas ( tanpa
batas ) dan tanpa sumber
Persamaan Maxwell menjadi :
1.
2.
3.
4.
Curl persamaan 3 :
Persamaan Gelombang
Laju rambat
Medan Magnet memenuhi persamaan yang sama :
Medan dan tetap harus memenuhi persamaan Maxwell, karena itu
sering kali kita hanya memecahkan persamaan saja. Medan selanjutnya
dicari lewat persamaan Maxwell.
Bentuk fasor persamaan Maxwell ( tanpa sumber ) dari persamaan
gelombang.
Persamaan Maxwell menjadi
Persamaan gelombang
Solusi gelombang datar
dan
Gelombang ini merambat dalam arah
= Vektor polarisasi dan amplitude
= Vektor kompleks
Karena persamaan maxwell harus tetap dipenuhi
Hanya untuk gel.datar transversal
Teorema Poynting
Definisi
Vektor Poynting
Vektor Poynting menyatakan banyaknya energy yang dirambatkan tiap satuan
waktu,
tiap satuan luas dalam daerah perambatan gelombang.
Besar dari vector pointing (rata-rata terhadap waktu) dikenal sebagai identitas.
Dari persamaan Max Well :
1.
2.
1.
2.
Definisi
= rapat energi persatuan volume
Bila , kita dapatkan persamaan kontinuitas untuk energi dengan besaran
kekal adalah energi total dan bertindak sbagai rapat arus energi.
Gelombang elektromagnetik dalam bahan konduktor (tanpa sumber)
konduktivitas
Persamaan Max Well
Dalam bentuk fasor
Persamaan terakhir dapat ditulis :
Definisi permitivitas kompleks
Dengan definisi ini persamaan Max Well kembali menjadi bentuk yang kita kenal
Persamaan gelombang :
Atau dalam persamaan bentuk fasor (persamaan Helmholtz)
Karena k adalah gelombang komplek maka dapat dotuliskan :
Banyak buku yang menuliskan :
dan kI dapat dicari sebagai berikut :
Jadi :
Sehingga dapat dicari dan dimana :
Solusi gelombang datar
Khusus untuk geombang dalam arah sumbu Z
Jauhnya gelombang dapat masuk ke dalam konduktor disebut “penetration depth”
yang didefinisikan sebagai
untuk bahan yang konduktif :
Penetration depth
Untuk bahan yang hampir dielektrik :
= , Penetration depth
Untuk konduktor sempurna
Dalam bahan konduktor sempurna semua medan = 0
Indeks Bias
=
Berkaitan dengan absorbsi
Solusi gelombang datar :
Contoh :
1. air laut dicirikan oleh . Hitunglah
tangent coss pada 60Hz, 1MHz, 100MHz
jawab :
tan >>1 konduktor
<<<1 kurang konduktif
=
=
Jadi untuk f > 16 Hz air laut bukan lagi konduktor yang baik.
Masalah dalam komunikasi antar kapal selam ;
Antenuasi untuk komunikasi radio antar kapal selam biasa dinyatakan dalam
diecebel
TI = 10 log (perbandingan intensitas)
= 20 log (perbandingan amplitude)
= 20
= 8,686 ln
= 8,686
Setelah menempuh Z = 100m
Antenuasi 11 dB pada 10 Hz
35 dB pada 100 Hz
109 dB pada 1 KHz
Antenuasi pada frekuensi tinggi sangat besar. Bila digunakan frekuensi rendah
antenuasi kecil, tetapi laju pengiriman sinyal (pesan) sangat rendah. Untuk
mengirim suatu kata dapat menahan waktu beberapa jam.
Contoh :
Oven microwave
Bahan daging mempunyai tangent coss cukup besar. Gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan alat akan diantenuasi oleh daging – kehilangan energi diserap
oleh daging sebagai panas daging – daging akan masak.
Dengan angka :
Steak,
= A0 . ; tan = 0,3 ; f = 3 GHz
Polystyrenefoam
= 1,03 ; tan = 0,3 . 10-4 ; f = 36 Hz
Untuk steak :
= KR – iKI = (402 – i59)m-1
Penetration depth :
= = = 1,7 cm
Untuk poly shyrene foam :
= KR – iKI = 2 (1 – i1,5.10-5)
KI = 2 (1,5.10-5) 10-3 m-1
Penetration depth :
= = 103 m
Penomena batas
Pada pembatasan medium gelombang elektromagnetik harus memenuhi syarat
yang konsisten dengan persamaan Max Well
= E2 =
E1 = = 0
Bin = B2n = 0
t = t = Js
= rapat muatan permukaan tiap satuan luas
Js = rapat arus permukaan tiap satuan lebar
Syarat batas di atas diperoleh dari persamaan Max Well
Silinder
tutup atas dan bawah berimpit di bidang batas
muatan permukaan batas
n1
n2
bila
Bila dituliskan dalam bentuk vektor syarat batas memjadi
Bila bahan konduktivitas terbatas maka arus juga terbatas. Bila ketebalan
permukaan nol maka arus juga nol. Kecuali bila rapat arus
Jadi syarat batas ke empat pada umumnya berbentuk
Kecuali bila salah satu bahan merupakan konduktor sempurna.
HUKUM SNELLIUS
Gel. Datang
Gel. Pantul
Gel. Tranmisi
Di perbatasan tepat ketiga gelombang bertemu syarat batas di atas harus dipenuhi
setiap saat maka haruslah :
ketiga gelombang memiliki frekuensi yang sama
Karena syarat batas harus dipenuhi setiap titik pada bidang batas maka harus ;
Ambil selisihnya :
= = ; = terletak pada bidang batas
Persamaan ini berarti
bidang batas, normal bidang batas
sebidang, dengan cara serupa
Terletak sebidang (disebut bidang datar)
Hukum Snell
Untuk medium I:
(sudut datang = sudut
pantul)
Bentuk lain hukum Snell
K sin θ = konstan,
konstan,
N sin θ = konstan
n1 n1
n2 pantul eksternal n2 pantul internal
n1sin θk = n2sin 90º
n1sin θkr =
n1
n2
Hukum Fresnell
Kasus I
Gelombang datang
x =
Gelombang pantul
Gelombang transmisi
Syarat pada z = 0
Tetapi menurut Hk Snell
K1sinθ1 = k2sin θ2
K1 = k2 x
Jadi persamaan syarat batas ntuk Etan:
1 + r┴ = t┴ .......................1
Syarat batas untuk Hz
H1 tan = H2 tan
Karena untuk dielektrik ts = 0
.............................2
Persamaan I --- Persamaan II
Koefisien transmisi
Koefisien refleksi
Untuk bahan magnetic , sehingga
Rumus Fresnell untuk
Kasus E// (sejajar)
H1 E2
E1 H2
E1
Mengingat Hukum Snell :
Umumnya:
Dapat didefinisikan koefisien pantul
Stress
Secara sederhana diartikan sebagai gaya tiap satuan luas bidang tempat gaya
tersebut bekerja.
F
Tinjau satu elemen berbentuk kubus.
Dalam bahan.dalam limi ΔV → 0 maka keenam gaya tidak lagi bebas. Gaya pada
permukaan yang berlawanan harus sama besar dan berlawanan arah, supaya tidak
percepatan →∞
F’y
F’z
Fx
Fx’
Fy
Fz
Jadi pada keadaan elemen kecil tersebut cukup dispesifikasikan tiga gaya saja
, ,
Fx
Fx
Masing-masing gaya dapat diuraikan atas 3 komponen
Fxz
Fx
Fxy
Fxy
Jadi disatu dispesifikasi oleh 9 komponon stress
...dst
Stress ini membentuk tensor stress
Supaya tidak ada erceatan sudut tak hingga maka resultan momen gaya harus nol
Fxy Fxy Δy = Fyx Δx
Fyx σxy Δx Δy Δz = Fyx Δx Δy Δz
Δy σxy = σyx
Fyx Δx
Fxy
Demikian juga pasangan lain, jadi ada 6 komponen yang bebas
Regangan (strain)
Vektor perpindahan v bersifat akumulatif yang berkaitan dengan strain adalah deformasi lokal
dr du
Bila diberikan sebuah permukaan kecil ds
dr
Secara ringkas dapat dituliskan
1. Interpretasi
Serupa juga untuk perubahan dalam arah y dan z
2. Bila ketiga rusak mengalami strain normal
Volume mula-mula
Volume setelah diformasi
Perubahan volume relative
3. Bila ada rotasi dan perubahan bentuk
Rxy =
dux =
=
dx
Renggangannya
Hukum Hooke
Untuk deformasi kecil, bahan-bahan umumnya hanya memenuhi hukum hooke
yang dinyatakan bahwa stress adalah sebanding dengan strain
Ada 36 buah koefisien yang disebut modulus
Bila bahan homogen
Modulus bukan fungsi posisi
Bila bahan isotermik
Modulus bahan fungsi arah
Perubahan arah x, y, atau z sama efeknya
Modulus tinggal 2 yang indefedent, satu mewakili modulus normal, satu modulus
geser
Biasa ditulis
Konstanta u dan λ disebut konstanta laphe’
Contoh
1. kompresi isotermik (tekanan hidrostatik)
karena isotermik
jadi
Modulus Bulk
2. Regangan Tarik
Bila dalam arah longitudinal
panjangnya akan bertambah, maka dalam
arah
lateral akan terjadi penyusutan,
x
Jadi hubungannya Stress – Strain menjadi :
Persamaan 2
0 =
=
=
Bila Persamaan 1 - Persamaan 2
=
=
=
Serupa juga untuk komponen y dan z
HUKUM NEWTON ΣF = m.a
Persamaan Gelombang di dalam
Bahan Elastik
Mengingat , maka Persamaan Gelombang dapat
ditulis juga sebagai :
Persamaan Gelombang ρ
Mulai daroi persamaan gelombang :
Ambil divergensi kedua ruang :
Mengingat
Persamaan Gelombang ρ
Laju rambat gelombang ini adalah :
Untuk Ilustrasi
Misalkan gelombang merambat dalam arah z, dan dan hanya fungsi Z
Jadi hanya uz yang berperan dalam contoh ini,gelombang longitudinal atau :
Penyelesaian dalam arah k Longitudinal
GELOMBANG
Mulai dari ,ambil Curl kedua ruas
, mengingat , maka :
Persamaan gelombang dengan laju rambat:
,Catatan VPVS
Untuk gelombang datar : dan Transversal
GELOMBANG BUNYI DI UDARA
Udara tidak dapat menahan gesekan geser , berarti gelombang transversal tidak dapat dirambatkan oleh udara, hanya gelombang elektromagnetik.Ingat:
Gelombang Bunyi :
GELOMBANG TALI
Gelombang Transversal :
To tanө y
Ө T0
A u
x
Untuk gelombang pada tali :
dan cepat rambat menjadi :
Persamaan Gelombangnya:
Interferensi adalah peristiwa superposisi dengan syarat tertentu, yaitu
syarat koherensi. Akibat syarat ini hasil superposisi menghsailkan pola tertentu
yang stasioner berupa penguatan (konstraktif) dan pelemahan (destruktif)
amplitudo.
Secara sederhana syarat koherensi diartikan sebagai kondisi perbedaan
fase gelombang yang tidak bergantung waktu.
Untuk cahaya syarat ini tidak mudah dicapai karena sumber gelombang
cahaya (transisi elektron dalam atom) sulit diatur. Umumnya interferensi cahaya
dilakukan dengan membelah gelombang berasal dari satu sumber, dan
mempersatukan kembali setelah melewati jalan yang berbeda.
Contoh:
Garis terang / gelap hasil interferensi disebut ”fringe” (frinji).
1)
teranggelap
Layar
2) Sumber P
S
Cermin
S’ (Interferensi Cermin Lloyd)
3) Cermin 2
Sumber S
Cermin 1
S1 S 2 (Interferensi Cermin Fresnel)
(4)Interferensi prisma Ganda ( biprism) Fresnel
Layar
( 5 )
(6)
Interferensi selaput tipis
Interferensi Michelson - Morley
INTERFERENSI CAHAYA DUA BERKAS
S1 k1
p
S2 k2
1 = fase awal
Ganguan total di P
Yang diamati adalah irradiansi ( intensitas )
0 = permitivitas
Tetapi karena frekuensi cahaya sangat tinggi, besarnya yang diukur hanyalah rata
– rata terhadap waktu saja
I( r, t ) = 0 c E2 ( ’ , t )
Ip = c [
= c Re {
Ip = c Re { (
= c Re { }
= I1 (Ip) + I2 ( ) + c Re * ei{( +
e -i[(
Bila kedua gelombang terpolarisasi linear dalam arah yang sama :
Sehingga :
Ip = I1 ( p) + I2 ( p) + 2 cos ,dengan =
2 dikenal suku interferensi = 0
Visisbilitas frinji didefinisikan sebagai :
V =
- Bila t1 - t2 bergantung pada waktu secara acak maka = 0 ,sehingga :
Ip = I1 + I2 untuk semua titik P artinya intensitas dimana - mana sama :
Imax = Imin = I1 + I2
Visibilitas frinji : V 0
Tidak ada (tampak) frinji
Kedua berkas dikatakan INKOHEREN
- Bila = 0 dikatakan kedua berkas memiliki derajat koherensi tertentu :
Imax = I1 + I2 + 2 = 1
= = m2
Imin = I1 + I2 - 2 = - 1
= = (2m + 1)
I max
I min
0 2 3 4
Ada pola frinji
Dalam hal intensitas kedua berkas sama
I1 = I2 = I0
Imin = I1 + I2 - 2 = Io + Io + 2 Io = 0
Imax = I1 + I2 + 2 = Io + Io + 2 Io = 4 Io
Terjadi destruksi total
I max
P
Intensitas di di satu titik energi tidak kekal.
Tetapi bila kita hitung rata-rata untuk satu dakah (paling
tidak butuh satu periode )
Idakah = ( I1 + I2 + 2 ) = I1 + I2
Jadi kekoherenan kedua gelombang menimbulkan redistribusi intensitas di
wilayah tersebut
Intensitas
4Io
2Io
Contoh :
1). Dua buah gelombang terpolarisasi dalam contoh yang sama dalam persamaan:
E1 =
E2 =
Tentukan :
a) Iridiansi masing - masing berkas
b) Kontribusi suku interferensi di titik dengan r = 0
c) Visibilitas frinji
Jawab :
a)
b) Suku Interferensi
= 25640 watt/m
c)
= 65034 watt/m2
= 11945 watt/m2
INTERFERENSI YOUNG
Ќ1 – Ќ2 ) Ѓp +
Bila jarak SS1 dan SS2 sama maka fasa gelombang di S1 Ќ1Ѓ
sama dengan fase gelombang di S2 Ќ2Ѓ
S
S2
S1
LayarΔr
r1
Lr2
P
a θθ
Sehingga :
Ќ2 ( Ѓp – ЃS2 ) – Ќ1 ( Ѓp – ЃS1 )
{ Ќ2 Ѓ2 – Ќ1Ѓ1 }
Bila ukuran celah S1 dan S2 sama, maka iridiansi yang keluar dari celah mestinya
sama pula.
I1 = I2 = I0
Jadi :
dengan
Bila jarak layer L >>> jarak antar celah maka : Δr a sin θ
Interferensi maksimum terjadi bila cos2 δ/2 = 1, δ = m2
k = m2
Interferensi minimum terjadi bila : cos2 δ/2 = 0
δ = k = ( 2 m + 1 )
Ќ1Ѓ = Ќ2Ѓ Ќ1Ѓ Ќ2Ѓ
Pola interferensi di seantaro ruang dapat diperoleh secara grafis dengan me muka
gelombang yang berinterferensi.
S = beda fase kedua gelombang di titik P
S = k (r2 – r1 ) + beda fase
Interferensi maksimum bila :
= m2
Interferensi minimum bila :
= (2m + 1)
ΔҮ max
S1
S2
r1
r2
P
Contoh :
untuk sinar datang normal
Lapisan
Minyak
air
Beda lintasan 1 dan 2 :
S = k1 2t + r + n
k1 = untuk m S = 2m
n1 =
t =
t= (m=1)
KOHERENSI TEMPEROL
Sumber yang biasa kita kenal “ monokromatik “ sebetulnya merupakan
kumpulan untaian gelombang (wair train) harmonik dengan panjang gelombang
terbatas.
Panjang yang terbatas ini memasukkan harmonik-harmonik lain ke dalam
spectrum frekuensinya --- spectrum untai.
Gelombang ini tidak benar-benar monokromatik.
T0 g()
----------------------------------------------- transfer tokrier
---------------------------------------------- 0 =
(a). gelombang monokromatik murni spectrum frekuensi gel.
monokromati
0
T0
(b). Untaian gelombang dengan deviasi 0
Persamaan gelombangnya;
(bagian waktunya saja)
e i0t-0/2 t 0/2
F(t) =
di luarnya
g()
- 0 0
Catatan : sin cx =
Spectrum frekuensinya
g() = /2 sin c 0/2 ( - 0 )
g(0) = 0/2
lebar pita utama = + - - = 2 /0
g(±) = 2 / g(0)
Lebar pita berbanding tebalik dengan . untuk di dapat spectrum
monokromatik murni untuk gelombang mempunyai panjang temporal tak terbatas.
Lebar pita didapat fungsi delta diral untuk . untuk
gelombang mempunyai deviasi (impuls) semua frekuensi berperan.
Dalam berkas monokramatik yang kita punyai, untuk gelombang terpisah
(mdefedent) satu dengan yang lain ( masing – masing bergantung keadaan transisi
electron dalam atom sumbernya).
Beda fase nilai yang satu dan yang lain bersifat acak sulit untuk
mendapatkan berkas koheren. Sebagai ukuran kuantitatif, didefinisikan waktu
koherensi yang mengabaikan umur rata- rata untaian gelombang di dalam berkas.
Sejalan dengan ini di definisikan panjang koheren ( coherence length )
yaitu panjang untaian yang koheren
1t = c , t = temporal
Bila f adalah lebar spectrum frekuensi berkas, maka :
f = / 2 = 1 /
Mengingat maka f = c / maka f = c / 2
Jadi panjang koherensi : 1t = c = 2 /
Karena lebar spectral dapat di ukur, maka waktu koherensi dan panjang koherensi
dapat di perkirakan.
Contoh :
Cahaya tampak : 55 cm
Lebar spectrum : 400 nm < < 700 nm.
: = 300 nm
Panjang koherensi : 1t = 5502/300 1000 nm 2
Contoh lain :
Garis hijau merkuri : 540 nm
: 0,025 mm
: 1t 1,2 cm
Garis jingga kr86 : 606 mm
: 0,00047 nm
: 1t 78 cm
Laser CO : IR : 10,6 nm
: 10-5 nm
: 1t 11 km
KOHERENSI PARSIAL
Jika perbedaan fase antara dua gelombang adalah konstan, maka kedua
gelombang bersifat koheren. Dalam prakteknya kondisi ini hanya dapat dicapai
secara aproksimasi saja, karena itu diperkenalkan konsep koherensi parsial.
S1
sumber P
S2
Berkas yang kawat lintasan 1 di titik P dapat dituliskan :
Sama juga untuk kawat yang lewat S2 :
Perbedaan fase akibat beda lintasan diterjemahkan sebagai pergeseran waktu.
Karena letak titik P tetap, amaka dalam membinterferensinya, bagian ruangnya
tidak perlu kita tulis :
Ep (t) = E1 (t) + E2 (t + ) = E0iei + E02e i (t+ )
I radiasi di P
IP =
=
=
= I1 + I2 + 2
Bila kedua gelombang mempunyai polarisasi sama,
IP = I1 + I2 + + 2
Definisikan fungsi korelasi :
Dan fungsi korelasi ternormalisasi
Sehingga I radiasi di V menjadi
IP = I1 + I2 + 2
Bila > waktu koherensi maka diharapkan suku terakhir = 0
Bila < waktu koherensi maka ada kontribusi suku terakhir (suku interferensi)
karena itu seringkali disebut derajat koherensi
Ilustrasi :
Untuk mudahnya kita misalkan durasi tiapuntai adalah sama,yaitu . Jadi harga
rata-rata waktu koherensi juga . Persamaan untuk gelombang kita tulis : E (t) =
Eoe1
Dengan adalah fluktuasi acak masing-masing untai.
Bila (t) digambarkan sebagai fungsi waktu
x1(t) = kuning2
= hijau
x(t+ )
t0 2t0 3t0 4t0 t
2 32
(t) - (t + ) =
Hn bernilai acak diantara -2n dan 2. Fungsi korelasi ternormalisasi atau derajat
koherensi.
=
Untuk waktu pengamatan yang cukup besar maka T :
=
=
=
=
Kedua Hn = acak, maka untuk N yang besar
Jadi didapatkan
=
Iradiasi di P menjadi
Ip = I1 + I2 + 2
Untuk koherensi penuh maka
Untuk tidak koheren penuh
Untuk koherensi yang lain
Visibilitas frinji
Untuk koherensi penuhInkoherensi penuhContohDalam suatu percobaan interferensi seberkas cahaya dipecah menjadi dua bagian
dengan amplitudo sama. Kedua berkas kemudian digabungkan kembali setelah
melalui jalan yang berbeda. Panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah
541 nm dengan lebar spectrum 1 ampere beda lintasan 1.5 mm
a. tentukan visibilitas garis-garis interval yang terbentuk
b. jika beda lintasan dijadikan dua kalinya bagaimanakah visibilitas frinji
yang baru
Jawab:
panjang koherensi
a. visibilitas
b. untuk berkas tidak lagi koheren
I radiasi di P
Bila kedua gelombang mempunyai polarisasai sama
Definisikan fungsi korelasi
Dan fungsi korelasi ternormalisasi
Sehingga I radiasi di V menjadi
Bila > waktu koherensi maka diharapkan suku terakhir = 0
Bila < waktu koherensi maka ada kontribusi suku terakhir (suku interferensi)
karena itu seringkali disebut derajat koherensi.
Ilustrasi:
Untuk mudahnya kita misalakan durasi tiapuntai adalah sama, yaitu . Jadi harga
rata-rata waktu koherensi juga .Persamaan untuk gelombang kita tulis
Dengan adalah fluktuasi acak masing-masing untai
Misalkan gelombang merambat dalam arah z+ . Vektor gangguan terletak pada
bidang xy. Bentuk persamaan umum gelombang :
vektor Jones
Secara eksplisit :
…..(1)
dimana
………….(2)
Dari persamaan (1) didapat :
…..(3)
Dari persamaan (2) didapat :
, dimana
……(4)
Substitusi persamaan (3) ke persamaan (4):
2
22
sincos..2
aabb
xxyy
……(5)
Persamaan (5) ini disebut Persamaan Umum Gelombang Polarisasi.
Kasus khusus :
1.
Artinya (komponen x dan y sefase)
2).
gelombang terpolarisasi linear.
Ψy
3.) α = b = φo
Polarisasi lingkaran
Ψx
Ψy
α = 0
Gelombang terpolarisasi lingkaran tengah kiri (left handed circular
polarization)
4).
Untuk φ = sembarang, a dan b sembarang
Untuk melihat apa bentuk grafik yang diberikan oleh persamaan ini, kita lakukan
rotasi sumbu koordinat.
, atau
Subsitusikan ke persamaan umum
Persamaan sisanya menjadi :
Persamaan ellips tegak dalam koordinat akses dengan semi mayor/minor axis :
y
y 2x’
x
Ellips Miring
> 0, ellips miring tangan kiri
< 0, ellips miring tangan kanan
Ada beberapa bahan atau alat yang dapat mengubah polarisasi gelombang :
1). Polarisator
y
x
in
out
Untuk sumbu mudah sejajar dengan sumbu x maka polarisator dapat dinyatakan
dengan Matriks Tones
gelombang terpolarisasi linier dalam arah X
Polarisator dengan sumbu mudah / sumbu Y
Polarisator?
dan a = b = 1
Gelombang terpolarisasi linier membentuk sudut 45o dengan sumbu X
45o
y
x
in
outy
x
2. Phase Retarder
Laju rambat komponen X = laju rambat komponen Y
Ada penyelesaian phase yang tidak sama besar antara komponen X dan komponen
Y
Matriks untuk phase retarder
Contoh :
Sebuah gelombang .Melewati phase Retarder
Tentukan polarisator gelombang yang masuk dan keluar dari retarder.
Jawab :
terpolarisasi 450 linier
y
x
a = 1
b= 1
terpolarisasi lingkaran tangan kiri.
Bila berubah basar maka phase retarder disebut keeping
gelombang.
Bila berubah sebasar maka phase retarder disebut keping ½ gelombang.
3). Rotatormemutar polarisator polarisator sebesar