3.Fungsi Legendre - Website Staff...
-
Upload
nguyenphuc -
Category
Documents
-
view
278 -
download
7
Transcript of 3.Fungsi Legendre - Website Staff...
3.Fungsi Legendre3.1. Pengembangan fungsi Legendre3.2. Sifat-sifat Fungsi Legendre3.3. Legendre Asosiasi3.4. Harmonik Sferis3.5. Operator Momentum Angular
3.1. Pengembangan Fungsi Legendre
Fungsi Legendre dapat langsung dikembangkan dari basis fisika yakni elektrostatik:
1041
rq
πεϕ =
r r1
θ q
z=az
ϕ(3.1)
2/122
0
)cos2(4
−−+= θπε
ϕ ararqDalam koordinat polar r dan θ:
Dapat diekspansikan dalam polinomial Pn:
∑∞
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
00
)(cos4 n
n
n raPq θ
πεϕ
Disini Pn adalah polinomial Legendre dan dapat didefinisikan:
1||,)()21(),(0
2/12 <=+−= ∑∞
=
− ttxPtxtxtgn
nn
g(t,x) merupakan fungsi generator untuk polinomial Legendre
(3.3)
(3.2)
(3.4)
∑∞
=
− −=+−0
222
2/12 )2()!(2
)!2()21(n
nn txt
nntxt
Fungsi generator dapat diekspansikan:
∑∞
=
−−
=0
2 )2(!)!2(
!)!12(n
ntxtn
n
ntxt )2( 2−Ekspansi binomial dari menghasilkan deret dobel:
∑ ∑∞
= =
−−
−−=+−
0 022
2/12 )2()!(!
!)1()!(2
)!2()21(n
n
k
kknknn tx
knknt
nntxt
∑∑∞
= =
+−
−−=
0 02 )2(
)!(!!2)!2()1(
n
n
k
knknn
k txknkn
n
(3.4)
(3.5)
∑∑∞
= =
−−
−
−−−
−=+−0
]2/[
0
222
2/12 )2()!2()!(!2
)!22()1()21(n
n
k
nknkn
k txknknk
kntxt
Dapat diatur urutan sumasi:
(3.6)Bandingkan dengan (3.4) diperoleh:
∑=
−
−−−
−=]2/[
0
2
)!2()!(!2)!22()1()(
n
k
knn
kn x
knknkknxP (3.7)
Dapat dievaluasi langsung beberapa Pn(x) untuk n kecil.
1)(0 =xP
xxP =)(1
21
23)( 2
2 −= xxP
Kembali ke masalah elektrostatis, untuk kasus dipole:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
210
114 rr
qπε
ϕ
r2 r r1
θ q
z=az
ϕ
-q
z=-a
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
210
114 rr
qπε
ϕ
Diekspansikan sesuai cosinus, untuk (r>a) :
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−=
−− 2/122/12
0
cos21cos214 r
ara
ra
raq θθ
πεϕ
(3.8)
(3.9)
Jelas bahwa suku kedua serupa dengan pertama kecuali dengan mengganti a menjadi –a.
Gunakan (3.4) akan diperoleh:
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛= ∑∑
∞
=
∞
= 000
)1)((cos)(cos4 n
nn
nn
n
n raP
raPq θθ
πεϕ (3.10)
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛= ....)(cos)(cos
42 3
310 r
aPraPq θθ
πεϕ
Suku pertama (dan suku paling dominan kalau r>>>a) adalah :
21
0
)(cos42
rPaq θ
πεϕ =
Yang merupakan potensial dipol listrik yang sudah biasa dikenal. Disini 2aq merupakan momen dipol.
(3.11)
(3.12)
Pelajari sendiri:Multipol listrik linear
Polinomial Gegenbauer
∑∞
=+ −
=+− 02
1
2/1
2/12 )()!()21(
2n
nmnm
m
txTmtxtπ
+
+
+
+-
-
-
-
+
+
-
-
(3.13)
LatihanKembangkan potensial listrik dari deretan muatan yang membentuk kuadrupol:
Gunakan E = −∇ϕ untuk mendapatkan komponen-komponen medan listrik sebuah dipole listrik. Anggap r>>>a.
-2q q
z=az
q
z=-a
3.2. Sifat-sifat Fungsi Legendre
Hubungan Rekursi dan Sifat-sifat Khusus
2/12 )21(),( −+−= txtxtg
Seperti pada fungsi Bessel, fungsi generator pada polinomial Legendre dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan hubungan rekursi
Turunkan terhadap t:
∑∞
=
−=+−−
=∂
∂
0
12/32 )(
)21(),(
n
nn txnP
txttx
txtg
Dapat disusun menjadi:
0)()()()21(00
12 =−++− ∑∑∞
=
∞
=
−
n
nn
n
nn txPxttxnPtxt (3.14)
Seterusnya (buktikan!):
)()()1()()12( 11 xnPxPnxxPn nnn −+ ++=+
Inilah hubungan rekursi tiga suku seperti pada fungsi Bessel.
Misal untuk n=1:
)()(2)(3 021 xPxPxxP +=
Dari hal ini:)13()( 2
21
2 −= xxP
Nilai Pn(x) untuk orde n yang lebih tinggi secara iterasi.
(3.15)
Polinomial Legendre
)157063()(
)33035()(
)35()(
)13()(
)(1)(
3581
5
2481
4
321
3
221
2
1
0
xxxxP
xxxP
xxxP
xxP
xxPxP
+−=
+−=
−=
−=
==
Secara manual teknik menghitung polinomial Legendre dapat membosankan. Namun dengan komputer digital hal ini dapat mudah dilakukan:
)1/()]()([)()(2)( 111 +−−−= −−+ nxPxxPxPxxPxP nnnnn (3.16)
Persamaan Diferensial
∑∞
=
=+−
=∂
∂
02/32 )('
)21(),(
n
nn txP
txtt
xxtg
Sifat-sifat lain polinomial Legendre dapat diperoleh dengan diferensiasi fungsi generator:
0)()(')21(00
2 =−+− ∑∑∞
=
∞
= n
nn
n
nn txPttxPtxt
atau
(3.17)
dari hal ini:
)()('2)(')(' 11 xPxxPxPxP nnnn +=+ −+(3.18)
Diferensiasikan (3.15) terhadap x kemudian kalikan dua dan gabung dengan persamaan (3.18), didapat:
)()12()(')(' 11 xPnxPxP nnn +=− −+ (3.19)
Gabungan (3.15) dan (3.19) menghasikan macam-macam relasi, diantaranya:
)(')()1()(' 1 xxPxPnxP nnn ++=+
)(')()(' 1 xxPxnPxP nnn +−=−
)()()(')1( 12 xnxPxnPxPx nnn −=− −
)()1()()1()(')1( 12 xPnxxPnxPx nnn ++−+=−
(3.20)
(3.21)
(3.22)
(3.23)
Diferensiasikan (3.22) dan gunakan (3.21) untuk menghilangkan P’n-1(x) diperoleh p.d. orde-2:
0)()1()('2)(")1( 2 =++−− xPnnxxPxPx nnn (3.24)
Persamaan terakhir inilah yang disebut dengan persamaan diferensial Legendre.
Dalam banyak kasus di Fisika, pers. Legendre sering juga dinyatakan dalam diferensiasi terhadap θ, dengan x = cos θ
0)(cos)1()(cossinsin
1=++⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ θ
θθθ
θθ nn Pnnd
dPdd
(3.25)
∑∞
=
− =+−=0
2/12 )()21(),(n
nn txPtxtxtg
Kembali ke fungsi generator:
Untuk x=1, dapat dievaluasi:
∑∞
=
− =−
=+−=0
2/12
11)21()1,(
n
ntt
tttg
Dapat disimpulkan:
1)1( =nP
Juga dapat dibuktikan dengan cara serupa:n
nP )1()1( −=−
(3.26)
(3.27)
Bila x=0, maka dapat dievaluasi:
∑∞
=
− =+=0
2/12 )0()1()0,(n
nn tPttg
Sementara kita ketahui bahwa:
....!2
)12....(3.1)1(....1)1( 24832
212/12 +
−−+++−=+ − n
nn t
nnttt
Maka:
0)0(!)!2(
!)!12()1(!2
)12....(3.1)1()0(
12
2
=
−−=
−−=
+n
nn
nn
Pn
nnnP
(3.28)
Paritas
Dapat dibuktikan dengan mudah bahwa:g(-t,-x) = g(t, x)Pn(-x) = (-1)nPn(x)
(3.29)(3.30)
LatihanLihat Arfken
1. Tunjukkan bahwa
Petunjuk dalam koordinat polar sferis:
2. Tunjukkan bahwa:
Hasil ini bermanfaat untuk menghitung muatan terinduksi pada bola metal oleh suatu muatan titik q.
21
1
)(cos)1()(cos+
++ +−=⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
∂∂
nn
nn
rPn
rP
zθθ
θθθ
∂∂
−∂∂
=∂∂
rrz1sincos
∑∞
=
+=+−−
02/32
2
)()12()21(
1n
nn txPn
ttxt
Ortogonalitas Fungsi LegendrePersamaan differensial Legendre (3.24):
dapat ditulis:
Kalikan dengan Pm(x) kemudian integrasi dengan batas -1 sampai 1, didapat:
0)()1()('2)(")1( 2 =++−− xPnnxxPxPx nnn
0)()1()](')1[( 2 =++− xPnnxPxdxd
nn
∫
∫
−
−
+−+=
=⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ −−−
1
1
1
1
22
)()()]1()1([
)](')1[()()](')1[()(
dxxPxPnnmm
dxxPxdxdxPxPx
dxdxP
mn
mnnm
(3.31)
(3.32)
Karena faktor (1-x2) maka suku sebelah kiri =0, sehingga:
Untuk m ≠ n, maka:
tampak ortogonalitas pada interval [-1,1]. Masih harus dihitung untuk m=n, jelas integral tidak sama dengan nol.
Bagaimana mencarinya?
0)()()]1()1([1
1
=+−+ ∫−
dxxPxPnnmm mn
0)()(1
1
=∫−
dxxPxP mn (3.33)
Dari fungsi generator:
Integrasikan dari x=-1 sampai 1, maka suku bersilang akan menjadi nol, sehingga:
Misalkan y = 1-2tx+t2, didapat:
2
0
12 )()21( ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛=+− ∑
∞
=
−
n
nn txPtxt
[ ]∑ ∫∫∞
= −−
=+− 0
1
1
221
12 )(
21 nn
n dxxPttxt
dx
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−+
==+− ∫∫
+
−− tt
tydy
ttxtdx t
t 11ln1
21
21
2
2
)1(
)1(
1
12 (3.35)
(3.34)
Ekspansikan dalam deret pangkat:
Sehingga dapat disimpulkan (bandingkan 3.34 dan 3.36):
Jadi:
∑∞
= +=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−+
0
2
122
11ln1
n
n
nt
tt
t
[ ]12
2)(1
1
2
+=∫
− ndxxPn
(3.36)
(3.37)
nmnm ndxxPxP ,
1
1 122)()( δ+
=∫−
Definisi alternatif untuk polinomial Legendre
Pelajari sendiri formula Rodrigues
nn
nn xdxd
nxP )1(
!21)( 2 −⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛= (3.38)
Latihan:
Cek untuk beberapa n kecil.
Contoh-contoh penggunaan di Fisika
1. Medan Gravitasi BumiSalah satu penggunaan deret Legendre adalah untuk menjelaskan potensial gravitasi Bumi. Dengan R =radius equator = 6378,1 ± 0,1 km
Dapat ditulis:
22 /km001,0494,62 sR
GM±=
( ) ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−= ∑
∞
=
+
2
1 )(cos),(n
nn
rR
n ParR
RGMrU θθ
2. Bola dalam Medan Uniform
Problem: mencari potensial yang terdistorsi karena ada bola konduktor dengan radius r0.
zE
Potensial elektrostatik memenuhi pers. Laplace:
02 =∇ VGunakan metode separasi variabel (lihat. Fisika Matematika II) pada koordinat polar sferis:
(Mengapa tidak ada ketergantungan ϕ?)
Bagaimana mencari koefisien an dan bn? Gunakan syarat batas kondisi fisis.
∑∑∞
=+
∞
=
+=0
10
)(cos)(cosn
nn
nn
nn
n rPbPraV θθ
Bila medan original (tak terdistorsi) adalah E0 maka:
V(r ∞)=− E0z =− E0 r cos θ= − E0 r P1(cos θ)
Karena deret Legendre adalah unique maka dapat disimpulkan:
an = 0, untuk n>1a1 = − E0
∑∑∞
=+
∞
=
+=0
10
)(cos)(cosn
nn
nn
nn
n rPbPraV θθ
Kita dapat memilih pada bola konduktor dan bidang θ =π/2 potensial =0, sehingga:
Supaya hal ini bisa terjadi maka semua koefisien Pn(cos θ) harus nol.
a0 = b0 = 0bn = 0 untuk n ≥ 2
zE
0
)(cos)(cos)(2
10
10020
1
0
000
=
+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−++== ∑
∞
=+
nn
nn r
PbPrErb
rbarrV θθ
Dan juga b1 = E0r03
Potensial elektrostatik (di luar bola) menjadi:
Pada teori Medan Elektromagnetik, hasil yang sama dapat dikerjakan dengan metode bayangan (detail lihat Jackson).
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−−=
+−=
3
30
10
2
300
10
1)(cos
)(cos)(cos
rrrPE
rrErPEV
θ
θθ
Sebagai informasi tambahan, kerapatan muatan permukaan terinduksi dapat dihitung:
Momen dipole listrik terinduksi:
θεεσ cos3 0000
ErV
rr
=∂∂
−==
003
04 ErP επ=
Pelajari sendiri
3. Potensial Listrik Muatan Cincin
3.3. Fungsi Legendre Asosiasi
Fungsi Legendre Asosiasi dapat dikembangkan dari fungsi Legendre:
0)()1()('2)(")1( 2 =++−− xPnnxxPxPx nnn
Diturunkan sebanyak m kali akan diperoleh:0)1)((')1(2")1( 2 =++−++−− umnmnumxux
Dengan: )(xPdxdu nm
m
≡
(3.39)
Sekarang kalau kita ambil:
)()1()()1()( 2/22/2 xPdxdxxuxxv nm
mmm −=−= (3.40)
Masukkan ke (3.31) (latihan!!!) akan diperoleh:
01
)1('2")1( 2
22 =⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−++−− vx
mnnxvvx
Pers. (3.33) merupakan p.d. Legendre asosiasi yang akan kembali menjadi Legendre bila m=0.
Dalam koordinat polar, Legendre asosiasi menjadi:
(3.41)
0sin
)1(sinsin
12
2
=⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−++⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ vmnn
ddv
dd
θθθ
θθ(3.42)
Solusi reguler, dilabelkan kembali Pmn(x) adalah:
)()1()()( 2/2 xPdxdxxPxv nm
mmm
n −=≡
Beberapa fungsi Legendre asosiasi:
θ
θθ
θθ
θ
θθ
θ
32/3233
2223
2232/122
231
3
2222
2/1212
2/1211
sin15)1(15)(
sincos15)1(15)(
sin)1cos5()1)(15()(
sin3)1(3)(
sincos3)1(3)(
sin)1()(
=−=
=−=
−=−−=
=−=
=−=
=−=
xxP
xxxP
xxxP
xxP
xxxP
xxP
(3.43)
dan dihubungkan dengan:)(xPmn )(xP m
n−
)()!()!()1()( xP
mnmnxP m
nmm
n +−
−=−
dan jelas bahwa:
)()(0 xPxP nn =
Terdapat juga fungsi generator untuk Legendre Asosiasi, namun amat sangat jarang digunakan di Fisika.
(3.44)
(3.45)
Hubungan Rekursi:Karena ada dua indeks (n dan m) maka ada macam-macam variasi hubungan rekursi. Beberapa diantaranya dapat dilihat di Arfken.
Misal:m
nm
nm
n PnmPnmxPn 11 )1()()12( +− +−++=+ (3.46)
Paritas Fungsi Legendre Asosiasi:
)()1()( xPxP mn
nmmn
+−=−
Ortogonalitas Fungsi Legendre Asosiasi:
qpm
qmp mq
mqq
dxxPxP ,
1
1 )!()!(
122)()( δ
−+
+=∫
−
atau dalam koordinat polar:
qpm
qmp mq
mqq
dPP ,
1
1 )!()!(
122sin)(cos)(cos δθθθθ
−+
+=∫
−
(3.47)
(3.48)
(3.49)
Contoh kasus di Fisika:Medan induksi magnet dari loop arus
ϕ
dλ
x
y
z
r
θ
I
Potensial vektor:
rIdd λ
πμ4
0=A
Dari argumentasi simetri tampak bahwa A hanya mempunyai komponen ϕ0 dan independen dari ϕ.
A
),(ˆ0 θϕ ϕ rA=A
(3.50)
(3.51)
Persamaan Maxwell:
,JH =×∇ ,0/( =∂∂ tD pada satuan MKS)
Karena maka:ABH ×∇==0μJA 0μ=×∇×∇
Disini J adalah rapat arus. Pada masalah ini nilai J adalah nol kecuali pada loop itu sendiri. Jadi untuk yang jauh dari loop:
0),(ˆ0 =×∇×∇ θϕ ϕ rA
Dalam koordinat sferis:
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡
∂∂
−∂∂
−∂∂
−∂∂
−=×∇×∇ )(cot112ˆ),(ˆ22
2
22
2
00 ϕϕϕϕ
ϕ θθθ
ϕθϕ Ar
Arr
Arr
ArA
= 0
(3.52)
(3.53)
(3.54)
(3.55)
)()(),( θθϕ Θ= rRrAGunakan metode separasi variabel:
Didapat
0sin
)1(cot
0)1(2
22
2
2
22
=Θ
−Θ++Θ
+Θ
=+−+
θθθ
θnn
dd
dd
RnndrdRr
drRdr (3.56)
(3.57)
Persamaan yang kedua merupakan Legendre asosiasi dengan m=1
)(cos)( 1 θθ nP=Θ
Konstanta separasi n(n+1) dipilih untuk membuat solusi ini well behaved.
(3.58)
Solusi trial R(r) = rα , didapat α = n, −n − 1. Solusi pertama divergen ketika r→∞. Sehingga solusi yang sesuai:
)(cos)(cos 11
11 θθϕ n
n
nnnn
n PracP
rbA
+
+ ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛==
dan:
∑∞
=
+
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
1
11
)(cos),(n
n
n
n PracrA θθϕ
Dari potensial vektor ini dapat dicari medan magnet (latihan!!)
(3.59)
(3.60)
3.4. Harmonik Sferis
Dalam separasi variabel dari (a) pers. Laplace, (b) pers. gelombang klassik bergantung ruang, dan (c) pers. gelombang Schrodinger untuk gaya sentral,
0)(22 =+∇ ψψ rfkKetergantungan angular datang sepenuhnya dari operator Laplacianadalah:
0)()1()(sin
)(sinsin
)(2
2
2 =ΘΦ++ΦΘ
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ΘΦ ϕ
ϕϕ
θθ
θθ
θθϕ nn
dd
dd
dd
(3.61)
(3.62)
22
2 )()(
1 md
d−=
ΦΦ ϕ
ϕϕ
Ketergantungan azimutal:
Dengan solusi:
ϕϕϕ imim ee ,)( −=Φ
Yang memenuhi kondisi ortogonalitas:
21
21,
2
0
2 mmimim dee πδϕ
πϕϕ =∫ −
(3.63)
(3.64)
(3.65)
Dapat dibuktikan dengan argumentasi fisis (misal dalam elektrostatik dan kuantum) bahwa m harus merupakan bilangan bulat (buktikan!)
ϕ
πϕ ime
21)( =Φ
Pers. (3.56) menuntun kepada:
yang merupakan ortonormal (ortogonal dan ternormalisasi) terhadap sudut azimuth ϕ
(3.66)
Ketergantungan pada Sudut:
Kita lihat kembali ortogonalitas fungsi Legendre Asosiasi pada pers. (3.48) atau (3.49). Kita dapat definisikan fungsi ortonormal dari Legendre asosiasi, yakni:
)(cos)!()!(
212)(cos θθ m
nm
n Pmnmnn
+−+
=P (3.67)
φθπ
φθ immn
mmn eP
mnmnnY )(cos
)!()!(
412)1(),(
2/1
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+−+
−≡
Ketergantungan pada sudut dari solusi pers. (3.62) menjadi:
)()(cos ϕθ ΦmnP
Hal terakhir disebut Harmonik sferis, yang dapat ditulis menjadi:
(3.68)
Disini dimasukkan suku fasa (-1)m untuk menyesuaikan dan memudahkan pada perhitungan real di banyak kasus Fisika.
ϕ
ϕ
ϕ
θπ
φθ
θπ
φθ
θπ
φθ
θπ
φθ
πφθ
i
i
i
eY
eY
Y
eY
Y
2222
11
01
11
00
sin396
5),(
sin83),(
cos43),(
sin83),(
41),(
=
+=
=
−=
=
−−
Tabel beberapa Harmonik Sferis:
Selengkapnya dapat dilihat di Arfken.
3.5. Operator Momentum Angular
Dalam Mekanika Kuantum, konsep momentum angular memegang peran yang sangat penting serupa dengan yang terjadi pada Mekanika Klassik, disini momentum angular dihubungkan dengan torsi. Namun dalam Mekanika Kuantum kita mengeksplorasi Hamiltonian klassik yang hanya tergantung pada momentum angular.
z
x
y
L=r×p
θ
φ
Posisi partikel R,θ,ϕmomentum p
Sekarang perhatikan sebuah partikel klassik yang bergerak dalam permukaan bola, partikel boleh kemana saja selama tetap berada jarak konstan R dari pusat bola. Jadi variabel yang tersisa dalam koordinat polar hanya (θ,ϕ).
Dalam kasus ini momentum selalu tegak lurus posisi:p•r = 0
Vektor momentum angular klassik:L = r×p
Sekarang kita lihat kuadrat dari momentun angular:
L2 = (r×p)• (r×p)= (r•r)(p•p) − (r•p)(p•r) = r2p2 = R2p2
Tidak ada energi potensial pada masalah ini, hanya energi kinetik. Hamiltonian untuk gerakan ini:
dengan I merupakan momen inersia. I
LmRL
mpH
222
2
2
22
===
Definisi klassik untuk momentum angular L = r×pmemberikan komponen:
yzx zpypL −=
zxy xpzpL −=
xyz ypxpL −=
)/( xipx ∂∂−= h
∇−= hip
Operator momentum seperti biasanya ditulis:
atau dalam tiga dimensi
hSekarang dapat kita evaluasi beberapa komutator:
[Lx , z] = [ypz − zpy , z] = y [pz , z] = −i y
[Lx , pz] = [ypz − zpy , pz] = − [z, pz] py = −i py
[Lx , x] = 0
[Lx , px] = 0
dan masih banyak lagi komutator serupa.
h
hipx x =],[ hipy y =],[ hipz z =],[
Hubungan ini dapat diringkas:* posisi dan momentum:
, juga dan
[x, py] = 0, juga [x, pz]=[y, px]=[y, pz]=[z, px]= [z, py]=0
xiLzziLyyiLx
yiLzxiLyziLx
LzLyLx
yxz
xzy
zyx
hhh
hhh
−=−=−=
===
===
],[;],[;],[
],[;],[;],[
0],[],[],[
xyzzxyyzx
yxzxzyzyx
zzyyxx
piLppiLppiLp
piLppiLppiLp
LpLpLp
hhh
hhh
−=−=−=
===
===
],[;],[;],[
],[;],[;],[
0],[],[],[
x
y
z
* posisi dan momentum angular:
* momentum dan momentum angular:
zyx
zxxxzxxyx
Lixpiypi
pLxpzLxpzpLLL
hhh =+−=
−=−= ],[],[],[],[
yxzxzy LiLLLiLL hh == ],[dan],[
x,y,zi,j,k LiLL kijkji == dengan ],[ εh
1
2
3
Sekarang kita gunakan komutator-komutator tersebut untuk menyelesaikan hubungan komutasi antar komponen L.Misalnya:
Dengan mudah dapat dibuktikan juga:
Secara simbolik dapat ditulis:
εijk adalah Levi civita yang bernilai +1 untuk permutasi genap/ siklis (123, 231, 312) dan −1 untuk permutasi ganjil/ antisiklis (132, 321, 213), serta bernilai nol kalau ada indeks yang sama.
2222zyx LLL ++=L
],[],[],[ 222222zyxzzyxz LLLLLLLL +=++=L
yzyzyyxzxzxx LLLLLLLLLLLL ],[],[],[],[ +++=
0=++−−= yxxyxyyx LLiLLiLLiLLi hhhh
Sekarang kita lihat kuadrat dari momentum angular
Evaluasi komutator berikut:
Dapat dibuktikan juga berlaku untuk Lx dan Ly
0],[ 2 =iLL , i=x,y,z
Karena L2 berkomutasi dengan semua komponen momentum angular, kita dapat temukan eigenstate simultan dari L2 dan salah satu komponen L.
Biasanya dipilih L2 dan Lz. Anggap harga eigen masing-masing λ dan m :
L2 |λm⟩ = λ |λm⟩Lz |λm⟩ = mħ |λm⟩
Dalam representasi (θ,ϕ) fungsi eigen:
⟨θ,ϕ|λm⟩ = ψλm(θ,ϕ)
Kita dapatkan:
⟨θ,ϕ| L2|λm⟩ = λ ⟨θ,ϕ|λm⟩⟨θ,ϕ|Lz|λm⟩ = mħ ⟨θ,ϕ|λm⟩
Untuk menyelesaikan masalah ini, maka perlu menyatakan L2 dan Lz dalam representasi (θ,ϕ).
Berikut akan dibuktikan bahwa representasi ⟨θ,ϕ|λm⟩ atau ψλm(θ,ϕ) adalah harmonik sferis ),( φθλ
mY
L2 dan Lz dalam representasi (θ,ϕ):
ϕ∂∂
−= hiLz
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡∂∂
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
∂∂
∂∂
−= 2
2
222
sin1sin
sin1
ϕθθθ
θθhL
Tampak bahwa:
),(),( φθφθ ml
mlz YmYL h=
),()1(),( 22 φθφθ ml
ml YllY h+=L
Pendekatan Operator Secara Umum
Sekarang kita tinjau metode operator, sebut saja triplet operator momentum angular Jx, Jy, Jz yang tidak tergantung pada representasi. Ketiga operator ini tidak terbatas pada Lx, Ly, Lz yang didefinisikan dari hubungan Klassik.
Hubungan komutasi:[Jx, Jy] = iħJz x,y,z siklis
Kita definisikan:J2 = Jx
2 + Jy2 + Jz
2
Maka, seperti sebelumnya:[J2, Ji] = 0, i= x, y atau z
Sekarang kita pilih eigenstate yang merupakan eigenstate simultan untuk J2 dan Jz dengan harga eigen λJ dan mħ.
J2 |λJ m⟩ = λJ |λJ m⟩Jz |λJ m⟩ = mħ |λJ m⟩
Lalu kita definisikan operator non-hermitian:J+ = Jx + iJyJ− = Jx − iJy
Komutasi dengan Jz dapat dengan mudah dievaluasi:
[Jz, J+] = ħJ+ ; [Jz, J−] = − ħJ−[J+, J−] = 2ħ Jz
Lebih lanjut dapat dibuktikan (latihan!)J+ J− = J2 − Jz
2 + ħJzJ− J+ = J2 − Jz
2 − ħJz
Pengenalan pada J+, J− tidaklah begitu aneh, karena serupa pada kasus operator tangga naik/turun dalam osilator harmonis (akan dibahas pada bab berikutnya)
Dari relasi komutasi, diperoleh JzJ+ = J+ (Jz + ħ)
Sehingga:JzJ+ |λJ m⟩= J+ (Jz + ħ) |λJ m⟩ = (m+1) ħ J+|λJ m⟩
Tampak bahwa J+|λJ m⟩ merupakan eigenstate dari Jz yang memiliki harga eigen (m+1) ħ. Oleh karena itu J+ disebut sebagai operator tangga naik.
Hal serupa dapat dibuktikanJzJ− |λJ m⟩= (m−1) ħ J−|λJ m⟩
Jadi J− merupakan operator tangga turun.
Dapat ditulis: J+ |λJ m⟩= cλJ m |λJ m+1⟩J− |λJ m⟩= dλJ m |λJ m−1⟩
Dengan c dan d merupakan konstanta yang harus dihitung.
Sebelum menghitung itu kita lihat bahwa nilai mpunya batas bawah dan batas atas. Hal ini secara mudah dibuktikan dengan kenyataan bahwa harga ekspektasi Jx
2 + Jy2 tidak bisa negatif, atau:
0 ≤ ⟨λJ m|Jx2+Jy
2|λJ m⟩ = ⟨λJ m|J2−Jz2|λJ m⟩=λJ −(mħ)2
Jadi (mħ)2 ≤ λJ, artinya untuk nilai λJ tertentu nilai mdibatasi, yakni ada mmin dan mmax.
Di atas mmax tidak ada keadaan lagi, artinya:J+ |λJ mmax⟩ = 0
dan jugaJ− J+|λJ mmax⟩ = 0
atau (J2 − Jz2 − ħJz) |λJ mmax⟩ = 0,
hal ini memberikan:λJ − mmax (mmax+1) ħ2 = 0
Hal serupa dari kenyataan tidak ada lagi keadaan di bawah mmin, maka J− |λJ mmin⟩ = 0, diperoleh:
λJ − mmin (mmin−1) ħ2 = 0
Kedua persamaan digabung, diperoleh:mmax (mmax+1) = mmin (mmin−1)
Salah satu solusi persamaan ini: mmin = mmax+1, hal ini tentu saja tidak mungkin. Solusi yang benar adalah:
mmax = − mmin
Misal mmax = j, makaλJ= j(j +1) ħ2
Hasil terakhir ini sangat mirip dengan harga eigen L2 yang dikerjakan (dengan susah payah!) menggunakan cara diferensial.
Tetapi apakah J dan L sama persis? Ternyata tidak, bahkan akan ada kejutan disini.
Nilai j tidak boleh sembarang, hal ini terlihat:mmax − mmin = j − (−j) = 2j
Karena mmax − mmin selalu bulat positif atau nol, maka 2j demikian juga.
Artinya j bisa bulat, nol atau setengah-bulat (half-integer).
Kondisi j yang dapat mempunyai nilai setengah-bulat ini agak mengejutkan karena berbeda dengan l dari L2 yang hanya boleh bernilai bilangan bulat positif atau nol. Jadi tampak bahwa J2 dan L2 sedikit berbeda.
Apakah fisisnya ada untuk kasus j setengah bulat (yang secara Klassik tidak ada analoginya)? Ternyata ada yaitu untuk momentum angular spin.
Selanjutnya L disebut sebagai momentum angular orbital, S disebut sebagai momentum angular spin. Sedangkan momentum angular J merujuk ke L, S, atau jumlah keduanya.
Sekarang kita evaluasi nilai konstanta c dan d. Keadaan |λJ m⟩ kita tulis saja sebagai |jm⟩.
Karena J− = ++J
maka⟨jm| J− J+|jm⟩ = ⟨( J+)jm| J+|jm⟩ = |cjm|2
Sementara ⟨jm| J− J+|jm⟩ = ⟨jm| J2 − Jz
2 − ħJz |jm⟩= j(j+1)ħ2 − m2 ħ2−ħmħ
Jadi cjm = ħ [j(j+1) − m(m+1)]½
Evaluasi J+J− pada |jm⟩ akan menghasilkandjm = ħ [j(j+1) − m(m−1)]½
Dapat diringkas untuk kedua operator tangga
>++−+>=+ 1|)1()1(| jmmmjjjmJ h
>−−−+>=− 1|)1()1(| jmmmjjjmJ h
Pelajari Sendiri
Teorema Adisi untuk Harmonik SferisIntegral dari hasil kali 3 Harmonik SferisFungsi-fungsi Legendre Jenis Kedua
Bab 04