α D + > α ρ - · PDF fileCD,Cl: koefisian drag dan koefisien lift K1,k2 dan...

download α D + > α ρ -  · PDF fileCD,Cl: koefisian drag dan koefisien lift K1,k2 dan k3: factor bentuk/permukaan material Ρs, ρ : densitas sedimen dan densitas flida

If you can't read please download the document

Transcript of α D + > α ρ - · PDF fileCD,Cl: koefisian drag dan koefisien lift K1,k2 dan...

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 21

    Gambar 2.8 Kondisi Pergerakan Sedimen

    Terlihat pada gambar bahwa kondisi untuk pergerakan sedimen adalah :

    )cos()sin( LD FWFW +>+

    dimana :

    2

    22

    1b

    DDu

    dkCF

    = 2. 28

    2

    2

    2b

    LLukCF = 2. 29

    33 )( gdkW s = 2. 30

    dengan,

    ub : Kecepatan aliran pada daerah dasar aliran

    CD,Cl : koefisian drag dan koefisien lift

    K1,k2 dan k3 : factor bentuk/permukaan material

    s , : densitas sedimen dan densitas flida

    Dari hubungan diatas, maka kecepatan kritis di turunkan menjadi :

    'tan

    )sincos(tan2

    )1

    (

    )(

    21

    32

    AkCkC

    k

    gd

    u

    LDs

    crb =+

    =

    2. 31

    koefisien sedimen A merupakan fungsi dari property sedimen seperti massa material

    sedimen, kekasaran permukaan sedimen dan lain lain, dinamika aliran yang diwakili

    oleh CD dan CL, kemiringan saluran serta sudut diam posisi partikel sedimen.

    2.3.2.2 Tegangan Geser Kritis

    Dengan menganggap distribusi kecepatan pada saluran terbuka dapat diwakili oleh:

    +=+=

    5*

    5*

    ln1ln1)(kU

    fky

    kA

    ky

    kUyu

    s

    2. 32

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 22

    dimana adalah konstanta Von Karman dan s merupakan kekasaran permukaan dasar

    saluran.

    Misalkan s = d

    +

    dUf

    kUdyuub

    **** ln

    1)(

    +

    dUf

    kUub

    ***

    2 ln1

    Dengan mengacu kepada pengertian kecepatan tahanan :

    /0* =U 2. 33

    dan,

    ')1/(

    )( 2A

    gdu

    s

    crb =

    2. 34

    maka didapatkan hubungan tegangan geser kritis sebagai berikut :

    =

    dU

    gdcr

    s

    cr *0

    )()(

    2. 35

    2.3.2.3 Kecepatan Jatuh (Settling Velocity)

    Misalkan gaya-gaya yang bekerja pada material sedimen pada kondisi steady seperti

    yang digambarkan berikut :

    Gambar 2. 9 Definisi Gaya-Gaya yang Bekerja pada Material Sedimen

    Dengan mendefinisikan,

    rhoCg

    wD

    ss 3

    )(8 = 2. 36

    dan CD merupakan fungsi dari bilangan Reynold yang diberikan oleh hubungan,

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 23

    s

    Ew

    R2

    = 2. 37

    Untuk kondisi bilangan Reynold kecil dari satu (Re < 1)

    Koefisien Drag untuk kondisi ini diberikan oleh :

    sw 2. 38

    yang ekivalen dengan

    ED R

    C 24= 2. 39

    Persamaan (2.39) jika disubstitusikan kedalam persamaan (2.36) akan

    menghasilkan hubungan sebagai berikut :

    9)(2 2 g

    w ss

    = 2. 40

    Untuk Kondisi bilangan Reynold besar dari satu (Re > 1)

    Koefisien drag untuk kondisi ini diasumsikan sama dengan 0.5 sehingga

    memberikan hubungan,

    rhoCg

    wD

    ss 3

    )(8 = 2.41

    untuk kasus dimana 65.2=s

    2.3.2.3.1 Teorama Stokes Law untuk Kecepatan Jatuh Partikel

    Karena adanya pengaruh gaya gravitasi, material sedimen yang melayang terbawa aliran

    fluida akan selalu cenderung bergerak ke arah dasar saluran, gerakan ini akan berhenti

    jika terjadi keseimbangan antara gaya gravitasi ( gF ) dengan gaya apung ( upF ) serta

    gaya tahanan material terhadap gesekan dengan fluida ( dF ). Kecepatan material

    sedimen pada saat ini disebut kecepatan jatuh sedimen atau fall velocity atau terminal

    velocity yang dapat dituliskan sebagai berikut :

    upgd FFF = 2.42

    Kalkulasi Stoke untuk material sedimen sangat kecil (d < 0.1 mm):

    Misalkan gaya tahanan material terhadap gesekan dengan fluida yang bergerak untuk

    material bulat diberikan oleh :

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 24

    2221 VrCF fdd = 2.43

    Dimana dF = frictional drag, r = diameter partikel, f adalah densitas fluida, dan V=

    kecepatan jatuh sedimen.

    Kemudian gaya gravitasi yang bekerja pada material diberikan oleh :

    grF sg 3

    34= 2.44

    Dimana s = densitas sedimen dan g = percepatan gravitasi

    Gaya apung dari fluida diberikan oleh :

    grF fup 3

    34= 2.45

    Dimana f = densitas fluida

    Substitusikan ketiga faktor gaya ini ke persamaan (2.42) maka akan didapatkan :

    grgrVrC fsfd 3

    343

    3422

    21 = 2.46

    Persamaan ini dapat disederhanakan menjadi :

    fd

    fs

    Cgr

    V

    3

    )(82 = 2.47

    Jika temperatur dan densitas fluida dianggap konstan dan densitas fluida serta

    diameter/kekasaran material sedimen diketahui maka persamaan (2.47) dapat

    disederhanakan lagi menjadi :

    18)(2 fsgrV

    =

    atau

    2CrV = 2.48

    Dimana C adalah konstanta yang diberikan oleh

    18)( gfs . Pada 20oC, dalam air,

    dengan densitas material 2.65 g/cc, C = 3.59 x 104.

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 25

    2.3.2.3.2 Kecepatan Jatuh Grup

    Kecepatan jatuh kelompok partikel sedimen sejenis akan lebih besar daripada kecepatan

    jatuh material sedimen yang terpisah. Untuk jenis sedimen dengan konsentrasi tinggi

    dimana material sedimen ini biasanya terdispersi didalam fluida, kecepatan jatuh

    sedimen dalam hubungannya dengan konsentrasi partikel sedimen di ekspresikan dalam

    persamaan berikut:

    )1(0 ss Cww = 2.49

    dimana Cs adalah konsentrasi volumetrik dan adalah fungsi dari bilangan reynold dan

    bentuk partikel.

    )75.01)(15.21( 33.00 sss CCww = 2.50

    Kecepatan jatuh sedimen campuran (mixture) dengan diameter berbeda-beda diberikan

    oleh :

    =

    i

    pii

    pwp

    w 2.51

    dimana ip dan piw adalah berat dan kecepata jatuh sedimen dalam range i. Kecepatan

    jatuh ini samasekali tidak bergantung kepada kecepatan jatuh dari masing-masing

    partikel sedimen yang tercampur didalamnya.

    2.3.2.4 Penggumpalan (Floculation)

    Material sedimen kohesif di alam sangat jarang ditemui dalam keadaan terpisah satu

    dengan lainnya, tubrukan antara butiran sedimen terjadi karena disebabkan oleh

    perbedaan kecepatan jatuh, turbulensi, gerak brown serta interaksi elektrokimia antar

    butiran sedimen.

    Ketika terjadi tubrukan antar butiran sedimen kohesif, butiran-butuiran ini cenderung

    untuk bersatu, proses dimana butiran-butiran sedimen kohesif menjadi bersatu sewaktu

    jatuh disebut flokulasi. Flokulasi menghasilkan sedimen dalam jumlah besar yang

    bergerak di sekitar daerah dasar saluran yang disebut floc. Kecepatan jatuh dari

    gumpalan sedimen ini merupakan fungsi dari ukuran, bentuk dan densitas relative dari

    material sedimen tersebut. Kecepatan jatuh floc biasanya lebih besar dari kecepatan jatuh

    masing-masing butiran sedimen dalam keadaan terpisah, densitas dari floc lebih kecil

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 26

    daripada densitas material sedimen dari mineral. Dibandingkan dengan partikel material

    sedimen clay (tanah liat), kecepatan jatuh dari floc lebih kecil karena perbedaan densitas.

    Tegangan geser : prinsip dari kelebihan tegangan geser dalam mekanisme angkutan

    sedimen juga berlaku untuk sedimen kohesif, fenomena deposisi terjadi jika tegangan

    geser lebih kecil dari pada tegangan geser kritis s.

    Persamaan Krone :

    Persamaan Krone untuk deposisi Lumpur (Krone 1962, Mehta et al, 1989) diberikan oleh

    hubungan berikut :

    s

    sCwdtdm

    )(

    = 2.52

    Dimana:

    m = massa sedimen didasar saluran (kg/m2)

    t = waktu (detik)

    = tegangan geser dasar (Pa)

    s = tegangan geser kritis untuk deposisi (Pa)

    C = konsentrasi sedimen tersuspensi (kg/m3)

    w = kecepatan jatuh floc (m/det)

    2.3.3 Angkutan Sedimen

    Ketika tegangan geser pada dasar suatu kanal melampaui nilai ambang batas untuk

    material dasar yang diberikan, maka partikel-partikel pada dasar mulai bergerak

    mengikuti aliran. Biasanya untuk kemudahan penggambaran, angkutan sedimen dibagi

    atas jenis bed load, saltation, dan suspension. Aturan praktis untuk pemagian ini adalah

    sebagai berikut:

    2 < uws < 6 jenis bed load dengan : d > 2 mm

    0,6

    zcw

    ycv

    xcu

    zc

    yc

    xc

    zcw

    ycv

    xcu

    tc

    m''''''

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2.82

    dengan memperkenalkan suku fluktuasi yang didapatkan dari gradien konsentrasi rata-

    rata maka,

    zccw

    yccv

    xccu

    zyx ttt =

    =

    = '','',''

  • Bab II Teori Dasar

    Laporan Tugas Akhir Kajian Sedimenasi Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan 2- 34

    Eliminasi suku difusi molekular pada persamaan difusi :

    +

    +

    +

    +

    +

    =

    zc

    zyc

    yxc

    xzcw

    ycv

    xcu

    tc

    zyx ttt

    Penyederhanaan lebih lanjut akan memberikan :

    +

    +

    +

    +

    +

    =

    zc

    zyc

    yxc

    xzcw

    ycv

    xcu

    tc

    zyx 2.83

    Distribusi vertika