Web viewKarenanya ƒ adalah keseragaman continue didalam K, dan disana selalu ada δ > 0...
Embed Size (px)
Transcript of Web viewKarenanya ƒ adalah keseragaman continue didalam K, dan disana selalu ada δ > 0...

ANALISIS MATEMATIKA
NAMA : NURUL CHAIRUNNISA UTAMI PUTRINIM : 1620070008FAK / JUR : SAINS & TEKNOLOGI / MATEMATIKA
http://roelcup.wordpress.com
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA TIMUR

2010Definisi 6.1 : (Definisi Partisi)
Misalkan selang tertutup [a ,b]→ selang yang di berikan.
Partisi P dari selang [a,b] adalah sebuah himpunan berhingga dari titik-titik x0 ,x1 , x2,…, xn , dimana
a=x0 , x0≤x1≤…≤ xn−1≤xn=b
di ilustrasikan dengan gambar.
Paling sedikit anggota partisi = 2 , yaitu a dan b. atau x0danx1
jarak antara dua partisi terdekat ialah : ∆ x i=x i−x i−1 (i=1,2,3 ,…,n)
contoh → ∆ x3=x3−x2
di ilustrasikan dalam bentuk kurva.
Dari fungsi ƒ.
Batas atas → di atasM 2tak berhingga banyak. Kalau continue, berarti batas atasnya di M 2 .
f (x¿¿n)¿ ƒ
f (xn−1)
M 2=f (x2)
m2= f (x1)
M 2
ƒ(x¿¿0)¿
a=X 0X1 X2 Xn−1b=Xn
a= X1 X2 X n−1 b=

M i =ƒ (x )untuk (¿x i−1≤ x ≤ x i)¿ ¿
mi=inf ƒ ( x )untuk (x i−1≤ x≤ xi)
Misalkan
M 2 =ƒ( x )untuk (x1≤x ≤x2)
m2=inf ƒ ( x )untuk (x1≤ x≤ x2)
Maka
U ( p ,ƒ )=∑i=1
n
M i Δ xi=¿M 1Δ x1+M 2Δ x2+…+M n Δ xn¿
L (p , ƒ )=∑i=1
n
miΔ x i=¿m1 Δ x1+m2Δ x2+…+mn Δ xn¿
L (p ,ƒ )≤U ( p ,ƒ )
ƒ
a b
P = {x0 , x1}
→U ( p ,ƒ )=M 1Δ x1
→L (p , ƒ )=miΔ x i

P = {x0 , x1} ƒ
f (x2)
f (x2 )
f (x2)
a=x0 x1b=x2
U ( p ,ƒ )=M 1Δ x1+M 2Δ x2=L
L (p ,ƒ )=m1Δ x1+m2 Δ x2=L
Maka makin sedikit partisinya
L (p ,ƒ ) kecil ,U ( p ,ƒ )besar .
Integral atas
∫a
−b
f (x)dx=inf U (P ,ƒ )
Integral bawah
∫−a
b
f (x)dx =L (P ,ƒ) ¿
Jika

∫a
−b
f (x)dx=∫−a
b
f (x)dx
inf U (P ,ƒ )=L (P ,ƒ ), maka sebagai ƒ terintegral Riemann, yang di tulis dengan ƒ∈R (α )
Dengan R= Himpunan fungsi-fungsi yang terintegral Riemann
M m≤ƒ(x )≤ M (a≤ x≤b)
ƒ
ƒ(b)
ƒ(x)
ƒ(a)
m(b−a)
0
a b
untuk setiap P
m (b−a )≤L (p ,ƒ )≤U (p ,ƒ )≤M (b−a )
Definisi 6.2 :
Misalkan α menjadi a monoton naik di selang[a ,b] (jika α (a) dan α (b)adalah terbatas, sehingga α di batasi selang[a ,b]¿. Sesuai dengan masing-masing partisi P dan [a ,b] ,maka :
∆ αi=α (x i )−α (xi−1 )
Jelas bahwa ∆ αi ≥ 0. Untuk setiap fungsi real ƒ yang dibatasi oleh selang [a,b] sehingga :
U (P ,ƒ ,α )=∑i=0
n
M i∆α i
L(P ,ƒ ,α )=∑i=0
n
mi∆α i

Dimana M i dan mimemiliki kesamaan seperti yang dijelaskan pada defiinisi 6.1, dan didapat
∫a
−b
f dα=inf U (P ,ƒ ,α )…(5)
∫−a
b
f dα =L (P ,ƒ , α ) …(6)
Inf dan sup adalah untuk semua partisi.
Jika yang di seblah kiri (5) dan (6) bernilai Sama, maka akan kita tandakan dengan :
∫a
b
fdα …(7)
Atau dengan :
∫a
b
f (x )d α (x)…(8)
Ini disebut Integral Riemann Stieltjes (bentuk sederhana dari integral Steiltjes) dari ƒ dengan α di [a,b]. jika (7) ada,. Jika (5) dan (6) bernilai Sama, dikatakan bahwa ƒ itu terintegral terhadap α,di persamaan Riemann, dan ditulis ƒ∈R (α ).
Jika ∫a
−b
f dα = ∫a
b
f d α , maka ƒ terintegral Stieltjes atau Riemann-Stieltjes terhadap α. Ditulis :
ƒ∈R (α ) .
Ket : R (α ) = himpunan fungsi-fungsi Riemann-Stieltjes
Jika α(x) = x, maka integral Riemann-Stieltjes akan menjadi antegral Riemann. Disebutkan dengan jelas, bahwa bentuk umum tidak continue.
Bebeapa kata mengatakan tentang notasi. Biasanya digunakan pada (7) untuk (8) karena x jika nampak di (8) tidak meambah pengertian apapun di (7). Itu tidaklah penting Karen hanya sebuah variable integral. Sebagai contoh pada (8) yaitu
∫a
b
f ( y )dα ( y )
Integral yang tergantung pada ƒ, α, a dan b, tapi tidak pada vaiabel integral yang boleh di hilangkan
Peran variable integral yaitu hanya sebagai tambahan ; terdapat 2 simbol

∑i=1
n
ci ,∑k=1
n
ck
Yaitu sama, karena c1+c2+…+cn.
Tentu saja tidaklah sulit memasukkan variable di integral dan dalam banyak bentuk mudah untuk di kerjakan.
Kita akan menyelidki adanya integral pada (7) kita asumsikan ƒ nyata dan terbatas, dan α
monoton naik di [a,b], jika kita tulis ∫ ,maka di tulis ∫a
b
.
Definisi 6.3 :
Dikatakan bahwa partisi P* adalah penghalus dari P,jika P*⊃ P (tentu saja, jika setiap titik pada P maka itu juga titik P*). Jika terdapat dua partisi, P1danP2 , maka di katakan bahwa P* adalah penghalus bersama jika P* = P1∪P2.
P* adalah Penghalus P jika P*⊃ P
P* adalah Penghalus bersama dariP1danP2 jika P* = P1∪P2
contoh : P = {x0 ,x1, x2,…, xn}
P* = {x0 ,x1 , x' , x2 ,…, xn} → Di tambahkan satu titik atau lebih dimana saja.
Definisi 6.4
Jika P* adalah Penghalus dari P, maka
L(P ,ƒ ,α)≤ L(P¿ , ƒ ,α) …(9)
Dan
U (P¿ ,ƒ , α)≤U (P ,ƒ ,α) …(10)
Bukti :
Untuk membuktikan persamaan (9), di asumsikan terlebih dahulu P* memuat satu titik lebih dari P. maka dikeahui banyak titik x* dan mengandaikan x i−1< x* < x i, dimana x i−1 dan x i adalah dua titik berurutan dari P. taruh

w1= inf ƒ(x) ¿≤x i ≤ x*),
w2= inf ƒ(x) (x* ≤ x ≤ x i).
Jelas bahwa w1 ≥ mi dan w2 ≥ mi , dimana, sebelumnya,
mi= inf ƒ(x) ¿≤ x ≤ x i)
Karenanya
L(P*, ƒ, α) – L(P, ƒ, α)
= w1[α(x*) – α (x i−1)] +w2[α ¿) - α(x*)] - mi[α¿) - α (x i−1)]
=(w¿¿1−mi)¿ [α(x*) – α (x i−1)] + (w¿¿2−mi)¿ [α ¿) - α(x*)] ≥ 0
Jika P* mempunyai titik k dari P, kita ulangi penyebab titik k dari (9). Buktinya itu adalah kebalikan dari (10)
Teorema 6.5
∫−a
b
f dα ≤∫a
−b
f d α
Bukti :
P* penghalus bersama dari dua partisi P1danP2. Dengan menggunakan teorema 6.4:
L(P1, ƒ, α) ≤ L(P*, ƒ, α) ≤ U(P*, ƒ, α) ≤ U(P2, ƒ, α).
Karenanya
L(P1, ƒ, α) ≤ U(P2, ƒ, α) …(11)
Jika P2 tetap dan suprimum diambil untuk semua partisi P1 , maka menghasilkan persamaan (11), menjadi:
∫−¿¿
❑ f d α ≤U (P2 , ƒ , α )… (12)
Teorema ini menjelaskan inf /minim ke atas untuk semua P2 di persamaan (12).
∫−a
b
f dα ≤inf U (P ,ƒ ,α ) .
Teorema 6.6

ƒ∈R (α ) pada interval [a,b] jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 dimana sebuah partisi a dari P sedemikian sehingga
U(P, ƒ, α) - L(P, ƒ, α) < ε …(13)
Bukti :
untuk setiap P kita misalkan
L(P ,ƒ ,α )≤ ∫−¿¿
❑ f d α ≤ ∫❑
−¿ f d α≤U (P, ƒ ,α ) . ¿
¿
Dan persamaan (13) menjadi
0≤ ∫❑
−¿ f dα−∫−¿ ¿
❑f dα< ε¿
¿
Karena , jika (13) dapat manghasilkanuntuk seiap ε > 0, maka didapat :
∫❑
−¿ f dα=∫−¿ ¿
❑f dα ¿
¿
Ini adalah, ƒ∈R (α ).
Sebaliknya, dimisalkan ƒ∈R (α ) dan di dapatε > 0 , kemudian partisi P1danP2 menjadi
U (P2 , ƒ ,α )–∫ f dα< ε2 …(14)
∫ f d α- L(P1, ƒ, α) < ε2 …(15)
Kita pilih P menjadi penghalus bersama dariP1danP2. Kemudian teorema 6.4, dengan (14) dan (15), sehingga menjadi:
U(P, ƒ, α) ≤ U(P2, ƒ, α) < ∫ f d α+ ε2 < L(P1, ƒ, α) + ε ≤ L(P, ƒ, α) + ε
Sehingga (13) untuk partisi P.
Teorema 6.6 telah selesai dengan criteria persaman untuk Integral. Sebelum menggunakannya, terlebih dahulu kita menyatakan beberapa fakta yang erat.
Teorema 6.7

a) Jika U(P,ƒ,α) - L(P, ƒ, α) <ε untuk beberapa partisi P dan ε>0, maka U(P,ƒ,α) <ε untuk semua penghalus P.
b) Jika U(P,ƒ,α) - L(P, ƒ, α) <ε berlaku untuk P = {x1, x2, x3 ,…, xn} dan jika si , ti adalah sembarang titik anggota [x i−1 , x i¿ maka
∑i=0
n
|f ( si )−ƒ ( ti )|Δαi<ε
c) Jika ƒ∈R (α )dan memenuhi hipotesis b), maka
|∑i=1n
ƒ (t i ) Δα i−∫a
b
ƒdα|<εBukti
a) Teorema 6.4 kebalikan dari a). Kita asumsikan bahwa didalam b),ƒ ( si )danƒ (ti ) keduanya di
anggap di dalam [mi ,M i ¿ , sedemikian sehingga |ƒ ( si )−ƒ (ti )| ≤ M i−mi.
Seperti
∑i=1
n
|ƒ ( s i )−ƒ (t i )|Δα i<U (P ,ƒ ,α )−L(P ,ƒ ,α )
P* penghalus P
L(P*, ƒ, α) ≥ L(P, ƒ, α)
U(P*, ƒ, α) ≤ U(P, ƒ, α)
{ U(P, ƒ, α) - L(P, ƒ, α) ≥ U(P*, ƒ, α) - L(P*, ƒ, α) } < ε
Sehingga terbukti b).
b) si∈ [ x i−1, x i ] {f ( si )≤ Mi
f ( si )≥mi
t i∈ [x i−1 , x i ] {f (t i )≤M i
f (t i )≥mi
{ ≤ M i−mi }
∑i=1
n
|ƒ ( si )−ƒ (t i )|Δα i<ε
c) mi ≤ ƒ (t i ) ≤ M i

Ketidaksamaan jelas nyata.
L(P ,ƒ ,α )≤∑i=1
n
ƒ (t i) Δαi≤U (P ,ƒ ,α )
L(P ,ƒ ,α )≤∫a
b
ƒdα ≤U (P ,ƒ ,α)
|∑i=1n
ƒ (t i ) Δα i−∫a
b
ƒdα|≤U (P ,ƒ ,α )−L (P ,ƒ ,α )<ε
Teorema 6.8
Jika ƒ continue pada [a,b] maka ƒ∈R (α )pada [a,b]
Bukti
ƒ∈R (α )⟺∀ ε>0 ,∃P pada [a ,b ]∋U (P ,ƒ ,α )−L(P ,ƒ ,α )<ε
ambil sembarang ε>0.
sehingga terdapat
∃ δ>0∋|ƒ (x )−ƒ(t)|<η
Untuk / jika ∈ [a ,b ] , t∈ [a ,b ] dengan |x−t|<δ
Karena ƒ continue seragam ( berdasarkan teorema 4.19), pilih
η>0∋ [α (b )−α (a ) ] .η<ε
Dibuat partisi P pada [a,b] ∋ ∆ x i<δ untuk ∀i
|ƒ (x i )−ƒ (x i−1 )|<ε
Sedangkan
M i−mi =ƒ ( x )−inf ƒ ( x )<η ¿

Dari hubungan diatas , maka diperoleh
U (P ,ƒ ,α )−L (P ,ƒ ,α )=∑i=1
n
(M i−mi ) Δαi
≤
η∑i=1
n
Δαi=η (α (b )−α (a))<ε
Teorema 6.9
Jika ƒ adalah fungsi monoton di [a,b] dan jika fungsi α adalah continue pada [a,b] , maka ƒ∈R (α ). ( kita asumsikan bahwa α adalah monoton )
Bukti
Ambil sebarang ε>0. Untuk semua bilangan asli positif n, pilih a sebagai partisi, sedemikian sehingga
Δαi=α (b )−α(a)
n (i=1,2,3 ,…,n)
Hal ini memungkinkan karena α continue (teorema 4.23)
Kita misalkan bahwa ƒ adalah naik monoton ( dapat di buktikan pada kasus lainnya ). Maka
M i=ƒ (xi ) , mi=ƒ (x i−1 ) (i=1,2,3,…,n)
Sehingga
U (P ,ƒ ,α )−L (P ,ƒ ,α )=α (b )−α (a)n ∑
i=1
n
[ƒ (x i )−ƒ ( xi−1 ) ]
¿α (b )−α (a)
n [ f (b )−f (a ) ]<ε
Nilai n tergantung pada ε .
P = {x0 ,x1, x2,…, xn}
Jika n di ambil cukup besar. Dari teorema 6.6 , ƒ∈R (α ) .

Teorema 6.10
Anggap f adalah terbatas di [a,b], f hanya terbatas banyak titik yang continue di [a,b] dan α adalah continue di setiap titik yang mana f discontinue. Maka ƒ∈R (α )
Bukti
Ambil sembarang ε > 0. Ambil M = Sup | f (x) |, Ambil sembarang E menjadi titik aturan dimana f adalah tidak continue (discontinue). Karena E terbatas dan α continue di setiap titik pada E, kita dapat menentukan E dengan banyak interval yang tidak berhubungan yang terbatas [u j , v j]⊂ [a ,b] seperti penjumlahan dari perbedaan koresponden α(v j )−α (u j)lebih rendah dari ε. Selanjutnya, kita akan meletakan interval ini seperti sebuah jalan dari setiap titik dari E∩(a .b) pada interior [u j , v j].
Perubahan tahap (u j , v j)dari [a, b]. Maksud pengaturan K adalah sisa. Karenanya ƒ adalah keseragaman continue didalam K, dan disana selalu ada δ > 0 seperti |ƒ(s) - ƒ(t)| < ε jika s∈K , t∈ K , |s−t|<δ.
Sekarang bentuk sebuah partisi P = {x0 ,x1 , x2 ,…, xn} dari [a,b], sebagai berikut :
Setiap u j di P. Setiap v j di P. Tidak ada titik dari tahap (u j , v j) di P. Jika x i−1 adalah satu dari u j
,maka ∆ x i<δ .
Catatan bahwa Mi - mi ≤ 2M untuk setiap i. setelah itu M i−mi≤ ε tidak rendah x i−1 yaitu satu dari u j. Karrenanya, seperti pada Bukti pada teorema 6.8,
U (P ,ƒ ,α )−L (P ,ƒ ,α )≤ [α (b )−α (a ) ] ε+2Mε
Karena ε itu tidak tentu, teorema 6.6 menunjukkan bahwa ƒ∈R (α )
Catatan : jika f dan α mempunyai sebuah titik yang discontinue, maka f tidak berubah menjadi R (α ) .

Teorema 6.11
Misalkan ƒ ∈R (α ) pada [a ,b ] , m≤f ≤ M , ϕ kontinue pada [m ,M ] , dan h ( x )=ϕ ( f ( x ) ) pada [a ,b ].
Bukti :
Y
f
M
ƒ ∈R (α )
m
X
a b
terdapat fungsi lain
Z fungsi kontinue ϕ
m M Y

h ( x )=ϕ ( f ( x ) )=h∈R (α )
catatan : Tidak harus keduanya Ter-Integral Riemann.
Karna walaupun salah satunya adalah fungsi kontinue, maka pada akhirnya ter-Integral Riemann juga.
Penjelasan :
Pilih ε>0. Ketika ϕ kontinue seragam pada [m ,M ] , terdapat δ>0 sedemikian sehingga δ<ε
dan |ϕ ( s)−ϕ(t)|<ε jika |s−t|≤δ dan s , t∈ [m ,M ] .
Karena ƒ ∈R (α ), dimana sebuah partisi P= {x0 , x1, x2 ,…, xn } pada selang [a ,b ] sedemikian sehingga
U (P ,ƒ ,α )−L (P ,ƒ ,α )=δ 2… (18 ) .
Ambil sembarang M i ,mi yang mempunyai arti atau pengertian yang sama dengan Defenisi 6.1, yaitu
M i =ƒ (x )untuk (¿x i−1≤ x ≤ x i)¿ ¿
mi=inf ƒ ( x )untuk (xi−1≤x ≤x i ) ,
Dan ambil sembarang M i¿ ,mi
¿ dapat disamakan dengan bilangan h. Untuk Bilangan 1 ,…,n dapat dibagi ke dalam dua bagian,yaitu :
i∈ A jikaM i−mi<δ , i∈B jikaM i−mi≥δ .
Untuk ∈ A , kita pilih δ untuk menunjukkan M i¿−mi
¿≤ ε.
Untuk i∈B, M i¿−mi
¿≤2K , dimana K =|ϕ (t )| ¿ , m≤t ≤ M . Dengan persamaan (18), kita dapat
δ∑i=B
∆α i≤∑i=B
(M i−mi )∆α i<δ2…(19)
Sehingga ∑i=B
∆α i<δ . jadi
U (P ,h ,α )−L (P ,h ,α )=∑i ϵA
(M i¿¿−mi
¿)∆α i+∑iϵB
(¿M i¿−mi
¿)∆αi ¿¿
≤ ε [α (b )−α (a ) ]+2Kδ<ε [α (b )−α (a )+2K ] .
Karena ε dapat berubah-ubah, teorema 6.6 membuktikan bahwa h∈R (α ).

SIFAT-SIFAT DARI INTEGRAL
Teorema 6.12
(a) Jika f 1∈R (α )dan f 2∈R (α ) pada [a ,b ] ,makaf 1+ f 2∈R (α )
cf ∈R (α )untuk setiap ckonstan ,dan
∫a
b
( f 1+ f 2 )dα=∫a
b
f 1dα+∫a
b
f 2dα ,
∫a
b
cf dα=c∫a
b
f dα .
(b) Jika f 1 ( x )≤ f 2 ( x ) pada [a ,b ] ,maka
∫a
b
f 1dα ≤∫a
b
f 2dα
(c) Jika f ∈ R (α ) pada [a ,b ]dan jika a<c<b ,maka f ∈ R (α ) pada [a , c ]dan pada [c ,b ] ,dan
∫a
c
f dα+∫c
b
f dα=∫a
b
f dα
Y
ƒ
X a b c
(d) Jika f ∈ R (α ) pada [a ,b ]dan jika |f (x)|≤M pada [a ,b ] , maka
|∫ab
f dα|≤ M [α (b )−α (a ) ] .
(e) Jika f ∈ R (α1 )dan f ∈ R (α2 ) ,maka f∈ R(α 1+α2), dan
∫a
b
f d (α1+α 2 )=∫a
b
f d α1+∫a
b
f d α 2
Jika f ∈ R (α ) dan c adalah bilangan konstan positif, maka f ∈ R (cα ) dan
∫a
b
f d ( cα )=c∫a
b
f dα

Bukti :
Jika f=f 1+ f 2 dan P adalah suatu partisi pada [a ,b] ,kita dapat
L (P , f 1 ,α )+L (P , f 2 , α )≤L (P , f , α )≤U (P , f , α )≤U (P , f 1 , α )+U (P , f 2, α )…(20)
jika f 1∈R (α ) dan f 2∈R (α ). Ambil sembarang ε>0. Dari partisi P j( j=1,2) sedemikian sehingga
U (P j , f j , α ) – L (P j , f j , α )<ε
Pertidaksamaan ini berlangsung jika P1 dan P2 diganti dengan P penghalus bersama. Maka persamaan (20) membuktikan bahwa
U (P , f , α )−L (P , f , α )<2 ε ,
Dimana bukti dari f ∈ R (α ).
Dengan P kita dapat
U (P , f j, α )<∫ f jdα+ε ( j=1,2 ) ;
Karena persamaan (20) membuktikan
∫ f dα ≤U (P , f ,α )<∫ f 1dα+∫ f 2dα+2 ε .
Ketika ε dapat berubah-ubah, kita akhiri dengan
∫ f dα ≤∫ f 1dα+∫ f 2dα… (21 ) .
Jika kita ganti f 1dan f 2 di dalam persamaan (21) dengan −f 1dan − f 2 , ketidaksamaan ini adalah kebalikannya. Dan persamaan ini terbukti.
Teorema 6.13
Jika f ∈ R (α )dan g∈R (α ) pada [a ,b ] ,maka
a) fg∈R (α );
b) |f|∈R (α )dan|∫ab
f dα|≤∫ab
|f|dα .
Bukti :
Jika kita ambil ϕ (t )=t 2, Teorema 6.11 menunjukkan bahwa f 2∈R (α ) jika f ∈ R (α ) .
ciri-cirinya
4 fg=( f+g)2−( f−g)2

Bukti dari (a) sudah lengkap.
Jika kita ambil (t )=|t| , dengan cara yang sama Teorema 6.11 menunjukkan bahwa |f|∈R (α ).
Pilih c = ± 1, sehingga
c∫ f dα ≥0
Maka
|∫ f dα|=c∫ f dα=∫ cf dα ≤∫|f|dα ,
Ketika cf ≤|f|.
Definisi 6.14
Fungsi tangga satuan I didefinisikan sebagai berikut :
I ( x )={0 ,∧x≤01 ,∧x>0
penjelasan dalam bentuk berupa gambar:
Y
I=(1 0 00 1 00 0 1)=identitas
1 I
0 X
Teorema 6.15
Jika a<s<b , f di batasi selang [a ,b] , f kontinue ke s, dan α (x )=I (x−s), maka

∫a
b
f dα=f ( s) .
Bukti :
Anggaplah Partisi P= {x0 , x1, x2 ,…, xn } dimana x0=a, dan x1=s<x2<x3=b. Maka
U (P , f , α )=M 2, L (P , f ,α )=m2
Saat f kontinue ke s, kita lihat bahwa M 2 dan m2 konvergen pada f (s ) dengan x2→s .
Y f
a s b X
Y
f
f (b)
f (s )
f (a)
1
0 a s b X
α (x )=I (x−s)={0 ,∧x−s≤0x≤ s
1 ,∧x−s>0x>s
∫a
b
f dα=f ( s) . Terbukti!
α (x )=I (x−s)

Definisi 6.16
Misalkan cn≥0 untuk 1,2,3 ,… ,∑ cn konvergen, {sn } adalah barisan dari titik diskontinue dalam selang [a ,b], dan
α (x )=∑n=1
∞
cn I (x−sn )… (22 ) .
Ambil sembarang f yang kontinue pada selang [a ,b]. Maka
∫a
b
f dα=∑n=1
∞
cn f ( sn )…(23) .
Bukti
Perbandingan menunjukkan pada persamaan (22) konvergen untuk setiap x. Jumlah α (x)
mempunyai sifat monoton, dan (a )=0 , α (b )=∑ cn.
Ambil sembarang ε>0, dan pilih N sehingga
∑n=1
∞
cn<ε
Dengan memasukkan
α 1 ( x )=∑n=1
∞
cn I (x−s )
α 2 ( x )=∑n=1
∞
cn I ( x−sn )
Dari Teorema 6.12 dan 6.15,
∫a
b
f d α1=∑n=1
∞
cn f ( sn )…(24)
Saat α 2 (b )−α 2 (a )<ε ,
|∫ab
f dα 2|≤Mε… (25 ) ,
Dimana M =|f (x)| ¿. Ketika ¿α 1+α2 , mengikuti dar persamaan (24) dan (25) yaitu

|∫ab
f dα−∑i=1
n
cn f (sn )|≤Mε… (26 )
Jika kita ambil →∞ , kita dapatkan persamaan (23).
Penjelasan dalam berupa gambar :
∫a
b
f dα=∑i=1
n
cn f ( sn )

α (x )=∑n=1
∞
cn I (x−sn )=c1 I (x−s1 )+c2 I (x−s2 )+c3 I (x−s3 )+…+cn I (x−sn )
Y
cn
cn−1
c3
c2
c1
a S1S2S3S4Sn−1Sn b X
Definisi 6.17
Teorema ini terkait dengan metode Integral.
Di asumsikan α adalah monoton naik dan α '∈ R pada selang [a ,b]. Misal kan f adalah fungsi Real yang terbatas pada selang [a ,b].
Banyak titik tak terhinggax<S i⟹ x−S1<0
I (x−s1 )=0
S1<x<S2⟹ I (x−s1)=1⟹α ( x )=c1 .1+c2 .0+c3.0+…+cn .0=c1

maka f ∈ R(α ) jika hanya jika fα '∈R. Dalam kasus ini
∫a
b
f dα=∫a
b
f ( x )α' (x)dx… (27 ) .
Fungsi α itu hasil turunannya Integral Riemann.
Contoh :
∫1
2
x √x2+1dx=∫1
2
√ x2+1d (12 x2+ 12 )=12∫12
√x2+1d (x2+1 )=13 [ 23 (x2+1)
32 ]1
2
Keterangan : dari ∫1
2
x √x2+1dx
x=α ' (x) dan α (x )=12x2
√ x2+1=f ( x)
Bukti :
Ambil sembarang ε>0 dan aplikasikan teorema 6.6 ke α ' : termasuk partisi P= {x0 , x1, x2,…, xn } pada selang [a ,b ] sedemikian sehingga
U (P ,α ' )−L (P ,α ' )<ε…(28)
Berdasarkan teorema nilai tengah disini dilengkapi titik t i∈ [x i−1 , x i ] sedemikian sehingga
∆ αi=α' (t i)∆ x i
Untuk i=1,2 ,…,n. Jika si∈ [ x i−1 , x i ] , maka
∑i=1
n
¿¿
Dari persamaan(28) dan torema 6.7(b). ambil M =|f (x)| . saat
∑i=1
n
f (si)∆α i=∑i=1
n
f ( si )α' (t i )∆ x i
∫Riemann. ∫Biasa.

Mengikuti persamaan (29) bahwa
|∑i=1n
f (si)∆αi=∑i=1
n
f ( si )α' (t i )∆ x i|≤Mε…(30)
Dalam keterangan-keterangan,
∑i=1
n
f (si)∆α i≤U (P , fα ' )+Mε
Untuk semua pilihan pada si∈ [ x i−1 , x i ]. Supaya
U (P , f , α )≤U (P , fα ' )+Mε
Persamaan rumus yang penting dari persamaan (30) untuk
U (P , fα ' )≤U (P , f ,α )+Mε .
Sehingga
|U (P , f ,α )−U (P , fα ' )|≤Mε… (31)
Sekarang catat bahwa persamaan (28) sebenernya tetap jika P adalah pengganti untuk setiap penghalus. Karena persamaan (31) juga sama. Kita simpulkan bahwa
|∫a−b
f dα−∫a
−b
f ( x )α' (x)dx|≤Mε
Tapi ε dapat brubah-ubah. Karena
∫a
−b
f dα=∫a
−b
f (x )α '(x )dx… (32 ) ,
Untuk setiap yang di batasi f . Persamaan integral bawah ini mengikuti persamaan (30) sama persis.
INTEGRAL DAN DIFFERENSIAL
Teorema 6.20
Misalkan f ∈ R (α ) pada [a ,b ]untuk a≤ x≤b , pilih

F ( x )=∫a
x
f (t)dt .
Maka F kontinue pada[a ,b] ; selanjutnya , jika f kontinue di titik x0 pada[a ,b ], maka F terdefferensial di x0 , dan
F ' (x0 )=f (x0 )
Penjelasan berupa gambar :
Y f
F(x)
a x y b X
ket :
F ( y) →
F ( x )→
|F ( y )−F(x )|=|∫x
y
f ( t )dt|→
Bukti
Saat f∈ R (α ) , f adalah pembatas. Misalkan |f (t)|≤M untuk a≤ t ≤b . jika a≤ x< y≤b , maka
|F ( y )−F(x )|=|∫x
y
f (t )dt|≤M ( y−x)
Dari teorema 6.1(c) dan (d). diberikan sembarang ε>0, kita lihat bahwa
|F ( y )−F(x )|<ε ,
|f (x)|≤M

|F ( y )−F(x )|=|∫xy
f ( t )dt|≤∫xy
|f ( t )|dt ≤∫x
y
M dt=M .t=M ( y−x )
|F ( y )−F ( x )|<ε
Ini membuktikan bahwa untuk|y−x|<δ= εM terbukti kontinue pada F
∴ Terbukti bahwa F kontinue Seragam.
Sekarang Jika fungsi f kontinue di x0, diberikan sembarang ε>0 pilih δ>0 sedemikian sehingga
|f (t )−f (x0)|<ε
Jika |t−x0|<δ , dana≤t ≤b . sehingga , jika
x0−δ<s≤ x0≤t<x0+δ dana≤ s<t ≤ b
s t
x0−δ x0 x0+δ
¿
Pembuktian :
¿
¿
¿
f (x0 )=konstan
Bukti bahwa
f (x0 )= 1t−s∫s
t
f ( x¿¿0)du¿
f (x0 )= 1t−s
¿¿
Teo. 6.13 Teo. 6.12(d)

f (x0 )= 1t−s
¿
f (x0 )= 1t−s
f (x¿¿ 0)(t−s)¿
f (x¿¿0)=(t−s)(t−s)
f (x¿¿0)¿¿
f (x0 ) ¿ f (x0 )
Kembali lagi ke atas,
¿
¿ 1t−s [ f (u )u−f ( x0)u ]s
t
¿ 1t−s [ ( f (u ) t−f (x0)t )−( f (u ) s−f (x0)s )]
¿ 1t−s [ ( f (u )−f (x0))t−( f (u )−f (x0)) s ]
¿ 1t−s [ ( f (u )−f (x0)) (t−s ) ]
¿ [ f (u )−f (x0)]<ε
Menurut pengertian kontinue |f (u )− f ( x0 )|<ε
Maka terbukti bahwa
¿
F ( t )−F(s)t−s = f (x¿¿0)¿
Berdasarkan teorema nilai tengah
Setiapf kontinue dan setiap ada 2 titik yang berbeda , maka ada titik diantara 2 titik yang berbeda itu, sedemikian sehingga adalah F ' (x¿¿0)¿. Maka
F (t )−F(s)t−s =f (x¿¿0)=F ' (x¿¿0)¿¿

Teorema 6.21
Teorema fundamental kalkulus. jika f ∈ R (α ) pada [a ,b ] dan jika ada fungsi terdefferensial F pada [a ,b ] sedemikian sehingga F ’=f , maka
∫a
b
f ( x )dx=F (b )−F (a)
Contoh :
∫1
10
x2dx=13x3]
1
10
=13(10)3−1
3(1)3=…
Bukti :
Ambil sembarang ε>0. Disini harus menunjukkan bahwa selisih dari
∫a
b
f ( x )dx=F (b )−F (a)
Harus sama dengan Nol (0). Atau nilai mutlaknya lebih kecil dari setiap bilangan positif ε .
|F ( b )−F (a )−∫a
b
f ( x )dx|<εUntuk setiap ε>0 maka terdapat sebuah partisi ( karena f ∈ R ) yaitu P= {x0 , x1 , x2,…, xn }pada [a ,b] sedemikian sehingga supaya U (P , f )−L (P , f )<ε. Berdasarkan teorema nilai tengah, setiap ada 2 titik,
pasti ada titik yang merupakan anggota titik itu. Maka terdapat titik t i∈ [x i−1 , x i ] sedemikian sehingga
F (x i )−F (x i−1)=f ( ti)∆x i
Untuk i=1,2 ,…,n. Jadi
F (x i )−F (x i−1)x i−x i−1
=F' (ti )=f (ti)
Atau
F (x i )−F (x i−1 )=F' (t i) .∆ x i
∑i=1
n
(F (x i )−F ( xi−1 ))=∑i=1
n
f ( ti ) .∆ x i
F (b )−F (a )=∑i=1
n
f (ti ) . ∆ x i

Atau
∑i=1
n
f (t i) ∆x i=F (b )−F (a) .
Keterangan :
f ( ti ) = titik
∆ x i= jarak
Berdasarkan teorema 6.7(c),
|∑i=1n
f (ti ) .∆ x i−∫a
b
f (x )dx|<ε sehingga
|F ( b )−F (a )−∫a
b
f ( x )dx|<εMaka
|F (b )−F (a )|=|∫ab
f ( x )dx|<εuntuk setiap ε>0. Terbukti !!!
Teorema 6.22
Integral parsial. Misalkan F dan G adalah fungsi-fungsi tedefferensial pada [a ,b] , F '=f∈ R dan G '=g∈R . Maka
∫a
b
F (x ) . g ( x ) dx=F (b ) .G (b )−F (a ) .G (a )−∫a
b
f (x ) .G ( x ) dx .
Contoh :
∫0
1
x . sin x dx=…
Bukti :

Buat siatu fungsi baru, misal H (x )=F (x)G(x).
F ( x )∧G(x ) adalah fungsi yang terdefferensial, maka H (x ) juga fungsi yang trdefferensial.
MakaH terdeferrensial pada [a ,b] , dan turunannya H '=h∈ R ( sesuai dengan/menurut teorema 6.21)
∫a
b
h ( x )dx=H (b )−H (a)
h ( x ) turunan dari H (x ).
h ( x )= f (x )G (x )+F ( x ) g (x)
jadi, jika
∫a
b
( f ( x )G ( x )+F ( x )g ( x ) )dx=F (b ) .G (b )−F ( a ) .G (a )
Maka ,
∫a
b
F (x ) . g ( x ) dx=F (b ) .G (b )−F (a ) .G (a )−∫a
b
f (x ) .G ( x ) dx .
Nurul Chairunnisa Utami Putri :
http://roelcup.wordpress.com
